Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
BAB - IV
STRATEGI PENGEMBANGAN
SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH
|4 - 1
LAPORAN AKHIR
MASTERPLAN DAN DED PERSAMPAHAN
KABUPATEN LUMAJANG
a. Meningkatkan kesejahteraan
masyarakat melalui
peningkatan perekonomian
daerah dengan pemanfaatan
sumberdaya alam yang
berwawasan lingkungan,
menciptakan iklim usaha yang
kondusif serta peningkatan
pengetahuan dan kemampuan
pelaku ekonomi
Visi Sanitasi
Kab Lumajang
Terwujudnya
Kabupaten
Lumajang yang
Bersih dan
Sehat Tahun
2017 melalui
Pembangunan
Sanitasi yang
berkelanjutan
b. Meningkatkan masyarakat
yang bermartabat melalui
peningkatan tata kelola
pemerintahan yang baik dengan
peningkatan sumberdaya
manusia dan profesionalisme
aparatur
- Meningkatkan peran
masyarakat dan dunia usaha
dalam pengelolaan sampah
- Mengurangi timbulan sampah
dalam rangka pengelolaan
sampah berkelanjutan.
- Meningkatkan jangkauan dan
kualitas pelayanan sistem
pengelolaan persampahan.
- Meningkatkan kemampuan
manajemen dan kelembagaan
dalam sistem pengelolaan
persampahan sesuai dengan
prinsip good and cooperative
governance.
- Meningkatkan dan
memobilisasi berbagai
sumberdaya dalam
pengelolaan Sampah
|4 - 2
LAPORAN AKHIR
MASTERPLAN DAN DED PERSAMPAHAN
KABUPATEN LUMAJANG
serta
Faktor Internal
Faktor-faktor penentu utama yang berasal dari lingkungan internal yang
mempengaruhi pengelolaan sampah di Kabupaten Lumajang adalah
sebagai berikut :
a.
Kekuatan
1) Rencana pengembangan wilayah Kabupaten Lumajang;
2) Kondisi topografi wilayah yang sangat bervariasi dari dataran
rendah sampai dengan dataran tinggi, sehingga memungkinkan
dibangunnya TPST dan TPA;
3) Arah pengembangan kota dan wilayah yang cenderung dapat
terkendali dan tertata baik;
4) Tersedianya anggaran yang memadai guna dapat mengelola
sampah/kebersihan secara optimal dan berkesinambungan.
b.
Kelemahan
1) Tingkat pelayanan relatif masih rendah;
2) Keterbatasan kapasitas SDM Pemda, dalam mengelola kebersihan
kota/kabupaten;
3) Investasi dalam penyediaan sarana dan prasarana pengelolaan
sampah masih rendah;
4) Keterbatasan pembiayaan dalam pengelolaan sampah, sebagai
akibat rasio anggaran persampahan terhadap APBD relative rendah;
5) Belum terpisahnya kedudukan dan fungsi regulator dan operator
dalam pengelolaan persampahan;
6) Pembinaan yang bersifat aksi untuk mengelola sampah dari
Pemerintah Kabupaten Lumajang masih kurang;
7) Belum adanya peraturan daerah yang secara khusus mengetur
pengelolaan sampah/kebersihan;
8) Penegakkan hukum bagi pelanggar untuk menjaga kebersihan
lingkungan dan wilayah relatif belum ada.
2.
Faktor Eksternal
Faktor-faktor penentu utama yang berasal dari lingkungan eksternal yang
dapat
mempengaruhi pengelolaan sampah di Kabupaten Lumajang,
terdiri dari :
a.
