Você está na página 1de 10

ARTIKEL JURNAL

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN


KEPATUHAN PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS DALAM
PENGONTROLAN ASUPAN CAIRAN DI IRNA NON
BEDAH PENYAKIT DALAM RSUP. Dr.
M. DJAMIL PADANG TAHUN 2014
Dwi Rezti Refdita, Dr. Susmiati, Fitria Fajriani
Fakultas Keperawatan
Abstrack : Compliance in controlling fluid intake in patients with chronic renal failure is an important thing to note ,
if the patient does not comply, can result in kidney function will be heavier. USRDS report increased numbers of
chronic renal failure 2.1 %. This study aims to determine the relationship between knowledge and support families
with adherence in controlling fluid intake in patients with chronic renal failure in non- surgical IRNA
RSUP.Dr.M.Djamil disease in Padang 2014. This type of research is Analytical design with cross sectional study
performed in RSUP.Dr.M.Djamil Padang in December to January. Samples are 55 people with the sampling
technique is purposive sampling. Data were analyzed using univariate and bivariate computerized programs and
hypothesis testing techniques are chi-square test. The results showed more than half of patients with chronic renal
failure (72.7 %) do not obey the control of fluid intake, more than half of patients with chronic renal failure (54.5 %)
low knowledgeable, less than half of patients with chronic renal failure (41.8 %) had a poor family support. From
the results of the bivariate analysis of a significant association between knowledge ( p = 0.000 ) and family support
(p = 0.021) with the control of fluid intake in Irna Non Surgical Diseases In Padang RSUP.Dr.M.Djamil 2014. From
the results, it is expected to nurses in Irna Non Surgical Disease RSUP.Dr.M.Djamil Padang, more active in
providing guidance or health education about the limitations and how to control the fluid intake in patients with
chronic renal failure.
Keywords : chronic renal failure , compliance , knowledge, support family
Abstrak : Kepatuhan dalam pengontrolan asupan cairan pada penderita gagal ginjal kronik merupakan hal penting untuk
diperhatikan, jika pasien tidak patuh, dapat mengakibatkan kerja ginjal akan semakin berat. USRDS melaporkan
terjadinya peningkatan angka gagal ginjal kronik 2,1%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
pengetahuan dan dukungan keluarga dengan kepatuhan dalam pengontrolan asupan cairan pada pasien gagal ginjal kronik
di irna non bedah penyakit dalam RSUP.Dr.M.Djamil Padang Tahun 2014. Jenis penelitian yang digunakan adalah
desain Analitik dengan pendekatan cross sectional study dilakukan di RSUP.Dr.M.Djamil Padang pada bulan
Desember sampai Januari. Sampel berjumlah 55 orang dengan teknik pengambilan sampel adalah purposive
sampling. Data dianalisa secara univariat dan bivariat menggunakan program komputerisasi dan teknik pengujian
hipotesis adalah uji chi-square. Hasil penelitian didapatkan lebih dari separuh pasien gagal ginjal kronik (72,7%)
tidak patuh dalam pengontrolan asupan cairan, lebih dari separuh pasien gagal ginjal kronik (54,5%) berpengetahuan
rendah, kurang dari separuh pasien gagal ginjal kronik (41,8%) memiliki dukungan keluarga yang kurang baik. Dari
hasil analisa bivariat didapatkan hubungan yang bermakna antara pengetahuan (p=0,000) dan dukungan keluarga
(p=0,021) dengan pengontrolan asupan cairan di Irna Non Bedah Penyakit Dalam RSUP.Dr.M.Djamil Padang Tahun
2014. Dari hasil penelitian didapatkan, diharapkan kepada perawat yang ada di Irna Non Bedah Penyakit Dalam
RSUP.Dr.M.Djamil Padang, lebih aktif lagi dalam memberikan bimbingan atau penyuluhan kesehatan tentang
batasan dan cara mengendalikan asupan cairan pada pasien gagal ginjal kronik.
Kata kunci : gagal ginjal kronik, kepatuhan, pengetahuan, dukungan keluarga

