Você está na página 1de 97

ANALISIS GERAK KETERAMPILAN PASSING

BAWAH DALAM PERMAINAN BOLA VOLI


( Suatu Tinjauan Anatomi, Fisiologi, dan Biomekanika )

SKRIPSI
Diajukan sebagai syarat menyelesaikan Studi Strata I
untuk mendapatkan gelar Sarjana Sains

oleh :

Aditya Bayu Perdananto


6250406033

ILMU KEOLAHRAGAAN
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2011

SARI
Aditya Bayu Perdananto, 2011. Skripsi ini berjudul Analisis Gerak
Keterampilan Passing Bawah Dalam Permainan Bola Voli ( Suatu Tinjauan
Anatomi, Fisiologi, dan Biomekanika ). Skripsi. Jurusan IKOR. Fakultas Ilmu
Keolahragaan. Universitas Negeri Semarang.
Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimanakah
analisis gerak keterampilan passing bawah dalam permainan bola voli ditinjau
dari segi anatomi, fisiologi, dan biomekanika? Adapun tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui analisis gerak keterampilan passing bawah dalam
permainan bola voli ditinjau dari segi anatomi, fisiologi, dan biomekanika.
Subjek dalam penelitian ini adalah pemain Klub Bola Voli Putra Mustika
Blora yang berjumlah 6 orang. Untuk objek/variabel penelitian adalah analisis
gerak keterampilan passing bawah ditinjau dari anatomi, fisiologi, dan
biomekanika. Untuk memperoleh data yang sesuai maka dalam penelitian ini
menggunakan metode dokumentasi dan pengamatan/observasi. Data dokumentasi
diperoleh dari buku, majalah, dokumen, artikel. Untuk data pengamatan diperoleh
dari pedoman pengamatan yang berdasarkan landasan teori. Data yang telah
terkumpul selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa gerak keterampilan passing bawah
pada pemain bola voli Putra Mustika dalam kategori baik, dengan rincian : 1.
ditinjau dari faktor anatomi dalam kategori baik, 2. ditinjau dari faktor fisiologi
dalam kategori sangat baik, 3. ditinjau dari faktor biomekanika dalam kategori
baik
Setelah diperoleh hasil penelitian dan dibahas, maka dapat diambil
simpulan bahwa gerak keterampilan passing bawah secara keseluruhan pemain di
Klub Bola Voli Putra Mustika dalam ketegori baik, dengan rincian : 1. gerak
keterampilan passing bawah pemain bola voli Putra Mustika ditinjau dari faktor
anatomi dalam kategori baik, 2. gerak keterampilan passing bawah pemain bola
voli Putra Mustika ditinjau dari faktor fisiologi dalam kategori sangat baik, 3.
gerak keterampilan passing bawah pemain bola voli Putra Mustika ditinjau dari
faktor biomekanika dalam kategori baik.
Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan, maka peneliti mengajukan
saran : Bagi pemain bola voli, agar dapat melakukan keterampilan passing bawah
dengan baik dan benar, maka perlu lebih memperhatikan faktor anatomi, fisiologi,
dan biomekanika, bagi pelatih, dalam pelaksanaan latihan para pemain hendaknya
memperhatikan prinsip-prinsip latihan diantaranya pengelolaan latihan dengan
memperhatikan faktor anatomi, fisiologi, dan biomekanika, dan bagi peneliti lain
yang melakukan penelitian sejenis, hendaknya hasil penelitian ini digunakan
sebagai bahan pertimbangan agar diperoleh hasil yang lebih dapat
dipertangungjawabkan secara ilmiah.

ii

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar


hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian
atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila di kemudian hari
terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Semarang,

Mei 2011

Aditya Bayu Perdananto


NIM 6250406033

iii

HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi dengan judul Analisis Gerak Keterampilan Passing Bawah Dalam
Permainan Bola Voli ( Suatu Tinjauan Anatomi, Fisiologi, dan Biomekanika ), ini
telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri Semarang

Pada hari

: Kamis

Tanggal

: 18 Agustus 2011

Panitia Ujian,
Ketua Panitia

Sekretaris

Drs. Tri Nurhasono, M.Pd


NIP. 19600429.198810.1.001

Drs. Hadi Setyo S, M.Kes


NIP. 19551229.198810.1.001

Dewan Penguji,

1. DR. Soegiyanto, MS
NIP. 19540111.198103.1.002

(Ketua)_________________

2. Dr. Sugiharto, MS
NIP. 19571123.198503.1.001

(Anggota)_______________

3. Drs. Musyafari Waluyo, M.Kes


NIP. 19490507.197503.1.001

(Anggota)_______________

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN


MOTTO :
Dibalik kesulitan pasti ada kemudahan
Allah tidak akan memberikan cobaan diluar
batas kemampuan umatnya, manusia berusaha
dan Allahlah yang menentukan

PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk :
1. Bapak dan ibu tercinta
2.Adik-adikku tersayang
3. Almamaterku IKOR 2006
4. Kerabat rudid kost

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan skripsi dengan
judul Analisis Gerak Keterampilan Passing Bawah Dalam Permainan Bola
Voli . Penulisan skripsi ini merupakan pemenuhan sebagian syarat untuk
menyelesaikan program studi Strata Satu pada Jurusan Ilmu Keolahragaan
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.
Seiring dengan rasa syukur penulis menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada yang kami hormati :
1.

Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si., Rektor Universitas Negeri


Semarang yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk menimba
ilmu di Universitas Negeri Semarang;

2.

Drs. Harry Pramono, M.Si., Dekan FIK Universitas Negeri Semarang yang
telah memberikan kemudahan dalam pengurusan surat ijin penelitian.

3.

Drs. Musyafari Waluyo, M.Kes., Ketua Jurusan IKOR yang telah


memberikan pengarahan dalam penyusunan skripsi.

4.

Dr. Sugiharto, MS., Dosen pembimbing 1 yang telah memberikan bimbingan,


saran, dan dukungan hingga selesainya skripsi ini.

5.

Drs. Musyafari Waluyo, M.Kes., Dosen pembimbing II yang telah


memberikan bimbingan, saran, dan dukungan hingga selesainya skripsi ini.

6.

Kusnan, Spd., Ketua Klub Bola Voli Putra Mustika Blora yang telah
memberikan ijin dan bantuan selama proses penelitian.

vi

7.

Teguh Sularno, Spd dan Pangesti Nurwanto, pelatih Klub Bola Voli Putra
Mustika Blora yang telah membantu peneliti dalam melakukan penelitian dan
pengambilan data.

8.

Bapak dan Ibu Dosen FIK yang telah mendidik serta memberikan bekal ilmu
pengetahuannya kapada penulis skripsi.

9.

Karyawan dan karyawati FIK yang telah banyak membantu dalam bidang
Administrasi.

10. Teman teman mahasiswa IKOR06 yang telah banyak memberikan


semangat dalam penyusunan skripsi ini.
11. Bapak, ibu, dan adikku tercinta yang telah banyak memberikan dukungan
baik moral maupun materiil dan tak pernah lelah berdoa untukku.
12. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu, yang telah
memberikan bantuan dan dukungan dalam penyusunan skripsi ini.
Semoga segala bantuan yang Bapak/Ibu dan Saudara berikan kepada
peneliti, mendapat berkah dan balasan dari Allah SWT. Akhirnya peneliti
berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Semarang,

Penulis

vii

2011

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL.....

SARI

ii

PERNYATAAN..

iii

PENGESAHAN

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

..

KATA PENGANTAR...

vi

DAFTAR ISI

viii

DAFTAR TABEL

xi

DAFTAR GAMBAR ..

xii

DAFTAR LAMPIRAN

xiii

BAB I PENDAHULUAN..

1.1 Latar Belakang.

1.2 Permasalahan...

1.3 Tujuan Penelitian.

1.4 Pembatasan Masalah...

1.5 Manfaat Penelitian..

1.6 Sumber Pemecahan Masalah..

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Permainan Bola Voli

2.1.2 Teknik Permainan Bola Voli

2.1.2.1 Servis

2.1.2.2 Passing..

10

2.1.2.3 Umpan.

10

2.1.2.4 Smash...

10

2.1.2.5 Bendungan

10

2.1.3 Tinjauan Teknik Passing.........

viii

10

2.1.3.1 Teknik Passing Atas.

11

2.1.3.2 Teknik Passing Bawah.

11

2.1.4 Kesalahan Umum Passing Bawah

13

2.1.5 Analisis Gerak Passing Bawah

14

2.1.5.1 Sikap Awalan...

15

2.1.5.2 Sikap Saat Perkenaan...

15

2.1.5.3 Sikap Akhir...

16

2.1.6 Analisis Anatomi Dalam Passing Bawah.

19

2.1.6.1 Kerja Sendi Dan Gerak Yang Terjadi..

20

2.1.7 Analisis Fisiologi Dalam Passing Bawah

21

2.1.7.1 Mekanisme Gerakan Otot.

22

2.1.7.2 Otot Yang Berperan Dalam Passing Bawah

23

2.1.7.3 Bentuk Kontraksi Otot Dalam Passing Bawah.

27

2.1.8 Analisis Biomekanika Dalam Passing Bawah.

31

2.1.8.1 Sifat Gerakan

32

2.1.8.2 Prinsip Mekanika Yang Diterapakan

33

2.2 Kerangka Berfikir

37

2.2.1 Analisis Anatomi Pada Gerak Keterampilan Passsing Bawah.

37

2.2.2 Analisis Fisiologi Pada Gerak Keterampilan Passing Bawah...

38

2.2.3 Analisis Biomekanika Pada Gerak Keterampilan Passing Bawah...

40

BAB III METODE PENELITIAN

42

3.1 Metode Penelitian

42

3.2 Subjek Penelitian

42

3.3 Objek Penelitian..

42

3.4 Teknik Pengumpulan Data..

43

3.5 Instrumen Penelitian

44

3.6 Analisis Data

44

3.6.1 Analisis Deskriptif...

44

3.6.1 Analisis Deskriptif Presentase.

45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..

47

4.1 Hasil Penelitian.......

47

ix

4.1.1 Deskripsi Data Penelitian

47

4.1.2 Analisis Data

48

4.2 Pembahasan.

51

BAB V SIMPULAN DAN SARAN.

59

5.1 Simpulan..

59

5.2 Saran

60

DAFTAR PUSTAKA ...

61

LAMPIRAN-LAMPIRAN

63

DAFTAR TABEL

Tabel :

Halaman

3.1. Kategori Deskriptif Persentase

46

4.1. Ringkasan Data Faktor Anatomi.

47

4.2. Ringkasan Data Faktor Fisiologi.

47

4.3. Ringkasan Data Faktor Biomekanika..

48

4.4. Ringkasan Data Keseluruhan...

48

4.5. Anatomi

48

4.6. Fisiologi

49

4.7. Biomekanika

49

4.8. Hasil Keseluruhan.

50

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar :

Halaman

1. The Dig (Clenched First Method) .

12

2. Mengemis (Thumb Over Palm Method)

12

3. Sikap Saat Perkenaan Bola Pada Passing Bawah ..

13

4. Sikap Awalan .

15

5. Sikap Perkenaan .

16

6. Sikap Akhir

16

7. Urutan Gerak Berguling Ke Samping

18

8. Urutan Gerak Menjatuhkan Diri Ke Depan ...

19

9. Otot Bahu ...

25

10. Otot Lengan Bawah .

27

11. Gerakan Ekstensor Siku ...

28

12. Gerakan Perkenaan Bola ..

29

13. Gerakan Lanjutan .

29

14. Gerakan Persiapan

30

15. Gerakan Perkenaan ...

30

16. Gerakan Lanjutan ..

30

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran :

Halaman

1. Lembar Pedoman Pengamatan atau Observasi ..

63

2. Deskripsi Data Anatomi .

69

3. Deskripsi Data Fisiologi .

71

4. Deskripsi Data Biomekanika ..

73

5. Deskripsi Data Faktor Keseluruhan

75

6. Hasil Analisis Data ..

80

7. Usul Penetapan Pembimbing ...

81

8. SK Dosen Pembimbing

82

9. Surat Ijin Penelitian ..

83

10. Surat Keterangan Telah Penelitian .

84

11. Surat Keterangan Pelatih

85

12. Sertifikat Pelatih .

86

13. Dokumentasi Penelitian ..

88

xiii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Permainan bola voli sudah dikenal sejak abad pertengahan terutama di
Negara-negara Romawi. Perkembangan bola voli mengalami banyak perubahan
sesuai dengan perkembangan jaman, ilmu pengetahuan dan teknologi, baik
perubahan fasilitas dan perlengkapan maupun peraturan permainan/perwasitan,
sejak lahirnya sampai sekarang, diciptakan oleh William G Morgan seorang guru
pendidikan jasmani pada Young Man Christian Association (Y.M.C.A) di
Amerika Serikat pada tahun 1895 (A. Sarumpaet, 1992:72).
Bola voli merupakan permainan yang awal mulanya ditujukan oleh
William G Morgan sebagai olahraga rekreasi di dalam lapangan yang tertutup
(indoor) bagi mereka yang menghendaki rekreasi setelah bekerja sehari penuh.
Pada waktu itu, olahraga yang sedang populer adalah basket yang diciptakan pada
tahun 1981. Morgan melihat para pengusaha yang bermain basket banyak yang
sudah mencapai usia lanjut, sementara basket termasuk olahraga yang memeras
tenaga. Selain itu, mereka lebih menginginkan olahraga yang tidak terlalu
menguras tenaga. Itulah yang mendorong William G Morgan memperkenalkan
olahraga bola voli (Nuril Ahmadi, 2007:2).
Berkembang dan terwujudnya peraturan permainan bola voli yang
seragam diseluruh dunia berawal dari terbentuknya International Volley Ball
Federation (IVBF) di Paris pada tahun 1946. Selanjutnya peraturan permainan
bola voli masih akan berkembang dan memang harus dikembangkan sejalan

dengan perkembangan permainannya. Setelah terbentuknya IVBF, segala sesuatu


tentang perubahan peraturan permainan yang berhak untuk mengesahkannya
adalah konggres IVBF (M.Mariyanto, Sunardi, Agus Margono, 1994:12).
IVBF bertugas untuk mengembangkan cabang olahraga yang berada di
bawah naungannya. Tugas tersebut diantaranya menghimpun perkumpulan bola
voli nasional

yang telah menjadi anggota dan membantu perkembangan

organisasi bola voli nasional suatu negara mulai pemasalan, pembibitan,


pembinaan, dan pertandingan antar klub maupun antar sekolah perguruan tinggi.
Bahkan IVBF juga bertanggung jawab atas penyelenggaraan berbagai macam
pertandingan yang bertaraf internasional seperti olimpiade (M.Mariyanto,
Sunardi, dan Agus Margono, 1994:12). Dengan masuknya permainan bola voli ke
dalam olimpiade, olahraga ini makin populer dan digemari oleh masyarakat
umum di seluruh dunia dan bahkan merupakan salah satu cabang olahraga yang
mempunyai penggemar terbanyak di dunia (Machfud Irsada, 1999 : 7).
Teknik permainan bola voli pada awalnya amat sederhana, yang bertujuan
untuk memantulkan bola sehingga melewati atas jaring ke lapangan lawan. Sama
sekali tidak ada tujuan memainkan bola agar dapat melewati jaring dan pihak
pemain di seberang jaring mengalami kesulitan untuk mengembalikannya (Nuril
Ahmadi, 2007:14).
Perkembangan tersebut mudah dipahami karena bola voli dimainkan
semata-mata untuk tujuan rekreasi agar diperoleh kesenangan dan kegembiraan.
Namun pada perkembangannya permainan bola voli menjadi olahraga yang
kompetitif untuk mencapai prestasi. Karena itu, bola dimainkan untuk

diseberangkan ke lapangan lawan sampai lawan tidak bisa atau sulit


memainkannya kembali. Oleh karena itu, penguasaan keterampilan memainkan
bola dalam permainan bola voli menjadi tuntutan utama (Nuril Ahmadi,2007:14)
Permainan bola voli merupakan suatu permainan yang kompleks yang
tidak mudah dilakukan oleh setiap orang. Sebab, dalam permainan bola voli
dibutuhkan koordinasi gerak yang benar-benar bisa diandalkan untuk melakukan
semua gerakan yang ada dalam permainan bola voli (Nuril Ahmadi,2007:20).
Dalam permainan bola voli ada beberapa bentuk teknik yang harus dikuasai.
Teknik bola voli ada lima yaitu 1)servis (tangan bawah, tangan samping dan
servis atas); 2)passing (passing atas dan passing bawah); 3)umpan; 4)smash
(smash normal, smash semi, smash pull, smash pull straigh dan smash push);
5)block. Untuk dapat menjadi pemain bola voli yang baik teknik tersebut harus
dapat dikuasai dengan baik (M. Yunus, 1992:130-132).
Salah satu teknik yang ada dalam permainan bola voli adalah operan
lengan. Teknik ini juga dikenal sebagai operan tangan bawah (underhead
passing) atau bump. Operan ini biasanya menjadi teknik pertama yang digunakan
tim yang tidak memegang servis. Operan ini digunakan untuk menerima servis,
menerima spike, memukul bola setinggi pinggang ke bawah, dan memukul bola
yang memantul dari net. Berdasarkan kenyataan bahwa teknik ini kebanyakan
hanya digunakan menerima bola, maka teknik ini biasanya hanya disebut sebagai
operan (Barbara L Viera, 2004:19).
Passing bawah seringkali digunakan untuk mengarahkan bola kepada
rekan satu tim. Sangat penting artinya bagi setiap pemain untuk dapat meredam

