Você está na página 1de 54

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BOROBUDUR

DOSEN
IR. HERINDIYATI, MSi
1

Tujuan :
Mampu membaca gambar teknik dan memindahkan gambar teknik
sesuai teori dasar gambar teknik dan standar ISO.
Materi :

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Pengantar Gambar Teknik.


Standarisasi Gambar Teknik.
Konstruksi Geometri.
Gambar Visualisasi.
Teori proyeksi.
Gambar Pandangan dan Potongan.
Penyajian Ukuran.
Gambar Sketsa..

Buku Ajar :
1. Technical Drawing, ISO Standard Hanbook, ISO Cntral Secretary, 1985.
2. Warren J. Luzadder, Fundamentals of Engineering Drawing, Prentioce
Hall Inc, 1981
2

1. PENGERTIAN GAMBAR TEKNIK/REKAYASA


Gambar Rekayasa adalah suatu bahasa grafik yang digunakan orang di seluruh
dunia, dan biasanya dapat menyatakan sesuatu lebih jelas dari kata-kata, sebab
setiap garis, gambar dan simbol mempunyai fungsi dan pengertian yang
tertentu.
Pemakaian daripada teknik menggambar yang baik adalah penting untuk
kesuksesan suatu penyelesaian gambar. Suatu gambar lebih penting daripada
lukisan grafik dari suatu obyek atau suatu struktur. Ini adalah suatu permintaan
tertentu pada si pekerja untuk melakukan pekerjaan tertentu dalam suatu cara
tertentu pula.
Setiap gambar atau penggambaran harus dilengkapi dalam penampilan
selangkah demi selangkah, dimulai dengan penulisan obyek, cara bekerja
kemudian ukuran-ukuran yang tepat dan yang lebih penting lagi adalah
pemakaian alat-alat gambar.
3

Gambar janganlah berisikan garis-garis, tanda-tanda, simbol-simbol dan


ukuran-ukuran yang tidak begitu penting. Bagaimanapun juga gambar harus
berisikan suatu kumpulan yang cukup dari catatan-catatan dan semua
informasi yang sangat penting lainnya, dalam suatu bentuk yang bisa
ditanggapi dan dimengerti dengan benar dan tepat. Penggambar harus selalu
membayangkan dirinya sebagai orang yang mengerjakan atau crew yang
mengerjakan pekerjaan sesuai dengan gambar untuk setiap informasi .
2. FORMAT KERTAS GAMBAR
Standar ukuran kertas gambar digunakan di beberapa negara sebagaimana
dikenal dengan seri A.
Ukuran dari kertas gambar, mempunyai luas 1

m2.
Panjang x lebar = 1 m2
p x l = 1 m2
sehingga :
l : 2 l = 1
l2 = 1 / 2
l = 0.841 m atau
841 mm
p = 1.189 m atau

Hubungan antara dua ukuran dari


lembar kertas adalah :
l:p
= 1 : 2

Ukuran ini ( 1189x841


mm2) dikenal sebagai A0.
4

Ukuran lainnya didapat dengan membagi luas A0 menjadi ukuran yang lebih kecil
seperti terlihat pada gambar berikut
panjang = 1189 mm

Ukuran standar kertas :

A2

A1
A4
A3
A5

lebar = 841 mm

Size

L
(mm)

P (mm)

A0

841

1189

A1

594

841

A2

420

594

A3

297

420

A4

210

297

A5

148

210

A5

3. GARIS TEPI
Setiap kertas mempunyai garis tepi pada setiap sisinya. Pada sisi sebelah
kiri selalu 20 mm pada semua ukuran, tapi pada sisi lainnya, garis tepi
tergantung pada ukuran kertas.
C

C
20mm

Untuk ukuran A0, A1


:
C = 15 mm
Untuk ukuran A2, A3 dan A4 :
C = 10 mm
6

4. KEPALA GAMBAR
Pada setiap gambar, ada kepala gambar di sudut kanan bawah dari kertas,
yang berisi :
1. Nama Perusahaan
2. Judul gambar
3. Judul Pekerjaan
4. Skala
5. Nomor Gambar
6. Paraf dan Perencana
7. Tanggal digambar
Untuk tugas-tugas gambar rekayasa, kita akan menggunakan kertas A2
dengan menggunakan kepala gambar sebagai berikut :

