Você está na página 1de 31

ISSN: 1978 - 3116

VOL. 6, NO. 2, JULI 2012

JEB
VOL. 6, NO. 2, JULI 2012: 95-185

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK KEUANGAN BANK BERDASARKAN KEBANGKRUTAN,


UKURAN ASET, DAN JENIS KEPEMILIKAN DENGAN MENGGUNAKAN MANOVA
Eko Widodo Lo
STRATEGI INVESTASI MOMENTUM: PROFIT MOMENTUM PORTOFOLIO
PEMENANG-PECUNDANG DI INDONESIA
Dionysia Kowanda
Rowland Bismark Fernando Pasaribu
PENGARUH KUALITAS INFORMASI DAN KUALITAS SISTEM
TERHADAP PERUBAHAN PENGGUNAAN LAYANAN DETIK.COM PADA MAHASISWA
Darwis Musa Polhaupessy
ABNORMAL RETURN DI SEKITAR TANGGAL PENGUMUMAN SETELAH LAMA
TIDAK MEMBAGI DIVIDEN: STUDI PERISTIWA BERBASIS DATA INTRADAY
Yogo Heru Prayitno
Baldric Siregar
PENGARUH KECENDERUNGAN MANAJER DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
TERHADAP PAYOFF MAGNITUDE YANG DIMODERASI OLEH GENDER
David Prasetya
PENGARUH MANFAAT YANG DIRASAKAN (PERCEIVED USEFULNESS) DAN
KEMUDAHAN YANG DIRASAKAN (PERCEIVED EASE OF USE) TERHADAP MINAT
UNTUK MENGGUNAKAN INTERNET DENGAN GENDER SEBAGAI
VARIABEL PEMODERASI
I Ketut Nugraha Eka Putra

JEB

VOL. 6

NO. 2

Hal 95-185

JULI 2012

ISSN: 1978-3116

JURNA L

Vol. 6, No. 2, Juli 2012

EKONOMI & BISNIS

Tahun 2007

JURNAL EKONOMI & BISNIS (JEB)


EDITOR IN CHIEF
Djoko Susanto

STIE YKPN Yogyakarta

EDITORIAL BOARD MEMBERS


Dody Hapsoro

I Putu Sugihartha Sanjaya

STIE YKPN Yogyakarta

Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Dorothea Wahyu Ariani

Jaka Sriyana

Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Universitas Islam Indonesia

MANAGING EDITORS
Baldric Siregar

STIE YKPN Yogyakarta

EDITORIAL SECRETARY
Rudy Badrudin

STIE YKPN Yogyakarta

PUBLISHER

Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat STIE YKPN Yogyakarta


Jalan Seturan Yogyakarta 55281
Telpon (0274) 486160, 486321 ext. 1406 Fax. (0274) 486155

EDITORIAL ADDRESS

Jalan Seturan Yogyakarta 55281


Telpon (0274) 486160, 486321 ext. 1332 Fax. (0274) 486155
http://www.stieykpn.ac.id e-mail: rudy.badrudin@stieykpn.ac.id
Bank Mandiri atas nama STIE YKPN Yogyakarta No. Rekening 137 0095042814

Jurnal Ekonomi & Bisnis (JEB) terbit sejak tahun 2007. JEB merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan
Pengabdian Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan Keluarga Pahlawan Negara (STIE YKPN) Yogyakarta. Penerbitan
JEB dimaksudkan sebagai media penuangan karya ilmiah baik berupa kajian ilmiah maupun hasil penelitian di bidang ekonomi
dan bisnis. Setiap naskah yang dikirimkan ke JEB akan ditelaah oleh MITRA BESTARI yang bidangnya sesuai. Daftar nama
MITRA BESTARI akan dicantumkan pada nomor paling akhir dari setiap volume. Penulis akan menerima lima eksemplar cetak
lepas (off print) setelah terbit.
JEB diterbitkan setahun tiga kali, yaitu pada bulan Maret, Juli, dan Nopember. Harga langganan JEB Rp7.500,- ditambah biaya
kirim Rp17.500,- per eksemplar. Berlangganan minimal 1 tahun (volume) atau untuk 3 kali terbitan. Kami memberikan kemudahan
bagi para pembaca dalam mengarsip karya ilmiah dalam bentuk electronic file artikel-artikel yang dimuat pada JEB dengan
cara mengakses artikel-artikel tersebut di website STIE YKPN Yogyakarta (http://www.stieykpn.ac.id).

ISSN: 1978-3116

JURNA L

Vol. 6, No. 2, Juli 2012

EKONOMI & BISNIS

Tahun 2007

DAFTAR ISI
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK KEUANGAN BANK BERDASARKAN KEBANGKRUTAN,
UKURANASET, DAN JENIS KEPEMILIKAN DENGAN MENGGUNAKAN MANOVA
Eko Widodo Lo
95-107
STRATEGI INVESTASI MOMENTUM: PROFIT MOMENTUM PORTOFOLIO
PEMENANG-PECUNDANG DI INDONESIA
Dionysia Kowanda
Rowland Bismark Fernando Pasaribu
109-136
PENGARUH KUALITAS INFORMASI DAN KUALITAS SISTEM
TERHADAP PERUBAHAN PENGGUNAAN LAYANAN DETIK.COM PADA MAHASISWA
Darwis Musa Polhaupessy
137-148
ABNORMALRETURN DI SEKITAR TANGGAL PENGUMUMAN SETELAH LAMA
TIDAK MEMBAGI DIVIDEN: STUDI PERISTIWA BERBASIS DATA INTRADAY
Yogo Heru Prayitno
Baldric Siregar
149-161
PENGARUH KECENDERUNGAN MANAJER DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
TERHADAP PAYOFF MAGNITUDE YANG DIMODERASI OLEH GENDER
David Prasetya
163-173
PENGARUH MANFAAT YANG DIRASAKAN (PERCEIVED USEFULNESS) DAN KEMUDAHAN YANG
DIRASAKAN (PERCEIVED EASE OF USE) TERHADAP MINAT UNTUK MENGGUNAKAN INTERNET
DENGAN GENDER SEBAGAI VARIABELPEMODERASI
I Ketut Nugraha Eka Putra
175-185

ISSN: 1978-3116
STRATEGI INVESTASI MOMENTUM: PROFIT.............................. (Dionysia Kowanda dan Rowland Bismark Fernando Pasaribu)

Vol. 6, No. 2 Juli 2012


Hal. 109-136

JURNA L
EKONOMI & BISNIS

Tahun 2007

STRATEGI INVESTASI MOMENTUM: PROFIT MOMENTUM


PORTOFOLIO PEMENANG-PECUNDANG DI INDONESIA
Dionysia Kowanda
Universitas Gunadarma

Rowland Bismark Fernando Pasaribu


ABFI PERBANAS Institute Jakarta
E-mail: rowland.pasaribu@gmail.com

ABSTRACT
Future uncertainties and the uneven distribution of
information is a phenomenon that becomes background
of the emergence of various concepts and approaches
regarding investment strategies, and a popular one is
the momentum strategy that was first introduced by
Jegadesh and Titman in 1993. Momentum investment
strategy in a simple way, belief that the good performance of stocks of the past winners is expected to
continue in the future. By implementing the Jegadesh
and Titman approach, this study aims to find momentum profits of the winner-loser portfolios are formed
and the time period of ownership that gives the highest return of the winner-loser portfolios are formed. In
addition it also conducted the testing momentum as
risk factors in the framework of asset pricing models of
the four factors. Empirical calculation results that the
winner portfolio is effective for the formation of a threemonth period with ownership of a nine-month period,
while for the loser portfolio, the effectiveness is the
establishment of nine-month period to twelve months
of ownership. The findings reinforce other research,
which despite the differences, profit performance difference between the two portfolios statistically insignificant. From the four factor asset pricing models, simultaneously the model has a significant effect on stock
portfolio, except the three large cap stock portfolios.
From replication the four risk factors partially; it appears that size is the dominant factor concerning the
significance influence statistically.

Keywords: stock portfolio, winner-loser portfolio, overreaction


JEL Classification: G12, G14, G17

PENDAHULUAN
Ketika harga suatu komoditi tidak lagi mencerminkan
dinamika permintaan dan penawaran yang ada, maka
timbul suatu usaha pencarian solusi guna
menyikapinya karena dampaknya secara langsung akan
mempengaruhi motivasi-motivasi seseorang untuk
memiliki komoditi tersebut. Terlebih apabila komoditi
yang dimaksud adalah komoditi yang menjadi alat atau
instrumen penyimpanan nilai atau investasi.
Ketidakpastian akan masa mendatang, adalah salah satu
fenomena yang seolah membatasi niatan perilaku
investasi yang telah puluhan tahun menjadi obyek
kajian penelitian di bidang manajemen keuangan
khususnya teori investasi. Berbagai konsep, teori, dan
pendekatan-pendekatan ilmiah telah dilakukan
menyikapinya, yang semuanya itu mencoba memberi
penjelasan rasional perihal penetapan harga aset yang
layak menjadi komoditi atau instrument investasi.
Setelah keresahan perihal bagaimana seharusnya
pemodelan yang layak mengenai penetapan harga aset
terpenuhi, maka dinamika pro-kontra akan suatu model
yang terbentuk pun seolah menjadi keharusan
pencapaian konsensus penggunaan suatu model

109

JEB, Vol. 6, No. 2, Juli 2012: 109-136

penetapan harga aset. Tak kurang mulai dari teori


CAPM-nya Sharpe, hingga kemunculan ide kreatifnya
Fama (1970) perihal distribusi informasi (teori efisiensi
pasar) yang diikuti oleh model penetapan harga aset
multifaktor, mendominasi dunia kajian ilmiah teori
investasi.
Jika model penetapan harga aset adalah suatu
cara dalam menyikapi arus informasi, maka setelah 15
tahun setelah kemunculannya, teori pasar efisiensi baik
secara langsung atau tidak langsung menginspirasi
Debondt dan Thaler (1985) dalam memunculkan teori
investasi berikutnya, yakni hipotesis reaksi
berlebihan. Ide utama teori ini adalah investor yang
hanya mengambil informasi sepenggal dan bertindak
reaksi berlebihan terhadap munculnya informasi baru
tersebut. Tindak-lanjut hipotesis ini pada tahapan
selanjutnya adalah apa yang disebut sebagai strategi
investasi kontrarian. Delapan tahun kemudian,
Jegadeesh dan Titman (1993) mengutarakan ide
sebaliknya dari apa yang diutarakan Debondt dan
Thaler (1985), yaitu membeli saham pemenang masa
lalu dan jual saham pecundang. Ini adalah salah satu
strategi perdagangan investor yang paling sederhana
di pasar saham yang dapat dipilih untuk diterapkan.
Pada fase berikutnya, dikotomi strategi kontrarian versus strategi momentum segera menggejala pada
kecenderungan penelitian perihal strategi investasi,
entah itu dikaitkan dengan model penetapan harga aset
atau fokus komparasi pada simulasi implementasi kedua
strategi tersebut.
Strategi momentum secara sederhana adalah
strategi investasi yang membeli saham pemenang dan
menjual saham pecundang berdasarkan data masa lalu
yang karena dibangun sedemikian rupa hingga dapat
memanfaatkan pergerakan harga yang sedang
berlangsung dari saham. Intuisi di balik strategi ini
sangat sederhana, karena secara logika sederhana
menyimpulkan bahwa saham yang telah menghasilkan
kinerja yang baik di masa lalu pasti juga akan
melakukannya dengan baik di masa depan. Jika memang
harga saham masa lalu adalah indikasi tentang
bagaimana saham akan tampil di masa depan, bukankah
hal ini melanggar asumsi yang sangat inti dari teori
keuangan klasik yang diajarkan di sekolah-sekolah
bisnis di seluruh dunia.
Keberadaan momentum harga di sisi lain meski
telah terbukti secara empiris terdapat di banyak pasar

110

saham di berbagai negara, masih banyak juga pihak


yang menyatakan eksistensinya itu tak lebih dari
sekedar anomali pasar belaka, namun perlahan tetapi
pasti hal ini telah menunjukkan permintaan yang besar
perihal alternatif atas kinerja teori-teori keuangan
tradisional tersebut. Hipotesis Pasar Efisien dan Model
Penetapan Harga Modal Aset (CAPM) dianggap tidak
maksimal untuk menangkap perilaku momentum yang
tak terduga dari harga saham. Para pendukung teori
keuangan klasik pun kembali berpendapat bahwa
anomali ini tidak lebih dari penyimpangan langka dari
dalil pasar efisien, namun momentum telah terbukti eksis
selama beberapa dekade. Jika momentum harga memang
eksis, ini akan berarti semacam perilaku investasi
rasional (atau sesuatu yang paling tidak rasional dari
perspektif teori keuangan tradisional), yang akhirnya
membawa ke pertanyaan selanjutnya, yaitu apakah
keberadaan momentum harga telah menjadi argumen
yang kuat untuk pengembangan teori keuangan
perilaku yang dapat menggambarkan dan menganalisis
anomali yang terjadi.
Teori keuangan perilaku adalah seperangkat
luas dari teori-teori yang menggunakan perilaku
psikologis dan sosial dari investor untuk menjelaskan
mengapa pasar menyimpang dari pasar yang efisien
dan telah menjadi bidang penelitian semakin populer
dalam beberapa dekade terakhir. Meski temuan empiris
banyak mendukung keberadaan momentum harga,
masih ada keraguan tentang strategi profitabilitas momentum, misalnya perihal biaya transaksi, keterbatasan
pasar, biaya peluang dan risiko yang tinggi yang
menjadikan strategi ini tidak menguntungkan dan tidak
mungkin untuk dilaksanakan sebagai strategi
perdagangan. Karenanya, momentum harga masih tetap
menjadi salah satu teka-teki yang belum terpecahkan
di dunia keuangan. Fenomena ini, meskipun relatif baru,
telah diteliti secara menyeluruh sepanjang hampir dua
dekade (1993-2012), namun penyebab momentum masih
diperdebatkan, karena yang menjadi eksistensi momentum harga ini baru sekedar temuan-temuan dari studi
empiris utamanya dari kalangan akademis.
Momentum atau kelanjutan dari tingkat
pengembalian saham jangka menengah (3-12 bulan),
sebagai fakta empiris dan teka-teki anomali harga itu,
pertama kali ditemukan dan dibuktikan secara ilmiah
oleh Jegadeesh dan Titman (1993), meski studi
penelitian sebelumnya juga telah mengindikasikan

