Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
Hipertensi
dikenal
secara
luas
sebagai
penyakit
kardiovaskular.
Diperkirakan telah menyebabkan 4.5% dari beban penyakit secara global, dan
prevalensinya hampir sama besar di negara berkembang maupun di negara maju. 1
Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko utama gangguan jantung. Selain
mengakibatkan gagal jantung, hipertensi dapat berakibat terjadinya gagal ginjal
maupun penyakit serebrovaskular. Penyakit ini bertanggung jawab terhadap
tingginya biaya pengobatan dikarenakan alasan tingginya angka kunjungan ke
dokter, perawatan di rumah sakit dan / atau penggunaan obat jangka panjang.
Makin meningkatnya harapan hidup makin kompleks penyakit yang
diderita oleh orang lanjut usia, termasuk lebih sering terserang hipertensi.
Hipertensi pada lanjut usia sebagian besar merupakan hipertensi sistolik terisolasi
(HST), dan pada umumnya merupakan hipertensi primer. Adanya hipertensi, baik
HST maupun kombinasi sistolik dan diastolik merupakan faktor risiko morbiditas
dan mortalitas pada pasien usia lanjut.2
Hipertensi pada usia lanjut mempunyai beberapa kekhususan, umumnya
disertai dengan faktor risiko yang lebih berat, sering disertai penyakit-penyakit
lain yang mempengaruhi penanganan seperti dosis obat, pemilihan obat, efek
samping atau komplikasi karena pengobatan lebih sering terjadi, terdapat
komplikasi organ target, kepatuhan berobat yang kurang, sering tidak mencapai
target pengobatan dan lain-lain. Kesemua ini menjadikan hipertensi usia lanjut
tergolong dalam risiko kardiovaskular yang tinggi atau sangat tinggi. Oleh karena
itu penanganan hipertensi pada usia lanjut membutuhkan perhatian yang besar.3
Hipertensi khususnya pada usia lanjut sangat sering dijumpai. Dari hasil
riset dasar kesehatan nasional (RISKESDAS) 2007 didapatkan prevalensi
hipertensi di Indonesia sebesar 31,7% yang meningkat semakin banyak, sehingga
di atas 55 tahun melebihi 50%. Data dari negara maju tak jauh berbeda, di
Amerika Serikat prevalensi hipertensi pada usia diatas 65 tahun adalah 72%.
Dalam penelitian Framingham, pada yang mempunyai tekanan darah normal di
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi dan klasifikasi
Hipertensi adalah desakan darah yang berlebihan dan hampir konstan pada
arteri. Tekanan tersebut dihasilkan oleh kekuatan jantung ketika memompa
darah. Hipertensi berkaitan dengan kenaikan tekanan diastolik, tekanan
sistolik, atau kedua-duanya secara terus-menerus. Tekanan sistolik
berkaitan dengan tingginya tekanan pada arteri bila jantung berkontraksi
(denyut jantung). Tekanan darah diastolik berkaitan dengan tekanan dalam
arteri bila jantung berada dalam keadaan relaksasi di antara dua
denyutan.5,6
The Joint National Community on Preventation, Detection,Evaluation and
Treatment of High Blood Preassure 7 (JNC-7), WHO dan European
Society of Hipertension mendefinisikan hipertensi sebagai kondisi dimana
tekanan darah sistolik seseorang lebih dari 140 mmHg atau tekanan darah
diastoliknya lebih dari 90 mmHg.6
Klasifikasi tekanan darah oleh JNC 7 untuk pasien dewasa (umur 18
tahun) berdasarkan rata-rata pengukuran dua tekanan darah atau lebih pada
dua atau lebih kunjungan klinis2 (Tabel 1). Klasifikasi tekanan darah
mencakup 4 kategori, dengan nilai normal pada tekanan darah sistolik
(TDS) < 120 mm Hg dan tekanan darah diastolik (TDD) < 80 mm Hg.
