Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Oleh:
KELOMPOK II
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
2015
I.
PENDAHULUAN
2.
3.
4.
5.
6.
7.
I.3. Tujuan
Tujuan dari praktikum lapangan ini adalah untuk memahami bagaimana
pengertian dan sejarah dari perkembangan pupuk hayati, proses
pembuatan pupuk hayati, keunggulan dari pupuk hayati, keunggulan
pupuk hayati, serta bagaimana pupuk hayati itu sendiri dalam bidang
pertanian dan kehutanan.
II.
II.1.
ISI
bagian atas tanaman yang hijau digunakan sebagai pakan ternak. Sebagai
contoh pupuk hijau ini adalah sisasisa tanaman, kacang-kacangan, dan
tanaman paku air Azolla. Pupuk kandang merupakan kotoran ternak.
Limbah ternak merupakan limbah dari rumah potong berupa tulangtulang, darah, dan sebagainya. Limbah industri yang menggunakan bahan
pertanian merupakan limbah berasal dari limbah pabrik gula, limbah
pengolahan kelapa sawit, penggilingan padi, limbah bumbu masak, dan
sebagainya. Limbah kota yang dapat menjadi kompos berupa sampah kota
yang berasal dari tanaman, setelah dipisah dari bahan-bahan yang tidak
dapat dirombak misalnya plastik, kertas, botol, dan kertas.
Sejumlah bakteri penyedia hara yang hidup pada rhizosfir akar
(rhizobakteri) disebut sebagai rhizobakteri pemacu tanaman (plant
growthpromoting rhizobacteria=PGPR). Kelompok ini mempunyai
peranan ganda di samping (1) menambat N2, juga; (2) menghasilkan
hormon tumbuh (seperti IAA, giberelin, sitokinin, etilen, dan lain-lain);
(3) menekan penyakit tanaman asal tanah dengan memproduksi siderofor
glukanase, kitinase, sianida; dan(4) melarutkan P dan hara lainnya.
Sebenarnya tidak hanya kelompok ini yang memiliki peranan ganda
(multifungsi) tetapi juga kelompok mikroba lain seperti cendawan
mikoriza. Cendawan ini selain dapat meningkatkan serapan hara, juga
dapat meningkatkan ketahanan tanaman terhadap penyakit terbawa tanah,
meningkatkan toleransi tanaman terhadap kekeringan, menstabilkan
agregat tanah, dan sebagainya, tetapi berdasarkan hasil-hasil penelitian
yang ada peranan sebagai penyedia hara lebih menonjol daripada perananperanan lain. Pertanyaan yang mungkin timbul ialah apakah multifungsi
suatu mikroba tertentu apabila digunakan sebagai inokulan dapat terjadi
secara bersamaan.
FNCA Biofertilizer Project Group (2006) mengusulkan definisi pupuk
hayati sebagai substans yang mengandung mikroorganisme hidup yang
mengkolonisasi rizosfir atau bagian dalam tanaman dan memacu
pertumbuhan dengan jalan meningkatkan pasokan ketersediaan hara
primer dan/atau stimulus pertumbuhan tanaman target, bila dipakai pada
benih,permukaan tanaman, atau tanah.Pengertian pupuk hayati pada buku
ini lebih luas daripada istilah yang dikemukakan oleh Subha Rao (1982)
dan FNCA Biofertilizer Project Group (2006).Mereka hanya membatasi
istilah pupuk hayati pada mikroba, sedangkan istilah yang dipakai pada
buku ini selain melibatkan mikroba juga makrofauna seperti cacing
tanah.Bila inokulan hanya mengandung pupuk hayati mikroba, inokulan
tersebut dapat juga disebut pupuk mikroba (microbial fertilizer)
menjadi cadangan protein tanaman tetapi pada bintil ini juga terjadi
hubungan kausal antara keberadaan bakteri dan penambatan nitrogen.
Pada tanggal 20 September 1886, Hellriegel memberikan presentasi
tentang hasil penelitian mereka pada pertemuan ke-59 ilmuwan
pengetahuan alam dan dokter Jerman di Berlin. Pada tahun 1930-an dan
1940-an berjuta-juta hektar lahan yang ditanami berbagai tanaman di Uni
Soviet diberi inokulan Azotobacter. Inokulan diformulasikan dengan
berbagai cara dan disebut sebagai pupuk bakteri Azobakterin. Pupuk
bakteri lain yang disebut sebagai fosfobakterin mengandung Bacillus
megatherium dan telah digunakan secara luas di Eropa Timur. Bakteri ini
diduga menyediakan fosfat yang terlarut dari pool tanah ke tanaman.
