Você está na página 1de 13

Tugas BCE

1. Apa definisi dari profesi?


a. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI): profesi/profesi/ /profsi
adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan,
kejuruan, dsb) tertentu
b. Menurut beberapa ahli:
Schein, E.H (1962) :Profesi adalah suatu kumpulan atau set pekerjaan
yang membangun suatu set norma yang sangat khusus yang berasal dari
-

perannya yang khusus di masyarakat


Hughes, E.C (1963) : Profesi menyatakan bahwa ia mengetahui lebih baik

dari kliennya tentang apa yang diderita atau terjadi pada kliennya
Daniel Bell (1973) : Profesi adalah aktivitas intelektual yang dipelajari
termasuk pelatihan yang diselenggarakan secara formal ataupun tidak
formal dan memperoleh sertifikat yang dikeluarkan oleh sekelompok /
badan yang bertanggung jawab pada keilmuan tersebut dalam melayani
masyarakat,

menggunakan

etika

layanan

profesi

dengan

mengimplikasikan kompetensi mencetuskan ide, kewenangan ketrampilan


teknis dan moral serta bahwa perawat mengasumsikan adanya tingkatan
-

dalam masyarakat
Paul F. Comenisch (1983) :Profesi adalah "komunitas moral" yang

memiliki cita-cita dan nilai bersama


K. Bertens : Profesi adalah suatu moral community (masyarakat moral)

yang memiliki cita-cita dan nilai-nilai bersama


Siti Nafsiah : Profesi adalah suatu pekerjaan yang dikerjakan sebagai
sarana untuk mencari nafkah hidup sekaligus sebagai sarana untuk
mengabdi kepada kepentingan orang lain (orang banyak) yang harus
diiringi pula dengan keahlian, ketrampilan, profesionalisme, dan tanggung

jawab
Doni Koesoema A : Profesi merupakan pekerjaan, dapat juga berwujud
sebagai jabatan di dalam suatu hierarki birokrasi, yang menuntut keahlian
tertentu serta memiliki etika khusus untuk jabatan tersebut serta
pelayananbaku terhadap masyarakat

Kesimpulan:
Profesi merupakan suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian atau
keterampilan dari pelakunya. Sebuah profesi tidak dapat dipegang oleh
sembarang orang, akan tetepi memerlukan suatu pendidikan dan pelatihan khusus
untuk itu.

Pekerjaan tidak sama dengan profesi. Profesi memiliki mekanisme serta aturan
yang harus dipenuhi sebagai suatu ketentuan, sedangkan kebalikannya, pekerjaan
tidak memiliki aturan serumit seperti profesi.
2. Informasi sehubungan dengan kode etik akuntansi
Mayoritas masyarakat setiap harinya selalu terkena dampak dari pengambilan
keputusan

yang

dilakukan

oleh

akuntan.

Masyarakat

tersebut

berivestasi,

menggelontorkan dana mereka ke suatu perusahaan yang dipercaya oleh mereka


dengan melihat hasil pekerjaan akuntan. Oleh karena itu peran akuntan sangat
berpengaruh pada setiap keputusan dan oleh karena peran

akuntan tersebut,

diperlukan adanya standar baik bagi cara pelaporan akuntansi maupun standar etika
bagi diri akuntan tersebut. Di Amerika terdapat badan yang bernama American
Institute of Certified Public Accountants yang mana bertugas untuk mengatur standar
yang berkaitan dengan etika akuntan. Selain itu, SEC juga akan memberikan sanksi
bagi akuntan, perusahaan dan kantor akuntan yang melakukan tindakan tidak etis.
Selain itu, standar yang diberlakukan saat ini untuk pelaporan keuangan
adalah IFRS, dimana lebih menekankan judgement para professional dalam
memutuskan sesuatu. Oleh karena itu, perapan kode etik bagi setiap akuntan sangat
penting agar tidak terjadi penyalahgunaan profesi.
Tujuan dari kode etik profesi akuntansi ini diantaranya adalah:

Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.

Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota.

Untuk menjunjung tinggi martabat profesi

Untuk meningkatkan mutu profesi.

Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi

Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.

Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.

Menentukan baku standar

A) Kode Etik Prinsip-prinsip Dasar Akuntan Profesional IFAC 2005 Section


100.4
Seorang akuntan professional diharuskan untuk mematuhi prinsip-prinsip dasar
berikut :

Integritas seorang akuntan professional harus tegas dan jujur dalam semua
keterlibatannya dalam hubungan profesional dan bisnis.