kekuatan bola yang dipukul dengan keras tersebut dan mengarahkan bola tersebut
ke rekan satu tim agar ia dapat melakukan operan overhead atau mengumpan
bola. Teknik ini merupakan titik awal dari sebuah penyerangan. Bila bola yang
dioperkan jelek, pengumpan akan mengalami kesulitan untuk menempatkan bola
yang baik untuk para penyerang (Barbara L Viera, 2004:19-20).
Pemain bola voli pada kenyataanya tingkat kondisi fisik, anatomis,
fisiologis, serta keterampilan biomekanika geraknya berbeda, sedangkan untuk
diperoleh bibit pemain bola voli yang baik perlu diketahui seberapa besar faktor
tersebut diatas ikut berpengaruh terhadap hasil permainan bola voli terutama
dalam melakukan passing bawah. M. Yunus (1992:13) menyatakan bahwa syaratsyarat bibit pemain bola voli yang baik antara lain dipenuhi syarat fisik, yaitu
kesehatan yang baik tidak dimiliki cacat tubuh, postur tubuh tinggi, dimiliki unsur
kondisi fisik yang baik (kekuatan, kecepatan, kelincahan, daya tahan, koordinasi,
kelentukan, power) dan secara fisiologis dimiliki kemampuan kerja otot yang
baik.
Apabila seseorang ingin mencapai sesuatu prestasi optimal perlu dimiliki
empat macam kelengkapan yang meliputi: (1) pengembangan fisik, (2)
pengembangan teknik, (3) pengembangan mental, (4) kematangan juara (M,
Sajoto,1995:7). Kemudian faktor-faktor penentu pencapaian olahraga antara lain,
aspek biologis terdiri dari: (1) potensi atau kemampuan dasar tubuh yang meliputi
kekuatan, kecepatan, kelincahan, tenaga, daya tahan otot, daya kerja jantung dan
paru-paru, kelentukan, keseimbangan, ketepatan dan kesehatan untuk olahraga,
(2) fungsi organ-organ tubuh yang meliputi: daya kerja jantung, peredaran darah,

daya kerja paru-paru, daya kerja pernapasan, daya kerja panca indra, (3) struktur
dan postur tubuh yang meliputi ukuran tinggi dan panjang tubuh, ukuran besar,
lebar dan berat tubuh, (4) gizi yang meliputi jumlah makanan yang cukup, nilai
makanan yang memenuhi kebutuhan, variasi makanan (M.Sajoto,1995:1)
Di lihat dari faktor anatomis dan fisiologis tubuh, passing bawah
memerlukan koordinasi antara kerja sendi, gerak yang terjadi, otot yang berperan
serta bentuk kontraksinya, dan tinjauan kerja syaraf yang terjadi dalam proses
keefektifan kinerja. Sedangkan untuk faktor biomekanika, passing bawah
memerlukan sifat gerakan, sifat gaya-gaya (sudut gerakan), serta prinsip
mekanika yang diterapkan, misal : kestabilan dan keseimbangan, gaya otot,
kelanjutan aplikasi gaya, dan prinsip-prinsip gerakan. Sehingga untuk dapat
melakukan passing bawah dengan benar perlu diperhatikan kestabilan dan
keseimbangan otot kaki, kelentukan dan besarnya sudut gerakan lengan terhadap
tubuh, dan ketepatan melakukan ayunan lengan terhadap perkenaan dengan bola.
Keterampilan passing bawah yang dilakukan pada pemain pada umumnya
kurang memperhatikan keefektifan dan koordinasi gerak. Seperti melakukan
gerakan yang tidak perlu dilakukan atau gerakan yang berlebih dalam melalukan
passing bawah. Hal tersebut hendaknya menjadi perhatian bagi tiap pemain
maupun pelatih bola voli, yaitu pengetahuan tentang anatomi, fisiologi, dan
biomekanika terhadap keterampilan gerak passing bawah.
Berdasarkan dari uraian diatas, maka peneliti akan mengadakan penelitian
dengan judul Analisis Gerak Keterampilan Passing Bawah Dalam Permainan
Bola Voli ( Suatu Tinjauan Anatomi, Fisiologi, dan Biomekanika ) .

1.2 Pembatasan Masalah


Dari berbagai masalah yang muncul supaya pengkaji lebih mendalam dan
menghindari salah perkiraan, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada
permasalah-permasalahan analisis gerak keterampilan passing bawah yang
meliputi fisiologi, anatomi, dan biomekanika tubuh.
1.3 Permasalahan
Sesuai dengan latar belakang masalah dan alasan pemilihan judul maka
munculah permasalahan yang dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai
berikut :
Bagaimanakah analisis gerak keterampilan passing bawah dalam
permainan bola voli ditinjau dari segi anatomis, fisiologis, dan biomekanika
tubuh?
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui :
Analisis gerak keterampilan passing bawah dalam permainan bola voli
ditinjau dari segi anatomis, fisiologis, dan biomekanika tubuh.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah :
1.4.1

Memberikan

informasi kepada para pelatih bahwa faktor anatomis,

fisiologis, dan biomekanika gerak tubuh

berpengaruh

terhadap gerak

keterampilan passing bawah.


1.4.2

Bagi atlet bola voli merupakan informasi ilmiah dalam meningkatkan

prestasi olahraga khususnya perbaikan teknik passing bawah.

1.4.3

Bagi

penulis

merupakan

pengalaman

berharga

dan

menambah

pengetahuan serta wawasan dalam mempelajari cabang olahraga bola voli melalui
pengalaman lapangan.
1.6 Sumber Pemecahan Masalah
Teori utama yang digunakan peneliti sebagai rujukan utama atau
perspektif dalam penelitian ini adalah teori kinesiologi yang terdiri dari fisiologi,
anatomi, biomekanika.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Permainan Bola Voli
Permainan bola voli merupakan salah satu cabang olahraga permainan
besar yang dimainkan oleh 2 regu dan masingmasing regu terdiri 6 orang.
Permainan ini adalah kontak tidak langsung, sebab masing-masing regu bermain
dalam lapangannya sendiri dan dibatasi oleh jaring atau net. Prinsip bermain bola
voli adalah memantul-mantulkan bola agar jangan sampai bola menyentuh lantai,
bola dimainkan sebanyak-banyaknya tiga sentuhan dalam lapangan sendiri dan
mengusahakan bola hasil sentuhan itu disebrangkan ke lapangan lawan melewati
jarring masuk sesulit mungkin (Amung Mamun dan Totot Subroto, 2001:43).
Olahraga ini mempunyai lapangan berbentuk empat persegi panjang dengan
ukuran panjang 18 m dan ukuran lebar 9 m dan dikelilingi oleh daerah bebas
sekurangnya selebar 3 m yang dimainkan oleh dua grup berlawanan. Lapangan
terbagi menjadi dua bagian yang sama panjang dengan dipisahkan oleh net
yang melintang ditengah-tengah lapangan dengan tinggi 2,43 m untuk pria ,
2,24 m untuk wanita dan lebar net sendiri 1 m. Garis batas serang untuk pemain
belakang berjarak 3 meter dari garis tengah. Garis tepi lapangan adalah 5 cm dan
berwarna terang berbeda dari warna lantai (Nuril Ahmadi,2007:16-19).
Permainan bola voli menggunakan bola sebagai alat, dan lengan tangan
untuk memainkannya. Permainan bola voli ini dapat berlangsung atau dapat
dilakukan dengan cara memvoli, yaitu memukul atau memainkan bola sewaktu

bola masih di udara. Maka yang menjadi pokok atau sasaran perhatian bagi setiap
pemain adalah bola, untuk itu dalam setiap bermain voli pemain diharapkan dapat
memainkan bola dengan baik. Lebih jelasnya bahwa dalam permainan bola voli
ini, setiap pemain dituntut untuk dapat terampil atau menguasai bola dengan
tangannya. Namun demikian jika bola memantul di udara dikarenakan oleh
bagian tubuh yang lain serta bersih pantulannya juga diperkenankan (M.
Mariyanto, Sunardi, dan Agus Margono, 1994:16).
2.1.2 Teknik Permainan Bola Voli
Teknik dalam meningkatkan prestasi bola voli erat sekali hubunganya
dengan kemampuan gerak, kondisi fisik, taktik dan mental. Teknik bola voli
harus dikuasai terlebih dahulu guna dapat mengembangkan mutu prestasi
permainan bola voli. Penguasaan teknik permainan bola voli merupakan salah
satu unsur yang menentukan, menang atau kalahnya suatu regu di dalam suatu
pertandingan di samping unsur kondisi fisik, teknik dan mental (M. Mariyanto,
Sunardi, dan Agus Margono, 1994:192).
Ada beberapa macam jenis pukulan yang harus dikuasai agar dapat
bermain voli dengan baik dan benar, sehingga bisa mencapai prestasi optimal
sesuai yang diharapkan. Adapun teknik dalam permainan voli yaitu meliputi :
2.1.2.1 Servis
Servis adalah pukulan bola yang dilakukan dari belakang garis akhir
lapangan permainan melampaui net ke daerah lawan. Pukulan servis dilakukan
pada permulaan dan setelah terjadinya setiap kesalahan (Nuril Ahmadi, 2007:20).
2.1.2.2 Passing

10

Passing adalah mengoperkan bola kepada teman sendiri dalam satu regu
dengan suatu teknik tertentu, sebagai langkah awal untuk menyusun pola
serangan kepada regu lawan (Herry Koesyanto, 2003:22).
2.1.2.3 Umpan
Umpan adalah usaha atau upaya seorang pemain bola voli dengan cara
menggunakan teknik tertentu dengan tujuan menyajikan bola yang dimainkannya
kepada teman secepatnya yang selanjutnya agar dapat melakukan serangan
terhadap regu lawan (M. Mariyanto, Sunardi, dan Agus Margono, 1994:120).
2.1.2.4 Smash
Smash adalah pukulan bola yang keras dari atas ke bawah jalannya bola
menukik melewati atas net menuju lapangan dan akan sulit diterima oleh lawan
(M. Mariyanto, Sunardi, dan Agus Margono, 1994:127).
2.1.2.5 Bendungan (Block)
Block merupakan upaya pemain bola voli menggagalkan serangan lawan
dengan cara membendung. Bendungan merupakan pokok dari seluruh pertahanan
(M. Mariyanto, Sunardi, dan Agus Margono, 1994:137).
2.1.3 Tinjauan Teknik Passing
Macam-macam teknik passing ada dua yaitu passing atas dan passing
bawah.
2.1.3.1 Teknik Passing Atas
Teknik passing atas ada tiga bagian, yaitu:
1) Sikap permulaan : ambil posisi siap normal yaitu kedua kaki berdiri selebar
bahu, berat badan bertumpu pada telapak kaki bagian depan, lutut ditekuk dengan

11

badan merendah, tempatkan secepat mungkin di bawah bola, dengan kedua


tangan diangkat lebih tinggi dari dahi, dan jari-jari tangan terbuka membentuk
cekungan seperti setengah lingkaran bola.
2) Gerakan pelaksanaan : tepat pada saat bola berada di atas sedikit kedepan dahi,
lengan diluruskan dengan gerakan agak eksplosif untuk mendorong bola,
perkenaan bola pada jari-jari ruas pertama dan kedua dan yang dominan
mendorong bola adalah ibu jari, jari telunjuk dan jari tengah. Pada waktu
perkenaan dengan bola, jari-jari agak ditegangkan kemudian diikuti dengan
gerakan pergelangan tangan agar bola dapat memantul dengan baik.
3) Gerakan lanjutan : setelah bola memantul dengan baik, lanjutkan dengan
meluruskan lengan kedepan atas, sebagai suatu gerakan lanjutan diikuti dengan
memindahkan berat badan kedepan dengan melangkahkan kaki belakang kedepan
dan segera mengambil sikap siap dalam posisi normal kembali (M. Yunus,
1992:80).
2.1.3.2 Teknik Passing Bawah
Passing bawah dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan satu tangan
dan dua tangan. Passing bawah satu tangan biasanya dipergunakan apabila bola
berada agak jauh dari badan dan agak rendah. Bentuk-bentuk melakukan passing
bawah antara lain, menggunakan lengan dengan jari-jari menggenggam,
punggung tangan dengan jari-jari terbuka, dan pergelangan tangan bagian dalam
dengan tangan menggenggam. Sedangkan passing bawah dengan dua tangan ada
beberapa bentuk sikap tangan sebelum melakukan passing bawah dua tangan
antara lain :

12

1) The Dig (Clenched First Method) yaitu kedua ibu jari sejajar dan jari-jari
tangan yang satu membungkus jari tangan lainnya, ini asalnya dari Amerika.
Bentuk ini sering digunakan bagi pemain yang sudah tinggi kemampuan passing
bawahnya, karena lebih fleksibel apabila menerima bola dari arah manapun.
2) Mengemis (Thumb Over Palm Method) yaitu kedua telapak tangan menghadap
keatas dengan punggung satu tangan menenpel pada telapak tangan lainnya dan
dijepit ibu jari. Perkenaan bola diatas pergelangan tangan (bagian proksimal)
bentuk ini lebih tepatnya bagi pemula karena untuk mempermudah mengantisipasi
bola pada bidang perkenaan (Herry Koesyanto, 2003:27-28).

Gambar 1
The Dig (Clenched First Method)
(Herry Koesyanto, 2003:27)

Gambar 2
Mengemis (Thumb Over Palm Method)
(Herry Koesyanto, 2003:28)

Teknik passing bawah ada tiga bagian, yaitu:


1) Sikap permulaan :
Ambil sikap siap normal dalam permainan voli, yaitu : kedua lutut
ditekuk dengan badan sedikit dibongkokkan kedepan , berat badan menumpu
pada telapak kaki bagian depan untuk mendapatkan suatu kesetimbangan labil
agar dapat lebih mudah dan lebih cepat beergerak kesegala arah. Kedua tangan

13

saling berpegangan yaitu punggung tangan kanan diletakkan diatas telapak tangan
kiri kemudian saling berpegangan.
2) Gerak pelaksanaan :
Ayunkan kedua lengan kearah bola dengan sumbu gerak pada persendian
bahu dan siku dalam keadaan lurus. Perkenaan bola pada bagian proksimal dari
lengan , diatas dari pergelangan tangan dan pada waktu lengan membentuk sudut
sekitar 45 derajat dengan badan , lengan diayunkan dan diangkat hampir lurus.
3) Gerak lanjutan :
Setelah ayunan lengan mengenai bola , kaki

belakang melangkah

kedepan untuk mengambil posisi siap kembali dan ayunan lengan untuk passing
bawah kedepan tidak melebihi sudut 90 derajat dengan bahu atau badan (M.
Yunus, 1992:79).

Gambar 3
Sikap saat perkenaan bola pada passing bawah
(M. Mariyanto, Sunardi, dan Agus Margono 1994:125)

2.1.4 Kesalahan Umum Passing Bawah


Kesalahan yang sering terjadi di dalam melakukan passing bawah
menurut M. Mariyanto, Sunardi, dan Agus Margono (1994:127) antara lain
sebagai berikut :

14

1) Lengan pemukul ditekuk pada siku sehingga papan pemukul sempit, akibatnya
bola berputar atau membelok arahnya.
2) Perkenaan bola pada kepalan telapak tangan.
3) Pada saat kontak dengan bola lengan kurang sejajar.
4) Tidak gerakan yang harmonis atau simultan antara gerakan lengan badan dan
kaki.
5) Terlalu eksplosif gerakan ayunan secara keseluruhan, sehingga bola jauh
menyeleweng.
6) Lutut kurang menekuk pada langkah persiapan pelaksanaan.
7) Perkenaan atau kontak bola dengan lengan bawah terlambat sehingga arah
bola ke atas belakang.
8) Bola tinggi yang seharusnya di passing atas, tetapi diambil dengan passing
bawah, sehingga tidak akurat pada sasaran yang dituju.
9) Kurang dapat mengatur kontak dengan bola cepat, sesuai dengan datangnya
bola.
2.1.5 Analisis Gerak Passing Bawah
Passing merupakan teknik yang terpenting yang harus dikuasai dengan
baik oleh para pemain voli. Keberhasilan suatu regu dalam permainan bisa
ditentukan oleh keberhasilan didalam melakukan passing. Oleh karena itu passing
merupakan teknik dasar yang harus dipelajari dengan baik dan benar serta
ditingkatkan keterampilannya dengan latihan.
Urutan sikap passing bawah pada dasarnya sama dengan gerakan passing
atas yaitu pada sikap permulaan, sikap saat perkenaan dan sikap akhir.

