Você está na página 1de 17

Pengertian pernafasan atau respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen,

pengeluaran karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh. Menusia dalam bernapas
menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang karbondioksida ke lingkungan.
Respirasi dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu :
1. Respirasi Luar yang merupakan pertukaran antara O2 dan CO2 antara darah dan udara.
2. Respirasi Dalam yang merupakan pertukaran O2 dan CO2 dari aliran darah ke sel-sel tubuh.
Dalam mengambil nafas ke dalam tubuh dan membuang napas ke udara dilakukan dengan dua
cara pernapasan, yaitu :
1. Respirasi / Pernapasan Dada
- Otot antar tulang rusuk luar berkontraksi atau mengerut
- Tulang rusuk terangkat ke atas
- Rongga dada membesar yang mengakibatkan tekanan udara dalam dada kecil sehingga udara
masuk ke dalam badan.
2. Respirasi / Pernapasan Perut
- Otot difragma pada perut mengalami kontraksi
- Diafragma datar
- Volume rongga dada menjadi besar yang mengakibatkan tekanan udara pada dada mengecil
sehingga udara pasuk ke paru-paru.
Normalnya manusia butuh kurang lebih 300 liter oksigen perhari. Dalam keadaan tubuh bekerja
berat maka oksigen atau O2 yang diperlukan pun menjadi berlipat-lipat kali dan bisa sampai 10
hingga 15 kalilipat. Ketika oksigen tembus selaput alveolus, hemoglobin akan mengikat oksigen
yang banyaknya akan disesuaikan dengan besar kecil tekanan udara.
Pada pembuluh darah arteri, tekanan oksigen dapat mencapat 100 mmHg dengan 19 cc oksigen.
Sedangkan pada pembuluh darah vena tekanannya hanya 40 milimeter air raksa dengan 12 cc
oksigen. Oksigen yang kita hasilkan dalam tubuh kurang lebih sebanyak 200 cc di mana setiap
liter darah mampu melarutkan 4,3 cc karbondioksida / CO2. CO2 yang dihasilkan akan keluar
dari jaringan menuju paruparu dengan bantuan darah.
Proses Kimiawi Respirasi Pada Tubuh Manusia :
1. Pembuangan CO2 dari paru-paru : H + HCO3 ---> H2CO3 ---> H2 + CO2
2. Pengikatan oksigen oleh hemoglobin : Hb + O2 ---> HbO2
3. Pemisahan oksigen dari hemoglobin ke cairan sel : HbO2 ---> Hb + O2
4. Pengangkutan karbondioksida di dalam tubuh : CO2 + H2O ---> H2 + CO2

Kita jarang berpikir tentang bernapas kecuali kita kehabisan napas. Tindakan pernapasan adalah
bagian dari sistem pernapasan, proses yang kompleks di mana udara perjalanan masuk dan
keluar dari paru-paru.
Respirasi sedikit berbeda, di mana latihan menyebabkan otot untuk melepaskan energi dalam
bentuk glukosa. Kedua sistem adalah co-dependent, terutama ketika Anda bermain olahraga dan
menghirup jumlah yang lebih besar dari oksigen.

Pernafasan

Udara hangat, basah dan disaring karena perjalanan melalui mulut dan hidung.

Kemudian melewati trakea dan salah satu dari dua bronkus Menjadi salah satu paru-paru.

Setelah melewati ke bronkiolus banyak, akhirnya tiba ke dalam beberapa dari jutaan
kantung-kantung kecil yang disebut alveoli.

Ini adalah tempat pertukaran gas terjadi - oksigen melewati dari udara ke dalam darah,
dan karbon dioksida lolos keluar dari darah ke udara dalam alveoli.

Ketika Anda menarik napas

kontrak otot interkostal, memperluas tulang rusuk tersebut.

kontrak diafragma, menarik ke bawah untuk menambah volume dada.

tekanan di dalam dada diturunkan dan udara tersedot ke dalam paru-paru.

Ketika Anda menghembuskan

otot-otot interkostal rileks, tulang rusuk turun ke dalam dan ke bawah

rileks, bergerak kembali ke atas, penurunan volume dada.

tekanan di dalam dada meningkat dan udara dipaksa keluar.

Lihat 'Latihan dan Pelatihan' gigitan revisi untuk efek latihan terhadap sistem pernapasan.
Respirasi adalah pelepasan energi dari glukosa dalam otot.
Ketika tubuh sedang beristirahat ini adalah Ketika Anda berolahraga Anda bernapas lebih keras
dan lebih dalam dan jantung berdetak lebih cepat untuk mendapatkan oksigen ke otot.
Glukosa + oksigen energi + air + karbon dioksida
Saat berolahraga sangat keras, jantung tidak bisa mendapatkan cukup oksigen ke otot. Respirasi
anaerobik kemudian menjadi ..
Glukosa energi asam laktat +

Dihirup dan dihembuskan udara

Inhalasi udara berisi:

lebih oksigen digunakan untuk membuat energi

kurang karbon dioksida dari ...

Dihembuskan Udara yang berisi:

lebih karbon dioksida yang dihasilkan sebagai produk limbah dari produksi
energi

kurang oksigen seperti yang telah digunakan dalam respirasi

Pertukaran gas Terjadi dengan difusi dalam alveoli dalam paru-paru. Akibatnya komposisi
dihirup dan dihembuskan udara berbeda.

Pertukaran gas
Gas

% Di udara dihirup % Di udara dihembuskan

Oksigen

21

16

Karbon dioksida

0.04

Nitrogen

79

79

NB Angka-angka ini perkiraan

Anatomi Saluran Nafas

Saluran penghantar udara hingga mencapai paru-paru adalah hidung, farinx, larinx, trachea,
bronkus, dan bronkiolus.
Hidung

Nares anterior adalah saluran-saluran di dalam rongga hidung. Saluran-saluran itu bermuara ke

dalam bagian yang


dikenal sebagai vestibulum. Rongga
hidung dilapisi sebagai selaput lendir yang sangat kaya akan pembuluh darah, dan bersambung
dengan lapisan farinx dan dengan selaput lendir sinus yang mempunyai lubang masuk ke dalam
rongga hidung. Septum nasi memisahkan kedua cavum nasi. Struktur ini tipis terdiri dari tulang
dan tulang rawan, sering membengkok kesatu sisi atau sisi yang lain, dan dilapisi oleh kedua
sisinya dengan membran mukosa. Dinding lateral cavum nasi dibentuk oleh sebagian maxilla,
palatinus, dan os. Sphenoidale. Tulang lengkung yang halus dan melekat pada dinding lateral dan
menonjol ke cavum nasi adalah : conchae superior, media, dan inferior. Tulang-tulang ini dilapisi
oleh membrane mukosa.