Tetapi penggunaan kedua pupuk ini kemudian terhenti. Terjadinya krisis
energi pada tahun 1970-an telah mendorong kembali perhatian dunia
kepada penggunaan pupuk hayati.
Di Indonesia, pupuk hayati dalam bentuk inokulan bakteri bintil akar telah
digunakan untuk menginokulasi kedelai dalam skala besar pada tahun
1981 di daerah-daerah transmigrasi (Jutono, 1982 dalam Simanungkalit,
T.T). Padahal pembuatan inokulan skala laboratorium telah dimulai pada
tahun 1938 di Plantkundige Institut dan Laboratorium Treub di Bogor.
Jamur mikoriza adalah sekelompok jamur tanah yang diketahui dapat
berfungsi sebagai pupuk hayati. Sekalipun keberadaan jamur mikoriza
sudah diketahui lebih dari 100 tahun yang lalu, namun penggunaannya
sebagai pupuk hayati mungkin baru mulai sejak Mosse (1957) mengetahui
peran jamur mikoriza dalam penyerapan fosfor oleh tanaman.
Penggunaan pupuk hayati untuk membantu tanaman memperbaiki
nutrisinya sudah lama dikenal. Pupuk hayati pertama yang dikomersialkan
adalah rhizobia, yang oleh dua orang ilmuwan Jerman, F. Nobbe dan L.
Hiltner, proses menginokulasi benih dengan biakan nutrisinya dipatenkan.
Inokulan ini dipasarkan dengan nama Nitragin, yang sudah sejak lama
diproduksi di Amerika Serikat.
Di Indonesia sendiri pembuatan inokulan rhizobia dalam bentuk biakan
murni rhizobia pada agar miring telah mulai sejak tahun 1938, tapi hanya
untuk keperluan penelitian. Sedangkan dalam skala komersial pembuatan
inokulan rhizobia mulai di Laboratorium Mikrobiologi, Fakultas
Pertanian Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta sejak tahun 1981 untuk
memenuhi keperluan petani transmigran. Pada waktu itu inokulan
diberikan kepada petani sebagai salah satu komponen dalam paket yang
diberikan dalam proyek intensifikasi kedelai. Penyediaan inokulan dalam
II.3.
II.4.
II.5.
Menurut Aeron et al. (2011) ada beberapa jenis mikroba yang berpotensi
untuk dimanfaatkan. Bakteri tersebut antara lain Actinoplanes,
Agrobacterium,
Alcaligens,
Amorphosporangium,
Arthrobacter,
Azospirillum, Azotobacter, Bacillus, Burkholderia, Cellulomonas,
Enterobacter,
Erwinia,
Flavobacterium,
Gluconacetobacter,
Microbacterium, Micromonospora, Pseudomonas, Rhizobia, Serratia,
Streptomyces, Xanthomonas. Bakteri ini hidup baik di daerah rhizosfer,
sehingga mereka diberi nama rhizobakteri. Namun, bakteri ini difokuskan
pada Azospirillum.
Azospirillum
Azospirillum adalah bakteri yang hidup di daerah perakaran tanaman.
Bakteri ini berkembang biak terutama pada daerah perpanjangan akar dan
pangkal bulu akar. Sumber energi yang mereka sukai adalah asam organik
seperti malat, suksinat, laktat, dan piruvat (Hanafiah et al., 2009).
Genus Azospirillum
Menurut Reis et al. (2011), Azospirillum adalah bakteri gram negatif,
termasuk dalam phylum alphaproteobacteria. Bakteri ini hidup pada
lingkungan dan tanaman yang beraneka ragam, tidak hanya tanaman
agronomi yang penting, seperti sereal, tebu, rumput, tetapi juga pada
tanaman lain seperti kopi, buah-buahan dan bunga-bungaan. Azospirillum
adalah bakteri aerobik kemoorganotrop non-fermentatif, vibroid dan
memproduksi fitohormon, terutama auksin. Mereka menggunakan
beberapa sumber karbon terutama gula dan alkohol gula.
Satu spesies baru berhasil diisolasi dari tanah yang terkontaminasi minyak
oleh peneliti Taiwan yang menggunakan nutrisi agar. Spesies tersebut
diberi nama A. rugosum. Pada tahun 2009, dua spesies baru berhasil
ditemukan lagi, yaitu A. palatum dan A. picis.A. palatum diisolasi dari
tanah di China dan A. picis di Taiwan.Terakhir, spesies baru A. thiophilum
diisolasi dari Rusia.Walaupun spesies ini memiliki hubungan yang erat
dengan spesies Azospirillum lainnya, tetapi spesies ini mampu tumbuh
sebagai miksotropik pada kondisi yang mikroaerobik.