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS
BOROBUDUR

MATA
KULIAH :

TAHUN :

JUDUL
TUGAS :

DOSEN :

NAMA :
NIM :
KELAS :

LEMBAR
KE :

5. SKALA
Skala digunakan untuk mengecilkan atau membesarkan ukuran
benda sesungguhnya dalam menggambar. Skala yang umum
digunakan adalah :
Skala kecil

: 1 : 1 , 1 : 5 , 1 : 10

Skala besar : 1 : 20 , 1 : 50 , 1 : 100 , 1 : 200


Untuk peta : 1 : 500, 1 : 1000, 1 : 2500, 1 : 5000,
1 : 10.000, 1 : 25.000, 1 : 50.000
Skala pembesaran : untuk gambar detail khususnya mesin dan
listrik .
2 : 1 , 5 : 1 , 10 : 1
8

6. GARIS
6.1. Standar Garis
Standar garis yang umum di pakai adalah ;
No. Jenis Garis
1.
Garis Gambar (Tebal )
2.

Garis strip (kira-kira tebal


garis gambar)

3.

Garis strip titik (kira-kira 1/3


tebal garis gambar)

4.

Garis tipis (kira-kira tebal


garis gambar)

5.

Garis titik-titik (kira-kira


tebal garis gambar)

Kegunaan
1) melukiskan apa-apa yang terlihat
2) garis tepi/garis batas
3) melukiskan apa-apa yang tidak terlihat
dibelakang irisan atau apabila
penglihatan terhalang
4) garis-garis sumbu
5) menyatakan tempat irisan (ditambah
dengan huruf-huruf pada ujung dan
pangkal garis ini)
6) membatasi lukisan bila sebagian
benda yang dilukis dibuang
7) garis pembantu, garis ukuran
8) gambaran dari bagian-bagin yang
ukurannya ditentukan pada gambar
lain
9) arsiran
10) menyatakan bangunan yang akan
dibongkar

6.2. Garis Ukuran


Garis ukuran ditarik tipis dan tak boleh terputus-putus. Angka-angka tidak
boleh terlalu kecil. Bilangan-bilangan ditempatkan di atas dan sejajar
dengan garis ukuran. Pada garis ukuran tegak haruslah ditempatkan
sedemikian rupa sehingga angka-angka dapat dibaca dari sebelah kanan
gambar. Ukuran-ukuran yang digambar tidak dengan skala gambar, angkaangka ukuran diletakan dibawah garis. Bila garis ukuran terlalu sempit untuk
menempatkan angka di atasnya, haruslah ukuran-ukuran dibuat menurut
contoh berikut :
2

25

Garis ukuran pada lingkaran sepusat :


Pernyataan garis
ukuran yang salah

10

Pernyataan garis ukuran yang baik *)

*)

untuk lebih baiknya , ukuran-ukuran diberikan pada gambar irisan, Bila


tidak ada tampak samping, sehingga tidak tampak dengan segera apakah
benda tersebut bulat atau persegi panjang, maka bisa dinyatakan dengan
suatu tanda dan ditempatkan di belakang ukurannya, misalnya 70
(lingkaran) atau 70 (persegi)
11

6.3. Penyerongan dan pembulatan

20

10

o
56

Pada pernyataan serongan atau busur, hendaknya ukuran-ukuran dari titik


siku-siku dinyatakan ,bila perlu sudut dinyatakan dalam derajat.
12

6.4. Sudut miring dan peruncingan


(b-a)/2

b = ?

a=8

peruncingan 1:5

L = 30

sudut miring :

(b a) / 2 (b 8) / 2 1

L
30
10
(b-8)/2 = 3
b = 14

Peruncingan :

(b a) (14 8) 1

L
30
5

13

Untuk menyajikan sebuah benda tiga dimensi pada sebuah bidang dua dimensi
dipergunakan cara proyeksi.
Macam-macam Gambar Proyeksi :

