Você está na página 1de 10

SENI DALAM PANDANGAN ISLAM

BAB I
PENDAHULUAN

Masyarakat kaum Muslimn dewasa ini umumnya menghadapi kesenian sebagai suatu
masalah hingga timbul berbagai pertanyaan, bagaimana hukum tentang bidang yang satu ini,
boleh, makrh atau harm? Di samping itu dalam praktek kehidupan sehari-hari, sadar atau
tidak, mereka juga telah terlibat dengan masalah seni. Bahkan sekarang ini bidang tersebut
telah menjadi bagian dari gaya hidup mereka dan bukan hanya bagi yang
berdomisilli (bertempat kediaman tetap; bertempat kediaman resmi) di kota. Umat kita yang
berada di desa dan di kampung pun telah terasuki.(penetrate, possess).
Media elektronika seperti radio, radiokaset, televisi, dan video telah menyerbu pedesaan.
Media ini telah lama mempengaruhi kehidupan anak-anak mudanya. Kehidupan di kota
bahkan lebih buruk lagi. Tempat-tempat hiburan (mashiat) seperti night club, bioskop dan
panggung pertunjukkan jumlahnya sangat banyak dan telah mewarnai kehidupan pemudapemudanya.
Sering kita melihat anak-anak muda berkumpul di rumah teman-temannya. Mereka mencari
kesenangan dengan bernyanyi, menari bersama sambil berjoget tanpa mempedulikan lagi
hukum hall-harm. Banyak di antara mereka yang berpikir bahwa hidup itu hanya untuk
bersenang-senang, jatuh cinta, pacaran, dan lain-lain.
Semua keadaan yang kami tuturkan di atas terjadi dan berawal dari kejatuhan seni budaya
dan peradaban Islam. Kita dapat menyaksikan sendiri, seni dan budaya kita telah digantikan
dan tergeser(shifted, moved, removed) oleh seni budaya dan peradaban produk Barat yang
nota-benenya(perhatiannya) menekankan kehidupan yang bebas tanpa ikatan agama apapun.
Cabang seni yang paling dipermasalahkan adalah nyanyian, musik dan tarian. Ketiga bidang
itu telah menjadi bagian yang penting dalam kehidupan modern sekarang ini karena semua
cabang seni ini dirasakan langsung telah merusak akhlaq dan nilai-nilai keislman.
Adanya dampak negatif dari bidang kesenian menyebabkan banyak orang bertanya-tanya,
khususnya dari kalangan pemuda yang masih memiliki ghirah (cemburu terhadap musuh
agama) Islam. Mereka bertanya: bagaimana pandangan Islam terhadap seni budaya?
Bolehkah kita bermain gitar, piano, organ, drum band, seruling, bermain musik blues, klasik,
keroncong (popular Indineisan music originating from Portuguese songs), musik lembut,
musik rock, dan lain-lain? Bagaimana pula dengan lirik lagu bernada asmara, porno,
perjuangan, qashdah, kritik sosial, dan sejenisnya? Di samping itu, bagaimana pandangan
hukum Islam dalam seni tari. Apakah tarian Barat seperti Twist, Togo, Soul, Disko dan
sebagainya? Kalau tidak boleh dengan tarian Barat, bagaimana dengan tari tradisional? Juga,
bolehkan wanita atau lelaki menari di kalangan mereka masing-masing?

