Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
demikian gambar yang disenangi oleh siswa tidak menjamin meningkatnya prestasi akademik
mereka. Namun, memudahkan pembelajaran akan lebih menarik bagi mereka. Pembelajaran
yang menarik akan menimbulkan motivasi belajar, apabila siswa termotivasi dalam belajar
daya serap terhadap pembelajaran juga akan meningkat.
Berdasarkan hasil eksperimen Shepard dan Standing yang menyatakan bahwa
manusia lebih mudah mengingat gambar daripada tulisan, maka penulis tertarik untuk
meneliti tentang Keefektifan Ilustrasi Terhadap Kemampuan Mengingat Isi Cerita Pada
Siswa Kelas 3 SDN 01 Sisir Kota Batu. Dalam penelitian ini cerita akan disajikan dalam dua
bentuk; bentuk pertama cerita dengan ilustrasi berbasis Information (ilustrasi sebagai media
perantara untuk memperjelas suatu kejadian atau cerita, ilustrasi yang menggambarkan
adegan-adegan penting dalam kaitannya dengan cerita, mewakili keseluruhan isi cerita dalam
bentuk yang ringkas dan padat), bentuk kedua cerita dengan ilustrasi berbasis decoration
(ilustrasi hanya sebagai hiasan, menggambarkan adegan-adegan yang tidak penting dalam
kaitannya dengan cerita, tidak mewakili keseluruhan isi cerita). Eksperimen akan
membuktikan apakah orang yang membaca cerita dalam dua bentuk yang berbeda itu
(masing-masing dibaca dalam waktu yang sama) akan mengingat isi cerita (informasi di
dalam cerita) secara sama atau berbeda.
Gambar Ilustrasi adalah gambaran singkat alur cerita suatu cerita guna lebih
menjelaskan salah satu adegan (Kusmiyati dalam Smartconsulting, 2010). Secara umum
ilustrasi selalu dikaitkan dengan menjelaskan sebuah cerita. Gambar ilustrasi adalah gambar
atau bentuk visual lain yang menyertai suatu teks, tujuan utama dari ilustrasi adalah
memperjelas naskah atau tulisan dimana ilustrasi itu dikumpulkan (Ensiclopedia Americana,
1977,No;14:787). Dengan demikian, gambar ilustrasi adalah gambar yang bercerita yang
memiliki tema sesuai dengan tema isi cerita tersebut. Ilustrasi In-context berarti Ilustrasi yang
menggambarkan
keseluruhan isi cerita dalam bentuk yang ringkas dan padat. Hal ini sesuai dengan pendapat
Phaidon (dalam Pratiwi, 2011:33) bahwa tujuan ilustrasi adalah untuk menerangkan suatu
cerita, diharapkan dengan bantuan visual tulisan tersebut lebih mudah dicerna. Sedangkan
ilustrasi out-context yaitu ilustrasi yang menggambarkan adegan-adegan yang tidak penting
dalam kaitannya dengan cerita, tidak mewakili keseluruhan isi cerita.
Dalam teori pemprosesan informasi Atkinson-Shiffrin, perpindahan informasi dari
STM ke LTM melalui beberapa proses control yang dapat digunakan sebagai usaha untuk
mempelajari informasi baru. Proses control adalah strategi yang digunakan seseorang untuk
memfasilitasi perolehan pengetahuan. Strategi tersebut meliputi strategi akuisisi terhadap
Instrumen yang digunakan adalah tes. Tes digunakan untuk mengukur kemampuan
mengingat isi cerita pada subjek. Tes ini berisi 15 butir soal untuk cerita A dan 15 butir soal
untuk cerita B. Setiap jawaban benar mendapat nilai 1, sedangkan salah mendapatkan nilai 0.
Prosedur Penelitian
Pertama, subjek eksperimen dibagi menjadi dua kelompok yakni kelompok
eksperimen berbasis information dan kelompok eksperimen berbasis decoration. Pembagian
kelompok subjek berdasarkan cara undian menggunakan kertas-kertas kecil yang bertuliskan
angka 1 dan 0. siswa yang memperoleh kertas bertuliskan angka 1 akan menjadi kelompok
eksperimen dengan ilustrasi berbasis information dan sisanya menjadi kelompok eksperimen
dengan ilustrasi berbasis decoration. Treatment yang diberikan kepada dua kelompok terdiri
atas cerita A dengan judul Pesta Ulang Tahun dan cerita B dengan judul Selamatan Rumah
Baru.
