Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Tanah merupakan komponen penting dalam struktur suatu konstruksi
khususnya yang berhubungan dengan pondasi. Secara umum tanah dapat
diklasifikasikan atas 3 bagian, yaitu klasifikasi tanah lempung, tanah lanau dan
tanah pasir. Masing masing klasifikasi tanah tersebut memiliki karakteristik
sendiri. Seperti halnya dengan tanah lempung, memiliki nilai kohesi (c) yang tinggi,
sedangkan tanah pasir memiliki sudut geser () yang besar. Sementara itu, untuk
keadaan lanau, tanah berada pada kondisi antara lempung dan pasir.
Berdasarkan kondisi tersebut, maka didalam perancangan suatu konstruksi
faktor tanah sangat perlu diperhatikan. Oleh karena itu perlu dilaksanakan suatu
proses penyelidikan tanah untuk mengetahui keadaan dari tanah tersebut.
Penyelidikan tanah di lapangan dibutuhkan untuk data perancangan pondasi
bangunan bangunan, seperti : bangunan gedung, dinding penahan tanah,
bendungan, jalan, dermaga dan lain lain. Bergantung pada maksud dan tujuannya,
penyelidikan dapat dilakukan dengan cara menggali lubang uji (test pit),
pengeboran, dan uji langsung di lapangan (in situ test). Dari data yang diperoleh,
sifat sifat teknis tanah dipelajari, kemudian digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam menganalisis kapasitas dukung dan penurunan. Secara umum
tujuan penyelidikan tanah antara lain:
1) Menentukan kapasitas dukung tanah menurut tipe pondasi yang dipilih.
2) Menentukan tipe dan kedalaman pondasi.
3) Untuk mengetahui posisi muka air tanah.
4) Untuk memprediksi besarnya penurunan.
5) Menentukan besarnya tekanan tanah terhadap dinding penahan tanah atau
pangkal jembatan.
6) Menyelidiki keamanan suatu struktur bila penyelidikan dilakukan pada
bangunan yang telah ada sebelumnya.
7) Pada proyek jalan raya dan irigasi, penyelidikan tanah berguna untuk
menentukan letak letak saluran, gorong gorong, penentuan lokasi dan
macam bahan timbunan.
Praktikum dibagi menjadi dua bagian yaitu pemeriksaan di lapangan dan
percobaan di laboratorium.
Pemeriksaan di lapangan meliputi :
1. Sondir yaitu : penyelidikan dilapangan secara langsung untuk menentukan
tegangan ijin tanah dengan kedalaman tanah yang biasa dibangun pondasi
melalui perlawanan ujung konus.
2. Boring yaitu : pengambilan contoh tanah dengan bor tangan serta menentukan
jenis lapisan tanah pada kedalaman tertentu.
Percobaan di laboratorium meliputi :
1. Kadar air tanah, yaitu percobaan untuk mengetahui perbandingan antara massa
air yang dikandung tanah dan massa kering tanah (dalam %)
2. Berat jenis Tanah, Yaitu perbandingan antara massa butir-butir dengan air
destilasi di udara dengan volume yang sama dan pada temperatur tertentu.
3. Batas Plastis, yaitu keadaan air minimum bagi tanah tersebut yang masih dalam
keadaan plastis.
4. Batas Susut dan Faktor faktor Susut Tanah.
5. Batas Cair Tanah, yaitu kadar air tanah pada keadaan batas peralihan antara cair
dan keadaan plastis.
6. Kuat Tekan Bebas (Unconvined Test), yaitu besarnya tekanan maksimal, yang
diperlukan untuk menekan suatu silinder tanah sampai pecah.
7. Pemadatan Tanah untuk mencari kadar air optimum dan pemadatan maksimum.
8. Analisa Saringan, yaitu untuk menentukan distribusi ukuran butir-butir dari
sesuatu tanah.
Dalam laporan ini kami mencoba menjelaskan kegunaan alat / bahan dalam
beberapa gambar, cara kerja data- data hasil percobaan dan perhitungan (dalam
tablel serta grafik hasil perhitungan). Definisi dari beberapa istilah yang terdapat
dalam laporan ini adalah :
: perbandingan
antara
massa
air
yang
Angka
perbandingan
antara
persentase
: Persentase
pengurangan
volume
tanah
(Wc optimal)
3
Kepadatan Maksimum
Ruang Lingkup
Dalam pelaksanaan praktikum penyelidikan tanah ini meliputi beberapa
pelaksanaan pemeriksaan yang dilaksanakan antara lain :
Pemeriksaan kekuatan tanah dengan sondir
Pemeriksaan contoh lapisan tanah dengan boring
Pemeriksaan kadar air (water content)
Pemeriksaan tekan bebas (unconfined compression test)
Pemeriksaan batas plastis
Pemeriksaan batas cair
Pemeriksaan batas susut
Pemeriksan berat jenis tanah
Test pemadatantanah(compaction test)
Analisa saringan (sieve analysis)
1.3
1.4
Persiapan Praktikum
Pada pelaksanaan praktikum perlu dilakukan persiapan beberapa hal terkait
dengan persiapan sampel tanah yang akan digunakan dalam pengujian. Pelaksanaan
praktikum ini memerlukan dua jenis sampel tanah, yaitu :
4
1. Tanah sampel yang dianggap tidak mendapat perlakuan dari luar (undisturbed
sample).