Orthographic/Ortogonal :
Garis proyeksi tegak lurus
dengan bidang gambar dan
satu sama lain saling sejajar

Oblique : Garis proyeksi satu


sama lain sejajar dan oblique
(miring) terhadap bidang
gambar

Perspective : Garis
proyeksi menuju satu
titik SP (Station Point)

14
Dalam gambar mesin, juga sipil, proyeksi ortogonal yang terutama sekali dipakai.

1. GAMBAR PANDANGAN TUNGGAL


Kadang-kadang diperlukan gambar-gambar dalam tiga dimensi dari sebuah
benda, untuk mendapatkan gambaran dari bentuk bendanya. Gambar
demikian yang diperoleh dari satu pandangan disebut gambar satu
pandangan. Sebuah gambar satu pandangan menyajikan sebuah benda
seperti dalam foto. Gambar-gambar satu pandangan ini biasanya dipakai
sebagai ilustrasi.
Cara proyeksi yang dipergunakan untuk gambar satu pandangan terdiri dari :
1) Proyeksi aksonometri :
a. Proyeksi isometri
b. Proyeksi dimetri
c. Proyeksi trimetri
2) Proyeksi miring
3) Proyeksi Perspektif
4) Proyeksi isometri

15

1.1. Proyeksi aksonometri


a. Gambar aksonometri

Jika sebuah benda disajikan dalam proyeksi ortogonal,


seperti tampak dalam gambar (a) berikut ini, maka hanya
sebuah bidang saja yang akan tergambar dalam bidang
proyeksi. Seandainya bidang-bidang atau tepi-tepi benda
tersebut dimiringkan terhadap bidang proyeksi, maka tiga
muka dari benda akan terlihat serentak, seperti terlihat dalam
gambar (b). Cara demikian disebut proyeksi aksonometri dan
gambarnya disebut gambar aksonometri.

16

Sebagai contoh diambil sebuah kubus.


Pertama-tama kubus ini diletakkan
seperti pada gambar (a) berikut ini.
Kemudian kubus dimiringkan sehingga
diagonal bendanya berdiri tegak lurus
pada bidang vertikal, atau bidang
proyeksi . Sudut antara bidang bawah
kubus dan bidang horisontal menjadi
35016 ,gambar (b). Jika kubus ini
diproyeksikan pada bidang proyeksi P,
proyeksinya akan menunjukkan ketiga
bidang dari kubus. Dalam gambar
proyeksi ini sisi-sisi AB,AD dan AE,
ketiganya sama panjang, dan saling
berpotongan pada sudut yang sama
pula, yaitu 1200. Proyeksi demikian
disebut proyeksi isometri. Ketiga garis
lurus AB,AD dan AE adalah sumbusumbu isometri, panjang masingmasing sisi lebih pendek dari panjang
sisi sebenarnya yaitu skala
perpendekannya adalah 0,82:1.

17

5. Proyeksi Dimetri
Proyeksi pada gambar
berikut ini, dimana skala
perpendekan dari dua sisi
dan dua sudut dengan garis
horisontal sama, disebut
proyeksi dimetri.

6. Proyeksi Trimetri
Proyeksi pada gambar berikut ini,
dimana skala perpendekan dari
tiga sisi dan tiga sudut tidak sama,
disebut proyeksi trimetri

18

Harga-harga dari sudut proyeksi dan skala perpendekan dari proyeksi


aksonometri yang khas terdapat pada tabel berikut ini :

Cara proyeksi

Sudut proyeksi (0)

