Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
SKRIPSI
Diajukan sebagai syarat menyelesaikan Studi Strata I
untuk mendapatkan gelar Sarjana Sains
oleh :
ILMU KEOLAHRAGAAN
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2011
SARI
Aditya Bayu Perdananto, 2011. Skripsi ini berjudul Analisis Gerak
Keterampilan Passing Bawah Dalam Permainan Bola Voli ( Suatu Tinjauan
Anatomi, Fisiologi, dan Biomekanika ). Skripsi. Jurusan IKOR. Fakultas Ilmu
Keolahragaan. Universitas Negeri Semarang.
Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimanakah
analisis gerak keterampilan passing bawah dalam permainan bola voli ditinjau
dari segi anatomi, fisiologi, dan biomekanika? Adapun tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui analisis gerak keterampilan passing bawah dalam
permainan bola voli ditinjau dari segi anatomi, fisiologi, dan biomekanika.
Subjek dalam penelitian ini adalah pemain Klub Bola Voli Putra Mustika
Blora yang berjumlah 6 orang. Untuk objek/variabel penelitian adalah analisis
gerak keterampilan passing bawah ditinjau dari anatomi, fisiologi, dan
biomekanika. Untuk memperoleh data yang sesuai maka dalam penelitian ini
menggunakan metode dokumentasi dan pengamatan/observasi. Data dokumentasi
diperoleh dari buku, majalah, dokumen, artikel. Untuk data pengamatan diperoleh
dari pedoman pengamatan yang berdasarkan landasan teori. Data yang telah
terkumpul selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa gerak keterampilan passing bawah
pada pemain bola voli Putra Mustika dalam kategori baik, dengan rincian : 1.
ditinjau dari faktor anatomi dalam kategori baik, 2. ditinjau dari faktor fisiologi
dalam kategori sangat baik, 3. ditinjau dari faktor biomekanika dalam kategori
baik
Setelah diperoleh hasil penelitian dan dibahas, maka dapat diambil
simpulan bahwa gerak keterampilan passing bawah secara keseluruhan pemain di
Klub Bola Voli Putra Mustika dalam ketegori baik, dengan rincian : 1. gerak
keterampilan passing bawah pemain bola voli Putra Mustika ditinjau dari faktor
anatomi dalam kategori baik, 2. gerak keterampilan passing bawah pemain bola
voli Putra Mustika ditinjau dari faktor fisiologi dalam kategori sangat baik, 3.
gerak keterampilan passing bawah pemain bola voli Putra Mustika ditinjau dari
faktor biomekanika dalam kategori baik.
Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan, maka peneliti mengajukan
saran : Bagi pemain bola voli, agar dapat melakukan keterampilan passing bawah
dengan baik dan benar, maka perlu lebih memperhatikan faktor anatomi, fisiologi,
dan biomekanika, bagi pelatih, dalam pelaksanaan latihan para pemain hendaknya
memperhatikan prinsip-prinsip latihan diantaranya pengelolaan latihan dengan
memperhatikan faktor anatomi, fisiologi, dan biomekanika, dan bagi peneliti lain
yang melakukan penelitian sejenis, hendaknya hasil penelitian ini digunakan
sebagai bahan pertimbangan agar diperoleh hasil yang lebih dapat
dipertangungjawabkan secara ilmiah.
ii
PERNYATAAN
Semarang,
Mei 2011
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi dengan judul Analisis Gerak Keterampilan Passing Bawah Dalam
Permainan Bola Voli ( Suatu Tinjauan Anatomi, Fisiologi, dan Biomekanika ), ini
telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri Semarang
Pada hari
: Kamis
Tanggal
: 18 Agustus 2011
Panitia Ujian,
Ketua Panitia
Sekretaris
Dewan Penguji,
1. DR. Soegiyanto, MS
NIP. 19540111.198103.1.002
(Ketua)_________________
2. Dr. Sugiharto, MS
NIP. 19571123.198503.1.001
(Anggota)_______________
(Anggota)_______________
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk :
1. Bapak dan ibu tercinta
2.Adik-adikku tersayang
3. Almamaterku IKOR 2006
4. Kerabat rudid kost
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan skripsi dengan
judul Analisis Gerak Keterampilan Passing Bawah Dalam Permainan Bola
Voli . Penulisan skripsi ini merupakan pemenuhan sebagian syarat untuk
menyelesaikan program studi Strata Satu pada Jurusan Ilmu Keolahragaan
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.
Seiring dengan rasa syukur penulis menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada yang kami hormati :
1.
2.
Drs. Harry Pramono, M.Si., Dekan FIK Universitas Negeri Semarang yang
telah memberikan kemudahan dalam pengurusan surat ijin penelitian.
3.
4.
5.
6.
Kusnan, Spd., Ketua Klub Bola Voli Putra Mustika Blora yang telah
memberikan ijin dan bantuan selama proses penelitian.
vi
7.
Teguh Sularno, Spd dan Pangesti Nurwanto, pelatih Klub Bola Voli Putra
Mustika Blora yang telah membantu peneliti dalam melakukan penelitian dan
pengambilan data.
8.
Bapak dan Ibu Dosen FIK yang telah mendidik serta memberikan bekal ilmu
pengetahuannya kapada penulis skripsi.
9.
Karyawan dan karyawati FIK yang telah banyak membantu dalam bidang
Administrasi.
Penulis
vii
2011
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.....
SARI
ii
PERNYATAAN..
iii
PENGESAHAN
iv
..
KATA PENGANTAR...
vi
DAFTAR ISI
viii
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR ..
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I PENDAHULUAN..
1.2 Permasalahan...
2.1.2.1 Servis
2.1.2.2 Passing..
10
2.1.2.3 Umpan.
10
2.1.2.4 Smash...
10
2.1.2.5 Bendungan
10
viii
10
11
11
13
14
15
15
16
19
20
21
22
23
27
31
32
33
37
37
38
40
42
42
42
42
43
44
44
44
45
47
47
ix
47
48
4.2 Pembahasan.
51
59
5.1 Simpulan..
59
5.2 Saran
60
61
LAMPIRAN-LAMPIRAN
63
DAFTAR TABEL
Tabel :
Halaman
46
47
47
48
48
4.5. Anatomi
48
4.6. Fisiologi
49
4.7. Biomekanika
49
50
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar :
Halaman
12
12
13
4. Sikap Awalan .
15
5. Sikap Perkenaan .
16
6. Sikap Akhir
16
18
19
25
27
28
29
29
30
30
30
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran :
Halaman
63
69
71
73
75
80
81
8. SK Dosen Pembimbing
82
83
84
85
86
88
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
kekuatan bola yang dipukul dengan keras tersebut dan mengarahkan bola tersebut
ke rekan satu tim agar ia dapat melakukan operan overhead atau mengumpan
bola. Teknik ini merupakan titik awal dari sebuah penyerangan. Bila bola yang
dioperkan jelek, pengumpan akan mengalami kesulitan untuk menempatkan bola
yang baik untuk para penyerang (Barbara L Viera, 2004:19-20).
Pemain bola voli pada kenyataanya tingkat kondisi fisik, anatomis,
fisiologis, serta keterampilan biomekanika geraknya berbeda, sedangkan untuk
diperoleh bibit pemain bola voli yang baik perlu diketahui seberapa besar faktor
tersebut diatas ikut berpengaruh terhadap hasil permainan bola voli terutama
dalam melakukan passing bawah. M. Yunus (1992:13) menyatakan bahwa syaratsyarat bibit pemain bola voli yang baik antara lain dipenuhi syarat fisik, yaitu
kesehatan yang baik tidak dimiliki cacat tubuh, postur tubuh tinggi, dimiliki unsur
kondisi fisik yang baik (kekuatan, kecepatan, kelincahan, daya tahan, koordinasi,
kelentukan, power) dan secara fisiologis dimiliki kemampuan kerja otot yang
baik.