Pada contoh tanah yang tidak rusak susunan tanahnya atau sedikit
sekali derajat ketergangguannya, maka contoh tanah tersebut disebut contoh tak
terganggu (undisturbedsample). Karakteristik tegangan regangan tanah harus
diambil dari contoh tanah tak terganggu.
Dalam praktek, sangat sulit diperoleh contoh tanah yang benar benar
tak terganggu, walaupun penanganan contohnya sudah sangat hati hati.
Gangguan contoh ini sering mempengaruhi hasil hasil pengujian laboratorium.
Hvorslev (1984) menyarankan dalam pengambilan contoh tanah, ynag terbaik
adalah dengan cara menekan tabung dengan tidak memukulnya ke dalam tanah.
Tanah sampel tersebut diambil dengan menggunakan sebuah tabung
dengan diameter 6,5 cm dimana tinggi tanah sampel dalam tabung harus
mencapai 15 cm. Tabung yang telah berisi tanah tersebut kemudian dibungkus
dan dilapisi lilin untuk mencegah pengaruh dari kondisi luar.
2. Tanah sampel yang dianggap telah mendapat perlakuan dari luar
Tanah sampel tersebut diambil dari tempat yang berbeda sebanyak 20 kg.
Dimana dari tanah sampel tersebut, jumlah massa yang diperlukan dalam
pengujian 12,5 kg.
BAB II
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
2.1 PEMERIKSAAN KEKUATAN TANAH DENGAN SONDIR
: 12 Oktober 2015
Jam
: 09.00 selesai
Tempat
2.1.1Tujuan
1. Untuk mengetahui kedalaman lapisan tanah keras serta sifat daya dukung maupun
daya lekat setiap kedalaman.
2. Untuk mengetahui perlawanan penetrasi konus dan hambatan lekat.
3. Untuk mendapatkan tegangan ijin tanah.
Keuntungan alat sondir :
1. Dapat dengan cepat menentukan lapisan keras
2. Dapat diperkirakan perbedaan lapisan
3. Dengan rumus empiris, hasilnya dapat dipergunakan untuk menghitung daya
dukung tiang
4. Cukup baik digunakan untuk tanah yang berbutir halus
Kekurangannnya :
1. Jika terdapat batuan lepas bisa memberikan indikasi lapisan keras yang salah
2. Tidak dapat mengetahui jenis tanah secara langsung
3. Jika alat tidak lurus dan konus tidak bekerja dengan baik, maka hasil yang
diperoleh bisa meragukan.
2.1.2 Benda Uji
Tanah yang berlokasi di Jln. Gunung Guntur, Padangsambian, Denpasar.
2.1.3 Peralatan
a. Alat sondir (2,5 ton).
b. Seperangkat pipa sondir dengan panjang batang masing masing satu meter.
c. Manometer.
d. Konus dan bikonus.
e. Tiga buah angker dengan perlengkapannya (termasuk setang pemutar untuk
memasukkan angker ke dalam tanah)
f. Kunci kunci pipa, alat alat pembersih, oli dan minyak pelumas.
2.1.4
Pelaksanaan
a. Pasang dan atur agar mesin sondir vertikal di tempat yang akan diperiksa dengan
menggunakan angker yang dimasukkan secara kuat ke dalam tanah, dalam hal ini
digunakan tiga buah angker.
b. Pasang Konus dan Bikonus, sesuai pada kebutuhan pipa pertama.
c. Pasang rangkaian pipa pertama bersama konus tersebut (b) pada mesin sondir.
d. Tekan pipa untuk memasukkan bikonus sampai kedalaman tertentu, umumnya
setiap 20 cm
e. Tekan batang, pembacaan manometer dilakukan pada penekanan pertama, catat
hasilnya pada daftar sondir.
f. Tekan pipa bersama batang sampai kedalaman berikutnya yang akan di atur,
pembacaan dilakukan setiap penekanan pipa sedalam 20 cm.
g. Perhitungan sondir dihentikan bila waktu tekanan manometer tiga kali berturut
turut melebihi 150 kg/cm2.
