Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
UNIVERSITAS BOROBUDUR
DOSEN
IR. HERINDIYATI, MSi
1
Tujuan :
Mampu membaca gambar teknik dan memindahkan gambar teknik
sesuai teori dasar gambar teknik dan standar ISO.
Materi :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Buku Ajar :
1. Technical Drawing, ISO Standard Hanbook, ISO Cntral Secretary, 1985.
2. Warren J. Luzadder, Fundamentals of Engineering Drawing, Prentioce
Hall Inc, 1981
2
m2.
Panjang x lebar = 1 m2
p x l = 1 m2
sehingga :
l : 2 l = 1
l2 = 1 / 2
l = 0.841 m atau
841 mm
p = 1.189 m atau
Ukuran lainnya didapat dengan membagi luas A0 menjadi ukuran yang lebih kecil
seperti terlihat pada gambar berikut
panjang = 1189 mm
A2
A1
A4
A3
A5
lebar = 841 mm
Size
L
(mm)
P (mm)
A0
841
1189
A1
594
841
A2
420
594
A3
297
420
A4
210
297
A5
148
210
A5
3. GARIS TEPI
Setiap kertas mempunyai garis tepi pada setiap sisinya. Pada sisi sebelah
kiri selalu 20 mm pada semua ukuran, tapi pada sisi lainnya, garis tepi
tergantung pada ukuran kertas.
C
C
20mm
4. KEPALA GAMBAR
Pada setiap gambar, ada kepala gambar di sudut kanan bawah dari kertas,
yang berisi :
1. Nama Perusahaan
2. Judul gambar
3. Judul Pekerjaan
4. Skala
5. Nomor Gambar
6. Paraf dan Perencana
7. Tanggal digambar
Untuk tugas-tugas gambar rekayasa, kita akan menggunakan kertas A2
dengan menggunakan kepala gambar sebagai berikut :
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS
BOROBUDUR
MATA
KULIAH :
TAHUN :
JUDUL
TUGAS :
DOSEN :
NAMA :
NIM :
KELAS :
LEMBAR
KE :
5. SKALA
Skala digunakan untuk mengecilkan atau membesarkan ukuran
benda sesungguhnya dalam menggambar. Skala yang umum
digunakan adalah :
Skala kecil
: 1 : 1 , 1 : 5 , 1 : 10
6. GARIS
6.1. Standar Garis
Standar garis yang umum di pakai adalah ;
No. Jenis Garis
1.
Garis Gambar (Tebal )
2.
3.
4.
5.
Kegunaan
1) melukiskan apa-apa yang terlihat
2) garis tepi/garis batas
3) melukiskan apa-apa yang tidak terlihat
dibelakang irisan atau apabila
penglihatan terhalang
4) garis-garis sumbu
5) menyatakan tempat irisan (ditambah
dengan huruf-huruf pada ujung dan
pangkal garis ini)
6) membatasi lukisan bila sebagian
benda yang dilukis dibuang
7) garis pembantu, garis ukuran
8) gambaran dari bagian-bagin yang
ukurannya ditentukan pada gambar
lain
9) arsiran
10) menyatakan bangunan yang akan
dibongkar
25
10
*)
20
10
o
56
b = ?
a=8
peruncingan 1:5
L = 30
sudut miring :
(b a) / 2 (b 8) / 2 1
L
30
10
(b-8)/2 = 3
b = 14
Peruncingan :
(b a) (14 8) 1
L
30
5
13
Untuk menyajikan sebuah benda tiga dimensi pada sebuah bidang dua dimensi
dipergunakan cara proyeksi.
Macam-macam Gambar Proyeksi :
Orthographic/Ortogonal :
Garis proyeksi tegak lurus
dengan bidang gambar dan
satu sama lain saling sejajar
Perspective : Garis
proyeksi menuju satu
titik SP (Station Point)
14
Dalam gambar mesin, juga sipil, proyeksi ortogonal yang terutama sekali dipakai.
15
16
17
5. Proyeksi Dimetri
Proyeksi pada gambar
berikut ini, dimana skala
perpendekan dari dua sisi
dan dua sudut dengan garis
horisontal sama, disebut
proyeksi dimetri.