Skala perpendekan

Sumbu-X

Sumbu-Y

Sumbu-Z

30

30

0.82

0.82

0.82

Proyeksi dimetri

15
35
40

15
35
10

0.73
0.86
0.54

0.73
0.86
0.92

0.96
0.71
0.92

Proyeksi trimetri

20
30
30
35
45

10
15
20
25
15

0.64
0.65
0.72
0.77
0.65

0.83
0.86
0.83
0.85
0.92

0.97
0.92
0.89
0.83
0.86

Proyeksi isometri

19

a. Gambar Isometri
Untuk mendapatkan sedikit gambaran mengenai bentuk benda yang
sebenarnya pada umumnya dibuat gambar isometri, dimetri atau trimetri
dari proyeksi aksonometrinya.
Pada proyeksi aksonometri tidak terdapat panjang sisi yang
sebenarnya dari benda yang bersangkutan. Oleh karena itu
penggambarannya memakan waktu. Dilain pihak, gambar isometri,
dimetri atau trimetri setidaknya satu sisi merupakan panjang sisi yang
benar.
Pada gambar isometri panjang garis pada sumbu-sumbu isometri
menggambarkan panjang yang sebenarnya. Karena itu
penggambarannya sangat sederhana, dan banyak dipakai untuk
membuat gambar satu pandangan. Gambar isometri dapat menyajikan
benda dengan tepat, dan memmerlukan waktu yang lebih singkat
dibandingkan cara proyeksi yang lain.
20

Cara cara membuat gambar isometri :

Contoh-contoh gambar isometri :

1. Tentukan letak sumbu-sumbu


isometri, bisa pada kedudukan
normal (gambar (a)), pada
kedudukan terbalik (gambar(b))
atau pada kedudukan horisontal
(gambar (c)). Kedudukan sumbusumbu isometri dipilih sesuai
tujuan dan hasil yang akan
memberikan gambar yang paling
jelas.
2. Gambarlah benda tersebut
dengan sisi-sisi yang akan
memberikan panjang sisi yang
sebenarnya, sejajajar dengan
sumbu-sumbu isometri.

21

22

Proyeksi oblique/miring
Proyeksi miring adalah semacam
proyeksi sejajar, tetapi garis-garis
proyeksinya miring terhadap bidang
proyeksi. Pada proyeksi ini bendanya
dapat diletakkan sesukanya, tetapi
biasanya permukaan depan dari
benda diletakkan sejajar dengan
bidang proyeksi vertikal. Dengan
demikian bentuk permukaan depan
tergambar seperti sebenarnya.
Sudut yang menggambarkan
kedalamannya biasanya 300,450 atau
600 terhadap sumbu horisontal. Untuk
skala perpendekan pada sumbu ke
dalam bisa , atau 1/3 .

23

Proyeksi perspektif
Pada proyeksi perspektif, garis- garis proyeksinya menuju satu titik pandangan.
Gambar perspektif adalah gambar yang serupa dengan gambar benda yang
dilihat dengan mata biasa, dan banyak digunakan dalam bidang arsitektur. Ini
merupakan gambar pandangan tunggal yang terbaik, tetapi cara
penggambarannya sangat sulit dan rumit, dan karenanya jarang sekali dipakai
dalam gambar teknik mesin maupun sipil.

24

Dalam gambar perspektif, garis-garis sejajar pada benda bertemu di satu titik
dalam ruang, yang dinamakan titik hilang. Ada tiga macam gambar perspektif,
seperti perspektif satu titik (perspektif sejajar), perspektif dua titik (perspektif
sudut) dan perspektif tiga titik (perspektif miring), sesuai dengan jumlah titik
hilang yang dipakai, seperti terlihat pada gambar berikut ini :

25

Pada gambar teknik mesin, maupun teknik sipil teristimewa pada gambar kerja
dipergunakan cara proyeksi ortogonal/multi pandangan. Bidang-bidang
proyeksi yang paling banyak dipergunakan adalah bidang horisontal dan
vertikal, seperti tampak pada gambar berikut ini . Bidang-bidang utama ini
membagi seluruh ruang dalam 4 kuadran, yaitu kuadran pertama, kedua,
ketiga dan keempat (lihat gambar).
Jika benda yang akan digambar
diletakkan di kuadran pertama, dan
diproyeksikan pada bidang-bidang
proyeksi, maka cara proyeksi ini disebut
proyeksi sudut pertama/proyeksi
Eropah. Jika bendanya diletakkan di
kuadran ketiga, maka cara proyeksi
demikian disebut proyeksi sudut
ketiga/proyeksi Amerika.
26

