Você está na página 1de 6

MATERI PELATIHAN

BADAN KERETA
1. Umum
Badan kereta mempunyai fungsi yang sangat penting, yaitu selain melindungi
keselamatan dan memberikan kenyamanan bagi penumpang juga sebagai tempat
pemasangan komponen-komponen utama seperti bogie, sistem rem, coupler, pintu,
jendela, AC, engine, peralatan listrik dan sebagainya. Sehingga konstruksi badan kereta
dirancang dengan memperhatikan perkembangan komponen utama kendaraan serta
perkembangan tuntutan akomodasi untuk penumpang.
Dalam tulisan berikut ini selain diuraikan tentang ketentuan-ketentuan yang menjadi
persyaratan juga diuraikan tentang perkembangan teknologi dalam perancangan badan
kereta. Persyaratan-persyaratan meliputi karakteristik operasi, keamanan, ekonomis
dan estetika. Sedangkan perkembangan teknologi meliputi teknologi desain konstruksi
ringan dan dasar-dasar pemilihan material. Dimana hal tersebut menjadi dasar dalam
pemikiran, pertimbangan, dan pemilihan, selama berlangsungnya proses perancangan.
2. Persyaratan Dalam Desain Badan Kereta
Dalam merancang badan kereta, beberapa persyaratan yang harus diperhatikan adalah
sebagai berikut:
2.1 Karakteristik operasi
(a) Kecepatan kereta api
(b) Lalu lintas penumpang yang keluar masuk
(c) Lamanya perjalanan
(d) Kondisi lingkungan, jalan, stasiun dan batas ruang bebas yang dilalui.
(e) Penyusunan eksterior dan interior, antara lain:
- jumlah dan ukuran pintu dan jendela
- susunan kursi dan gang, letak kamar dan gang, dsb
(f) Pemakaian komponen-komponen:
- ventilasi
- penerangan
- tata suara
- saniter
2.2. Keamanan
PT. INKA

1/6

MATERI PELATIHAN

Keamanan perjalanan diutamakan bagi penumpang, sehingga kereta harus


dilengkapi pelindung keamanan terhadap:
(a) Bahaya derailment (keluar rel)
(b) Bahaya benturan/tabrakan
(c) Bahaya goncangan karena berhenti mendadak
(d) Bahaya tergores dan kejatuhan komponen
(e) Bahaya kebakaran yang disebabkan kebocoran listrik dan api
(f) Keadaan darurat lain (penyergapan, perang, dsb)
2.3. Kenyamanan dan estetika
Beberapa hal yang menyangkut kenyamanan dan estetika antara lain:
(a) Akomodasi tempat duduk
(b) Kapasitas penumpang
(c) Kondisi hunian (habitability)
(d) Kenyamanan pengendaraan (riding comfort)
(e) Kebisingan
(f) Tampak pandang interior dan eksterior
2.4 Aspek Ekonomis
(a) Investasi awal yang berupa ongkos produksi murah
Untuk meminimumkan ongkos produksi, hal-hal yang dapat dilakukan antara
lain adalah pengurangan jumlah komponen, penyederhanaan konstruksi,
pemilihan material yang tepat, dan pengurangan jam kerja melalui pemilihan
metode dan proses produksi yang tepat.
b) Hemat biaya operasi
Konstruksi dibuat ringan dengan tujuan untuk mengurangi energi yang
diperlukan pada saat traksi (hemat energi) dan juga untuk mengurangi efek
keausan dan kerusakan pada roda maupun track (rel) akibat beban yang besar.
(c) Biaya perawatan yang rendah
Struktur badan kereta didesain dengan menggunakan bahan tahan korosi
sehingga dapat menghemat biaya perawatan serta umur operasi diperkirakan
mencapai 20-30 tahun dengan keandalan yang tinggi terhadap kemudahan
dalam perawatan. Dipertimbangkan juga penerapan standarisasi suku
cadang/komponen, sehingga dapat diproduksi secara masal dan memudahkan
perawatan.

PT. INKA

2/6

MATERI PELATIHAN

3. Teknologi Konstruksi Badan Kereta


Dalam merancang badan kereta unsur utama yang harus dipenuhi adalah adalah
kekakuan yang tinggi . Ini berarti pula bahwa defleksi yang terjadi harus sangat kecil,
dengan demikian unsur kekakuan bahan sudah tidak dipermasalahkan lagi karena
tegangan yang terjadi pada bahan relatif kecil, jauh di bawah tegangan yang diijinkan
secara pembebanan statik.
Agar lebih aman terhadap terjadinya pembebanan dinamik seperti yang di alami oleh
badan kereta , maka perlu dijamin agar tegangan yang terjadi masih di bawah batas
tegangan lelahnya (endurance limit).
Untuk dapat mencapai harga tegangan yang kecil maka dimensi struktur konstruksi
harus besar, namun hal ini dapat berakibat konstruksi menjadi lebih berat.
Dengan demikian yang masih menjadi masalah adalah bagaimana merancang badan
kereta yang kuat tetapi ringan.
Perkembangan teknologi badan kereta saat ini cenderung untuk memperoleh badan
kereta yang seringan-ringannya agar muatan penumpang dapat ditingkatkan dan
konsumsi energi hemat. Hal yang dapat dilakukan untuk mewujudkan hal ini antara
lain adalah dengan desain konstruksi yang ringan dan pemilihan bahan yang lebih
ringan.
Desain Konstruksi Ringan
(a) Konstruksi Monocoque
Untuk mendapatkan desain konstruksi yang ringan, dalam perancangan konstruksi
badan kereta menggunakan jenis konstruksi monocoque. Pada konstruksi
monocoque seluruh elemen badan kereta mengalami tegangan akibat adanya beban
yang berupa berat muatan maupun berat badan kereta serta beban-beban dinamis
selama kereta beroperasi.
Dikarenakan seluruh tegangan yang terjadi terbagi merata pada seluruh elemen
konstruksi, maka tegangan yang terjadi pada masing-masing elemen menjadi kecil
sehingga tidak diperlukan dimensi elemen yang terlalu besar, dengan demikian
diharapkan berat konstruksi secara keseluruhan menjadi lebih ringan.
Sebagai konsekuensi perancangan konstruksi jenis monocoque, maka perlu
dilakukan hal-hal sebagai berikut:
- perhitungan dan analisis kekuatan konstruksi badan kereta dilakukan dengan
teliti menggunakan Finite Element Methode. Dengan menggunakan FEM badan
PT. INKA