Dasar cavum nasi dibentuk oleh os frontale dan os palatinus sedangkan atap cavum nasi adalah
celah sempit yang dibentuk oleh os frontale dan os sphenoidale. Membrana mukosa olfaktorius,
pada bagian atap dan bagian cavum nasi yang berdekatan, mengandung sel saraf khusus yang
mendeteksi bau. Dari sel-sel ini serat saraf melewati lamina cribriformis os frontale dan kedalam
bulbus olfaktorius nervus cranialis I olfaktorius.
Sinus paranasalis adalah ruang dalam tengkorak yang berhubungan melalui lubang kedalam
cavum nasi, sinus ini dilapisi oleh membrana mukosa yang bersambungan dengan cavum nasi.
Lubang yang membuka kedalam cavum nasi :
1. Lubang hidung
2. Sinus Sphenoidalis, diatas concha superior
3. Sinus ethmoidalis, oleh beberapa lubang diantara concha superior dan media
dan diantara concha media dan inferior
4. Sinus frontalis, diantara concha media dan superior
5. Ductus nasolacrimalis, dibawah concha inferior.
Pada bagian belakang, cavum nasi membuka kedalam nasofaring melalui
appertura nasalis posterior.
Faring (tekak)

adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai persambungannya dengan
oesopagus pada ketinggian tulang rawan krikoid. Maka letaknya di belakang larinx (larinxfaringeal). Orofaring adalah bagian dari faring merrupakan gabungan sistem respirasi dan
pencernaan.
Laring (tenggorok)

Terletak pada garis tengah bagian depan leher, sebelah dalam kulit, glandula tyroidea, dan
beberapa otot kecila, dan didepan laringofaring dan bagian atas esopagus.
Laring merupakan struktur yang lengkap terdiri atas:
1. cartilago yaitu cartilago thyroidea, epiglottis, cartilago cricoidea, dan 2 cartilago arytenoidea
2. Membarana yaitu menghubungkan cartilago satu sama lain dan dengan os. Hyoideum,
membrana mukosa, plika vokalis, dan otot yang bekerja pada plica vokalis
Cartilago tyroidea berbentuk V, dengan V menonjol kedepan leher sebagai jakun. Ujung batas
posterior diatas adalah cornu superior, penonjolan tempat melekatnya ligamen thyrohyoideum,
dan dibawah adalah cornu yang lebih kecil tempat beratikulasi dengan bagian luar cartilago
cricoidea.
Membrana Tyroide mengubungkan batas atas dan cornu superior ke os hyoideum.
Membrana cricothyroideum menghubungkan batas bawah dengan cartilago cricoidea.

Epiglottis

Cartilago yang berbentuk daun dan menonjol keatas dibelakang dasar lidah. Epiglottis ini
melekat pada bagian belakang V cartilago thyroideum.
Plica aryepiglottica, berjalan kebelakang dari bagian samping epiglottis menuju cartilago
arytenoidea, membentuk batas jalan masuk laring
Cartilago cricoidea

Cartilago berbentuk cincin signet dengan bagian yang besar dibelakang. Terletak dibawah
cartilago tyroidea, dihubungkan dengan cartilago tersebut oleh membrane cricotyroidea. Cornu
inferior cartilago thyroidea berartikulasi dengan cartilago tyroidea pada setiap sisi. Membrana
cricottracheale menghubungkan batas bawahnya dengan cincin trachea I
Cartilago arytenoidea

Dua cartilago kecil berbentuk piramid yang terletak pada basis cartilago cricoidea. Plica vokalis
pada tiap sisi melekat dibagian posterio sudut piramid yang menonjol kedepan
Membrana mukosa

Laring sebagian besar dilapisi oleh epitel respiratorius, terdiri dari sel-sel silinder yang bersilia.
Plica vocalis dilapisi oleh epitel skuamosa.
Plica vokalis

Plica vocalis adalah dua lembar membrana mukosa tipis yang terletak di atas ligamenturn vocale,
dua pita fibrosa yang teregang di antara bagian dalam cartilago thyroidea di bagian depan dan
cartilago arytenoidea di bagian belakang.
Plica vocalis palsu adalah dua lipatan. membrana mukosa tepat di atas plica vocalis sejati.
Bagian ini tidak terlibat dalarn produksi suara.
Otot

Otot-otot kecil yang melekat pada cartilago arytenoidea, cricoidea, dan thyroidea, yang dengan
kontraksi dan relaksasi dapat mendekatkan dan memisahkan plica vocalis. Otot-otot tersebut
diinervasi oleh nervus cranialis X (vagus).
Respirasi

Selama respirasi tenang, plica vocalis ditahan agak berjauhan sehingga udara dapat keluarmasuk. Selama respirasi kuat, plica vocalis terpisah lebar.
Fonasi

Suara dihasilkan olch vibrasi plica vocalis selama ekspirasi. Suara yang dihasilkan dimodifikasi
oleh gerakan palaturn molle, pipi, lidah, dan bibir, dan resonansi tertentu oleh sinus udara
cranialis.