Manometer
Manometer
Tabung
Tabung
hidrolikHidrolik
Angker
Angker
KonusKonus
biasa Biasa
32 mm
60o
36 mm
BIKONUS
50,5 mm
36 mm
4 mm
100 mm
disambung
Disambung
pada
sondir
padapipa
pipa
sondir
13,5 mm
60o
30 mm
32 mm
98 mm
stang
dalam
Stang
dalam
36 mm
66,5 mm
50,5 mm
36 mm
100 mm
selubung untuk
Selubung
pengukur
untuk
hambatan lekat
pengukur
(skin friction)
hanbatan lekat
15 mm
4 mm
disambung
Disambung
pada pipapada
sondir
pipa sondir
13,5 mm
30 mm
dalam
Stangstang
dalam
66,5 mm
15 mm
36 mm
KONUS
Dikerjakan
: 25/10/2015
Nomor Contoh
Dihitung
Pekerjaan
: PRAKTIKUM
Digambar
Lokasi
: Padangsambian
Diperiksa
Kedalaman
(MT)
Perlawanan
Penetrasi
Jumlah
Konus
Perlawanan
(JP)
( PK )
Hambatan
Lekat
(Perlawanan
Gesek)
HL x
(20/10)
HL = JP PK
Jumlah
Hambatan
Lekat
Hambatan
Setempat
(JHL)
HS =
HL/10
(cm)
( kg/cm2)
( kg/cm2)
( kg/cm2)
( kg/cm)
( kg/cm)
( kg/cm)
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
220
240
260
0
5
5
5
10
15
20
35
55
50
50
40
170
140
0
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
0
10
10
0
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
10
10
10
15
20
25
40
60
55
55
45
175
145
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
15
20
25
40
60
55
55
45
175
145
10
PK
30
Keterangan :
ijin
PK
30 ~ 40
11
D
(cm)
B
(m)
PK
(kg/cm2)
(kg/cm2)
0.000
20
0.167
40
0.167
60
0.167
80
10
0.333
100
15
0.500
120
20
0.667
140
35
1.167
160
55
1.833
180
50
1.667
200
50
1.667
220
40
1.333
240
170
5.667
260
140
4.667
2.1.6 Kesimpulan
Dari data didapatkan perlawanan penetrasi konus sebesar 140 kg/cm2 pada
kedalaman 260 cm.
12
: 12 Oktober 2015
Jam
: 09.00 selesai
Tempat
2.2.1 Tujuan
1. Untuk mengambil contoh tanah pada kedalaman tertentu sebagai benda uji di
laboratorium.
2. Untuk mendapatkan contoh tanah dari berbagai kedalamansehingga dapat
diketahui jenis lapisan tanah serta kedalaman muka air tanahdari titik yang sedang
diselidiki. Dengan demikian dapat diketahui sifat sifat lapisan tanah secara
langsung (visual) pada setiap kedalaman dan menjadi contoh tanah baik undisturb
(asli) maupun disturb (tak asli).
2.2.2Benda Uji
Tanah yang berlokasi di Jln. Gunung Guntur, Padangsambian, Denpasar.
2.2.3 Peralatan
a. Bor tangan: stang bor (rod), mata bor (auger).
b. Pipa lurus dan pipa penyambung dengan panjang masing-masing 1 meter.
c. Pipa pemutar.
d. Tabung tempat tanah asli (undisturbed sample)
e. Linggis, pemukul, kunci pipa, plastik dan lilin cair.
2.2.4 Pelaksanaan
a. Dipilih lokasi tertentu yang bukan lokasi bangunan, penimbunan sampah atau
penimbunan bendabenda bekas lainnya, serta dibersihkan dari rumput dan
kotoran lainya.
b. Tanah dilubangi sedikit untuk menancapkan mata bor. Mata bor ditempatkan
dengan baik, tangkai vertikal ke atas.
13
c. Dipasang pipa T dan pipa lurus di putar sambil di tekan contoh tanah pada mata
bor setiap kedalaman tertentu, diambil diamati jenis lapisan tanahnya.
d. Demikian seterusnya sampai kedalaman 0.5 m. Pada kedalaman tersebut mata bor
diganti dengan tabung contoh tanah asli.
e. Pipa T dipukul sehingga contoh tanah dapat masuk ke dalam tabung.
f. Setelah terisi penuh, tabung diangkat. Ujung tanah diratakan dan dibersihkan
kemudian diberi lilin/parafin pada ujung ujungnya sebagai isolator (agar tanah
tetap dalam keadaan undisturbed).
g. Setelah lilin/parafin mengering contoh diberi label dan ditempatkan pada tempat
yang terlindung.
14
DITEKAN
Tangkai bor
DIPUTAR
Batang bor
Augher
15
Simbol
Deskripsi
Lempung kelanauan
abu kecoklatan
sedang
0.20
0.20
1,40
1.40
1.60
Lempung kelanauan
coklat kehitaman
sedang
Lempung kelanauan
coklat muda
sedang
1.60
1.80
1.80
Lempung
Kecoklatan
sedang
Cadas
Coklat kekuningan
2.00
Keras
Ket:
= Lempung
= Cadas
*Tidak terdapat perhitungan di dalam percobaan boring.
2.2.6 Kesimpulan :
16
Pada kedalaman 0 0,2 meter merupakan lapisan tanah lempung berwarna abu
kecoklatan. Pada kedalaman 0,2 1,4 meter merupakan lapisan tanah lempung berwarna
coklat kehitaman. Pada kedalaman 1,4 1,6 meter merupakan lapisan tanah lempung
berwarna coklat muda. Pada kedalaman 1,6 1,8 meter merupakan lapisan tanah
lempung berwarna kecoklatan. Pada kedalaman 1,8 2 meter merupakan lapisan cadas
coklat kekuningan.