Objektivitas seorang akuntan professional seharusnya tidak membiarkan


bias, konflik kepentingan, atau pengaruh yang berlebihan dari orang lain
untuk mengesampingkan penilaian professional atau bisnis.

Kompetensi professional dan Kesungguhan seorang akuntan professional


mempunyai tugas yang berkesinambungan untuk senantiasa menjaga
penghetahuan dan skil professional pada tingkat yang diperlukan untuk
memastikan bahwa klien atau atasan menerima jasa professional yang
kompeten berdasarkan perkembangan terkini dalam praktik, legislasi dan
teknis. Seorang akuntan professional harus bertindak tekun dan sesuai dengan
standar teknis dan professional yang berlaku dalam memberikan layanan
professional.

Kerahasiaan seorang akuntan professional harus menghormati kerahasian


informasi yang diperoleh sebagai hasil dari hubungan bisnis professional dan
bisnis tidak boleh mengungkapkan informasi tersebut kepada pihak ketiga,
tanpa otoritas yang tepat dan spesifik kecuali ada hak hukum atau professional
atau kewajiban untuk mengungkapkan. Informasi rahasi yang diperoleh
sebagai hasil dari hubungan bisnis professional seharusnya tidak boleh
digunakan untuk kepentingan pribadi para akuntan professional atau pihak
ketiga.

Perilaku Profesional seorang akuntan professional harus patuh pada hukum


dan peraturan-peraturan terkait dan seharusnya menghindari tindakan yang
bisa mendeskreditkan profesi.

B) Kode Etik (Pedoman Perilaku) AICPA


Prinsip-prinsip:

Tanggung Jawab : dalam melaksanakan tanggung jawab mereka sebagai


professional, anggota harus menerapkan penilaian professional dan moral

yang sensitive dalam segala kegiatannya. (section 52, article I)


Kepentingan Umum : anggota harus menerima kewajiban mereka untuk
bertindak dengan cara yang dapat melayani kepentingan publik, menghormati
kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen terhadap profesionalisme.

(section 53, article II)


Integritas.untuk mempertahankan dan memperluas kepercayaan masyarakat,
anggota harus melakukan semua tanggung jawab professional dengan
integritas tertinggi. (section 54, article III)

Objectivitas

dan

Independensi :

seorang

anggota

harus

mempertahankan objectivitas dan bebas dari konflik kepentingan dalam


melaksanakan tanggung jawab professional. Seorang anggota dalam praktik
publik harus independen dalam penyajian fakta dan tampilan ketika

memberikan layanan audit dan jasaatestasi lainnya. (section 55, article IV)
Due Care : seoarng anggota harus mematuhi standar teknis dan etis profesi,
berusaha terus menerus untuk menigkatkan kompetensi dan layanan dalam
melaksanakan tanggung jawab professional dengan kemampuan terbaik yang

dimiliki anggota. (section 56, article V)


Sifat dan Cakupan Layanan : seorang anggota dalam praktik publik harus
memerhatikan Prinsip-prinsip dari Kode Etik Profesional dalam menentukan
lingkup dan sifat jasa yang akan disediakan. (section 57, article VI).

C) Kode Etik Profesi Akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntansi Indonesia(IAI))


Kode etik akuntan Indonesia memuat delapan prinsip etika sebagai berikut :
1. Tanggung Jawab Profesi
Seorang akuntan, dalam melaksanakan tugas tanggung jawabnya, harus
senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua
kegiatan yang dilakukannya. Anggota mempunyai tanggung jawab kepada
semua pemakai jasa profesional mereka. Anggota juga harus selalu
mengembangkan profesi akuntansi, memelihara kepercayaan masyarakat, dan
menjalankan tanggung-jawab profesi dalam mengatur dirinya sendiri.
2. Kepentingan Publik
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa melayani publik, menghormati
kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen atas profesionalisme.
Profesi akuntan memegang peran yang penting di masyarakat, dimana publik
dari profesi akuntan yang terdiri dari klien, pemberi kredit, pemerintah,
pemberi kerja, pegawai, investor, dunia bisnis dan keuangan, dan pihak
lainnya yang bergantung kepada obyektivitas dan integritas. Ketergantungan
ini menimbulkan tanggung jawab akuntan terhadap kepentingan public.
Dalam mememuhi tanggung-jawab profesionalnya, anggota mungkin
menghadapi tekanan yang saling berbenturan dengan pihak-pihak yang