6. Proyeksi Trimetri
Proyeksi pada gambar berikut ini,
dimana skala perpendekan dari
tiga sisi dan tiga sudut tidak sama,
disebut proyeksi trimetri
18
Cara proyeksi
Skala perpendekan
Sumbu-X
Sumbu-Y
Sumbu-Z
30
30
0.82
0.82
0.82
Proyeksi dimetri
15
35
40
15
35
10
0.73
0.86
0.54
0.73
0.86
0.92
0.96
0.71
0.92
Proyeksi trimetri
20
30
30
35
45
10
15
20
25
15
0.64
0.65
0.72
0.77
0.65
0.83
0.86
0.83
0.85
0.92
0.97
0.92
0.89
0.83
0.86
Proyeksi isometri
19
a. Gambar Isometri
Untuk mendapatkan sedikit gambaran mengenai bentuk benda yang
sebenarnya pada umumnya dibuat gambar isometri, dimetri atau trimetri
dari proyeksi aksonometrinya.
Pada proyeksi aksonometri tidak terdapat panjang sisi yang
sebenarnya dari benda yang bersangkutan. Oleh karena itu
penggambarannya memakan waktu. Dilain pihak, gambar isometri,
dimetri atau trimetri setidaknya satu sisi merupakan panjang sisi yang
benar.
Pada gambar isometri panjang garis pada sumbu-sumbu isometri
menggambarkan panjang yang sebenarnya. Karena itu
penggambarannya sangat sederhana, dan banyak dipakai untuk
membuat gambar satu pandangan. Gambar isometri dapat menyajikan
benda dengan tepat, dan memmerlukan waktu yang lebih singkat
dibandingkan cara proyeksi yang lain.
20
21
22
Proyeksi oblique/miring
Proyeksi miring adalah semacam
proyeksi sejajar, tetapi garis-garis
proyeksinya miring terhadap bidang
proyeksi. Pada proyeksi ini bendanya
dapat diletakkan sesukanya, tetapi
biasanya permukaan depan dari
benda diletakkan sejajar dengan
bidang proyeksi vertikal. Dengan
demikian bentuk permukaan depan
tergambar seperti sebenarnya.
Sudut yang menggambarkan
kedalamannya biasanya 300,450 atau
600 terhadap sumbu horisontal. Untuk
skala perpendekan pada sumbu ke
dalam bisa , atau 1/3 .
23
Proyeksi perspektif
Pada proyeksi perspektif, garis- garis proyeksinya menuju satu titik pandangan.
Gambar perspektif adalah gambar yang serupa dengan gambar benda yang
dilihat dengan mata biasa, dan banyak digunakan dalam bidang arsitektur. Ini
merupakan gambar pandangan tunggal yang terbaik, tetapi cara
penggambarannya sangat sulit dan rumit, dan karenanya jarang sekali dipakai
dalam gambar teknik mesin maupun sipil.
24
Dalam gambar perspektif, garis-garis sejajar pada benda bertemu di satu titik
dalam ruang, yang dinamakan titik hilang. Ada tiga macam gambar perspektif,
seperti perspektif satu titik (perspektif sejajar), perspektif dua titik (perspektif
sudut) dan perspektif tiga titik (perspektif miring), sesuai dengan jumlah titik
hilang yang dipakai, seperti terlihat pada gambar berikut ini :
25
Pada gambar teknik mesin, maupun teknik sipil teristimewa pada gambar kerja
dipergunakan cara proyeksi ortogonal/multi pandangan. Bidang-bidang
proyeksi yang paling banyak dipergunakan adalah bidang horisontal dan
vertikal, seperti tampak pada gambar berikut ini . Bidang-bidang utama ini
membagi seluruh ruang dalam 4 kuadran, yaitu kuadran pertama, kedua,
ketiga dan keempat (lihat gambar).
Jika benda yang akan digambar
diletakkan di kuadran pertama, dan
diproyeksikan pada bidang-bidang
proyeksi, maka cara proyeksi ini disebut
proyeksi sudut pertama/proyeksi
Eropah. Jika bendanya diletakkan di
kuadran ketiga, maka cara proyeksi
demikian disebut proyeksi sudut
ketiga/proyeksi Amerika.
26
27
28
29
30
32
5. Proyeksi Garis
Sebuah garis dapat diproyeksikan dalam panjang sebenarnya atau sebagai
titik di dalam sebuah pandangan tergantung pada hubungannya terhadap
bidang proyeksi dimana gambar tersebut diproyeksikan.
Panjang sebenarnya diperlihatkan hanya pada bidang proyeksi yang sejajar
terhadap garis. Apabila sebuah garis tegak lurus terhadap proyeksi denah,
maka proyeksinya akan berupa sebuah titik.
Hal ini penting bagi para penggambar untuk menggambarkan posisi setiap
garis yang digambarkan , sehingga mengetahui apakah proyeksi tersebut
merupakan panjang sebenarnya atau pemendekan.