Gambaran klinis

Laring dapat tersumbat oleh:


(a) benda asing, misalnya gumpalan makanan, mainan kecil
(b) pembengkakan membrana mukosa, misalnya setelah mengisap uap atau pada reaksi alergi,
(c) infeksi, misalnya difteri,
(d) tumor, misalnya kanker pita suara.
Trachea atau batang tenggorok

Adalah tabung fleksibel dengan panjang kira-kira 10 cm dengan lebar 2,5 cm. trachea berjalan
dari cartilago cricoidea kebawah pada bagian depan leher dan dibelakang manubrium sterni,
berakhir setinggi angulus sternalis (taut manubrium dengan corpus sterni) atau sampai kira-kira
ketinggian vertebrata torakalis kelima dan di tempat ini bercabang mcnjadi dua bronckus
(bronchi). Trachea tersusun atas 16 20 lingkaran tak- lengkap yang berupan cincin tulang
rawan yang diikat bersama oleh jaringan fibrosa dan yang melengkapi lingkaran disebelah
belakang trachea, selain itu juga membuat beberapa jaringan otot.
Bronchus

Bronchus yang terbentuk dari belahan dua trachea pada ketinggian kira-kira vertebrata torakalis
kelima, mempunyai struktur serupa dengan trachea dan dilapisi oleh.jenis sel yang sama.
Bronkus-bronkus itu berjalan ke bawah dan kesamping ke arah tampuk paru. Bronckus kanan
lebih pendek dan lebih lebar, dan lebih vertikal daripada yang kiri, sedikit lebih tinggi darl arteri
pulmonalis dan mengeluarkan sebuah cabang utama lewat di bawah arteri, disebut bronckus
lobus bawah. Bronkus kiri lebih panjang dan lebih langsing dari yang kanan, dan berjalan di
bawah arteri pulmonalis sebelurn di belah menjadi beberapa cabang yang berjalan kelobus atas
dan bawah.
Cabang utama bronchus kanan dan kiri bercabang lagi menjadi bronchus lobaris dan kernudian
menjadi lobus segmentalis. Percabangan ini berjalan terus menjadi bronchus yang ukurannya
semakin kecil, sampai akhirnya menjadi bronkhiolus terminalis, yaitu saluran udara terkecil yang
tidak mengandung alveoli (kantong udara). Bronkhiolus terminalis memiliki garis tengah kurang
lebih I mm. Bronkhiolus tidak diperkuat oleh cincin tulang rawan. Tetapi dikelilingi oleh otot
polos sehingga ukurannya dapat berubah. Seluruh saluran udara ke bawah sampai tingkat
bronkbiolus terminalis disebut saluran penghantar udara karena fungsi utamanya adalah sebagai
penghantar udara ke tempat pertukaran gas paru-paru.
Alveolus yaitu tempat pertukaran gas assinus terdiri dari bronkhiolus dan respiratorius yang
terkadang memiliki kantong udara kecil atau alveoli pada dindingnya. Ductus alveolaris
seluruhnya dibatasi oleh alveoilis dan sakus alveolaris terminalis merupakan akhir paru-paru,
asinus atau.kadang disebut lobolus primer memiliki tangan kira-kira 0,5 s/d 1,0 cm. Terdapat
sekitar 20 kali percabangan mulai dari trachea sampai Sakus Alveolaris. Alveolus dipisahkan
oleh dinding yang dinamakan pori-pori kohn.

Paru-Paru

Paru-paru terdapat dalam rongga thoraks pada bagian kiri dan kanan. Paru-paru memilki :
1. Apeks, Apeks paru meluas kedalam leher sekitar 2,5 cm diatas calvicula
2. permukaan costo vertebra, menempel pada bagian dalam dinding dada
3. permukaan mediastinal, menempel pada perikardium dan jantung.
4. dan basis. Terletak pada diafragma
paru-paru juga Dilapisi oleh pleura yaitu parietal pleura dan visceral pleura. Di dalam rongga
pleura terdapat cairan surfaktan yang berfungsi untuk lubrikasi. Paru kanan dibagi atas tiga lobus
yaitu lobus superior, medius dan inferior sedangkan paru kiri dibagi dua lobus yaitu lobus
superior dan inferior. Tiap lobus dibungkus oleh jaringan elastik yang mengandung pembuluh
limfe, arteriola, venula, bronchial venula, ductus alveolar, sakkus alveolar dan alveoli.
Diperkirakan bahwa stiap paru-paru mengandung 150 juta alveoli, sehingga mempunyai
permukaan yang cukup luas untuk tempat permukaan/pertukaran gas.
Suplai Darah

1. arteri pulmonalis
2. arteri bronkialis
Innervasi

1. Parasimpatis melalui nervus vagus


2. Simpatis mellaui truncus simpaticus
Sirkulasi Pulmonal

Paru-paru mempunyai 2 sumber suplai darah, dari arteri bronkialis dan arteri pulmonalis. Darah
di atrium kanan mengair keventrikel kanan melalui katup AV lainnya, yang disebut katup
semilunaris (trikuspidalis). Darah keluar dari ventrikel kanan dan mengalir melewati katup
keempat, katup pulmonalis, kedalam arteri pulmonais. Arteri pulmonais bercabang-cabang
menjadi arteri pulmonalis kanan dan kiri yang masing-masing mengalir keparu kanan dan kiri.
Di paru arteri pulmonalis bercabang-cabang berkali-kali menjadi erteriol dan kemudian kapiler.

Setiap kapiler memberi perfusi kepada saluan pernapasan, melalui sebuah alveolus, semua
kapiler menyatu kembali untuk menjadi venula, dan venula menjadi vena. Vena-vena menyatu
untuk membentuk vena pulmonalis yang besar.
Darah mengalir di dalam vena pulmonalis kembali keatrium kiri untuk menyelesaikan siklus
aliran darah. Jantung, sirkulasi sistemik, dan sirkulasi paru. Tekanan darah pulmoner sekitar 15
mmHg. Fungsi sirkulasi paru adalah karbondioksida dikeluarkan dari darah dan oksigen diserap,
melalui siklus darah yang kontinyu mengelilingi sirkulasi sistemik dan par, maka suplai oksigen
dan pengeluaran zat-zat sisa dapat berlangsung bagi semua sel.
http://nursingbegin.com/anatomi-fisiologi-saluran-pernafasan/27april2009

Untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel tubuh, diperlukan oksigen sebagai salah
satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme, yang diperoleh dengan proses
pernafasan. Agar oksigen sampai ke tingkat sel ada beberapa sistem tubuh yang ikut terlibat di
dalamnya, mulai dari sistem respirasi, sistem kardiovaskuler dan keadaan hematologis.
Jika terjadi kekurangan oksigen yang ditandai dengan keadaan hipoksia, dalam beberapa menit
dapat menyebabkan kematian jaringan bahkan dapat mengancam kehidupan.
Dalam memberikan asuhan keperawatan/kebidanan tentang pemberian terapi oksigen, diperlukan
dasar pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi masuknya oksigen melalui proses
respirasi, indikasi pemberian oksigen, cara pemberian oksigen, serta bahaya-bahayanya.