Peluang
|4 - 3
LAPORAN AKHIR
MASTERPLAN DAN DED PERSAMPAHAN
KABUPATEN LUMAJANG
LAPORAN AKHIR
MASTERPLAN DAN DED PERSAMPAHAN
KABUPATEN LUMAJANG
4
3
4
5
6
wilayah
Bobot
Nilai
Rating
Skor
0,10
0,40
0,07
0,21
0,09
0,36
0,09
0,36
0,08
0,16
0,08
0,16
|4 - 5
LAPORAN AKHIR
MASTERPLAN DAN DED PERSAMPAHAN
KABUPATEN LUMAJANG
9
10
11
12
0,08
0,16
0,08
0,08
0,10
0,10
0,08
0,16
0,08
0,08
0.07
0,14
2,37
e. Menjumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total. Nilai ratarata adalah 2,5. Jika nilai dibawah rata-rata 2,5 menandakan bahwa
secara internal kondisi upaya pengelolaan sampah di Kabupaten
Lumajang saat ini
adalah lemah, sedangkan nilai di atas 2,5
menunjukkan posisi internal yang kuat. Matriks IFE terdiri dari cukup
banyak faktor. Jumlah faktor-faktornya tidak berpengaruh pada bobot
karena jumlah bobot semua faktor harus selalu 1,0. Total skor yang
diperoleh adalah 2,37, hal ini mengindikasikan bahwa posisi internal
untuk mengelola sampah di Kabupaten Lumajang
adalah lemah
(dibawah rata-rata).
Dari matrik IFE yang disusun terlihat bahwa faktor kekuatan tertinggi
terletak pada adanya rencana pengembangan wilayah Kabupaten
Lumajang.
Sedangkan faktor kelemahan tertinggi adalah belum
adanya peraturan daerah yang secara khusus mengatur pengelolaan
sampah/ kebersihan dan keterbatasan pembiayaan dalam pengelolaan
sampah, sebagai akibat rasio anggaran persampahan terhadap APBD
relative rendah .
Total nilai (skor) yang diperoleh menunjukkan bahwa pengelolaan
sampah di Kabupaten Lumajang berada di bawah rata-rata dari
keseluruhan posisi strategis internalnya dalam upaya memanfaatkan
kekuatan serta meminimalisasi kelemahan yang dimiliki.
Pemanfaatan kekuatan yang dimiliki dalam upaya pengelolaan sampah
di Kabupaten Lumajang harus diupayakan dengan menerapkan
strategi yang mampu mendayagunakan sumberdaya internal,
|4 - 6
LAPORAN AKHIR
MASTERPLAN DAN DED PERSAMPAHAN
KABUPATEN LUMAJANG
Bobot
Nilai
Ratin
g
Skor
0,11
0,44
|4 - 7
LAPORAN AKHIR
MASTERPLAN DAN DED PERSAMPAHAN
KABUPATEN LUMAJANG
0,09
0,27
0,10
0,40
0,10
0,40
0,10
0,30
0,09
0,27
0,10
0,33
0,11
0,44
0,11
0,44
10
0,09
0,27
Jumlah
3,56
|4 - 8
LAPORAN AKHIR
MASTERPLAN DAN DED PERSAMPAHAN
KABUPATEN LUMAJANG
Total skor yang diperoleh dari hasil perhitungan matrik eksternal faktor
menunjukkan bahwa pengelolaan sampah di Kabupaten Lumajang
berada pada posisi diatas rata-rata dari keseluruhan posisi
strategisnya, fenomena ini menunjukkan bahwa pengelolaan sampah
di Kabupaten Lumajang sejalan dengan waktu dan kebijakan yang
diterapkan oleh Pemerintah Kabupaten Lumajang
akan mampu
memanfaatkan
peluang-peluang
eksternal
yang
timbul
dan
mengantisipasi ancaman-ancaman yang dihadapi.
Pemanfaatan peluang-peluang yang timbul dalam upaya pengelolaan
sampah di Kabupaten Lumajang dilakukan dengan cara menerapkan
strategi penciptaan nilai yang cocok, sehingga mampu mewujudkan
kerjasama pengelolaan yang terintegrasi dan berkelanjutan.