BAB II
SENI DALAM PANDANGAN ISLAM
1. A.
PENGERTIAN MASYARAKAT DUNIA TERHADAP SENI
Dalam perjalanan sejarah, boleh dikatakan pada setiap masa orang selalu bertanya tentang
apa dan bagaimana bentuk seni itu. Para filsuf sejak masa peradaban Yunani sampai sekarang
telah memberikan beragam definisi. Dalam kesempatan ini kami paparkan salah satu definisi
yang dapat dianggap global dan menyeluruh.
Dari ENSIKLOPEDI INDONESIA (lihat Ensiklopedi Indonesia PT. Ikhtiar Baru Van
Hoeve, Jakarta. Jilid V halaman 3080 dan 3081). dipetik bahwa definisi seni yaitu
penjelmaan rasa indah yang terkandung dalam jiwa manusia, dilahirkan dengan perantaraan
alat komunikasi ke dalam bentuk yang dapat ditangkap oleh indera pendengar (seni suara),
penglihatan (seni lukis), atau dilahirkan dengan perantaraan gerak (seni tari, drama).
Dalam pembahasan Seri Buku Seni I ini kami hanya akan memaparkan secara terbatas
beberapa jenis seni estetika (Seni estetika adalah seni halus (fine art) yang meliputi seni
lukis, pahat, bina tari, musik, pentas, film, dan kesusasteraan. Pengertian halus di sini
karena ia mewujdkan melalui perasaan) yaitu seni musik, seni suara, dan seni tari (Seri
buku berikutnya Insy Allh akan dibahas masalah seni panggung yang berupa sandiwara,
tonil, opera, pantom, teather, selain juga akan dibahas pada seri-seri berikutnya berupa seni
pahat, seni halus, dan seterusnya).

1. SENI MUSIK.
Seni musik (instrumental art) adalah bidang seni yang berhubungan dengan alat-alat musik
dan irama yang keluar dari alat musik tersebut. Bidang ini membahas cara menggunakan
instrumen musik. Masing-masing alat musik memiliki nada tertentu. Di samping itu seni
musik, misalnya musik vokal dan musik instrumentalia.
Seni musik dapat disatukan dengan seni instrumental atau seni vokal. Seni instrumentalia
adalah seni suara yang diperdengarkan melalui media alat-alat musik, sedangkan seni vokal
adalah melagukan syair yang hanya dinyanyikan dengan perantaraan oral (suara saja) tanpa
iringan intrusmen musik.

1. SENI PENDENGARAN.
Seni pendengaran (auditory art) adalah bidang seni yang menggunakan suara (vokal maupun
instrumental) sebagai medium pengutaraan, baik dengan alat-alat tunggal (biola, piano dll)
maupun dengan alat majemuk seperti orkes simponi, band, juga lirik puisi berirama atau

prosa yang tidak berirama, serta perpaduan nada dan kata seperti lagu asmara, qashdah dan
tembang (jawa). Seni inilah yang menjadi topik bahasan.

1. SENI TARI.
Seni tari adalah seni menggerakkan tubuh secara berirama dengan iringan musik. Gerakannya
dapat sekadar dinikmati sendiri, merupakan ekspresi suatu gagasan atau emosi, dan cerita
(kisah). Seni tari juga digunakan untuk mencapai ekskatase (semacam mabuk atau tak sadar
diri) bagi yang melakukannya.
Dari zaman dahulu, seni tari telah memainkan peranan penting dalam upacara kerajaan, di
kalangan masyarakat maupun individu. Seni tari merupakan akar tari Barat yang populer
pada masa kini. Bangsa-bangsa primitif bahkan percaya pada daya magis tari, seperti tampak
pada tari KESUBURAN dan HUJAN, tari EKSORSISME (JAWA: RUWATAN), tari
Perburuan dan Perang.Seni tari modern lebih mengutamakan keindahan dan irama gerak
dengan fokus hiburan. Seni sekarang berbeda halnya dengan tarian abad-abad sebelumnya,
seperti balet, tapdans, ketoprak atau sendra tari. Gaya tarian abad XX kini berkembang
dengan irama-irama musik POP SINGKOPIK, misalnya dansa CHA-CHA-CHA, TOGO,
SOUL, TWIST dan yang akhir-akhir ini menggejala adalah BREAKDANCE, dan DISKO.
Kedua tarian ini mempunyai gerakan yang menggila dan banyak digandrungi kawula
muda.