LATAR BELAKANG
Penyakit ginjal kronis merupakan
penyakit yang membahayakan jiwa dan juga
sering tidak diketahui sampai tahap yang
sangat lanjut (Santoso, 2009). Gagal ginjal
kronik menurut Smeltzer dan Bare (2002),
merupakan gangguan fungsi renal yang
progresif dan irreversibel dimana kemampuan
tubuh
gagal
untuk
mempertahankan
metabolisme serta keseimbangan cairan dan
elektrolit. Di negara maju, angka penderita
gangguan ginjal cukup tinggi. Di Amerika
Serikat misalnya angka kejadian penyakit
gagal ginjal meningkat tajam dalam 10 tahun.
Tahun 1996 terjadi 166.000 kasus. GGT (gagal
ginjal tahap akhir) dan pada tahun 2000
menjadi 372.000 kasus. angka ini diperkirakan,
masih akan terus naik. Berdasarkan data di
Amerika setiap tahun selalu mengalami
peningkatan 2,1% dan diperkirakan tahun 2011
meningkat sebanyak 6 juta sampai 20 juta
orang di Amerika diperkirakan gagal ginjal
kronik tahap awal (USRDS,2011).
Prevalensi
gagal
ginjal
kronis
berdasarkan pernah didiagnosis dokter di
Indonesia sebesar 0,2% (Riskesdas, 2013). Di
Indonesia peningkatan penderita penyakit
gagal ginjal kronik mencapai angka 20%.
Pusat data dan informasi perhimpunan rumah
sakit
seluruh
Indonesia
(PDPERSI)
menyatakan jumlah penderita gagal ginjal
kronik diperkirakan sekitar 50 orang per satu
juta penduduk. Penyakit gagal ginjal kronik
menduduki peringkat ke 6 penyebab kematian
di seluruh rumah sakit Indonesia (Depkes,
2008).
RSUP Dr.M.Djamil Padang merupakan
rumah sakit pemerintah yang merupakan
rumah sakit rujukan untuk wilayah Sumatera
Bagian Tengah. Salah satunya rumah sakit
RSUP.Dr.M.Djamil
Padang
menerima
pelayanan pasien dengan penyakit gagal ginjal
kronis. Dari catatan Medikal Record RSUP
Dr.M.Djamil Padang didapatkan pada tahun

2011 data yang menderita gagal ginjal kronik


adalah 80 orang dan pada tahun 2012 data
yang menderita gagal ginjal kronik adalah 136
orang kemudian mengalami peningkatan pada
tahun 2013 data pasien yang menderita gagal
ginjal kronik adalah 357 orang. Data gagal
ginjal kronik 3 bulan terakhir didapatkan
sebanyak 143 orang.Pada bulan September
2014 Di Irna Non Bedah Penyakit Dalam
ditemukan data penderita gagal ginjal kronis
sebanyak 64 orang.
Semakin parahnya kegagalan ginjal dan
menurunnya glomerulus (GFR) hingga 10
persen atau kurang dari normal, maka produksi
urine akan menjadi sedikit sehingga masukan
air dan natrium dalam jumlah yang lazim tidak
dapat ditolerir. Sebagai akibatnya, jumlah air
dan natrium yang diperbolehkan untuk
penderita gagal ginjal harus ditetapkan
berdasarkan keadaan masing-masing penderita
yang tergantung pada derajat faal ginjal dan
proses penyakit yang menjadi dasarnya
(Hartono, 2008).
Pembatasan cairan sangat penting bagi
pasien gagal ginjal kronik karena bila tidak
melakukan pembatasan asupan cairan akan
mengakibatkan edema, hipertensi, hipertropi
ventrikuler kiri, dan mempengaruhi lama hidup
pasien cairan akan menumpuk didalam tubuh.
Kondisi ini akan meningkat tekanan darah dan
memperberat
kerja
jantung,
sehingga
dianjurkan bagi pasien penyakit ginjal kronik
untuk patuh dalam membatasi jumlah asupan
cairan (Smeltzer & Bare, 2002). Faktor-fakor
yang
mempengaruhi
kepatuhan
dalam
pembatasan asupan cairan diantaranya
pendidikan,
pengetahuan,
sikap,
lama
menjalani HD, Informasi (Kualitas interaksi),
dan dukungan Keluarga (Sari,2009).
Pengetahuan pada pasien gagal ginjal
dalam mengontrol asupan cairan sangat
dibutuhkan, karena pengetahuan merupakan
salah satu faktor penting yang mempengaruhi