Apabila seseorang ingin mencapai sesuatu prestasi optimal perlu dimiliki
empat macam kelengkapan yang meliputi: (1) pengembangan fisik, (2)
pengembangan teknik, (3) pengembangan mental, (4) kematangan juara (M,
Sajoto,1995:7). Kemudian faktor-faktor penentu pencapaian olahraga antara lain,
aspek biologis terdiri dari: (1) potensi atau kemampuan dasar tubuh yang meliputi
kekuatan, kecepatan, kelincahan, tenaga, daya tahan otot, daya kerja jantung dan
paru-paru, kelentukan, keseimbangan, ketepatan dan kesehatan untuk olahraga,
(2) fungsi organ-organ tubuh yang meliputi: daya kerja jantung, peredaran darah,
daya kerja paru-paru, daya kerja pernapasan, daya kerja panca indra, (3) struktur
dan postur tubuh yang meliputi ukuran tinggi dan panjang tubuh, ukuran besar,
lebar dan berat tubuh, (4) gizi yang meliputi jumlah makanan yang cukup, nilai
makanan yang memenuhi kebutuhan, variasi makanan (M.Sajoto,1995:1)
Di lihat dari faktor anatomis dan fisiologis tubuh, passing bawah
memerlukan koordinasi antara kerja sendi, gerak yang terjadi, otot yang berperan
serta bentuk kontraksinya, dan tinjauan kerja syaraf yang terjadi dalam proses
keefektifan kinerja. Sedangkan untuk faktor biomekanika, passing bawah
memerlukan sifat gerakan, sifat gaya-gaya (sudut gerakan), serta prinsip
mekanika yang diterapkan, misal : kestabilan dan keseimbangan, gaya otot,
kelanjutan aplikasi gaya, dan prinsip-prinsip gerakan. Sehingga untuk dapat
melakukan passing bawah dengan benar perlu diperhatikan kestabilan dan
keseimbangan otot kaki, kelentukan dan besarnya sudut gerakan lengan terhadap
tubuh, dan ketepatan melakukan ayunan lengan terhadap perkenaan dengan bola.
Keterampilan passing bawah yang dilakukan pada pemain pada umumnya
kurang memperhatikan keefektifan dan koordinasi gerak. Seperti melakukan
gerakan yang tidak perlu dilakukan atau gerakan yang berlebih dalam melalukan
passing bawah. Hal tersebut hendaknya menjadi perhatian bagi tiap pemain
maupun pelatih bola voli, yaitu pengetahuan tentang anatomi, fisiologi, dan
biomekanika terhadap keterampilan gerak passing bawah.
Berdasarkan dari uraian diatas, maka peneliti akan mengadakan penelitian
dengan judul Analisis Gerak Keterampilan Passing Bawah Dalam Permainan
Bola Voli ( Suatu Tinjauan Anatomi, Fisiologi, dan Biomekanika ) .
Memberikan
berpengaruh
terhadap gerak
1.4.3
Bagi
penulis
merupakan
pengalaman
berharga
dan
menambah
pengetahuan serta wawasan dalam mempelajari cabang olahraga bola voli melalui
pengalaman lapangan.
1.6 Sumber Pemecahan Masalah
Teori utama yang digunakan peneliti sebagai rujukan utama atau
perspektif dalam penelitian ini adalah teori kinesiologi yang terdiri dari fisiologi,
anatomi, biomekanika.
BAB II
LANDASAN TEORI
bola masih di udara. Maka yang menjadi pokok atau sasaran perhatian bagi setiap
pemain adalah bola, untuk itu dalam setiap bermain voli pemain diharapkan dapat
memainkan bola dengan baik. Lebih jelasnya bahwa dalam permainan bola voli
ini, setiap pemain dituntut untuk dapat terampil atau menguasai bola dengan
tangannya. Namun demikian jika bola memantul di udara dikarenakan oleh
bagian tubuh yang lain serta bersih pantulannya juga diperkenankan (M.
Mariyanto, Sunardi, dan Agus Margono, 1994:16).
2.1.2 Teknik Permainan Bola Voli
Teknik dalam meningkatkan prestasi bola voli erat sekali hubunganya
dengan kemampuan gerak, kondisi fisik, taktik dan mental. Teknik bola voli
harus dikuasai terlebih dahulu guna dapat mengembangkan mutu prestasi
permainan bola voli. Penguasaan teknik permainan bola voli merupakan salah
satu unsur yang menentukan, menang atau kalahnya suatu regu di dalam suatu
pertandingan di samping unsur kondisi fisik, teknik dan mental (M. Mariyanto,
Sunardi, dan Agus Margono, 1994:192).
Ada beberapa macam jenis pukulan yang harus dikuasai agar dapat
bermain voli dengan baik dan benar, sehingga bisa mencapai prestasi optimal
sesuai yang diharapkan. Adapun teknik dalam permainan voli yaitu meliputi :
2.1.2.1 Servis
Servis adalah pukulan bola yang dilakukan dari belakang garis akhir
lapangan permainan melampaui net ke daerah lawan. Pukulan servis dilakukan
pada permulaan dan setelah terjadinya setiap kesalahan (Nuril Ahmadi, 2007:20).
2.1.2.2 Passing
10
Passing adalah mengoperkan bola kepada teman sendiri dalam satu regu
dengan suatu teknik tertentu, sebagai langkah awal untuk menyusun pola
serangan kepada regu lawan (Herry Koesyanto, 2003:22).
2.1.2.3 Umpan
Umpan adalah usaha atau upaya seorang pemain bola voli dengan cara
menggunakan teknik tertentu dengan tujuan menyajikan bola yang dimainkannya
kepada teman secepatnya yang selanjutnya agar dapat melakukan serangan
terhadap regu lawan (M. Mariyanto, Sunardi, dan Agus Margono, 1994:120).
2.1.2.4 Smash
Smash adalah pukulan bola yang keras dari atas ke bawah jalannya bola
menukik melewati atas net menuju lapangan dan akan sulit diterima oleh lawan
(M. Mariyanto, Sunardi, dan Agus Margono, 1994:127).
2.1.2.5 Bendungan (Block)
Block merupakan upaya pemain bola voli menggagalkan serangan lawan
dengan cara membendung. Bendungan merupakan pokok dari seluruh pertahanan
(M. Mariyanto, Sunardi, dan Agus Margono, 1994:137).
2.1.3 Tinjauan Teknik Passing
Macam-macam teknik passing ada dua yaitu passing atas dan passing
bawah.
2.1.3.1 Teknik Passing Atas
Teknik passing atas ada tiga bagian, yaitu:
1) Sikap permulaan : ambil posisi siap normal yaitu kedua kaki berdiri selebar
bahu, berat badan bertumpu pada telapak kaki bagian depan, lutut ditekuk dengan
11
12
1) The Dig (Clenched First Method) yaitu kedua ibu jari sejajar dan jari-jari
tangan yang satu membungkus jari tangan lainnya, ini asalnya dari Amerika.
Bentuk ini sering digunakan bagi pemain yang sudah tinggi kemampuan passing
bawahnya, karena lebih fleksibel apabila menerima bola dari arah manapun.
2) Mengemis (Thumb Over Palm Method) yaitu kedua telapak tangan menghadap
keatas dengan punggung satu tangan menenpel pada telapak tangan lainnya dan
dijepit ibu jari. Perkenaan bola diatas pergelangan tangan (bagian proksimal)
bentuk ini lebih tepatnya bagi pemula karena untuk mempermudah mengantisipasi
bola pada bidang perkenaan (Herry Koesyanto, 2003:27-28).
Gambar 1
The Dig (Clenched First Method)
(Herry Koesyanto, 2003:27)
Gambar 2
Mengemis (Thumb Over Palm Method)
(Herry Koesyanto, 2003:28)
13
saling berpegangan yaitu punggung tangan kanan diletakkan diatas telapak tangan
kiri kemudian saling berpegangan.
2) Gerak pelaksanaan :
Ayunkan kedua lengan kearah bola dengan sumbu gerak pada persendian
bahu dan siku dalam keadaan lurus. Perkenaan bola pada bagian proksimal dari
lengan , diatas dari pergelangan tangan dan pada waktu lengan membentuk sudut
sekitar 45 derajat dengan badan , lengan diayunkan dan diangkat hampir lurus.
3) Gerak lanjutan :
Setelah ayunan lengan mengenai bola , kaki
belakang melangkah
kedepan untuk mengambil posisi siap kembali dan ayunan lengan untuk passing
bawah kedepan tidak melebihi sudut 90 derajat dengan bahu atau badan (M.
Yunus, 1992:79).
Gambar 3
Sikap saat perkenaan bola pada passing bawah
(M. Mariyanto, Sunardi, dan Agus Margono 1994:125)
14
1) Lengan pemukul ditekuk pada siku sehingga papan pemukul sempit, akibatnya
bola berputar atau membelok arahnya.
2) Perkenaan bola pada kepalan telapak tangan.
3) Pada saat kontak dengan bola lengan kurang sejajar.
4) Tidak gerakan yang harmonis atau simultan antara gerakan lengan badan dan
kaki.
5) Terlalu eksplosif gerakan ayunan secara keseluruhan, sehingga bola jauh
menyeleweng.
6) Lutut kurang menekuk pada langkah persiapan pelaksanaan.
7) Perkenaan atau kontak bola dengan lengan bawah terlambat sehingga arah
bola ke atas belakang.
8) Bola tinggi yang seharusnya di passing atas, tetapi diambil dengan passing
bawah, sehingga tidak akurat pada sasaran yang dituju.