1. Proyeksi sudut pertama

27

2. Proyeksi sudut ketiga

28

29

3. Lambang cara proyeksi


Jika hasil-hasil gambar proyeksi
sudut pertama dan ketiga
dibandingkan, maka terlihat
bahwa gambar yang satu
merupakan kebalikan yang lain,
jika dilihat dari segi susunannya.
Dalam standar ISO (ISO/DIS
128) telah ditetapkan bahwa
kedua cara proyeksi boleh
dipergunakan, namun cara yang
dipakai harus dijelaskan pada
gambar, dengan menggunakan
sebuah lambang seperti
tergambar berikut ini. Lambang
ini diletakkan di bagian kanan
bawah kertas gambar.

30

4. Perbandingan antara proyeksi sudut pertama dan proyeksi sudut ketiga


Kelebihan proyeksi sudut ketiga dibanding dengan proyeksi
sudut pertama :
1) Dari gambarnya, bentuk benda dapat langsung dibayangkan. Dengan
pandangan depan sebagai patokan, gambar pandangan lain dilipat
menurut gambar berikut ini, dan bendanya akan muncul seperti aslinya.
2) Gambarnya mudah dibaca, karena hubungan antara gambar yang satu
dengan yang lain dekat. Tidak saja mudah dibaca, tetapi jarang terjadi
salah pengertian. Teristimewa sekali pada benda-benda yang panjang,
susunan pandangan depan dan samping mudah sekali dibaca. Gambar
berikut ini menunjukkan perbedaan antara kedua cara proyeksi
3) Dengan cara proyeksi sudut ketiga mudah untuk membuat pandangan
tambahan atau pandangan setempat. Contoh gambar berikut ini
menunjukkan cara proyeksi mana yang lebih unggul
31

32

5. Proyeksi Garis
Sebuah garis dapat diproyeksikan dalam panjang sebenarnya atau sebagai
titik di dalam sebuah pandangan tergantung pada hubungannya terhadap
bidang proyeksi dimana gambar tersebut diproyeksikan.
Panjang sebenarnya diperlihatkan hanya pada bidang proyeksi yang sejajar
terhadap garis. Apabila sebuah garis tegak lurus terhadap proyeksi denah,
maka proyeksinya akan berupa sebuah titik.
Hal ini penting bagi para penggambar untuk menggambarkan posisi setiap
garis yang digambarkan , sehingga mengetahui apakah proyeksi tersebut
merupakan panjang sebenarnya atau pemendekan.

33

A2
A1

A2
B2

B1

samping

B
samping

depan

depan
A3B3

A1B1

B2

A3
denah

A.GARIS VERTIKAL

Garis vertikal :
Garis vertikal adalah garis yang tegak
lurus bidang horisontal. Garis tersebut
akan terlihat sebagai titik pada proyeksi
denah (A3B3) dan terlihat sebagai
panjang sebenarnya pada proyeksi
depan (A1B1) dan proyeksi samping
(A2B2).

B3
denah

A.GARIS HORISONTAL

Garis Horisontal :
Garis horisontal adalah garis yang
sejajar dengan horisontal, akan terlihat
sebagai titik pada proyeksi
depan(A1B1) dan terlihat sebagai
panjang sebenarnya pada proyeksi
denah(A3B3) dan proyeksi samping
34
(A2B2).

A2
A1

A2
A1

A
B2

B2
B1

samping

depan
A3

A.GARIS MIRING

B3
denah

B1
depan

samping

B
B3
A3

denah

Garis Oblique :
Garis oblique tidak
akan memperlihatkan
panjang sebenarnya
karena garis tersebut
miring terhadap
semua bidang
proyeksi

A.GARIS OBLIQUE

Garis miring :
Garis miring adalah garis yang tidak vertikal dan tidak
horisontal, garis ini sejajar dengan bidang proyeksi
samping. Garis miring akan memperlihatkan panjang yang
sebenarnya pada bidang proyeksi yang sejajar yaitu bidang
proyeksi samping(A2B2). Sedang pada bidang proyeksi
yang lain merupakan pemendekan yaitu pada bidang
proyeksi depan(A1B1) dan pada bidang proyeksi
denah(A3B3)