Dalam percobaan yang dilakukan sampai kedalaman 2,00 meter, belum ditemukan
muka air tanah.
2.3 PEMERIKSAAN KADAR AIR (WATER CONTENT)
: 15 16 November 2015
Jam
: 09.00 selesai
Tempat
2.3.1 Tujuan
1. Untuk memeriksa kadar air suatu contoh tanah.
2. Kadar air tanah adalah perbandingan antara massa air yang dikandung tanah
dengan massa kering tanah yang dinyatakan dalam persen.
2.3.2 Peralatan
17
Gambar 2.8. Cawan timbang dari gelas atau logam tahan karat.
2.3.3 Pelaksanaan
1.
2.
3.
4.
2.3.4 Perhitungan
18
Setelah percobaan selesai dan data yang dibutuhkan didapat, maka dapat dihitung
kadar air (dalam persen) dengan rumus :
Persen kadar air (w) =
W 2 W3
100%
W3 W1
dimana :
W1
W2
= W1 + tanah basah
W3
= W1 + tanah kering
Massa air
Nomor cawan
P1
P2
6,6
6.6
37,6
36,8
28,6
27,7
9,1
22
21,1
40,9
43,1
42
2.3.6 Kesimpulan
Dari beberapa referensi tentang mekanika tanah, diperoleh variasi tentang harga
kadar air untuk tanah lempung lembek (Soft Clay) yaitu berkisar 30 % - 50 %.
Kadar air rata rata sample tanah yang diuji adalah 42 %. Ternyata dari percobaan
19
di atas, kadar air rata-rata memenuhi kisaran kadar air untuk tanah lempung yaitu
42%.
2.4 BATAS-BATAS ATTERBERG
DASAR TEORI
Batas-batas Atterberg (Atterberg Limits) tergantung pada air yang terkandung dalam
massa tanah, ini dapat menunjukkan beberapa kondisi tanah sebagai berikut :
a.
Cai
r
b.
Pla
stis
c.
Se
mi padat
d.
Pad
at
Padat
Semi padat
Plastis
Cair
Kadar air
bertambah
w (%)
SL
PL
LL
20
: 15 16 November 2015
Jam
: 09.00 Selesai
Tempat
2.4.1.1 Tujuan
Untuk mengetahui batas cair (LL)sample tanah.
2.4.1.2 Benda Uji
Contoh tanah yang perlu disediakan untuk pemeriksaan ini sebanyak 100
gram dan harus bebas dari 0,425 mm (yang tertahan saringan no. 40), sehingga
dapat langsung diperiksa batas cairnya tanah persiapan terlebih dahulu. Apabila
contoh tanah mengandung butir kasar, maka terlebih dahulu harus dikeringkan
dalam suhu kamar atau dengan alat pengering kurang dari 60 o C secukupnya saja
sehingga dapat disaring dengan saringan. Setelah kering, gumpalan tanah
dipecahkan dengan menggerus dalam mortal dengan pestel agar butir-butir tanah
tidak rusak, kemudian disaring dengan saringan no. 40. Bagian yang tertahan dalam
saringan disingkirkan dan yang lolos digunakan sebagai benda uji.
2.4.1.3 Peralatan :
Contoh
tanah
R54 mm
Gambar 2.12.Spatel
22
2.4.1.5 Pelaksanaan :
a.Pertama tama contoh tanah diletakkan dalam mangkok porselen sebanyak 100
gram, dicampur dengan air sebanyak kira kira 15 cc 20 cc. Diaduk, ditekan
tekan, dan ditusuk tusuk dengan spatel. Bila perlu bisa ditambahkan air
secara betahap, 1 cc 3 cc, diaduk (diaduk sampai benar benar merata),
ditekan tekan, dan ditusuk tusuk, air ditambah lagi dan seterusnya.
b.
c.Alat pembarut digunakan untuk membuat alur lurus pada garis tegah mangkok
searah dengan sumbu alat, sehingga tanah terpisah menjadi dua bagian yang
simetris, dan bentuk alur harus baik tajam dengan ukuran sesuai dengan alat
pembarut. Untuk menghindari alur yang tidak baik atau tergesernya tanah
dalam mangkok, maka dibarut dengan gerakan maju dan mundur beberapa
kali dengan setiap gerakan lebih dalam.
d.
e.Pada percobaan pertama, jumlah pukulan yang diperlukan harus 30 40 kali. Bila
lebih dari 40 pukulan berarti tanah kurang basah. Maka tanah dikembalikan ke
mangkok porselin, dan ditambah air lagi dan diaduk rata.
f. Mangkok Cassagranda dibersihkan kemudian dikeringkan. Pekerjaan no. a d
diulangi.
g.
Contoh tanah yang telah diuji diambil, lalu diperiksa kadar airnya dengan
memasukkannya ke dalam oven selama 16 24 jam.
h.
24
73 mm
10 mm
R22.5 mm
2 mm
13.43 mm
( M 2 M 3)
100%
(M 3 M1)
Dimana :
M1= massa cawan kosong
M2 = massa cawan kosong + tanah basah
M3 = massa cawan kosong + tanah kering
Buat grafik dimana absis adalah jumlah pukulan (N) dan ordinat adalah kadar air
contoh tanah yang bersangkutan.