kepatuhan pasien terhadap pengontrolan


asupan cairan. Berdasarkan penelitian Kartika
(2012) tentang tingkat pengetahuan pasien
gagal ginjal kronik tentang diet gagal ginjal
kronik di Rumah Sakit Harjono Ponerogo
didapatkan bahwa 9 responden (25,8%)
mempunyai pengetahuan baik, sedangkan 13
responden (37,1%) mempunyai tingkat
pengetahuan cukup dan pengetahuan kurang.
Faktor lain yang mempengaruhi
kepatuhan pasien yaitu adanya dukungan
keluarga, dengan adanya dukungan dari
keluarga dapat menghilangkan godaan pada
ketidakpatuhan dan mereka seringkali dapat
menjadi kelompok pendukung untuk mencapai
kepatuhan (Maryati, 2011).
Penderita gagal ginjal kronik harus
mematuhi asupan energi, karbohidrat, lemak,
protein, asupan cairan, dan mineral.
Rekomendasi asupan cairan perhari harus
berkisar 500 ml/hari + jumlah urine +
kehilangan air diluar ginjal (misalnya karena
diare, dan pengisapan cairan lambung
(Hartono, 2008). Masalah umum yang banyak
dialami oleh pasien yang menjalani Gagal
ginjal kronik adalah ketidakpatuhan terhadap
regimen terapeutik (Retno,2011).
Pang, et al(2001) dalam Barnet, et
al(2007) mengatakan
bahwa kepatuhan
terhadap regimen terapi dan mencegah atau
meminimalkan komplikasi adalah faktor
penting yang berkontribusi untuk bertahan dan
kualitas hidup. Pengontrolan cairan pada
pasien penyakit gagal ginjal kronik adalah
faktor
penting
yang
dapat

menentukankeberhasilan terapi. Kepatuhan


dalam pembatasan intake cairan diukur dengan
menggunakan rata rata berat badan yang
didapatkan atau interdialityc weight gain
( Tsay, 2003). Hasil studi pendahuluan pada
tanggal 10 Oktober 2014 melalui wawancara
dengan 10 orang pasien gagal ginjal yang
dirawat di Irna Non Bedah Penyakit Dalam
RSUP.Dr.M.Djamil Padang, didapatkan bahwa
7 orang pasien mengatakan jumlah cairan yang
diminum perharinya tidak sesuai yang
dianjurkan dokter, pada kenyataannya dia
hanya boleh minum 4 gelas sehari. Enam klien
mengatakan jarang mendapatkan informasi
mengenai penyakitnya dan juga klien
mengatakan kurang puas dengan apa yang
disampaikan dengan dokter dan perawat
karena istilah medis yang sulit dimengerti.
Lima dari masing-masing anggota keluarga
klien mengatakan kurang mengetahui tentang
pengontrolan asupan cairan dan keluarga
mengatakan tidak mengetahui harus berapa
banyak klien minum dalam sehari. Kondisi
fisik yang terlihat pada penderita gagal ginjal
kronis tersebut yaitu oedem pada kantong
mata, pipi, edema pada punggung kaki, nafas
sesak dan mengatakan badannya terasa lelah
dan mual.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti telah
melakukan penelitian tentang hubungan
pengetahuan dan dukungan keluarga dengan
kepatuhan pasien gagal ginjal kronis dalam
pengontrolan asupan cairan di Irna Non Bedah
Penyakit Dalam RSUP.Dr.M.Djamil Padang
tahun 2014.

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah


desain analitik dengan pendekatan cross
sectional study dimana variabel independen
dan variabel dependen diteliti pada waktu
yang bersamaan. Penelitian dilakukan di Irna
Non
Bedah
Penyakit
Dalam
RSUP.Dr.M.Djamil Padang Tahun 2014.

Waktu penelitian dimulai dari bulan


September 2014 sampai dengan Januari 2015.
Teknik pengambilan sampel adalah teknik
Purposive sampling. Dalam penelitian ini
instrumen penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kuesioner identitas
responden, Kuesioner identitas responden

digunakan untuk mengumpulkan


data
responden yang terdiri dari nama inisial, umur,
jenis kelamin. Kuesioner yang telah dibuat
mencakup beberapa variabel yang diteliti yaitu
variabel independen : pengetahuan dan
dukungan keluarga, sedangkan variabel
dependen : kepatuhan dalam pengontrolan
asupan cairan pada klien gagal ginjal kronik.
.

