Você está na página 1de 9

CHAPTER II

PROFESI AKUNTAN PUBLIK


Kantor Akuntan Publik
kantor akuntan publik merupakan sebuah organisasi yang bergerak dibidang jasa. Jasa
yang diberian berupa jasa audit operasional, audit kepatuhan (compliance audit) dan
audit laoran keuangan.
1. Kantor Akuntan Publik Internasional
2. Kantor Akuntan Publik Nasional
3. Kantor Akuntan Publik Lokal dan Regional
4. Kantor Akuntan Publik Lokal Kecil

Standar Profesional Akuntan Publik


SPAP merupakan kodifikasi berbagai pernyataan standar tenis yang merupaan panduan
dalam memberikan jasa bagi Akuntan Publik d Indonesia. SPAP dkeluarkan oleh Dewan
Standar Profesional Auntan Publik Institut Akuntan Publik Indonesia (DSPAP IAPI).
Tipe Standar Profesional yang digunakan untuk mengatur mutu jasa yang dihasilkan
oleh profesi akuntan publik di Indonesia:
1. Standar Auditing

Standar auditing adalah sepuluh standar yang ditetapkan dan disahkan oleh
Institut Auntan Publik Indonesia (IAPI), yang terdiridari standar umum, standar
pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan beserta interpretasinya. Standar
auditing merupaan pedoman audit atas laporan keuangan historis. Standar
auditing terdiri atas sepuluh standard an dirinci dalam bentuk Pernyataan
Standar Auditing (PSA). Dengan demikian PSA merupakan penjabaran lebih
lanjut masing-masing standar yang tercantum di dalam standar auditing. Di
Amerika Serikat standar auditing semacam ini disebut Generally Accepted
Auditing Standards (GAAS) yang dikeluarkan oleh the American Institute of
Certified Public Accountants (AICPA).
Standar Umum
1) Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian
dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.
2) Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam
sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.
3) Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib
menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.

Standar Pekerjaan Lapangan


1) Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten

harus disupervisi dengan semestinya.


2) Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk
merencanakan audit dan menentukan sifat, saat dan lingkup pengujian yang
akan dilakukan.
3) Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,
pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai
untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.
Standar Pelaporan
1) Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun

sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.


2) Laporan aditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada
ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dan penyusunan laporan
keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi
tersebut dalam periode sebelumnya.
3) Pengungkapan informative dalam laporan keuangan harus dipandang
memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
4) Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat megenai laporan
keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian
tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat
diberikan, maka alasannya harus dinyatakan.
2. Standar Atestasi
Atestasi (attestation) adalah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan yang
diberikan oleh seorang yang independen dan kompeten yang menyatakan apakah
asersi (assertion) suatu entitas telah sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Asersi adalah suatu pernyataan yang dibuat oleh satu pihak yang dimaksudkan
untuk digunakan oleh pihak lain, contoh asersi dalam laporan keuangan historis
adalah adanya pernyataan manajemen bahwa laporan keuangan sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku mum. Standar atestasi membagi tiga tipe
perikatan atestasi (1) pemeriksaan (examination), (2) review, dan (3) prosedur
yang disepakati (agreed-upon procedures).
3. Standar JasaAkuntansi dan Review
Standar jasa akuntansi dan review memberikan rerangka untuk fungsi nonatestasi bagi jasa akuntan publik yang mencakup jasa akuntansi dan review. Sifat
pekerjaan non-atestasi tidak menyatakan pendapat, hal ini sangat berbeda