Yang disebut batas cair adalah kadar air dimana N = 25
25
2.4.1.7Hasil Pemeriksaan
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
TELEPON : (0361) 703385
No
Percobaan No
Jumlah pukulan
16
21
30
40
6,7
6.1
6,2
6,5
33,7
36,6
35,3
26,4
23,6
24,7
24,7
19,5
Massa air ( A = M2 - M3 )
10,1
11,9
10,6
6,9
16,9
18,6
18,5
13
59,76
63,98
57,3
53,08
58,5
26
-0,2557n + 71,447
27
: 15 16 November 2015
Pukul
: 09.00 Selesai
Tempat
2.4.2.1 Tujuan
Untuk menentukan batas plastis sample tanah, yaitu nilai kadar air terendah dari
suatu contoh tanah tersebut masih dalam keadaan plastis.
2.4.2.2 Benda Uji :
Contoh tanah yang perlu disediakan untuk pemeriksan ini sebanyak 15 gram
20 gram. Contoh tanah ini harus bebas dari butir-butir yang lebih besar dari 0,425
mm (yang tertahan di saringan no. 40). Apabila contoh tanah mengandung butir
butir kasar, maka tanah tersebut dikeringkan dulu secukupnya sampai gumpalan
28
c.Spatel
d.
Pelat kaca
h.
Pengering
Gambar2.17. Timbangan
29
Gambar2.18. Oven
2.4.2.4 Pelaksanaan :
a.Tanah diletakkan dalam cawan porselen, dicampur dengan sedikit air, kemudian
diaduk sampai merata. Kadar air tanah yang diberikan adalah sampai tanah
bersifat cukup plastis dan dapat dengan mudah dibentuk menjadi bola dan
tidak terlalu melekat di jari bila ditekan.
Tanah tersebut diremas dan dibentuk menjadi bola atau bentuk ellips sampai
dengan diameter 8 mm. Kemudian benda uji digiling di atas pelat kaca yang
terletak pada bidang datar di bawah jari jari tangan dengan tekanan
secukupnya sehinggga akan terbentuk batang batang diameternya rata.
30
e.Pekerjaan ini diulang seperti tadi sampai tanah retak retak dan tidak dapat
digiling menjadi batang yang lebih kecil (meskipun belum mencapai diameter
3 mm).
f. Tanah yang retak retak tersebut dikumpulkan dan diperiksa kadar airnya.
31
Batas Plastis adalah kadar air yang diperoleh pada pemeriksaan di atas yang
dinyatakan dalam %. Batas plastis merupakan batas terendah dari tingkat
keplastisan suatu tanah. Laporan batas plastis tersebut berupa bilangan bulat
terdekat.
b.
Indeks Plastisitas(plasticity index PI) tanah dihitung, yaitu selisih antara batas
cair dan batas plastis suatu tanah(IP = LL PL).
c.Jika salah satu dari batas plastis atau batas cair tidak dapat diperoleh karena
keadaan tanahnya, maka Index Plastisnya adalah nonplastis.
d.
Jika tanahnya berpasir, batas plastisnya dikerjakan lebih dahulu daripada batas
cairnya. Jika batas plastisnya tidak dapat dilaksanakan, maka dapat dinyatakan
bahwa tanahnya nonplastis.
e.Jika ternyata dalam hasil percobaan didapat batas cair lebih besar daripada batas
plastisnya, berarti tanah memiliki Index Plastisitas.
32
No
No cawan
L1
L2
6,0
6,4
27
23,9
22,2
19,8
Massa air ( A = M2 - M3 )
4,8
4,1
16,2
13,4
29,2
30,6
Batas Plastis
29,9
2.4.2.7 Kesimpulan :
Ikthisar :
Batas Cair
: LL = 58,5 %
Batas Plastis
: PL = 29,9 %
Indek Plastis
33
Tabel 2.8 Hubungan nilai PI dengan sifat, macam tanah, dan kohesi
Berdasarkan hasil praktikum batas plastis (PL) yang diperoleh dan table
diatas,sehingga dapat di klasifikasikan kedalam jenis tanah lempung plastisitas
tinggi yang nilai PI> 17%.
2.4.3 Pemeriksaan Batas Susut dan Faktor faktor Susut Tanah (Shrinkage Limit)
Pemeriksan dilakukan pada :
Tanggal
: 15 16 November 2015
Jam
: 09.00 Selesai
Tempat
2.4.3.1 Tujuan :
Melakukan pemeriksaan pemeriksaan untuk menentukan data dari suatu tanah
subgrade yang meliputi : batas susut, angka susut, susut volumemetrik dan susut
linear.