Pengumpulan data dilakukan untuk


memperoleh informasi yang berkaitan dengan
variable yang dikumpulkan melalui angket
dengan menggunakan alat ukur kuisioner dan
lembar observasi. Pengolahan dilakukan
secara
komputerisasi
dengan
SPSS
menggunakan uji statistik Chi Square dengan
derajat kepercayaan 95% ( = 0,05)

HASIL DAN PEMBAHASAN


a. Analisa Univariat
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi karateristik usia dan jenis kelamin responden di
ruangan IRNA Non Bedah RSUP DR. M. Djamil Padang Tahun 2014

Variable
Usia

Jenis
kelamin

Kategori
Remaja (<21)
Dewasa awal (21-30)
Dewasa tengah (31-65)
Dewasa tua (>65)
(Potter & Perry, 2005)
Laki-laki
Perempuan

Berdasarkan tabel 5.1 diatas presentase


responden berdasarkan usia didapatkan lebih
banyak responden pada usia dewasa tengah
(31-64 Tahun) sebesar 74,5% (41 orang)

Jumlah
1
2
41
11

Persentase (%)
1,8
3,6
74,5
20

22
33

40
60

dibandingkan responden yang berusia lebih


tua sebesar 20 % (11 orang). Responden yang
termuda terdapat pada usia 17 tahun

sedangkan yang tertua terdapat pada usia 78


tahun.
Berdasarkan jenis kelamin pada tabel
5.1, presentase responden perempuan lebih

banyak dibandingkan dengan responden lakilaki. Presentase responden perempuan


sebanyak 60% (33 orang) sedangkan laki-laki
40%(22 orang).

a. Kepatuhan
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Kepatuhan Responden Gagal Ginjal Kronis Di Irna Non
Bedah Penyakit Dalam RSUP Dr.M.Djamil Padang Tahun 2014
n

1. Tidak patuh
2. Patuh
Jumlah
Berdasarkan Tabel 5.2 menunjukkan
bahwa lebih dari separuh (72,7%) responden

40
15
55

72,7
27,3
100

tidak patuh dalam pengontrolan asupan


cairan.

b. Pengetahuan
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Gagal Ginjal Kronik Di Irna Non
Bedah Penyakit Dalam RSUP.Dr.M.Djamil Padang Tahun2014
1
2
3

Pengetahuan
Kurang
Cukup
Baik
Jumlah

N
30
19
6
55

%
54,5
34,5
10,9
100

Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan bahwa lebih dari separuh (54,5%) responden
memiliki tingkat pengetahuan yang kurang tentang pengontrolan asupan cairan.
c. Dukungan keluarga
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Pasien Gagal Ginjal Kronik Di Irna
Non Bedah Penyakit Dalam RSUP.Dr.M.Djamil Padang Tahun 2014

1
2

Dukungan
Keluarga
Kurang baik
Baik
Jumlah

23
32
55

41,8
58,2
100

Berdasarkan tabel 5.4 menunjukan bahwa hampir separuh (41,8%) responden


memiliki dukungan keluarga yang kurang baik tentang pengontrolan asupan cairan.

a. Hubungan Pengetahuan Dengan Kepatuhan Dalam Pengontrolan Asupan Cairan


Pasien Gagal Ginjal Kronis di Irna Non Bedah Penyakit Dalam.
Tabel 5.5 Analisis hubungan Pengetahuan Dengan Kepatuhan Pasien Gagal Ginjal
Kronik Di Irna Non Bedah Penyakit Dalam RSUP.Dr.M.Djamil Padang Tahun 2014
Kepatuhan
Pengetahua
n

Tidak
patuh

Cukup

N
3
0
9

Baik

Kurang

Total

4
0

Total

Patuh

%
100

n
0

%
0

47,
4
16,
7

1
0
5

52,
6

72,
7

1
5

Berdasarkan tabel 5.5 dapat dilihat


bahwa presentase dari 30 responden yang
mempunyai pengetahuan kurang tentang
penyakit gagal ginjal kronik seluruhnya tidak
patuh dalam pengontrolan asupan cairan
(100%).
Sedangkan
yang
memiliki
pengetahuan baik hanya 1 responden (16,7%)