C. Penyusunan Strategi/Arah Kebijakan
Alat analisis yang digunakan untuk menyusun strategi/arah kebijakan
pengelolaan sampah di Kabupaten Lumajang adalah Matrik SWOT. Matrik
SWOT merupakan suatu matrik yang dapat menggambarkan secara jelas
peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi suatu upaya pengembangan,
penataan maupun pembinaan serta dapat disesuaikan dengan kekuatan dan
kelemahan yang dimilikinya, strategi yang dihasilkan dipilih untuk
diimplementasikan
dan layak dilaksanakan. Dalam matrik SWOT
strategi/arah kebijakan dibangun dengan memadukan unsur-unsur kekuatan
dengan peluang dan ancaman, serta unsur-unsur kelemahan dengan peluang
dan ancaman, sehinga diperoleh strategi sebagai berikut :
Strategi SO : menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang.
Strategi ST : menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman.
Strategi WO : meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang.
Strategi WT : meminimalkan kelemahan untuk menghindari ancaman.
Mengevaluasi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki serta guna
mengantisipasi timbulnya peluang serta ancaman yang dihadapi suatu
upaya pengembangan dapat dilakukan secara periodik, hal ini dimaksudkan
agar faktor-faktor yang dievaluasi dapat disusun dan ditetapkan strategi
penanganannya.
|4 - 9
LAPORAN AKHIR
MASTERPLAN DAN DED PERSAMPAHAN
KABUPATEN LUMAJANG
Weaknesses (W):
1.
1.
FAKTOR
INTERNAL
2.
3.
FAKTOR
EKSTERNAL
4.
Rencana
pengembangan
wilayah Kabupaten
Lumajang (0,40)
Kondisi
topografi
wilayah
yang
sangat
bervariasi
dari dataran rendah
sampai
dengan
dataran
tinggi,
sehingga
memungkinkan
dibangunnya TPST
dan TPA (0,21)
Arah
pengembangan
kota dan wilayah
yang
cenderung
dapat
terkendali
dan tertata baik
(0,36)
Tersedianya
anggaran
yang
memadai
guna
dapat
mengelola
sampah/kebersihan
secara optimal dan
berkesinambungan
(0,36)
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Opportunities (O):
Strategi SO:
Strategi WO:.
1.
Membangun
dan
me-ngembangkan
kemitraan
pengelolaan
sampah
dengan
masyarakat (S1,3 :
O3,4)
Penyusunan
regulasi/peraturan
daerah
pengelolaan
kebersihan
(W7,8 : O1,2,5)
2.
3.
4.
5.
Threats (T):
1.
2.
3.
4.
Strategi ST:
Mengoptimalkan
upaya peningkatan
pola
pembiayaan
pengelolaan
persampahan (S1,3 :
T3,4)
Strategi WT:
Sosialisasi
kemasyarakat
akan
budaya sehat, bersih dan ramah
lingkungan (W5,7 : T6,7,8)
|4 - 10
LAPORAN AKHIR
MASTERPLAN DAN DED PERSAMPAHAN
KABUPATEN LUMAJANG
5.
Inisiatif
lokal
belum
memperoleh
layanan
kebersihan (0,27)
muncul
guna
per-sampahan/
Secara umum tujuan analisis matrik SWOT adalah untuk menyusun strategi
yang mampu mengatasi kelemahan sehingga menjadi kekuatan dalam
memanfaatkan peluang-peluang yang timbul dan berupaya menghindari dan
mengurangi dampak ancaman. Hasil akhir analisis matrik SWOT adalah
strategi/arah kebijakan pengembangan berupa strategi-strategi alternatif
yang mampu memanfaatkan sumber daya dan kompetensi inti yang dimiliki
dalam menghadapi dan mengantisipasi ancaman dan peluang dalam suatu
upaya pengelolaan sampah secara prima di Kabupaten Lumajang. Bentuk
strategi/arah kebijakan pengembangan yang disusun dalam studi ini dapat
dilihat pada gambar matrik SWOT di atas.
Strategi-strategi alternatif yang disusun berdasarkan hasil pengolahan matrik
SWOT adalah sebagai berikut :
1.