dengan tujuan audit atas laporan keuangan yang dilaksanakan sesuai dengan
standar auditing. Tujuan audit adalah untuk memberikan dasar memadai untuk
menyatakan suatu pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan,
sedangkan dalam pekerjaan non-atestasi tidak dapat dijadikan dasar untuk
menyatakan pendapat akuntan.
Jasa akuntansi yang diatur dalam standar ini antara lain:
1) Kompilasi laporan keuanan
Penyajian informasi-informasi yang merupakan pernyataan manajemen
(pemilik) dalam bentuk laporan keuangan.
2) Review atas laporan keuangan
Pelaksanaan prosedur permintaan keterangan dan analisis yang
menghasilkan dasar memadai bagi akuntan untuk memberikan keyakinan
terbatas, bahwa tidak terdapat modifikasi material yang harus dilakukan atas
laporan keuangan agar laporan tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum di Indonesia.
3) Laporan keuangan komparatif
Penyajian informasi dalam bentuk laporan keuangan dua periode atau lebih
yang disajikan dalam bentuk berkolom.
4. Standar Jasa Konsultasi
Standar jasa konsultasi merupakan panduan bagi akuntan publik yang
menyediakan jasa knsultasi bagi kliennya melalui kantor akuntan publik. Dalam
jasa konsultasi, akutan publik menyajikan temuan, kesimpulan dan rekomendasi.
Sifat dan lingkup pekerjaan jasa konsultasi ditentukan oleh perjanjian antara
akuntan publik dan kliennya.
Jasa konsultasi dapat berupa:
1) Konsultasi (consulation)
Memberikan konsultasi atau saran professional (professional advise)
berdasarkan pada kesepaatan bersama dengan klien. Contoh: review dan
komentar terhadap rencana bisnis buatan klien.
2) Jasa pemberian saran professional (advisory services)
Mengembangkan temuan, kesimpulan, dan rekomendasi untuk
dipertimbangkan dan diputuska oleh klien. Contoh: pemberian bantuan
dalam proses perencanaan strategik.
3) Jasa implementasi
Mewujudkan rencana kegiatan menjadi kenyataan. Sumberdaya dan personel
klien digabung dengan sumber daya dan personel akuntan publik untuk

mencapai tujuan implementasi. Contoh: penyediaan jasa instalasi sistem


computer dan jasa pendukung yang berkaitan.
4) Jasa transaksi
Menyediakan jasa yang berhubungan dengan beberapa transaksi khusus
klien yang umumnya dengan pihak ketiga. Contoh: jasa pengurusan
kepailitan.
5) Jasa penyediaan staf dan jasa pendukung lainnya
Menyediakan staf yang memadai (dalam hal kompetensi dan jumlah) dan
kemungkinan jasa pendukung lain untuk melaksanakan tugas yang
ditentukan oleh klien. Staf tersebut akan bekerja dibawah pengarahan klen
sepanjang keadaan mengharuskan demikian. Contoh: manajemen fasilitas
pemrosesan data.
6) Jasa produk
Menyediakan bagi klien suatu produk dan jasa professional sebagai
pendukung atas instalasi, penggunaan, atau pemelihaaan produk tertentu.
Conto: penjualan dan penyerahan paket program pelatihan, penjualan dan
implementasi perangkat lunak computer.
5. Standar Pengendalian Mutu
Standar Pengendalian Mutu memberikan panduan bagi kantor akuntan public di
dalam melaksanakan pengendalian kualitas jasa yang dihasilkan oleh kantornya
dengan mematuhi berbagai standar yang diterbitkan oleh Dewan Standar
Profesional Akuntan Publik Institut Akuntan Publik Indonesia dan Atura Etika
Kompartemen Akuntan Publik yang diterbitkan oleh IAPI.
Unsur-unsur pengendalian mutu yang harus diterapkan oleh setiap KAP pada
semua jenis jasa audit, atestasi dan konsultasi, meliputi:
1) Independensi, integritas, dan objektivitas
2) Manajemen kepegawaian
3) Penerimaan dan kelanjutan klien serta penugasan
4) Kinerja penugasan konsultasi
5) Pemantauan prosedur
6)

CHAPTER III
LAPORAN AUDIT
Laporan audit adalah tahap akhir dari keseluruhan proses audit. Laporan
berfungsi menyampaikan temuan-temuan auditor kepada pengguna laporan keuangan
untuk memberikan keandalan dari laporan keuangan. Oleh karena itu, laporan
merupakan hal yang esensial dalam penugasan audt dan assurance.
Laporan Audit Bentuk Baku
Agar pengguna laporan dapat memahami laporan audit, profesi telah
menyediakan standar kalimat yang digunakan dalam laporan audit. Laporan audit
bentuk baku disebut sebagai suatu opini yang bersih (clean opinion) karena tidak
terdapat suatu situasi yang memerlukan kualifikasi atau modifikasi dalam pendapat
auditor.
Unsur-unsur Laporan Audit Bentuk Baku
1. Judul Laporan