STRATEGI INVESTASI MOMENTUM: PROFIT.............................. (Dionysia Kowanda dan Rowland Bismark Fernando Pasaribu)

adanya momentum harga. Sejak penelitiannya menjadi


fenomena keuangan momentum harga terus menantang
para peneliti keuangan, akademisi, dan praktisi perihal
konsensus atas ekspektasi solusinya. Momentum dan
konteks teoritis yang lebih besar dari keuangan perilaku
tampaknya menghadirkan warna baru yang posisinya
kini tak lagi hanya sekedar wacana, rumor, atau isu
bahkan kebingungan yang agak sulit dijelaskan. Saat
ini penelitian perihal strategi investasi momentum telah
memiliki alat-alat ukur, pendefinisian, dan metodologi
sistematis untuk menelitinya.
Salah satu alasan atas kebingungan pada ruang
lingkup penelitian ini adalah bahwa kedua komunitas
(akademisi dan praktisi keuangan perdagangan)
memberikan kontribusi pada literatur momentum harga,
dan cara mendekati subyek sangat berbeda. Untuk
praktisi, perdebatan akademis tentang penyebab momentum harga dapat tampak berlebihan, tetapi tetap
akademisi keuangan menghasilkan banyak tesis teoritis
dan model perilaku yang menunjukkan kemungkinan
penyebab untuk anomali harga ini. Sebagian besar teori
yang dikembangkan pada penyebab momentum harga
bertentangan dan tidak ada konsensus yang tercapai
seperti mengapa momentum harga ada. Beberapa
penelitian fokus untuk saham-faktor tertentu, penelitian
lain menggunakan industri untuk menjelaskan momentum dan penelitian lain menggunakan argumen kondisi
makroekonomi yang lebih luas sebagai penjelasannya.
Beberapa penelitian juga berpendapat bahwa momentum harga yang signifikan anomali tidak akan pernah
bertahan, dan bahwa penyimpangan sementara dari
pasar yang efisien dapat dijelaskan dengan faktor risiko,
ciri khas argumen yang sangat mendukung literatur
keuangan klasik.
Dinamika penggunaan data, pemilihan sampel,
dan pendekatan yang digunakan dalam komparasi
strategi investasi kontrarian versus momentum, diduga
sebagai faktor-faktor yang menghasilkan dinamika
tafsiran output hasil penelitian terdahulu. Oleha karena
itu, penelitian ini mencoba menggunakan pendekatan
profit momentum yang digunakan Jegadesh dan Titman
(1993) dan bukannya abnormal return dalam
membingkai capaian portofolio saham pemenang dan
pecundang. Tujuan penelitian untuk mengetahui 1)
besar keuntungan dari portofolio yang terbentuk
dengan menggunakan strategi investasi momentum
pada tiap periode pembentukan (forming period) dan

periode pengujian (holding period) di bursa efek Indonesia; 2) kombinasi waktu terefektif dari portofolio
yang terbentuk dalam menghasilkan profit tertinggi;
dan 3) konfirmasi signifikansi perbedaan yang dicapai
oleh kedua portofolio tersebut.
MATERI DAN METODE PENELITIAN
Strategi yang mencoba memanfaatkan momentum
saham disebut sebagai strategi momentum atau strategi
kekuatan relatif. Strategi momentum dibagi ke dalam
periode pembentukan dan periode kepemilikan. Periode
pembentukan adalah dimana saham diperingkatkan dari
yang tertinggi ke terendah berdasarkan tingkat
pengembaliannya. Intuisi di balik strategi ini adalah
bahwa saham-saham yang memiliki kinerja yang baik
di masa lalu akan terus tampil baik di masa depan dan
karena itu investor harus berinvestasi dalam sahamsaham yang dimaksud tersebut. Sebaliknya, saham
yang tampil buruk di masa lalu akan terus berkinerja
buruk di masa depan dan oleh karenanya investor
jangan berinvestasi di saham yang dimaksud, atau
mengambil posisi short di saham-saham berkinerja
buruk ini dan mengeksploitasi ekspektasi penurunan
dalam harganya. Periode kepemilikan adalah periode di
mana investor memegang saham momentumnya.
Periode pembentukan dan masa kepemilikan dapat
bervariasi dalam panjangnya durasi tetapi yang
dimaksud periode momentum secara umum adalah
perihal periode pembentukan dan masa kepemilikan
jangka menengah (3-12 bulan).
Jegadeesh dan Titman (1993) memperoleh bukti
dari strategi yang menghasilkan keuntungan positif
yang signifikan berdasarkan harga saham historis pasar
AS, sambil menerapkan periode holding dari 3-12 bulan.
Jegadeesh dan Titman tidak memperlakukan tingkat
pengembalian yang positif ini terhadap perbedaan
dalam faktor risiko sistematis antara pemenang dan
pecundang masa lalu atau reaksi tertunda saham untuk
faktor umum, melainkan menunjukkan bahwa momentum harga terjadi karena reaksi harga yang tertunda
untuk informasi-spesifik perusahaan. Informasi lain
adalah tingkat pengembalian positif yang dihasilkan
oleh strategi momentum menguap untuk tahun
berikutnya setelah masa-kepemilikan. Data yang
digunakan dalam studi empiris didasarkan pada data
harga pada saham Amerika selama 24 tahun (yang

111

JEB, Vol. 6, No. 2, Juli 2012: 109-136

tercatat di NYSE dan bursa AMEX). Pemeringkatan


saham dilakukan menjadi 10 desil portofolio atas dasar
tingkat pengembalian sebelumnya, sebagai periode
pembentukan portofolio. Portofolio desil teratas
didenominasikan sebagai portofolio pemenang dan
portofolio desil terbawah didenominasi sebagai
portofolio pecundang.
Keseluruhan strategi portofolio terdiri dalam
membeli portofolio pemenang dan menjual portofolio
pecundang setiap kali masa kepemilikan berakhir.
Jegadeesh dan Titman mengimplementasikan strategi
pembobotan tertimbang yang sama sehingga saham
masing-masing diwakili dalam jumlah nilai pasar yang
sama dalam sampel total saham sepanjang masa.
Enambelas strategi yang berbeda diikuti dengan
mengkombinasikan periode pembentukan dan
kepemilikan (3-bulan, 6 bulan, 9 bulan dan 12 bulan),
tetapi sebahagian besar fokusnya didasarkan pada
strategi memilih saham berdasarkan tingkat
pengembalian masa lalu 6-bulan dan masa kepemilikan
6-bulan, yang terbukti menghasilkan laba sekitar 1
persen per bulan (strategi yang paling menguntungkan
terdiri dari periode pembentukan 12-bulan dan periode
holding 3-bulan yang menghasilkan tingkat
pengembalian bulanan 1,49%).
Rouwenhorst (1998) meneliti profitabilitas
strategi momentum di 12 negara Eropa yang berbeda
termasuk Denmark menggunakan data tahun 1980
sampai 1995 dan mereplikasi periode pembentukan
portofolio dan kepemilikan yang diterapkan dalam studi
Jegadeesh dan Titman (1993). Ditemukan perbedaan
yang signifikan dalam tingkat pengembalian jangka
menengah (lebih dari 1% sebulan setelah mengoreksi
risiko) antara pemenang masa lalu dan pecundang masa
lalu dalam portofolio yang terdiversifikasi secara
internasional dibangun dari saham di 12 negara Eropa
yang berbeda. Rouwenhorst juga menunjukkan
berdasarkan temuannya bahwa kelanjutan tingkat
pengembalian lebih kuat di perusahaan kecil daripada
perusahaan besar dan bahwa momentum harga dapat
ditelusuri kembali ke faktor umum momentum harga,
karena korelasi strategi kekuatan relatif di pasar saham
Amerika dan Eropa. Tahun berikutnya, Rouwenhorst
(1999) membuat suatu analisis faktor lokal tingkat
pengembalian di pasar saham negara berkembang, yang
penuh dengan momentum sebagai salah satu faktor
tingkat pengembalian dan merupakan perpanjangan dari

112

penelitian sebelumnya pada subyek yang sama.


Rouwenhorst memanfaatkan Database Emerging Markets dari IFC untuk studi ini, di mana 1.750 perusahaan
di 20 negara berkembang berbeda digunakan selama
periode sampel selama 22 tahun (1975-1997). Ditemukan
bahwa faktor-faktor yang mendorong perbedaan lintassektor dalam ekspektasi tingkat pengembalian saham
di pasar saham negara berkembang secara kualitatif
serupa dengan yang telah didokumentasikan untuk
pasar negara maju. Salah satu faktor pentingnya adalah
momentum harga dan dokumentasi tentang keberadaan
momentum harga di pasar negara berkembang yang
menunjukkan bahwa fenomena ini memang ada pada
kondisi makroekonomi yang berbeda di setiap negara.
Dijk dan Johan (2002) mereplikasi metodologi
Rouwenhorst (1998) dan mendasarkan analisisnya pada
data momentum harga saham dari 15 negara Eropa pada
periode 1987-1999. Temuannya konsisten dengan
Rouwenhorst (1998) dan hasil temuan bahwa harga
strategi momentum memang menguntungkan dalam
jangka menengah di pasar Eropa juga setelah koreksi
untuk saham yang terkait risiko, rasio nilai buku-kenilai pasar dan efek ukuran. Keduanya menghubungkan
pelaporan perilaku analis saham dan sikap
underreaction-nya terhadap informasi baru dan
kelanjutan tingkat pengembalian saham dalam jangka
menengah dan menyarankan penelitian lebih lanjut
tentang perilaku analis saham dan momentum harga.
Pengamatan yang sama dibuat oleh Griffin et al
(2003) dalam sebuah penelitian yang meliputi data
internasional dari 40 negara dengan kondisi
makroekonomi yang berbeda. Griffin et.al menemukan
bukti statistik untuk mendukung klaim bahwa momentum harga dan risiko ekonomi makro terkait. Dua model;
model tanpa syarat dan model peramalan bersyarat
digunakan untuk menentukan apakah variabel risiko
makroekonomi dapat menjelaskan momentum. Momentum harga berikutnya tampaknya hadir di semua
ekonomi makro negara tidak peduli apakah itu
pertumbuhan PDB atau gerakan saham agregat dan
pembalikan keuntungan momentum juga dibahas dalam
penelitiannya.
Meski belum sedinamis di kawasan bursa saham
dunia lainnya, penelitian mengenai kajian anomali yang
mengacu pada komparasi strategi momentum dan
kontrarian sudah mulai semarak di Indonesia. Penelitian
anomali overreaction di Indonesia oleh Sartono (2000)

STRATEGI INVESTASI MOMENTUM: PROFIT.............................. (Dionysia Kowanda dan Rowland Bismark Fernando Pasaribu)

tidak hanya menguji hipotesis overreaction di Indonesia, tetapi juga meneliti hipotesis uncertain information dan reverse anticipation puzzle secara
bersamaan. Sartono menguji ketiga hipotesis tersebut
untuk event positif dan negatif di BEJ periode 1995
1998, untuk membuktikan pasar modal di Indonesia
rasional atau tidak. Model yang digunakan untuk
menghitung abnormal return pada penelitian ini adalah
market model. Sartono mengelompokkan 180 sampel
perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini
menjadi enam portofolio yaitu portofolio P1, P2, P3,
N1, N2, dan N3 di mana P menggambarkan suatu event
positif dan N menggambarkan suatu event negatif.
Untuk masing-masing event tersebut, Sartono
mengelompokkan kembali berdasarkan besarnya
magnitudonya yaitu kecil (P1 dan N1), menengah (P2
dan N2), dan besar (P3 dan N3). Kemudian, untuk
seluruh portofolio tersebut, Sartono mengelompokkannya menjadi perusahaan dengan kapitalisasi besar
dan kecil. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa gejala
overreaction di Indonesia ditemukan pada portofolio
saham besar dengan portofolio saham kecil. Namun
untuk event positif dari portofolio saham besar, respon
negatif yang signifikan hanya ditemui pada magnitudo
event kecil dan menengah, sementara untuk magnitudo
besar dari event positif reaksi portofolio adalah positif
yang berarti sejalan dengan hipotesis uncertain information. Sementara itu untuk portofolio saham kecil,
hipotesis overreaction terjadi untuk event positif
dengan magnitudo kecil dan event negatif dengan
magnitudo besar.
Hameed dan Kusnadi (2002) melakukan kajian
strategi momentum di pasar modal Asia. Hasil penelitian
Hameed dan Kusnadi menunjukkan bahwa tidak satu
pun dari keenam belas strategi investasi momentum
tak berbatas itu menghasilkan tingkat pengembalian
yang signifikan. Temuan penelitiannya mereka
menyarankan bahwa faktor negara merupakan faktor
penting dalam tingkat pengembalian saham yang
menang-kalah pada pasar modal-pasar modal tersebut.
Lebih jauh, studi ini mencatat bahwa setelah dilakukan
kontrol terhadap faktor ukuran dan perputaran, laba
negara netral tidak lagi signifikan. Secara keseluruhan,
hasil studinya tidak berhasil membuktikan adanya momentum di pasar modal Asia.
Studi Manurung dan Priotomo (2005) mencoba
mengamati apakah keberadaan anomali overreaction

terdapat di BEJ khususnya pada sektor industri tekstil,


perdagangan besar produksi, perdagangan eceran
selama tahun 2001-2003, dan melihat apakah anomali
overreaction yang terdapat di BEJ memiliki ciri-ciri yang
sama dengan anomali overreaction yang ditemukan
dalam penelitiannya De Bondt-Thaler. Hasil
penelitiannya adalah 1) anomali overreaction atau
pembalikan CAR pecundang dan pemenang terjadi
(dimana CAR saham pecundang mengungguli CAR
saham pemenang) hanya terdapat pada dua replika yaitu
replika 1 tahun 2001 yaitu pada bulan April sampai
dengan Juni tahum 2001; 2) sesuai dengan anomali
overreaction yang ditemukan oleh De Bondt-Thaler,
di BEJ juga ditemukan bahwa efek dari overreaction
lebih besar berpengaruh terhadap saham-saham
pecundang dibandingkan saham-saham pemenang
sehingga strategi kontararian sangat berisiko dilakukan
oleh investor dalam melakukan kegiatan investasinya
di BEJ khususnya pada sektor industri tekstil,
perdagangan besar, dan perdagangan eceran.
Rahmawati dan Suryani (2005) melakukan studi
dengan cakupan sampel emiten-emiten manufaktur.
Penelitiannya bertujuan untuk mengetahui apakah ada
reaksi berlebihan (overreaction) terhadap harga-harga
saham perusahaan manufaktur yang ada di BEJ yang
ditandai dengan portofolio loser mengungguli
portofolio winner. Pengujian perihal keberadaaan reaksi
berlebihan terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi
selama tahun pengujian diperoleh hasil bahwa memang
terdapat indikasi overreaction yang ditandai dengan
portofolio loser mengungguli portofolio winner, namun
pengaruhnya tidak terjadi dalam kurun waktu yang
konstan lama, tetapi terjadi secara terpisah-pisah atau
separatis. Hasil penelitiannnya mendukung
penelitiannya De Bondt dan Thaler (1985) dan
penelitiannya Sukmawati dan Hermawan (2003). Overreaction yang terjadi secara separatis ini dapat juga
memberikan penjelasan bahwa pasar modal di Indonesia, khususnya untuk perusahaan sektor manufaktur
dalam kondisi efisiensi pasar dalam bentuk lemah. Overreaction yang sesaat menyebabkan investor tidak
dapat mengalami abnormal return yang besar dalam
waktu yang lama. Hasil pengujian signifikansi
perbedaan rata-rata abnormal return antara saham
golongan loser dan saham golongan winner juga
menyatakan bahwa tidak ada perbedaan yang
signifikan antara rata-rata abnormal return seluruh