Garis Maya :
Garis titik-titik(strip-strip) yang
digunakan pada pandangan
dan keluar dari benda untuk
menggambarkan permukaan
atau potongan yang tidak
terlihat dari bagian benda yang
35
dipandang

Untuk menggambar pandangan-pandangan sebuah benda , pandangan depan


benda dianggap sebagai gambar pokok, dan pandangan-pandangan lain dapat
disusun seperti gambar berikut ini. Tetapi pada gambar kerja , jumlah pandangan
harus dibatasi seperlunya, yang dapat memberikan bentuk secara lengkap.
Contoh gambar dua pandangan :

Contoh gambar tiga pandangan :


1)

36

2) Gambar pesawat terbang :

3) gambar rumah

37

4) Gambar elemen mesin

38

100 cm

100 cm
10

5) Gambar dinding pagar depan


Universitas Borobudur (ditampilkan
dalam potongan sepanjang 2m

20

skala 1:25

30

80 cm

20
120 cm
15
40 cm
60 cm

40 cm
10

45 cm

15

150 cm
100 cm
20
200 cm
60 cm

39

1. Potongan
Tidak jarang ditemui benda-benda dengan rongga-rongga di dalamnya. Untuk
mengambarkan bagian-bagian ini dipergunakan garis gores, yang menyatakan
garis-garis tersembunyi. Jika hal ini dilaksanakan secara taat asa, yaitu semua
garis digambar , yaitu garis yang nampak digambar garis jelas sedang yang
tersembunyi digambar dengan garis gores (strip-strip), maka akan dihasilkan
sebuah gambar yang rumit sekali, dan susah dimengerti. Bayangkan saja jika
sebuah lemari roda gigi harus digambar secara lengkap ! Untuk mendapatkan
gambaran dari bagian-bagian yang tersembunyi ini, bagian yang menutupi
dibuang. Gambar demikian disebut gambar potongan.
Gambar berikut ini, pada gambar (a) memperlihatkan sebuah benda . Jika kita
ingin melihat bagian dalamnya, maka pada benda dilakukan pemotongan, cara
memotongnya terlihat di gambar (b). Kemudian, potongan benda yang depan
dibuang, sehingga terlihat sisa potongan bagian belakang, gambar (c).
Gambar (c) ini diproyeksikan ke bidang potong , hasilnya disebut potongan
,gambar (d).
40

Contoh contoh gambar


potongan yang lain :

41

Contoh untuk gambar potongan/irisan di bidang teknik arsitektur


maupun sipil, misalnya pada konstruksi rumah adalah seperti gambar
berikut ini . Potongan bisa dibuat dalam bidang horisontal , yang akan
menghasilkan gambar denah , bisa juga potongan dibuat dalam
bidang vertikal baik segaris maupun tidak segaris, tergantung
potongan sisi mana yang ingin dilihat lebih jelas.
Untuk gambar-gambar arsitektur / disain lebih diutamakan
menampilkan bentuknya tanpa detail konstruksinya, sedangkan
gambar konstruksinya + detail pertemuan atau sambungan harus
dikuasai oleh insinyur sipil/sarjana teknik sipil.

42

Potongan
vertikal :

43

Potongan horizontal :

44

Gambar kerja harus dapat


memberikan informasi yang sejelasjelasnya tentang bentuk, ukuran dan
cara pengerjaan dari benda yang
digambarkan. Pencantuman ukuran
adalah salah satu persyaratan yang
harus ada pada gambar kerja.
Pemberian ukuran harus jelas
agar tidak menimbulkan salah tafsir.
Ketentuan-kententuan tentang
menggambar dengan proyeksi akan
memberikan informasi yang lengkap
tentang bentuk bendanya,
sedangkan pencantuman ukuran
akan memberikan penjelasan
tentang dimensi ukurannya.