2.4.3.2 Benda Uji
Contoh tanah disiapkan 30 gram yang telah dibersihkan dari butir-butir yang
tertahan pada ayakan no. 40 (0,425 mm). Jika contoh tanah dari lapangan
mengandung butir-butir yang lebih besar dari 0,425 mm, tanah dikeringkan di udara
terbuka, kemudian diremukkan pada mortal porselin dengan menggunakan Spatel
dengan kepala terbungkus karet, kemudian disaring dengan ayakan no. 40. Bagian
yang lewat ayakan digunakan sebagai benda uji.
34
2.4.3.3 Peralatan :
a.Cawan Porselen.
b.
Spatel.
c.Cawan susut dari porselin, berbentuk bulan dengan alas datar, berdiameter 1,44
cm dan tingginya 1,27 cm.
d.
e.Alat pengukur volume tanah yang terdiri dari mangkuk gelas dengan tiga paku
dan air raksa.
f. Gelas ukur 25 cc.
g.
2.4.3.4 Pelaksanaan :
a.Tanah diletakkan pada cawan porselen dan diaduk sampai merata dengan air
secukupnya sehingga mengisi semua pori-pori tanah dan jangan sampai ada
udara terperangkap didalamnya. Banyaknya air disesuaikan dengan jenis
contoh tanah yaitu : plastis dan kurang plastis. Apabila benda uji berupa tanah
plastis dengan kadar air lebih 10 % dari batas cair.
b.
35
36
Massa basah dan massa kering ditentukan. Setelah cawan terisi tanah segera
ditimbang dan dicatat massa cawan berisi tanah basah. Tanah dibiarkan
mengering di udara sampai warnanya berubah dari tua menjadi muda.
Kemudian dikeringkan di dalam oven dengan temperatur 110o C, dan
didinginkan dalam desikator, lalu ditimbang dan dicatat massanya.
37
W0 1
100%
V0 G
Dimana :
SL
W0
V0
c. Apabila berat jenis tanah tidak diketahui, maka batas susut (SL) dihitung
dari data yang diperoleh pada percobaan sebagai berikut :
SL = w -
V V0
100%
W0
Dimana :
SL
= Batas susut
W0
V0
100
Vs 100
100 SR
39
No cawan susut
SK1
SK2
37,1
30,1
24
15,7
13,1
14,4
451,3
449,9
305,4
305,4
145,9
144,5
10,7
10,6
40,7
32,6
36,65
2.4.3.7 Kesimpulan :
Batas susut sample tanah (SL) = 36,65 %
= 58,5 %
Batas-batas Atterberg yang diketahui yang mana hasil batas susut (Ws) sebesar
36,65 % memiliki persentase yang lebih besar daripada batas plastis dan lebih kecil
daripada batas cair. Batas plastis (Wp) sebesar 29,9 % memiliki persentase yang
paling kecil. Batas Cair (Wc) sebesar 58,5 % memiliki persentase yang paling
besar. ( Wp < Ws<Wc ).
: 15 16 November 2015
Jam
: 09.00 selesai
Tempat
2.5.1 Tujuan
Untuk menentukan berat jenis tanah.
2.5.2 Benda Uji
Contoh tanah yang digunakan untuk pemeriksaan secara duplo (dua percobaan yang
terpisah).
2.5.3 Peralatan
.
42
Alat Pemanas
43
(W 2 W 1)
(W 2 W1 ) (W 3W 4)
44
No Sampel
70,6
70,3
95,6
93,3
188,3
187,4
174,9
176,0
Temperatur ( C )
28,5
28,5
A = W2 - W1
25
25
B = W3 - W4
13,4
11,4
C=A-B
11,6
13,6
2,2
1,8
10
Rata -rata G1
2.5.7 Kesimpulan :
Nilai specific gravity, Gs berbagai jenis tanah berdasarkan buku Mekanika Tanah
(Redana, 2010) adalah sebagai berikut :
Pasir
: 2,65 2,67
Pasir kelanauan
: 2,67 2,70
Lempung Inorganik
: 2,70 2,80
: 1,00 2,60
45
Kesimpulan : Dari hasil pemeriksaan, maka didapatkan berat jenis rata-rata sampel
adalah (Gs) = 2. Sehingga berat jenis yang diperoleh dari percobaan tersebut tidak
memenuhi syarat berat jenis tanah lempung dan memenuhi persyaratan tanah organik.
2.6 PEMADATAN TANAH (PROCTOR TEST)
Pemeriksaan dilakukan pada :
Tanggal
: 15 16 November 2015
Pukul
: 09.00 Selesai
Tempat
2.6.1 Tujuan :
1. Untuk menentukan hubungan antara kadar air dan kepadatan tanah apabila
dipadatkan dengan dengan tenaga tertentu (dalam hal ini digunakan cara Standar
Proctor)
2. Untuk menentukan massa volume kering maximum ( d max ) dan kadar air
optimum (Wopt) dari suatu contoh tanah.
2.6.2 Peralatan
a. Cetakan besi yang berbentuk silinder. Silinder ini terdiri dari silinder utama dan
silinder sambungan yang dapat dilepas dan pelat alas yang dapat dilepas pula.
Dalam percobaan ini digunakan silinder kecil dengan ukuran diameter 10,13 cm ;
tinggi 11,61 cm : volume = 935,71 cm3.