9) Kurang dapat mengatur kontak dengan bola cepat, sesuai dengan datangnya
bola.
2.1.5 Analisis Gerak Passing Bawah
Passing merupakan teknik yang terpenting yang harus dikuasai dengan
baik oleh para pemain voli. Keberhasilan suatu regu dalam permainan bisa
ditentukan oleh keberhasilan didalam melakukan passing. Oleh karena itu passing
merupakan teknik dasar yang harus dipelajari dengan baik dan benar serta
ditingkatkan keterampilannya dengan latihan.
Urutan sikap passing bawah pada dasarnya sama dengan gerakan passing
atas yaitu pada sikap permulaan, sikap saat perkenaan dan sikap akhir.
15
Perbedaannya terletak pada saat perkenaan bola dan tingginya letak bola. Pada
passing bawah perkenaan bola berlangsung dibagian lengan bawah, sedangkan
passing atas perkenaan bola berlangsung dibagian ujung jari telapak tangan.
Untuk lebih jelasnya, berikut penulis uraikan tentang gerakan passing bawah
mulai sikap permulaan, sikap saat perkenaan dan sikap akhir serta teknik dalam
melakukan passing bawah yaitu sebagai berikut :
2.1.5.1 Sikap Awalan
Pemain mengambil sikap normal passing bawah bersiap untuk menerima
bola. Pada saat tangan akan kontak dengan bola tangan dan lengan diturunkan,
serta tangan dan lengan dalam keadaan terjulur kebawah depan. Siku dan kedua
lengan harus selalu lurus dan merupakan suatu papan pemukul.
Gambar 4
Sikap awalan
(M. Mariyanto, Sunardi, dan Agus Margono, 1994:125)
2.1.5.2 Sikap Saat Perkenaan
Lengan pemain saat akan kontak dengan bola, pada bagian sebelah atas
pergelangan tangan, mengambil posisi sedemikian sehingga badan berada dalam
keadaan menghadap pada bola. Pada saat bola berada pada jarak yang tepat maka
lengan segera diayunkan dari arah bawah keatas depan. Pada saat mengayun bola
tangan telah berpegangan satu dengan yang lain. Perkenaan bola harus
16
diusahakan tepat pada bagian proksimal dari pergelangan tangan, dengan bidang
yang selebar mungkin agar bola dapat melambung stabil. Maksudnya adalah agar
bola selama menempuh lintasannya tidak membuat putaran yang banyak.
Pantulan bola setelah mengenai bagian proksimal dari pergelangan tangan, akan
memantul keatas depan dengan lambungan yang cukup tinggi dengan sudut
pantul 90.
Gambar 5
Sikap perkenaan
(M. Mariyanto, Sunardi, dan Agus Margono, 1994:68)
2.1.5.3 Sikap Akhir
Setelah bola selesai di passing bawah, maka segera diikuti pengambilan
sikap siap normal, dengan tujuan agar dapat bergerak lebih cepat untuk
menyesuaikan diri dengan keadaan (M. Mariyanto, Sunardi, dan Agus Margono,
1994:124)
Gambar 6
Sikap akhir
17
18
Teknik permainan bola voli saat passing bawah ada kalanya dilakukan
dengan satu tangan, yang mana posisi bola tidak memungkinkan untuk dipassing
dengan dua tangan. Bola jatuh jauh dari posisi pemain baik di samping atau di
depan (M. Mariyanto, Sunardi, dan Agus Margono, 1994:203-204). Berikut
uraian beberapa teknik passing bawah dengan satu tangan:
1) Passing bawah dengan satu tangan sambil menjatuhkan diri ke samping.
Prinsip gerakannya adalah: sikap menunggu dengan lutut ditekuk, kaki
dilangkahkan melebar ke arah samping, bola dipukul dengan sisi atas lengan
bawah, tubuh atas bertumpu pada lutut yang ditekuk, kemudian dilanjutkan
berguling ke samping dengan tumpuan berturut-turut pada paha, pantat,
punggung, lalu bahu.
Gambar 7
Urutan gerak berguling ke samping
(M. Mariyanto, Sunardi, dan Agus Margono., 1994:204)
19
Gambar 8
Urutan gerak menjatuhkan diri ke depan
(M. Mariyanto, Sunardi, dan Agus Margono, 1994:204)
20
Sehingga kedua bagian anggota gerak tersebut memerlukan koordinasi yang baik
untuk bisa melakukan passing bawah dengan benar.
2.1.6.1 Kerja Sendi Dan Gerak Yang Terjadi
Sendi sterno klavikular, sendi yang dibentuk oleh ujung besar di sebelah
sternum dari klavikula yang bergerak secara abduksi dan adduksi.
Sendi akromio klavikular, dibentuk oleh ujung luar dari klavikula yang
bersendi dengan proseus akromion dari scapula bergerak secara abduksi dan
adduksi.
Sendi bahu humero scapular, sendi putar kepala humerus membentuk
sepertiga bola,pembatasan gerak ditentukan oleh otot yang mengelilinginya,
kebebasan gerak keseluruh arah (abduksi, adduksi, fleksi, ekstensi, eksorotasi,
dan endorotasi).
Sendi siku atau sendi engsel, membentuk sendi humero radialis dan empat
permukaan persendian yang berada dalam kapsul sendi gerakan terjadi adalah
fleksi dan ekstensi.
Sendi radio ulnari, sendi antara radius dan ulna, radius berputar dalam
ligamen pembatas sendi dan dan ujung bawah radius berputar di atas kepala ulna
serta dalam gerakan pronasi dan supinasi.
Sendi pinggul, membatasi gerakan sendi keseluruh arah dan membentuk
sikap tegak tubuh dalam keadaan berdiri gerakan sendi fleksi dan ekstensi.
Sendi lutut, sendi pergelangan kaki, dan sendi telapak kaki merupakan
sendi engsel yang melakukan gerakan fleksi dan ekstensi dengan gerakan sedikit
mengayun (Syaifudin, 1996:33).
21
komponen-komponen
kekuatan
dan kecepatan
yang
22
setiap bagian gerakan dapat dilakukan secara efektif dan efisien, sehingga
memungkinkan pencapaian hasil yang optimal (Phil Yanuar Kiram, 1992:50).
2.1.7.1 Mekanisme Gerakan Otot
Otot merupakan penggerak tulang yang dapat bergerak karena adanya sel
otot. otot bekerja dengan cara berkontraksi (memendek) dan berelaksasi
(memanjang) sehingga otot disebut alat gerak aktif. Dalam keadaan relaksasi
ujung filamen aktin retumpang tindih satu sama lainnya, yang sekaligus juga
terjadi tumpang tindih sepenuhnya antara filamen miosin. Pada keadaan
berkontraksi maka filamen aktin akan tertarik ke bagian dalam diantara filamen
miosin (Soegiyanto, 2004:4).
Otot pada umumnya bekerja dengan kontraksi dan relaksasi. Pada otot
lurik terdapat aktin dan miosin yang mempunyai daya berkerut membentuk
aktomiosin. Bila aktin mendekat ke miosin maka otot akan berkontraksi,
sebaliknya
bila
aktin
menjauhi
miosin
maka
otot
akan
relaksasi
(http://tedbio.multiply.com/journal/item/16).
Mekanisme gerak otot dari hasil penelitian dan pengamatan dengan
mikroskop elektron dan difraksi sinar X, (Hansen dan Huxly ,l955)
mengemukakan teori kontraksi otot yang disebut model sliding filaments. Model
ini menyatakan bahwa kontraksi didasarkan adanya dua set filamen di dalam sel
otot kontraktil yang berupa filament aktin dan filamen miosin. Rangsangan yang
diterima oleh asetilkolin menyebabkan aktomiosin mengerut (kontraksi), dan
kontraksi ini memerlukan energi. Pada waktu kontraksi filamen aktin meluncur di
antara miosin ke dalam zona H (zona H adalah bagian terang di antara 2 pita
23
gelap). Dengan demikian serabut otot menjadi memendek yang tetap panjangnya
ialah ban A (pita gelap), sedangkan ban I (pita terang) dan zona H bertambah
pendek
waktu
kontraksi.
Ujung
miosin
dapat
mengikat
ATP
dan
ATP
(http://www.scribd.com/doc/37853517/Sistem-Mekanisme-
Gerak-Otot).