Anatomi
Saluran penghantar udara hingga mencapai paru-paru adalah hidung, farinx, larinx trachea,
bronkus, dan bronkiolus.
Hidung
Nares anterior adalah saluran-saluran di dalam rongga hidung. Saluran-saluran itu bermuara ke
dalam bagian yang dikenal sebagai vestibulum. Rongga hidung dilapisi sebagai selaput lendir
yang sangat kaya akan pembuluh darah, dan bersambung dengan lapisan farinx dan dengan
selaput lendir sinus yang mempunyai lubang masuk ke dalam rongga hidung. Septum nasi
memisahkan kedua cavum nasi. Struktur ini tipis terdiri dari tulang dan tulang rawan, sering
membengkok kesatu sisi atau sisi yang lain, dan dilapisi oleh kedua sisinya dengan membran
mukosa. Dinding lateral cavum nasi dibentuk oleh sebagian maxilla, palatinus, dan os.
Sphenoidale.

Tulang lengkung yang halus dan melekat pada dinding lateral dan menonjol ke cavum nasi
adalah : conchae superior, media, dan inferior. Tulang-tulang ini dilapisi oleh membrane mukosa.
Dasar cavum nasi dibentuk oleh os frontale dan os palatinus sedangkan atap cavum nasi adalah
celah sempit yang dibentuk oleh os frontale dan os sphenoidale. Membrana mukosa olfaktorius,
pada bagian atap dan bagian cavum nasi yang berdekatan, mengandung sel saraf khusus yang
mendeteksi bau. Dari sel-sel ini serat saraf melewati lamina cribriformis os frontale dan kedalam
bulbus olfaktorius nervus cranialis I olfaktorius.
Sinus paranasalis adalah ruang dalam tengkorak yang berhubungan melalui lubang kedalam
cavum nasi, sinus ini dilapisi oleh membrana mukosa yang bersambungan dengan cavum nasi.
Lubang yang membuka ke dalam cavum nasi :
1. Lubang hidung.
2. Sinus Sphenoidalis, diatas concha superior.
3. Sinus ethmoidalis, oleh beberapa lubang diantara concha superior dan media dan diantara
concha media dan inferior.
4. Sinus frontalis, diantara concha media dan superior.
5. Ductus nasolacrimalis, dibawah concha inferior.
Pada bagian belakang, cavum nasi membuka ke dalam nasofaring melalui appertura nasalis
posterior.
Faring (Tekak)
Adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai persambungannya dengan
oesopagus pada ketinggian tulang rawan krikoid. Maka letaknya di belakang larinx (larinxfaringeal). Orofaring adalah bagian dari faring merrupakan gabungan sistem respirasi dan
pencernaan.
Laring (Tenggorok)
Terletak pada garis tengah bagian depan leher, sebelah dalam kulit, glandula tyroidea, dan
beberapa otot kecila, dan didepan laringofaring dan bagian atas esopagus.
Laring merupakan struktur yang lengkap terdiri atas:
1. Cartilago yaitu cartilago thyroidea, epiglottis, cartilago cricoidea, dan 2 cartilago arytenoidea.
2. Membarana yaitu menghubungkan cartilago satu sama lain dan dengan os. Hyoideum,
membrana mukosa, plika vokalis, dan otot yang bekerja pada plica vokalis
Cartilago tyroidea berbentuk V, dengan V menonjol kedepan leher sebagai jakun.

Ujung batas posterior diatas adalah cornu superior, penonjolan tempat melekatnya ligamen
thyrohyoideum, dan dibawah adalah cornu yang lebih kecil tempat beratikulasi dengan bagian
luar cartilago cricoidea. Membrana Tyroide mengubungkan batas atas dan cornu superior ke os
hyoideum. Membrana cricothyroideum menghubungkan batas bawah dengan cartilago
cricoidea.

Epiglottis
Cartilago yang berbentuk daun dan menonjol keatas dibelakang dasar lidah. Epiglottis ini
melekat pada bagian belakang V cartilago thyroideum. Plica aryepiglottica, berjalan kebelakang
dari bagian samping epiglottis menuju cartilago arytenoidea, membentuk batas jalan masuk
laring
Cartilago Cricoidea
Cartilago berbentuk cincin signet dengan bagian yang besar dibelakang. Terletak dibawah
cartilago tyroidea, dihubungkan dengan cartilago tersebut oleh membrane cricotyroidea. Cornu
inferior cartilago thyroidea berartikulasi dengan cartilago tyroidea pada setiap sisi. Membrana
cricottracheale menghubungkan batas bawahnya dengan cincin trachea I.
Cartilago Arytenoidea
Dua cartilago kecil berbentuk piramid yang terletak pada basis cartilago cricoidea. Plica vokalis
pada tiap sisi melekat dibagian posterio sudut piramid yang menonjol ke depan.
Membrana Mukosa
Laring sebagian besar dilapisi oleh epitel respiratorius, terdiri dari sel-sel silinder yang bersilia.
Plica vocalis dilapisi oleh epitel skuamosa.
Plica Vokalis
Plica vocalis adalah dua lembar membrana mukosa tipis yang terletak di atas ligamenturn vocale,
dua pita fibrosa yang teregang di antara bagian dalam cartilago thyroidea di bagian depan dan
cartilago arytenoidea di bagian belakang. Plica vocalis palsu adalah dua lipatan. membrana
mukosa tepat di atas plica vocalis sejati. Bagian ini tidak terlibat dalarn produksi suara.
Otot