berkepentingan. Dalam mengatasi benturan ini, anggota harus bertindak


dengan penuh integritas dan mengedepankan kepentingan public.
3. Integritas
Integritas adalah suatu karakter yang mendasari timbulnya pengakuan
profesional. Integritas merupakan dasar yang melandasi kepercayaan publik
dan merupakan patokan (benchmark) untuk mengambil keputusan.
Integritas mengharuskan seorang anggota untuk bersikap jujur dan berterus
terang, tidak curang atau pengabaikan prinsip. Pelayanan dan kepercayaan
publik harus dijunjung. Integritas juga mengharuskan anggota untuk
mengikuti prinsip obyektivitas dan kehati-hatian profesional.
4. Obyektivitas
Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan
kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya. Obyektivitasnya
adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota.
Prinsip obyektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak,
jujur secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan
kepentingan atau dibawah pengaruh pihak lain.
5. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
Kehati-hatian profesional mengharuskan anggota untuk memenuhi tanggung
jawab profesionalnya dengan kompetensi dan ketekunan. Hal ini mengandung
arti bahwa anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan jasa
profesional dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuannya, derni
kepentingan pengguna jasa dan konsisten dengan tanggung-jawab profesi
kepada publik.Kompetensi diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman.
Kompetensi profesional dapat dibagi menjadi 2 (dua) fase yang terpisah:
a.

Pencapaian Kompetensi Profesional: Memerlukan standar pendidikan

umum yang tinggi, diikuti oleh pendidikan khusus, pelatihan dan ujian
profesional dalam subyek-subyek yang relevan, dan pengalaman kerja.
b.

Pemeliharaan Kompetensi Profesional.

Kompetensi harus dipelihara dan dijaga melalui kornitmen untuk belajar dan
melakukan peningkatan professional termasuk di antaranya perkembangan
akuntansi, auditing dan peraturan lainnya, baik nasional maupun internasional.
6. Kerahasiaan
Anggota mempunyai kewajiban untuk menghormati kerahasiaan informasi
tentang klien atau pemberi kerja yang diperoleh melalui jasa profesional yang
diberikannya. Kewajiban kerahasiaan berlanjut bahkan setelah hubungan
antara anggota dan klien atau pemberi kerja berakhir. Kerahasiaan harus
dijaga oleh anggota kecuali jika persetujuan khusus telah diberikan atau
terdapat kewajiban legal(hukum) atau profesional untuk mengungkapkan
informasi. Tidak menggunakan atau terlibat menggunakan informasi tersebut
untuk keuntungan pribadi atau keuntungan pihak ketiga. Anggota yang
mempunyai akses terhadap informasi rahasia tentang penerima jasa tidak
boleh mengungkapkannya ke publik.
7. Perilaku Profesional
Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi
hams dipenuhi oleh anggota sebagai perwujudan tanggung-jawabnya kepada
penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan
masyarakat umum.
8. Standar Teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar
teknis dan standar professional. Standar teknis dan standar professional yang
harus ditaati anggota adalah standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia. Internasional Federation of Accountants, badan pengatur, dan
pengaturan perundang-undangan yang relevan kemudian dijalankan dengan
integritas dan objektivitas.

Secara khusus, Berikut ini Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik:


100. Independensi, Integritas, dan Objektivitas
101. Independensi: mempertahankan sikap mental independen di dalam memberikan
jasa professional

102. Integritas dan Objektivitas:harus bebas dari benturan kepentingan dan tidak
boleh membiarkan faktor salah saji material.
200. Standar Umum dan Prinsip Akuntansi
201. Standar Umum
a. Kompetensi Profesional
b. Kecermatan dan keseksamaan professional
c. Perencanaan dan supervise
d. Data relevan yang memadai.
202. Kepatuhan terhadap Standar
Anggota KAP yang melaksanakan penugasan jasa auditing, atestasi, review,
kompilasi, konsultasi manajemen, perpajakan, atau jasa professional lainnya wajib
mematuhi standar yang dikeluarkan oleh badan pengatur standar yang ditetapkan oleh
IAI.
203. Prinsip- prinsip Akuntansi
Anggota KAP tidak diperkenankan :
(1) Menyatakan pendapat atau memberikan penegasan bahwa laporan keuangan atau
dan keuangan lain suatu entitas disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum atau
(2) Menyatakan bahwa ia tidak menemukan perlunya modifikasi material yang harus
dilakukan terhadap laporan atau data tersebut agar sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku.
300. Tanggung Jawab Kepada Klien
301. Informasi Klien yang Rahasia
Anggota KAP tidak diperkenankan mengungkapkan informasi klien yang rahasia
tanpa persetujuan dari klien.
302. Fee Profesional
400. Tanggung Jawab kepada Rekan Seprofesi
401. Tanggung Jawab kepada Rekan Seprofesi
Anggota wajib memelihara citra profesi, dengan tidak melakukan perkataan dan
perbuatan yang dapat merusak reputasi rekan seprofesi.
402. Komunikasi AntarAkuntan Publik
Anggota wajib berkomunikasi tertulis dengan akuntan publik pendahulu bila akan
mengadakan perikatan audit menggantikan akuntan publik pendahulu
403. Perikatan Atestasi
Akuntan Publik tidak diperkenankan mengadakan perikatan atestasi yang jenis
atestasi dan periodenya sama dengan perikatan yang dilakukan oleh akuntan yang
lebih dahulu ditunjuk oleh klien.

