Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Di dalam susu mamalia dan produk susu lainnya terkandung komponen gula atau
karbohidrat yang dikenal dengan laktosa (gula susu). Kadar laktosa dalam susu sangat
bervariasi antara satu mamalia dengan yang lain. Air susu ibu (ASI) mengandung 7% laktosa,
sedangkan susu sapi hanya mengandung 4%.
Laktosa hanya dibuat di sel-sel kelenjar mamma pada masa menyusui melalui reaksi
antara glukosa dan galaktosa uridin difosfat dengan bantuan lactose synthetase. Pada keadaan
normal, tubuh dapat memecah laktosa menjadi gula sederhana dengan bantuan enzim laktase.
Berbeda dengan sebagian besar mamalia yang tidak lagi memproduksi laktase sejak masa
menyusui, pada manusia, laktase terus diproduksi sepanjang hidupnya. Tanpa laktase yang
cukup manusia tidak dapat/mampu mencerna laktosa sehingga akan mengalami gangguan
pencernaan seperti sakit perut dan diare yang dikenal sebagai intoleransi laktosa atau
defisiensi laktase.
DEFINISI
Intoleransi laktosa adalah ketidakmampuan tubuh menguraikan laktosa yang terdapat di
dalam susu karena tidak cukupnya enzim laktase.
Ada beberapa terminologi yang perlu dipahami sehubungan dengan gangguan absorbsi
laktosa, yaitu:
1. Defisiensi laktase yaitu keadaan dimana aktifitas enzim laktase rendah (atau tidak
ada) pada pemeriksaan hasil biopsi mukosa usus halus.
2. Malabsorpsi laktosa yaitu ketidakmampuan usus halus mengabsorbsi laktosa yang
dibuktikan dengan pemeriksaan yang sesuai (uji beban laktosa, uji hidrogen
pernafasan).
3. Intoleransi laktosa yaitu munculnya gejala-gejala klinis setelah makan atau minum
bahan yang mengandung laktosa (mencret, mual, muntah, perut kembung dan sakit
perut).
Hal yang perlu diperhatikan ialah karena seseorang dengan defisiensi laktase belum tentu
mengalami malabsorpsi laktosa. Malabsorpsi laktosa juga bisa disebabkan kerusakan mukosa
usus halus. Penderita malabsopsi laktosa belum tentu juga mengalami intoleransi laktosa.
Intoleransi laktosa adalah sindrom klinis terdiri dari satu atau lebih gejala sebagai
berikut: nyeri perut, diare, mual, dan perut kembung setelah menelan laktosa atau zat
makanan yang mengandung laktosa. Jumlah laktosa yang akan menyebabkan gejala
bervariasi dari individu ke individu, tergantung pada jumlah laktosa yang dikonsumsi, tingkat
kekurangan laktase, dan bentuk bahan pangan yang laktosa tertelan.
Malabsorpsi laktosa adalah masalah fisiologis yang dapat bermanifestasi sebagai
intoleransi laktosa dan disebabkan ketidakseimbangan antara jumlah laktosa ditelan dan
kapasitas laktase untuk untuk menghidrolisis disakarida tersebut.
sampai berat memiliki hubungan dengan alergi makanan yang memperparah eksema.
Makanan yang berpengaruh ialah susu sapi, dengan ditemukannya IgE spesifik pada
kebanyakan pasien.
Reaksi cepat
Reaksi Lambat
Anafilaksis
Dermatitis atopi
Urtikaria akut
Akut angioedema
Sesak
kolik
Rhinitis
Terganggunya pertumbuhan
Batuk kering
Muntah
dengan hipoalbuminemia
Edema laryngeal
Asma
akut
Sindrom enterokolitis
dengan
stres
pernapasan
diketahui dari biopsi
Tabel 1.1 Onset reaksi cepat dan lambat alergi susu sapi pada anak-anak.
Gambar 1.1 Dermatitis atopi pada bayi pada wajah akibat alergi protein.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
IgE spesifik
a. Uji tusuk kulit (Skin prick test )
Pasien tidak boleh mengkonsumsi antihistamin minimal 3 hari untuk
antihistamin generasi 1 dan minimal 1 minggu untuk antihistamin generasi 2.
Uji tusuk kulit dilakukan di volar lengan bawah atau bagian punggung (jika
didapatkan lesi kulit luas di lengan bawah atau lengan terlalu kecil).
Batasan usia terendah untuk uji tusuk kulit adalah 4 bulan.
Bila uji kulit positif, kemungkinan alergi susu sapi sebesar < 50% (nilai duga
positif < 50%), sedangkan bila uji kulit negatif berarti alergi susu sapi yang
diperantarai IgE dapat disingkirkan karena nilai duga negatif sebesar > 95%.
b. IgE RAST (Radio Allergo Sorbent Test)
Uji IgE RAST positif mempunyai korelasi yang baik dengan uji kulit, tidak
didapatkan perbedaan bermakna sensitivitas dan spesifitas antara uji tusuk
kulit dengan uji IgE RAST
Uji ini dilakukan apabila uji tusuk kulit tidak dapat dilakukan antara lain
karena adanya lesi adanya lesi kulit yang luas di daerah pemeriksaan dan bila
penderita tidak bisa lepas minum obat antihistamin.
Bila hasil pemeriksaan kadar serum IgE spesifik untuk susu sapi > 5 kIU/L
pada --anak usia 2 tahun atau > 15 kIU/L pada anak usia > 2 tahun maka
hasil ini mempunyai nilai duga positif 53%, nilai duga negatif 95%,
sensitivitas 57%, dan spesifisitas 94%.
TATA LAKSANA ALERGI SUSU SAPI PADA BAYI DENGAN ASI EKSKLUSIF
TATA LAKSANA ALERGI SUSU SAPI PADA BAYI DENGAN SUSU FORMULA