2.1.7.2 Otot Yang Berperan Dalam Passing Bawah
Otot-otot yang bekerja menggerakan lengan menurut Syaifudin (1997:38)
adalah:
Otot bahu terdiri dari :
1) M. deltoid atau (otot segitiga), otot ini berbentuk lengkung bahu dan
berpangkal disisi tulang selangka ujung bahu, balung tulang belikat, dan diafise
24
25
Gambar 9
Otot bahu
(Syaifudin, 1997:39)
26
27
Gambar 10
otot lengan bawah
(Syaifudin,1997:43-44)
28
Gambar 11
Gerakan ekstensor siku
(M. Mariyanto, Sunardi, dan Agus Margono, 1994:125)
2) Untuk menggerakan ayunan lengan ke atas saat tahap perkenaan dengan bola
yaitu M. biceps brachi, M. deltoid, M. subscapularis, M. suprasupinatus, M.
supinator brevis dan M. korako brachialis.
29
Gambar 12
Gerakan perkenaan bola
(M. Mariyanto, Sunardi, dan Agus Margono, 1994:125)
Gambar 13
Gerakan lanjutan
(M. Mariyanto, Sunardi, dan Agus Margono, 1994:125)
30
Gambar 14
Gerakan Persiapan
Gambar 15
Gerakan perkenaan
Gambar 16
Gerakan Lanjutan
31
berbeda dengan sudut pandang anatomi dan fisiologi. Pengertian dari sudut
pandang biomekanika lebih diarahkan pada penyesuaian antara impuls kekuatan
kepada otot atau sekelompok otot dengan kebutuhan setiap pelaksanaan bagian
gerakan (Phil Yanuar Kiram, 1992:50). Koordinasi merupakan kemampuan tubuh
32
melakukan gerakan atau kerja dengan tepat dan efisien. Koordinasi adalah
hubungan yang harmonis dari berbagai faktor yang terjadi pada suatu gerakan
(Eri Pratiknyo, 2006:5).
2.1.8.1 Sifat Gerakan
Ditinjau dari biomekanika maka gerakan ayunan lengan saat passing
bawah lebih banyak didominasi oleh kekuatan otot lengan, sedangkan otot yang
terdapat pada pangkal lengan atas dan lengan bawah peran aktif terjadi saat
impact (pertemuan) antara bagian proksimal lengan dan bola dimana lengan
difleksikan dengan bantuan Musculus Biseps Brachii. Jadi pada saat impact
(pertemuan) lengan dengan bola terjadi suatu momentum yang berkaitan dengan
kecepatan dan massa benda yang sedang bergerak. Jika lengan saat impact
dengan bola bergerak cepat, maka akan terjadi peningkatan momentum pada
lengan terhadap bola. Sehingga dalam gerakan passing bawah memerlukan
momentum yang harus dikontrol oleh pemain. Karena saat passing bawah
memerlukan momentum dalam jumlah tertentu, sehingga bola dapat melayang
dengan jarak yang tepat untuk sampai kepada sasaran.
Momentum merupakan besaran gerak yang bertambah atau berkurangnya
dengan
cara
menambah
atau
mengurangi
massa
atau
kecepatannya
33
reaksi yang sama besarnya dan berlawanan arahnya. Bila suatu benda bergerak
mendapatkan momentum, sedang benda lain yang dikenai gayanya akan memiliki
momentum yang sama besar dan berlawanan arah (Sri Haryono, 2005:16).
Gerakan ayunan lengan dari bawah ke atas pada passing bawah adalah
merupakan gerak fleksi dan abduksi lengan. Gerak fleksi adalah gerakan dari
bagian tubuh yang terjadi dalam bidang sagital dan berputar pada sumbu
transfersal. Sedangkan abduksi terjadi bila bagian badan bergerak menjauhi garis
tengah badan di dalam bidang frontal. Dalam hal ini bagian tubuh tersebut adalah
gerakan lengan saat melakukan passing bawah (Soedarminto, 1992:7).
Selain itu gerakan passing bawah merupakan gerakan pengungkit. Jadi
bola diungkit ke atas dengan jalan ayunkan lengan dan ditambah dengan
penurunan panggul. Maksud daripada gerakan ini tidak lain agar bola dapat
dipantulkan ke atas dengan sudut pantul 90 derajat (M. Mariyanto, Sunardi, dan
Agus Margono, 1994:69). Pengungkit adalah suatu batang yang kaku yang dapat
berputar pada satu titik yang tetap bila gaya digunakan untuk mengatasi beban.
Gerakan passing bawah merupakan pengungkit jenis kedua karena titik pusat
gerak atau sumbu putar terdapat pada sendi bahu serta pangkal beban dan pangkal
gaya terletak pada sepanjang lengan (Sri Haryono, 2005:21).
2.1.8.2 Prinsip Mekanika Yang Diterapkan
Gerakan
passing
bawah
pada
prinsipnya
merupakan
gerakan
menyongsong bola yaitu gerakan menuju ke suatu tempat di mana bola tertuju.
Gerakan menyongsong bola mengandung suatu tuntutan bagi pemain untuk dapat
34
berusaha menempatkan diri sehingga bola yang datang dapat dimainkan dengan
mudah dan berhasil baik (M. Mariyanto, Sunardi, dan Agus Margono, 1994:161).
Kualitas gerakan penyongsongan bola datang dapat dipengaruhi oleh
cepat lambatnya bola yang datang dari lawan. Bola yang datang dari teman
seregu lazimnya tidak keras dan tidak cepat sehingga pemain tidaklah terlalu
mengalami kesulitan yang berarti untuk melakukan gerakan menyongsong bola.
Selanjutnya untuk menyongsong bola cepat, maka selalu diperlukan gerakan
imbangan yang cepat pula. Dan untuk menghadapi bola smes yang keras,
haruslah dikembangkan latihan antisipasi terhadap arah gerak dan timing lawan
yang melakukan smes tersebut (M.Mariyanto,Sunardi, Agus Margono,1992:162).
Gerakan saat melakukan passing bawah selain gerakan lengan juga terjadi
gerakan tungkai untuk memindahkan titik berat badan. Titik berat suatu benda
sering disebut sebagai titik keseimbangannya (Soedarminto,1992:149). Menurut
Boyke Mulyana (2000:19) letak titik berat atlet jarang tetap pada tempat yang
sama selama beberapa waktu. Jika saat berdiri tegak dan kemudian
menggerakkan tungkai ke arah depan satu langkah, maka titik beratnya berpindah
ke arah yang sama. Jika menggerakan tungkai dan lengannya, maka titik beratnya
berpindah ke depan lebih banyak massa yang dipindahkan.
Jarak berpindahnya titik berat tergantung pada seberapa besar dan jauh
massa tubuh dipindahkan. Menurut Soedarminto (1992:150) jika bentuk atau
posisi sebuah objek berubah, maka letaknya titik berat juga akan berubah.
Tungkai cukup berat dan memiliki massa yang besar, sehingga menyebabkan
pemindahan titik berat yang lebih besar dari pada ketika memindahkan salah satu
35
lengan saja. Pemindahan titik berat badan selalu berkaitan dengan jumlah massa
yang dipindahkan dan jarak yang ditempuhnya.
Selain titik berat badan, keseimbangan dan stabilitas tubuh juga
mempengaruhi gerakan saat melakukan passing bawah. Kedua hal tersebut
merupakan dua istilah yang hampir sama tetapi mempunyai arti yang berlainan.
Jika posisi sebuah objek diubah sedikit dan objek cenderung untuk kembali pada
posisi semula, maka objek itu dalam keadaan seimbang atau stabil
(Soedarminto,1992:152). Keseimbangan berkaitan dengan koordinasi dan
kontrol. Jika atlet yang mempunyai keseimbangan yang baik, maka ia dapat
mempertahankan keadaan equilibriumnya dan menetralkan gaya yang akan
mengganggu penampilannya. Stabilitas berkaitan dengan seberapa besar tahanan
yang diciptakan atlet untuk melawan gangguan lawan terhadap keseimbanganya.
Semakin stabil atlet, maka semakin besar tahanan yang diciptakannya untuk
mengatasi
gaya
yang
mengganggunya.
Berikut
beberapa
faktor
yang
36
bola voli melakukan posisi kuda-kuda dengan jarak antara ujung kaki lebih lebar,
maka pemain tersebut dalam keadaan yang lebih stabil, sebab ia memilki dasar
menumpu yang luas sehingga tidak mudah digoyangkan.
2)
Stabilitas berbanding terbalik dengan besarnya jarak antara titik berat badan
Gaya gesekan.
Keseimbangan dapat dipertahankan sesuai dengan kebutuhan aktivitas
cabang olahraga yang dilakukan, dapat dipergunakan alat yang mempunyai gaya
gesekan yang sesuai dengan aktivitas cabang olahraga tersebut. Untuk
memperoleh stabilitas yang besar diperlukan alat yang memiliki gaya gesekan
yang besar pula, misalnya sepatu dengan sol yang dilengkapi secara khusus untuk
hal itu. Pada pemain bola voli sebaiknya sepatu yang dipakai untuk bermain
memiliki sol karet, hal ini bertujuan untuk memperoleh stabilitas yang besar pada
saat melakukan posisi siap.