Otot-otot kecil yang melekat pada cartilago arytenoidea, cricoidea, dan thyroidea, yang dengan
kontraksi dan relaksasi dapat mendekatkan dan memisahkan plica vocalis. Otot-otot tersebut
diinervasi oleh nervus cranialis X (vagus).
Respirasi
Selama respirasi tenang, plica vocalis ditahan agak berjauhan sehingga udara dapat keluarmasuk. Selama respirasi kuat, plica vocalis terpisah lebar.
Fonasi
Suara dihasilkan olch vibrasi plica vocalis selama ekspirasi. Suara yang dihasilkan dimodifikasi
oleh gerakan palaturn molle, pipi, lidah, dan bibir, dan resonansi tertentu oleh sinus udara
cranialis.
Gambaran klinis
Laring dapat tersumbat oleh:
Benda asing, misalnya gumpalan makanan, mainan kecil.
Pembengkakan membrana mukosa, misalnya setelah mengisap uap atau pada reaksi alergi.
Infeksi, misalnya difteri,
Tumor, misalnya kanker pita suara.
Trachea atau batang tenggorok
Adalah tabung fleksibel dengan panjang kira-kira 10 cm dengan lebar 2,5 cm. trachea berjalan
dari cartilago cricoidea kebawah pada bagian depan leher dan dibelakang manubrium sterni,
berakhir setinggi angulus sternalis (taut manubrium dengan corpus sterni) atau sampai kira-kira
ketinggian vertebrata torakalis kelima dan di tempat ini bercabang mcnjadi dua bronckus
(bronchi). Trachea tersusun atas 16 - 20 lingkaran tak- lengkap yang berupan cincin tulang rawan
yang diikat bersama oleh jaringan fibrosa dan yang melengkapi lingkaran disebelah belakang
trachea, selain itu juga membuat beberapa jaringan otot.
Bronchus
Bronchus yang terbentuk dari belahan dua trachea pada ketinggian kira-kira vertebrata torakalis
kelima, mempunyai struktur serupa dengan trachea dan dilapisi oleh.jenis sel yang sama.
Bronkus-bronkus itu berjalan ke bawah dan kesamping ke arah tampuk paru. Bronckus kanan
lebih pendek dan lebih lebar, dan lebih vertikal daripada yang kiri, sedikit lebih tinggi darl arteri
pulmonalis dan mengeluarkan sebuah cabang utama lewat di bawah arteri, disebut bronckus
lobus bawah. Bronkus kiri lebih panjang dan lebih langsing dari yang kanan, dan berjalan di
bawah arteri pulmonalis sebelurn di belah menjadi beberapa cabang yang berjalan kelobus atas
dan bawah.
Cabang utama bronchus kanan dan kiri bercabang lagi menjadi bronchus lobaris dan kernudian
menjadi lobus segmentalis. Percabangan ini berjalan terus menjadi bronchus yang ukurannya
semakin kecil, sampai akhirnya menjadi bronkhiolus terminalis, yaitu saluran udara terkecil yang
tidak mengandung alveoli (kantong udara). Bronkhiolus terminalis memiliki garis tengah kurang
lebih I mm. Bronkhiolus tidak diperkuat oleh cincin tulang rawan. Tetapi dikelilingi oleh otot
polos sehingga ukurannya dapat berubah. Seluruh saluran udara ke bawah sampai tingkat

bronkbiolus terminalis disebut saluran penghantar udara karena fungsi utamanya adalah sebagai
penghantar udara ke tempat pertukaran gas paru-paru.
Alveolus
Alveolus yaitu tempat pertukaran gas assinus terdiri dari bronkhiolus dan respiratorius yang
terkadang memiliki kantong udara kecil atau alveoli pada dindingnya. Ductus alveolaris
seluruhnya dibatasi oleh alveoilis dan sakus alveolaris terminalis merupakan akhir paru-paru,
asinus atau.kadang disebut lobolus primer memiliki tangan kira-kira 0,5 s/d 1,0 cm. Terdapat
sekitar 20 kali percabangan mulai dari trachea sampai Sakus Alveolaris. Alveolus dipisahkan
oleh dinding yang dinamakan pori-pori kohn.
Paru-Paru
Paru-paru terdapat dalam rongga thoraks pada bagian kiri dan kanan. Paru-paru memilki :
1. Apeks, Apeks paru meluas kedalam leher sekitar 2,5 cm diatas calvicula.
2. Permukaan costo vertebra, menempel pada bagian dalam dinding dada.
3. Permukaan mediastinal, menempel pada perikardium dan jantung.
4. Basis. Terletak pada diafragma paru-paru juga Dilapisi oleh pleura yaitu parietal pleura dan
visceral pleura. Di dalam rongga pleura terdapat cairan surfaktan yang berfungsi untuk lubrikasi.
Paru kanan dibagi atas tiga lobus yaitu lobus superior, medius dan inferior sedangkan paru kiri
dibagi dua lobus yaitu lobus superior dan inferior. Tiap lobus dibungkus oleh jaringan elastik
yang mengandung pembuluh limfe, arteriola, venula, bronchial venula, ductus alveolar, sakkus
alveolar dan alveoli. Diperkirakan bahwa stiap paru-paru mengandung 150 juta alveoli, sehingga
mempunyai permukaan yang cukup luas untuk tempat permukaan/pertukaran gas.
Suplai Darah
1. Arteri pulmonalis
2. Arteri bronkialis
Innervasi
1. Parasimpatis melalui nervus vagus.
2. Simpatis mellaui truncus simpaticus
Sirkulasi Pulmonal
Paru-paru mempunyai 2 sumber suplai darah, dari arteri bronkialis dan arteri pulmonalis. Darah
di atrium kanan mengair keventrikel kanan melalui katup AV lainnya, yang disebut katup
semilunaris (trikuspidalis). Darah keluar dari ventrikel kanan dan mengalir melewati katup
keempat, katup pulmonalis, kedalam arteri pulmonais. Arteri pulmonais bercabang-cabang
menjadi arteri pulmonalis kanan dan kiri yang masing-masing mengalir keparu kanan dan kiri.
Di paru arteri pulmonalis bercabang-cabang berkali-kali menjadi erteriol dan kemudian kapiler.
Setiap kapiler memberi perfusi kepada saluan pernapasan, melalui sebuah alveolus, semua
kapiler menyatu kembali untuk menjadi venula, dan venula menjadi vena. Vena-vena menyatu
untuk membentuk vena pulmonalis yang besar.
Darah mengalir di dalam vena pulmonalis kembali keatrium kiri untuk menyelesaikan siklus
aliran darah. Jantung, sirkulasi sistemik, dan sirkulasi paru. Tekanan darah pulmoner sekitar 15
mmHg. Fungsi sirkulasi paru adalah karbondioksida dikeluarkan dari darah dan oksigen diserap,