83,
3
27,
3

P
valu
e

N
3
0
1
9
6

%
10
0
10
0
10
0

5
5

10
0

0,00
0

yang tidak patuh terhadap pengontrolan


asupan cairan.
Pada
hasil
uji
statistik
juga
menunjukkan bahwa ada hubungan yang
bermakna
antara pengetahuan
dengan
kepatuhan pengontrolan asupan cairan pasien
gagal ginjal, hal ini dapat dilihat pada nilai p =
0,000 (p<0,05).

b. Hubungan Dukungan Keluarga Pasien Gagal Ginjal Kronis Dengan Kepatuhan


Dalam Pengontrolan Asupan Cairan di Irna Non Bedah Penyakit Dalam.
Tabel 5.6 Analisis Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Pasien Gagal
ginjal kronik di Irna Non Bedah Penyakit Dalam RSUP.Dr.M.Djamil
Padang Tahun 2014
Kepatuhan
Dukungan
Keluarga
Kurang Baik
Baik
Total

Tidak patuh
n
%
21
91,3
19
59,4
40
72,7

Patuh
n
%
2
8,7
13
40,6
15
27,3

Total
N
23
32
55

P
value
%
100
100
100

0,021

Berdasarkan tabel 5.6 dapat dilihat


bahwa presentase dari 23 responden gagal
ginjal kronik dalam pengontrolan asupan
cairan yang memiliki dukungan keluarga
kurang baik terdapat 21 responden (91,3%)

yang tidak patuh terhadap pengontrolan


asupan cairan. Sedangkan dari 32 responden
yang memiliki dukungan keluarga baik
terdapat 19 responden (59,4%) yang tidak
patuh terhadap pengontrolan asupan cairan.

KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
Setelah dilakukan penelitian tentang
hubungan pengetahuan dan dukungan
keluarga dengan kepatuhan pasien gagal
ginjal kronik di irna non bedah penyakit
dalam RSUP.Dr.M.Djamil Padang tahun
2014, maka dapat disimpulkan:
a. Lebih dari separuh pasien gagal ginjal
kronis
tidak
patuh
terhadap
pengontrolan asupan cairan di Irna
Non
Bedah
Penyakit
Dalam
RSUP.Dr.M.Djamil Padang.
b. Lebih dari separuh pasien gagal ginjal
kronik memiliki tingkat pengetahuan yang
rendah dalam pengontrolan asupan cairan
di Irna Non Bedah Penyakit Dalam
RSUP.Dr.M.Djamil Padang.
c. Hampir separuh pasien gagal ginjal kronik
memiliki dukungan keluarga yang kurang
baik dalam pengontrolan asupan cairan di
Irna Non Bedah Penyakit Dalam
RSUP.Dr.M.Djamil Padang.
d. Terdapat hubungan yang bermakna
antara pengetahuan pasien gagal ginjal
kronis dengan kepatuhan dalam
pengontrolan asupan cairan di Irna
Non
Bedah
Penyakit
Dalam
RSUP.Dr.M.Djamil Padang.
e. Terdapat hubungan yang bermakna
antara dukungan keluarga pasien gagal
ginjal kronis dengan kepatuhan dalam
pengontrolan asupan cairan di Irna
Non
Bedah
Penyakit
Dalam
RSUP.Dr.M.Djamil Padang.
5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka


peneliti mengemukakan beberapa saran yang
mungkin
dapat
bermanfaat
dalam
pengontrolan asupan cairan pasien gagal ginjal
kronis, yaitu:
a.
Bagi rumah sakit
Diharapkan kepada perawat di Irna Non
Bedah Penyakit Dalam RSUP.Dr.M.Djamil
Padang dapat meningkatkan kepatuhan pasien
gagal ginjal kronik dalam pengontrolan asupan
cairan dengan memberikan pendidikan
kesehatan. Perawat harus lebih aktif lagi
dalam
memberikan
bimbingan
atau
penyuluhan kesehatan tentang batasan asupan
cairan dan cara pasien mengendalikan asupan
cairan pada pasien gagal ginjal kronik.
Pendidikan kesehatan dapat diberikan dengan
memberikan konseling pada anggota keluarga
yang ingin mengetahui tentang penyakit gagal
ginjal kronis dan pengontrolan asupan cairan
yang harus diberikan.
b.
Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan kepada peneliti selanjutnya dapat
melakukan penelitian tentang pengontrolan
asupan cairan pasien gagal ginjal kronik
dengan variabel yang berbeda
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. 2005. Penuntun diet. Jakarta :
Gramedia
Anggoro, T. 2007. Metode Penelitian. Jakarta :
universitas terbuka.
Bangun, V. 2006. Faktor-faktor yang
berkontribusi terhadap kepatuhan
pasien DM tipe 2 dalam kontek

asuhan keperawatan di poliklinik


endokrin RSHS Bandung. TesisUniversitas Indonesia.
Barnet. T et al. 2007. Fluid compliance among
patient having hemodialysis : can an
aducational programme make a
differece?
Balckwell
Publishing
diperoleh melalui http://ebscohost pada
tanggal 11 November 2014
Beck, M.E. 2011. Ilmu Gizi Dan Diet.
Yogyakarta : Yayasan Esenstia Medica.