Strategi SO
Membangun dan mengembangkan
dengan masyarakat
2.
kemitraan
pengelolaan
sampah
Strategi ST
Mengoptimalkan
persampahan
upaya
peningkatan
pola
pembiayaan
pengelolaan
3. Strategi WO
akan
budaya
sehat,
bersih
dan
ramah
|4 - 11
LAPORAN AKHIR
MASTERPLAN DAN DED PERSAMPAHAN
KABUPATEN LUMAJANG
pentingnya
strategi
pilihan
untuk
segera
stakeholders
dalam
Strategi Pilihan
Membangun dan
mengembangkan
kemitraan
pengelolaan
sampah dengan
masyarakat
Mengoptimalkan
upaya
peningkatan pola
pembiayaan
pengelolaan
persampahan
Penyusunan
regulasi/peratura
n daerah
pengelolaan
kebersihan
Pemilahan
Tupoksi regulator
dan operator
dalam pelayanan
kebersihan/
Jumla
h
Ran
gkin
g
Besara
n
Tingkat
Kepenti
ngan
Keterk
aitan
Urgen
si
Prestas
i
Sinergi
19
20
23
21
|4 - 12
LAPORAN AKHIR
MASTERPLAN DAN DED PERSAMPAHAN
KABUPATEN LUMAJANG
persampahan
5
Peningkatan
kinerja
kelembagaan
dalam
pengelolaan
persampahan
Sosialisasi
kemasyarakat
akan budaya
sehat, bersih dan
ramah
lingkungan
18
18
|4 - 13
LAPORAN AKHIR
MASTERPLAN DAN DED PERSAMPAHAN
KABUPATEN LUMAJANG
|4 - 14
LAPORAN AKHIR
MASTERPLAN DAN DED PERSAMPAHAN
KABUPATEN LUMAJANG
LAPORAN AKHIR
MASTERPLAN DAN DED PERSAMPAHAN
KABUPATEN LUMAJANG
2.
pengelolaan
LAPORAN AKHIR
MASTERPLAN DAN DED PERSAMPAHAN
KABUPATEN LUMAJANG
3.
4.
5.
6.
Skenario-2,
Merupakan skenario pelayanan yang ditetapkan dengan pendekatan pencapaian
Sasaran Nasional pada periode akhir perencanaan :
1. Pelayanan 85% baru tercapai pada Tahun 2020, dengan tahapan pencapaian
50% di tahun 2015, dan pada tahun 2034 sebesar 60%.
2. Pengomposan sebagai implementasi 3R, dengan target 20% di tahun 2015
sampai dengan tahun 2034.
3. Daur Ulang Anorganik sebagai implementasi 3R, ditargetkan 20% di tahun
2015, sampai dengan tahun 2034.
4. Pengembangan sistem pengelolaan berbasis masyarakat di perdesaan,
dilakukan secara konsisten, sehingga mencapai 20% pada tahun 2034.
Skenario-3,
Merupakan skenario yang di dasarkan pada kemampuan pemerintah dalam
mengelola sampah selama beberapa tahun terakhir, yaitu :
LAPORAN AKHIR
MASTERPLAN DAN DED PERSAMPAHAN
KABUPATEN LUMAJANG
|4 - 18
LAPORAN AKHIR
MASTERPLAN DAN DED PERSAMPAHAN
KABUPATEN LUMAJANG
Gambar 4.1 Sistem Operasi Pengelolaan Sampah Di Kabupaten Lumajang, Dalam Kurun Waktu 20 Tahun
Mendatang
|4 - 19
LAPORAN AKHIR
MASTERPLAN DAN DED PERSAMPAHAN
KABUPATEN LUMAJANG
Kecamatan Lumajang;
Kecamatan Sukodono;
Kecamatan Kedungjajang;
Kecamatan Pasirian;
Kecamatan Tempeh;
Kecamatan Klakah;
Kecamatan Yosowilangun; dan
Kecamatan Senduro.
permukiman perkotaan Kecamatan.
|4 - 20
LAPORAN AKHIR
MASTERPLAN DAN DED PERSAMPAHAN
KABUPATEN LUMAJANG
|4 - 21
LAPORAN AKHIR
MASTERPLAN DAN DED PERSAMPAHAN
KABUPATEN LUMAJANG
|4 - 22
LAPORAN AKHIR
MASTERPLAN DAN DED PERSAMPAHAN
KABUPATEN LUMAJANG
Berdasarkan pada data kepadatan penduduk tahun 2013, maka Tabel 4.6
dijelaskan mengenai pembagian zona prioritas pelayanan.