37
38
Sendi lutut merupakan sendi engsel yang bergerak secara fleksi dan ekstensi.
Sendi telapak kaki yang bergerak sedikit mengayun secara adduksi dan
abduksi.
2) Sikap permulaan :
Sendi bahu bergerak secara abduksi saat lengan bergerak ke atas.
Sendi siku bergerak secara fleksi saat lengan bergerak lurus saat menerima
bola.
Sendi radio ulna bergerak secara supinasi saat perkenaan bola dengan bagian
proksimal lengan.
Sendi pinggul bergerak secara fleksi saat tubuh dalam keadaan condong ke
depan.
Sendi lutut bergerak ekstensi saat gerakan lutut dalam keadaan lurus.
Sendi telapak kaki begerak secara adduksi saat adanya gerakan sedikit
mengayun.
3) Sikap lanjutan :
Sendi bahu bergerak adduksi saat lengan kembali dalam posisi sikap awal.
Sendi pinggul mempertahankan sikap tubuh yang agak condong ke depan.
Sendi lutut bergerak fleksi saat tubuh bergerak dalam posisi sikap awal.
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa kerja sendi dan gerak
yang terjadi mempunyai peranan penting dalam hal koordinasi saat melakukan
gerakan passing bawah sehingga menghasilkan keterampilan gerak yang baik.
2.2.2 Analisis Fisiologi pada gerak keterampilan passing bawah bola voli
39
40
5) Otot bagian panggul yang terdiri dari muskulus gluteus maksimus yang
fungsinya rotasi fleksi dan endorotasi femur, muskulus gluteus medius dan
minimus yang fungsinya abduksi dan endorotasi dari femur.
6) Otot tungkai atas yang terdiri dari muskulus abductor femoralis yang
fungsinya gerakan abduksi dari femur, muskulus ekstensor yang fungsinya
membengkokkan paha dan meluruskan atau membengkokkan tungkai bawah.
7) Otot tungkai bawah yang terdiri dari muskulus tibialis anterior yang
fungsinya mengangkat dan membengkokkan kaki, muskulus tibialis posterior
yang fungsinya membengkokkan kaki di sendi tumit dan telapak kaki.
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa koordinasi yang baik
dari beberapa kontraksi otot pada bahu, punggung, lengan atas, lengan bawah,
panggul, tungkai atas, dan tungkai bawah mempunyai peranan penting dalam
melakukan gerakan keterampilan passing bawah.
2.2.3 Analisis biomekanika pada gerak keterampilan passing bawah bola voli
Secara biomekanika gerakan ayunan lengan saat passing bawah lebih
banyak didominasi oleh kekuatan otot lengan, sedangkan otot yang terdapat pada
pangkal lengan atas dan lengan bawah peran aktif terjadi saat impact (pertemuan)
antara bagian proksimal lengan dan bola dimana lengan difleksikan dengan
bantuan Musculus Biseps Brachii. Jadi jika lengan saat impact dengan bola akan
terjadi adanya momentum pada lengan terhadap bola. Sehingga pemain
memerlukan momentum yang harus dikontrol agar bola dapat memantul dengan
jarak yang tepat untuk sampai ke arah sasaran. Gerakan passing bawah merupakan
gerakan pengungkit. Artinya bola diungkit ke atas dengan jalan ayunan lengan
41
dan ditambah dengan penurunan panggul agar bola dapat dipantulkan ke atas
dengan baik (M. Mariyanto, Sunardi, dan Agus Margono, 1994:69)
Gerakan passing bawah selain adanya gerakan lengan juga terjadi gerakan
tungkai untuk melakukan pemindahan titik berat badan. Menurut Boyke Mulyana
(2000:19) letak titik berat atlet jarang tetap pada tempat yang sama selama
beberapa waktu. Begitu juga menurut Soedarminto (1992:150) jika bentuk atau
posisi sebuah objek berubah, maka letaknya titik berat juga akan berubah. Selain
titik berat badan, keseimbangan dan stabilitas tubuh juga mempengaruhi gerakan
saat melakukan passing bawah. Keseimbangan berkaitan dengan koordinasi dan
kontrol. Stabilitas berkaitan dengan seberapa besar tahanan yang diciptakan atlet
untuk melawan gangguan lawan terhadap keseimbanganya. Semakin stabil atlet,
maka semakin besar tahanan yang diciptakannya untuk mengatasi gaya yang
mengganggunya.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa gaya, sifat
gerakan, dan prinsip mekanika yang terapkan mempunyai peranan penting dalam
melakukan gerakan keterampilan passing bawah.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
42
43
1) Dokumentasi
Dokumentasi dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang
tertulis. Didalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki bendabenda tertulis seperti buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, catatan
harian, dan sebagainya (Suharsimi Arikunto,2006:158).
Penulis dalam penelitian ini saat proses pengumpulan data dengan cara
menganalisis dokumen yang ada di buku, guna mendukung data-data lain yang
diperoleh dari catatan hasil pengamatan langsung atau observasi.
2) Pengamatan atau Observasi
Observasi merupakan metode pengumpulan data dengan cara melakukan
pengamatan terhadap objek (Samsudi 2006:87). Untuk menganalisa gerak
keterampilan passing bawah dalam bola voli, peneliti menggunakan metode
observasi sebagai metode pengumpulan data, dan lembar observasi berupa skala
penilaian (rating scale) sebagai alat pengumpul datanya.
Pencatatan data dengan alat ini (skala penilaian) dilakukan seperti
checklist. Perbedaannya terletak pada kategorisasi gejala yang dicatat. (S.
Margono 2005:160). Dalam skala penilaian terdapat kolom-kolom yang
menunjukkan tingkatan atau jenjang setiap gejala yang diamati.
3.4 Instrumen Penelitian
Instrumen pada penelitian ini berupa data dari hasil dokumentasi yang
telah disusun berdasarkan landasan teori
44
45
oleh Surachmat (1976:132) mengemukakan bahwa memusatkan pada masalahmasalah yang ada pada masa sekarang, pada masa actual. Data yang terkumpul
mulamula disusun, dijelaskan kemudian dianalisa. Dengan adanya metode
analisis diatas, maka akan dapat diperoleh gambaran yang sesungguhnya
mengenai keterampilan gerak passing bawah dalam bola voli.
3.5.2 Analisis Deskriptif Persentase
Analisis ini digunakan untuk mendeskripsikan hasil penelitian untuk
ditarik kesimpulan dengan kata-kata. Langkah-langkah yang ditempuh dalam
analisis ini adalah:
1) Membuat tabel distribusi nilai
2) Menentukan skor hasil pengamatan dengan ketentuan skor yang telah
ditetapkan
3) Menjumlahkan skor hasil pengamatan yang diperoleh
4) Memasukan skor tersebut ke dalam rumus: % =
Keterangan:
n = Nilai yang diperoleh
N = Jumlah nilai total
% = Persentase yang diperoleh
46
:100%-20%
= 80%
= 16%
Dengan demikian tabel kategori untuk keterampilan gerak passing bawah pemain
adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Kategori Deskriptif Persentase
Interval
Kriteria
88% - 100%
Sangat Baik
71% - 87%
Baik
54% - 70%
Sedang
37% - 53%
Kurang
20% - 36%
Sangat Kurang
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Hasil penelitian berdasarkan pada kesesuaian setiap gerakan sampel
terhadap pernyataanpernyataan yang tertuang dalam lembar pengamatan tentang
gerak keterampilan passing bawah bola voli di Klub Bola Voli Putra Mustika
Blora.
4.1.1 Deskripsi Data
Deskripsi data dari tiap-tiap komponen keterampilan passing bawah
diperoleh hasil sebagai berikut :
1) Berdasarkan data hasil pengamatan passing bawah ditinjau dari faktor anatomi
dapat dideskripsikan seperti pada tabel berikut :
Tabel 4.1. Ringkasan Data Faktor Anatomi
Faktor Anatomi Sesuai
Tidak sesuai
Jumlah
154
26
Presentase
85,6
14,4
Kriteria
Baik
2) Berdasarkan data hasil pengamatan passing bawah ditinjau dari faktor fisiologi
dapat dideskripsikan seperti pada tabel berikut :
Tabel 4.2. Ringkasan Data Faktor Fisiologi
Faktor Fisiologi Sesuai
Tidak sesuai
Jumlah
133
17
Presentase
88,7
11,3
Kriteria
Sangat Baik
47
48
Valid
Sesuai
Tidak
Sesuai
Tabel 4.5
Anatomi
Frequenc perce
y
nt
154
85.6
26
14.4
180
100.0
Valid
persen
85.6
14.4
100.0
Cumulative
percent
85.6
100.0
Total
49
Sehingga gerak keterampilan passing bawah pemain bola voli Putra Mustika
dalam kategori baik.