Setiap kelompok memulai eksperimen dengan pemberian cerita A kemudian
mengerjakan test, selanjutnya cerita B dan mengerjakan test. Kelompok subjek akan diberi
waktu selama 5 menit untuk membaca dan 5 menit lagi untuk mengerjakan soal test.
HASIL PENELITIAN
Hasil Deskriptif. Hasil deskriptif dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel Data Kemampuan Mengingat
Cerita
Cerita A
Cerita B
Cerita A+B:2
Kelompok
Kelompok ekperimen
Mean : 12.53
Mean : 12.40
Mean : 12.33
Mean : 11.60
Mean : 9.40
Mean : 10.27
Kelompok
eksperimen II
Mean diatas didapat dari skor posttest kelompok eksperimen I (berbasis information)
dan kelompok eksperimen II (berbasis decoration). Didapatkan dengan cara yang sama, yaitu
menghitung total jumlah jawaban benar dari masing-masing subjek berdasarkan 15 jawaban
yang diberikan. Skor terendah adalah 1, dan skor tertinggi adalah 15. Dalam penelitian ini,
cerita untuk treatment yang digunakan merupakan parallel. Skor untuk cerita parallel ini
didapatkan dari jumlah skor untuk cerita A information dan jumlah skor dari cerita B
information kemudian dibagi 2, hal ini berlaku juga untuk cerita dengan ilustrasi berbasis
decoration. Tabel Penelitian dapat dilihat pada lampiran.
Uji Hipotesis
Berdasarkan table group statistik, diketahui bahwa mean ilustrasi berbasis
Information sebesar 12.33 dan mean ilustrasi berbasis decoration sebesar 10.27. Hal ini
berarti bahwa ilustrasi berbasis information lebih efektif meningkatkan kemampuan
mengingat isi cerita dibandingkan dengan ilustrasi berbasis decoration.
Berdasarkan uji-t didapatkan nilai equal variance not assumed 4.720 dengan
signifikansi sebesar 0.000 dengan taraf signifikansi 5% atau 0.05, (p=0.000<0.05). Sehingga
hipotesis terdapat efektifitas ilustrasi untuk meningkatkan kemampuan mengingat isi cerita di
terima atau H1 diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa ilustrasi meningkatkan kemampuan
mengingat isi cerita, dimana kemampuan mengingat ketika diberi ilustrasi berbasis
decoration lebih rendah dibandingkan dengan kemampuan mengingat ketika diberi ilustrasi
berbasis information.
DISKUSI
Hasil analisis data penelitian menunjukkan bahwa ilustrasi meningkatkan kemampuan
mengingat isi cerita, dimana kemampuan mengingat ketika diberi ilustrasi berbasis
decoration lebih rendah dibandingkan dengan kemampuan mengingat ketika diberi ilustrasi
berbasis information. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian ilustrasi berbasis
information pada cerita akan meningkatkan kemampuan mengingat isi cerita tersebut.
Hasil-hasil tersebut tidak berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya, tentang
keefektifan ilustrasi terhadap kemampuan mengingat isi cerita. Contoh penelitian terdahulu
yang menunjukkan hasil yang sama adalah penelitian yang dilakukan oleh Khaidalisma
(2011) untuk menguji efektivitas penggunaan media gambar seri dalam meningkatkan daya
ingat anak usia 5-6 Tahun di TK Aisyiyah 1 Bangkinang. Dari peneliitian tersebut diperoleh
nilai bahwa kelompok yang menggunakan media gambar seri dalam pembelajaran memiliki
nilai rata-rata 7,43 sedangkan kelompok yang tidak menggunakan media gambar seri nilai
rata-rata 5, dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata daya ingat anak yang pembelajarannya
menggunakan media gambar seri lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata daya ingat
anak yang pembelajarannya tidak menggunakan media gambar seri.
Penelitian serupa juga pernah dilakukan oleh Shepard (dalam Reed, 2007:155)
merupakan salah seorang yang dapat menunjukkan bahwa akurasi pengenalan terhadap
material visual sangat tinggi. Subjek dalam penelitiannya diperlihatkan 612 gambar secara
berulang kali, kemudian diberikan tes pengenalan memori dalam bentuk pasangan gambar.