Mold
Sampel
Tanah
b. Tanah tersebut diayak dengan ayakan no. 4. Lalu semua tanah yang telah lolos
ayakan no. 4 dikumpulkan dalam lengser besar.
c. Karena akan dilakukan 6 kali percobaan, maka disediakan enam benda uji dengan
massa masing-masing 2,5 kg.
47
d. Pada tiap benda uji ditambahkan air, lalu dicampur dengan rata. Dan diperoleh
benda uji dengan kadar air berbeda-beda. Dalam percobaan ini, jumlah air yang
digunakan pada tiap-tiap benda uji adalah sebagai berikut :
Percobaan ke
Jumlah air yang digunakan
1
175 mm
2
350 mm
3
525 mm
4
5
700 mm 875 mm
6
1050 mm
Persiapan Alat :
a. Alat silinder pemadatan (Silinder Utama) dibersihkan dan ditimbang massanya.
b. Plat alas dan silinder dipasang. Pada saat penumbukan silinder dipasang ditempat
yang kokoh.
Pemadatan :
a. Tanah lembab yang telah disiapkan dimasukkan kedalam cetakan dalam tiga lapis
yang kira sama tebalnya. Tiap lapis harus dipadatkan secara merata dengan
standard proctor test harmer sebanyak 25 kali (tanah yang diletakkan pada lapisan
teratas harus lebih tinggi daripada cetakan). Silinder perpanjangan yang
disambung pada bagian atas cetakan dilepaskan. Pelepasan silinder harus hatihati, agar tidak merusak tanah yang sudah dipadatkan dalam silinder.
49
114.3 mm
Perpanjangan
89.3 mm
116.43 mm
50
304.82 mm
Berat
penumbuk = 2.5 kg
50.8 mm
2.6.4 Perhitungan :
Massa Volume tanah lembab dari tiap-tiap test :
b =
Volume Cetakan
V
d =
zav
zav
Gsw
1 wGs
w
w
1
Gs
Keterangan :
zav
Gs
= Kadar air
: Lempung
Ukuran Silinder
Diameter
: 10,13 cm
Tinggi
: 11,61 cm
Volume
: 935,71 cm
No
Uraian
Cara
= A/B/C/D
Massa penumbuk
= 2,5 kg
Jumlah lapis
= 3 lapis
=25/25/25
C1
C2
C3
C4
C5
C6
Penambahan air
gram
gram
4585
4778
4850
4885
4843
4839
Massa Mold
gram
3350
3350
3350
3350
3350
3350
1235
1428
1500
1535
1493
1489
1,31
1,52
1,60
1,64
1,59
1,59
W
V
gr/cm3
Kadar Air
C1
C2
C3
C4
C5
C6
49,7
49,5
36,4
55,0
57,6
62,8
43,3
39,5
29,3
39,5
38,8
41,6
6,1
5,4
6,6
5,9
6,7
6,2
10
6.4
10
7.1
15.5
18.8
21.2
11
37.2
34.1
22.7
33.6
32.1
35.4
12
17.20
29.33
31.28
46.13
58.57
59.89
13
1.118
1.175
1.219
1.122
1.003
0.994
A
100%
B
b
gr/cm3
1 w
No.
Kadar Air
1
17.204
2
29.326
3
31.278
4
46.131
5
58.567
6
59.887
Nilai Gs = 2,085
dgr/cm3
1.118
1.175
1.219
1.122
1.003
0.994
zavgr/cm3
1.534
1.293
1.261
1.062
0.938
0.927
53
jumlah ting
jumlah berat
tumbkanx x xjatuh
l apisn peumbk
p erlais penumbk
E
Volumectakn
=
25 x 3 x 2,5 x 30
935,71
= 6,012 kg/cm2
2.6.7 Kesimpulan :
Berdasarkan grafik diatas diperoleh nilai kadar air optimum sebesar 40.08%
dengan nilai massa volume kering (d) maksimum sebesar 1,15 gr/cm3. Sedangkan
energi yang dibutuhkan untuk pemadatan pada uji protor standar adalah 6,012 kg/cm2
54
: 15 16 November 2015
Pukul
: 09.00 Selesai
Tempat
2.7.1
Tujuan :
Untuk menentukan distribusi ukuran butir dari suatu tanah.
2.7.2
Benda Uji
Tanah yang digunakan dalam pemeriksaan ini adalah tanah yang sudah
dikeringkan dengan oven yang kemudian dihancurkan.
2.7.2 Peralatan :
a. Saringan
Terdiri atas satu susunan saringan dengan tutup atas dan bawah, nomor saringan
(standar ASTM) dan ukurannya adalah sebgai berikut :
No. 3/8 (9,50 mm)
No. 4 (4,75 mm)
No. 10 (2,00 mm)
No. 20 (0,850 mm)
No. 40 (0,425 mm)
No. 80 (0,180 mm)
No. 100 (0,150 mm)
No. 200 (0,074 mm)
Pan (0,00 mm)
55
c. Oven.
56
Gambar 2.44.Oven
f.
g.
h.
i.
.