1. B.
PRAKTEK SENI SUARA DAN SENI TARI DALAM SEJARAH ISLAM
Pada umumnya orang Arab berbakat musik sehingga seni suara telah menjadi suatu
keharusan bagi mereka semenjak zamn jhilliyah. Di Hijz kita dapati orang menggunakan
musik mensural yang mereka namakan dengan IQA (irama yang berasal dari semacam
gendang, berbentuk rithm). Mereka menggunakan berbagai intrusmen (alat musik), antara
lain seruling, rebana, gambus, tambur, dan lain-lain.
Setelah bangsa Arab masuk Islam, bakat musiknya berkembang dengan mendapat jiwa dan
semangat baru. Pada masa Raslullh, ketika Hijz menjadi pusat politik, perkembangan
musik tidak menjadi berkurang.
Dalam buku-buku Hadts terdapat nash-nash yang membolehkan seseorang menyanyi,
menari, dan memainkan alat-alat musik. Tetapi kebolehan itu disebutkan pada nash-nash
tersebut hanya ada pada acara pesta-pesta perkawinan, khitanan, dan ketika menyambut tamu
yang baru datang atau memuji-muji orang yang mati syahd dalam peperangan, atau pula
menyambut kedatangan hari raya dan yang sejenisnya.
Dalam tulisan ini kami kutipkan beberapa riwyat saja, antara lain riwyat Bukhr dan
Muslim dari isyah r.a. ia berkata (Lihat SHAHH BUKHR, Hadts No. 949, 925. Lihat
juga SHAHH MUSLIM, Hadts No. 829 dengan tambahan lafazh ( Keduaduanya (perempuan itu) bukanlah penyannyi):
Pada suatu hari Raslullh masuk ke tempatku. Di sampingku ada dua gadis perempuan
budak yang sedang mendendangkan nyanyian (tentang hari) Buats (Buats adalah nama
salah satu benteng untuk Al-AWS yang jaraknya kira-kira dua hari perjalanan dari Madnah.

Di sana pernah terjadi perang dahsyat antara kabilah Aus dan Khazraj tepat 3 tahun
sebelum hijrah).(di dalam riwyat Muslim ditambah dengan menggunakan rebana). (Kulihat)
Raslullh s.a.w. berbaring tetapi dengan memalingkan mukanya. Pada sat itulah Ab
Bakar masuk dan ia marah kepada saya. Katanya: Di tempat Nabi ada seruling setan?
Mendengar seruan itu, Nabi lalu menghadapkan mukanya kepada Ab Bakar seraya
bersabda: Biarkanlah keduanya, hai Ab Bakar!. Tatkala Ab Bakar tidak memperhatikan
lagi maka saya suruh kedua budak perempuan itu keluar. Waktu itu adalah hari raya di mana
orang-orang Sudan sedang (menari dengan) memainkan alat-alat penangkis dan senjata
perangnya (di dalam masjid)..
Dalam riwyat lain Imm Bukhr menambahkan lafazh (Lihat SHAHH BUKHR, Hadts
No. 509, 511):
()
Wahai Ab Bakar, sesungguhnya tiap bangsa punya hari raya. Sekarang ini adalah hari raya
kita (umat Islam).
Hadts Imm Ahmad dan Bukhr dari isyah r.a. (Lihat SHAHH BUKHR Hadts No.
5162, TARTB MUSNAD IMM AHMAD, Jilid XVI, hlm. 213. Lihat juga: Asy-Syaukn,
NAIL-UL-AUTHR Jilid VI, hlm. 187):

:( )
)
(


Bahwa dia pernah mengawinkan seorang wanita dengan seorang laki-laki dari kalangan
Anshr. Maka Nabi s.a.w. bersabda: Hai isyah, tidak adakah padamu hiburan (nyanyian)
karena sesungguhnya orang-orang Anshr senang dengan hiburan (nyanyian).