Hasil analisis deskriptif faktor fisiologi pada pengamatan gerak
keterampilan passing dapat dilihat pada hasil berikut ini :
Tabel 4.6
Fisiologi
Valid
Sesuai
Tidak Sesuai
Total
Frequency
133
17
150
percent
88.7
11.3
100.0
Valid persen
88.7
11.3
100.0
Cumulative percent
88.7
100.0
Sesuai
Tidak Sesuai
Total
Frequency
157
23
180
percent
87.2
12.8
100.0
Valid persen
87.2
12.8
100.0
Cumulative percent
87.2
100.0
50
Sesuai
Tidak Sesuai
Total
Frequency
444
66
510
percent
87.1
12.9
100.0
Valid persen
87.1
12.9
100.0
Cumulative percent
87.1
100.0
keterampilan passing bawah pada pemain bola voli Putra Mustika dalam kategori
baik, dengan rincian sebagai berikut :
1) Gerak keterampilan passing bawah pada pemain bola voli Putra Mustika
ditinjau dari faktor anatomi dalam kategori baik.
2) Gerak keterampilan passing bawah pada pemain bola voli Putra Mustika
ditinjau dari faktor fisiologi dalam kategori sangat baik.
3) Gerak keterampilan passing bawah pada pemain bola voli Putra Mustika
ditinjau dari faktor biomekanika dalam kategori baik.
51
4.2 Pembahasan
Hasil penelitian yang diperoleh adalah analisis gerak keterampilan passing
bawah pemain bola voli Putra Mustika Blora ditinjau dari keseluruhan faktor
penelitian menunjukkan bahwa gerak keterampilan passing bawah dalam
kategori baik. Karena dalam pelaksanaannya, teknik passing bawah pemain bola
voli ditinjau dari faktor anatomi dan biomekanika sudah baik, serta dari faktor
fisiologi sangat baik. Sehingga teknik passing bawah bila ditinjau dari faktor
anatomi dan fisiologi memerlukan koordinasi antara kerja sendi, gerak yang
terjadi, otot yang berperan serta bentuk kontraksinya, dan tinjauan kerja syaraf
yang terjadi dalam proses keefektifan kinerja. Sedangkan untuk faktor
biomekanika, passing bawah memerlukan sifat gerakan, sifat gaya-gaya (sudut
gerakan), serta prinsip mekanika yang diterapkan, misal : kestabilan dan
keseimbangan, gaya otot, kelanjutan aplikasi gaya, dan prinsip-prinsip gerakan.
Pemain hendaknya dibekali dengan keterampilan atau teknik passing
bawah yang baik dan pengetahuan tentang anatomi, fisiologi, dan biomekanika
dalam melakukan passing bawah. Pemain yang memiliki teknik passing bawah
baik cenderung dapat melakukan passing bawah dengan baik pula. Kenyataan
tersebut sangat beralasan sebab menurut Sugiyanto (1992:261), unsur pendukung
gerakan yang terampil meliputi unsur fisik, mental, dan emosional. Ketiganya
harus berfungsi dalam suatu mekanisme yang terorganisasi dengan baik. Semua
sistem tubuh difungsikan melalui sistem syaraf untuk menghasilkan kontrol tubuh
pada saat melakukan gerakan. Kontrol tubuh tersebut meliputi kontrol
keseimbangan, kontrol ketepatan waktu bergerak (timing), dan kontrol muskular.
52
53
Pandangan mata yang selalu tertuju ke arah datangnya bola saat persiapan
passing bawah diperlukan untuk menangkap stimulus visual yang bergerak
dengan cepat yaitu kecepatan dan arah datangnya bola. Pada saat melakukan
passing bawah kecepatan memahami stimulus dan kecepatan membuat keputusan
sangat erat kaitannya dengan pemberian respon terhadap stimulus yang diterima.
Hal ini juga didukung pendapat Sugiyanto (1992:259) mengatakan bahwa apabila
stimulus cepat dipahami, kemudian keputusan cepat dibuat, maka responnya juga
bisa dengan cepat diberikan. Kedua lengan yang sedikit ditekuk dan sejajar paha
akan lebih memungkinkan tubuh cepat dalam persiapan menerima bola dan tidak
banyak mengalami hambatan saat bergerak. Punggung dan togok yang agak
condong ke depan dalam posisi merendah akan memudahkan pemain untuk
bergerak ke depan, menjangkau bola ke samping kiri maupun kanan, serta
berpindah ke belakang. Hal ini sesuai dengan pernyataan M. Mariyanto, Sunardi,
dan Agus Margono (1994:159) bahwa togok yang terlalu tegak, kemampuan
untuk mengubah arah gerak akan semakin terhambat. Kemudian kaki yang dalam
posisi kangkang dengan salah satu kaki maju ke depan akan lebih memudahkan
pemain untuk bergerak ke arah datangnya bola.
Sikap saat perkenaan dalam passing bawah sangat penting diperlukan
untuk menghasilkan pantulan bola yang terarah setelah bola impact dengan bagian
proksimal lengan. Dengan sikap perkenaan yang benar maka akan memungkinkan
pemain dalam melakukan passing dapat menghasilkan pantulan yang mengarah
tepat ke sasaran. Pentingnya sikap perkenaan juga didukung pendapat M.
Mariyanto (1994:202) mengatakan bahwa perkenaan bola harus di usahakan tepat
54
pada bagian proksimal pergelangan dan dengan bidang yang selebar mungkin agar
bola dapat melambung secara stabil. Kemudian pada saat bola jatuh jauh terlalu ke
depan atau ke samping, maka untuk dapat menjangkau bola agar dapat dipassing
dengan baik pemain menggunakan teknik passing dengan satu tangan. Karena
dengan menggunakan satu tangan maka jangkauan lengan pemain saat perkenaan
bola akan lebih jauh daripada dengan dua tangan. Hal ini juga didukung pendapat
M. Mariyanto, Sunardi, dan Agus Margono (1992:203) mengatakan bahwa di
dalam permainan bola voli memainkan bola dengan teknik passing bawah ada
kalanya harus dilakukan dengan satu tangan, yang mana posisi bola tidak
memungkinkan untuk dipassing dengan dua tangan karena bola jatuh jauh dari
posisi pemain baik di samping atau di depan.
Selain itu sikap akhir setelah bola dipassing juga sangat penting karena
dengan sikap akhir yang baik akan memungkinkan saat melakukan persiapan
penerimaan bola selanjutnya akan lebih siap. Pentingnya sikap akhir saat passing
bawah juga di dukung oleh pernyataan M. Mariyanto, Sunardi, dan Agus
Margono (1992:124) mengatakan bahwa setelah bola selesai dipassing bawah,
maka segera diikuti pengambilan sikap siap normal, dengan tujuan agar dapat
bergerak lebih cepat untuk menyesuaikan diri dengan keadaan. .
2) Faktor Fisiologi
Berdasarkan hasil tabel penelitian menunjukkan bahwa gerak keterampilan
passing bawah pemain bola voli Putra Mustika Blora ditinjau dari faktor fisiologi
dalam kategori sangat baik. Karena agar teknik passing bawah dapat dikatakan
baik, maka setiap pemain diharapkan mengerti bahwa teknik passing bawah
55
merupakan perpaduan dari koordinasi dan kontrol antara gerakan yang tidak dapat
dipisahkan pada bahu, lengan atas, lengan bawah, punggung, togok, pinggul,
tungkai atas, dan tungkai bawah. Hal tersebut dipertegas oleh pendapat Sugiyanto
(1992:248) yang menyatakan koordinasi dan kontrol tubuh yang baik akan
meningkatkan keterampilan dalam melakukan gerakan.
Gerakan dapat terjadi karena adanya stimulus gerak, kemudian stimulus
gerak dihantarkan oleh syaraf ke setiap unit gerak pada otot. Otot yang
berkontraksi kemudian menggerakkan tulang-tulang yang berporos pada
persendian. Saat melakukan passing bawah banyak bagian otot tubuh yang
berkontraksi maupun berelaksasi secara bersamaan, yaitu bagian otot bahu,
lengan, togok, dan tungkai. Karena saat passing bawah diperlukan adanya
kemampuan mengendalikan kontraksi dan relaksasi otot agar memperoleh
efisiensi gerakan serta mempercepat proses pemulihan. Selain itu koordinasi otot
saat passing bawah tubuh juga diperlukan karena gerakan yang terkoodinasi
dengan baik akan menimbulkan ketegangan otot yang tidak perlu dan
pelaksanaannya lancar. Apabila setiap gerakan saat passing bawah dapat
terkoordinasi dengan baik dan dikombinasikan secara serasi, maka akan
menghasilkan gerakan passing bawah yang efisien serta terhindar dari
kemungkinan terjadinya cidera. Hal ini didukung oleh pendapat Sugiyanto
(1992:262) mengatakan bahwa gerakan dikatakan efisien apabila gerakan-gerakan
yang terkoordinasi dengan baik dikombinasikan untuk menghasilkan gerakan
yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas tertentu, dan memanfaatkannya
56
dengan perolehan nilai yang tinggi, dengan arah yang baik, dan menggunakan
tenaga sekecil mungkin.