15

Perbedaannya terletak pada saat perkenaan bola dan tingginya letak bola. Pada
passing bawah perkenaan bola berlangsung dibagian lengan bawah, sedangkan
passing atas perkenaan bola berlangsung dibagian ujung jari telapak tangan.
Untuk lebih jelasnya, berikut penulis uraikan tentang gerakan passing bawah
mulai sikap permulaan, sikap saat perkenaan dan sikap akhir serta teknik dalam
melakukan passing bawah yaitu sebagai berikut :
2.1.5.1 Sikap Awalan
Pemain mengambil sikap normal passing bawah bersiap untuk menerima
bola. Pada saat tangan akan kontak dengan bola tangan dan lengan diturunkan,
serta tangan dan lengan dalam keadaan terjulur kebawah depan. Siku dan kedua
lengan harus selalu lurus dan merupakan suatu papan pemukul.

Gambar 4
Sikap awalan
(M. Mariyanto, Sunardi, dan Agus Margono, 1994:125)
2.1.5.2 Sikap Saat Perkenaan
Lengan pemain saat akan kontak dengan bola, pada bagian sebelah atas
pergelangan tangan, mengambil posisi sedemikian sehingga badan berada dalam
keadaan menghadap pada bola. Pada saat bola berada pada jarak yang tepat maka
lengan segera diayunkan dari arah bawah keatas depan. Pada saat mengayun bola
tangan telah berpegangan satu dengan yang lain. Perkenaan bola harus

16

diusahakan tepat pada bagian proksimal dari pergelangan tangan, dengan bidang
yang selebar mungkin agar bola dapat melambung stabil. Maksudnya adalah agar
bola selama menempuh lintasannya tidak membuat putaran yang banyak.
Pantulan bola setelah mengenai bagian proksimal dari pergelangan tangan, akan
memantul keatas depan dengan lambungan yang cukup tinggi dengan sudut
pantul 90.

Gambar 5
Sikap perkenaan
(M. Mariyanto, Sunardi, dan Agus Margono, 1994:68)
2.1.5.3 Sikap Akhir
Setelah bola selesai di passing bawah, maka segera diikuti pengambilan
sikap siap normal, dengan tujuan agar dapat bergerak lebih cepat untuk
menyesuaikan diri dengan keadaan (M. Mariyanto, Sunardi, dan Agus Margono,
1994:124)

Gambar 6
Sikap akhir

17

(M. Mariyanto, Sunardi, dan Agus Margono, 1994:68)


Keadaan posisi dan jarak bola tidak selalu dalam keadaan ideal untuk
dapat dilakukan dengan posisi normal. Menurut M. Yunus (1992:79) variasi
passing bawah terdiri dari :
1) Passing bawah ke depan pada bola rendah.
Kunci pelaksanaannya : Cepat merendah dan bergerak ke bawah bola.
2) Passing bawah bergeser diagonal 45 derajat ke depan.
Kunci pelaksanaannya : Jangan lari menghadap bola, gunakan langkah silang atau
langkah samping.
3) Passing bawah pada bola jauh di samping badan.
Kunci pelaksanaannya : Melangkah panjang ke samping depan diagonal 45
derajat dengan merendah.
4) Passing bawah dengan bergerak mundur.
Kunci pelaksanaannya : Badan merendah dan jangan ditegangkan, lakukan
langkah kecil ke belakang kemudian lakukan passing bawah dengan ayunan
lengan dan mengangkat badan dengan rilek.
5) Passing bawah dengan bergerak mundur diagonal 45 derajat.
Kunci pelaksanaannya : Pusatkan pandangan ke arah bola, gunakan langkah
silang diagonal kebelakang sambil merendahkan badan.
6) Passing bawah ke belakang.
Kunci pelaksanaannya : Putar badan dengan cepat, dan dengan badan merendah,
ayunkan lengan ke arah bola. Kontak bola dengan lengan dilakukan saat sudut
antara lengan dengan badan.

18

Teknik permainan bola voli saat passing bawah ada kalanya dilakukan
dengan satu tangan, yang mana posisi bola tidak memungkinkan untuk dipassing
dengan dua tangan. Bola jatuh jauh dari posisi pemain baik di samping atau di
depan (M. Mariyanto, Sunardi, dan Agus Margono, 1994:203-204). Berikut
uraian beberapa teknik passing bawah dengan satu tangan:
1) Passing bawah dengan satu tangan sambil menjatuhkan diri ke samping.
Prinsip gerakannya adalah: sikap menunggu dengan lutut ditekuk, kaki
dilangkahkan melebar ke arah samping, bola dipukul dengan sisi atas lengan
bawah, tubuh atas bertumpu pada lutut yang ditekuk, kemudian dilanjutkan
berguling ke samping dengan tumpuan berturut-turut pada paha, pantat,
punggung, lalu bahu.

Gambar 7
Urutan gerak berguling ke samping
(M. Mariyanto, Sunardi, dan Agus Margono., 1994:204)

2) Passing bawah dengan satu tangan sambil menjatuhkan diri ke depan.


Prinsip gerakannya adalah : meloncat dengan bertumpu pada satu kaki,
menerpa dengan gerakan mendatar ke depan, bola dipukul dengan punggung
tangan ke atas, menyentuh lapangan dengan telapak tangan, tangan mendorong
sehingga dada, perut, dan paha meluncur di lantai sementara betis ditekuk ke atas.

19

Gambar 8
Urutan gerak menjatuhkan diri ke depan
(M. Mariyanto, Sunardi, dan Agus Margono, 1994:204)

2.1.6 Analisis Anatomi Dalam Passing Bawah


Ada dua jenis sikap permulaan untuk menganalisis gerakan tubuh yaitu
sikap berdiri tegak dan sikap berdiri anatomis. Istilah arah yang digunakan ialah
anterior, posterior, distal, proksimal, superior, inferior, medial, superficial,
profundus. Gerakan dasar yang terjadi pada bidang sagital dengan sumbu
transfersal ialah fleksi, ekstensi, fleksi dorsal, fleksi plantar. Gerakan pada bidang
frontal sumbu anteroposterior ialah abduksi, adduksi, abduksi horisontal, adduksi
horisontal, elevasi, depresi, fleksi lateral, infers, eversi. Gerakan dasar pada
bidang transfersal dengan sumbu longitudinal ialah rotasi medial, rotasi lateral,
supinasi, pronasi. Gerak sirkumduksi terjadi pada bidang sagital dan frontal
dengan sumbu triaksial (Sudarminto, 1992:15).
Gerakan passing bawah merupakan koordinasi bagian anggota gerak atas
yang terdiri dari tulang belakang, gelang panggul, gelang bahu, lengan atas dan
lengan bawah. Sedangkan bagian anggota gerak bawah yang terlibat terdiri dari
tulang paha, tulang tempurung lutut, tulang kering, tulang betis, dan tulang kaki.

20

Sehingga kedua bagian anggota gerak tersebut memerlukan koordinasi yang baik
untuk bisa melakukan passing bawah dengan benar.
2.1.6.1 Kerja Sendi Dan Gerak Yang Terjadi
Sendi sterno klavikular, sendi yang dibentuk oleh ujung besar di sebelah
sternum dari klavikula yang bergerak secara abduksi dan adduksi.
Sendi akromio klavikular, dibentuk oleh ujung luar dari klavikula yang
bersendi dengan proseus akromion dari scapula bergerak secara abduksi dan
adduksi.
Sendi bahu humero scapular, sendi putar kepala humerus membentuk
sepertiga bola,pembatasan gerak ditentukan oleh otot yang mengelilinginya,
kebebasan gerak keseluruh arah (abduksi, adduksi, fleksi, ekstensi, eksorotasi,
dan endorotasi).
Sendi siku atau sendi engsel, membentuk sendi humero radialis dan empat
permukaan persendian yang berada dalam kapsul sendi gerakan terjadi adalah
fleksi dan ekstensi.
Sendi radio ulnari, sendi antara radius dan ulna, radius berputar dalam
ligamen pembatas sendi dan dan ujung bawah radius berputar di atas kepala ulna
serta dalam gerakan pronasi dan supinasi.
Sendi pinggul, membatasi gerakan sendi keseluruh arah dan membentuk
sikap tegak tubuh dalam keadaan berdiri gerakan sendi fleksi dan ekstensi.
Sendi lutut, sendi pergelangan kaki, dan sendi telapak kaki merupakan
sendi engsel yang melakukan gerakan fleksi dan ekstensi dengan gerakan sedikit
mengayun (Syaifudin, 1996:33).

21

2.1.7 Analisis Fisiologi Dalam Passing Bawah


Gerakan pada bagian tubuh tertentu dihasilkan dari kontraksi sekelompok
otot. Sekelompok otot yang menghasilkan gerakan disebut otot penggerak atau
agonis. Pada sisi lain yang berkebalikan dengan otot penggerak ada otot lain yang
sifatnya menghambat gerakan yang disebut antagonis. Di dalam gerakan suatu
bagian tubuh, selain agonis dan antagonis ada lagi otot yang disebut sinergis
yaitu otot yang bersifat mengatur gerakan. Apabila otot agonis, sinergis, dan
antagonis bisa berfungsi secara serasi, maka gerakan bisa terjadi dengan lancar
(Sugiyanto, 1992:245).
Gerakan-gerakan tubuh merupakan hasil dari gerak sejumlah otot yang
terkoordinasi. Gerakan kelompok otot ini dapat merupakan kerjasama dari fleksi,
ekstensi, abduksi, adduksi, dan rotasi. Karena fungsinya setiap otot itu yang
memungkinkan kelompok otot bergerak efisien, maka otot tersebut dapat disebut
sebagai penggerak utama, antagonis, dan sinergis (Sudarminto, 1992:33).
Pengertian koordinasi dari sudut pandang anatomi fisiologi adalah
gerakan dilihat sebagai pengaturan terhadap kerja otot-otot yang diatur melalui
system persyarafan atau disebut dengan intra musculare coordination. Koordinasi
gerakan meliputi pengkoordinasian kerja otot-otot yang terlibat dalam suatu
pelaksanaan gerakan. Pengkoordinasian kerja otot-otot tersebut diatur sedemikian
rupa oleh system persyarafan.
Penyesuaian

komponen-komponen

kekuatan

dan kecepatan

yang

dibutuhkan oleh otot-otot dalam pelaksanaan gerakan sesuai dengan kebutuhan


setiap bagian gerakan. Penyesuaian kekuatan dan kecepatan ini dimaksudkan agar

22

setiap bagian gerakan dapat dilakukan secara efektif dan efisien, sehingga
memungkinkan pencapaian hasil yang optimal (Phil Yanuar Kiram, 1992:50).
2.1.7.1 Mekanisme Gerakan Otot
Otot merupakan penggerak tulang yang dapat bergerak karena adanya sel
otot. otot bekerja dengan cara berkontraksi (memendek) dan berelaksasi
(memanjang) sehingga otot disebut alat gerak aktif. Dalam keadaan relaksasi
ujung filamen aktin retumpang tindih satu sama lainnya, yang sekaligus juga
terjadi tumpang tindih sepenuhnya antara filamen miosin. Pada keadaan
berkontraksi maka filamen aktin akan tertarik ke bagian dalam diantara filamen
miosin (Soegiyanto, 2004:4).
Otot pada umumnya bekerja dengan kontraksi dan relaksasi. Pada otot
lurik terdapat aktin dan miosin yang mempunyai daya berkerut membentuk
aktomiosin. Bila aktin mendekat ke miosin maka otot akan berkontraksi,
sebaliknya

bila

aktin

menjauhi

miosin

maka

otot

akan

relaksasi

(http://tedbio.multiply.com/journal/item/16).
Mekanisme gerak otot dari hasil penelitian dan pengamatan dengan
mikroskop elektron dan difraksi sinar X, (Hansen dan Huxly ,l955)
mengemukakan teori kontraksi otot yang disebut model sliding filaments. Model
ini menyatakan bahwa kontraksi didasarkan adanya dua set filamen di dalam sel
otot kontraktil yang berupa filament aktin dan filamen miosin. Rangsangan yang
diterima oleh asetilkolin menyebabkan aktomiosin mengerut (kontraksi), dan
kontraksi ini memerlukan energi. Pada waktu kontraksi filamen aktin meluncur di
antara miosin ke dalam zona H (zona H adalah bagian terang di antara 2 pita

23

gelap). Dengan demikian serabut otot menjadi memendek yang tetap panjangnya
ialah ban A (pita gelap), sedangkan ban I (pita terang) dan zona H bertambah
pendek

waktu

kontraksi.

Ujung

miosin

dapat

mengikat

ATP

dan

menghidrolisisnya menjadi ADP. Beberapa energi dilepaskan dengan cara


memotong pemindahan ATP ke miosin yang berubah bentuk ke konfigurasi
energi tinggi. Miosin yang berenergi tinggi ini kemudian mengikatkan diri
dengan kedudukan khusus pada aktin membentuk jembatan silang. Kemudian
simpanan energi miosin dilepaskan, dan ujung miosin lalu beristirahat dengan
energi rendah, pada saat inilah terjadi relaksasi. relaksasi ini mengubah sudut
perlekatan ujung miosin menjadi miosin ekor. Ikatan antara miosin energi rendah
dan aktin terpecah ketika molekul baru ATP bergabung dengan ujung miosin.
Sumber energi untuk gerak otot ATP (Adenosht Tri Phosphat) merupakan sumber
energi utama untuk kontraksi otot ATP berasal dari oksidasi karbohidrat dan
lemak. kontraksi otot merupakan interaksi antara aktin dan miosin yang
memerlukan

ATP

(http://www.scribd.com/doc/37853517/Sistem-Mekanisme-

Gerak-Otot).
2.1.7.2 Otot Yang Berperan Dalam Passing Bawah
Otot-otot yang bekerja menggerakan lengan menurut Syaifudin (1997:38)
adalah:
Otot bahu terdiri dari :
1) M. deltoid atau (otot segitiga), otot ini berbentuk lengkung bahu dan
berpangkal disisi tulang selangka ujung bahu, balung tulang belikat, dan diafise

24

tulang pangkal lengan terdapat kandung lender yang fungsinya mengangkat


lengan sampai mendatar.
2) M. subskapularis (otot depan tulang belikat), otot ini mulai dari depan tulang
belikat menuju taju kecil tulang pangkal lengan, dibawahnya terdapat kandung
lender yang fungsinya menengahkan atau memutar tulang humerus ke dalam.
3) M. suprasupinatus (otot depan tulang belikat), otot ini berpangkal di lekuk
sebelah atas menuju ke taju besar tulang pangkal lengan yang fungsinya
mengangkat lengan.
4) M. infraspinatus (otot bawah tulang belikat), otot ini berpangkal di lekuk
sebelah bawah balung tulang belikat, menuju taju besar tulang pangkal lengan
yang fungsinya memutar lengan ke dalam.
5) M. teres mayor ( otot lengan bulat besar ), otot ini berpangkal di siku bawah
tulang belikat dan menuju ke taju kecil tulang pangkal lengan. Diantara otot
lengan bulat kecil dan otot lengan besar terdapat kepala yang panjang dari
muskulus triceps brachii yang fungsinya bisa memutar lengan kedalam.
6) M. teres minor (otot lengan belikat kecil), otot ini berpangkal di siku sebelah
luar tulang belikat menuju taju besar tulang pangkal lengan yang fungsinya
memutar lengan ke luar.
Otot pangkal lengan atas terdiri dari : otot-otot ketul ( fleksor ) dan otot
kedang ( ekstensor ). Yang meliputi :
1) M. biceps brachii (otot lengan berkepala dua), kepala yang panjang melekat
pada sendi bahu, kepala yang pendek melekat di sebelah luar dan di sebelah
dalam. Otot ini ke bawah menuju ketulang pengumpil. Dibawah urat terdapat

25

kandung lender yang fungsinya membengkokkan lengan bawah siku, meratakan


hasta dan mengangkat lengan.
2) M. brachialis (otot lengan dalam), otot ini berpangkal di bawah otot segitiga di
tulang pangkal lengan menuju taju di pangkal tulang hasta yang fungsinya
membengkokkan lengan bawah siku.
3) M. korako brachialis, otot ini berpangkal di prosesus korakoid menuju tulang
pangkal lengan yang fungsinya mengangkat lengan.
4) M. triceps brachialis (otot lengan berkepala tiga), kepala luar berpangkal
disebelah belakang tulang pangkal lengan dan menuju ke bawah kemudian bersatu
dengan yang lain, kepala dalam dimulai sebelah dalam tulang pangkal lengan,
kepala panjang dimulai pada tulang dibawah sendi dan ketiga-tiganya mempunyai
sebuah urat yang melekat di olekrani.

Gambar 9
Otot bahu
(Syaifudin, 1997:39)

26

Otot lengan atas bagian bawah terdiri :


1) M. ekstensor carpiradialis longus.
2) M. ekstensor carpiradialis brevis.
3) M. ekstensor carpiulnaris, ketiganya berfungsi sebagai ekstensi
lengan.( menggerakan lengan ).
4) M. digitorum carpi radialis, fungsinya sebagai ekstensi jari tangan kecuali ibu
jari.
5) M. ekstensor policis longus, fungsinya sebagai ekstensi ibu jari tngan.
6) Otot disebelah telapak tangan, fungsinya membengkokkan jari-jari tangan.
7) M. pronator teres (otot silang hasta bulat), fungsinya menggerakkan silang
hasta dan membengkokkan lengan bawah siku.
8) Otot-otot fleksor tangan. M. palmaris longus. M. fleksor carpi radialis, M.
fleksor digitor sublimis, fungsinya untuk fleksi jari ke dua dan kelingking. M.
digitorum profundus, M. fleksor policis longus fungsinya fleksi ibu jari.
9) Otot yang bekerja memutar radialis ( pronator dan supinator ) terdiri
dari : M. pronator teresequadratus, fungsinya pronasi tangan, M. supinator
brevis, fungsinya supinasi dari tangan.