Isolasi Azospirillum spp.
Menurut Eckert et al. (2001) isolasi Azospirillum spp. dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut. Akar tanaman tertentu dan tanah rhizosfer
diambil dari lapangan di mana tanaman tersebut telah tumbuh lama di
sana. Akar-akar tanaman dicuci dengan air steril dan kemudian digerus
dalam larutan sukrosa 4% dengan menggunakan mortar dan pastel.Wadah
kecil (sekitar 10 ml) yang mengandung 5 ml medium NFb semi-solid
bebas nitrogen diinokulasi dengan larutan berseri dari gerusan akar atau
suspensi tanah rhizosfer.
Mekanisme (Azospirillum dalam Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman)
Mekanisme pertama yang diusulkan terhadap pemacuan pertumbuhan
tanaman oleh Azospirillum hampir sepenuhnya terkait dengan status
nitrogen dalam tanaman, melalui fiksasi biologi atau aktivitas enzim
reduktase nitrat. Akan tetapi, mekanisme ini kenyataannya kurang berarti
dari sisi agronomi dari yang pernah diharapkan. Dengan demikian,
mekanisme lain telah dipelajari dan diusulkan untuk genus mikroba ini,
antara lain produksi siderophore, pelarutan fosfat, biokontrol fitopatogen,
dan proteksi tanaman terhadap cekaman, seperti salinitas tanah, atau
senyawa beracun.
II.6.
Nodulin
Untuk meningkatan produktivitas kacang-kacangan diperlukan inokulan
bintil akar yang dapat mperbanyak bintil akar dan perkaran tanaman
melalui formulasi bahan pembawa alami.
BioNutrient
Untuk meningkatkan kualitas pupuk organik dan efisiensi pemupukan
diperlukan inokulan penyubur dan penyedia hara bagi tanaman.
BioNutrient: merupakan inokulan penyubur tanah dan penyedia hara,
untuk tanaman pangan, hortukultura dan perkebunan. Manfaat:
Meningkatkan aktivitas mikroba dalam tanah, kesuburan dan kesehatan
tanah mendukung produktivitas tanah yang berkelanjutan. Keunggulan: 1)
BioNPK
(biological
nitrogen-phosphorus-potassium
fertilizer)
mengandung bakteri penambat N2 , pelarut P dan penyedia K, serta
penghasil auksin pemacu tumbuh untuk memperkuat dan memperbanyak
perakaran, 2) Meningkatkan efisiensi pemupukan N, P, dan K pada
tanaman pangan hingga 50% dari dosis rekomendasi, 3) Dapat digunakan
untuk meningkatkan kualitas pupuk organik, dan 4) Diproses dengan
teknologi maju melalui teknik aseptis mutakhir dan sistem pengendalian
mutu yang menjamin keunggulan produk sampai ditingkat pengguna.
Tithoganic
Tithoganic merupakan pupuk kandang yang diperkaya dengan bahan
mineral dan bahan hijauan Tithonia diversifolia, yang mempunyai kadar
hara N, P dan K tinggi. Tithoganic mampu mengefisienkan dosis pupuk
organik sampai 50% dengan efek yang sama, serta dapat mengurangi
penggunaan pupuk an-organik 30%. Kegunaannya adalah Memperbaiki
sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Menyediakan unsur hara makro N, P,
K, Ca, Mg dan S dan unsur hara mikro Cu, Zn, Mn dan Fe serta hormon
tumbuh tanaman.
Biochar SP 50
Biochar SP 50 adalah formula pembenah tanah berbahan baku organik
berupa biochar atau lebih dikenal sebagai arang yang merupakan hasil
konversi dari limbah pertanian yang sulit didekomposisi melalui
pembakaran. Keunggulan biochar dapat mengurangi laju emisi CO2,
menciptakan habitat yang baik untuk mikroorganisma simbiotik karena
mampu menciptakan lingkungan yang bersifat netral khususnya pada
tanah-tanah masam serta, bentuknya yang stabil dalam tanah sehingga
mampu bertahan dalam waktu yang lama dan berfungsi sebagai cadangan
karbon. Kegunaan mampu mempercepat proses pemulihan tanah
terdegradasi terutama dalam peningkatan pH, kemampuan memegang air
(retensi air), meretensi hara, meningkatkan karbon total tanah (karbon
sink) dan KTK tanah.