113

JEB, Vol. 6, No. 2, Juli 2012: 109-136

saham golongan loser dengan seluruh saham golongan


winner.
Penelitian Hadi (2008) bertujuan untuk
mengetahui apakah fenomena return reversal yang
dialami saham-saham pemenang dan pecundang terjadi
di BEJ dengan menggunakan hipotesis market overreaction dan apakah strategi investasi kontrarian dapat
dilakukan di Indonesia. Berdasarkan hasil studi empiris
dihasilkan temuan, bahwa memang terjadi pembalikkan
tingkat pengembalian baik pada saham pecundang
maupun pemenang, yang dengan kata lain bahwa
fenomena anomali pemenang-pecundang terjadi pada
saham-saham di BEJ. Kemudian pengujian anomali
pemenang-pecundang berdasarkan peringkat Price to
Book Value (PBV) juga menunjukkan adanya
pembalikkan tingkat pengembalian yang terjadi di BEJ.
Dengan demikian, terjadi anomali pemenangpecundang di BEJ dengan metode peringkat
PBV.Temuan lainnya adalah uji anomali pemenangpecundang berdasarkan peringkat Price Earning Ratio (PER) secara statistik tidak menunjukkan terjadinya
pembalikkan tingkat pengembalian saham pecundang
dan pemenang pada periode pengujian secara
signifikan. Secara umum dinyatakan bahwa strategi
investasi kontrarian dapat diterapkan.
Pendekatan PER terkait profitabilitas
pelaksanaan strategi kontrarian kembali digunakan oleh
Wiagustini (2008). Penelitiannya bertujuan untuk
menguji kinerja portofolio saham dengan PER tinggi
dan PER rendah. Periode kepemilikan berikutnya
dibandingkan dengan kinerja portofolio saham periode
formasinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja
portofolio saham PER tinggi pada periode berikutnya
menurun dan lebih rendah dibandingkan dengan kinerja
portofolio saham PER rendah dan tingkat pengembalian
portofolio pasar. Sebaliknya, kinerja portofolio saham
PER rendah pada periode berikutnya meningkat dan
lebih tinggi dibandingkan dengan kinerja portofolio
saham PER tinggi dan tingkat pengembalian portofolio
pasar. Temuan yang menunjukkan saham-saham yang
pada mulanya memiliki PER tinggi atau PER rendah
mengalami pembalikan return pada periode berikutnya,
mengindikasikan terjadi anomali pasar yang berkaitan
dengan hipotesis overreaction Efek PEER.
Anomali winner-loser atau pemenangpecundang kembali dikaji oleh Wiksuana (2008). Hasil
penelitiannya mengemukakan bahwa sebaiknya inves-

114

tor di pasar modal Indonesia mengimplementasikan


strategi investasi kontrarian dalam melakukan
pembentukan portofolio saham dengan terjadinya
kecenderungan anomali winner-loser, dimana
perkembangan rata-rata abnormal return portofolio
saham pemenang (individual atau industri) mengalami
pembalikan tingkat pengembalian rata-rata ke arah
negatif. Hasil uji beda t menunjukkan bahwa rata-rata
abnormal return portofolio saham individual dan
industri pemenang untuk formasi tiga bulan dengan
preriode pengujian tiga bulan sesudahnya
menunjukkan perbedaan yang negatif dan signifikan
untuk berbagai kelompok portofolio saham.
Harianto (2008) mencoba menguji efektivitas
strategi investasi momentum dalam menghasilkan abnormal return di pasar saham. Hasil empiris
menunjukkan bahwa penggunaan strategi investasi
momentum di pasar saham Indonesia ternyata tidak
efektif memberikan abnormal return positif yang
signifikan bagi investor. Hal ini dapat dilihat dari hasil
penggunaan strategi investasi momentum periode 20012005 ternyata memberikan 6 portofolio yang memiliki
abnormal return positif signifikan dan 10 portfolio
yang memiliki abnormal return negatif. Serupa dengan
Jegadesh dan Titman (1993), penggunaan strategi momentum efektif dan yang memberikan positif abnormal return signifikan positif yang paling besar yaitu
menggunakan data historis yang jangka waktu periode
pengamatannya lebih lama (data 12 bulan yang lalu)
masa kepemilikan (holding period) dalam jangka waktu
yang lebih pendek (3 bulan).
Kajian mengenai profitabilitas strategi investasi
kontrarian di Indonesia, kembali dilakukan oleh
Wiksuana (2009) dengan menggunakan pendekatan
Debondt-Thaler (1985) untuk data Indonesia Eksistensi
momentum di pasar modal yang telah berkembang
disebabkan oleh faktor jual, di mana portofolio saham
pecundang mengalami penurunan abnormal return
yang lebih besar dibandingkan dengan peningkatan
abnormal return portofolio saham pemenang pada
akhir periode pengujian. Kondisi yang sebaliknya
menurutnya terjadi di pasar modal Indonesia, dimana
abnormal return portofolio saham pemenang
mengalami penurunan secara signifikan pada akhir
periode pengujian, sedangkan abnormal return
portofolio saham loser cenderung meningkat pada akhir
periode pengujian. Studinya menghasilkan dua temuan

STRATEGI INVESTASI MOMENTUM: PROFIT.............................. (Dionysia Kowanda dan Rowland Bismark Fernando Pasaribu)

penting, yaitu 1). portofolio saham pemenang


menghasilkan kinerja yang negatif dan signifikan pada
akhir periode pengujian. Temuan ini berlawanan arah
dengan prediksi teoritis yang menyatakan bahwa
portofolio saham pemenang seharusnya menghasilkan
kinerja yang positif dan signifikan. Hasil uji beda dua
rata-rata menunjukkan bahwa abnormal return
portofolio saham pemenang periode formasi 3 bulan
dengan periode pengujian 3 bulan sesudahnya berbeda
negatif dan signifikan secara statistik untuk semua
kelompok portofolio saham; 2) portofolio saham
pecundang menghasilkan kinerja yang positif dan
signifikan pada akhir periode pengujian. Temuan ini
juga berlawanan arah dengan prediksi teoritisnya yang
menyatakan bahwa portofolio saham pecundang
seharusnya menghasilkan kinerja yang negatif dan
signifikan. Hasil uji beda dua rata-rata menunjukkan
bahwa abnormal return portofolio saham loser periode
formasi 3 bulan dengan periode pengujian 3 bulan
sesudahnya berbeda berbeda positif dan signifikan
secara statistik untuk semua kelompok portofolio
saham.
Penelitian Pasaribu (2011) menguji anomali overreaction terhadap saham-saham likuid di BEI selama
periode 2002-2007 dengan pendekatan Debondt-Thaler
(1985) memberikan temuan yang berbeda dari penelitian
sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
gejala anomali overreaction tidak terbukti di BEI pada
seluruh periode-uji (triwulan, semester, dan tahunan)
khususnya saham yang tergabung dalam LQ-45.
Dengan demikian, strategi kontrarian secara teoritis
menghasilkan pertimbangan risiko yang perlu dicermati
bagi investor dalam melakukan investasinya.
Berdasarkan pendekatan profit momentum
Jegadesh dan Titman (1993), hipotesis strategi investasi
momentum memberikan profit yang lebih superior
dibandingkan strategi kontrarian di Indonesia, Dengan
kata lain, hipotesis memiliki portofolio saham pemenang
masa lalu dan menjual portofolio saham pecundang
memang menguntungkan dibanding perihal sebalinya.
Di sisi lain, penggunaan proksi Winner Minus Loser
untuk menjelaskan tingkat pengembalian sejalan
dengan bukti penelitian Jegadeesh dan Titman (1993)
yang menunjukkan bahwa terdapat asosiasi antara
tingkat pengembalian dan kinerja saham periode
sebelumnya yang tidak terdeteksi oleh portofolio pasar,
ukuran perusahaan, dan faktor distress-relative.

Data keuangan setiap emiten LQ-45 yang berupa


(harga saham, market value, dan book value) periode
harian, IHSG, dan SBI-1 selama periode 2005-2010
merupakan data historis. Adapun kriteria pemilihan
emiten untuk dijadikan sampel adalah emiten yang
tergabung dalam indeks LQ-45. Selanjutnya dihitung
profit momentum yang nantinya akan digunakan
eksplorasi komparasi portofolio saham winner dan loser
dan pembahasan momentum (WML) dalam kerangka
kerja model asset pricing empat faktor. Prospek strategi
investasi momentum dalam penelitian ini dilihat melalui
besaran profit momentum yang dihasilkan dari
pembentukan portofolio saham melalui prosedur
Jegadesh dan Titman (1993) dengan prosedur sebagai
berikut 1) pertama-tama setiap periode t, saham-saham
diperingkatkan berdasarkan tingkat pengembalian di
masa lalu selama J bulan (3,6, 9 dan 12 bulan); 2)
berdasarkan peringkat tingkat pengembalian saham
tersebut dengan peringkat 10% saham dengan tingkat
pengembalian tertinggi sebagai saham-saham winner
(membentuk suatu portofolio winner) dan peringkat
10% saham dengan tingkat pengembalian terendah
sebagai saham loser (membentuk suatu portofolio
loser); 3) di setiap periode t, strategi momentum
mengusulkan untuk menjual saham-saham yang masuk
dalam katagori portofolio loser dan membeli sahamsaham yang masuk dalam katagori portofolio winner
kemudian tetap menahannya selama K bulan; 4) setelah
terbentuk portofolio pada periode yang ditentukan,
selanjutnya dihitung momentum saham individual dari
saham-saham pembentuk portofolio yang disebut
dengan weight average wealth strategy (WRSS) yang
dicetuskan oleh Jegadeesh dan Titman, 1993 dengan
formula

wi ,t !

1
N

(rt "1 " rt "1 )(ri"t " rt )


i !1

kemudian 5) menghitung profit momentum portofolio


saham winner dan loser dengan mengalikan WRSS
dengan tingkat pengembalian saham-saham pembentuk
portofolionya, seperti yang telah dilakukan oleh Lo dan
McKinley (1990) dalam menghitung profit strategi
kontrarian yang kemudian disempurnakan oleh
Jegadeesh dan Titman (1993) untuk menghitung
besarnya profit strategi momentum, dengan formula

115

JEB, Vol. 6, No. 2, Juli 2012: 109-136

1
# t ! wi ,t , ri ,t ! (rt "1 " rt "1 )(ri "t " rt )ri ,t
N
i !1
Penelitian ini menggunakan prosedur Jegadesh
dan Titman (1993) dalam menyusun 12 portofolio saham
yang merupakan interseksi dari kapitalisasi pasar
(SMB), distress-relatif (HML), dan Momentum (WML).
Portofolio saham hasil interseksi adalah: Small-Loser
(SLs), Small-Neutral (SN), Small-Winner (SW), BigWinner (BW), Big-Loser (BLs), Big-Neutral (BN),
Small-High (SH), Small-Middle (SM), Small-Low (SL),
Big-High (BH), Big-Middle (BM), Big-Low (BL). Model
Pricing Empat Faktor-nya Jegadesh dan Titman (1993)
menyatakan bahwa kelebihan tingkat pengembalian dari
suatu saham dapat dijelaskan oleh portofolio pasar dan
model tiga faktor yang dirancang sebagai replikasi
variabel risiko yang dihubungkan dengan ukuran
perusahaan, rasio book-to-market (B/M) dan momentum. Menurut FFPM, tingkat pengembalian yang
diharapkan portofolio saham i adalah:
E(Ri) Rf =

bi[E(Rm)-Rf] +siE(SMB) + hiE(HML) +


wi(WML)

dimana bi, si, hi dan wi adalah slope dalam regresi


berikut:
Rit Rf = + bi[Rmt-Rft] + siSMB + hiHML + wiWML;
i = 1, , n dan t= 1, ,T
Penggunaan proksi WML untuk menjelaskan
tingkat pengembalian portofolio sesuai dengan
penelitian Jegadeesh dan Titman (1993) yang
menunjukkan bahwa terdapat asosiasi antara tingkat
pengembalian dan kinerja saham periode sebelumnya
yang tidak terdeteksi oleh portofolio pasar, ukuran
perusahaan, dan faktor distress-relative. Lebih lanjut,
penggunaan strategi mengambil long-position dalam
kinerja saham yang baik pada basis periode kinerja 312 bulan sebelumnya cenderung untuk menghasilkan
abnormal return positif sekitar 1 persen perbulan untuk
tahun berikutnya. Analisis uji beda rata-rata akan
dilakukan dalam rangka mengklarifikasi capaian profit
momentum yang dihasilkan oleh portofolio pemenang
dan pecundang. Pertama, dilakukan klarifikasi umum
perihal perbedaan yang terjadi dengan analisis uji bedat, dan kemudian dilanjutkan dengan uji beda-F.