Intake Kalori, Protein Dan Cairan


Pada Klien Gagal Ginjal Kronik Di
Unit Hemodialisis Rs Dr.M Djamil
Padang - Repository Universitas
Andalas, Diakses tanggal 8 November
2014.
Freadmen. 1998. Keperawatan
Jakarta : EGC.

Keluaga.

Glanz, K. 2002. Health Behavoir and Health


Education. San
Francisco :
JosseyBass,

Bekti. 2012. Sayangi Ginjal dengan Menjaga


Kesehatannya. Dalam Berita tentang
pentingnya menjaga ginjal untuk
kesehatan,
diakses
tanggal
8
November 2014.

Hartono, A. 2006. Terapi Gizi Diet Dan


Rumah Sakit. Jakarta : EGC.

Bertalina, dkk. 2012. Faktor Kepatuhan Diet


Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang
Menjalani Hemodialisa di RSUD Dr.
H. Aboel Moeloek Provinsi Lampung,
Diakses tanggal 8 November 2014

Hidayat, AA. 2008. Metode Penelitian


Keperawatan dan Teknik Analisa Data.
Jakarta: Salemba Medika

Caplan (1964) dalam Akhmadi. 2009. Fungsi


dukungan
keluarga.
Dalam
repository.usu.ac.id. Diakses tanggal
20 Oktober 2014.
Departemen kesehatan RI, profil kesehatan
Indonesia 2007. Jakarta : Departemen
kesdata, 2008
Desita. 2010. Hubungan Dukungan Keluarga
dengan Kualitas Hidup Pasien Gagal
Ginjal Kronis yang Menjalani Terapi
Hemodialisa di RSUP H. Adam Malik
Medan. Diakses tanggal 8 November
2014.
Dewi. 2010. Gambaran Intake Kalori, Protein
Dan Cairan Pada Klien Gagal Ginjal
Kronik Di Unit Hemodialisis Rs Dr.M
Djamil Padang Dalam Ggk/Gambaran

____________.2008. Seputar Penyakit Ginjal


Kronis. Yogyakarta : Kanisius.

Hudak, dkk. 1996. Keperawatan Kritis vol 2.


Jakarta : EGC
Kamaluddin, dkk, 2009, Analisis faktor-faktor
yang
mempengaruhi
Kepatuhan
Asupan Cairan Pada Pasien gagal
Ginjal Kronik dengan Hemodialisa di
RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo
Purwokerto,
Jurnal
Keperawatan
Soedirman, Volume 4 No.1 Maret 2009
Kammerer J., Garry G., Hartigan M., Carter
B., Erlich L., 2007. Adherence in
Patients On Dialysis: Strategies for
Succes, Nephrology Nursing Journal:
Sept-Okt 2007, Vol 34, No.5, 479-485.
Lewis, dkk. 2007. Medical Surgical Nursing :
Assessment and Management of
Clinical
Problem.
Philadelphia
Pennsylvania : W.B Saunders.

Mahdiana, Ratna. 2011. Panduan Kesehatan


Jantung Dan Ginjal. Yogyakarta : Citra
Medical.
Mansjoer, dkk. 2000. Kapita
Kedokteran.
Jakarta:
Aesculapius.

Selekta
Media

Mistien, P, Thirst, 2001. Interdialytic Weight


Gain and Thirst Interventions in
Hemodialysis Patienat: A Literature
Review Nephrology Nursing Journal.
Desember
2001. Vol 28, No. 6
diperoleh
melalui
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/
12143470 pada tanggal 10 november
2014

Notoatmodjo.
2003.
Ilmu
kesehatan
masyarakat prinsip-prinsip dasar.
Jakarta :
Rineka Cipta.
___________.2005 .Promosi kesehatan dan
ilmu perilaku. Jakarta : PT Rineka
Cipta.
___________.2007. Promosi kesehatan dan
ilmu perilaku. Jakarta : PT Rineka
Cipta.
.2012.
Pendidikan
dan
Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.