Setiap pasangan gambar terdapat gambar-gambar yang telah diperlihatkan kepada subjek
sebelumnya dan didalamnya juga terdapat gambar-gambar baru. Ketika mereka diuji 2 jam
kemudian, partisipan biasanya dapat mengenali pasangan gambar-gambar yang telah
diperlihatkan sebelumnya dengan sempurna. Selanjutnya gambar-gambar tersebut diubah
menjadi kata, dan hasilnya keakuratan pengenalan tidak begitu tinggi. Hal ini
mengindikasikan bahwa imagery visual (dalam hal ini ilustrasi) memiliki kemungkinan
memberikan kode memori yang efektif. Sehingga, orang biasanya lebih mudah dalam
mengenali gambar daripada tulisan.
Eksperimen yang dilakukan Standing (dalam Reed, 2007:156) memberikan sejumlah
bukti bahwa lebih mudah untuk mengingat gambar daripada kata. Sekelompok subjek
diperlihatkan 10.000 gambar dalam rentang waktu lima hari. Setelah proses belajar selesai
pada hari yang kelima, partisipan diberikan tes pengenalan memori yang hampir sama seperti
yang dilakukan oleh Shepard. Standing memperkirakan jumlah aitem yang dapat diingat oleh
subjek dalam tes tersebut (kemungkinan subjek dapat menebak dengan tepat juga turut
diperhitungkan). Estimasi Standing adalah subjek dapat dapat mengingat sebanyak 6.600
gambar. Estimasi ini tidak memperhitungkan banyaknya detail gambar yang dapat diingat
oleh subjek, tetapi mereka cukup dapat mengingat detail gambar, sehingga dapat
membedakan antara gambar yang telah diperlihatkan dengan gambar yang belum pernah
mereka lihat.
Subjek pada penelitian Standing tidak diperlihatkan 10.000 kata sebagai
perbandingan, tetapi kelompok lainnya diperlihatkan 1.000 kata, 1.000 gambar biasa (seperti
anjing), atau 1.000 gambar hidup (seperti gambar anjing menggigit pipa di mulutnya). Dua
hari kemudian subjek diberikan pertanyaan mengenai manakah dari dua kemungkinan
gambar yang telah diperlihatkan pada eksperimen tersebut. Standing memperkirakan bahwa
partisipan dapat mengingat sebanyak 880 gambar hidup, 770 gambar biasa, dan 650 kata
dengan tepat tanpa menebak-nebak. Hal ini membuktikaan bahwa pengenalan memori dapat
dilakukan dengan baik jika menggunakan gambar daripada kata, hal ini sejalan dengan hasil
penelitian Shepard.
10
11
DAFTAR RUJUKAN
Arfiya, Iffa. 2011. Pengertian Daya Ingat (Online), (http://id.shvoong.com/socialsciences/education/2197592-pengertian-daya-ingat/#ixzz1qzZmOwYj, diakses 12 Januari
2012).
Ayuningtyas, Dwita. 2011. Pengaruh Perilaku Merokok terhadap Memori Jangka Panjang
pada Perokok. Skrips. (tidak diterbitkan).Malang: Fakultas Pendidikan Psikologi Universitas
Negeri Malang.
Khaidalisma. 2011. Efektivitas Penggunaan Media Gambar Seri Dalam Meningkatkan Daya
Ingat Anak Usia 5-6 Tahun di TK Aisyiyah 1 Bangkinang. Skrips. (tidak diterbitkan). Riau:
FKIP Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Riau.
Matlin, Margeret W. (2005). Cognition. Crawfordsville: John Wiley & Sons, Inc.
Pratiwi E. Anisa, 2013. Kemiripan Visual Desain Poster Film Drama. Skripsi: Bandung:
Fakultas Desain UKI.
Reed, Stephen K. 2007. Kognisi: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika.
Rahmayana, Elsari P. 2012. Minat Baca Komik (Online),
(http://putrielsariii.wordpress.com/2012/01/04/196/, diakses 12 Januari 2012).
Seniati, L., Yulianto, A., & Setiadi, B.N. 2011. Psikologi Eksperimen. Jakarta:
indeks@indeks-penerbit.com.
Smartconsulting. 2010. Pengertian Ilustrasi Gambar (Online),
(http://5martconsultingbandung.blogspot.com/2010/10/pengertian-ilustrasi-gambar.html,
diakses 12 Januari 2012).
The Encyclopedia Americana International Edition (Volume 14). 1977. Canada: Grolier
Limited.
Wulandari, Tri. 2009. Perbedaan Kemampuan Mengingat Ditinjau Dari Gaya Belajar. Skrips.
(tidak diterbitkan). Surakarta: Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah.