Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Alat bantu
pembelajaran
Ruang diskusi
Sarana audio-visual
Internet connection
Evaluasi
1. Pada awal kegiatan dilaksanakan pre-test yang bertujuan untuk menilai kinerja
awal peserta didik dan untuk mengidentifikasi kekurangan yang ada.
2. Proses penilaian oleh fasilitator dalam small group discussion yang membahas
hal-hal yang berkaitan dengan penuntun belajar.
3. Role play bersama teman sejawat (peer assisted learning) atau SP (standardized
patient). Pada kegiatan ini peserta didik yang bersangkutan tidak diperkenankan
membawa tuntunan belajar. Tuntunan belajar dipegang oleh rekan-rekan lain yang
bertugas melakukan evaluasi (peer assisted evaluation).
4. Direct observation oleh fasilitator melalui metode bedside teaching di mana
peserta didik yang bersangkutan mengaplikasikan penuntun belajar kepada pasien
sesungguhnya. Pada kegiatan ini, fasilitator memberikan penilaian:
Perlu perbaikan: pelaksanaan belum benar atau sebagian langkah tidak
dilaksanakan.
Cukup: pelaksanaan sudah benar tetapi tidak efisien, misalnya kurang
mempertimbangkan kenyamanan pasien atau waktu pemeriksaan terlalu
lama.
Baik: pelaksanaan baik dan benar.
Pada akhir kegiatan dilakukan diskusi antara peserta didik dengan
fasilitator sebagai sarana untuk memberi masukan dan memperbaiki kekurangan
yang ada.
5. Self assesment dan peer assisted evaluation menggunakan penuntun belajar.
6. Direct observation oleh fasilitator dengan menggunakan evaluation checklist form
(lampiran 2). Peserta didik memberikan penjelasan secara lisan kepada fasilitator.
Kriteria penilaian yang digunakan: cakap/tidak cakap/lalai. Di akhir penilaian
peserta didik diberi masukan dan bila perlu diberikan tugas yang dapat
memperbaiki kinerja (task-based medical education).
7. Formatif: penilaian melalui ujian tulis (MCQ, essay) dan ujian kasus.
Target
1. PPDS tahap I: pencapaian kompetensi kompeten
2. PPDS tahap II: pencapaian kompetensi profisiens
Staf Pengajar
Staf pengajar adalah staf yang karena keahliannya diberi wewenang untuk membimbing,
mendidik dan menilai peserta didik. Staf pengajar dibagi 3 kelompok,yaitu :
1. Pembimbing, yaitu staf yang mepunyai tugas melaksanakan pengawasan dan
bimbingan dalam peningkatan ketrampilan peserta didik, tetapi tidak diberi
tanggung jawab atas peningkatan bidang ilmiah (kognitif). Kualifikasi
pembimbing adalah Dokter Spesialis Penyakit Dalam yang ditunjuk oleh Ketua
2
Departemen dan minimal telah memiliki masa kerja sebagai spesialis penyakit
dalam selama minimal 3 tahun.
2. Pendidik, yaitu staf yang selain mempunyai tugas sebagai pembimbing, juga
bertanggung jawab atas bimbingan peningkatan bidang ilmiah (kognitif).
Kualifikasi pembimbing adalah seorang Dokter Spesialis Penyakit Dalam
Konsultan (SpPD-K) dengan kekhususan Pulmonologi.
3. Penilai, yaitu staf yang selain mempunyai tugas sebagai pembimbing dan
pendidik, juga diberi wewenang untuk menilai hasil belajar peserta didik.
Kualifikasi penilai adalah seorang Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan
(SpPD-K) dengan kekhususan Pulmonologi yang telah menjadi SpPD-K minimal
3 tahun.
Referensi
1. Halim H. Penyakit-Penyakit Pleura. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I,
Simadibrata M, Setiati S. Editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi IV.
Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. 2006; p.1066-71.
2. Disorders of the Respiratory System. In: Persing G. Advanced Pracitioner
Respiratory Care Review. Philadelphia: W.B. Saunders. 1994; p.158-9.
3. Sahn SA. Pleural Efusions. In: Parsons PE, Heffner JE. Editors. Pulmonary
Respiratory Therapy Secrets. Colorado: Book Promotion and Service. 1997;
p.408-11.
4. Acid Base Balance. In: Jefferies A, Turley A. Respiratory System. London:
Mosby. 1999; p.80-5.
5. Kinasewitz GT. Pleural Fluid Dyamics and Effusions. In: Fishman AP, Elias JA,
Fishman JA, Grippi MA, Kaise LR, Senior RM. Editors. Fishmans Pulmonary
Diseases and Disorders. Third Edition. New York: McGraw-Hill. 1998; p.1389410.
6. Chestnutt MS, Prendergast TJ. Lung. In: Tierney LM, McPhee SJ, Papadakis MA.
Editors. Current Medical Diagnosis and Treatment. Fourty Second Edition. San
Fransisco: McGraw Hill. 2003; p.299-302.
7. Colt HG. Pleural Effusion. In: Bordow RA, Ries AL, Morris TA. Editors. Manual
of clinical Problems in Pulmonary Medicine. Sixth Edition. Philadelphia:
Lippincott Williams and Wilkins. 2006; p.63-6.
8. Jablons D, Cameron RB, Turley K. Thoracic Wall, Pleura, Mediastinum and
Lung. In: Way LW, Doherty GM. Editors. Current Surgical Diagnosis and
Treatment. Eleventh Edition. California: McGraw-Hill. 2003; p.357-71.
9. Sahn SA. Pleural Diseases. In: American College of Chest Physicians Pulmonary
Board Review. Illinois: AACM. 2005; p.175-198.
No
Tanggal
No Rekam Medis
PENUNTUN BELAJAR
ANALISA CAIRAN PLEURA
Kegiatan/langkah klinik
Kesempatan ke
1
I
1.
2.
3.
II
1.
2.
3.
4.
III
IV
ANAMNESIS
Menyapa pasien dan keluarganya, memperkenalkan
diri dan menjelaskan maksud anda.
Menjelaskan kemungkinan diagnosis pasien dan
perlunya dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk
menatalaksana keadaan pasien.
Menjelaskan tujuan analisa cairan pleura
PEMERIKSAAN FISIK
Terangkan akan dilakukan pemeriksaan fisik pada
pasien
Tentukan keadaan umum
Lakukan pengukuran tanda vital: kesadaran,
tekanan darah, laju nadi, laju pernapasan, dan suhu
tubuh.
Pemeriksaan paru yang meliputi inspeksi, palpasi,
perkusi, dan auskultasi paru. Apakah pada perkusi
terdapat daerah yang redup? Bagaimana suara
napas? Apakah terdapat bunyi napas tambahan
(mengi, ronkhi)?
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menentukan
pemeriksaan
penunjang
yang
diperlukan untuk keperluan analisa cairan pleura
(protein, LDH, glukosa darah)
DIAGNOSIS
Menentukan diagnosis berdasarkan keadaan klinis
V
1.
2.
3.
pasien.
Menentukan diagnosis berdasarkan keadaan klinis
dan pemeriksaan fisik pasien.
Menentukan diagnosis berdasarkan keadaan klinis,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang dan hasil
analisa cairan pleura.
PENATALAKSANAAN
Edukasi pasien dan keluarga mengenai penyakit dan
tatalaksana yang sesuai.
Menentukan tatalaksana pasien berdasarkan hasil
analisa cairan pleura.
Menentukan prognosis pasien berdasarkan hasil
analisa cairan pleura.
No
I
1.
2.
II
1.
2.
3.
4.
5.
Tanggal
No Rekam Medis
DAFTAR TILIK
ANALISA CAIRAN PLEURA
Kegiatan/langkah klinik
Hasil penilaian
Lalai
Tidak Cakap
cakap
ANAMNESIS
Sikap profesionalisme:
Menghormati pasien
Empati
Kasih sayang
Menumbuhkan kepercayaan
Mempertimbangkan kenyamanan pasien
Terampil berkomunikasi secara verbal
Terampil menggunakan komunikasi nonverbal (kontak mata, bahasa tubuh)
Menarik kesimpulan gejala dan tanda yang ada.
PEMERIKSAAN FISIK
Sikap profesionalisme:
Menghormati pasien
Empati
Kasih sayang
Menumbuhkan kepercayaan
Mempertimbangkan kenyamanan pasien
Terampil berkomunikasi secara verbal
Terampil menggunakan komunikasi non-verbal
(kontak mata, bahasa tubuh)
Menentukan keadaan umum
Pengukuran tanda vital: kesadaran, tekanan darah,
laju nadi, laju pernapasan, dan suhu tubuh
Pemeriksaan dada
Pemeriksaan paru
III
IV
V
1.
2.
3.
USULAN PEMERIKSAAN
Merencanakan pemeriksaan penunjang yang
diperlukan unuk analisa cairan pleura
DIAGNOSIS
Menegakkan diagnosis berdasarkan keadaan klinis,
pemeriksaan fisik pemeriksaan penunjang dan hasil
analisa cairan pleura
PENATALAKSANAAN
Memberikan terapi yang sesuai dengan keadaan
klinis dan hasil analisa cairan pleura
Memberi edukasi mengenai tatalaksana yang
diberikan
Memantau terapi yang diberikan
Transudat
Protein <30 g/dL
Laktat dehidrogenase <200 IU/L
Biasanya bilateral
Transudat
Gagal jantung kiri
Hipoproteinemia
Perikarditis konstriktif
Hipotiroid
Sirosis
Efusi Pleura
Eksudat
Protein >30 g/dL
Laktat dehidrogenase >200 IU/L
Pada penyakit fokal: unilateral
Pada penyakit sistemik: bilateral
Beberapa hasil analisa cairan pleura dapat digunakan sebagai patokan dalam
menilai kemungkinan diagnosis dan prognosis, yaitu:
10