Morgan, Lois. BSN, RN, 2000. A Decade


review:
Methods
to
improve
Adherence
to
the
Treatment
Regimen
Among
Hemodialysis
Patients, Nephrology Nursing Journal;
Jun 2000; 27,3; Academic Research
Library, pg 299.

Pang et al. 2014. Psychosocial correlates of


fluid compliance among Chinese
haemodialysis patients. Journal of
advance nursing. Blackwell Science
35(5), 691-698. www.ebsco.com.
Diunduh pada tanggal 11 November
2014

Susti, N. 2012. Hubungan pengetahuan


tentang asupan cairan dan cara
pengendalian asupan cairan terhadap
penambahan berat badan. Pekanbaru,
Riau.

Potter

Niven, N. 2012. Psikologi Kesehatan. Jakarta :


EGC.
Nita. 2008. Gaya hidup sehat, kunci atasi
komplikasi gagal ginjal. Dalam
ggk/Media Kesehatan Informasi Obat
& Penyakit
medicastore.com.html
diakses 13 November 2014.
Nursalam. 2009.Asuhan Keperawatn Pada
Pasien Dengan Gangguan Sistem
Perkemihan. Jakarta : Salemba
Medika.

& Perry. 2009. Fundamental


Keperawatan, Edisi 7 Buku 3.Jakarta:
Salemba Medika

Rahmawati. 2008. Pengaruh Pengaturan


Interval dan Suhu Air Minum
Terhadap Sensasi Haus Pasien pada
Penyakit Ginjal Tahap Akhir di Rumah
Sakit Umum Pusat Fatmawati Jakarta.
Tesis-Universitas Indonesia. 2008
Retno. 2012. Efektifitas Training Efikasi Diri
Pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik
Dalam Meningkatkan Kepatuhan
Terhadap Intake Cairan, Diakses pada
tanggal 8 November 2014
Thomas, N. 2002. Renal Nursing. London :
Bailliere Tindall.

White,
Saam, dkk. 2012. Psikologi keperawatan.
Jakarta : Rajawali Pers.

K. 2011. Pengantar Sosiologi


Kesehatan dan Penyakit Edisi Ketiga.
Jakarta : Rajawali Pers.

Santoso, D. 2009. 60 Menit Menuju Ginjal


Sehat. Surabaya : Jaring Pena

Wirawan, dkk. 2010. Pengantar psikologi


umum. Jakarta : Rajawali Pers.

Sari, L.K. 2009. Faktor Faktor Yang


Berhubungan Dengan Kepatuhan
Dalam Pembatasan Asupan Cairan
Pada Klien Gagal Ginjal Kronik Yang
Menjalani
Terapi
Hemodialisis
Diruang Hemodialisa Rsup Fatmawati
Jakarta 2009. Jakarta. Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Yayasan Ginjal Diatrans Indonesia. 2008.


Program
JPK
Gakin.http://www.ygdi.org/patientinfo/info-gakinjamkesmas/prosedurPengurusan.html. Diakses tanggal 8
November 2014

Suddart, Brunner. 2002. Keperawatan


Medikal Bedah. Jakarta : EGC.
Suryaningsih. 2013. Jurnal Keperawatan.
Hubungan dukungan keluarga dengan
depresi pada pasien penyakit gagal
ginjal kronik di ruangan hemodialisa
BLU RSUP. Dr. D. Kandou Manado.
Vol 1. No. 1 Agustus 2013.
Tamanampo, B. 2000. Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Kepatuhan
Penderita Gagal Ginjal Tahap Akhir
dalam Menjalankan Hemodialisis di
Unit
Hemodialisa
Pelayanan
Kesehatan St Carolus Tahun 2000.
Skripsi FKM-Universitas Indonesia.
Tsay.L.S. 2003. Efikasi diri training for
payients with end stage renal disease:
Blackwell Publishing Ltd diperoleh
melalui http://ebscohost pada tanggal 8
november 2014
Wibawa, R.P. 2012. Ajaibnya Terapi Herbal
Tumpas Penyakit Ginjal. Jakarta :
Dunia Sehat.

Você também pode gostar