Density
Clasificatio
n
Indikator
(org./Ha)
Rural
< 25
Peri Urban
25 100
Urban Low
100 175
4
10
9
6
4
10
9
7
7
11
11
12
7
8
11
12
6
2
2
8
7
4
3
9
1
1
4
2
7
3
2
1
1
1
Luas
Wilayah
(Ha)
3156
3.735,5
2.639,5
1.937
730
7246,5
3.636,5
3.897,5
4.864
11.278
4.987,5
9.390
1.748
7.811,5
4.918,5
12.090
3.038
697
587
868,8
569,4
790
407,9
852,6
156
180,5
761
432,5
1.364,5
202,8
59
71,4
180,5
95,15
(jiwa)
27.312
38.051
34.599
31.737
10.020
70.098
26.617
37.213
35.035
42.072
61.879
43.933
27.999
55.853
44.252
64.904
37.251
17.038
16.221
35.770
29.382
26.626
17.813
44.814
4.476
9.341
27.227
40.722
48.546
23.414
6.876
7.186
4.371
8.983
135,6
26.754
Prioritas 1
39,2
9.571
Prioritas I
Desa
Kecamatan
Jatiroto
Klakah
Padang
Pronojiwo
Tekung
Candipuro
Gucialit
Rowokangkung
Pasrujambe
Senduro
Randuagung
Kedungjajang
Kunir
Pasirian
Ranuyoso
Yosowilangun
Tempeh
Jatiroto
Klakah
Sumbersuko
Lumajang
Tekung
Tempursari
Sukodono
Senduro
Randuagung
Kunir
Pasirian
Tempeh
Lumajang
Tempursari
Sukodono
Randuagung
Pasirian
Urban
175 250
Lumajang
Medium
Urban High
> 250
Tempursari
Sumber : Buku Putih Sanitasi, 2013
Penduduk
Keterangan
Pelayanan
Perdesaan
Prioritas 1II
Prioritas 1I
|4 - 23
LAPORAN AKHIR
MASTERPLAN DAN DED PERSAMPAHAN
KABUPATEN LUMAJANG
|4 - 24
LAPORAN AKHIR
MASTERPLAN DAN DED PERSAMPAHAN
KABUPATEN LUMAJANG
|4 - 25
LAPORAN AKHIR
MASTERPLAN DAN DED PERSAMPAHAN
KABUPATEN LUMAJANG
|4 - 26
LAPORAN AKHIR
MASTERPLAN DAN DED PERSAMPAHAN
KABUPATEN LUMAJANG
4.6. Perhitungan
Sampah
Kebutuhan
Prasarana
dan
Sarana
Pengelolaan
|4 - 27
LAPORAN AKHIR
MASTERPLAN DAN DED PERSAMPAHAN
KABUPATEN LUMAJANG
|4 - 28
LAPORAN AKHIR
MASTERPLAN DAN DED PERSAMPAHAN
KABUPATEN LUMAJANG
|4 - 29
LAPORAN AKHIR
MASTERPLAN DAN DED PERSAMPAHAN
KABUPATEN LUMAJANG
|4 - 30
LAPORAN AKHIR
MASTERPLAN DAN DED PERSAMPAHAN
KABUPATEN LUMAJANG
LAPORAN AKHIR
MASTERPLAN DAN DED PERSAMPAHAN
KABUPATEN LUMAJANG
|4 - 32
LAPORAN AKHIR
MASTERPLAN DAN DED PERSAMPAHAN
KABUPATEN LUMAJANG
|4 - 33
LAPORAN AKHIR
MASTERPLAN DAN DED PERSAMPAHAN
KABUPATEN LUMAJANG
4.7.4
Kebersihan
menjadi
Dinas
|4 - 34
LAPORAN AKHIR
MASTERPLAN DAN DED PERSAMPAHAN
KABUPATEN LUMAJANG
1.