Dicantumkan kata independen yang menunjukkan bahwa audit dalam


segala aspeknya dilaksanakan secara objetif/tidak memihak
2. Alamat Laporan Audit
Laporan dialamatkan kepada pemegang saham untuk menunjukkan bahwa
auditor tersebut independen terhadap perusahaan dan dewan direksi perusahaan
yang diaudit.
3. Paragraf Pendahuluan
Paragraf pertama menunjukkan tiga hal, yaitu:
a. Pernyataan sederhana bahwa kantor akuntan public telah melaksanakan
audit.
b. Pernyataan bahwa laporan keuangan telah diaudit, dicantumkan tanggal
neraca dan periode akuntansi
c. Pernyataan bahwa laporan keuangan merupakan tanggung jawab
manajemen, sedangkan tanggung jawab auditor terletak pada pernyataan
pendapat atas laporan keuangan berdasarkan pelaksanaan audit. Pernyataan
ini untuk mengklarifikasikan peran manajemen dan auditor.
4. Paragraf ruang lingkup
Berisi pernyataan faktual tentang apa yang dilakukan auditor selama proses
audit. Bagian pernyataan dalam paragraf ruang lingup:

a. Pernyataan audit dirancang untuk memperoleh keyakinan yang memadai

bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji yang material. Keyakinan
yang memadai bermakna bahwa audit tidak diharapkan untuk menghapuskan
seluruh kemungkinan hadirnya kesalahan penyajian yang material. Kata
salah saji material menunjukkan bahwa auditor hanya bertanggung jawab
dalam mencari kesalahan penyajian yang signifikan, bukan pada kesalahan
yang tidak mempengaruhi pembuatan keputusan oleh pengguna laporan
keuangan.
b. Membahas bahwa auditor yakin bahwa bukti audit yang dikumpulkan telah
memberikan dasar yang memadai bagi pernyataan pendapat.
c. Pernyataan bahwa auditor mengevaluasi ketepatan penggunaan prinsip
akuntansi, estimasi-estimasi, serta pengungkapan dan penyajian laporan
keuangan.
5. Paragraf Pendapat
Paragraf terakhir yang menyajikan kesimpulan auditor berdasarkan hasil dari
proses yang telah dilakukan. Auditor diwajibkan menyatakan pendapatnya
tentang keseluruhan laporan keuangan termasuk kesimpulan tentang apakah
perusahaan telah mengikuti prinsip akuntansi yang berlaku umum. Dinyatakan
sebagai suatu pendapat/opini, bukan sebagai pernyataan mutlak atau suatu
jaminan karena menunjukkan kemungkinan bahwa di dalam aporan keuangan
masih terdapat resiko informasi.
6. Tanda tangan nama dan nomor register akuntan publik
Menunjukkan nama paprtner yang akan bertanggung jawab secara hokum dan
jabatan atas mutu auditnya menurut standar professional.
7. Tanggal Laporan Audit
Tanggal saat auditor menyelesaikan prosedur audit terpenting di lokasi
pemeriksaan.

Kategori Laporan Audit


1. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian

Laporan audit dengan pendapat wajar tanpa pengecualian/WTP/unqualified


opinion dibuat bila kondisi berikut terpenuhi:
1) Seluruh laporan neraca, laba-rugi, laporan saldo laba dan laporan arus kas
telah lengkap.
2) Semua aspek dari ketiga standar umm GAAS/SPAP telah dipatuhi dalam
penugasan audit.

3) Bukti audit yang cukup memadai telah terkumpul.


4) Laporan keuangan disajikan sesuai prinsip akuntansi berlaku umum.
5) Tidak terdapat situasi yang membuat auditor merasa perlu menambahkan

sebuah paragraf penjelasan atau modifikasi kalimat dalam laporan audit.


2. Pendapat tidak wajar/adverse opinion
Pendapat tidak wajar digunakan saat auditor percaya bahwa secara material
keseluruhan laporan keuangan telah disajikan secara tidak wajar sehingga
laporan keuangan tersebut tidak menyajikan posisi keuangan atau hasil usaha
dan arus kas yang wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
3. Pernyataan tidak memberikan pendapat/disclaimer of opinion
Laporan audit tidak memberikan pendapat diterbitkan saat auditor tidak dapat
meyakinkan dirinya sendiri karena kurangnya pengetahuan auditor bahwa
keseluruhan laporan keuangan yang disajikan secara wajar. Kewajiban untuk
menolak memberikan pendapat akan timbul jika teradapat pembatasan lingkup
audit atau terdapat hubungan yang tidak independen menurut kode etik
professional antara auditor dengan kliennya.
4. Pendapat wajar dengan pengecualian/qualified opinion
Laporan wajar dengan pengecualian diterbitkan akibat dari pembatasan lingkup
audit atau kegagalan dalam mematuhi prinsip akuntansi yag berlaku umum.
Laporan wajar dengan pengecualian hanya dapat diterbitkan pada saat auditor
mmenyimpulkan bahwa keseluruhan laporan keuangan disajikan secara wajar.
Laporan wajar dengan pengecualian dapat berbentuk pengecualian baik atas
lingkup maupun pendapat audit atau pengecualian atas pendapat saja.

