Você está na página 1de 4

Novita Saulina

Kelas CM2
Akuntansi

Apa itu orang Kekristenan ?


Banyak sekali orang yang menyebut dirinya Kristen tetapi tidak mampu membedakan
antara kekristenan dengan agama. Mereka berpikir keduanya adalah sama. Tidak heran jika banyak
yang mengaku orang Kristen tapi yang dikejar adalah agamanya bukan kekristenannya. Banyak
orang juga yang non-Kristen tidak mengerti antara kekristenan dan agama, sehingga mereka
menolak semua bentuk yang berbau agama Kristen. Bagi non-Kristen, kekristenan itu terlalu
fanatik, tidak menghargai budaya dan adat-istiadat setempat, dan minim semangat toleransi
beragama dan sebagainya. Mereka mengidentikkan perilaku seseorang dengan hakikat agamanya,
padahal keduanya bisa berbeda.
Kamus Webster mendefinisikan orang Kristen sebagai orang yang mengaku percaya
kepada Yesus sebagai Kristus, atau percaya kepada agama yang berdasarkan pengajaran Yesus.
Walaupun ini adalah titik tolak yang bagus dalam memahami apa itu orang Kristen, sebagaimana
banyak definisi sekular lainnya, definisi ini kurang dapat menjelaskan kebenaran Alkitab mengenai
apa artinya menjadi seorang Kristen.
Sebelum kita membahas lebih jauh tentang kekristenan, kali ini saya akan menjelaskan
beberapa pendapat tokoh tokoh yang mebahas tentang kekristenan, diantaranya adalah Fowler.
Menurut Fowler, selama ini telah terjadi salah tafsir tentang hakikat kekristenan. Sebagian orang
memahami kekristenan identik dengan agama. secara umum agama berasal dari bahasa Latin yaitu
religio yang artinya mengikat. Kata religio juga bisa dipahami sebagai rasa hormat atau
pengabdian. Dari arti tersebut kita dapat memahami religio sebagai suatu pengakuan bahwa
manusia terikat kepada Allah dalam rasa hormat dan pengabdian. Selain kata religio, agama bisa
juga dipahami sebagai religare. Kata religare bisa dipecah menjadi re dan ligare. Kata re
adalah sebuah awalan yang berarti kembali, sedangkan kata ligare berarti mengikat dan melekat.
Arti kata religare adalah mengikat sesuatu secara bersama-sama. Fowler juga menemukan bahwa
teks-teks kitab suci juga menggunakan kata agama dalam bentuk yang berbeda.
Dalam Kis 11:26b. Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut
Kristen. Makin ke sini, makin banyak orang yang mengabaikan arti sesungguhnya dari
kekristenan. Kristen bukanlah sebuah agama dan bukanlah suatu kegiatan rutinitas, melainkan
suatu pribadi yang terbentuk karena mengakui dan menghormati Tuhan Yesus Kristus sebagai Guru