Prehipertensi
tidak
mengidentifikasi
dianggap
pasien-pasien
sebagai
yang
kategori
tekanan
penyakit
darahnya
tetapi
cenderung
Tabel 1. Klasifikasi tekanan darah untuk dewasa umur 18 tahun menurut JNC
7.2
a. Isolated Sistolik Hypertension
Sesuai dengan panduan JNC-VII, ISH didefinisikan sebagai Tekanan
Darah Sistolik 140 mmHG dengan Tekanan Darah Diastol 90 mmHg
gambaran
bentuk
disregulasi
tekanan
darah
yang
Obat
Kortikosteroid, ACTH
Estrogen (biasanya pil KB dg
kadar estrogen tinggi)
NSAID, cox-2 inhibitor
Fenilpropanolamine dan analog
Cyclosporin dan tacrolimus
Eritropoetin
Sibutramin
Antidepresan (terutama venlafaxine)
NSAID: non-steroid-anti-inflammatory-drug, ACTH: adrenokortikotropik hormon
2.4 Patogenesis
6
Tekanan darah arteri adalah tekanan yang diukur pada dinding arteri dalam
millimeter merkuri. Dua tekanan darah arteri yang biasanya diukur,
tekanan darah sistolik (TDS) dan tekanan darah diastolik (TDD). TDS
diperoleh selama kontraksi jantung dan TDD diperoleh setelah kontraksi
sewaktu bilik jantung diisi.
converting
enzyme
di perifer. Angiotensin
II
gen
tunggal
dapat
menyebabkan
hipertensi
dengan
Produksi
vasokonstriktor
Asupan natrium (garam) berlebihan
Tidak cukupnya asupan kalium dan kalsium
Meningkatnya sekresi renin sehingga mengakibatkan meningkatnya
peptide natriuretik
Perubahan dalam ekspresi sistem kallikrein-kinin yang mempengaruhi
berlebihan
hormon
yang
menahan
natrium
dan
2.5. Diagnosis
Ada 3 tujuan evaluasi pasien dengan hipertensi:
- Menilai gaya hidup dan identifikasi
kardiovaskular
atau
penyakit
penyerta
faktor-faktor
yang
mungkin
resiko
dapat
pengobatan
Mencari penyebab tekanan darah tinggi
Menetukan ada tidaknya kerusakan organ target dan penyakit
kardiovaskular
10
rata dua kali atau lebih dalam waktu dua kali kontrol ditentukan untuk
mendiagnosis hipertensi.
Secara umum pasien dapat terlihat sehat atau beberapa diantaranya sudah
mempunyai faktor resiko tambahan (lihat tabel 3) tetapi kebanyakan
asimptomatik.
Tabel 3. Faktor-faktor resiko kardiovaskular2
Faktor resiko mayor
Hipertensi
Merokok
Obesitas (BMI 30)
Immobilitas
Dislipidemia
Diabetes mellitus
Mikroalbuminuria
atau
perkiraan
GFR<60 ml/min
Umur (>55 tahun untuk laki-laki, >65
tahun untuk perempuan)
Riwayat keluarga untuk
miokard
Sudah pernah revaskularisasi koroner
Gagal jantung
Otak : Stroke atau TIA
Penyakit ginjal kronis
Penyakit arteri perifer
Retinopathy
penyakit
11
Mata: retinopati
Jantung: hipertropi ventrikel kiri, angina atau pernah infark
yang
berhubungan dengan
hipertensi.