27

Gambar 10
otot lengan bawah
(Syaifudin,1997:43-44)

2.1.7.3 Bentuk Kontraksi Otot Dalam Passing Bawah


Setelah kita mengetahui letak dan nama dari otot bagian lengan, dengan
begitu kita dapat menganalisa bagian otot lengan yang banyak bekerja atau
berkontraksi pada saat melakukan gerakan passing bawah.
Daya (power) adalah gabungan antara kekuatan dan kecepatan atau
pengerahan gaya otot maksimum dengan kecepatan maksimum (Eri praktiknyo,
2006:4). Power juga diartikan sebagai komponen kondisi fisik seseorang tentang
kemampuannya dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu
bekerja dalam waktu secepat-cepatnya (M. Sajoto,1995:8). Jadi, power adalah
kemampuan otot atau sekelompok otot seseorang dalam mengerahkan tenaga
secara maksimal dalam waktu secepatnya untuk melakukan kontraksi atau
gerakan.

28

Pembahasan mengenai passing bawah dalam bola voli, telah diterangkan


bahwa pola gerak lengan untuk melakukan passing bawah ada tiga tahapan yaitu
tahap persiapan, tahap saat perkenaan, tahap akhir atau gerak lanjutan, sesuai
dengan analisa pola gerak tersebut maka otot-otot lengan yang berkontraksi atau
bekerja antara lain:
1) Untuk mempertahankan gerakan ekstensor siku, yaitu saat melakukan
persiapan menerima bola agar lengan tetap lurus yaitu otot M. triceps brachialis,
dan M. ekstensor carpiulnaris ulnaris.

Gambar 11
Gerakan ekstensor siku
(M. Mariyanto, Sunardi, dan Agus Margono, 1994:125)

2) Untuk menggerakan ayunan lengan ke atas saat tahap perkenaan dengan bola
yaitu M. biceps brachi, M. deltoid, M. subscapularis, M. suprasupinatus, M.
supinator brevis dan M. korako brachialis.

29

Gambar 12
Gerakan perkenaan bola
(M. Mariyanto, Sunardi, dan Agus Margono, 1994:125)

3) Untuk menggerakan lengan sebagai pendorong saat melakukan gerakan


lanjutan, yaitu M. deltoid, M. teres minor, dan M. biceps brachii.

Gambar 13
Gerakan lanjutan
(M. Mariyanto, Sunardi, dan Agus Margono, 1994:125)

30

Passing bawah dalam gerakannya terjadi adanya kontraksi isometrik pada


lengan karena pada kontraksi ini tidak kelihatan adanya gerakan pada saat terjadi
ayunan lengan. Karena saat melakukan passing bawah bagian yang bekerja
menggerakkan ayunan lengan adalah otot bahu, sehingga hanya terjadi gerakan
pada sendi bahu dan tidak ada gerakan pada sendi siku (M. Mariyanto, Sunardi,
dan Agus Margono, 1994:67).
Selain adanya kontraksi otot lengan, pada saat gerakan passing bawah
juga terjadi proses relaksasi otot. Dalam gerakan passing bawah dari tahap awal
persiapan, tahap perkenaan, sampai pada tahap akhir atau lanjutan terdapat
sekelompok otot yang berelaksasi. Berikut beberapa otot lengan yang berelaksasi
saat passing bawah :
1) Gerakan awal persiapan saat lengan lurus yaitu M. biceps brachii, dan M.
pronator teres.
2) Gerakan tahap perkenaan saat ayunan ke atas yaitu M. triceps brachialis, M.
pronator teres, dan M. pronator teresequadratus.
3) Gerakan tahap akhir atau lanjutan saat lengan sebagai pendorong yaitu M.
triceps brachii, M. pronator teres, dan M. pronator teresequadratus.

Gambar 14
Gerakan Persiapan

Gambar 15
Gerakan perkenaan

Gambar 16
Gerakan Lanjutan

31

(M. Mariyanto, Sunardi, dan Agus Margono, 1994:125)

2.1.8 Analisis Biomekanika Dalam Passing Bawah


Biomekanika mempelajari tentang gaya internal dan gaya eksternal yang
beraksi pada tubuh manusia dan pengaruh pengaruh yang ditimbulkan oleh
gaya gaya tersebut (Sugiyanto, 1992:243).
Secara mekanis gerakan bisa diklasifikasikan menjadi 2 kelompok yaitu
gerakan translatori dan gerakan rotatori (Sugiyanto, 1992:244). Gerakan
translatori adalah gerakan di mana benda bergerak secara keseluruhan dari suatu
tempat ke tempat lain. Sedangkan rotatori adalah gerakan yang berpusat pada
poros tertentu seperti pada gerakan lengan tangan terhadap bahu.
Gerakan terjadi karena adanya stimulus gerak. Stimulus gerak dihantarkan
oleh syaraf ke setiap unit gerak pada otot. Otot berkontraksi dan kemudian
menggerakkan tulang yang berporos pada persendian. Untuk berkontraksinya otot
diperlukan energi dan energi dihasilkan dari berfungsinya sistem suplai. Selama
terjadinya, agar gerakan itu bisa dilakukan dengan lancar dan sesuai dengan
kemauan, yang berperan mengendalikannya adalah system kontrol yaitu syaraf
dan endokrin (Sugiyanto, 1992:245).
Pengertian

koordinasi dari sudut pandang biomekanika tidak jauh

berbeda dengan sudut pandang anatomi dan fisiologi. Pengertian dari sudut
pandang biomekanika lebih diarahkan pada penyesuaian antara impuls kekuatan
kepada otot atau sekelompok otot dengan kebutuhan setiap pelaksanaan bagian
gerakan (Phil Yanuar Kiram, 1992:50). Koordinasi merupakan kemampuan tubuh

32

melakukan gerakan atau kerja dengan tepat dan efisien. Koordinasi adalah
hubungan yang harmonis dari berbagai faktor yang terjadi pada suatu gerakan
(Eri Pratiknyo, 2006:5).
2.1.8.1 Sifat Gerakan
Ditinjau dari biomekanika maka gerakan ayunan lengan saat passing
bawah lebih banyak didominasi oleh kekuatan otot lengan, sedangkan otot yang
terdapat pada pangkal lengan atas dan lengan bawah peran aktif terjadi saat
impact (pertemuan) antara bagian proksimal lengan dan bola dimana lengan
difleksikan dengan bantuan Musculus Biseps Brachii. Jadi pada saat impact
(pertemuan) lengan dengan bola terjadi suatu momentum yang berkaitan dengan
kecepatan dan massa benda yang sedang bergerak. Jika lengan saat impact
dengan bola bergerak cepat, maka akan terjadi peningkatan momentum pada
lengan terhadap bola. Sehingga dalam gerakan passing bawah memerlukan
momentum yang harus dikontrol oleh pemain. Karena saat passing bawah
memerlukan momentum dalam jumlah tertentu, sehingga bola dapat melayang
dengan jarak yang tepat untuk sampai kepada sasaran.
Momentum merupakan besaran gerak yang bertambah atau berkurangnya
dengan

cara

menambah

atau

mengurangi

massa

atau

kecepatannya

(Soedarminto,1992:116). Peningkatan momentum terjadi bila gaya digunakan


searah dengan gerak. Bila gaya yang digunakan berlawanan dengan gerak akan
menghasilkan perlambatan atau pengurangan momentum. Hal ini terjadi pada
passing bawah saat kontak bola dengan lengan yang menghasilkan perlambatan
bola. Sesuai dengan dengan hukum reaksi pada setiap aksi akan timbul suatu

33

reaksi yang sama besarnya dan berlawanan arahnya. Bila suatu benda bergerak
mendapatkan momentum, sedang benda lain yang dikenai gayanya akan memiliki
momentum yang sama besar dan berlawanan arah (Sri Haryono, 2005:16).
Gerakan ayunan lengan dari bawah ke atas pada passing bawah adalah
merupakan gerak fleksi dan abduksi lengan. Gerak fleksi adalah gerakan dari
bagian tubuh yang terjadi dalam bidang sagital dan berputar pada sumbu
transfersal. Sedangkan abduksi terjadi bila bagian badan bergerak menjauhi garis
tengah badan di dalam bidang frontal. Dalam hal ini bagian tubuh tersebut adalah
gerakan lengan saat melakukan passing bawah (Soedarminto, 1992:7).
Selain itu gerakan passing bawah merupakan gerakan pengungkit. Jadi
bola diungkit ke atas dengan jalan ayunkan lengan dan ditambah dengan
penurunan panggul. Maksud daripada gerakan ini tidak lain agar bola dapat
dipantulkan ke atas dengan sudut pantul 90 derajat (M. Mariyanto, Sunardi, dan
Agus Margono, 1994:69). Pengungkit adalah suatu batang yang kaku yang dapat
berputar pada satu titik yang tetap bila gaya digunakan untuk mengatasi beban.
Gerakan passing bawah merupakan pengungkit jenis kedua karena titik pusat
gerak atau sumbu putar terdapat pada sendi bahu serta pangkal beban dan pangkal
gaya terletak pada sepanjang lengan (Sri Haryono, 2005:21).
2.1.8.2 Prinsip Mekanika Yang Diterapkan
Gerakan

passing

bawah

pada

prinsipnya

merupakan

gerakan

menyongsong bola yaitu gerakan menuju ke suatu tempat di mana bola tertuju.
Gerakan menyongsong bola mengandung suatu tuntutan bagi pemain untuk dapat

34

berusaha menempatkan diri sehingga bola yang datang dapat dimainkan dengan
mudah dan berhasil baik (M. Mariyanto, Sunardi, dan Agus Margono, 1994:161).
Kualitas gerakan penyongsongan bola datang dapat dipengaruhi oleh
cepat lambatnya bola yang datang dari lawan. Bola yang datang dari teman
seregu lazimnya tidak keras dan tidak cepat sehingga pemain tidaklah terlalu
mengalami kesulitan yang berarti untuk melakukan gerakan menyongsong bola.
Selanjutnya untuk menyongsong bola cepat, maka selalu diperlukan gerakan
imbangan yang cepat pula. Dan untuk menghadapi bola smes yang keras,
haruslah dikembangkan latihan antisipasi terhadap arah gerak dan timing lawan
yang melakukan smes tersebut (M.Mariyanto,Sunardi, Agus Margono,1992:162).
Gerakan saat melakukan passing bawah selain gerakan lengan juga terjadi
gerakan tungkai untuk memindahkan titik berat badan. Titik berat suatu benda
sering disebut sebagai titik keseimbangannya (Soedarminto,1992:149). Menurut
Boyke Mulyana (2000:19) letak titik berat atlet jarang tetap pada tempat yang
sama selama beberapa waktu. Jika saat berdiri tegak dan kemudian
menggerakkan tungkai ke arah depan satu langkah, maka titik beratnya berpindah
ke arah yang sama. Jika menggerakan tungkai dan lengannya, maka titik beratnya
berpindah ke depan lebih banyak massa yang dipindahkan.
Jarak berpindahnya titik berat tergantung pada seberapa besar dan jauh
massa tubuh dipindahkan. Menurut Soedarminto (1992:150) jika bentuk atau
posisi sebuah objek berubah, maka letaknya titik berat juga akan berubah.
Tungkai cukup berat dan memiliki massa yang besar, sehingga menyebabkan
pemindahan titik berat yang lebih besar dari pada ketika memindahkan salah satu

35

lengan saja. Pemindahan titik berat badan selalu berkaitan dengan jumlah massa
yang dipindahkan dan jarak yang ditempuhnya.
Selain titik berat badan, keseimbangan dan stabilitas tubuh juga
mempengaruhi gerakan saat melakukan passing bawah. Kedua hal tersebut
merupakan dua istilah yang hampir sama tetapi mempunyai arti yang berlainan.
Jika posisi sebuah objek diubah sedikit dan objek cenderung untuk kembali pada
posisi semula, maka objek itu dalam keadaan seimbang atau stabil
(Soedarminto,1992:152). Keseimbangan berkaitan dengan koordinasi dan
kontrol. Jika atlet yang mempunyai keseimbangan yang baik, maka ia dapat
mempertahankan keadaan equilibriumnya dan menetralkan gaya yang akan
mengganggu penampilannya. Stabilitas berkaitan dengan seberapa besar tahanan
yang diciptakan atlet untuk melawan gangguan lawan terhadap keseimbanganya.
Semakin stabil atlet, maka semakin besar tahanan yang diciptakannya untuk
mengatasi

gaya

yang

mengganggunya.

mempengaruhi stabilitas dan keseimbangan

Berikut

beberapa

faktor

yang

menurut Sri Haryono (2005:29)

dalam passing bawah :


1)

Stabilitas berbanding lurus dengan luas dasar menumpu.


Atlet dapat meningkatkan stabilitasnya bila ukuran bidang tumpuannya

diperluas. Dalam gerakan persiapan penerimaan bola dalam passing bawah,


dengan melangkahkan tungkai ke depan berarti dapat memperluas bidang
tumpunya. Apabila seorang pemain melakukan posisi kuda-kuda dengan jarak
antara kedua ujung kaki sempit, maka bermain tersebut ada pada keadaan yang
tidak stabil, maka akan lebih mudah digoyangkan. Sebaliknya, apabila pemain

36

bola voli melakukan posisi kuda-kuda dengan jarak antara ujung kaki lebih lebar,
maka pemain tersebut dalam keadaan yang lebih stabil, sebab ia memilki dasar
menumpu yang luas sehingga tidak mudah digoyangkan.
2)

Stabilitas berbanding terbalik dengan besarnya jarak antara titik berat badan

dengan dasar penumpu.


Atlet dapat meningkatkan stabilitasnya bila titik berat badannya
direndahkan. Seorang atlet yang menaikkan letak titik beratnya akan kurang stabil
bila dibandingkan dengan atlet yang mempunyai letak berat badannya lebih
rendah di atas bidang tumpunya. Sama halnya dalam gerakan penerimaan bola
dalam passing bawah, dengan gerakan sedikit menekuk tungkai atas dan
membungkukkan togok maka akan menurunkan letak titik beratnya. Sehingga
tubuh akan lebih stabil dalam melakukan gerakan passing bawah.
3)

Gaya gesekan.
Keseimbangan dapat dipertahankan sesuai dengan kebutuhan aktivitas

cabang olahraga yang dilakukan, dapat dipergunakan alat yang mempunyai gaya
gesekan yang sesuai dengan aktivitas cabang olahraga tersebut. Untuk
memperoleh stabilitas yang besar diperlukan alat yang memiliki gaya gesekan
yang besar pula, misalnya sepatu dengan sol yang dilengkapi secara khusus untuk
hal itu. Pada pemain bola voli sebaiknya sepatu yang dipakai untuk bermain
memiliki sol karet, hal ini bertujuan untuk memperoleh stabilitas yang besar pada
saat melakukan posisi siap.

37

2.2 Kerangka Berfikir


2.2.1 Analisis anatomi pada gerak keterampilan passing bawah bola voli
Gerakan passing bawah secara anatomi merupakan suatu koordinasi
antara anggota gerak tubuh bagian atas dan bawah. Untuk anggota gerak tubuh
bagian atas terdiri dari tulang belakang, gelang panggul, gelang bahu, lengan atas
dan lengan bawah. Sedangkan anggota gerak bagian bawah yang terlibat terdiri
dari tulang paha, tulang tempurung lutut, tulang kering, tulang betis, dan tulang
kaki. Sehingga kedua bagian anggota gerak tersebut memerlukan koordinasi yang
baik untuk bisa melakukan passing bawah dengan benar.
Pembahasan mengenai passing bawah, menurut M. Yunus (1992:79) dapat
dijelaskan bahwa pola gerak untuk melakukan passing bawah ada tiga tahapan
yaitu saat permulaan, saat pelaksanaan, dan lanjutan. Berikut penjelasan kerja
sendi dan gerak yang terjadi mengenai pola gerakan passing bawah :
1) Sikap permulaan :
Sendi bahu yang bergerak secara abduksi dan adduksi saat lengan mengayun
ke depan.
Sendi siku yang bergerak secara fleksi dan ekstensi saat lengan dalam
keadaan membengkok atau lurus.
Sendi radio ulna yang bergerak saat lengan dalam keadaan pronasi dan
supinasi.
Sendi pinggul yang membatasi gerakan sendi keseluruh arah dan membentuk
sikap tegak tubuh dalam keadaan berdiri.