116

Sementara untuk pengujian model asset pricing empat


faktor akan dilakukan pengujian statistik multiregresilinear secara simultan dan parsial dengan pendekatan
signifikansi.
HASIL PENELITIAN
Tabel 1 memperlihatkan statistik deskriptif dari tingkat
pengembalian saham-saham yang menjadi variabel
penelitian Statistik deskriptif perlu dilakukan untuk
memberikan gambaran mengenai data yang tersedia.
Berdasarkan tabel 1, dapat dilihat nilai mean yang
menggambarkan return saham serta standar deviasi
yang menggambarkan risiko, saham-saham yang
mengalami tingkat pengembalian tertinggi (mengalami
keuntungan) adalah saham PGAS sebesar rata-rata
0,45% perhari dengan tingkat risiko sebesar 1.93%,
diikuti urutan kedua saham PTBA sebesar rata-rata
0,24% dengan tingkat risiko sebesar 0.73%.
Berikutnya adalah saham TINS dengan tingkat
pengembalian rata-rata sebesar 0,21% perhari dengan
risiko sebesar 1,05%. Sementara saham UNTR
perolehan tingkat pengembaliannya rata-rata sebesar
0,2% dengan risiko sebesar 0,91% perhari. Posisi
terakhir dari sampel dengan tingkat pengembalian
tertinggi adalah saham INCO, tingkat pengembalian
sahamnya rata-rata adalah 0,19% dengan risiko sebesar
1,45% perhari. Berdasarkan Tabel 1 diperoleh lima
saham dengan nilai tingkat pengembalian terendah,
yakni RALS, ADHI, ISAT, SULI, dan BLTA. Saham
RALS selama periode penelitian rata-rata tingkat
pengembaliannya adalah 0,05% dengan tingkat risiko
sebesar 0,58% perhari. Adapun saham ADHI di tempat
kedua tingkat pengembaliannya adalah sebesar 0,04%
dengan risiko sebesar 0,92% perhari. Selanjutnya
saham ISAT ditempat ketiga dimana rata-rata tingkat
pengembalian sahamnya adalah sebesar 0,03% dengan
risiko sebesar 0,47% perhari. Saham SULI di urutan
keempat tingkat pengembaliannya adalah 0,01% dengan
risiko sebesar 1,49% perhari.

STRATEGI INVESTASI MOMENTUM: PROFIT.............................. (Dionysia Kowanda dan Rowland Bismark Fernando Pasaribu)

Tabel 1
Deskriptif Statistik
Emiten

Max

Min

St.Dev

Mean

Emiten

Max

Min

St.Dev

Mean

AALI
ADHI
ADMG
ASII
BBCA
BBNI
BBRI
BHIT
BLTA
BMRI
BNGA
BNLI
BRPT
CMNP
CTRA
ELTY
GGRM
INCO
INDF
INKP
INTP

1.90%
2.69%
4.67%
1.50%
1.43%
2.93%
1.74%
5.59%
1.70%
1.80%
2.30%
1.85%
5.63%
2.59%
2.27%
3.68%
2.23%
8.24%
1.76%
4.79%
1.54%

-3.87%
-3.49%
-3.92%
-3.06%
-2.55%
-3.35%
-2.27%
-5.10%
-3.94%
-2.76%
-2.25%
-2.23%
-4.76%
-1.20%
-3.69%
-5.48%
-1.53%
-5.42%
-3.04%
-3.29%
-2.90%

0.80%
0.92%
1.01%
0.68%
0.53%
0.84%
0.61%
1.31%
0.87%
0.65%
0.68%
0.60%
1.48%
0.66%
1.07%
1.28%
0.57%
1.45%
0.73%
0.94%
0.65%

0.18%
0.04%
0.05%
0.16%
0.09%
0.07%
0.12%
0.06%
-0.01%
0.13%
0.11%
0.09%
0.19%
0.06%
0.05%
0.06%
0.12%
0.19%
0.16%
0.11%
0.16%

ISAT
JIHD
KIJA
KLBF
LSIP
MEDC
PGAS
PNBN
PNLF
PTBA
RALS
SMCB
SMRA
SULI
TBLA
TINS
TKIM
TLKM
UNSP
UNTR
UNVR

0.93%
2.66%
2.30%
2.91%
2.10%
1.31%
1.02%
1.69%
1.81%
1.90%
1.82%
2.17%
1.95%
4.19%
3.72%
3.67%
2.17%
0.96%
3.29%
1.60%
1.13%

-1.40%
-1.50%
-2.81%
-3.22%
-2.80%
-2.69%
-2.07%
-1.81%
-3.31%
-2.34%
-2.65%
-3.25%
-1.88%
-4.46%
-4.17%
-4.37%
-3.28%
-1.42%
-4.43%
-5.80%
-0.68%

0.47%
0.77%
0.86%
0.78%
0.82%
0.66%
1.93%
0.64%
0.83%
0.73%
0.58%
0.80%
0.84%
1.49%
1.02%
1.05%
0.85%
0.41%
1.02%
0.91%
0.35%

0.03%
0.13%
0.05%
0.14%
0.18%
0.06%
0.45%
0.12%
0.08%
0.24%
0.05%
0.15%
0.09%
0.01%
0.11%
0.21%
0.05%
0.05%
0.09%
0.20%
0.15%

Sumber: Data penelitian, diolah.

Tabel 2
Ringkasan Hasil Uji Normalitas
Kolmogorov-Smirnov
Nomor Variabel Sig.
1
2
3
4
5
6
7
8

RmRf
SMB
HML
WML
BH
BM
BL.
SH

0.331
0.479
0.62
0.131
0.138
0.666
0.107
0.205

Nomor Variabel
9
10
11
12
13
14
15
16

Sumber: Data penelitian, diolah.

SM
S-L
BW
BN
BLs
SW
SN
SLs

Sig.
0.204
0.189
0.179
0.077
0.294
0.348
0.297
0.112

Uji Kolgomorov-Smiornov menjelaskan


normalitas dari data yang dimiliki yaitu hipotesis null
apakah berdistribusi normal. Distribusi normal tercermin
dari tidak signifikannya nilai K-S Asymp.Sig.(2-tailed),
sebaliknya semakin signifikan nilai K-S Asymp.Sig.(2tailed) maka semakin tidak berdistribusi normal.
Berdasarkan Tabel 2 diperoleh hasil, bahwa seluruh
variabel berdistribusi normal. Berdasarkan hasil uji
multiko pada Tabel 3, diperoleh hasil bahwa seluruh
persamaan multiregresi pada model asset pricing empat
faktor tidak terjadi gejala multikolinearitas dan
autokorelasi karena telah memenuhi asumsi kedua uji
klasik tersebut.

117

JEB, Vol. 6, No. 2, Juli 2012: 109-136

Tabel 3
Hasil Uji Multikolinearitas dan Autokorelasi
Variabel Independen
Portofolio
BH
BM
BL.
SH
SM
SL
BW
BN
BLs
SW
SN
SLs

Indikator
Tolerance
VIF
Tolerance
VIF
Tolerance
VIF
Tolerance
VIF
Tolerance
VIF
Tolerance
VIF
Tolerance
VIF
Tolerance
VIF
Tolerance
VIF
Tolerance
VIF
Tolerance
VIF
Tolerance
VIF

RmRf

SMB

HML

WML

.940
1.063
.955
1.047
.955
1.047
.955
1.047
.955
1.047
.955
1.047
.955
1.047
.955
1.047
.955
1.047
.955
1.047
.955
1.047
.955
1.047

.413
2.423
.362
2.759
.362
2.759
.362
2.759
.362
2.759
.362
2.759
.362
2.759
.362
2.759
.362
2.759
.362
2.759
.362
2.759
.362
2.759

.416
2.402
.362
2.764
.362
2.764
.362
2.764
.362
2.764
.362
2.764
.362
2.764
.362
2.764
.362
2.764
.362
2.764
.362
2.764
.362
2.764

.989
1.011
.984
1.016
.984
1.016
.984
1.016
.984
1.016
.984
1.016
.984
1.016
.984
1.016
.984
1.016
.984
1.016
.984
1.016
.984
1.016

DWStat
2.11
1.74
2.10
1.95
2.23
1.56
1.73
1.93
2.33
1.90
2.02
1.23

Sumber: Data penelitian, diolah.


PEMBAHASAN
Untuk masa pembentukkan tiga bulan pertama (JanuariMaret), secara umum dapat dikatakan bahwa portofolio
pemenang memberikan keuntungan positif untuk
masing-masing masa kepemilikkan. Untuk masa
kepemilikan tiga bulan, portofolio pemenang rata-rata
memberikan profit sebesar 0,0042% perhari, sedang
untuk masa kepemilikan enam bulan, portofolio ini
memberi keuntungan rata-rata sebesar 0,0288% perhari.
Pada periode pembentukkan tiga bulan kedua (AprilJuni), portofolio pemenang tetap memberikan profit
positif untuk seluruh masa kepemilikkan, dengan
tingkat profit tertinggi adalah untuk masa kepemilikan

118

9 bulan yaitu dengan tingkat keuntungan harian ratarata sebesar 0,2345% perhari, sementara jika portofolio
pemenang ini dimiliki lebih lama keuntungan hariannya
justru menurun menjadi rata-rata sebesar 0,2209%
perhari. Untuk periode pembentukkan portofolio
triwulan ketiga (Juli-September), masa kepemilikan
strategi portofolio pemenang secara umum memberikan
profit positif untuk seluruh masa kepemilikkan. Masa
kepemilikan terbaik portofolio pemenang ini adalah
jangka waktu 12 bulan dengan profit hariannya ratarata sebesar 0,1063% perhari. Untuk masa pembentukan
portofolio triwulan keempat (Oktober-Desember) secara
umum baik portofolio pemenang dan pecundang
memberikan keuntungan positif untuk tiap masa

STRATEGI INVESTASI MOMENTUM: PROFIT.............................. (Dionysia Kowanda dan Rowland Bismark Fernando Pasaribu)

kepemilikan. Namun kali ini, justru portofolio


pecundang yang tampak superior terhadap portofolio
pecundang untuk tiga masa kepemilikan (3, 6, dan 12
bulan). Pada masa kepemilikan tiga bulan misalnya,
strategi pecundang memberikan profit sebesar 0,0194%,
sementara portofolio pemenang hanya menghasilkan
0,0182% rata-rata perhari. Gap profitabilitas tertinggi
terjadi untuk masa kepemilikan enam bulan, dimana
portofolio pemenang hanya menghasilkan 0,0181%
perhari sedang portofolio pecundang memberi profit
sebesar 0,1071% perhari.
Pada periode pembentukan portofolio pola
semesteran, secara umum dapat dikatakan, portofolio
pemenang masih tetap memberikan keuntungan yang
lebih besar dibanding portofolio pecundang. Untuk
periode pembentukan semester pertama, portofolio
pemenang hanya memberikan profit positif untuk dua
masa kepemilikan yakni tiga dan enam bulan dengan
tingkat profit harian rata-rata sebesar (0,0066% dan
0,0056%). Sementara pada periode pembentukkan
portofolio semester kedua, secara umum portofolio
pecundang memberikan profit untuk seluruh masa
kepemilikkan. Selanjutnya, pada periode pembentukkan
portofolio secara tahunan, portofolio pemenang masih
mengungguli portofolio pecundang perihal profit
positif yang dihasilkan. Profit momentum tertinggi yang
dihasilkan portofolio pemenang untuk masa kepemilikan
12 bulan, rata-rata adalah sebesar 0,1997% perhari.
Secara lengkap analisis komparasi untuk tahun 2005
dapat dilihat pada Tabel 4.
Sementara tahun 2006 (Tabel 5), kecuali pada
periode pembentukan triwulan pertama (JanuariFebruari) masa kepemilikan 3 hingga 6 bulan, seluruh
periode kepemilikan portofolio pemenang yang
terbentuk memberikan keuntungan positif, dengan
tingkat keuntungan yang cukup tinggi rata-rata
sebesar 0,9755% perhari (periode pembentukkan AprilJuni dengan kepemilikan selama 12 bulan). Profit momentum kembali dihasilkan portofolio pemenang pada
masa pembentukkan Oktober-Desember untuk
kepemilikan selama 6 bulan dan 12 bulan, yakni ratarata sebesar 1,2805% perhari. Strategi momentum
dengan periode pembentukan Januari-Maret juga
memberikan kerugian jika dimiliki selama 3 bulan (0,135%
perhari) dan 6 bulan (0,0097%). Di sisi lain, kinerja
portofolio pecundang pun tidak berarti identik dengan
kerugian atau tingkat profit yang negatif. Portofolio

pecundang ini secara umum pada tahun 2006 juga


memberikan profit yang positif hanya saja memang
masih lebih besar jika dibanding portofolio pemenang.
Untuk periode pembentukkan Januari-Maret
2007 (Tabel 6), portofolio tingkat pengembalian baru
memberikan profit positif untuk masa kepemilikkan 9
bulan dan 12 bulan (rata-rata 0,0093% dan 0,0123%
perhari), sementara untuk periode pembentukkan yang
sama, portofolio pecundang justru memberikan tingkat
profit yang lebih tinggi untuk masa kepemilikan 6, 9,
dan 12 bulan masing-masing sebesar 0,0779%, 0,1561%,
dan 0,1266% per hari. Pada periode pembentukkan
April-Juni kedua portofolio (pemenang dan pecundang)
sama-sama memberikan tingkat keuntungan untuk
seluruh masa kepemilikan. Untuk masa kepemilikan 3
bulan misalnya, portofolio pemenang rata-rata
memberikan profit sebesar 0,0828% perhari, sementara
portofolio pecundang hanya 0,0069%. Pada masa
kepemilikan 6 bulan, portofolio pecundang justru
memberikan keuntungan harian yang lebih tinggi
(0,2236%) dibanding portofolio pemenang (0,164%).
Pada masa kepemilikan 9 bulan, dan 12 bulan portofolio
pemenang kembali memberikan profit yang lebih tinggi
(0,4557%, dan 0,9755%) dibanding portofolio
pecundang (0,2654% dan 0,7088%). Sementara untuk
periode pembentukkan portofolio Juli-September, dari
hasil perhitungan empiris, masa kepemilikan portofolio
pemenang yang terbaik adalah 9 bulan dengan tingkat
profit harian rata-rata sebesar 0,453%, karena jika
dimiliki lebih lama, ternyata profit yang diberikan justru
menurun menjadi hanya sekitar 0,2085% perhari.
Untuk periode pembentukan OktoberDesember, masa kepemilikan portofolio pemenang yang
terbaik adalah selama 3 bulan dengan tingkat
keuntungan harian rata-rata sebesar 1,2805%. Kalaupun
masa kepemilikan portofolio ini diperlama hingga 12
bulan misalnya, tingkat keuntungan harian yang
dihasilkan sama yaitu sebesar 1,2805%. Pada tahun
2007, pada periode pembentukkan portofolio untuk
triwulan pertama, profit momentum tertinggi yang
dihasilkan portofolio pemenang adalah pada masa
kepemilikkan 9 bulan (rata-rata 0,1248% perhari),
sementara portofolio pecundang menghasilkan profit
momentum tertinggi pada masa kepemilikan 12 bulan
(rata-rata sebesar 0,0172% perhari). Untuk periode
pembentukan pada triwulan kedua, kecuali pada masa
kepemilikan 9 bulan, portofolio pemenang memberikan