500. Tanggung Jawab dan Praktik Lain


501. Perbuatan dan Perkataan yang Mendiskreditkan
502. Iklan, Promosi, dan Kegiatan Pemasaran Lainnya
503. Komisi, dan Fee Referal
a. Komisi
Anggota KAP tidak diperkenankan untuk memberikan/menerima komisi apabila
dapat mengurangi independensi.
b. Fee Referal (Rujukan)
504. Bentuk Organisasi dan KAP

Dua faktor penting yang berpengaruh bagi profesi akuntan publik di Indonesia adalah
Kode Etik IAPI dan Kementrian Keuangan dan Bapepam-LK. Kode etik
dimaksudkan untuk memberikan standar perilaku bagi seluruh anggota IAPI,
Bapepam-LK berwenang untuk menetapkan standar etika dan independensi bagi para
auditor perusahaan publik.
Kode etik IAPI memberikan standar umum atas perilaku yang ideal dan ketetapan
peraturan yang spesifik yang mengatur perilaku. Saat ini IAPI sedang mengadopsi
Kode Etik bagi Para Akuntan Profesional dari IFAC (IFAC Code of Ethics for
Professional Accountants). Kode etik tersebut akan segera di terapkan pada seluruh
anggota UPI.
Prinsip-Prinsip Dasar Etika Profesional
Kelima prinsip etika dalam Bagian A kode etik profesional dimaksudkan untuk
diterapkan pada seluruh anggota dan bukan hanya mereka yang melakukan praktik
publik. Kelima prinsip yang harus diterapkan auditor adalah sebagai berikut.
1.

Integritas.Para auditor harus terus terang dan jujur serta melakukan praktik

secara adil dan sebenar-benarnya dalam hubungan profesional mereka.

2.

Objektivitas.

auditor

harus

tidak

berkompromi

dalam

memberikan

pertimbangan profesionalnya karena adanya bias, konflik kepentingan atau karena


adanya pengaruh dari orang lain yang tidak semestinya. Hal ini mengharuskan auditor
untuk menjaga perilaku yang netral
3.

Kompetensi profesional dan kecermatan. Auditor harus menjaga pengetahuan

dan keterampilan profesional mereka dalam tingkat yang cukup tinggi, dan tekun
dalam menerapkan pengetahuan dan keterampilan mereka ketika memberikan jasa
profesional.
4.

Kerahasiaan.Para auditor harus menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh

selama tugas profesional maupun hubungan dengan klien. Para auditor tidak boleh
menggunakan informasi yang sifatnya rahasia dari hubungan profesional mereka,
5.

Perilaku Profesional. Mereka tidak boleh membesar-besarkan kualifikasi atau

pun kemampuan mereka, dan tidak boleh membuat perbandingan yang melecehkan
atau tidak berdasar terhadap pesaing.
Prinsip-Prinsip Umum
Kode Etik Akuntan Profesional (The Code of Ethics for Profesional Accountants)
mengadopsi prinsip-prinsip umum. Prinsip-prinsip umum ini akan memberikan dasar
untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengatasi ancaman terhadap prinsipprinsip utama.

KODE ETIK MENURUT IAI (IKATAN AKUNTANSI INDONESIA)

KODE ETIK IKATAN AKUNTAN INDONESIA


Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia dimaksudkan sebagai panduan dan aturan bagi
seluruh anggota, baik yang berpraktik sebagai akuntan publik, bekerja di lingkungan
dunia usaha, pada instansi pemerintah, maupun di lingkungan dunia pendidikan
dalam pemenuhan tanggung-jawab profesionalnya.
Tujuan profesi akuntansi
Memenuhi tanggung-jawabnya dengan standar profesionalisme tertinggi, mencapai
tingkat kinerja tertinggi, dengan orientasi kepada kepentingan public
Empat Kebutuhan dasar yang harus dipenuhi :
1.