Jerandi Super
Pupuk majemuk yang mengandung lebih dari satu unsu rhara diasumsikan
lebih efisien karena mengandung beberapa unsur hara seperti N, P, K, Ca,
Mg dan S dan unsur mikro yang memenuhi prinsip keseimbangan hara,
kelarutan haranya terkendali dan lebihe konomis. Lebih efektif dan efisien
karena komposisi hara disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan
karakteristik tanah.Dengan bentuk batangan maka aplikasinya lebih mudah
dan lebih praktis.Jerandi Super merupakan pupuk majemuk lengkap
khusus diformulasikan berdasarkan kebutuhan hara dan rekomendasi
pemupukan untuk tanaman jeruk, sifat-sifat tanah dan kandungan hara
daun jeruk.
Pugam
Pugam adalah pupuk khusus untuk lahan gambut yang berbahan baku
terak baja. Pugam bisa menekan emisi GRK mencapai 47% dgn
kematanagn hemik 59% pada gambut saprik, mampu menghemat
pemupukan hanya 650kg/ha untuk tanaman jagung, kacang dan padi.
Kegunaannya adalah Untuk memperbaiki media perakaran tanaman,
memperkuat batang padi serealia, tebu sehingga lebih tahan terhadap
penyakit dan lodging, serta mampu menekan emisi GRK, Meningkatkan
Unsur pH tanah, menyediakan unsur hara slow release dan memiliki efek
residu panjang.
Beta
Beta merupakan formula pembenah tanah berbahan dasar organik dan
mineral yang telah terbukti dapat mempercepat proses rehabilitasi
(pemulihan) tanah terdegradasi. Manfaat Beta adalah memperbaiki sifatsifat tanah, terutama struktur tanah, kemampuan tanah untuk memegang
atau menjerap air, status bahan organik tanah, KTK (kapasitas tukar
kation) dan pH tanah. Perbaikan sifat-sifat tanah tersebut akan berdampak
terhadap peningkatan produktivitas tanah.
II.7.
Pupuk hayati merupakan salah satu bahan yang sangat penting dalam
upaya memperbaiki kesuburan tanah. Penggunaan pupuk hayati tidak
akan meninggalkan residu pada hasil tanaman sehingga aman bagi
kesehatan manusia. Selain itu penggunaan pupuk hayati diharapkan dapat
meningkatkan kesehatan tanah, memacu pertumbuhan tanaman dan
meningkatkan produksi tanaman.
Berikut adalah beberapa keunggula dari pupuk hayati.
1. Meyuburkan tanah
2. Pupuk hayati mengandung mikroorganisme yang dapat mendegradasi
bahan organik sehingga mampu menyediakan unsur hara yang dapat
diserap tanaman dan menghasilkan enzim alami dan vitamin yang
bermanfaat untuk meningkatkan kesuburan tanah.
3. Meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah
Pupuk hayati mengandung mikroorganisme lokal (indegenous) unggul.
Setiap aplikasi pupuk hayati akan meningkatkan populasi dan aktivitas
mikroorganisme baik dalam tanah. Mikroorganisme aktif yang
terkandung dalam pupuk hayati mampu mensuplai Nitrogen untuk
tanaman, melarutkan senyawa Phosfat (P) dan melepaskan senyawa
Kalium (K) dari ikatan koloid tanah, mengurai residu kimia dan mengikat
logam berat, menghasilkan zat pemacu tumbuh alami (Giberellin,
Sitokinin, Asam Indol Asestat), menghasilkan asam amino, enzim alami
dan vitamin serta menghasilkan zat patogen sebagai pestisida hayati.
Mikroorganime yang ditambahkan dalam tanah dapat membantu proses
penggemburan tanah dan mengubah zat menjadi bentuk yang dapat
diserap oleh tanaman.Penggunaan pupuk hayati dapat meningkatkan
simbiosis mutualisme antara tanaman dan mikroorganisme yang
menguntungkan.Semakin sering mengaplikasikan pupuk hayati ke tanah
menyebabkan tanah makin subur dan menyebabkan pemupukan menjadi
hemat.
4. Meningkatkan daya serap tanah terhadap air
Penggunaan pupuk hayati secara tepat akan menyebabkan tanah menjadi
gembur. Tanah yang gembur akan memiliki pori-pori lebih banyak guna
menyalur dan menyimpan air tanah untuk kebutuhan tanaman. Pada saat
5.
6.
7.
8.
III.
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
NAMA KELOMPOK II
Ade Silvinia
Alvian Bagus
Dea Putri Andeska
Ezzanda Vozza D.
Fatmawati Putri
Lina Linda Wati
Muna Sari
Nasyiatul Himmah
Nungki Nuari Dewi
Purwo Kuncoro
Retno Khusniati R.
Sarah Niati
Siti Nurhayati
Venny Yulia
Tetania Tiara Putri