38

Sendi lutut merupakan sendi engsel yang bergerak secara fleksi dan ekstensi.
Sendi telapak kaki yang bergerak sedikit mengayun secara adduksi dan
abduksi.
2) Sikap permulaan :
Sendi bahu bergerak secara abduksi saat lengan bergerak ke atas.
Sendi siku bergerak secara fleksi saat lengan bergerak lurus saat menerima
bola.
Sendi radio ulna bergerak secara supinasi saat perkenaan bola dengan bagian
proksimal lengan.
Sendi pinggul bergerak secara fleksi saat tubuh dalam keadaan condong ke
depan.
Sendi lutut bergerak ekstensi saat gerakan lutut dalam keadaan lurus.
Sendi telapak kaki begerak secara adduksi saat adanya gerakan sedikit
mengayun.
3) Sikap lanjutan :
Sendi bahu bergerak adduksi saat lengan kembali dalam posisi sikap awal.
Sendi pinggul mempertahankan sikap tubuh yang agak condong ke depan.
Sendi lutut bergerak fleksi saat tubuh bergerak dalam posisi sikap awal.
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa kerja sendi dan gerak
yang terjadi mempunyai peranan penting dalam hal koordinasi saat melakukan
gerakan passing bawah sehingga menghasilkan keterampilan gerak yang baik.
2.2.2 Analisis Fisiologi pada gerak keterampilan passing bawah bola voli

39

Gerakan pada passing bawah saat sikap permulaan, perkenaan, dan


lanjutan secara fisiologi merupakan hasil dari adanya koordinasi antara beberapa
kontraksi sekelompok otot bagian tubuh.Yaitu kontraksi otot pada bahu,
punggung, lengan atas, lengan bawah, panggul, tungkai atas, dan tungkai bawah.
Secara fisiologi kontraksi otot yang terlibat pada gerakan passing bawah
adalah sebagai berikut :
1) Otot bagian bahu yang terdiri dari muskulus deltoid yang fungsinya
mengangkat lengan sampai mendatar, muskulus supraspinatus yang fungsinya
mengangkat lengan, muskulus teres mayor dan minor yang fungsinya memutar
lengan ke dalam dan keluar.
2) Otot bagian punggung yang terdiri dari trapezius yang fungsinya mengangkat
dan menarik sendi bahu, muskulus interspinalis yang fungsinya untuk sikap dan
pergerakan tulan belakang.
3) Otot lengan atas yang terdiri dari muskulus bisep braki yang fungsinya untuk
membengkokkan lengan bawah siku, meratakan, dan mengangkat lengan,
muskulus brakialis yang fungsinya membengkokkan lengan bawah siku, muskulus
korakobrakialis yang fungsinya mengangkat lengan, muskulus triceps braki yang
fungsinya meluruskan lengan.
4) Otot lengan bawah yang terdiri dari muskulus pronator teres yang berfungsi
membengkokkan lengan bawah, muskulus pronator teres equadratus yang
fungsinya pronasi tangan, muskulus supinator brevis yang fungsinya supinasi
tangan.

40

5) Otot bagian panggul yang terdiri dari muskulus gluteus maksimus yang
fungsinya rotasi fleksi dan endorotasi femur, muskulus gluteus medius dan
minimus yang fungsinya abduksi dan endorotasi dari femur.
6) Otot tungkai atas yang terdiri dari muskulus abductor femoralis yang
fungsinya gerakan abduksi dari femur, muskulus ekstensor yang fungsinya
membengkokkan paha dan meluruskan atau membengkokkan tungkai bawah.
7) Otot tungkai bawah yang terdiri dari muskulus tibialis anterior yang
fungsinya mengangkat dan membengkokkan kaki, muskulus tibialis posterior
yang fungsinya membengkokkan kaki di sendi tumit dan telapak kaki.
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa koordinasi yang baik
dari beberapa kontraksi otot pada bahu, punggung, lengan atas, lengan bawah,
panggul, tungkai atas, dan tungkai bawah mempunyai peranan penting dalam
melakukan gerakan keterampilan passing bawah.
2.2.3 Analisis biomekanika pada gerak keterampilan passing bawah bola voli
Secara biomekanika gerakan ayunan lengan saat passing bawah lebih
banyak didominasi oleh kekuatan otot lengan, sedangkan otot yang terdapat pada
pangkal lengan atas dan lengan bawah peran aktif terjadi saat impact (pertemuan)
antara bagian proksimal lengan dan bola dimana lengan difleksikan dengan
bantuan Musculus Biseps Brachii. Jadi jika lengan saat impact dengan bola akan
terjadi adanya momentum pada lengan terhadap bola. Sehingga pemain
memerlukan momentum yang harus dikontrol agar bola dapat memantul dengan
jarak yang tepat untuk sampai ke arah sasaran. Gerakan passing bawah merupakan
gerakan pengungkit. Artinya bola diungkit ke atas dengan jalan ayunan lengan

41

dan ditambah dengan penurunan panggul agar bola dapat dipantulkan ke atas
dengan baik (M. Mariyanto, Sunardi, dan Agus Margono, 1994:69)
Gerakan passing bawah selain adanya gerakan lengan juga terjadi gerakan
tungkai untuk melakukan pemindahan titik berat badan. Menurut Boyke Mulyana
(2000:19) letak titik berat atlet jarang tetap pada tempat yang sama selama
beberapa waktu. Begitu juga menurut Soedarminto (1992:150) jika bentuk atau
posisi sebuah objek berubah, maka letaknya titik berat juga akan berubah. Selain
titik berat badan, keseimbangan dan stabilitas tubuh juga mempengaruhi gerakan
saat melakukan passing bawah. Keseimbangan berkaitan dengan koordinasi dan
kontrol. Stabilitas berkaitan dengan seberapa besar tahanan yang diciptakan atlet
untuk melawan gangguan lawan terhadap keseimbanganya. Semakin stabil atlet,
maka semakin besar tahanan yang diciptakannya untuk mengatasi gaya yang
mengganggunya.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa gaya, sifat
gerakan, dan prinsip mekanika yang terapkan mempunyai peranan penting dalam
melakukan gerakan keterampilan passing bawah.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian


Pendekatan penelitian adalah metode yang digunakan untuk mendekati
permasalahan yang diteliti sehingga dapat menjelaskan dan membahas
permasalahan secara tepat (Suharsimi Arikunto, 2006:25). Pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Yaitu mengumpulkan
data sebanyak-banyaknya mengenai faktor-faktor yang merupakan pendukung
objek dan mencermati objek secara mendalam untuk menemukan semua variabel
penting yang melatarbelakangi timbulnya objek untuk mencari kemungkinan
pemecahan masalah yang diangkat (Suharsimi Arikunto, 2006:108).
3.2 Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah pemain klub bola voli Putera Mustika
Blora. Sedangkan objek atau variabel pada penelitian ini adalah bagaimanakah
analisis gerak keterampilan passing bawah ditinjau dari anatomi, fisiologi, dan
biomekanika tubuh.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Data penelitian dihimpun langsung melalui : (1) dokumentasi, (2)
pengamatan atau observasi. Agar data yang diperoleh seobjektif mungkin, maka
data tersebut diperkuat dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap subjek
penelitian.

42

43

1) Dokumentasi
Dokumentasi dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang
tertulis. Didalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki bendabenda tertulis seperti buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, catatan
harian, dan sebagainya (Suharsimi Arikunto,2006:158).
Penulis dalam penelitian ini saat proses pengumpulan data dengan cara
menganalisis dokumen yang ada di buku, guna mendukung data-data lain yang
diperoleh dari catatan hasil pengamatan langsung atau observasi.
2) Pengamatan atau Observasi
Observasi merupakan metode pengumpulan data dengan cara melakukan
pengamatan terhadap objek (Samsudi 2006:87). Untuk menganalisa gerak
keterampilan passing bawah dalam bola voli, peneliti menggunakan metode
observasi sebagai metode pengumpulan data, dan lembar observasi berupa skala
penilaian (rating scale) sebagai alat pengumpul datanya.
Pencatatan data dengan alat ini (skala penilaian) dilakukan seperti
checklist. Perbedaannya terletak pada kategorisasi gejala yang dicatat. (S.
Margono 2005:160). Dalam skala penilaian terdapat kolom-kolom yang
menunjukkan tingkatan atau jenjang setiap gejala yang diamati.
3.4 Instrumen Penelitian
Instrumen pada penelitian ini berupa data dari hasil dokumentasi yang
telah disusun berdasarkan landasan teori

yang ada yang diperkuat dengan

pengamatan langsung terhadap objek penelitian. Kemudian instrumen untuk


dokumentasi yaitu dengan menggunakan catatan pribadi yang digunakan oleh

44

peneliti pada saat melakukan pendokumentasian mengenai analisis gerak


keterampilan passing bawah yang ditinjau dari anatomi, fisiologi, dan
biomekanika tubuh.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar panduan atau
pedoman pengamatan yang berisi tentang sub variabel dari teknik passing bawah
berdasarkan landasan teori. Pada lembar pengamatan gerak keterampilan passing
bawah yang diisi oleh pelatih terdapat beberapa item pernyataan berdasarkan teori
yang dilakukan oleh sampel atau subjek penelitian. Pada pengamatan gerak
keterampilan passing bawah pengisian kolom penilaian dengan memberi tanda
centang atau check () disesuaikan dengan hasil pengamatan, yaitu sesuai, dan
tidak sesuai. Kriteria nilai mengacu pada setiap gerakan tubuh dan pantulan bola
saat melakukan passing bawah yang benar dan sesuai dengan lembar pedoman
pengamatan.
3.5 Analisis Data
3.5.1 Analisis Deskriptif
Analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian,
karena analisis data dapat memberi arti dan makna yang berguna dalam
memecahkan masalah penelitian kemudian data yang diperoleh kemudian
dianalisis. Analisis data menurut Moleong (2006:247) adalah proses pengumpulan
data, mengorganisasikan ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian data.
Data yang dikumpulkan kemudian dipisahpisahkan menurut jenisnya
masingmasing dan disusun untuk dianalisis dan disimpulkan. Hal ini sesuai
dengan ciri dan sifat dari metode penelitian deskriptif seperti yang dikemukakan

45

oleh Surachmat (1976:132) mengemukakan bahwa memusatkan pada masalahmasalah yang ada pada masa sekarang, pada masa actual. Data yang terkumpul
mulamula disusun, dijelaskan kemudian dianalisa. Dengan adanya metode
analisis diatas, maka akan dapat diperoleh gambaran yang sesungguhnya
mengenai keterampilan gerak passing bawah dalam bola voli.
3.5.2 Analisis Deskriptif Persentase
Analisis ini digunakan untuk mendeskripsikan hasil penelitian untuk
ditarik kesimpulan dengan kata-kata. Langkah-langkah yang ditempuh dalam
analisis ini adalah:
1) Membuat tabel distribusi nilai
2) Menentukan skor hasil pengamatan dengan ketentuan skor yang telah
ditetapkan
3) Menjumlahkan skor hasil pengamatan yang diperoleh
4) Memasukan skor tersebut ke dalam rumus: % =
Keterangan:
n = Nilai yang diperoleh
N = Jumlah nilai total
% = Persentase yang diperoleh

5) Hasil yang diperoleh dikonsultasikan dengan tabel


Hasil penilaian ini kemudian diubah menjadi sebuah predikat yang
menunjuk pada pernyataan keadaan atau ukuran kualitas. Sebelum menentukan
predikat, terlebih dahulu menentukan kriteria (tolak ukur) yang akan dijadikan
patokan penilaian selanjutnya (Suharsimi Arikunto, 2009:269). Kemudian untuk
menentukan kategori deskriptif persentase (DP) yang diperoleh, maka dibuat tabel
kategori yang disusun dalam perhitungan sebagai berikut:

46

(a) Persentase maksimal

: (5/5) x 100% = 100%

(b) Persentase minimal

: (1/5) x 100% = 20%

(c) Rentang persentase

:100%-20%

(d) Interval kelas persentase : 80% / 5

= 80%
= 16%

Dengan demikian tabel kategori untuk keterampilan gerak passing bawah pemain
adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Kategori Deskriptif Persentase
Interval
Kriteria
88% - 100%

Sangat Baik

71% - 87%

Baik

54% - 70%

Sedang

37% - 53%

Kurang

20% - 36%

Sangat Kurang

Sumber : Data yang diolah, 2011

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Hasil penelitian berdasarkan pada kesesuaian setiap gerakan sampel
terhadap pernyataanpernyataan yang tertuang dalam lembar pengamatan tentang
gerak keterampilan passing bawah bola voli di Klub Bola Voli Putra Mustika
Blora.
4.1.1 Deskripsi Data
Deskripsi data dari tiap-tiap komponen keterampilan passing bawah
diperoleh hasil sebagai berikut :

1) Berdasarkan data hasil pengamatan passing bawah ditinjau dari faktor anatomi
dapat dideskripsikan seperti pada tabel berikut :
Tabel 4.1. Ringkasan Data Faktor Anatomi
Faktor Anatomi Sesuai
Tidak sesuai
Jumlah
154
26
Presentase
85,6
14,4
Kriteria
Baik

2) Berdasarkan data hasil pengamatan passing bawah ditinjau dari faktor fisiologi
dapat dideskripsikan seperti pada tabel berikut :
Tabel 4.2. Ringkasan Data Faktor Fisiologi
Faktor Fisiologi Sesuai
Tidak sesuai
Jumlah
133
17
Presentase
88,7
11,3
Kriteria
Sangat Baik

47

48

3) Berdasarkan data hasil pengamatan passing bawah ditinjau dari faktor


biomekanika dapat dideskripsikan seperti pada tabel berikut :
Tabel 4.3. Ringkasan Data Faktor Biomekanika
Faktor Biomekanika Sesuai Tidak sesuai
Jumlah
157
23
Presentase
87,2
12,8
Kriteria
Baik

4) Berdasarkan data hasil pengamatan passing bawah ditinjau dari faktor


keseluruhan dapat dideskripsikan seperti pada tabel berikut :
Tabel 4.4. Ringkasan Data Keseluruhan
Varibel
Sesuai
Tidak sesuai
Anatomi
154
26
Fisiologi
133
17
Biomekanika
157
23
Jumlah
444
66
Presentase
87,1
12,9
Kriteria
Baik

4.1.2 Analisis Data


Hasil analisis deskriptif faktor anatomi pada pengamatan gerak
keterampilan passing bawah pada dapat dilihat pada hasil berikut ini :

Valid

Sesuai
Tidak

Sesuai

Tabel 4.5
Anatomi
Frequenc perce
y
nt
154
85.6
26
14.4
180
100.0

Valid
persen
85.6
14.4
100.0

Cumulative
percent
85.6
100.0

Total

Berdasarkan hasil pengamatan passing bawah ditinjau dari faktor anatomi


terhadap 6 sampel yang menggunakan 30 butir indikator pengamatan pilihan
sesuaitidak sesuai diperoleh skor rata-rata 85,6% indikator menyatakan sesuai.

49

Sehingga gerak keterampilan passing bawah pemain bola voli Putra Mustika
dalam kategori baik.
Hasil analisis deskriptif faktor fisiologi pada pengamatan gerak
keterampilan passing dapat dilihat pada hasil berikut ini :
Tabel 4.6
Fisiologi
Valid

Sesuai
Tidak Sesuai
Total

Frequency
133
17
150

percent
88.7
11.3
100.0

Valid persen
88.7
11.3
100.0

Cumulative percent
88.7
100.0

Berdasarkan hasil pengamatan passing bawah ditinjau dari faktor fisiologi


terhadap 6 sampel yang menggunakan 25 butir indikator pengamatan pilihan
sesuaitidak sesuai diperoleh skor rata-rata 88,7% indikator menyatakan sesuai.
Sehingga gerak keterampilan passing bawah pemain bola voli Putra Mustika
dalam kategori sangat baik.
Hasil analisis deskriptif faktor biomekanika pada pengamatan gerak
keterampilan passing bawah dapat dilihat pada hasil berikut ini :
Tabel 4.7
Biomekanika
Valid

Sesuai
Tidak Sesuai
Total

Frequency
157
23
180

percent
87.2
12.8
100.0

Valid persen
87.2
12.8
100.0

Cumulative percent
87.2
100.0

Berdasarkan hasil pengamatan passing bawah ditinjau dari faktor


biomekanika terhadap 6 sampel yang menggunakan 30 butir indikator pengamatan
pilihan sesuaitidak sesuai diperoleh skor rata-rata 87,2% indikator menyatakan
sesuai. Sehingga gerak keterampilan passing bawah pemain bola voli Putra
Mustika dalam kategori baik.

50

Hasil analisis deskriptif dari keseluruhan faktor gerak keterampilan


passing bawah pada pemain Klub Bola Voli Putra Mustika Blora dapat dilihat
pada tabel presentase berikut ini:
Tabel 4.8
Hasil Keseluruhan
Valid

Sesuai
Tidak Sesuai
Total

Frequency
444
66
510

percent
87.1
12.9
100.0

Valid persen
87.1
12.9
100.0

Cumulative percent
87.1
100.0

Berdasarkan hasil pengamatan keseluruhan gerak keterampilan passing


bawah ditinjau dari faktor anatomi, fisiologi, dan biomekanika terhadap 6 sampel
yang menggunakan 85 butir indikator pengamatan pilihan sesuaitidak sesuai
diperoleh skor rata-rata 87,1% indikator menyatakan sesuai.
Dengan demikian

hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gerak

keterampilan passing bawah pada pemain bola voli Putra Mustika dalam kategori
baik, dengan rincian sebagai berikut :
1) Gerak keterampilan passing bawah pada pemain bola voli Putra Mustika
ditinjau dari faktor anatomi dalam kategori baik.
2) Gerak keterampilan passing bawah pada pemain bola voli Putra Mustika
ditinjau dari faktor fisiologi dalam kategori sangat baik.
3) Gerak keterampilan passing bawah pada pemain bola voli Putra Mustika
ditinjau dari faktor biomekanika dalam kategori baik.