119

JEB, Vol. 6, No. 2, Juli 2012: 109-136

profit momentum yang lebih tinggi dibanding portofolio


pecundang. Adapun profit momentum tertinggi yang
dihasilkan portofolio pemenang adalah pada masa
kepemilikan 6 bulan, dengan tingkat profit rata-rata
sebesar 0,1388% per hari. Pada triwulan ketiga,
kepemilikan portofolio pemenang ternyata memberikan
kerugian untuk seluruh masa kepemilikan, sementara
kepemilikan portofolio pecundang pun baru
memberikan profit yang positif setelah 9 bulan dimiliki
(0,0021% per hari). Kondisi ini masih tetap berlanjut
pada masa pembentukan portofolio triwulan keempat,
dimana kepemilikan portofolio pemenang justru
memberi kerugian untuk seluruh masa kepemilikan.
Pilihan rasional justru pada kepemilikan portofolio
pecundang untuk masa kepemilikan 6 bulan, yang
memberikan keuntungan sebesar 0,1689% perhari.
Untuk periode pembentukkan pada semester
pertama, kecuali masa kepemilikan 3 bulan, portofolio
pemenang memberikan tingkat keuntungan positif
untuk masa kepemilikan 6, 9, dan 12 bulan dengan
tingkat profit momentum tertinggi dihasilkan pada masa
kepemilikkan selama 3 bulan dengan tingkat profit ratarata sebesar 0,1333% perhari. Sementara untuk periode
pembentukan portofolio pada semester kedua,
kepemilikan portofolio pecundang selama 6 bulan
adalah satu-satunya yang memberikan profit positif
(yang bahkan lebih tinggi dibanding portofolio
pemenang) rata-rata sebesar 0,2921% perhari. Pada
periode pembentukkan portofolio tahunan, portofolio
pemenang justru memberikan kerugian untuk seluruh
masa kepemilikan. Sementara, portofolio pecundang
menghasilkan tertinggi pada masa kepemilikan 6 bulan.
Untuk masa pembentukan portofolio pada
triwulan pertama tahun 2008 (Tabel 7), masa kepemilikan
portofolio pemenang yang menghasilkan profit positif
hanya terjadi pada periode kepemilikan selama 3 bulan,
dengan tingkat keuntungan rata-rata harian sebesar
0,4285%. Sementara pada masa pembentukan portofolio
periode April-Juni, kecuali untuk kepemilikan 6 bulan,
portofolio pemenang memberikan profit positif untuk
seluruh masa kepemilikan, dengan tingkat keuntungan
tertinggi yang dihasilkan terjadi pada masa kepemilikan
selama 12 bulan (rata-rata sebesar 0,4319% perhari).
Kepemilikan portfofolio pemenang untuk dua periode
pembentukan selanjutnya, justru menghasilkan
kerugian, sehingga dapat dikatakan justru lebih
menguntungkan untuk memiliki portofolio pecundang.

120

Pada triwulan III misalnya, untuk 3 masa kepemilikan


portofolio pecundang memberikan keuntungan positif
dibanding portofolio pemenang, dengan tingkat
keuntungan tertinggi terjadi pada masa kepemilikan 12
bulan (rata-rata sebesar 0,1933% per hari). Sementara
pada periode pembentukan triwulan IV, profitabilitas
portofolio pecundang masih mengungguli portofolio
pemenang untuk masa kepemilikan 6 dan 9 bulan,
masing-masing dengan tingkat keuntungan sebesar
1,22% dan 1,14% per hari. Begitu juga kita lihat pada
periode pembentukkan portofolio tahunan, dimana
kecuali masa kepemilikan 3 bulan, portofolio pecundang
masih tetap memberikan keuntugan positif yang lebih
tinggi dibanding portofolio pemenang pada seluruh
masa kepemilikan (6, 9, dan 12 bulan).
Pola untuk tahun 2009 (Tabel 8) pun tidak jauh
berbeda dengan kondisi pada 2008, dimana portofolio
pecundang tidak harus identik dengan profitabilitas
negatif sementara portofolio pemenang identik dengan
profitabilitas positif. Hasil empiris telah menunjukkan
hal ini. Untuk triwulan III misalnya, kecuali masa
kepemilikan 3 bulan, portofolio pecundang memberikan
profit positif untuk seluruh masa kepemilikan (6, 9, dan
12 bulan), dengan tingkat profit tertinggi terjadi pada
masa kepemilikan 12 bulan (rata-rata 0.1933% per hari).
Pola yang sama juga terjadi pada masa pembentukan
portofolio semester II, dimana selain masa kepemilikan
3 bulan, portofolio pecundang menghasilkan
profitabilitas yang masih superior terhadap kapabilitas
portofolio pemenang.
Tahun 2010 tampaknya menjadi periode
dominasi portofolio pemenang (Tabel 9). Dinamika
pasar yang terjadi sedemikian rupa menghasilkan
dominasi profitabilitas portofolio pemenang yang lebih
tinggi terhadap portofolio pecundang pada hampir
seluruh masa kepemilikan pada tiap periode
pembentukkan portofolio. Pada triwulan pertama
misalnya, untuk dua masa kepemilikan yang
menghasilkan profit positif (9 dan 12 bulan), portofolio
pemenang menggunguli portofolio pecundang. Kondisi
ini masih berlanjut pada periode pembentukan
portofolio triwulan kedua, dimana portofolio pemenang
bahkan superior pada seluruh masa kepemilikan (3, 6,
9, dan 12 bulan). Kondisi ini mengalami sedikit
perubahan pada periode pembentukkan triwulan ketiga,
dimana portofolio pecundang mengungguli portofolio
pemenang untuk dua masa kepemilikan (3 dan 6 bulan),

STRATEGI INVESTASI MOMENTUM: PROFIT.............................. (Dionysia Kowanda dan Rowland Bismark Fernando Pasaribu)

namun untuk masa kepemilikan 9 dan 12 bulan, kembali


portofolio pemenang mengungguli portofolio
pecundang. Superioritas portofolio pemenang pun
kembali terjadi pada periode pembentukkan triwulan
IV, kecuali masa kepemilikan 3 bulan, portofolio
pemenang memberikan profit positif yang lebih tinggi
dibanding portofolio pecundang. Superioritas
portofolio pemenang juga masih berlanjut pada periode
pembentukkan portofolio semesteran untuk seluruh
masa kepemilikan. Kondisi equilibrium baru tampak
pada periode pembentukan 9 dan 12 bulan.
Mengacu pada capaian profit yang tertinggi
yang dihasilkan kedua portofolio, maka diperoleh secara
umum bahwa profit momentum yang dihasilkan untuk
kedua portofolio adalah masa kepemilikan triwulanan,
khususnya periode pembentukan triwulanan keempat
dan masa kepemilikan selama enam bulan (Tabel 10).
Untuk portofolio pemenang misalnya, secara rata-rata
profit momentum yang dihasilkan adalah 0,24% dengan
tingkat tertinggi mencapai 1,28% perhari. Sementara
pada portofolio pecundang, rata-rata profit momentum
yang dihasilkan adalah sebesar 0,23% dengan profit
tertinggi sebesar 1,217% perhari. Namun jika dilihat
secara rata-rata capaian profit, masa efektif implementasi
strategi pada kedua portofolio terdapat perbedaan.
Untuk portofolio pemenang, adalah periode
pembentukan tiga bulanan (triwulan II) dengan masa
kepemilikan selama 9 bulan dengan rata-rata profit
sebesar 0,3% perhari, sedangkan untuk portofolio
pecundang, masa efektifnya adalah pada periode
pembentukan 9 bulanan II dan masa kepemilikan 12
bulan dengan rata-rata profit sebesar 0,44% perhari.
Dengan demikian, secara empiris hasil penelitian ini
mendukung penelitiannya Jegadesh dan Titman (1993)
bahwa implentasi strategi investasi momentum akan
mencapai hasil maksimal dalam jangka menengah,
untuk Indonesia, khususnya portofolio saham-saham
yang likuid, capaian strategi ini bahkan lebih cepat 3
bulan dibanding studinya Jegadesh dan Titman (1993)
tersebut (3-12 bulan). Sementara capaian profitabilitas
untuk portofolio pecundang sedikit agak lama (9-12
bulan).
Uji beda rata-rata dilakukan untuk
mengkonfirmasi perihal perbedaan capaian profit momentum pada portofolio pemenang dan pecundang
secara statistik. Pengujian dilakukan terhadap periode
kepemilikan portofolio selama 3, 6, 9, dan 12 bulan untuk

tiap periode pembentukan portofolio (3 bulanan, 6


bulanan, dan 12 bulanan). Berdasarkan Tabel 12 panel
A. diperoleh hasil pengujian untuk periode
pembentukan portofolio triwulanan selama periode
penelitian. Secara umum dapat dikatakan bahwa
memang tidak terjadi perbedaan yang signifikan perihal
rata-rata profit momentum kedua portofolio pada
seluruh periode uji (holding). Meski terdapat beberapa
hasil yang menunjukan signifikansi perbedaan.
Untuk periode pembentukan Januari-Maret 2005
misalnya, pada periode uji (masa kepemilikan) 12 bulan
memang terjadi perbedaan profit momentum yang
signifikan pada portofolio pemenang (sig.t 0,04), dan
perbedaan ini kembali terjadi pada periode
pembentukan April-Juni 2006 untuk masa kepemilikan
6, 9, dan 12 bulan (dimana sig,t untuk tiap masa
kepemilikan dimaksud adalah 0,045, 0,013, dan 0,028)
pada portofolio pemenang. Kondisi yang sedikit unik
justru terjadi pada periode pembentukan April-Juni
2006, dimana untuk masa kepemilikan kedua portofolio
selama 6 dan 12 bulan menghasilkan signifikansi
perbedaan capaian profit momentum. Selama tahun
2008, signifikansi perbedaan yang terjadi pada masa
kepemilikan portofolio, justru hanya mengkonfirmasi
perbedaan kerugian jika memiliki kedua portofolio
(periode pembentukan April-Juni 2008). Sementara
untuk periode pembentukan 2009 dan 2010, kecuali
Januari-Maret 2009, seluruh perbedaan capaian profit
momentum kedua portofolio ternyata tidaklah
signifikan. Hasil yang kurang lebih sama juga
diperlihatkan untuk periode pembentukan 6 bulan.
Dimana secara umum, (kecuali periode pembentukan
Juli-Desember 2006) tidak terjadi perbedaan yang
signifikan perihal rata-rata profit momentum kedua
portofolio pada seluruh periode uji (holding).
Perbedaan positif yang signifikan perihal capaian profit
momentum portofolio periode pembentukan JuliDesember 2006 terjadi pada masa kepemilikan 3, 6, dan
12 bulan dengan tingkat signifikansi masing-masing
sebesar 0,025, 0,041, dan 0,013. Sementara untuk periode
pembentukan tahunan, perbedaan positif profit momentum hanya terjadi pada portfolio pemenang di tahun
2005 dan 2009 (Tabel 12 panel C).
Berdasarkan hasil uji hipotesis model empat
faktor terhadap excess return portofolio (Tabel 11)
diperoleh hasil bahwa faktor momentum secara parsial
berpengaruh terhadap excess return portofolio

121

JEB, Vol. 6, No. 2, Juli 2012: 109-136

pemenang di seluruh model asset pricing. Pada sisi


lain, faktor ukuran tampaknya memiliki pengaruh
signifikan yang dominan pada excess return portofolio
pecundang. Lebih lanjut, faktor distress ternyata
memiliki pengaruh yang signifikan pada portofolio
pemenang, sementara untuk portofolio pecundang,
faktor distress hanya berpengaruh pada empat model
asset pricing (CAPM + Distress, Distress, Distress +
Momentum, Market + Distress + Momentum). Ternyata
faktor pasar, hanya berpengaruh signifikan terhadap
excess return portfolio pemenang dan pecundang
setelah CAPM ditambahkan dengan factor momentum
ke dalam model asset pricing.
Variasi model asset pricing memiliki kemampuan
dalam menjelaskan variasi excess-return tiap-tiap
portofolio berkisar dari 0,91% hingga 57,01% untuk
portofolio pemenang,dan 5,08 20,46%% untuk
portofolio pecundang. Determinasi terendah adalah
terhadap excess return-nya portofolio winner (1,25%)
pada model CAPM, sementara kapasitas model yang
tinggi dalam menjelaskan variasi adalah pada model
empat faktor,(57%). Secara simultan, keempat faktor
risiko yang digunakan model asset pricing,
berpengaruh signifikan terhadap excess return kedua
portofolio. Pengaruh momentum terlihat jelas
meningkatkan kapasitas model setelah diikutsertakan
dalam model, terutama pada portofolio pemenang.
Sebelum mengikutsertakan momentum, kapasitas
CAPM dalam menjelaskan excess return tidak sampai
1% pada portofolio pemenang, namun setelah factor
momentum dimasukan terjadi peningkatan sebesar 50%
pada model (CAPM+Momentum). Temuan lainnya pun
dapat dilihat pada kapasitas model tiga faktor (Fama
dan French) yang tadinya sebesar 21,8% dalam
menjelaskan variansi excess return portofolio
pemenang, menjadi 57% setelah factor momentum
dimasukan ke dalam model (Empat Model). Hal
sebaliknya pada portofolio pecundang. Setelah faktor
momentum dimasukan dalam model asset pricing, justru
mengurangi kapasitas model, yakni dari 20,5% (Fama
dan French) menjadi 19,4% (Empat Faktor)

122

SIMPULAN DAN SARAN


Simpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) besar
keuntungan dari portofolio yang terbentuk dengan
menggunakan strategi investasi momentum; 2)
kombinasi waktu terefektif dari portofolio yang
terbentuk dalam menghasilkan profit tertinggi, dan 3)
konfirmasi signifikansi perbedaan yang dicapai oleh
kedua portofolio tersebut. Berdasarkan hasil kalkulasi
empiris diperoleh temuan bahwa masa efektif untuk
portofolio pemenang adalah periode pembentukan tiga
bulanan dengan masa kepemilikan selama sembilan
bulan, sedangkan untuk portofolio pecundang, masa
efektifnya adalah pada periode pembentukan sembilan
bulan dengan masa kepemilikan dua belas bulan.
Konfirmasi statistik juga mempertegas, bahwa meski
terjadi perbedaan, namun selisih capaian profit antara
kedua portofolio tidaklah signifikan secara statistik.
Temuan lainnya adalah bahwa secara simultan model
empat faktor yang terbentuk berpengaruh signifikan
pada seluruh portofolio saham, kecuali tiga portofolio
yang berkapitalisasi pasar besar. Secara parsial, dari
keempat faktor replikasi risiko tersebut, tampak bahwa
memang faktor size mendominasi perihal signifikansi
pengaruh secara statistik. Faktor size ini berpengaruh
signifikan pada hampir seluruh portofolio, kecuali tiga
portofolio saham berkapitalisasi pasar besar.
Saran
Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu sampel yang
digunakan terbatas (hanya saham yang tergabung
dalam LQ-45) dan periode penelitian hanya 5 tahun
(2005-2010). Berdasarkan keterbatasan penelitian
tersebut, hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan saran bagi penelitian selanjutnya, yaitu
memperluas sampel penelitian pada sampel non LQ-45
dan memperpanjang periode penelitian dan memperluas
kriteria dalam pembentukan portofolio pada kerangka
strategi investasi momentum dan penggunaan
pendekatan abnormal return sebagai komparasi profit
momentum terhadap portofolio pemenang dan
pecundang.