Kondisi yang Menyebabkan Penyimpangan dari Pendapat Wajar Tanpa


Pengecualian
Terdapat dua kategori yang menyebabkan laporan keuangan tidak mendapatkan
unqualified opinion/WTP yaitu:
1. Laporan yang menyimpang dari laporan wajar tanpa pengecualian yang

disebabkan tiga kondisi:


a. Pembatasan ruang lingkup pemeriksaan auditor yang disebabkan oleh klien
dan oleh kendala lain di luar kekuasaan auditor maupun klien.
b. Laporan keuangan tidak disajikan sesuai standar akuntansi yang berlaku
umum.
c. Auditor tidak independen

2. Laporan wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi

kata/kalimat.

Penyebab Utama Ditambahkan Paragraf Penjelas atau Modifikasi Kalimat:


1. Tidak ada konsistensi dalam penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Jika terdapat perubahan prinsip akuntansi yang digunakan dalam laporan


keuangan yang mengakibatkan perubahan material, auditor harus menambahkan
paragraf penjelasan setelah paragraf pendapat. Paragraf penjelasan harus
ditambahkan baik pada perubahan prinsip yang bersifat sukarela maupun karena
adanya pernyataan akuntansi yang baru.
Konsistensi dan Komparabilitas:
a. Perubahan yang mempengaruhi konsistensi
a) Perubahan penilaian persediaan
b) Perubahan dalam entitas pelapora, seperti penambahan perusahaan baru
c) Perbaikan kesalahan yang melibatkan prinsip akuntansi, yaitu perubahan
dari prinsip akuntansi yang tidak diterima secara umum pada prinsip
yang diterima secara umum.
b. Perubahan yang memperngaruhi komparabilitas, tetapi tidak memperngaruhi
konsistensi
a) Perubahan estimasi
b) Perbaikan kesalahan yang tidak melibatkan prinsip akuntansi
c) Variasi format dan penyajian laporan keuangan
d) Perubahan akibat transaksi atau peristiwa yang sangat berbeda
2. Ketidakpastian atas kelangsungan hidup perusahaan.
Faktor yang dapat menimbulkan ketidakpastian atas kemampuan perusahaan
untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya:
a) Kerugian operasional atau kekurangan modal kerja yang signifikan
b) Ketidakmampuan perusahaan membayar kewajiban jatuh temponya
c) Kehilangan pelanggan utama, terjadi bencana, masalah ketenagakerjaan
d) Pengadilan, perundang-undangan, atau hal lainnya
3. Auditor menyetujui adanya penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku
umum.
Dalam situasi yang tidak umum, suatu penyimpangan dari prinsip akuntansi
yang telah disusun oleh sebuah lembaga untuk digunakan sebagai panduan
prinsip akuntansi, barangkali tidak memerlukan suatu pendapat wajar dengan
pengecualian atau pendapat tidak wajar.

4. Penekanan pada suatu masalah.

Dalam beberapa situasi, akuntan publik barangkali ingin memberikan penekanan


pada masalah tertentu yang terkait dengan laporan keuangan, walaupun ia
bermaksud untuk memberikan suatu pendapat wajar tanpa pengecualian.
5. Laporan yang melibatkan auditor lain.
Ketika auditor menyandarkan dirinya pada kantor akuntan publik lain untuk
melaksanakan sebagian proses audit, maka kantor akuntan publik utama
memiliki tiga alternatif pilihan:
1. Tidak memberikan referensi dalam laporan audit
2. Memberikan referensi dalam laporan (modifikasi kalimat)
3. Mengeluarkan pendapat wajar dengan pengecualian

Materialitas
Salah saji dalam laporan keuangandapat dianggap material jika pengetahuan atas
salah saji dapat memepengaruhi keputusan pemakai laporan keuangan secara rasional.
Hubungan materialitas dengan berbagai jenis pendapat:
Tingkat Materialitas
Tidak Materialitas

Pengaruh Terhadap Keputusan Pemakai


Keputusan biasanya tidak berpengaruh

Material

Keputusan biasanya

Jenis Pendapat
Wajar tanpa pengecualian

terpengaruh jikaWajar dengan pengecualian

informasi dimaksud penting terhadap


keputusan yang diambil.
Sangat Material

Sebagian besar dari seluruh keputusanMenolak

memberikan

yang didasarkan pada laporan keuanganpendapat atau pendapat tidak


sangat terpenngaruh.

wajar

Você também pode gostar