51

4.2 Pembahasan
Hasil penelitian yang diperoleh adalah analisis gerak keterampilan passing
bawah pemain bola voli Putra Mustika Blora ditinjau dari keseluruhan faktor
penelitian menunjukkan bahwa gerak keterampilan passing bawah dalam
kategori baik. Karena dalam pelaksanaannya, teknik passing bawah pemain bola
voli ditinjau dari faktor anatomi dan biomekanika sudah baik, serta dari faktor
fisiologi sangat baik. Sehingga teknik passing bawah bila ditinjau dari faktor
anatomi dan fisiologi memerlukan koordinasi antara kerja sendi, gerak yang
terjadi, otot yang berperan serta bentuk kontraksinya, dan tinjauan kerja syaraf
yang terjadi dalam proses keefektifan kinerja. Sedangkan untuk faktor
biomekanika, passing bawah memerlukan sifat gerakan, sifat gaya-gaya (sudut
gerakan), serta prinsip mekanika yang diterapkan, misal : kestabilan dan
keseimbangan, gaya otot, kelanjutan aplikasi gaya, dan prinsip-prinsip gerakan.
Pemain hendaknya dibekali dengan keterampilan atau teknik passing
bawah yang baik dan pengetahuan tentang anatomi, fisiologi, dan biomekanika
dalam melakukan passing bawah. Pemain yang memiliki teknik passing bawah
baik cenderung dapat melakukan passing bawah dengan baik pula. Kenyataan
tersebut sangat beralasan sebab menurut Sugiyanto (1992:261), unsur pendukung
gerakan yang terampil meliputi unsur fisik, mental, dan emosional. Ketiganya
harus berfungsi dalam suatu mekanisme yang terorganisasi dengan baik. Semua
sistem tubuh difungsikan melalui sistem syaraf untuk menghasilkan kontrol tubuh
pada saat melakukan gerakan. Kontrol tubuh tersebut meliputi kontrol
keseimbangan, kontrol ketepatan waktu bergerak (timing), dan kontrol muskular.

52

Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan bahwa untuk menghasilkan


gerak keterampilan passing bawah yang baik selain penguasaan teknik passing
juga perlu ditunjang faktor lain seperti memperhatikan faktor anatomi, fisiologi,
dan biomekanika. Kemudian untuk dapat melakukan penilaian terhadap gerak
keterampilan passing bawah yang baik, digunakan beberapa faktor tersebut
sebagai indikatornya. Berikut pembahasan hasil penelitian untuk tiap faktor yang
digunakan tersebut :
1) Faktor Anatomi
Berdasarkan hasil tabel penelitian menunjukkan bahwa gerak keterampilan
passing bawah pemain bola voli Putra Mustika Blora ditinjau dari faktor anatomi
dalam kategori baik. Karena agar teknik passing bawah dapat dikatakan baik,
maka setiap pemain diharapkan mengerti bahwa teknik passing bawah merupakan
salah satu jenis teknik dalam bermain bola voli yang membutuhkan faktor anatomi
seperti koordinasi dan kontrol anggota gerak tubuh secara keseluruhan atau
sebagian tubuh. Bila pemain mampu melakukan gerakan secara efisien dan benar
secara mekanis, maka pemain tersebut dapat dikatakan memilki gerakan yang
terampil.
Passing bawah merupakan salah satu teknik dalam permainan bola voli
yang harus dikuasai sebelum bermain bola voli. Passing bawah dalam bola voli
dapat terjadi akibat koordinasi dari anggota gerak badan bagian atas dan anggota
gerak badan bagian bawah. Semakin baik koordinasi antara anggota gerak badan,
berarti semakin baik pula keterampilan yang dihasilkan untuk melakukan passing
bawah, sehingga diperoleh hasil passing bola yang tepat dan akurat pada sasaran.

53

Pandangan mata yang selalu tertuju ke arah datangnya bola saat persiapan
passing bawah diperlukan untuk menangkap stimulus visual yang bergerak
dengan cepat yaitu kecepatan dan arah datangnya bola. Pada saat melakukan
passing bawah kecepatan memahami stimulus dan kecepatan membuat keputusan
sangat erat kaitannya dengan pemberian respon terhadap stimulus yang diterima.
Hal ini juga didukung pendapat Sugiyanto (1992:259) mengatakan bahwa apabila
stimulus cepat dipahami, kemudian keputusan cepat dibuat, maka responnya juga
bisa dengan cepat diberikan. Kedua lengan yang sedikit ditekuk dan sejajar paha
akan lebih memungkinkan tubuh cepat dalam persiapan menerima bola dan tidak
banyak mengalami hambatan saat bergerak. Punggung dan togok yang agak
condong ke depan dalam posisi merendah akan memudahkan pemain untuk
bergerak ke depan, menjangkau bola ke samping kiri maupun kanan, serta
berpindah ke belakang. Hal ini sesuai dengan pernyataan M. Mariyanto, Sunardi,
dan Agus Margono (1994:159) bahwa togok yang terlalu tegak, kemampuan
untuk mengubah arah gerak akan semakin terhambat. Kemudian kaki yang dalam
posisi kangkang dengan salah satu kaki maju ke depan akan lebih memudahkan
pemain untuk bergerak ke arah datangnya bola.
Sikap saat perkenaan dalam passing bawah sangat penting diperlukan
untuk menghasilkan pantulan bola yang terarah setelah bola impact dengan bagian
proksimal lengan. Dengan sikap perkenaan yang benar maka akan memungkinkan
pemain dalam melakukan passing dapat menghasilkan pantulan yang mengarah
tepat ke sasaran. Pentingnya sikap perkenaan juga didukung pendapat M.
Mariyanto (1994:202) mengatakan bahwa perkenaan bola harus di usahakan tepat

54

pada bagian proksimal pergelangan dan dengan bidang yang selebar mungkin agar
bola dapat melambung secara stabil. Kemudian pada saat bola jatuh jauh terlalu ke
depan atau ke samping, maka untuk dapat menjangkau bola agar dapat dipassing
dengan baik pemain menggunakan teknik passing dengan satu tangan. Karena
dengan menggunakan satu tangan maka jangkauan lengan pemain saat perkenaan
bola akan lebih jauh daripada dengan dua tangan. Hal ini juga didukung pendapat
M. Mariyanto, Sunardi, dan Agus Margono (1992:203) mengatakan bahwa di
dalam permainan bola voli memainkan bola dengan teknik passing bawah ada
kalanya harus dilakukan dengan satu tangan, yang mana posisi bola tidak
memungkinkan untuk dipassing dengan dua tangan karena bola jatuh jauh dari
posisi pemain baik di samping atau di depan.
Selain itu sikap akhir setelah bola dipassing juga sangat penting karena
dengan sikap akhir yang baik akan memungkinkan saat melakukan persiapan
penerimaan bola selanjutnya akan lebih siap. Pentingnya sikap akhir saat passing
bawah juga di dukung oleh pernyataan M. Mariyanto, Sunardi, dan Agus
Margono (1992:124) mengatakan bahwa setelah bola selesai dipassing bawah,
maka segera diikuti pengambilan sikap siap normal, dengan tujuan agar dapat
bergerak lebih cepat untuk menyesuaikan diri dengan keadaan. .
2) Faktor Fisiologi
Berdasarkan hasil tabel penelitian menunjukkan bahwa gerak keterampilan
passing bawah pemain bola voli Putra Mustika Blora ditinjau dari faktor fisiologi
dalam kategori sangat baik. Karena agar teknik passing bawah dapat dikatakan
baik, maka setiap pemain diharapkan mengerti bahwa teknik passing bawah

55

merupakan perpaduan dari koordinasi dan kontrol antara gerakan yang tidak dapat
dipisahkan pada bahu, lengan atas, lengan bawah, punggung, togok, pinggul,
tungkai atas, dan tungkai bawah. Hal tersebut dipertegas oleh pendapat Sugiyanto
(1992:248) yang menyatakan koordinasi dan kontrol tubuh yang baik akan
meningkatkan keterampilan dalam melakukan gerakan.
Gerakan dapat terjadi karena adanya stimulus gerak, kemudian stimulus
gerak dihantarkan oleh syaraf ke setiap unit gerak pada otot. Otot yang
berkontraksi kemudian menggerakkan tulang-tulang yang berporos pada
persendian. Saat melakukan passing bawah banyak bagian otot tubuh yang
berkontraksi maupun berelaksasi secara bersamaan, yaitu bagian otot bahu,
lengan, togok, dan tungkai. Karena saat passing bawah diperlukan adanya
kemampuan mengendalikan kontraksi dan relaksasi otot agar memperoleh
efisiensi gerakan serta mempercepat proses pemulihan. Selain itu koordinasi otot
saat passing bawah tubuh juga diperlukan karena gerakan yang terkoodinasi
dengan baik akan menimbulkan ketegangan otot yang tidak perlu dan
pelaksanaannya lancar. Apabila setiap gerakan saat passing bawah dapat
terkoordinasi dengan baik dan dikombinasikan secara serasi, maka akan
menghasilkan gerakan passing bawah yang efisien serta terhindar dari
kemungkinan terjadinya cidera. Hal ini didukung oleh pendapat Sugiyanto
(1992:262) mengatakan bahwa gerakan dikatakan efisien apabila gerakan-gerakan
yang terkoordinasi dengan baik dikombinasikan untuk menghasilkan gerakan
yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas tertentu, dan memanfaatkannya

56

dengan perolehan nilai yang tinggi, dengan arah yang baik, dan menggunakan
tenaga sekecil mungkin.
3) Faktor Biomekanika
Berdasarkan hasil tabel penelitian menunjukkan bahwa gerak keterampilan
passing bawah pemain bola voli Putra Mustika Blora ditinjau dari faktor
biomekanika dalam kategori baik. Karena agar dalam pelaksanaan passing bawah
dapat dikatakan baik, maka setiap pemain diharapkan mampu memanfaatkan
unsur kekuatan yang ada pada lengan, togok, punggung, perut, dan tungkai
tersebut secara maksimal dengan jalan melakukan gerakan passing secara cepat
sebab untuk mendapatkan hasil pantulan bola yang baik seorang pemain harus
mampu mamadukan unsur kekuatan yang ada pada dirinya dengan kecepatan
gerak baik saat mengayunkan lengan memasing bola maupun bergerak ke arah
datangnya bola. Kenyataan tersebut sangat beralasan sebab menurut M. Sajoto
(1995:8), kekuatan merupakan komponen kondisi fisik seseorang untuk dapat
mempergunakan otot guna menerima beban sewaktu bekerja. M. Mariyanto,
Sunardi, dan Agus Margono (1994:293) mengatakan bahwa daya otot (Muscular
Power) adalah kemampuan seseorang untuk mempergunakan kekuatan maksimal
yang digunakan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Dalam kata lain daya
(power) merupakan perkalian antara kekuatan (Force) dengan kecepatan
(Velocity). Sehingga kekuatan dan kecepatan merupakan satu kesatuan yang
dinamakan power yang merupakan ketepatan otot untuk mengerahkan atau
mengeluarkan kekuatan maksimal dalam waktu yang amat singkat seperti halnya
dalam pelaksanaan Passing bawah bola voli.

57

Gerakan ayunan lengan saat passing bawah lebih banyak didominasi oleh
kekuatan otot lengan, sedangkan otot yang terdapat pada bahu, punggung, togok,
dan tungkai hanya sebagai penyeimbang koordinasi gerakan. Karena pertemuan
bola terjadi pada bagian proksimal lengan dimana terjadi suatu momentum yang
berkaitan dengan kecepatan dan massa benda yang sedang bergerak. Keterampilan
passing bawah pada dasarnya tergantung pada kecepatan dan arah datangnya bola,
sehingga dalam gerakan passing bawah memerlukan momentum yang harus
dikontrol pemain agar bola dapat melayang dengan jarak yang tepat untuk sampai
kepada sasaran. Dalam melakukan passing bawah untuk menerima bola yang
datangnya cepat lengan tidak perlu diayun melainkan cukup ditahan. Bahkan
untuk menerima bola yang datangnya lebih cepat dan keras, lengan harus
meredam dengan cara sedikit menarik lengan ke arah datangnya bola. Kenyataan
tentang hal tersebut sangat beralasan sebab menurut Sugiyanto (1992:256),
seseorang yang memiliki gerakan terampil adalah seseorang yang mampu
melakukan gerakan secara efisien dan benar secara mekanis. Melakukan secara
efisien berarti menggunakan tenaga sekecil mungkin untuk menyelesaikan tugas
gerak dengan sebaik-baiknya.
Gerakan saat passing bawah selain adanya gerakan lengan juga terjadi
gerakan tungkai untuk memindahkan titik berat badan. Badan yang sedikit
dicondongkan ke depan saat persiapan dan berat badan yang menumpu pada
telapak kaki bagian depan tujuannya untuk mendapatkan suatu kesetimbangan
labil agar dapat lebih mudah dan lebih cepat bergerak ke segala arah. Ketika
pemain melakukan sliding ke depan dengan menjulurkan tangan, lengan, dan

58

badan jauh ke arah depan untuk segera memainkan bola, memungkinkan


terjadinya kehilangan keseimbangan pada pemain. Hal tersebut terjadi karena
bidang tumpu terutama kaki depan jauh tertinggal di belakang, sehingga titik berat
badan jatuh di depan bidang tumpu. Kemudian saat tubuh melakukan gerakan ke
samping kiri maupun kanan, tumpuan tubuh bagian atas menumpu pada kaki yang
ditekuk. Tujuan dari gerakan ini adalah untuk lebih memudahkan pemain
melakukan rol atau berguling ke samping dengan tumpuan paha, pantat,
punggung, lalu bahu. Pernyataan ini didukung oleh Soedarminto (1992:150) yang
mengatakan jika bentuk atau posisi sebuah objek berubah, maka letaknya titik
berat juga akan berubah.
Selain pengaruh dari titik berat badan, keseimbangan dan stabilitas tubuh
juga mempengaruhi gerakan saat melakukan passing bawah. Jika pemain
mempunyai keseimbangan yang baik, maka ia dapat mempertahankan posisinya
dan menetralkan gaya yang akan memengaruhinya. Posisi kaki setiap pemain
yang menekuk dan sedikit kangkang saat menerima bola tujuannya agar pemain
tersebut dapat mempertahankan keseimbangan dan kestabilan tubuhnya saat
terjadi perkenaan bola dengan bagian proksimal lengan. Kemudian saat tahap
perkenaan, berat badan pemain yang bertumpu pada ujung kaki bagian depan agar
pemain tersebut dalam keadaan labil. Sehingga lebih memungkinkan pemain
untuk dapat bergerak ke depan. Hal ini didukung oleh Soedarminto (1992:152)
yang menyatakan jika posisi sebuah objek diubah sedikit dan objek cenderung
untuk kembali pada posisi semula, maka objek itu dalam keadaan seimbang atau
stabil.

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
Setelah diperoleh hasil penelitian dan dibahas, maka dapat diambil
simpulan :
Bahwa gerak keterampilan passing bawah secara keseluruhan
pemain di Klub Bola Voli Putra Mustika dalam kategori baik, dengan
rincian:
1) Gerak keterampilan passing bawah pemain bola voli Putra Mustika ditinjau
dari faktor anatomi dalam kategori baik.
2) Gerak keterampilan passing bawah pemain bola voli Putra Mustika ditinjau
dari faktor fisiologi dalam kategori sangat baik.
3) Gerak keterampilan passing bawah pemain bola voli Putra Mustika ditinjau
dari faktor biomekanika dalam kategori baik.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan dari penelitian ini, maka
peneliti mengajukan saran-saran sebagai berikut :
1) Bagi pemain bola voli, agar dapat melakukan keterampilan passing bawah
dengan baik dan benar, maka perlu lebih memperhatikan faktor anatomi,
fisiologi, dan biomekanika.

59

60

2) Bagi

pelatih,

dalam

pelaksanaan

latihan

para

pemain

hendaknya

memperhatikan prinsip-prinsip latihan diantaranya pengelolaan latihan dengan


memperhatikan faktor anatomi, fisiologi, dan biomekanika.
3) Bagi peneliti lain yang melakukan penelitian sejenis, hendaknya hasil
penelitian ini digunakan sebagai bahan pertimbangan agar diperoleh hasil yang
lebih dapat dipertangung jawabkan secara ilmiah.