Juga ada lafaz Hadts riwyat Imm Ahamd berbunyi (Lihat Asy-Syaukn, ibidem jilid VI,
hlm. 187):
:)
(

Bagaimana kalau diikuti pengantin itu oleh (oran-orang) wanita untuk bernayanyi sambil
berkata dengan senada: Kami datang kepadamu. Hormatilah kami dan kami pun
menghormati kamu. Sebab kaum Anshr senang menyanyikan (lagu) tentang wanita.
Abd-ul-Hayy Al-Kaththn (Lihat Abd-ul-Hayy Al-Kaththi, AT-TARTIB-ULIDRIYYAH, Jilid II, hlm. 121-126). mencatat nama-nama penyanyi wanita di masa
Raslullh. Mereka ini suka menyanyi di ruang tertutup (rumah) kalangan wanita saja pada
pesta perkawinan dan sebagainya. Di antaranya bernama Hammah (Lihat juga Ibnu AlAsqalany, AN-NIS, AL-ASHBAH F TAMYZ ASH-SHAHBAH, Jilid IV, hlm. 274 dan
275) dan Arnab (Lihat Ibnu Hajar Al-Asqalany, ibidem, hlm. 226).
Kaum lelaki masa Rasulullah dan sesudahnya suka memanggil penyanyi budak (jawr) ke
rumah mereka jika ada pesta pernikahan. Buktinya Amir bin Saad (seorang dari Tbin)

pernah meriwayatkan tentang apa yang terjadi dalam suatu pesta pernikahan. Ia
berkata (Lihat SUNAN AN-NASI, Jilid VI, hlm. 135):
Saya masuk ke rumah Qurazhah bin Kaab dan Ab Masd Al-Anshr. Ketika itu sedang
berlangsung pesta perkawinan. Tiba-tiba beberapa perempuan budak (jawr) mulai
menyanyi-nyanyi. Maka saya bertanya: :Kalian berdua adalah sahabat Raslullh s.a.w. dan
pejuang di perang Badar. Kenapa hal yang begini kalian lakukan pula? Quraizhah menjawb:
Duduklah, kalau engkau mau. Mari kita dengar bersama. Kalau tidak, silakan pergi.
Sesungguhnya telah diperbolehkan bagi kita untuk mengadakan hiburan (nyanyian) apabila
.ada pesta perkawinan
.(H.R. An-Nasai, lihat Bab Hiburan dan Nyanyian Pada Pesta Pernikahan )
Imm An-Nasi meriwayatkan dalam bb Mengumumkan Pernikahan Dengan Suara
(Nyanyian) dan Rebana yang diriwayatkannya dari M. bin Hathib bahwa Nabi s.a.w.
bersabda (Lihat SUNAN AN-NASI, Jilid VI, hlm. 127):

(
:
)
Tanda pemisah (pembeda) antara yang hall dengan yang harm (dalam suatu pernikahan)
adalah (mengumumkanmua dengan) memainkan rebana dan menyanyi.

1)
KEHIDUPAN MASYARAKAT ISLAM PADA MASA RASLULLH S.A.W.
Walaupun demikian perlu juga diperhatikan, kehidupan masyarakat Islam di masa Raslullh
s.a.w. ditandai oleh dua karakteristik, yaitu (1). sederhana; (2). banyak berbuat untuk jihd f
sablillh.
Membela Islam dan meluaskannya menghendaki seluruh pemikiran dan usaha sehingga tidak
ada sisa waktu lagi untuk bersenang-senang menciptakan bentuk-bentuk keindahan (seni
musik, lagu) apalagi menikmatinya. Orang-orang Islam dengan lagu dan musik. Ini
membuktikan bahwa masyarakat Islam di masa Raslullh bukan tanah yang subur untuk
kesenian. Tetapi ketika wilayah Islam meluas, kaum Muslimn berbaur dengan berbagai
bangsa yang masing-masing mempunyai kebudayaan dan kesenian sehingga terbukalah mata
mereka kepada kesenian suara baru dengan mengambil musik-musik Persia dan Romawi.