3) Faktor Biomekanika
Berdasarkan hasil tabel penelitian menunjukkan bahwa gerak keterampilan
passing bawah pemain bola voli Putra Mustika Blora ditinjau dari faktor
biomekanika dalam kategori baik. Karena agar dalam pelaksanaan passing bawah
dapat dikatakan baik, maka setiap pemain diharapkan mampu memanfaatkan
unsur kekuatan yang ada pada lengan, togok, punggung, perut, dan tungkai
tersebut secara maksimal dengan jalan melakukan gerakan passing secara cepat
sebab untuk mendapatkan hasil pantulan bola yang baik seorang pemain harus
mampu mamadukan unsur kekuatan yang ada pada dirinya dengan kecepatan
gerak baik saat mengayunkan lengan memasing bola maupun bergerak ke arah
datangnya bola. Kenyataan tersebut sangat beralasan sebab menurut M. Sajoto
(1995:8), kekuatan merupakan komponen kondisi fisik seseorang untuk dapat
mempergunakan otot guna menerima beban sewaktu bekerja. M. Mariyanto,
Sunardi, dan Agus Margono (1994:293) mengatakan bahwa daya otot (Muscular
Power) adalah kemampuan seseorang untuk mempergunakan kekuatan maksimal
yang digunakan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Dalam kata lain daya
(power) merupakan perkalian antara kekuatan (Force) dengan kecepatan
(Velocity). Sehingga kekuatan dan kecepatan merupakan satu kesatuan yang
dinamakan power yang merupakan ketepatan otot untuk mengerahkan atau
mengeluarkan kekuatan maksimal dalam waktu yang amat singkat seperti halnya
dalam pelaksanaan Passing bawah bola voli.
57
Gerakan ayunan lengan saat passing bawah lebih banyak didominasi oleh
kekuatan otot lengan, sedangkan otot yang terdapat pada bahu, punggung, togok,
dan tungkai hanya sebagai penyeimbang koordinasi gerakan. Karena pertemuan
bola terjadi pada bagian proksimal lengan dimana terjadi suatu momentum yang
berkaitan dengan kecepatan dan massa benda yang sedang bergerak. Keterampilan
passing bawah pada dasarnya tergantung pada kecepatan dan arah datangnya bola,
sehingga dalam gerakan passing bawah memerlukan momentum yang harus
dikontrol pemain agar bola dapat melayang dengan jarak yang tepat untuk sampai
kepada sasaran. Dalam melakukan passing bawah untuk menerima bola yang
datangnya cepat lengan tidak perlu diayun melainkan cukup ditahan. Bahkan
untuk menerima bola yang datangnya lebih cepat dan keras, lengan harus
meredam dengan cara sedikit menarik lengan ke arah datangnya bola. Kenyataan
tentang hal tersebut sangat beralasan sebab menurut Sugiyanto (1992:256),
seseorang yang memiliki gerakan terampil adalah seseorang yang mampu
melakukan gerakan secara efisien dan benar secara mekanis. Melakukan secara
efisien berarti menggunakan tenaga sekecil mungkin untuk menyelesaikan tugas
gerak dengan sebaik-baiknya.
Gerakan saat passing bawah selain adanya gerakan lengan juga terjadi
gerakan tungkai untuk memindahkan titik berat badan. Badan yang sedikit
dicondongkan ke depan saat persiapan dan berat badan yang menumpu pada
telapak kaki bagian depan tujuannya untuk mendapatkan suatu kesetimbangan
labil agar dapat lebih mudah dan lebih cepat bergerak ke segala arah. Ketika
pemain melakukan sliding ke depan dengan menjulurkan tangan, lengan, dan
58
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Setelah diperoleh hasil penelitian dan dibahas, maka dapat diambil
simpulan :
Bahwa gerak keterampilan passing bawah secara keseluruhan
pemain di Klub Bola Voli Putra Mustika dalam kategori baik, dengan
rincian:
1) Gerak keterampilan passing bawah pemain bola voli Putra Mustika ditinjau
dari faktor anatomi dalam kategori baik.
2) Gerak keterampilan passing bawah pemain bola voli Putra Mustika ditinjau
dari faktor fisiologi dalam kategori sangat baik.
3) Gerak keterampilan passing bawah pemain bola voli Putra Mustika ditinjau
dari faktor biomekanika dalam kategori baik.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan dari penelitian ini, maka
peneliti mengajukan saran-saran sebagai berikut :
1) Bagi pemain bola voli, agar dapat melakukan keterampilan passing bawah
dengan baik dan benar, maka perlu lebih memperhatikan faktor anatomi,
fisiologi, dan biomekanika.
59
60
2) Bagi
pelatih,
dalam
pelaksanaan
latihan
para
pemain
hendaknya
DAFTAR PUSTAKA
Amung Mamun dan Toto Subroto, 2001. Pendekatan Keterampilan Taktis dalam
Permainan Bola Voli. Jakarta : Dirjen Olahraga.
A.Sarumpaet dkk. 1992. Permainan Olahraga Besar. Depdikbud Dirjen Dikti.
Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Barbara L. Viera. 2004. Bola Voli Tingkat Pemula. Jakarta : PT Rajagrafindo
Persada.
Dieter Beutelstahl. 1998. Belajar Bermain Voli. Jakarta : Pionir Jaya.
Eri Praktiknyo D. 2006. Tes dan Pengukuran Olahraga. Semarang : Universitas
Negeri Semarang.
Evelin C. Pearce. 2002. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta :
Gramedia PUstaka Utama.
Herry Koesyanto. 2003. Belajar Bermain Bola Voli. Semarang : Unnes.
Http: //patrickzuco.wordpress.com/2009/11/05/ kumpulan -tugas- biomekanika/.
(accesed 5 Sep 2010 17:51:51 GMT)
Http://tedbio.multiply.com/journal/item/16. (accesed 13 Sep 2010 03:23:12 GMT)
Http:/ /www.scribd.com/doc/37853517/ Sistem-Mekanisme-Gerak-Otot. (accesed
24 Sep 2010 15:38:05 GMT)
Lexi J, Moleong. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.
Machfud Irsada. 1999. Bola Voli. Depdikbud. Dirjen Pendidikan Dasar dan
Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III.
Margono, S. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
M. Mariyanto., Sunardi., Agus Margono. 1994. Permainan Besar II. Jakarta :
Universitas Terbuka.
M. Sajoto. 1995. Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik dalam
Olahraga. Semarang : Dahara Prize.
M. Yunus. 1992. Olahraga Pilihan Bola Voli. Depdikbud Dirjen Dikti. Proyek
Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Nasuka. 2005. Fisiologi Olahraga. Semarang : Universitas Negeri Semarang.
61
62
Nuril Ahmadi. 2007. Panduan Olahraga Bola Voli. Surakarta : Era Pustaka
Utama.
Phil Yanuar Kiram. 1992. Belajar Motorik. Depdikbud.PGSD.
Samsudi. 2006. Disain Penelitian Pendidikan. Semarang : Universitas Negeri
Semarang Press.
Setiadi. 2007. Anatomi Dan Fisiologi Manusia. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Soedarminto.1992. Kinesiologi. Semarang : Universitas Negeri Semarang.
Soegiyanto K.S. 2004. Fisiologi Olahraga. Semarang : Universitas Negeri
Semarang.
Sri Haryono. 2005. Biomekanika Olahraga. Semarang : Universitas Negeri
Semarang.
Sugiyanto.1992. Perkembangan Dan Belajar Gerak. Jakarta : Depdikbud. Proyek
Peningkatan Mutu Guru SD dan Pendidikan Kependudukan.
Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Surachmad. 1976. Dasar dan Teknik Research Pengantar Ilmiah. Bandung : CV
Tarsito.
Syaifudin. 1996. Anatomi Untuk Siswa Perawat. Jakarta : Balai Pustaka.
Ucup Yusup. 2000. Kinesiologi. Depdikbud. Dirjen Pendidikan Dasar dan
Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III.
63
Lampiran 1.