DAFTAR PUSTAKA
Amung Mamun dan Toto Subroto, 2001. Pendekatan Keterampilan Taktis dalam
Permainan Bola Voli. Jakarta : Dirjen Olahraga.
A.Sarumpaet dkk. 1992. Permainan Olahraga Besar. Depdikbud Dirjen Dikti.
Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Barbara L. Viera. 2004. Bola Voli Tingkat Pemula. Jakarta : PT Rajagrafindo
Persada.
Dieter Beutelstahl. 1998. Belajar Bermain Voli. Jakarta : Pionir Jaya.
Eri Praktiknyo D. 2006. Tes dan Pengukuran Olahraga. Semarang : Universitas
Negeri Semarang.
Evelin C. Pearce. 2002. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta :
Gramedia PUstaka Utama.
Herry Koesyanto. 2003. Belajar Bermain Bola Voli. Semarang : Unnes.
Http: //patrickzuco.wordpress.com/2009/11/05/ kumpulan -tugas- biomekanika/.
(accesed 5 Sep 2010 17:51:51 GMT)
Http://tedbio.multiply.com/journal/item/16. (accesed 13 Sep 2010 03:23:12 GMT)
Http:/ /www.scribd.com/doc/37853517/ Sistem-Mekanisme-Gerak-Otot. (accesed
24 Sep 2010 15:38:05 GMT)
Lexi J, Moleong. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.
Machfud Irsada. 1999. Bola Voli. Depdikbud. Dirjen Pendidikan Dasar dan
Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III.
Margono, S. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
M. Mariyanto., Sunardi., Agus Margono. 1994. Permainan Besar II. Jakarta :
Universitas Terbuka.
M. Sajoto. 1995. Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik dalam
Olahraga. Semarang : Dahara Prize.
M. Yunus. 1992. Olahraga Pilihan Bola Voli. Depdikbud Dirjen Dikti. Proyek
Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Nasuka. 2005. Fisiologi Olahraga. Semarang : Universitas Negeri Semarang.

61

62

Nuril Ahmadi. 2007. Panduan Olahraga Bola Voli. Surakarta : Era Pustaka
Utama.
Phil Yanuar Kiram. 1992. Belajar Motorik. Depdikbud.PGSD.
Samsudi. 2006. Disain Penelitian Pendidikan. Semarang : Universitas Negeri
Semarang Press.
Setiadi. 2007. Anatomi Dan Fisiologi Manusia. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Soedarminto.1992. Kinesiologi. Semarang : Universitas Negeri Semarang.
Soegiyanto K.S. 2004. Fisiologi Olahraga. Semarang : Universitas Negeri
Semarang.
Sri Haryono. 2005. Biomekanika Olahraga. Semarang : Universitas Negeri
Semarang.
Sugiyanto.1992. Perkembangan Dan Belajar Gerak. Jakarta : Depdikbud. Proyek
Peningkatan Mutu Guru SD dan Pendidikan Kependudukan.
Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Surachmad. 1976. Dasar dan Teknik Research Pengantar Ilmiah. Bandung : CV
Tarsito.
Syaifudin. 1996. Anatomi Untuk Siswa Perawat. Jakarta : Balai Pustaka.
Ucup Yusup. 2000. Kinesiologi. Depdikbud. Dirjen Pendidikan Dasar dan
Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III.

63

Lampiran 1.
Lembar Pedoman Pengamatan atau Observasi

Pengamat
No

Indikator Pengamatan/Observasi
Sesuai Tidak
sesuai

1
2
3
4

5
6
7

8
9
10

11
12
13

14
15
16

Anatomi
Sikap permulaan saat passing bawah:
a. Saat bola datang normal / tengah:
-Pandangan mata selalu tertuju ke arah datangnya
bola dengan kepala menghadap lurus ke depan
-Kedua lengan menggantung sejajar paha dengan
siku ditekuk lebih kurang 90 derajat (fleksi)
-Posisi punggung dan togok lurus agak condong
ke depan dalam posisi rendah
-Kaki dalam posisi sedikit kangkang dengan salah
satu kaki maju ke depan, sedangkan lutut sedikit
ditekuk menghadap lurus ke arah datangnya bola
b. Saat bola datang dari atas :
-Didahului dengan kaki melangkah mundur ke
belakang sesuai kebutuhan
-Posisi badan / togok tegak dan relaks
-Lengan dalam keadaan lurus (ekstensi)
c. Saat bola datang dari bawah :
-Diawali dengan langkah kaki ke depan sesuai
kebutuhan
-Badan / togok dalam keadaan merendah dan
bergerak ke bawah bola
-Lengan dalam keadaan lurus (ekstensi) agak ke
bawah
d.Saat bola datang jauh di depan (sliding) :
-Diawali dengan sikap tubuh merendah
-Lengan dalam keadaan lurus ke bawah (ekstensi)
-Kaki muka belakang dan lutut ditekuk siap untuk
bergerak ke depan
e. Saat bola datang dari samping kiri/kanan :
-Diawali dengan bergeser ke samping kiri/kanan
dengan langkah menyamping / langkah silang
-Lengan dalam keadaan lurus (ekstensi) dan relaks
-Badan / togok dalam keadaan merendah agak
condong ke depan

Ket

64

17
18

19
20

21
22
23
24

25
26
27
28
29

30

31

32
33

Sikap perkenaan saat passing bawah:


a. Saat bola datang normal :
-Lengan mengayun dalam keadaan lurus (ekstensi)
dari arah bawah ke atas depan (abduksi)
-Lengan dalam keadaan supinasi sehingga
perkenaan bola tepat pada bagian proksimal
lengan antara siku dan pergelangan tangan
-Sendi pinggul menahan sikap tegak tubuh yang
agak condong bergerak ke depan
-Sendi lutut, pergelangan kaki, dan sendi telapak
kaki melakukan gerakan agak sedikit mengayun
(fleksi dan ekstensi)
b. Saat bola datang jauh ke samping kiri/kanan :
-Menggunakan satu tangan karena bola terlalu
jauh dari jangkauan
-Bola dipukul dengan sisi atas lengan bawah
-Tubuh atas bertumpu pada lutut yang ditekuk
-Berguling ke samping dengan tumpuan berturutturut pada paha, pantat, punggung , lalu bahu
c. Saat bola datang jauh di depan (sliding) :
-Meloncat dengan bertumpu pada satu kaki
-Menerpa dengan gerakan mendatar ke depan
-Bola dipukul dengan punggung tangan ke atas
-Menyentuh lapangan permainan dengan telapak
tangan
-Tangan mendorong sehingga dada, perut, dan
paha meluncur di lantai sementara betis ditekuk
keatas
Sikap akhir saat passing bawah:
-Setelah bola selesai dipasing segera diikuti sikap
siap normal seperti dalam sikap awal
Fisiologi
Sikap permulaan saat passing bawah:
a. Saat bola datang normal/tengah :
-Sistem syaraf mengatur koordinasi otot lengan,
togok, dan kaki untuk berkontraksi melakukan
gerakan sikap siap secara bersamaan
-Otot bahu (deltoid) berkontraksi menahan posisi
lengan yang menggantung membentuk sudut
-Otot paha depan berkontraksi menahan sendi

65

34

35
36
37

38
39
40
41

42

43
44
45
46

47

48
49

lutut yang sedikit menekuk (fleksi)


-Otot tulang belakang dan togok berkontraksi
mempertahankan tubuh yang agak condong ke
depan
b. Saat bola datang dari atas :
-Sistem syaraf mengatur koordinasi kaki untuk
melakukan gerakan langkah ke belakang
-Otot triceps dan ekstensor calpiulnaris
berkontraksi menahan gerakan ekstensor siku
-Otot tulang belakang dan togok berkontraksi
mempertahankan posisi tubuh yang merendah
c. Saat bola datang dari bawah :
-Sistem syaraf mengatur koordinasi kaki untuk
melakukan gerakan langkah ke depan
-Otot bahu (deltoid) berkontraksi menahan
gerakan lurus lengan
-Otot triceps dan ekstensor calpiulnaris
berkontraksi menahan gerakan ekstensor siku
-Otot tulang belakang dan togok berkontraksi
mempertahankan posisi tubuh yang merendah
d. Saat bola datang dari samping kiri/kanan :
-Sistem syaraf mengatur koordinasi kaki, tubuh,
dan lengan untuk melakukan gerakan bergeser ke
samping kiri / kanan
Sikap perkenaan saat passing bawah:
a. Saat bola datang normal :
-Otot triceps dan ekstensor carpiulnaris
berkontraksi menahan gerakan ekstensor siku
-Otot biceps, deltoid, dan supinator brevis
berkontraksi menggerakan ayunan lengan ke atas
-Otot perut dan togok berkontraksi agar tidak
terlalu membungkuk
-Otot paha belakang dan betis berkontraksi
melakukan gerakan ekstensi
b. Saat bola datang jauh di samping kiri/kanan :
-Otot biceps dan deltoid berkontraksi melakukan
gerakan ayunan dari samping belakang ke
samping depan
-Otot paha berkontraksi menahan tubuh yang
bergerak ke samping
-Otot perut dan togok berkontraksi melakukan

66

gerakan berguling ke samping

50
51

52

53

54
55

56

57

58

59
60
61

62

c. Saat bola datang jauh di depan


-Otot kaki berkontraksi melakukan gerakan
loncatan yang bertumpu pada satu kaki
-Otot bahu (deltoideus, teres mayor, teres minor,
pectoralis mayor) dan lengan (triceps brachi~
brachialis, anconeus, flexor carpi radialis,
extensor digitorum, abductor pollicis longus)
berkontraksi melakukan gerakan lurus dari bawah
ke atas
-Otot tangan berkontraksi mendorong dada, perut,
dan paha meluncur di lantai
Sikap akhir saat passing bawah:
-Otot deltoid, teres minor, dan biseps
menggerakan lengan sebagai pendorong saat
melakukan gerakan lanjutan
-Sendi lutut lurus (ekstensi) kemudian menekuk
(fleksi) kembali seperti sikap awal
-Badan (togok) tetap agak condong ke depan

Biomekanika
Sikap permulaan saat passing bawah:
a. Saat bola datang normal/tengah :
-Lengan menggantung dalam keadaan relaks
dengan siku ditekuk kurang lebih 90 derajat untuk
menjaga keseimbangan tubuh
-Togok / badan agak condong ke depan dan berat
badan menumpu pada telapak kaki bagian depan
untuk mendapatkan keseimbangan labil
-Kaki agak sedikit kangkang dan menekuk dengan
sudut 90 derajat tujuan agar tubuh tetap seimbang
dan stabil
b. Saat bola datang dari atas :
-Memindahkan titik berat tubuh ke belakang
dengan melakukan gerakan langkah ke belakang
-Togok/badan dalam keadaan merendah agar
tubuh tetap seimbang dan stabil
-Lengan tetap rileks dalam keadaan lurus menjaga
keseimbangan tubuh
c. Saat bola datang dari bawah :
-Memindahkan titik berat tubuh ke depan dengan

67

63
64

65

66
67
68

69

70

71

72

73
74

75
76
77

melakukan gerakan langkah ke depan


-Togok / badan dalam keadaan merendah agar
tubuh tetap seimbang dan stabil
-Lengan tetap rileks dalam keadaan lurus menjaga
keseimbangan tubuh
d. Saat bola datang dari samping kiri/kanan
-Memindahkan titik berat tubuh ke samping kiri /
kanan dengan melakukan gerakan bergeser ke
samping kiri/kanan
-Kaki tetap kangkang menjaga keseimbangan
tubuh
-Lengan tetap rileks menjaga keseimbangan tubuh
-Togok/badan agak condong ke depan dan
merendah
Sikap perkenaan saat passing bawah:
a. Saat bola datang normal
-Ayunan lengan saat bergerak ke atas (gerakan
pengungkit) dalam keadaan lurus agar bola
mengenai bagian proksimal lengan
-Power lengan pada saat impact dengan bola
disesuaikan dengan kecepatan datangnya bola :
power low saat bola kecepatan tinggi
power medium saat bola kecepatan sedang
power high saat bola kecepatan rendah
-Saat bagian proksimal lengan impact dengan bola
terjadi pengurangan momentum pada kecepatan
laju bola sehingga bola dapat di arahkan tepat ke
sasaran
-Terjadi peningkatan momentum lengan pada bola
sehingga kecepatan laju bola dapat dikendalikan
lengan dan diarahkan ke sasaran dengan tepat
-Togok bergerak ke atas dalam keadaan relaks
dengan mengalihkan berat badan ke depan
-Kaki tetap dalam keadaan kangkang dan lutut
bergerak lurus (ekstensi) agar tetap stabil dan
seimbang
b. Saat bola datang jauh di samping kiri/kanan :
-Lengan melakukan gerakan ayunan dari samping
belakang ke samping depan
-Perkenaan bola terjadi pada telapak tangan saat
ayunan lengan di samping depan
-Memindahkan titik berat tubuh dengan berguling
ke samping kiri/kanan

68

78
79
80

81
82

83

84
85

c. Saat bola datang jauh di depan :


-Lengan melakukan gerakan ayunan lurus dari
bawah ke atas
-Perkenaan bola terjadi pada tangan bagian atas
saat ayunan lengan ke atas
-Otot bahu dan lengan menahan momentum tubuh
ketika menumpu dengan dua tangan dan
mendorong tubuh untuk meluncur
-Memindahkan titik berat tubuh dengan gerakan
meluncur ke depan di lantai
-Gaya ke depan lebih dominan dari pada gaya ke
bawah, sehingga gaya gesek tubuh dengan lantai
lebih kecil dari pada gaya ke depan
Sikap akhir saat passing bawah:
-Lengan kembali dalam keadaan sikap siap awal
dengan tetap menjaga keseimbangan tubuh setelah
impact dengan bola
-Togok agak condong ke depan memindahkan
berat badan ke arah sasaran
-Setelah bola selesai dipasing kaki tetap kangkang
dan lutut kembali menekuk untuk menjaga
stabilitas dan keseimbangan tubuh

Pelatih

69

Lampiran 2.
Deskripsi Data Anatomi

NO

Kode Indikator

Pandangan mata selalu tertuju ke arah datangnya bola


dengan kepala menghadap lurus ke depan
Kedua lengan menggantung sejajar paha dengan siku
ditekuk lebih kurang 90 derajat (fleksi)
Posisi punggung dan togok lurus agak condong ke
depan dalam posisi rendah
Kaki dalam posisi sedikit kangkang dengan salah satu
kaki maju ke depan, sedangkan lutut sedikit ditekuk
menghadap lurus ke arah datangnya bola
Didahului dengan kaki melangkah mundur ke
belakang sesuai kebutuhan
Posisi badan / togok tegak dan relaks
Lengan dalam keadaan lurus (ekstensi)
Diawali dengan langkah kaki ke depan sesuai
kebutuhan
Badan/togok dalam keadaan merendah dan bergerak
ke bawah bola
Lengan dalam keadaan lurus (ekstensi) agak ke bawah
Diawali dengan sikap tubuh merendah
Lengan dalam keadaan lurus ke bawah (ekstensi)
Kaki muka belakang dan lutut ditekuk siap untuk
bergerak ke depan
Diawali dengan bergeser ke samping kiri/kanan
dengan langkah menyamping / langkah silang
Lengan dalam keadaan lurus (ekstensi) dan relaks
Badan / togok dalam keadaan merendah agak condong
ke depan
Lengan mengayun dalam keadaan lurus (ekstensi) dari
arah bawah ke atas depan (abduksi)
Lengan dalam keadaan supinasi sehingga perkenaan
bola tepat pada bagian proksimal lengan antara siku
dan pergelangan tangan
Sendi pinggul menahan sikap tegak tubuh yang agak
condong bergerak ke depan
Sendi lutut, pergelangan kaki, dan sendi telapak kaki
melakukan gerakan agak sedikit mengayun (fleksi dan
ekstensi)
Menggunakan satu tangan karena bola terlalu jauh dari
jangkauan

2
3
4

5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

19
20

21

Hasil
Pengamatan
sesuai tidak
sesuai
6
0
0

2
6
6

4
0
0

6
3
6
6

0
3
0
0

6
6

0
0

70

22
23
24
25
26
27
28
29
30

Bola dipukul dengan sisi atas lengan bawah


Tubuh atas bertumpu pada lutut yang ditekuk
Berguling ke samping dengan tumpuan berturut-turut
pada paha, pantat, punggung , lalu bahu
Meloncat dengan bertumpu pada satu kaki
Menerpa dengan gerakan mendatar ke depan
Bola dipukul dengan punggung tangan ke atas
Menyentuh lapangan permainan dengan telapak tangan
Tangan mendorong sehingga dada, perut, dan paha
meluncur di lantai sementara betis ditekuk keatas
Setelah bola selesai dipasing segera diikuti sikap siap
normal seperti dalam sikap awal
Jumlah
Presentase
Kriteria

Tabel kategori
Interval
88% - 100%
71% - 87%
54% - 70%
37% - 53%
20% - 36%

Kriteria
Sangat Baik
Baik
Sedang
Kurang
Sangat Kurang

3
6
6

3
0
0

4
6
5
6
6

2
0
1
0
0

154
85,6
Baik

26
14,4

71

Lampiran 3.
Deskripsi Data Fisiologi

NO

Kode Indikator

Sistem syaraf mengatur koordinasi otot lengan, togok,


dan kaki untuk berkontraksi melakukan gerakan sikap
siap secara bersamaan
Otot bahu (deltoid) berkontraksi menahan posisi
lengan yang menggantung membentuk sudut
Otot paha depan berkontraksi menahan sendi lutut
yang sedikit menekuk (fleksi) dan
Otot tulang belakang dan togok berkontraksi
mempertahankan tubuh yang condong ke depan
Sistem syaraf mengatur koordinasi kaki untuk
melakukan gerakan langkah ke belakang
Otot triceps dan ekstensor calpiulnaris berkontraksi
menahan gerakan ekstensor siku
Otot tulang belakang dan togok berkontraksi
mempertahankan posisi tubuh yang merendah
Sistem syaraf mengatur koordinasi kaki untuk
melakukan gerakan langkah ke depan
Otot bahu (deltoid) berkontraksi menahan gerakan
lurus lengan
Otot triceps dan ekstensor calpiulnaris berkontraksi
menahan gerakan ekstensor siku
Otot tulang belakang dan togok berkontraksi
mempertahankan posisi tubuh yang merendah
Sistem syaraf mengatur koordinasi kaki, tubuh, dan
lengan untuk melakukan gerakan bergeser ke samping
kiri / kanan
Otot triceps dan ekstensor carpiulnaris berkontraksi
menahan gerakan ekstensor siku
Otot bicep, deltoid, dan supinator brevis berkontraksi
menggerakan ayunan lengan ke atas
Otot perut dan togok berkontraksi agar tidak terlalu
membungkuk
Otot paha belakang dan betis berkontraksi melakukan
gerakan ekstensi
Otot biceps dan deltoid berkontraksi gerakan ayunan
dari samping belakang ke samping depan
Otot paha berkontraksi menahan tubuh yang bergerak
ke samping
Otot perut dan togok berkontraksi melakukan gerakan