1. Garis ukuran dan garis bantu ukuran

30 d

a
c

a)
b)
c)
d)

garis bantu ukuran


garis ukuran
panah ukuran
45
angka ukuran

Pada pengukuran yang beruntun


dapat digunakan dengan cara garis
ukurnya diawali dengan titik yang
dilingkari dan pada ujung lainnya
diberi tanda anak panah secara
beruntun.
Angka ukuran
25 a

14

Angka-angka ukuran horisontal


dituliskan di tengah-tengah dan
sedikit di atas garis kuran.
Sedangkan angka ukuran vertikal
diletakkan di sebelah kiri garis
ukur dan dengan arah diputar 900
berlawanan aran jarum jam
terhadap ukuran horisontal

a. angka ukuran horisontal


b. angka ukuran vertikal
46

Dasar untuk meletakkan


ukuran
Ukuran besaran adalah ukuran
yang menyatakan harga suatu
besaran panjang, sudut,
diameter lubang, radius, dsb.

Jarak antara garis ukuran


Jarak antara garis ukuran yang
satu dengan yang lainnya dan garis
benda dengan garis ukuran harus
tetap sama dan harus cukup untuk
menuliskan angka ukuran.
a
a

45
10

a
a
a

Simbol untuk jari-jari :

Jarak antara garis ukuran diberi


lambang dengan huruf a, kira-kira
47
sebesar 5 mm s/d 7 mm

Perhitungan
volume
tulangan
baja :

Bentuk

5d

22

tulangan
(mm)
25

Total
panjang(m)
22x7,53m=165,
66m

25

3x6,5 m = 19,5
m

4+4=8

25

25

8x5,35 m=42,8
m
2x3,25 m=6,5 m

25

22

12

2(70-2x3)+2(302x3) +(2x5x1,2) =
188

34

12

x(60-2x3)
(2x5x1.2) = 182

48

12

Panjang(cm)
371+190+1003+70+(2x5x2,5)
753

Jumlah
=

371+190(2x3)+70+(2x5x2,5
) = 650
105+60+170+200
= 535
105+60+40+(2x5x
2,5) = 325
40+200+(5x2,5) =
252,5
220
535

2x2,525m=5,05
m
3x2,2 m = 6,6 m
4x5,35m = 21,4
m
34x1,88m
=
63,92m

48x1.82m
83.76m

48

Struktur Beton Bertulang beserta perhitungan volumenya :


Catatan : 1. Kolom adalah lingkaran dengan diameter 60 cm, tebal selimut
beton 3 cm.
2. Balok ukuran 30x70 cm2, tebal selimut beton 3cm.
3. Plat beton, tebal 12 cm

49

Jadi :

1. tulangan dengan 25 mm : panjang total = 239,51 m


volume = x0,01252x239,51 m3 =
0,1176 m3
2. tulangan dengan 12 mm : panjang total = 172,68 m
volume = x0,0062x172,68 m3 = 0,02 m3
3. tulangan dengan 22 mm : panjang total = 6,6 m
volume = x0,0112x6,6 m3 = 0,0025 m3

Perhitungan volume beton :


1) volume balok = (0.3x0.7x5,35)m3 = 1,1235 m3
2) volume kolom = x 0,32 x (3,71+1,9+1-0,7) m3 = 1,671 m3
Pertemuan antara Poer beton dengan kolom baja :
(Gambar pada tayangan berikut)
50

Gambar : Pertemuan antara Poer


Beton dengan Kolom Baja

51

1. Gambarkan dua tampak dari benda yang tergambar di bawah ini !


Gunakan skala 5:1 (1 cm dalam soal = 5 cm dalam gambar anda).

52

53

1.

G. Takeshi Sato,N. Sugiharto H. : Menggambar Mesin menurut standar ISO, PT. Pradnya
Paramita, cetakan ke-9 tahun 2000.

2.

Technical Drawing, ISO Standard Handbook, ISO Central Secretary, 1985

3.

Warren J. Luzadder : Fundamental of Engineering Drawing, Prentice Hal Inc., 1981.

4.

C. Leslie Martin : Architectural Graphics, second edition, 1970

54

Você também pode gostar