33
A2
A1
A2
B2
B1
samping
B
samping
depan
depan
A3B3
A1B1
B2
A3
denah
A.GARIS VERTIKAL
Garis vertikal :
Garis vertikal adalah garis yang tegak
lurus bidang horisontal. Garis tersebut
akan terlihat sebagai titik pada proyeksi
denah (A3B3) dan terlihat sebagai
panjang sebenarnya pada proyeksi
depan (A1B1) dan proyeksi samping
(A2B2).
B3
denah
A.GARIS HORISONTAL
Garis Horisontal :
Garis horisontal adalah garis yang
sejajar dengan horisontal, akan terlihat
sebagai titik pada proyeksi
depan(A1B1) dan terlihat sebagai
panjang sebenarnya pada proyeksi
denah(A3B3) dan proyeksi samping
34
(A2B2).
A2
A1
A2
A1
A
B2
B2
B1
samping
depan
A3
A.GARIS MIRING
B3
denah
B1
depan
samping
B
B3
A3
denah
Garis Oblique :
Garis oblique tidak
akan memperlihatkan
panjang sebenarnya
karena garis tersebut
miring terhadap
semua bidang
proyeksi
A.GARIS OBLIQUE
Garis miring :
Garis miring adalah garis yang tidak vertikal dan tidak
horisontal, garis ini sejajar dengan bidang proyeksi
samping. Garis miring akan memperlihatkan panjang yang
sebenarnya pada bidang proyeksi yang sejajar yaitu bidang
proyeksi samping(A2B2). Sedang pada bidang proyeksi
yang lain merupakan pemendekan yaitu pada bidang
proyeksi depan(A1B1) dan pada bidang proyeksi
denah(A3B3)
Garis Maya :
Garis titik-titik(strip-strip) yang
digunakan pada pandangan
dan keluar dari benda untuk
menggambarkan permukaan
atau potongan yang tidak
terlihat dari bagian benda yang
35
dipandang
36
3) gambar rumah
37
38
100 cm
100 cm
10
20
skala 1:25
30
80 cm
20
120 cm
15
40 cm
60 cm
40 cm
10
45 cm
15
150 cm
100 cm
20
200 cm
60 cm
39
1. Potongan
Tidak jarang ditemui benda-benda dengan rongga-rongga di dalamnya. Untuk
mengambarkan bagian-bagian ini dipergunakan garis gores, yang menyatakan
garis-garis tersembunyi. Jika hal ini dilaksanakan secara taat asa, yaitu semua
garis digambar , yaitu garis yang nampak digambar garis jelas sedang yang
tersembunyi digambar dengan garis gores (strip-strip), maka akan dihasilkan
sebuah gambar yang rumit sekali, dan susah dimengerti. Bayangkan saja jika
sebuah lemari roda gigi harus digambar secara lengkap ! Untuk mendapatkan
gambaran dari bagian-bagian yang tersembunyi ini, bagian yang menutupi
dibuang. Gambar demikian disebut gambar potongan.
Gambar berikut ini, pada gambar (a) memperlihatkan sebuah benda . Jika kita
ingin melihat bagian dalamnya, maka pada benda dilakukan pemotongan, cara
memotongnya terlihat di gambar (b). Kemudian, potongan benda yang depan
dibuang, sehingga terlihat sisa potongan bagian belakang, gambar (c).
Gambar (c) ini diproyeksikan ke bidang potong , hasilnya disebut potongan
,gambar (d).
40
41
42
Potongan
vertikal :
43
Potongan horizontal :
44
30 d
a
c
a)
b)
c)
d)
14
45
10
a
a
a
Perhitungan
volume
tulangan
baja :
Bentuk
5d
22
tulangan
(mm)
25
Total
panjang(m)
22x7,53m=165,
66m
25
3x6,5 m = 19,5
m
4+4=8
25
25
8x5,35 m=42,8
m
2x3,25 m=6,5 m
25
22
12
2(70-2x3)+2(302x3) +(2x5x1,2) =
188
34
12
x(60-2x3)
(2x5x1.2) = 182
48
12
Panjang(cm)
371+190+1003+70+(2x5x2,5)
753
Jumlah
=
371+190(2x3)+70+(2x5x2,5
) = 650
105+60+170+200
= 535
105+60+40+(2x5x
2,5) = 325
40+200+(5x2,5) =
252,5
220
535
2x2,525m=5,05
m
3x2,2 m = 6,6 m
4x5,35m = 21,4
m
34x1,88m
=
63,92m
48x1.82m
83.76m
48
49
Jadi :
51
52
53
1.
G. Takeshi Sato,N. Sugiharto H. : Menggambar Mesin menurut standar ISO, PT. Pradnya
Paramita, cetakan ke-9 tahun 2000.
2.
3.
4.
54