2)
PENGARANG TEORI MUSIK DARI KALANGAN KAUM MUSLIMN.
Pada waktu itu muncullah seorang ahli musik bernama Ibnu Misjah (wafat tahun 705 M)
Setelah itu kaum Muslimin banyak yang mempelajari buku-buku musik yang diterjemahkan
dari bahasa Yunani dan Hindia. Mereka mengarang kitab-kitab musik baru dengan
mengadakan penambahan, penyempurnaan, dan pembaharuan, baik dari segi alat-alat
instrumen maupun dengan sistem dan teknisnya.Di antara pengarang teori musik Islam yang
terkenal ialah:
1. Yunus bin Sulaimn Al-Khatb (wafat tahun 785 M.). Beliau adalah pengarang musik
pertama dalam Islam. Kitb-kitb karangannya dalam musik sangat bernilai tinggi

sehingga penggarang-penggarang teori musik Eropa banyak yang merujuk ke ahli


musik ini.
2. Khall bin Ahmad (wafat tahun 791 M.). Beliau telah mengarang buku teori musik
mengenai not dan irama.
3. Ishk bin Ibrhm Al-Mausully (wafat tahun 850 M.) telah berhasil memperbaiki
musik Arab jhilliyah dengan sistem baru. Buku musiknya yang terkenal adalah
KITB-UL-ALHAN WAL-ANGHM (Buku Not dan Irama). Beliau sangat terkenal
dalam musik sehingga mendapat julukan IMM-UL-MUGHANNIYN (Raja
Penyanyi).

3)
PENDIDIKAN MUSIK DI NEGERI-NEGERI ISLAM.
Selain dari penyusunan kitb musik yang dicurahkan pada akhir masa Daulah Umayyah.
Pada masa itu para khalfah dan para pejabat lainnya memberikan perhatian yang sangat
besar dalam pengembangan pendidikan musik. (Lihat Prof. A.Hasmy, Sejarah kebudayaan
Islam, hlm. 320-321).
Banyak sekolah musik didirikan oleh negara Islam di berbagai kota dan daerah, baik sekolah
tingkat menengah maupun sekolah tingkat tinggi. Sekolah musik yang paling sempurna dan
teratur adalah yang didirikan oleh Said Abd-ul-Mumn (wafat tahun 1294 M.).
Salah satu sebab mengapa dalam Daulah Abbsiyyah didirikan banyak sekolah musik adalah
karena keahlian menyanyi dan bermusik menjadi salah satu syarat bagi pelayan (budak),
pengasuh, dayang-dayang di istana dan di rumah pejabat negara atau pun di rumah para
hartawan untuk mendapatkan pekerjaan. Karena itu telah menjadi suatu keharusan bagi para
pemuda dan pemudi untuk mempelajari musik. (Lihat Prof. A. Hasjmy , ibidem, hlm. 322).
Di antara pelayan (jawr) atau biduan dan biduanita yang menjadi penyannyi di istana
negara tercatat nama-namanya sebagai berikut (Lihat Prof. A. Hasjmy, ibidem, hlm. 324326):
Yang menjadi biduan antara lain:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Mabad.
Al-Khard.
Dua bersaudara Hakam dan Umar Al-Wady.
Fulaih bin Ab Aur,
Siyth.
Nasyth.
Ibrhm al-Mausully dan puteranya Ishk al-Mausully.

Adapun biduanitanya anatara lain:


1.
2.
3.
4.
5.

Neam (biduanita istana Khalfah Makmun).


Bazel dan Zat-ul-Khal (biduanita istana di masa Khalfah Hrn Ar-Rasyd).
Basbas (biduanita istana di masa Khalfah Al-Mahdi).
Habhabah (biduanita kesenangan Khalfah Yazd I), dan
Sallamah (biduanita istana Khlfah Yazd II).