STRATEGI INVESTASI MOMENTUM: PROFIT.............................. (Dionysia Kowanda dan Rowland Bismark Fernando Pasaribu)

DAFTAR PUSTAKA
De Bondt, W.F.M. dan Thaler, R. 1985. Does the Stock
Market Overreact? The Journal of Finance,
40(3), 793-805.
Dijk, R. dan Huibers, F. 2002. European Price Momentum and Analyst Behavior.
Fama, E. 1970. Efficient Capital Markets: A Review of
Theory and Empirical Work. Journal of Finance, 25(2), 383-417.
Griffin, J. M., Ji, X. dan Martin, S. 2003. Momentum
Investing and Business Cycle Risk: Evidence
from Pole to Pole. The Journal of Finance,
58(6), 2515-2547.
Hadi, Didik Kurniawan. 2008. Short Contrarian Investment Strategy: Analisis Pada Saham-saham di
BEJ. Working Paper. UGM. Yogyakarta
Hameed, Allaudeen dan Yuanto Kusnadi, 2002, Momentum Strategies: Evidence from Pasific Basin Stock Markets. The Journal of Financial
Research, Vol. XXV (3), pp. 383-397.
Harianto, Erwin. 2008. Analisa Efektivitas Momentum
Investment Strategy Dalam Menghasilkan Abnormal Return (Studi Kasus Pada Semua Saham
Perusahaan Yang Terdaftar di BEJ). Working
Paper. Universitas Petra. Surabaya.
Jegadeesh, N. dan Titman, S. 1993. Returns to Buying
Winners and Selling Losers: Implications for
Stock Market Efficiency. The Journal of Finance, 48(1), 65-91.
Manurung, Adler Haymans dan Frederik Priotomo.
Anomali Overreaction di BEJ: Penelitian
Saham Tekstil, Retailer dan Wholesaler, 2001
2003. Jurnal Keuangan dan Perbankan. Vol.
7, No. 2, Desember 2005.

5, No. 2, Juli 2011 (87-115)


Rahmawati, dan Tri Suryani. 2005. Over Reaksi Pasar
Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur
di BEJ. SNA VIII, Solo, 15 16 September, 6474.
Rouwenhorst, K. G. 1998. International Momentum
Strategies. The Journal of Finance. 53(1), 267284.
Rouwenhorst, K.G. 1999. Local Return Factors and
Turnover in Emerging Stock Markets. The
Journal of Finance. 54(4), 1439-1464.
Sartono, Agus. 2000. Overreaction of the Indonesia
Capital Market: Is Market Rational, Gadjah
Mada International of Business. May 2000.
Vol.2, No.2, pp.163-184.
Sukmawati dan Daniel H. 2003. Overreact Hipothesis
dan Price Earning Ratio Anomaly Saham-Saham
Sektor Manufaktur di Bursa Efek Jakarta.
Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen, Vol. 3,
No. 1
Wiagustini, Ni Luh Putu. 2008. Profitabilitas Strategi
Investasi Kontrarian di Bursa Efek Indonesia.
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan.
Vol.10, NO. 2, September: 105-114.
Wiksuana, I Gst. Bgs. 2008. Eksistensi Anomali Winner-Loser Saham Individual dan Saham Industri
di Pasar Modal Indonesia. Finance and Banking Journal. Vol. 10 No.1, Juni.
Wiksuana, I Gst. Bgs. 2009. Kinerja Portofolio Saham
Berdasarkan Strategi Investasi Momentum di
Pasar Modal Indonesia. Jurnal Manajemen
dan Kewirausahaan. Vol.11, No. 1, Maret: 7384

Pasaribu, Rowland Bismark Fernando. 2011. Anomali


Overreaction Di Bursa Efek Indonesia: Penelitian
Saham LQ-45. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol.

123

JEB, Vol. 6, No. 2, Juli 2012: 109-136

Tabel 4
Capaian Strategi Investasi Momentum Tahun 2005
PERIODE PEMBENTUKAN
TRIWULAN 1
Jan-Mar 2005

Pemenang
Pecundang

TRIWULAN 2
Apr - Jun 2005

Pemenang
Pecundang

TRIWULAN 3
Jul - Sep 2005

Pemenang
Pecundang

TRIWULAN 4
Okt - Des 2005

Pemenang
Pecundang

SEMESTER 1
Jan - Jun 2005

Pemenang
Pecundang

SEMESTER 2
Jul - Des 2005

Pemenang
Pecundang

9 BULAN KE 1
Jan - Sep 2005

Pemenang
Pecundang

9 BULAN KE 2
Okt 2005 - Jun 2006

Pemenang
Pecundang

TAHUNAN
Jan - Des2005

Pemenang
Pecundang

3
Apr - Jun 2005
0.18%
-0.10%
Jul - Sep 2005
0.05%
0.00%
Okt - Des 2005
0.01%
-0.08%
Jan - Mar 2006
0.18%
0.00%
Jul - Sep 2005
0.01%
0.00%
Jan - Mar 2006
0.03%
0.02%
Okt- Des 2005
0.02%
0.00%
Jul - Sep 2006
0.00%
0.14%
Jan - Mar 2006
0.20%
0.18%

MASA KEPEMILIKAN
6
9
Apr - Sep 2005
-0.02%
0.00%
Jul - Des 2005
0.03%
0.01%
Okt 05 - Mar 06
0.11%
-0.03%
Jan - Jun 2006
0.12%
-0.01%
Jul - Des 2005
0.01%
0.00%
Jan - Jun 2006
0.01%
0.00%
Okt 05 - Mar 06
0.09%
0.03%
Jul - Des 2006
0.00%
0.33%
Jan - Jun 2006
0.07%
0.02%

Apr - Des 2005


-0.03%
0.01%
Jul 05 - Mar 06
0.15%
0.01%
Okt 05 - Jun 06
0.33%
0.11%
Jan - Sep 2006
0.12%
-0.01%
Jul 05 - Mar 06
0.00%
0.00%
Jan - Sep 2006
0.04%
0.04%
Okt 05 - Jun 06
0.10%
-0.02%
Jul 06 - Mar 07
0.00%
0.37%
Jan - Sep 2006
0.09%
0.08%

12
Apr 05 - Mar 06
0.00%
0.00%
Jul 05 - Jun 06
0.28%
0.01%
Okt 05 - Sep 06
0.22%
0.01%
Jan - Des 2006
0.14%
-0.01%
Jul 05 - Jun 06
-0.02%
0.00%
Jan - Des 2006
0.13%
0.09%
Okt 05 - Sep 06
0.17%
0.07%
Jul 06 - Jun 07
0.04%
0.90%
Jan Des 2006
0.20%
0.18%

Sumber: Data penelitian, diolah.

Tabel 5
Capaian Strategi Investasi Momentum Tahun 2006
PERIODE PEMBENTUKAN
TRIWULAN 1
Jan-Mar 2006

Pemenang
Pecundang

TRIWULAN 2
Apr - Jun 2006

Pemenang
Pecundang

TRIWULAN 3
Jul - Sep 2006

Pemenang
Pecundang

TRIWULAN 4
Okt - Des 2006

Pemenang
Pecundang

124

3
Apr Jun 2006
-0.01%
0.00%
Jul - Sep 2006
0.08%
0.01%
Okt - Des 2006
0.00%
0.00%
Jan - Mar 2007
0.29%
0.00%
Jul - Sep 2006

MASA KEPEMILIKAN
6
9
Apr - Sep 2006
-0.01%
0.08%
Jul - Des 2006
0.16%
0.22%
Okt 06 - Mar 07
0.32%
0.14%
Jan - Jun 2007
1.28%
0.00%
Jul - Des 2006

Apr - Des 2006


0.01%
0.16%
Jul 06 - Mar 07
0.46%
0.27%
Okt 06 - Jun 07
0.45%
0.09%
Jan - Sep 2007
0.72%
0.00%
Jul 06 - Mar 07

12
Apr 06 - Mar 07
0.01%
0.13%
Jul 06 - Jun 07
0.98%
0.71%
Okt 06 - Sep 07
0.21%
0.28%
Jan - Des 2007
1.28%
0.00%
Jul 06 - Jun 07

STRATEGI INVESTASI MOMENTUM: PROFIT.............................. (Dionysia Kowanda dan Rowland Bismark Fernando Pasaribu)

SEMESTER 1
Jan - Jun 2006

Pemenang
Pecundang

SEMESTER 2
Jul - Des 2006

Pemenang
Pecundang

9 BULAN KE 1
Jul 06 - Mar 07

Pemenang
Pecundang

TAHUNAN
Jan - Des 2006

Pemenang
Pecundang

0.01%
0.01%
Jan - Mar 2007
0.46%
0.00%
Apr - Jun 2007
0.00%
0.00%
Jan - Mar 2007
0.29%
0.00%

0.03%
0.25%
Jan - Jun 2007
0.35%
0.01%
Apr - Sep 2007
-0.02%
-0.01%
Jan - Jun 2007
0.18%
0.00%

0.05%
0.40%
Jan - Sep 2007
0.21%
0.01%
Apr - Des 2007
0.08%
0.02%
Jan - Sep 2007
0.17%
0.00%

0.06%
0.27%
Jan - Des 2007
0.77%
0.06%
Apr 07 - Mar 08
0.12%
0.00%
Jan - Des 2007
-0.11%
0.00%

Sumber: Data penelitian, diolah.

Tabel 6
Capaian Strategi Investasi Momentum Tahun 2007
PERIODE PEMBENTUKAN

TRIWULAN 1
Jan-Mar 2007

Pemenang
Pecundang

TRIWULAN 2
Apr - Jun 2007

Pemenang
Pecundang

TRIWULAN 3
Jul - Sep 2007

Pemenang
Pecundang

TRIWULAN 4
Okt - Des 2007

Pemenang
Pecundang

SEMESTER 1
Jan - Jun 2007

Pemenang
Pecundang

SEMESTER 2
Jul - Des 2007

Pemenang
Pecundang

9 BULAN KE 1
Apr - Des 2007

Pemenang
Pecundang

TAHUNAN
Jan - Des 2007

Pemenang
Pecundang

Apr - Jun 2007


0.01%
0.00%
Jul - Sep 2007
0.02%
-0.01%
Okt - Des 2007
-0.01%
-0.01%
Jan - Mar 2008
-0.22%
-0.07%
Jul - Sep 2007
-0.01%
-0.01%
Jan - Mart 2008
-0.01%
-0.08%
Jan - Mart 2008
0.00%
-0.20%
Jan - Mar 2008
-0.22%
0.01%

MASA KEPEMILIKAN
6
9

Apr - Sep 2007


0.00%
0.00%
Jul - Des 2007
0.14%
0.01%
Okt 07 - Mar 08
-0.12%
-0.02%
Jan - Jun 2008
-0.15%
0.17%
Jul - Des 2007
0.13%
0.00%
Jan - Jun 2008
0.10%
0.29%
Jan - Jun 2008
0.01%
0.34%
Jan - Jun 2008
-0.15%
0.07%

Apr - Des 2007


0.12%
0.06%
Jul 07 - Mar 08
-0.02%
0.01%
Okt 07 - Jun 08
-0.02%
0.00%
Jan - Sep 2008
-0.42%
-0.03%
Jul 07 - Mar 08
0.01%
0.00%
Jan - Sep 2008
-0.06%
0.04%
Jan - Sep 2008
-0.03%
0.02%
Jan - Sep 2008
-0.44%
-0.01%

12

Apr 07 - Mar 08
0.11%
0.02%
Jul 07 - Jun 08
0.10%
-0.02%
Okt 07 - Sep 08
-1.62%
-0.28%
Jan - Des 2008
-0.58%
-0.27%
Jul 07 - Jun 08
0.07%
-0.01%
Jan - Des 2008
-0.32%
-0.28%
Jan - Des 2008
-0.34%
0.00%
Jan - Des 2008
-0.85%
0.05%

Sumber: Data penelitian, diolah.

125

JEB, Vol. 6, No. 2, Juli 2012: 109-136

Tabel 7
Capaian Strategi Investasi Momentum Tahun 2008
PERIODE PEMBENTUKAN
TRIWULAN 1
Jan-Mar 2008

Pemenang
Pecundang

TRIWULAN 2
Apr - Jun 2008

Pemenang
Pecundang

TRIWULAN 3
Jul - Sep 2008

Pemenang
Pecundang

TRIWULAN 4
Okt - Des 2008

Pemenang
Pecundang

SEMESTER 1
Jan - Jun 2008

Pemenang
Pecundang

SEMESTER 2
Jul - Des 2008

Pemenang
Pecundang

9 BULAN KE 1
Jan - Sep 2008

Pemenang
Pecundang

9 BULAN KE 2
Okt 08 - Jun 2009

Pemenang
Pecundang

TAHUNAN
Jan - Des 2008

Pemenang
Pecundang

3
Apr - Jun 2008
0.43%
0.03%
Jul - Sep 2008
0.01%
-0.05%
Okt - Des 2008
-0.04%
-0.02%
Jan - Mar 2009
0.00%
-0.04%
Jul - Sep 2008
-0.37%
-0.22%
Jan - Mar 2009
0.00%
-0.01%
Okt - Des 2008
0.01%
0.06%
Jul - Sep 2008
0.00%
0.00%
Jan - Mar 2009
0.16%
0.22%

MASA KEPEMILIKAN
6
9
Apr - Sep 2008
-0.03%
-0.12%
Jul - Des 2008
-0.17%
-0.03%
Okt 08 - Mar 09
-0.06%
0.02%
Jan - Jun 2009
0.02%
1.22%
Jul - Des 2008
-0.31%
-0.39%
Jan - Jun 2009
0.01%
1.28%
Okt 08 - Mar 09
-0.01%
-0.09%
Jul - Des 2008
0.01%
0.00%
Jan - Jun 2009
0.22%
1.16%

Apr - Des 2008


-0.09%
-0.46%
Jul 2008 - Mar 2009
0.00%
-0.02%
Okt 2008 - Jun 2009
0.00%
0.15%
Jan - Sep 2009
0.03%
1.14%
Jul 08 - Mar 09
-0.15%
0.02%
Jan - Sep 2009
0.04%
1.18%
Okt 2008 - Jun 2009
-0.09%
-0.15%
Jul 2008 - Mar 2009
0.09%
0.03%
Jan - Sep 2009
0.23%
1.29%

12
Apr 2008 - Mar 2009
-0.08%
-0.08%
Jul 2008 - Juni 2009
0.43%
-0.02%
Okt 2008 - Sep 2009
0.10%
0.19%
Jan - Des 2009
-0.58%
-0.27%
Jul 08 - Jun 09
0.03%
0.01%
Jan - Des 2009
0.04%
0.24%
Okt 2008 - Sep 2009
-0.06%
-0.13%
Jul 2008 - Jun 2009
0.09%
-0.02%
Jan - Des 2009
0.00%
-0.03%

Sumber: Data penelitian, diolah.