melalui siklus darah yang kontinyu mengelilingi sirkulasi sistemik dan par, maka suplai oksigen
dan pengeluaran zat-zat sisa dapat berlangsung bagi semua sel.
Respirasi
Respirasi merupakan proses pertukaran gas yang keluar masuk saluran pernafasan yang
melibatkan sistem kardiovaskuler dan kondisi hematologis.
Kandungan oksigen di udara bebas (atmosfir) mengandung konsentrasi sebesar 21 %, melalui
mekanisme ventilasi akan masuk ke alveoli kemudian terjadi proses pertukaran gas yang disebut
proses difusi. Difusi adalah suatu perpindahan/ peralihan O2 dari konsentrasi tinggi ke
konsentrasi rendah dimana konsentrasi O2 yang tinggi di alveoli akan beralih ke kapiler paru dan
selanjutnya didistribusikan melalui darah dalam 2 (dua) bentuk yaitu :
1. 1,34 ml O2 terikat dengan 1 gram Hemoglobin (Hb) dengan persentasi kejenuhan yang disebut
dengan Saturasi O2 (SaO2),
2. 0,003 ml O2 terlarut dalam 100 ml plasma pada tekanan parsial O2 di arteri (PaO2) 1 mmHg.
Kedua bentuk pengangkutan ini disebut sebagai kandungan O2 atau Oxygen Content (CaO2)
dengan formulasi :
CaO2 = (1,34 x Hb x SaO2) + (0,003 x PaO2)
Sedangkan banyaknya O2 yang ditransportasikan dalam darah disebut dengan Oxigen
Delivery (DO2) dengan rumus :
DO2 = (10 x CaO2) x CO
Yang mana CO adalah Cardiac Output (Curah Jantung). Curah jantung sangat tergantung
kepada besar dan ukuran tubuh, maka indikator yang lebih tepat dan akurat adalah dengan
menggunakan parameter Cardiac Index (CI). Oleh karena itu formulasi DO2 yang lebih tepat
adalah :
DO2 = (10 x CaO2) x CI
Selanjutnya O2 didistribusikan ke jaringan sebagai konsumsi O2 (VO2) Nilai VO2 dapat
diperoleh dengan perbedaan kandungan O2 arteri dan vena serta CI dengan formulasi sebagai
berikut :
VO2 = (CaO2 CvO2) x CI
Selain faktor difusi dan pengangkutan O2 dalam darah maka faktor masuknya O2 kedalam
alveoli yang disebut sebagai ventilasi alveolar.
Ventilasi Alveolar
Ventilasi alveolar merupakan salah satu bagian yang penting karena O2 pada tingkat alveoli
berperan utama dalam proses difusi. Besarnya ventilasi alveolar berbanding lurus dengan
banyaknya udara yang masuk keluar paru, laju nafas, udara dalam jalan nafas serta keadaan
metabolik.
Banyaknya udara keluar masuk paru dalam setiap kali bernafas disebut sebagai Volume Tidal
(VT) yang bervariasi tergantung pada berat badan. Nilai VT normal pada orang dewasa berkisar
500 700 ml dengan menggunakan Wrights Spirometer. Volume nafas yang berada di jalan
nafas dan tidak ikut dalam pertukaran gas disebut sebagai Dead Space (VD) (Ruang Rugi)
dengan nilai normal sekitar 150 - 180 ml yang terbagi atas tiga yaitu :
1. Anatomic Dead Space,
2. Alveolar Dead Space,
3. Physiologic Dead Space.
Anatomic Dead Space yaitu volume nafas yang berada di dalam mulut, hidung dan jalan nafas

yang tidak terlibat dalam pertukaran gas.