Mortalitas
dan
12
<140mmHg (Grade E)
Pada populasi usia 18 tahun dengan CKD atau diabetes terapi
farmakologi bertujuan mencapai SBP <140 dan diastolik
<90mmHg (grade E)
c. Target nilai tekanan darah menurut ESH 20139
- Tekanan darah <140/90 untuk pasien hipertensi dengan faktor
resiko CVD rendah dan <130/80 pada pasien dengan resiko
CVD
-
tinggi
(diabetes,
penyakit
cerebrovaskular,
kardiovaskular, ginjal)
Pada orang tua <80 tahun target SBP 140-150mmHg dan pada
kondisi fit dapat <140mmHg atau disesuaikan dengan toleransi
individual
Pada orang tua <80tahun target SBP 140-150mmg
Pada pasien diabetes melitus target DBP <85mmHg
Pada kehamilan terapi diberikan pada TD >160/110mmHg
13
14
15
16
perubahan gaya
yang
terlihat
menurunkan
tekanan
darah
adalah
17
19
2013.12
Kombinasi
Obat-Obat
Anti-Hipertensi
15,16
Data-data
berbagai
asosiasi
hipertensi
menganjurkan
Telmisartan
HCT
(Micardis
Plus),
20
(Caduet).
Ada 6 alasan mengapa pengobatan kombinasi pada hipertensi
1.
2.
3.
4.
5.
dianjurkan:
Mempunyai efek aditif
Mempunyai efek sinergisme
Mempunyai sifat saling mengisi
Penurunan efek samping masing-masing obat
Mempunyai cara kerja yang saling mengisi pada organ target
tertentu
6. Adanya fixed dose combination
akan meningkatkan
diuretik
Penyekat reseptor angiotensin II (ARB) dengan diuretik
Penyekat beta dengan diuretik
Diuretik dengan agen penahan kalium
Penghambat enzim konversi angiotensin (ACEI) dengan
antagonis kalsium
6. Agonis -2 dengan diuretik
7. Penyekat -1 dengan diuretic
Menurut European Society of Hypertension 2013, kombinasi dua
obat untuk hipertensi ini dapat dilihat pada gambar dibawah
dimana kombinasi obat yang dihubungkan dengan garis hijau
adalah kombinasi yang paling efektif.
21
ginjal
meningkat.
Berkurangnya
volume
plasma
itu,
menyebabkan
berkurangnya
sensitivitas
konsentrasi
Na+
dalam
adrenoreseptoralfa
darah
terhadap
22
efek
samping
seperti
peningkatan
asam
urat
(70%),
indapamide
(Aldactone,
carpiaton, letonal, 25 mg dan 100 mg) adalat antialdosteron, memiliki efek antihipertensi lemah sehingga jarang
diberikan sebagai obat tunggal dalam terapi HT. Spironolakton
23
Aldactone
Evaluation
Study
(RALES).
24
dan
resistensi
sehingga
memiliki
efek
unggul
menurunkan
insiden
stroke
dibanding
bahwa
resimen
kombinasi
atenolol
dan
Hasil hasil
ini menyebabkan
popularitas
BB sebagai
antara
lain:
bronkospasme,
bradikardi,
hiperglikemia.
Atenolol (Tenormin, Farnormin, betablok) tersedia
dalam tablet 50 dan 100 mg Dosis : 1-2 x 50 mg, atau 1 x
100 mg.
Metoprolol (Seloken, Lopresol, Cardiosel)tersedia
dalam tablet 50 dan 100 mg. Dosis : 1-2 x 50 mg, atau 1 x
100 mg
Bisoprolol (Concor, Maintate) tersedia dalam tablet 2,5
perifer dan
27
28
merupakan
CCB
generasi
kedua
ini
29
parenteral.
Berbagai
guideline
sudah
30
diabetik
(R)
nefropati,
aterosklerotik
carotid,
32
a. ACE-inhibitor
ACE selain mengubah Ang-I menjadi Ang-II, enzim ini juga
menghambat katabolisme kinin menjadi bradikinin. Bradikinin
dibentuk dari kininogen oleh kallikrein. Peptide ini merangsang
reseptor bradikinin pada endotel selanjutnya meningkatkan
produksi NO dan prostaglandin yang memiliki efek vasodilatasi
(prostasiklin dan PGE2). Dengan demikian penghambatan aktivitas
ACE oleh ACE-inhibitor meningkatkan konsentrasi bradikinin
yang memiliki efek kardioprotektif.