Tabel 8
Capaian Strategi Investasi Momentum Tahun 2009
PERIODE PEMBENTUKAN
TRIWULAN 1
Jan-Mar 2009

Pemenang
Pecundang

TRIWULAN 2
Apr - Jun 2009

Pemenang
Pecundang

TRIWULAN 3
Jul - Sep 2009

Pemenang
Pecundang

TRIWULAN 4
Okt - Des 2009

Pemenang
Pecundang

126

3
Apr - Juni 2009
0.50%
0.15%
Jul - Sep 2009
0.00%
0.01%
Okt - Des 2009
-0.01%
-0.01%
Jan - Mar 2010
0.00%
1.19%
Jul - Sep 2009

MASA KEPEMILIKAN
6
9
Apr - Sep 2009
0.34%
0.30%
Jul - Des 2009
-0.01%
0.00%
Okt 09 - Mar 10
-0.02%
0.24%
Jan - Jun 2010
0.02%
0.04%
Jul - Des 2009

Apr - Des 2009


0.11%
0.21%
Jul 09 - Mar 10
0.00%
0.02%
Okt 09 - Jun 10
-0.01%
-0.09%
Jan - Sep 2010
0.09%
0.02%
Jul 09 - Mar 10

12
Apr 09 - Mar 10
0.23%
0.96%
Jul 09 - Juni 10
-0.02%
0.05%
Okt 09 - Sep 10
0.07%
-0.05%
Jan - Des 2010
0.02%
0.00%
Jul 09 - Jun 10

STRATEGI INVESTASI MOMENTUM: PROFIT.............................. (Dionysia Kowanda dan Rowland Bismark Fernando Pasaribu)

SEMESTER 1
Jan - Jun 2009

Pemenang
Pecundang

SEMESTER 2
Jul - Des 2009

Pemenang
Pecundang

9 BULAN KE 1
Jul 09 - Mar 10

Pemenang
Pecundang

TAHUNAN
Jan - Des 2009

Pemenang
Pecundang

0.00%
-0.01%
Jan - Mar 2010
0.02%
1.19%
Apr - Jun 2010
-0.31%
-0.06%
Jan - Mar 2010
0.01%
1.02%

0.00%
0.01%
Jan - Jun 2010
0.02%
0.01%
Apr - Sep 2010
-0.11%
0.00%
Jan - Jun 2010
0.02%
-0.10%

0.02%
0.07%
Jan - Sep 2010
0.17%
0.00%
Apr - Des 2010
0.02%
0.02%
Jan - Sep 2010
0.11%
-0.09%

0.01%
0.09%
Jan - Des 2010
0.07%
0.00%
Apr 10 - Mart 11
0.00%
0.02%
Jan - Des 2010
0.04%
-0.06%

Sumber: Data penelitian, diolah.

Tabel 9
Capaian Strategi Investasi Momentum Tahun 2010
PERIODE PEMBENTUKAN
TRIWULAN 1
Jan-Mar 2010

Pemenang
Pecundang

TRIWULAN 2
Apr - Jun 2010

Pemenang
Pecundang

TRIWULAN 3
Jul - Sep 2010

Pemenang
Pecundang

TRIWULAN 4
Okt - Des 2010

Pemenang
Pecundang

SEMESTER 1
Jan - Jun 2010

Pemenang
Pecundang

SEMESTER 2
Jul - Des 2010

Pemenang
Pecundang

9 BULAN KE 1
Apr - Des 10

Pemenang
Pecundang

TAHUNAN
Jan - Des 2010

Pemenang
Pecundang

3
Apr - Juni 2010
-0.38%
-0.01%
Jul - Sep 2010
0.03%
0.01%
Okt - Des 2010
0.00%
0.01%
Jan - Mar 2011
0.00%
-0.05%
Jul - Sep 2010
0.08%
0.00%
Jan - Mar 2011
0.00%
0.00%
Jan - Mar 2011
0.00%
0.00%
Jan - Mar 2011
0.00%
0.00%

MASA KEPEMILIKAN
6
9
Apr - Sep 2010
-0.11%
0.00%
Jul - Des 2010
0.01%
0.00%
Okt 10 - Mar 11
0.00%
0.02%
Jan - Jun 2011
0.17%
-0.02%
Jul - Des 2010
0.03%
-0.01%
Jan - Jun 2011
0.16%
0.00%
Jan - Jun 2011
0.00%
0.00%
Jan - Jun 2011
0.00%
0.00%

Apr - Des 2010


0.04%
0.00%
Jul - Mar 11
0.01%
-0.01%
Okt 10 - Jun 11
0.12%
0.04%
Jan - Sep 2011
0.11%
-0.07%
Jul 10 - Mar 11
0.02%
-0.02%
Jan - Sep 2011
0.12%
-0.01%
Jan - Sep 2011
-0.01%
-0.02%
Jan - Sep 2011
-0.01%
0.00%

12
Apr 10 - Mar 11
0.06%
0.02%
Jul 10 - Juni 11
0.02%
-0.01%
Okt 10 - Sep 11
0.07%
0.01%
Jan - Des 2011
0.11%
-0.02%
Jul 10 - Jun 11
0.01%
-0.01%
Jan - Des 2011
0.11%
0.00%
Jan - Des 2011
0.01%
0.04%
Jan - Des 2011
-0.01%
0.01%

Sumber: Data penelitian, diolah.

127

JEB, Vol. 6, No. 2, Juli 2012: 109-136

Tabel 10
Masa Efektif Implementasi Strategi Investasi Momentum 2005-1010
Strategi Investasi
Average

128

Portofolio Pemenang
Min
Max

Portofolio Pecundang
Average
Min
Max

Forming Triwulan I
Holding 3 bulan

0.1202%

-0.3770%

0.4958%

0.0119%

-0.1010%

0.1523%

Forming Triwulan I
Holding 6 bulan

0.0278%

-0.1066%

0.3363%

0.0426%

-0.1248%

0.3032%

Forming Triwulan I
Holding 9 bulan

0.0272%

-0.0932%

0.1248%

-0.0038%

-0.4554%

0.2083%

Forming Triwulan I
Holding 12 bulan

0.0529%

-0.0799%

0.2291%

0.1795%

-0.0799%

0.9597%

Forming Triwulan II
Holding 3 bulan

0.0319%

0.0013%

0.0828%

-0.0052%

-0.0470%

0.0087%

Forming Triwulan II
Holding 6 bulan

0.0274%

-0.1697%

0.1640%

0.0351%

-0.0329%

0.2236%

Forming Triwulan II
Holding 9 bulan

0.0996%

-0.0223%

0.4557%

0.0465%

-0.0187%

0.2654%

Forming Triwulan II
Holding 9 bulan

0.2963%

-0.0244%

0.9755%

0.1202%

-0.0188%

0.7088%

Forming Triwulan III


Holding 3 bulan

-0.0093%

-0.0376%

0.0055%

-0.0175%

-0.0817%

0.0146%

Forming Triwulan III


Holding 6 bulan

0.0394%

-0.1195%

0.3232%

0.0614%

-0.0275%

0.2353%

Forming Triwulan III


Holding 9 bulan

0.1444%

-0.0173%

0.4529%

0.0518%

-0.0851%

0.1490%

Forming Triwulan III


Holding 12 bulan

-0.1586%

-1.6205%

0.2236%

0.0273%

-0.2766%

0.2820%

Forming Triwulan IV
Holding 3 bulan

0.0416%

-0.2194%

0.2924%

0.1722%

-0.0660%

1.1949%

Forming Triwulan IV
Holding 6 bulanV

0.2424%

-0.1480%

1.2805%

0.2337%

-0.0166%

1.2170%

Forming Triwulan IV
Holding 9 bulan

0.1091%

-0.4155%

0.7224%

0.1770%

-0.0681%

1.1449%

Forming Triwulan IV
Holding 12 bulan

0.0671%

-0.5760%

1.2805%

-0.0944%

-0.2730%

0.0014%

STRATEGI INVESTASI MOMENTUM: PROFIT.............................. (Dionysia Kowanda dan Rowland Bismark Fernando Pasaribu)

Tabel 10 (lanjutan)
Strategi Investasi
Average

Portofolio Pemenang
Min
Max

Portofolio Pecundang
Average
Min
Max

Forming Semester I
Holding 3 bulan

-0.0461%

-0.3651%

0.0793%

-0.0372%

-0.2172%

0.0110%

Forming Semester I
Holding 6 bulan

-0.0191%

-0.3136%

0.1333%

-0.0240%

-0.3880%

0.2492%

Forming Semester I
Holding 9 bulan

-0.0074%

-0.1457%

0.0534%

0.0778%

-0.0170%

0.3980%

Forming Semester I
Holding 12 bulan

0.0266%

-0.0219%

0.0662%

0.0579%

-0.0127%

0.2688%

Forming Semester II
Holding 3 bulan

0.0826%

-0.0085%

0.4572%

0.1879%

-0.0759%

1.1946%

Forming Semester II
Holding 6 bulan

0.1091%

0.0099%

0.3516%

0.2645%

-0.0035%

1.2751%

Forming Semester II
Holding 9 bulan

0.0858%

-0.0629%

0.2062%

0.2098%

-0.0110%

1.1775%

Forming Semester II
Holding 12 bulan

0.1341%

-0.3212%

0.7724%

0.0189%

-0.2768%

0.2386%

Forming Semester II
Holding 12 bulan

-0.0352%

-0.3051%

0.0705%

-0.0097%

-0.1981%

0.2052%

Forming 9 Bulan I
Holding 6 bulan

0.0046%

-0.1127%

0.0872%

0.0778%

-0.0068%

0.3352%

Forming 9 Bulan I
Holding 9 bulan

0.0230%

-0.0320%

0.0970%

-0.0130%

-0.0939%

0.0166%

Forming 9 Bulan I
Holding 12 bulan

-0.0125%

-0.3443%

0.1676%

0.0215%

-0.0037%

0.0699%

Forming 9 Bulan II
Holding 3 bulan

0.0031%

0.0011%

0.0051%

0.0688%

-0.0002%

0.1378%

Forming 9 Bulan II
Holding 6 bulan

-0.0037%

-0.0072%

-0.0003%

0.1610%

-0.0034%

0.3253%

Forming 9 Bulan II
Holding 9 bulan

0.0417%

-0.0008%

0.0842%

0.1990%

0.0327%

0.3653%

Forming 9 Bulan II
Holding 12 bulan

0.0888%

0.0422%

0.1355%

0.4407%

-0.0162%

0.8976%

Forming Tahunan
Holding 3 bulan

0.0478%

-0.2154%

0.2937%

0.1957%

-0.0347%

1.0224%

Forming Tahunan
Holding 3 bulan

0.0588%

-0.1507%

0.2278%

0.2121%

-0.0953%

1.2865%

Forming Tahunan
Holding 3 bulan

0.0216%

-0.4413%

0.2170%

0.1925%

-0.0879%

1.1631%

Forming Tahunan
Holding 3 bulan

-0.0945%

-0.8460%

0.1997%

0.0660%

-0.0629%

0.2191%

Total

0.0475%

-1.6205%

1.2805%

0.0848%

-0.4554%

1.2865%

Sumber: Data penelitian, diolah.

129

JEB, Vol. 6, No. 2, Juli 2012: 109-136

Tabel 11
Uji Hipotesis Model Asset Pricing Empat Faktor
Panel A. Signifikansi Parsial
Portofolio Winner

Portofolio Loser

Model Asset Pricing


(Rm-Rf)
CAPM
CAPM+Size
CAPM+Distress
CAPM+Momentum
Size
Size+Distress
Size+Momentum
Distress
Distress+Momentum
Momentum
Fama & French
Market+Size+Momentum
Market+Distress+Momentum
Size+Distress+Momentum
Four Factor

0.551
0.350
0.915
0.050

SMB

HML

0.000

0.032
0.123
0.108
0.050

0.016

0.000
0.002
0.169
0.182

0.000
0.000
0.000
0.000

WML

0.147
0.000
0.023
0.001

0.077
0.641
0.001
0.001

0.000
0.000

0.000

HML

0.002

0.000

0.002
0.082
0.117

SMB
0.001

0.000
0.013
0.001

0.179

(Rm-Rf)

0.106

0.145
0.000
0.001

0.557
0.124
0.165

WML

0.167
0.124
0.165

0.035
0.002
0.169
0.182

0.179

0.064
0.091

0.104
0.002
0.082
0.117

0.620
0.097
0.682
0.757

Sumber: Data penelitian, diolah.

Panel B. Signifikansi Simultan


Portofolio Winner

Portofolio Loser

Model Asset Pricing


CAPM
CAPM+Size
CAPM+Distress
CAPM+Momentum
Size
Size+Distress
Size+Momentum
Distress
Distress+Momentum
Momentum
Fama & French
Market+Size+Momentum
Market+Distress+Momentum
Size+Distress+Momentum
Four Factor
Sumber: Data penelitian, diolah.