Lembar Pedoman Pengamatan atau Observasi
Pengamat
No
Indikator Pengamatan/Observasi
Sesuai Tidak
sesuai
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Anatomi
Sikap permulaan saat passing bawah:
a. Saat bola datang normal / tengah:
-Pandangan mata selalu tertuju ke arah datangnya
bola dengan kepala menghadap lurus ke depan
-Kedua lengan menggantung sejajar paha dengan
siku ditekuk lebih kurang 90 derajat (fleksi)
-Posisi punggung dan togok lurus agak condong
ke depan dalam posisi rendah
-Kaki dalam posisi sedikit kangkang dengan salah
satu kaki maju ke depan, sedangkan lutut sedikit
ditekuk menghadap lurus ke arah datangnya bola
b. Saat bola datang dari atas :
-Didahului dengan kaki melangkah mundur ke
belakang sesuai kebutuhan
-Posisi badan / togok tegak dan relaks
-Lengan dalam keadaan lurus (ekstensi)
c. Saat bola datang dari bawah :
-Diawali dengan langkah kaki ke depan sesuai
kebutuhan
-Badan / togok dalam keadaan merendah dan
bergerak ke bawah bola
-Lengan dalam keadaan lurus (ekstensi) agak ke
bawah
d.Saat bola datang jauh di depan (sliding) :
-Diawali dengan sikap tubuh merendah
-Lengan dalam keadaan lurus ke bawah (ekstensi)
-Kaki muka belakang dan lutut ditekuk siap untuk
bergerak ke depan
e. Saat bola datang dari samping kiri/kanan :
-Diawali dengan bergeser ke samping kiri/kanan
dengan langkah menyamping / langkah silang
-Lengan dalam keadaan lurus (ekstensi) dan relaks
-Badan / togok dalam keadaan merendah agak
condong ke depan
Ket
64
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
65
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
66
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
Biomekanika
Sikap permulaan saat passing bawah:
a. Saat bola datang normal/tengah :
-Lengan menggantung dalam keadaan relaks
dengan siku ditekuk kurang lebih 90 derajat untuk
menjaga keseimbangan tubuh
-Togok / badan agak condong ke depan dan berat
badan menumpu pada telapak kaki bagian depan
untuk mendapatkan keseimbangan labil
-Kaki agak sedikit kangkang dan menekuk dengan
sudut 90 derajat tujuan agar tubuh tetap seimbang
dan stabil
b. Saat bola datang dari atas :
-Memindahkan titik berat tubuh ke belakang
dengan melakukan gerakan langkah ke belakang
-Togok/badan dalam keadaan merendah agar
tubuh tetap seimbang dan stabil
-Lengan tetap rileks dalam keadaan lurus menjaga
keseimbangan tubuh
c. Saat bola datang dari bawah :
-Memindahkan titik berat tubuh ke depan dengan
67
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
68
78
79
80
81
82
83
84
85
Pelatih
69
Lampiran 2.
Deskripsi Data Anatomi
NO
Kode Indikator
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Hasil
Pengamatan
sesuai tidak
sesuai
6
0
0
2
6
6
4
0
0
6
3
6
6
0
3
0
0
6
6
0
0
70
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Tabel kategori
Interval
88% - 100%
71% - 87%
54% - 70%
37% - 53%
20% - 36%
Kriteria
Sangat Baik
Baik
Sedang
Kurang
Sangat Kurang
3
6
6
3
0
0
4
6
5
6
6
2
0
1
0
0
154
85,6
Baik
26
14,4
71
Lampiran 3.
Deskripsi Data Fisiologi
NO
Kode Indikator
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Hasil
Pengamatan
sesuai tidak
sesuai
6
0
72
20
21
22
23
24
25
berguling ke samping
Otot kaki berkontraksi melakukan gerakan loncatan
6
yang bertumpu pada satu kaki
Otot bahu (deltoideus, teres mayor, teres minor,
6
pectoralis mayor) dan lengan (triceps brachii~
brachialis, anconeus, flexor carpi radialis, extensor
digitorum, abductor pollicis longus) berkontraksi
melakukan gerakan lurus dari bawah ke atas
Otot tangan berkontraksi mendorong dada, perut, dan
6
paha meluncur di lantai
Otot deltoid, teres minor, dan biseps menggerakan
6
lengan sebagai pendorong saat melakukan gerakan
lanjutan
Sendi lutut lurus (ekstensi) kemudian menekuk (fleksi)
2
kembali seperti sikap awal
Badan (togok) tetap agak condong ke depan
3
Jumlah
133
Presentase
88,7
Kriteria
sangat
baik
Tabel kategori
Interval
88% - 100%
71% - 87%
54% - 70%
37% - 53%
20% - 36%
Kriteria
Sangat Baik
Baik
Sedang
Kurang
Sangat Kurang
0
0
0
0
4
3
17
11,3
73
Lampiran 4.
Deskripsi Data Biomekanika
NO
Kode Indikator
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Hasil
Pengamatan
sesuai tidak
sesuai
0
6
3
6
6
6
3
0
0
0
74
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Tabel kategori
Interval
88% - 100%
71% - 87%
54% - 70%
37% - 53%
20% - 36%
Kriteria
Sangat Baik
Baik
Sedang
Kurang
Sangat Kurang
157
87,2
Baik
23
12,8
75
Lampiran5.
Deskripsi Data Faktor Keseluruhan
No
Kategori
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Hasil
Pengamatan
sesuai tidak
sesuai
Pandangan mata selalu tertuju ke arah datangnya
6
0
bola dengan kepala menghadap lurus ke depan
Kedua lengan menggantung sejajar paha dengan
0
6
siku ditekuk lebih kurang 90 derajat (fleksi)
Posisi punggung dan togok lurus agak condong
6
0
ke depan dalam posisi rendah
Kaki dalam posisi sedikit kangkang dengan salah
6
0
satu kaki maju ke depan, sedangkan lutut sedikit
ditekuk menghadap lurus ke arah datangnya bola
Didahului dengan kaki melangkah mundur ke
6
0
belakang sesuai kebutuhan
Posisi badan/togok tegak dan relaks
2
4
Lengan dalam keadaan lurus (ekstensi)
6
0
Diawali dengan langkah kaki ke depan sesuai
6
0
kebutuhan
Badan/togok dalam keadaan merendah dan
3
3
bergerak ke bawah bola
Lengan dalam keadaan lurus (ekstensi) agak ke
6
0
bawah
Diawali dengan sikap tubuh merendah
3
3
Lengan dalam keadaan lurus ke bawah (ekstensi)
6
0
Kaki muka belakang dan lutut ditekuk siap untuk
6
0
bergerak ke depan
Diawali dengan bergeser ke samping kiri/kanan
6
0
dengan langkah menyamping/langkah silang
Lengan dalam keadaan lurus (ekstensi) dan
6
0
relaks
Badan / togok dalam keadaan merendah agak
6
0
condong ke depan
Lengan mengayun dalam keadaan lurus
6
0
(ekstensi) dari arah bawah ke atas depan
(abduksi)
Lengan dalam keadaan supinasi sehingga
6
0
perkenaan bola tepat pada bagian proksimal
lengan antara siku dan pergelangan tangan
Kode Indikator Pengamatan
76
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
3
6
6
3
0
0
4
6
5
6
2
0
1
0
77
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
3
0
3
6
78
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
79
81
82
83
84
85
Tabel kategori
Interval
88% - 100%
71% - 87%
54% - 70%
37% - 53%
20% - 36%
Kriteria
Sangat Baik
Baik
Sedang
Kurang
Sangat Kurang
444
87,1
Baik
66
12,9
80
Lampiran 6.
Hasil Analisis Data
Faktor Anatomi
Valid
Sesuai
Tidak Sesuai
Total
frequency
154
26
180
Sesuai
Tidak Sesuai
Total
frequency
133
17
150
Sesuai
Tidak Sesuai
Total
Frequency
157
23
180
percent
85.6
14.4
100.0
Valid persen
85.6
14.4
100.0
Cumulative percent
85.6
100.0
Valid persen
88.7
11.3
100.0
Cumulative percent
88.7
100.0
Faktor Fisiologi
Valid
percent
88.7
11.3
100.0
Faktor Biomekanika
Valid
percent
87.2
12.8
100.0
Valid persen
87.2
12.8
100.0
Cumulative percent
87.2
100.0
Faktor Keseluruhan
Valid
Sesuai
Tidak Sesuai
Total
frequency
444
66
510
percent
87.1
12.9
100.0
Valid persen
87.1
12.9
100.0
Cumulative percent
87.1
100.0
81
Lampiran 13.
Dokumentasi Penelitian
82
Tahap permulaan
Tahap perkenaan
Tahap lanjutan
83
Tahap permulaan
Tahap perkenaan
Tahap lanjutan
84
Tahap permulaan
Tahap perkenaan
Tahap lanjutan