3/6

MATERI PELATIHAN

kereta baik rangka dasar, dinding samping, maupun atap dapat dimodelkan
secara keseluruhan dan dihitung bersama-sama sehingga dapat diketahui defleksi
badan kereta serta aliran tegangan yang terjadi.

- dilakukan static test untuk lebih meyakinkan bahwa desain badan kereta tersebut
benar-benar kuat.

- kualitas pengerjaan dan perakitan yang baik, untuk itu diperlukan fasilitas
pengerjaan yang memadahi dan kualitas SDM yang terampil.

PT. INKA

4/6

MATERI PELATIHAN

- badan kereta yang terawat dengan prima, karena bila ada sebagian badan yang
mengalami kerusakan, misal akibat korosi, sehingga tidak dapat berfungsi dalam
menahan beban, maka beban tersebut akan ditanggung oleh bagian disebelahnya
yang belum mengalami kerusakan. Hal ini dapat mengakibatkan kenaikan
tegangan pada elemen yang masih utuh , sehingga bagian yang masih utuh
menjadi rusak. Pola kerusakan terjadi secara bertahap, yang mengakibatakan
kekuatan konstruksi menurun.
PENGURANGAN
BERAT
BADAN KERETA

ANALISA TEGANGAN
DAN KONFIRMASI
KEKUATAN
KEKAKUAN (RIGIDITY )

EVALUASI
COST
MAINTENABILITY
SERVICEABILITY
DLL

KONSTRUKSI
STRUKTUR MONOCOQUE
(LAY OUT, UKURAN
PINTU, JENDELA, DLL)

KONSTRUKSI
REARRANGEMENT & REMODELLING
(TERMASUK DIMENSI & JUMLAH) PINTU,
JENDELA
KONSENTRASI TEGANGAN
PENGUATAN PARSIAL
MATERIAL

MATERIAL
PEMILIHAN MATERIAL :
HIGH TENSILE STEEL
STAINLESS STEEL
ALUMINIUM ALLOY
FRP

APLIKASI Y ANG RASIONAL SESUAI


DENGAN KEGUNAAN DAN POSISINY A

BADAN KERETA
Y ANG RINGAN

MISCELLANEOUS
KETEBALAN PELAT Y ANG LEBIH TIPIS
WEIGHT SAVING
PERFORATION, DLL
Y ANG KONSISTEN TERHADAP
KEKUATAN Y ANG AKAN DICAPAI

(b) Crashworthiness
Untuk melakukan perancangan konstruksi kereta yang lebih ringan lagi, dengan
hanya menggunakan jenis konstruksi monocoque akan mengalami hambatan
ketika dihadapkan pada persyaratan keamanan dan keselamatan terhadap
tumbukan.
Persyaratan keamanan pada tumbukan pada perancangan-perancangan badan
kereta yang ada di Indonesia pada saat ini, didasarkan pada kemampuan badan
kereta dalam menahan beban kompresi misal 100 T, 150 T atau 200 T.
Perkembangan yang ada di luar negeri saat ini sudah menerapkan metode crash
zone yaitu dengan memasang struktur yang dapat menyerap impak pada bagian
ujung kabin, dimana pada saat terjadi tumbukan, semua energi yang timbul akan
diserap oleh struktur tersebut sampai hancur. Dengan demikian ruang penumpang
masih tetap utuh dan keselamatan penumpang dapat dijamin. Sedangkan bagian

PT. INKA

5/6

MATERI PELATIHAN

struktur yang hancur tersebut diganti dengan yang baru, mengingat bahwa bagian
struktur tersebut terpasang secara modular.

Dengan sudah adanya crash zone maka persyaratan beban kompresi 100 T, 150 T
atau 200 T sebaiknya sudah tidak diperlukan lagi, sehingga konstruksi yang
dihasilkan bisa menjadi lebih ringan.
Keuntungan lain dengan adanya crash zone adalah dapat mengeliminir terjadinya
efek buckling, baik buckling kearah vertikal maupun horisontal, ketika terjadi
tumbukan.
Buckling vertikal pada badan kereta akan menimbulkan goncangan yang sangat
hebat dan dilanjutkan dengan penggulingan, yang dapat mengakibatkan adanya
tumbukan internal antar penumpang atau penumpang dengan komponenkomponen interior. Begitu juga buckling arah horisontal disamping menimbulkan
akibat seperti pada buckling vertikal juga mengakibatkan kerusakan pada rel.
Selain kelengkapan struktur yang mampu menyerap energi impak, perlindungan
keselamatan terhadap penumpang juga dilakukan dengan memasang anti climbing
device pada bagian ujung kabin. Hal ini dilakukan untuk mecegah adanya
overriding antar kereta pada saat terjadi tumbukan.

PT. INKA

6/6

Você também pode gostar