130

Adj.R2

DW

Sig.F

Adj.R2

DW

Sig.F

-0.91%
1.46%
5.92%
50.20%
1.63%
22.52%
55.14%
7.25%
55.88%
55.88%
21.79%
56.05%
56.50%
56.47%
57.01%

1.79
1.64
1.93
1.42
1.67
1.69
1.64
1.93
1.55
1.55
1.67
1.61
1.51
1.62
1.58

0.551
0.224
0.045
0.000
0.145
0.000
0.000
0.013
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000

5.08%
18.48%
16.26%
6.61%
16.81%
19.36%
15.87%
14.28%
17.28%
17.28%
20.46%
17.58%
18.42%
18.38%
19.39%

1.45
1.59
1.52
1.42
1.63
1.63
1.64
1.56
1.55
1.55
1.59
1.61
1.51
1.62
1.58

0.032
0.000
0.001
0.035
0.000
0.000
0.001
0.001
0.001
0.001
0.000
0.001
0.001
0.001
0.001

STRATEGI INVESTASI MOMENTUM: PROFIT.............................. (Dionysia Kowanda dan Rowland Bismark Fernando Pasaribu)

Tabel 12
Hasil Uji beda Rata-Rata Profit Momentum
Panel A. Portofolio Saham WinnerLoser Periode Pembentukan 3 Bulan dengan Periode pengujian 3, 6, 9, dan
12 bulan, Tahun 2005-2010
Periode
Pembentukan

Periode
Pengujian

Jan-Mar 05

3 Bulan
6 Bulan
9 Bulan
12 Bulan
3 Bulan
6 Bulan
9 Bulan
12 Bulan
3 Bulan
6 Bulan
9 Bulan
12 Bulan
3 Bulan
6 Bulan
9 Bulan
12 Bulan
3 Bulan
6 Bulan
9 Bulan
12 Bulan
3 Bulan
6 Bulan
9 Bulan
12 Bulan
3 Bulan
6 Bulan
9 Bulan
12 Bulan
3 Bulan
6 Bulan

Apr-Jun 05

Jul-Sep 05

Okt-Des 05

Jan-Mar 06

Apr-Jun 06

Jul-Sep 06

Okt-Des 06

Pemenang
Beda
Sig.t
0.0042%
0.0034%
0.0039%
0.0043%
0.0437%
0.0551%
0.0555%
0.0442%
0.0238%
0.0309%
0.0235%
0.0213%
0.0076%
-0.0007%
0.0021%
0.0017%
-0.00072%
0.00082%
0.00172%
0.00242%
0.0639%
0.0525%
0.0302%
0.0385%
0.0860%
0.0812%
0.0700%
0.0417%
0.0971%
0.0962%

.346
.258
.128
.041
.231
.045
.013
.028
.346
.076
.133
.095
.351
.940
.715
.714
.937
.875
.675
.469
.013
.005
.058
.007
.088
.023
.012
.102
.100
.014

Pecundang
Beda
Sig.t
0.0032%
-0.0035%
-0.0013%
0.0004%
0.0004%
0.0015%
0.0020%
0.0009%
0.0025%
0.0077%
0.0023%
0.0068%
1.6832%
1.3101%
1.2286%
0.0152%
-0.00140%
0.02078%
0.01945%
0.02530%
0.0797%
0.1445%
0.1187%
0.1418%
0.0549%
0.0492%
0.0501%
0.0564%
-0.0016%
0.0002%

.643
.559
.767
.905
.935
.649
.405
.665
.838
.368
.826
.433
.111
.202
.111
.992
.946
.150
.095
.011
.190
.016
.018
.003
.334
.266
.127
.083
.279
.881

131

JEB, Vol. 6, No. 2, Juli 2012: 109-136

Tabel 12. Panel A (Lanjutan)


Periode
Pembentukan

Periode
Pengujian

Jan-Mar 07

3 Bulan
6 Bulan
9 Bulan
12 Bulan
3 Bulan
6 Bulan
9 Bulan
12 Bulan
3 Bulan
6 Bulan
9 Bulan
12 Bulan
3 Bulan
6 Bulan
9 Bulan
12 Bulan
3 Bulan
6 Bulan
9 Bulan
12 Bulan
3 Bulan
6 Bulan
9 Bulan
12 Bulan
3 Bulan
6 Bulan
9 Bulan
12 Bulan
3 Bulan
6 Bulan
9 Bulan
12 Bulan

Apr-Jun 07

Jul-Sep 07

Okt-Des 07

Jan-Mar 08

Apr-Jun 08

Jul-Sep 08

Okt-Des 08

132

Pemenang
Beda
Sig.t
0.0175%
0.0113%
0.0327%
0.0212%
-0.0094%
0.0125%
-0.0116%
-0.0019%
0.1533%
0.0447%
0.0152%
-0.3243%
-0.2738%
-0.1110%
-0.1484%
-0.1154%
0.0437%
-0.0238%
-0.0259%
-0.0160%
-0.0052%
-0.0054%
-0.0036%
-0.0015%
-0.0495%
-0.0166%
0.0111%
0.0192%
-0.0003%
0.0083%
0.0091%
0.0074%

.428
.645
.098
.261
.800
.607
.594
.911
.267
.760
.885
.157
.252
.396
.188
.316
.060
.492
.472
.578
.070
.006
.007
.255
.385
.582
.616
.283
.979
.391
.201
.195

Pecundang
Beda
Sig.t
0.0075%
0.0064%
0.0086%
0.0035%
0.0074%
0.0059%
-0.0034%
-0.0038%
0.0355%
-0.0376%
-0.0295%
-0.0554%
-0.1216%
-0.0614%
-0.0357%
-0.0545%
-0.0037%
-0.0662%
-0.0572%
-0.0160%
-0.0162%
-0.0456%
-0.0201%
-0.0037%
-0.0636%
-0.0068%
0.0402%
0.0385%
0.0244%
0.1489%
0.1151%
0.0473%

.275
.288
.113
.552
.584
.518
.704
.593
.535
.366
.345
.026
.049
.269
.464
.227
.949
.092
.320
.756
.476
.029
.206
.785
.531
.905
.345
.257
.805
.080
.074
.379

STRATEGI INVESTASI MOMENTUM: PROFIT.............................. (Dionysia Kowanda dan Rowland Bismark Fernando Pasaribu)

Tabel 12. Panel A (Lanjutan)


Periode
Pembentukan

Periode
Pengujian

Jan-Mar 09

3 Bulan
6 Bulan
9 Bulan
12 Bulan
3 Bulan
6 Bulan
9 Bulan
12 Bulan
3 Bulan
6 Bulan
9 Bulan
12 Bulan
3 Bulan
6 Bulan
9 Bulan
12 Bulan
3 Bulan
6 Bulan
9 Bulan
12 Bulan
3 Bulan
6 Bulan
9 Bulan
12 Bulan
3 Bulan
6 Bulan
9 Bulan
12 Bulan
3 Bulan
6 Bulan
9 Bulan
12 Bulan

Apr-Jun 09

Jul-Sep 09

Okt-Des 09

Jan-Mar 10

Apr-Jun 10

Jul-Sep 10

Okt-Des 10

Pemenang
Beda
Sig.t
0.1069%
0.0851%
0.0439%
0.0457%
0.0020%
-0.0188%
0.0040%
-0.0051%
-0.0179%
0.0086%
0.0036%
0.0140%
0.0044%
0.0063%
0.0091%
0.0038%
-0.0150%
0.0063%
0.0122%
0.0116%
-0.0042%
0.0039%
0.0029%
0.0116%
-0.0137%
-0.0140%
0.0256%
0.0140%
-0.0210%
0.0476%
0.0230%
0.0230%

.034
.007
.065
.023
.959
.425
.919
.868
.636
.705
.828
.298
.544
.318
.058
.351
.679
.774
.451
.373
.764
.656
.684
.373
.736
.546
.312
.599
.470
.135
.526
.460

Pecundang
Beda
Sig.t
0.2726%
0.1955%
0.1076%
0.1923%
0.0147%
0.0073%
0.0092%
0.0097%
-0.0385%
0.0025%
-0.0180%
-0.0100%
0.0618%
-0.0069%
-0.0062%
0.0003%
-0.0006%
0.0052%
0.0072%
0.0046%
-0.0010%
-0.0012%
-0.0028%
0.0046%
0.0087%
0.0056%
0.0054%
0.0020%
-0.0145%
-0.0063%
-0.0096%
-0.0039%

.099
.045
.145
.004
.269
.413
.220
.142
.080
.954
.545
.684
.059
.823
.771
.984
.922
.389
.129
.207
.820
.716
.292
.207
.097
.106
.059
.485
.315
.448
.231
.611

Sumber: Data penelitian, diolah.

133

JEB, Vol. 6, No. 2, Juli 2012: 109-136

Panel B
Portofolio Saham WinnerLoser Periode Pembentukan 6 Bulan dengan Periode Pengujian 3, 6, 9, dan 12
bulan, Tahun 2005-2010
Periode
Pembentukan

Periode
Pengujian

Jan-Jun 05

3 Bulan
6 Bulan
9 Bulan
12 Bulan
3 Bulan
6 Bulan
9 Bulan
12 Bulan
3 Bulan
6 Bulan
9 Bulan
12 Bulan
3 Bulan
6 Bulan
9 Bulan
12 Bulan
3 Bulan
6 Bulan
9 Bulan
12 Bulan
3 Bulan
6 Bulan
9 Bulan
12 Bulan
3 Bulan
6 Bulan
9 Bulan
12 Bulan
3 Bulan
6 Bulan
9 Bulan
12 Bulan

Jul-Des 05

Jan-Jun 06

Jul-Des 06

Jan-Jun 07

Jul-Des 07

Jan-Jun 08

Jul-Des 08

134

Pemenang
Beda
Sig.t
-0.0065%
-0.0024%
0.0000%
-0.0044%
0.0361%
0.0139%
0.0205%
0.0263%
0.0158%
0.0114%
0.0094%
0.0128%
0.3047%
0.1655%
0.1133%
0.1545%
-0.0238%
0.0472%
-0.0020%
0.0131%
-0.0475%
-0.0245%
-0.0555%
-0.0647%
-0.0200%
-0.0138%
-0.0080%
0.0065%
-0.0061%
0.0091%
0.0106%
0.0084%

.725
.817
1.000
.516
.041
.437
.146
.027
.367
.426
.415
.165
.025
.041
.117
.013
.770
.352
.965
.711
.692
.728
.326
.318
.321
.448
.535
.563
.721
.483
.274
.277

Pecundang
Beda
Sig.t
-0.0024%
-0.0005%
-0.0001%
-0.0002%
0.0345%
0.0123%
0.0174%
0.0172%
0.0807%
0.0955%
0.0665%
0.0538%
0.0045%
0.0143%
0.0075%
0.0119%
-0.0030%
-0.0029%
-0.0043%
-0.0028%
-0.1082%
-0.0427%
-0.0487%
-0.0554%
-0.0040%
-0.0124%
-0.0069%
0.0012%
0.0192%
0.1574%
0.1172%
0.0476%

.417
.787
.967
.905
.136
.639
.386
.342
.145
.038
.055
.070
.780
.189
.545
.281
.726
.553
.342
.437
.100
.259
.071
.019
.809
.346
.463
.880
.847
.065
.068
.373

STRATEGI INVESTASI MOMENTUM: PROFIT.............................. (Dionysia Kowanda dan Rowland Bismark Fernando Pasaribu)

Tabel 12. Panel B (Lanjutan)


Periode
Pembentukan

Periode
Pengujian

Jan-Jun 09

3 Bulan
6 Bulan
9 Bulan
12 Bulan
3 Bulan
6 Bulan
9 Bulan
12 Bulan
3 Bulan
6 Bulan
9 Bulan
12 Bulan
3 Bulan
6 Bulan
9 Bulan
12 Bulan

Jul-Des 09

Jan-Jun 10

Jul-Des 10

Pemenang
Beda
Sig.t
0.0103%
0.0042%
0.0068%
0.0058%
0.0267%
0.0155%
0.0252%
0.0145%
0.0133%
0.0057%
0.0032%
0.0023%
-0.0124%
0.0464%
0.0275%
0.0213%

.343
.553
.267
.275
.182
.262
.022
.107
.006
.116
.352
.412
.523
.120
.355
.392

Pecundang
Beda
Sig.t
0.0212%
-0.0010%
0.0266%
0.0186%
0.0625%
-0.0108%
-0.0075%
0.0006%
-0.0052%
-0.0039%
-0.0039%
-0.0017%
0.0005%
-0.0001%
-0.0001%
0.0007%

.652
.973
.522
.584
.056
.727
.727
.972
.552
.483
.371
.648
.626
.897
.924
.222

Sumber: Data penelitian, diolah.

135

JEB, Vol. 6, No. 2, Juli 2012: 109-136

Panel C
Portofolio Pemenang-Pecundang Periode Pembentukan 12 Bulan Periode Pengujian 3, 6, 9, dan 12 bulan,
Tahun 2005-2010
Periode
Pembentukan

Periode
Pengujian

Jan-Des 05

3 Bulan
6 Bulan
9 Bulan
12 Bulan
3 Bulan
6 Bulan
9 Bulan
12 Bulan
3 Bulan
6 Bulan
9 Bulan
12 Bulan
3 Bulan
6 Bulan
9 Bulan
12 Bulan
3 Bulan
6 Bulan
9 Bulan
12 Bulan
3 Bulan
6 Bulan
9 Bulan
12 Bulan

Jan-Des 06

Jan-Des 07

Jan-Des 08

Jan-Des 09

Jan-Des 10

Sumber: Data penelitian, diolah.

136

Pemenang
Beda
Sig.t
0.0186%
0.0149%
0.0346%
0.0399%
-0.0345%
-0.0156%
-0.0117%
-0.0229%
-0.2900%
-0.1492%
-0.1632%
-0.1693%
0.0112%
0.0574%
0.0443%
0.0324%
0.0152%
0.0111%
0.0147%
0.0083%
0.0016%
0.0003%
-0.0027%
-0.0017%

.253
.365
.014
.002
.536
.638
.625
.267
.244
.286
.156
.148
.694
.076
.061
.072
.183
.237
.046
.171
.624
.858
.151
.326

Pecundang
Beda
Sig.t
0.0248%
0.0033%
0.0354%
0.0360%
-0.0036%
0.0018%
0.0010%
0.0004%
0.0031%
0.0097%
0.0092%
0.0093%
0.0215%
0.1550%
0.1139%
0.0440%
0.0307%
-0.0288%
-0.0216%
-0.0125%
0.0031%
0.0017%
0.0013%
0.0017%

.528
.925
.193
.143
.418
.712
.801
.902
.683
.073
.086
.112
.822
.058
.064
.394
.057
.278
.241
.377
.632
.668
.750
.633

Você também pode gostar