Alveolar Dead Space yaitu volume nafas yang telah berada di alveoli, akan tetapi tidak terjadi
pertukaran gas yang dapat disebabkan karena di alveoli tersebut tidak ada suplai darah. Dan atau
udara yang ada di alveoli jauh lebih besar jumlahnya dari pada aliran darah pada alveoli tersebut.
Ventilasi alveolar dapat diperoleh dari selisih volume Tidal dan ruang rugi, dengan laju nafas
dalam 1 menit.
VA = (VT VD) x RR
Sedangkan tekanan parsial O2 di alveolar (PaO2) diperoleh dari fraksi O2 inspirasi (FiO2) yaitu
20,9 % yang ada di udara, tekanan udara, tekanan uap air, tekanan parsial CO2 di arteri (PaCO2).
PaO2 = FiO2 (760 47) (PaCO2 : 0,8)
Demikian faktor-faktor yang mempengaruhi proses respirasi dimana respirasi tidak saja
pertukaran gas pada tingkat paru (respirasi eksternal) tetapi juga pertukaran gas yang terjadi pada
tingkat sel (respirasi internal).
Mekanisme Pernapasan
Pernapasan merupakan suatu proses yang terjadi dengan sendirinya. Pada saat kita bernapas ada
2 proses yang terjadi, yaitu inspirasi (proses masuknya udara ke dalam paru-paru) dan ekspirasi
(proses keluarnya udara dari paru-paru). Inspirasi dan ekspirasi terjadi antara 15-18 kali setiap
menit. Proses inspirasi dan ekspirasi diatur oleh otot-otot diafragma dan otot antar tulang rusuk.
Otot-otot inilah yang mengatur kehendak kita. Mekanisme pernapasan dada dibedakan menjadi 2
macam, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut dan terjadi secara bersamaan.
1. Pernapasan Dada
Pernapasan dada terjadi karena aktivitas otot antar tulang rusuk berkerut (berkontraksi), maka
tulang-tulang rusuk akan terangkat dan volume rongga dada akan membesar. Keadaaan ini
menyebabkan penurunan tekanan udara di paru-paru (tekanan di dalam rongga dada menjadi
kecil). Karena tekanan dari luar tubuh lebih besar, maka udara dari luar yang kaya oksigen
masuk ke dalam paru-paru melalui rongga hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Dengan
demikian terjadilah inspirasi.
2. Pernapasan Perut
Pernapasan perut terjadi karena aktivitas otot-otot diafragma yang membatasi rongga perut dan
rongga dada. Bila otot diafragma berkontraksi, maka diafragma akan mendatar. Keadaan ini
mengakibatkan rongga dada mengecil (tekanan rongga dada menjadi kecil).
Volume Udara Pernapasan
Paru-paru orang dewasa mampu menampung kira-kira 5 liter udara. Kemampuan menampung 5
liter udara. Kemampuan paru-paru menampung udara sebanyak lima liter disebut volume paruparu. Udara dalam volume paru-paru ini disebut kapasitas total (volume total) udara pernapasan
manusia dalam keadaan normal, udara yang masuk paru-paru dalam sekali inspirasi dan udara
yang keluar dalam sekali ekspirasi kira-kira setengah liter volume udara setengah liter ini disebut
udara pernapasan (volume tidal) udara yang tidak dapat dihembuskan keluar disebut udara sisa
(volume residu) jadi udara yang keluar masuk paru-paru maksimal 4 liter. Volume udara empat
liter ini disebut kapasitas vital paru-paru.

Pertukaran Oksigen dan Karbon dioksida


Pertama-tama udara masuk ke dalam paru-paru dari aveolus, oksigen masuk ke kapiler-kapiler
darah secara difusi. Zat warna merah darah yang disebut hemoglobin yang terdapat dalam darah
merah akan mengikat oksigen. Hemoglobin yang mengikat oksigen disebut oksihemoglobin.
Darah yang banyak mengandung banyak oksigen disebut darah bersih. Oksigen diedarkan oleh
darah ke seluruh jaringan tubuh yang pada proses respirasi oksigen dilepaskan sel-sel tubuh
untuk oksidasi, proses ini menghasilkan zat sisa yang disebut karbon dioksida. Karbon dioksida
dibawa oleh darah ke paru-paru. Darah mengandung karbon dioksida disebut darah kotor.
Selanjutnya karbon di oksidasi dan dikeluarkan dari paru-paru secara difusi.
Kelainan dan Penyakit pada Sistem Pernapasan
Berbagai kelainan dan penyakit pada paru-paru:
1. ASFIKSI
Asfiksi merupakan terganggunya pengangkutan oksigen ke sel-sel atau jaringan tubuh. Misalnya,
terisinya alveolus dengan cairan limfe karena infeksi Diplococcus pneumonia. Gas karbon
monoksida yang merupakan hasil pembakaran tidak sempurna juga dapat menyebabkan asifiksi.
Akibatnya hemoglobin lebih banyak mengikat karbon dioksida dari pada oksigen.
2. TBC (TUBERCULOSIS)
Penyakit yang menyerang paru-paru ini merupakan salah satu perbuatan nakal dari bakteri
Mycobacterium tuberculosis. Salah satu hal yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri ini
adalah kekebalan tubuh manusia. Gejala-gejalanya adalah sebagai berikut: Kelelahan, kehilangan
berat badan, berkeringat pada malam hari. Jika memburuk, gejalanya adalah: Dada sakit, batuk
dengan menge-luarkan dahak berdarah, serta nafas pandek. 6-12 TBC dapat diobati dengan
pemberian antibiotik dari dokter. Pengobatan secara teratur selama bulan dapat mencegah TBC
kambuh lagi. TBC adalah penyakit menular dan dapat menular dari dahak atau nafas orang yang
mengidap TBC.
3. BRONKITIS
Bronkitis adalah peradangan pada bronkus atau bronkiolus. Gejala-gejalanya adalah batuk-batuk,
demam, dan sakit di bagian dada. Penyakit ini disebabkan karena virus, bakteri, merokok,
menghirup bahan kimia, dan debu. Usahakan tidak mencium udara tercemar. Dan yang penting
adalah JANGAN COBA-COBA UNTUK MEROKOK.
4. TONSILITIS
Ini adalah peradangan pada tonsil . Gejala-gejala nya adalah Sakit tenggorokan, sulit menelan,
dan demam. Sama halnya dengan bronkitis, tonsilitis ini juga disebabkan oleh virus dan bakteri.
Dapat diobati dengan pemberian antibiotik. Sedangkan, tonsilitis yang disebabkan oleh virus
dapat diobati dengan meminum obat/perawatan pada pasien. Kalau bakteri atau virus sudah
kebal terhadap obat-obatan, maka salah satu jalan adalah dengan operasi.

5. SINUSITIS
Penyakit ini adalah peradangan rongga hidung bagian atas. Gejala gejala sinusitis adalah sakit
kepala, rasa sakit di bagian wajah, demam, keluar ingus bening dan juga rasa sesak di rongga
hidung. Sinusitis dapat ditangani dengan pemberian antibiotik oleh dokter. Pencegahannya
adalah menghindari faktor-faktor yang menyebabkan sinusitis.
6. SARS (SEVERE ACUTE RESPIRATORY SYNDROME)
SARS adalah penyakit yang tergolong sangat parah dan mengerikan. Ini adalah sakit pernafasan
akut yang disebabkan oleh virus. Gejala-gejala penyakit ini adalah batuk-batuk, susah
bernafas,nyeri tubuh dan dan lesu. Virus yang menyebabkan penyakit ini dinamakan SARSassociated coronavirus (SARS-CoV). Penularan dapat terjadi lewat kontak langsung antara
penderita dan orang yang sehat. Pencegahan dapat dilakukan dengan menghindari hal-hal
menyangkut dengan penularan dengan penderita. (shei)
7. ASMA
Asma merupakan peradangan pada saluran pernapas. Peradangan menyebabkan pembengkakan
dan penyempitan saluran pernapasan. Penderita jadi susah bernapas, sesak dan batuk-batuk.
Dapat disebabkan oleh alergi, asap, psikis(mental), atau keturunan. Jaringan yang membengkak
menghasilkan lendir yang berlebihan. Lendir ini kemudian mengumpul dan menyumbat saluran
pernapasan. Pengobatan dapat dilakukan dengan obat hirup, obat tablet, atau obat berbentuk cair.