1. D.
PANDANGAN ISLAM TERHADAP SENI TARI.
Seni tari dilakukan dengan menggerakkan tubuh secara berirama dan diiringi dengan musik.
Gerakannya bisa dinikmati sendiri, merupakan ekspresi gagasan, emosi atau kisah. Pada
tarian sufi (darwish), gerakan dipakai untuk mencapai ekskatase (semacam mabuk atau tak
sadar diri).
Sejak dahulu, seni tari telah memainkan peranan penting dalam upacara kerajaan dan
masyarakat maupun pribadi. Seni tari adalah akar tarian Barat populer masa kini. Bangsabangsa primitif percaya pada daya magis dari tari. Dari tarian ini dikenal tari Kesuburan dan
Hujan, tari Eksorsisme, dan Kebangkitan, tari Perburuan dan Perang. Tarian Asia Timur
hampir seluruhnya bersifat keagamaan, walaupun ada yang bersifat sosial. Selain itu ada
tarian rakyat yang komunal (folk dance). Tarian ini dijadikan lambang kekuatan kerjasama
kelompok dan perwujdan saling menghormati, sesuai dengan tradisi masyarakat.
Tarian tradisional seringkali mendapat sentuhan penata tari yang kemudian menjadi tarian
kreasi baru. Kita lantas mengenal adanya seni tari modern yang umumnya digali dari tarian
traditional. Tarian ini lebih mengutamakan keindahan, irama gerak dan memfokuskan pada
hiburan.
Seni sekarang berada halnya dengan tarian abad-abad sebelumnya. Orang mengenal ada tari
balet, tapdans, ketoprak atau sendratari Gaya tarian abad XX berkembang dengan iramairama musik pop singkopik, misalnya dansa cha-cha-cha, togo, soul, twist, dan terakhir
adalah disko dan breakdance. Kedua tarian ini gerakannya menggila dan digandrungi anak
muda.

1. SENI TARI DALAM LINTASAN SEJARAH ISLAM.


Dalam sejarah Islam terdapat perbedaan pendapat antara yang pro dengan yang kontra
tentang seni tari. Seni tari pada permulaan Islam berbentuk sederhana dan hanya dilakukan
oleh orang-orang yang datang dari luar jazrah Arab, seperti orang-orang Sudan, Ethiopia,
dan lain-lain. Menari biasa dilakukan pada hari-hari gembira, seperti hari raya dan hari-hari
gembira lainnya.

Salah satu contoh tentang hal ini adalah seperti yang diriwayatkan oleh Ab Dwd dari
Anas r.a. yang berkata (Lihat SUNAN AB DWD, Jilid IV, hlm. 281):

() )(
Tatkala Raslullh datang ke Madnah, orang-orang Habsyah (Ethiopia sekarang) menari
dengan gembira menyambut kedatangan beliau sambil memainkan senjata mereka.

Imm Ahmad dan Ibnu Hibbn juga meriwayatkan dengan sanad yang shahih dari Anas r.a.
Beliau berkata (Lihat MUSNAD IMM AHMAD, Jilid III, hlm. 152; lihat juga AlQastallan, IRSYD-US-SARI, SYARH-SHAHH BUKHR, Jilid II, hlm. 204-205):

(
) )(
:
Orang-orang Habsyah (pada hari raya d-ul-Adhh) menari (dengan memainkan senjata
mereka) di hadapan Raslullh s.a.w. Banyak anak-anak berkumpul di sekitarnya karena
ingin menonton tarian mereka. Orang-orang Habsyah bernyanyi (dengan syair):
MUHAMMAD ADALAH HAMBA YANG SHALEH. (secara berulang-ulang).

Sesudah jaman Raslullh s.a.w., khususnya di jaman Daulah Abbsiyyah, seni tari
berkembang dengan pesat. Kehidupan mewah yang dicapai kaum Muslimn pada waktu itu
telah mengantarkan mereka kedalam suatu dunia hiburan yang seakan-akan telah menjadi
keharusan dalam masyarakat yang mamr (Hukum mendengarkan alunan lagu adalah
mubah, tetapi ketika itu orang-orang telah melakukannya). Namun banyak ulam yang tidak
setuju dengan tarian semacam itu, tercatat di antaranya ialah Imm Syaikh-ul-Islam, Ahmad
Ibnu Taimiyah (wafat tahun 1328 M). Beliau menentang keras seni tari dalam kitabnya yang
berjudul Rislah f Simi war-Raqs was-Surkh (Rislah tentang Mendengar Musik, TarianTarian dan Nyanyian). Namun ada juga kalangan ulam yang membolehkan seni tari selama
tidak melanggar norma-norma Islam. Yang berpendapat begini di antaranya Ibrhm
Muhammad Al-Halab (wafat tahun 1545 M.). Beliau mengarang kitb yang berjudul ArRahs Wal-Waqs Limustahill-ir-Raqs (Benteng yang Kokoh bagi Orang yang Membolehkan
Tari-Tarian).