ACE-inhibitor dibagi 3 golongan:
1) Yang mengandung Sulfhydiyl group : Kaptopril
2) Yang mengandung dicarboxyl: Enalapril, Lisinopril, Benazepril,
Quinapril Ramipril, Perindopril, Trandopril, Spiripril, Celazapril
dan Pentopril.
3) Yang mengandung Phosphorius : Fosinopril.
Mekanisme kerja obat obat ACE-inhibitor semuanya sama (tidak
seperti beta-blockers), dengan demikian memiliki indikasi dan efek
samping sama.
Farmakokinetik obat obat ACE-inhibitor juga sama, semuanya
diekskresi melalui ginjal
33
dan
diastolik
ikutmembaik.
Penurunan
pre-load
renovaskular:
ACE-inhibitor
Enalapril - Vasotec
Lisinopril Zestril
2,5 & 5
5 & 10
Dosis(mg/hari)
Keterangan
2,5 40
5-40
2 x/hari
1 x/hari
2,5-10
1 x/hari
5-10
2,5-5
5-10
10-20
5
1 x/hari_
1 x/hari
1 x/hari
1 x/hari
1 x/hari
0,5-2'
1 x/hari
Noperten
Tensinop
Perindopr - Bio-Prexum
il
Imidapril
Ramipnl
Fosinopril
Quinapril
Benazepri
5 & 10
- Tanapress
_5 & 10_
- Triatec
- Acenorm-M 10
- Accupril
10 & 20
- Lotensin
5
l
Trandolap - Gopten
0,5 & 2
ril
Tabel 8. Preparat ACEi 12
ACE-inhibitor dapat dikombinasikan dengan semua obat
antihipertensi lainnya. Kombinasi yang paling baik adalah dengan
diuretik. Efek samping:
1) Batuk batuk: batuk kering tejadi pada 5 - 20% pasien. Efek
samping ini tidak berhubungan dengan dosis dan lama
penggunaan. Lebih banyak terjadi pada wanita. Hal ini disebabkan
35
Gejalanya
adalah
pembengkakan
di
hidung,
receptor
blockers
(ARB)
yang
pertama
36
(2005)
menemukan
hasil
berbeda,
mereka
menunjukkan
bahwa
ARB
ini
sebagai
antihipertensi
memblokade
AT2,
reseptor,
ARB
menyebabkan
abnormal
taste
sensation
(metallic
taste).
Nama dagang
- Diovan
- Cozaar
80 & 160
50
Dosis (mg/hari)
40-160
25-100
Keterangan
1 x/hari
1 x/harT"
37
Telmisarta -Micardis
20&40
20-40
n
Irbesartam - Aprovel
Olmesarta - Olmetec
150-300
5-20
1 x/hari
1 x/hari
n
Candesarta - Blopress
8 & 16
8-16
1 x/hari
200 - 400
1 x/hari
n
Eprosartan - Teventen
400
Tabel 9. Preparat ARB
1 x/hari
mengenai
renin
telah
mengalami
banyak
38
39
pelepasan
katekolamin
(negative
feed
back
40
meningkatkan
mortalitas
dan
morbiditas
akibat
gangguan
41
42
BAB III
KESIMPULAN
-
The
Joint
National
Community
on
Preventation,
WHO
dan
European
Society
of
Hipertension
hipertensi urgensi.
Etiologi hipertensi di bagi dua yaitu Hipertensi primer dan
hipertensi sekunder. Hipertensi primer ini tidak dapat disembuhkan
tetapi dapat dikontrol. Banyak penyebab hipertensi sekunder;
perifer.
Untuk mendiagnosis hipertensi data di dapat dari anamnesis
mengenai keluhan pasien, riwayat penyakit dahulu dan penyakit
keluarga, pemeriksaan fisik, tes laboratorium rutin, dan prosedur
diagnostik lainnya.
Penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan dengan: terapi
nonfarmakologi dan terapi farmakologi
DAFTAR PUSTAKA
43
44
45