http://www.scribd.com/doc/68609640/Makalah-Spirometri

Você também pode gostar

  • Chapter II
    Chapter II
    Documento34 páginas
    Chapter II
    hijaugreen55
    Ainda não há avaliações
  • Mielodisplasia Syndrome
    Mielodisplasia Syndrome
    Documento9 páginas
    Mielodisplasia Syndrome
    vodo_eve7867
    100% (2)
  • Gagal Induksi
    Gagal Induksi
    Documento21 páginas
    Gagal Induksi
    Yulius Andi Ruslim
    0% (1)
  • Referat Ginekologi Poliklinik
    Referat Ginekologi Poliklinik
    Documento11 páginas
    Referat Ginekologi Poliklinik
    hijaugreen55
    Ainda não há avaliações
  • Retensio Plasenta
    Retensio Plasenta
    Documento30 páginas
    Retensio Plasenta
    hijaugreen55
    Ainda não há avaliações
  • Cathelin
    Cathelin
    Documento7 páginas
    Cathelin
    Anonymous nbU88Fe
    Ainda não há avaliações
  • 58 115 2 PB
    58 115 2 PB
    Documento8 páginas
    58 115 2 PB
    hijaugreen55
    Ainda não há avaliações
  • Retensio Plasenta
    Retensio Plasenta
    Documento29 páginas
    Retensio Plasenta
    hijaugreen55
    Ainda não há avaliações
  • Makalah ARDS
    Makalah ARDS
    Documento20 páginas
    Makalah ARDS
    Sang Playmaker
    100% (5)
  • Makalah ARDS
    Makalah ARDS
    Documento20 páginas
    Makalah ARDS
    Sang Playmaker
    100% (5)
  • LAPORAN KASUS Bronkopneumonia
    LAPORAN KASUS Bronkopneumonia
    Documento26 páginas
    LAPORAN KASUS Bronkopneumonia
    Prasetya Setya
    93% (15)
  • Kista Ovarium Pada Kehamilan Lagi
    Kista Ovarium Pada Kehamilan Lagi
    Documento20 páginas
    Kista Ovarium Pada Kehamilan Lagi
    Voni Ayunita Aswirn
    Ainda não há avaliações
  • Bronko Pneumon I
    Bronko Pneumon I
    Documento2 páginas
    Bronko Pneumon I
    hijaugreen55
    Ainda não há avaliações
  • Suara Napas
    Suara Napas
    Documento6 páginas
    Suara Napas
    IvanWinardy
    Ainda não há avaliações
  • Mata Merah
    Mata Merah
    Documento15 páginas
    Mata Merah
    hijaugreen55
    Ainda não há avaliações
  • Gravid Dengan Kista - JBUs
    Gravid Dengan Kista - JBUs
    Documento31 páginas
    Gravid Dengan Kista - JBUs
    hijaugreen55
    Ainda não há avaliações
  • Kista Ovarium
    Kista Ovarium
    Documento15 páginas
    Kista Ovarium
    Arif WiBolang
    Ainda não há avaliações
  • Gravid Dengan Kista - JBUs
    Gravid Dengan Kista - JBUs
    Documento31 páginas
    Gravid Dengan Kista - JBUs
    hijaugreen55
    Ainda não há avaliações
  • Perdarahan Post Partum
    Perdarahan Post Partum
    Documento18 páginas
    Perdarahan Post Partum
    Sigit Wirawan
    100% (1)
  • pblb16 JBUs
    pblb16 JBUs
    Documento17 páginas
    pblb16 JBUs
    hijaugreen55
    Ainda não há avaliações
  • Mulut
    Mulut
    Documento20 páginas
    Mulut
    hijaugreen55
    Ainda não há avaliações
  • Keracunan Timbal PBL 28
    Keracunan Timbal PBL 28
    Documento10 páginas
    Keracunan Timbal PBL 28
    hijaugreen55
    Ainda não há avaliações
  • PBLb10 JBUs
    PBLb10 JBUs
    Documento21 páginas
    PBLb10 JBUs
    hijaugreen55
    Ainda não há avaliações
  • Hernia Inguinalis
    Hernia Inguinalis
    Documento44 páginas
    Hernia Inguinalis
    Yantari Tiyora
    Ainda não há avaliações
  • PBL Blok14 - JBUs
    PBL Blok14 - JBUs
    Documento25 páginas
    PBL Blok14 - JBUs
    hijaugreen55
    Ainda não há avaliações
  • PBL Blok14 - JBUs
    PBL Blok14 - JBUs
    Documento25 páginas
    PBL Blok14 - JBUs
    hijaugreen55
    Ainda não há avaliações
  • Junz B8 JBUs
    Junz B8 JBUs
    Documento18 páginas
    Junz B8 JBUs
    hijaugreen55
    Ainda não há avaliações
  • Seorang Anak Berumur 1 Tahun Mengalami Gizi Buruk: Karbohidrat
    Seorang Anak Berumur 1 Tahun Mengalami Gizi Buruk: Karbohidrat
    Documento27 páginas
    Seorang Anak Berumur 1 Tahun Mengalami Gizi Buruk: Karbohidrat
    hijaugreen55
    Ainda não há avaliações
  • Makalah Blok 16
    Makalah Blok 16
    Documento24 páginas
    Makalah Blok 16
    hijaugreen55
    Ainda não há avaliações
  • No Everand
    Ainda não há avaliações
  • No Everand
    Ainda não há avaliações