Kredibilitas

Masyarakat membutuhkan kredibilitas informasi dan sistem informasi.


2.

Profesionalisme

Diperlukan individu yang dengan jelas dapat diidentifikasikan oleh pemakai jasa
akuntan sebagai profesional dibidang akuntansi.
3.

Kualitas Jasa

Terdapatnya keyakinan bahwa semua jasa yang diperoleh dari akuntan diberikan
dengan standar kinerja tertinggi.
4.

Kepercayaan

Pemakai jasa akuntan harus dapat merasa yakin bahwa terdapat kerangka etika
profesional yang melandasi pemberian jasa oleh akuntan.
Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia terdiri dari tiga bagian
(1) Prinsip Etika, disahkan oleh Kongkres
(2) Aturan Etika, disahkan oleh Rapat Anggota Himpunan
(3) Interpretasi Aturan Etika, dibentuk oleh Himpunan

PRINSIP ETlKA PROFESI IKATAN AKUNTAN INDONESIA


Mukadimah

Keanggotaan dalam Ikatan Akuntan Indonesia bersifat sukarela. Dengan menjadi

anggota, seorang akuntan mempunyai kewajiban untuk menjaga disiplin diri di atas
dan melebihi yang disyaratkan oleh hukum clan peraturan.

Prinsip Etika Profesi dalam Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia menyatakan

pengakuan profesi akan tanggungjawabnya kepada publik, pemakai jasa akuntan, dan
rekan
.

Sumber:
http://www.iaiglobal.or.id/v02/keanggotaan/?act=anggota&page=11
http://sofiyasmin27.blogspot.com/search?updated-max=2014-1227T15:00:00%2B07:00&max-results=7

http://openstorage.gunadarma.ac.id/handouts/S1_Akuntansi/Etika%20dan%20Profesi
%20Akuntansi/Kode%20Etik%20(Aturan%20Etika).ppt

http://kodeetikiai.blogspot.com/

http://www.iaiglobal.or.id/v02/keanggotaan/?act=anggota&page=11

(1

Kode Etik IAI adalah aturan perilaku etika akuntan dalam memenuhi tanggung

jawab profesionalnya

(2

Kode Etik IAI meliputi:

a.
b.
c.

Prinsip etika akuntan


Aturan etika akuntan; dan
Interpretasi aturan etika akuntan

(3

Kode Etik IAI dirumuskan oleh Badan yang khusus dibentuk untuk tujuan

tersebut oleh Dewan Pengurus Nasional.

(4

Kode Etik IAI mengikat seluruh anggota IAI

)
Why are Accounting Ethics Important?
Prinsip Etika Profesi Menurut IAI
Tujuan profesi akuntansi adalah memenuhi tanggung-jawabnya dengan standar
profesionalisme tertinggi, mencapai tingkat kinerja tertinggi, dengan orientasi kepada
kepentingan publik. Untuk mencapai tujuan tersebut terdapat 4 (empat) kebutuan
dasar yang harus dipenuhi.
Kredibilitas.
Masyarakat membutuhkan kredibilitas informasi dan sistem informasi.
Profesionalisme.
Diperlukan individu yang denga jelas dapat diindentifikasikan oleh pamakai jasa
akuntan sebagai profesional dibidang akuntansi.
Kualitas Jasa.
Terdapatnya keyakinan bahwa semua jasa yang diperoleh dari akuntan diberikan
dengan stndar kinerja yang tinggi.
Kepercayaan
Pemakai jasa akuntan harus dapat merasa yakin bahwa terdapat kerangka etika
profesional yang melandasi pemeberian jasa oleh akuntan.
2. Prinsip Etika Profesi Akuntan
Tanggung Jawab Profesi
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional setiap anggota harus
senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan
yang dilakukannya.
Kepentingan Publik
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan
kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen atas
profesionalisme.

Integritas
Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus
memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.
Obyektivitas
Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan
dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.
Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya tkngan kehati-hatian,
kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan
pengetahuan dan keterampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk
memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh matifaat dari jasa
profesional yang kompeten berdasarkan perkembangan praktik, legislasi dan teknik
yang paling mutakhir.
Kerahasiaan
Setiap anggota harus, menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama
melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi
tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau
hukum untuk mengungkapkannya.
Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik
dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.
Standar Teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis
dan standar proesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhatihati, anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima
jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas.

Você também pode gostar