Pengarang kitb ilmu seni tari yang pertama di dalam Islam adalah Al-Farb (wafat tahun
950 M.), yang mengarang kitb AR-RAQSU WAZ-ZAFNU (Kitb tentang Tari dan Gerak
Kaki) (Lihat Prof. A. Hasjmy, Ibidem, hlm. 326). Pengaruh kitb ini masih dapat kita ketahui,
Riau adalah pusat kerajaan Melayu dan pernah memperoleh masa kejayaannya di sana.
Berbagai guru serta pelatih tari dan nyanyian dipelihara sultan di istana. Begitu juga dengan
perkembangan syair. Bentuk seni inipun berkembang dengan baik dan mendapatkan
perhatian sultan. Tari Zapin sampai sekarang masih hidup subur di kepulauan Riau (Melayu).
Bahkan banyak tradisi yang sekarang berkembang di nusantara adalah hasil perkembangan

tari rakyat Riau yang diperagakan mulai dari lingkup istana sampai kedai-kedai kopi.
Serampang dua belas, misalnya, adalah tarian populer peninggalan karya tersebut. Kata-kata
pengiring tarian ini masih menggunakan bahasa Arab yang bercampur dengan bahasa
Melayu (Lihat Dr. Oemar A. Hoesin, KULTUR ISLAM, hlm. 466-467).

Sebagaimana kami sebutkan di atas, tari-tarian dimasa permulaan Islam tidak pernah
dilakukan dalam keadaan kaum lelaki menari bercampur dengan kaum wanita, kecuali
sesudah kebudayaan Barat mulai mewarnai dan mempengaruhi kebudayaan Islam. Sesudah
itu baru muncul kebiasaan menari dengan mengikuti para penari Barat dengan gaya
merangsang syahwat dan membangkitkan birahi, seperti tari balet, dansa, joget, dangdut, atau
tarian yang menimbulkan histeria seperti disko dan break dance.

BAB III
PENUTUP
Barangkali ada yang bertanya, apa mungkin mengambil salah satu pendapat di antara
berbagai pendapat pro dan kontra, lalu menguatkannya agar nash-nash syara tidak kelihatan
kontroversial?
Pertanyaan tersebut memang perlu dijawab untuk menentukan sikap dan pendirian. Hadits
yang paling shahih yang mengharamkan nyanyian adalah Hadits Imam Bukhari dari Abd-urRahman bin Ghunam yang mendengar dari Abu Malik Al-Asyaari bahwa Rasulullah s.a.w.
bersabda:

()
Sungguh akan terjadi pada suatu kaum dari umatku yang menghalalkan perzinaan,
(memakai) kain sutera, arak, dan alat-alat musik (HR. IMAM BUKHARI, No. Hadits
5590).
Juga Hadits Imam Ahmad, Ibnu Abi Syaibah, Al-Bukhari dalam kitab AT-TARIKH-ULKABIR.dari Malik bin Abi Maryam yang meriwayatkan dari Abd-ur-Rahman bin Ghunam
dari Abi Malik Al-Asyari dari Rasulullah s.a.w. (Lihat Ibnu Hajar Al-Asqalani, FATH-ULBARI, Jilid X, hlm. 55):


)
(

Sekelompok umatku akan minum khamr (minuman keras) dan menyebutkannya dengan
nama (baru) selain nama khamr. Para penyanyi wanita akan mendatangi mereka, lalu para
pemain musik akan melakukan pertunjukan di hadapan mereka.

DAFTAR PUSTAKA
Abd-ur-Rahmn Al-Baghdd, SENI DALAM PANDANGAN ISLAM (Seni Vokal,
Musik dan Tari), Ref. Internet 3-12-2008.

Você também pode gostar