2.
3.
4.
Financial.
- Menyesuaikan mekanisme pungutan retribusi kepada paraturan yang
sudah ada.
- Melakukan
sosialisasi
peraturan
tentang
retribusi
secara
berkesinambungan.
3. Institusi.
Mendukung upaya pembenahan institusi melalui produck hukum dengan
cara :
- Penguatan institusi pengelolaan sampah dengan melakukan restrukturisasi
kelembagaan kebersihan untuk mewujudkan suatu institusi yang
berwenang penuh di sektor pengelolaan sampah.
- Mengurangi peran Bidang Kebersihan hanya sebagai regulator, dan
melimpahkan peran operator kepada pihak swasta dengan melakukan
swastanisasi pengelolaan persampahan.
4. Pengendalian dan Pengawasan.
- Merumuskan materi peraturan yang berkaitan dengan ketentuan pidana.
- Memberdayakan swasta dalam bidang pengendalian dan pengawasan
serta penegkan hukum.
5. Peranserta Swasta/Masyarakat
- Merumuskan peraturan hukum tentang jaminan kepastian hukum bagi
swasta dalam Keputusan Bupati.
- Menjadikan swasta sebagai operator dalam pengelolaan sampah dengan
ketentuan peraturan yang memadai.
- Merumuskan ketentuan peraturan tentang keterliban swasta dalam
pengelolaan persampahan.
|4 - 35
LAPORAN AKHIR
MASTERPLAN DAN DED PERSAMPAHAN
KABUPATEN LUMAJANG
6. Sampah Sungai
- Merumuskan peraturan tentang pengelolaan sampah sungai.
7. Sampah Pasar
- Merumuskan kesepakatan antar instansi Dinas Lingkungan Hidup dengan
Dinas-dinas lain serta pihak swasta tentang Composting.
- Merumuskan Instruksi Kepada Dinas Pertamanan tentang kewajiban
pembelian kompos.
Investasi Modal
Pekerja Kontrak
|4 - 36
LAPORAN AKHIR
MASTERPLAN DAN DED PERSAMPAHAN
KABUPATEN LUMAJANG
Barang-barang Terpakai
Suku Cadang
Manajemen dan Administrasi
|4 - 37
LAPORAN AKHIR
MASTERPLAN DAN DED PERSAMPAHAN
KABUPATEN LUMAJANG
Kontrak Pihak ke 3
Mengkontrakan penagihan kepada sektor swasta. Ini akan mengurangi
pengeluaran Dinas, tapi Dinas tetap punya kewajiban untuk memberitahukan
akan adanya sanksi-sanksi jika terjadi non-pembayaran.
b) PLN
Metode ini adalah dengan membuat perjanjian dengan pihak PLN untuk
memberi biaya tambahan pada tagihan listrik yang akan dicantumkan
kedalam total pembayaran. Pendekatan ini termasuk efektif karena luasnya
jangkauan layanan PLN; sebagai tambahan, mempertahankan sanksi-sanksi
terhadap non-bayaran dengan memotong saluran listrik. Permasalahannya
karena PLN adalah perusahaan negara, pemerintah setempat tidak memiliki
wewenang untuk menjalin kerjasama sepenuhnya.
c)
PDAM
Sebagai pemilik PDAM, Pemerintah Kabupaten Lumajang akan mampu
mengatur dengan PDAM untuk mengambil alih tugas-tugas pengumpulan dan
penagihan retribusi persampahan. Jangkauan layanan saluran air rumah
tangga individual di Kabupaten Lumajang adalah 60%-70%, dimana hal
tersebut dapat membatasi jangkauan tagihan layanan persampahan
|4 - 38
LAPORAN AKHIR
MASTERPLAN DAN DED PERSAMPAHAN
KABUPATEN LUMAJANG
|4 - 39