Besar dalam kehidupannya. Karenanya, ada tanda-tanda yang seharusnya menyertai dari mengikut
Kristus.
Dalam Kolose 2:23 [Peraturan-peraturan ini, walaupun nampaknya penuh hikmat dengan
ibadah buatan sendiri, seperti], Paulus memakai kata ethelothreskia. Kata ethelothreskia
berasal dari dua kata yaitu ethelo yang artinya kehendak, hasrat, kegembiraan atau kesenangan dan
kata threskeia yang artinya ibadah atau agama. Dalam terjemahan bahasa Inggris dipakai kata
agama, sedangkan dalam terjemahan bahasa Indonesia dipakai kata ibadah. Di surat tersebut
Paulus mengingatkan jemaat Kolose tidak jatuh pada konsep agama sebagai perilaku moral. Bagi
Paulus, tidak ada perbuatan baik atau bermoral yang bisa membuat manusia benar dan berkenan
dihadapan Allah. Agama sebagai perilaku moral hanyalah buatan dari ego manusia karena
kekristenan bukanlah agama moral.
Dalam Yak 1:26,27 [Jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak
mengekang lidahnya.maka sia-sialah ibadahnya. Ibadah yang murni.], Yakobus dengan jelas
memakai kata threskia yang berarti ibadah atau agama sebanyak dua kali. Yang pertama pada ayat
26, kata agama dipakai oleh Yakobus untuk menyindir orang-orang Kristen yang secara
penampilan dan perilaku kelihatannya saleh ternyata masih suka menggunakan mulut dan
ucapannya dengan sewenang-wenang terhadap orang lain, seperti: marah, menggosip, memaki,
menyumpah, dan lain sebagainya. Yang kedua pada ayat 27, kata agama dipakai oleh Yakobus
untuk menunjukkan hakikat agama yang sesungguhnya. Pengertian agama di ayat 26 merujuk
orang-orang yang pintar dalam bicara atau pun mengutip ayat-ayat alkitab tapi tidak ada tindakan
nyata sama sekali. Sedangkan pengertian agama di ayat 27 merujuk pada orang-orang yang tidak
banyak bicara tetapi lebih banyak berbuat. Bagi Yakobus, kekristenan yang sejati tidak tercermin
dalam ucapan, tetapi tercermin dalam ucapan dan tindakan.
Jika seseorang lebih menganggap denominasi gerejanya lebih hebat dibandingkan dengan
denominasi lain, apakah ia masih bisa dikatakan orang Kristen? Jika seseorang suka berdebat halhal teologi dan mengkritik ajaran orang lain salah sedangkan ajarannya yang paling benar, apakah ia
masih bisa dikatakan orang Kristen? Jika seseorang giat beribadah, pelayanan dan aktif dalam
organisasi gereja tetapi tidak peduli dengan orang-orang miskin dan terbuang dari masyarakat,
apakah ia masih bisa dikatakan orang Kristen? Jika seseorang pandai menghafal ayat-ayat alkitab,
tetapi ucapan yang keluar dari bibirnya selalu yang negatif, apakah ia bisa dikatakan orang Kristen?
Semuanya bisa dikatakan sebagai orang Kristen hanya sebatas pengertian agama dan bukan
kekristenan.

Jikalau kita menyebut diri Kristen, berarti seharusnya kita sungguh-sungguh menyediakan
diri mengikut-Nya dan dari situ kita disebut murid-Nya. Karena itu ciri khas kekristenan harus ada
tampak dalam kehidupan kita, apa itu? Ya, KASIH, itulah yang seharusnya menyertai kehidupan
kekristenan kita. Bagaimana untuk memiliki kasih dan menampakkannya dalam kehidupan ini?
Dikatakan dalam Matius 16:24. Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: Setiap orang yang
mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Dari ayat
tadi mengandung suatu pilihan bebas setiap orang yang mau mengikut Aku, mengikut-Nya
bukanlah suatu paksaan, namun yang mau mengikut-Nya haruslah menyangkal diri, memikul
salibnya, dan mengikut-Nya, dengan begitu kasih Kristus akan bertumbuh dalam kehidupan kita.
Jadi, menurut saya kekristenan yang seberanya itu adalah Kristus. Yang ditonjolkan di sini
bukan simbol dan perilaku keagamaan,melainkan pribadi dan teladan Kristus ketika Ia hadir dan
melayani manusia di dunia. Dibalik pribadi dan teladan Kristus, ada hakikat spiritual yang menjadi
landasan utama mengapa seseorang bisa disebut Kristen. Artinya, jika seseorang menyebut dirinya
orang Kristen, maka orang tersebut membawa panji seluruh kehidupan Kristus dalam dirinya.
Orang Kristen sejati selalu berupaya menghadirkan dan merefleksikan kehidupan Kristus dalam
kesadaran, ucapan dan tindakan. Itu sama artinya orang Kristen dan Kristus adalah satu.
Maksudnya, dalam kesatuan dengan Kristus, ego diri kita harus mundur sehingga yang tampak bagi
orang lain adalah kepribadian Kristus terpancar dalam diri kita. Hal ini sama dengan kesatuan
Kristus dengan Bapa-Nya di mana kepribadian Allah Bapa terlihat lewat tindakan, ucapan dan
pikiran Kristus.

Você também pode gostar