2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

13
14
15
16
17
18
19

Hasil
Pengamatan
sesuai tidak
sesuai
6
0

72

20
21

22
23

24
25

berguling ke samping
Otot kaki berkontraksi melakukan gerakan loncatan
6
yang bertumpu pada satu kaki
Otot bahu (deltoideus, teres mayor, teres minor,
6
pectoralis mayor) dan lengan (triceps brachii~
brachialis, anconeus, flexor carpi radialis, extensor
digitorum, abductor pollicis longus) berkontraksi
melakukan gerakan lurus dari bawah ke atas
Otot tangan berkontraksi mendorong dada, perut, dan
6
paha meluncur di lantai
Otot deltoid, teres minor, dan biseps menggerakan
6
lengan sebagai pendorong saat melakukan gerakan
lanjutan
Sendi lutut lurus (ekstensi) kemudian menekuk (fleksi)
2
kembali seperti sikap awal
Badan (togok) tetap agak condong ke depan
3
Jumlah
133
Presentase
88,7
Kriteria
sangat
baik

Tabel kategori
Interval
88% - 100%
71% - 87%
54% - 70%
37% - 53%
20% - 36%

Kriteria
Sangat Baik
Baik
Sedang
Kurang
Sangat Kurang

0
0

0
0

4
3
17
11,3

73

Lampiran 4.
Deskripsi Data Biomekanika
NO

Kode Indikator

Lengan menggantung dalam keadaan relaks dengan


siku ditekuk kurang lebih 90 derajat untuk menjaga
keseimbangan tubuh
Togok / badan agak condong ke depan dan berat badan
menumpu pada telapak kaki bagian depan untuk
mendapatkan keseimbangan labil
Kaki agak sedikit kangkang dan menekuk dengan
sudut 90 derajat tujuan agar tubuh tetap seimbang dan
stabil
Memindahkan titik berat tubuh ke belakang dengan
melakukan gerakan langkah ke belakang
Togok atau badan dalam keadaan merendah agar tubuh
tetap seimbang dan stabil
Lengan tetap rileks dalam keadaan lurus menjaga
keseimbangan tubuh
Memindahkan titik berat tubuh ke depan dengan
melakukan gerakan langkah ke depan
Togok / badan dalam keadaan merendah agar tubuh
tetap seimbang dan stabil
Lengan tetap rileks dalam keadaan lurus menjaga
keseimbangan tubuh
Memindahkan titik berat tubuh ke samping kiri / kanan
dengan melakukan gerakan bergeser ke samping kiri /
kanan
Kaki tetap kangkang menjaga keseimbangan tubuh
Lengan tetap rileks menjaga keseimbangan tubuh
Togok / badan agak condong ke depan dan merendah
Ayunan lengan saat bergerak ke atas (gerakan
pengungkit) dalam keadaan lurus agar bola mengenai
bagian proksimal lengan
Power lengan pada saat impact dengan bola
disesuaikan dengan kecepatan datangnya bola :
power low saat bola kecepatan tinggi
power medium saat bola kecepatan sedang
power high saat bola kecepatan rendah
Saat bagian proksimal lengan impact dengan bola
terjadi pengurangan momentum pada kecepatan laju
bola sehingga bola dapat di arahkan tepat ke sasaran
Terjadi peningkatan momentum lengan pada bola

4
5
6
7
8
9
10

11
12
13
14

15

16

17

Hasil
Pengamatan
sesuai tidak
sesuai
0
6

3
6
6
6

3
0
0
0

74

18
19
20
21
22
23
24
25

26
27

28

29
30

sehingga kecepatan laju bola dapat dikendalikan


lengan dan diarahkan ke sasaran dengan tepat
Togok bergerak ke atas dalam keadaan relaks dengan
mengalihkan berat badan ke depan
Kaki tetap dalam keadaan kangkang dan lutut bergerak
lurus (ekstensi) agar tetap stabil dan seimbang
Lengan melakukan gerakan ayunan dari samping
belakang ke samping depan
Perkenaan bola terjadi pada telapak tangan saat ayunan
lengan di samping depan
Memindahkan titik berat tubuh dengan berguling ke
samping kiri / kanan
Lengan melakukan gerakan ayunan lurus dari bawah
ke atas
Perkenaan bola terjadi pada tangan bagian atas saat
ayunan lengan ke atas
Otot bahu dan lengan menahan momentum tubuh
ketika menumpu dengan dua tangan dan mendorong
tubuh untuk meluncur
Memindahkan titik berat tubuh dengan gerakan
meluncur ke depan di lantai
Gaya ke depan lebih dominan dari pada gaya ke
bawah, sehingga gaya gesek tubuh dengan lantai lebih
kecil dari pada gaya ke depan
Lengan kembali dalam keadaan sikap siap awal
dengan tetap menjaga keseimbangan tubuh setelah
impact dengan bola
Togok agak condong ke depan memindahkan berat
badan ke arah sasaran
Setelah bola selesai dipasing kaki tetap kangkang dan
lutut kembali menekuk untuk menjaga stabilitas dan
keseimbangan tubuh
Jumlah
Presentase
Kriteria

Tabel kategori

Interval
88% - 100%
71% - 87%
54% - 70%
37% - 53%
20% - 36%

Kriteria
Sangat Baik
Baik
Sedang
Kurang
Sangat Kurang

157
87,2
Baik

23
12,8

75

Lampiran5.
Deskripsi Data Faktor Keseluruhan

No
Kategori

1
2
3
4

5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

18

19
20

Hasil
Pengamatan
sesuai tidak
sesuai
Pandangan mata selalu tertuju ke arah datangnya
6
0
bola dengan kepala menghadap lurus ke depan
Kedua lengan menggantung sejajar paha dengan
0
6
siku ditekuk lebih kurang 90 derajat (fleksi)
Posisi punggung dan togok lurus agak condong
6
0
ke depan dalam posisi rendah
Kaki dalam posisi sedikit kangkang dengan salah
6
0
satu kaki maju ke depan, sedangkan lutut sedikit
ditekuk menghadap lurus ke arah datangnya bola
Didahului dengan kaki melangkah mundur ke
6
0
belakang sesuai kebutuhan
Posisi badan/togok tegak dan relaks
2
4
Lengan dalam keadaan lurus (ekstensi)
6
0
Diawali dengan langkah kaki ke depan sesuai
6
0
kebutuhan
Badan/togok dalam keadaan merendah dan
3
3
bergerak ke bawah bola
Lengan dalam keadaan lurus (ekstensi) agak ke
6
0
bawah
Diawali dengan sikap tubuh merendah
3
3
Lengan dalam keadaan lurus ke bawah (ekstensi)
6
0
Kaki muka belakang dan lutut ditekuk siap untuk
6
0
bergerak ke depan
Diawali dengan bergeser ke samping kiri/kanan
6
0
dengan langkah menyamping/langkah silang
Lengan dalam keadaan lurus (ekstensi) dan
6
0
relaks
Badan / togok dalam keadaan merendah agak
6
0
condong ke depan
Lengan mengayun dalam keadaan lurus
6
0
(ekstensi) dari arah bawah ke atas depan
(abduksi)
Lengan dalam keadaan supinasi sehingga
6
0
perkenaan bola tepat pada bagian proksimal
lengan antara siku dan pergelangan tangan
Kode Indikator Pengamatan

Sendi pinggul menahan sikap tegak tubuh yang


agak condong bergerak ke depan
Sendi lutut, pergelangan kaki, dan sendi telapak

76

21
22
23
24
25
26
27
28
29

30
31

32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42

43

kaki melakukan gerakan agak sedikit mengayun


(fleksi dan ekstensi)
Menggunakan satu tangan karena bola terlalu
jauh dari jangkauan
Bola dipukul dengan sisi atas lengan bawah
Tubuh atas bertumpu pada lutut yang ditekuk
Berguling ke samping dengan tumpuan berturutturut pada paha, pantat, punggung , lalu bahu
Meloncat dengan bertumpu pada satu kaki
Menerpa dengan gerakan mendatar ke depan
Bola dipukul dengan punggung tangan ke atas
Menyentuh lapangan permainan dengan telapak
tangan
Tangan mendorong sehingga dada, perut, dan
paha meluncur di lantai sementara betis ditekuk
keatas
Setelah bola selesai dipasing segera diikuti sikap
siap normal seperti dalam sikap awal
Sistem syaraf mengatur koordinasi otot lengan,
togok, dan kaki untuk berkontraksi melakukan
gerakan sikap siap secara bersamaan
Otot bahu (deltoid) berkontraksi menahan posisi
lengan yang menggantung membentuk sudut
Otot paha depan berkontraksi menahan sendi
lutut yang sedikit menekuk (fleksi) dan
Otot tulang belakang dan togok berkontraksi
mempertahankan tubuh yang condong ke depan
Sistem syaraf mengatur koordinasi kaki untuk
melakukan gerakan langkah ke belakang
Otot tricep dan ekstensor calpiulnaris
berkontraksi menahan gerakan ekstensor siku
Otot tulang belakang dan togok berkontraksi
mempertahankan posisi tubuh yang merendah
Sistem syaraf mengatur koordinasi kaki untuk
melakukan gerakan langkah ke depan
Otot bahu (deltoid) berkontraksi menahan
gerakan lurus lengan
Otot tricep dan ekstensor calpiulnaris
berkontraksi menahan gerakan ekstensor siku
Otot tulang belakang dan togok berkontraksi
mempertahankan posisi tubuh yang merendah
Sistem syaraf mengatur koordinasi kaki, tubuh,
dan lengan untuk melakukan gerakan bergeser ke
samping kiri / kanan
Otot triceps dan ekstensor carpiulnaris
berkontraksi menahan gerakan ekstensor siku

3
6
6

3
0
0

4
6
5
6

2
0
1
0

77

44
45
46
47

48
49
50
51

52
53

54
55
56

57

58

59
60
61
62
63

Otot biceps, deltoid, dan supinator brevis


berkontraksi menggerakan ayunan lengan ke atas
Otot perut dan togok berkontraksi agar tidak
terlalu membungkuk
Otot paha belakang dan betis berkontraksi
melakukan gerakan ekstensi
Otot bicep dan deltoid berkontraksi melakukan
gerakan ayunan dari samping belakang ke
samping depan
Otot paha berkontraksi menahan tubuh yang
bergerak ke samping
Otot perut dan togok berkontraksi melakukan
gerakan berguling ke samping
Otot kaki berkontraksi melakukan gerakan
loncatan yang bertumpu pada satu kaki
Otot bahu (deltoideus, teres mayor, teres minor,
pectoralis mayor) dan lengan (triceps brachii~
brachialis, anconeus, flexor carpi radialis,
extensor digitorum, abductor pollicis longus)
berkontraksi melakukan gerakan lurus dari
bawah ke atas
Otot tangan berkontraksi mendorong dada, perut,
dan paha meluncur di lantai
Otot deltoid, teres minor, dan biseps
menggerakan lengan sebagai pendorong saat
melakukan gerakan lanjutan
Sendi lutut lurus (ekstensi) kemudian menekuk
(fleksi) kembali seperti sikap awal
Badan (togok) tetap agak condong ke depan
Lengan menggantung dalam keadaan relaks
dengan siku ditekuk kurang lebih 90 derajat
untuk menjaga keseimbangan tubuh
Togok / badan agak condong ke depan dan berat
badan menumpu pada telapak kaki bagian depan
untuk mendapatkan keseimbangan labil
Kaki agak sedikit kangkang dan menekuk
dengan sudut 90 derajat tujuan agar tubuh tetap
seimbang dan stabil
Memindahkan titik berat tubuh ke belakang
dengan melakukan gerakan langkah ke belakang
Togok/badan dalam keadaan merendah agar
tubuh tetap seimbang dan stabil
Lengan tetap rileks dalam keadaan lurus menjaga
keseimbangan tubuh
Memindahkan titik berat tubuh ke depan dengan
melakukan gerakan langkah ke depan

3
0

3
6

78

64
65

66
67
68
69

70

71

72

73
74

75
76
77
78

Togok / badan dalam keadaan merendah agar


tubuh tetap seimbang dan stabil
Lengan tetap rileks dalam keadaan lurus menjaga
keseimbangan tubuh
Memindahkan titik berat tubuh ke samping kiri /
kanan dengan melakukan gerakan bergeser ke
samping kiri/kanan
Kaki tetap kangkang menjaga keseimbangan
tubuh
Lengan tetap rileks menjaga keseimbangan
tubuh
Togok/badan agak condong ke depan dan
merendah
Ayunan lengan saat bergerak ke atas (gerakan
pengungkit) dalam keadaan lurus agar bola
mengenai bagian proksimal lengan
Power lengan pada saat impact dengan bola
disesuaikan dengan kecepatan datangnya bola :
power low saat bola kecepatan tinggi
power medium saat bola kecepatan
sedang
power high saat bola kecepatan rendah
Saat bagian proksimal lengan impact dengan
bola terjadi pengurangan momentum pada
kecepatan laju bola sehingga bola dapat di
arahkan tepat ke sasaran
Terjadi peningkatan momentum lengan pada
bola sehingga kecepatan laju bola dapat
dikendalikan lengan dan diarahkan ke sasaran
dengan tepat
Togok bergerak ke atas dalam keadaan relaks
dengan mengalihkan berat badan ke depan
Kaki tetap dalam keadaan kangkang dan lutut
bergerak lurus (ekstensi) agar tetap stabil dan
seimbang
Lengan melakukan gerakan ayunan dari samping
belakang ke samping depan
Perkenaan bola terjadi pada telapak tangan saat
ayunan lengan di samping depan
Memindahkan
titik berat tubuh dengan
berguling ke samping kiri / kanan
Lengan melakukan gerakan ayunan lurus dari
bawah ke atas

79
80

Perkenaan bola terjadi pada tangan bagian atas


saat ayunan lengan ke atas

79

81
82

83

84
85

Otot bahu dan lengan menahan momentum


tubuh ketika menumpu dengan dua tangan dan
mendorong tubuh untuk meluncur
Memindahkan titik berat tubuh dengan gerakan
meluncur ke depan di lantai
Gaya ke depan lebih dominan dari pada gaya ke
bawah, sehingga gaya gesek tubuh dengan lantai
lebih kecil dari pada gaya ke depan
Lengan kembali dalam keadaan sikap siap awal
dengan tetap menjaga keseimbangan tubuh
setelah impact dengan bola
Togok agak condong ke depan memindahkan
berat badan ke arah sasaran
Setelah bola selesai dipasing kaki tetap
kangkang dan lutut kembali menekuk untuk
menjaga stabilitas dan keseimbangan tubuh
Jumlah
Persentase
Kriteria

Tabel kategori

Interval
88% - 100%
71% - 87%
54% - 70%
37% - 53%
20% - 36%

Kriteria
Sangat Baik
Baik
Sedang
Kurang
Sangat Kurang

444
87,1
Baik

66
12,9

80

Lampiran 6.
Hasil Analisis Data
Faktor Anatomi
Valid

Sesuai
Tidak Sesuai
Total

frequency
154
26
180

Sesuai
Tidak Sesuai
Total

frequency
133
17
150

Sesuai
Tidak Sesuai
Total

Frequency
157
23
180

percent
85.6
14.4
100.0

Valid persen
85.6
14.4
100.0

Cumulative percent
85.6
100.0

Valid persen
88.7
11.3
100.0

Cumulative percent
88.7
100.0

Faktor Fisiologi
Valid

percent
88.7
11.3
100.0

Faktor Biomekanika
Valid

percent
87.2
12.8
100.0

Valid persen
87.2
12.8
100.0

Cumulative percent
87.2
100.0

Faktor Keseluruhan
Valid

Sesuai
Tidak Sesuai
Total

frequency
444
66
510

percent
87.1
12.9
100.0

Valid persen
87.1
12.9
100.0

Cumulative percent
87.1
100.0

81

Lampiran 13.
Dokumentasi Penelitian

Kegiatan pemanasan sebelum pengamatan

82

Tahap permulaan

Tahap perkenaan

Tahap lanjutan

83

Tahap permulaan

Tahap perkenaan

Tahap lanjutan

84

Tahap permulaan

Tahap perkenaan

Tahap lanjutan

Você também pode gostar