TABEL 2.14. ANALISA SARINGAN (SIEVE ANALYSIS)
No Saringan
Massa Tertahan
Jumlah Persen %
mm
Inchi
Tertahan
Jumlah
Tertahan
Lolos
9,500
No 3/8
15
15
1.876173
100
4,750
No 4
79.8
94.8
9.981238
90.0188
2,000
No 10
260.4
355.2
32.57036
57.4484
0,850
No 20
203.2
558.4
25.41588
32.0325
0,425
No 40
90.2
648.6
11.28205
20.7505
0,180
No 80
70
718.6
8.755472
11.995
0,150
No100
7.2
725.8
0.900563
11.0944
0,074
No 200
32.3
758.1
4.040025
7.05441
pan
41.4
799.5
5.178236
1.87617
% yang tertahan =
59
Lempung
Lanau
Pasir
Kerikil
: 4,75 mm - 2 mm
Pasir
: 0,85 mm - 0,15 mm
Lanau
: 0,106 mm
Lempung
: < 0,075 mm
60
: 15 16 November 2015
Jam
: 09.00 Selesai
Tempat
2.8.1 Tujuan :
1. Untuk menentukan nilai kekuatan tanah tersebut dalam keadaan bebassampai
mencapai keruntuhan. Kuat tekan bebas adalah besarnya tekanan aksial yang
diperlukan untuk menekan suatu silinder tanah sampai pecah.
2. Untuk menentukan besarnya sudut geser dalam sample tanah.
3. Untuk menentukan besarnya kohesi sample tanah.
2.8.2 Benda Uji :
Benda uji berupa tanah kohesif berbentuk silinder, tinggi benda uji tanah kohesif
antara 2 3 kali diameternya. Diameter minimum benda uji adalah 3,30 cm. Apabila
diameter benda uji 7,0 cm, butir tanah terbesar diijinkan adalah 1/10 kali diameter
benda uji, sedangkan bila diameter benda uji lebih besar dari 7,10 cm, butir tanah
terbesar yang diijinkan adalah 1/6 kali diameter benda uji.
2.8.3 Peralatan :
61
62
2.8.4 Pelaksanaan :
Persiapan benda uji :
a. Contoh tanah dikeluarkan dengan alat pengeluar, kemudian cetakan diolesi
tipis dengan pelumas. Setelah itu contoh tanah dimasukkan ke cetakan belah,
benda uji dipotong rata bagian atas dan bawahnya, kemudian cetakan dibuka.
b. Ukuran contoh tanah asli bisa disesuaikan dengan diameter silinder benda uji
yang diinginkan.
Pembebanan :
a. Benda uji diletakkan pada alat tekan, berdiri vertikal dan sentris pada pelat
dasar alat.
b. Alat tekan diatur, sehingga pelat atas menyentuh benda uji tegangan pada
pembacaan nol.
c. Alat tersebut dikerjakan dengan kecepatan 0,5 20 % terhadap tinggi benda
uji permenitnya. Pembacaan arloji pengukur dicatat setiap 30 detik.
d. Pembebanan dihentikan apabila telah tampak keretakan pada benda uji.
e. Perubahan bentuk benda uji dicatat dan disket/digambar sudut keretakannya
().
f. Pelaksanaan pemeriksaan ini harus secepatnya, agar kadar air tidak berubah
karena penguapan.
2.8.5 Perhitungan :
a. Luas penampang contoh tanah dikoreksi dengan rumus :
A =
A0
1
Dimana :
A0 = Luas contoh tanah mula-mula (cm2)
1
= Koreksi
rumus: = 2 ( 45o)
2.8.6 Hasil Pemeriksaan
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
TELEPON : (0361) 703385
: 6,8 cm
Faktor kalibrasi
: 0,205 kg/cm2
Kadar air
: 42 %
: 36,31 cm2
: 55
Volume contoh
: 508,43 cm3
:0
Massa contoh
: 816,8 gr
cu
: 0,261 kg/cm2
Massa volume
: 1,606 gr/cc
Waktu
Pemendekan Tanah
Pembacaan
arloji
L
a= 10
Luas
Regangan
= L
( cm )
Beban
Tampang tanah
Koreksi
Luas di
1 -
Koreksi (A)
140
0,140
0,99
35,61
280
0,280
0,98
35,98
420
0,420
0,97
36,35
560
0,560
0,96
36,725
700
0,700
0,95
37,11
840
0,840
0,94
37,51
980
0,980
0,93
37,91
1120
1,120
0,92
38,32
Tekanan
Pembacaan
Beban P
P/A
Arloji
( kg )
(kg/cm2)
27
5.54
0.1568
42
8.61
0.2509
56
11.48
0.3446
69
14.15
0.4378
83
17.02
0.5434
93
19.07
0.6290
99
20.30
0.6924
103
21.12
0.7458
65
a
b
Keterangan :
a = batas elastik
b = batas plastik
o a = sifat elastik
a b = sifat plastik
2.8.7 Kesimpulan :
Dari hasil percobaan didapat kuat tekan bebas sampel tanah:
Kuat tekan bebas sampel tanah
qu = 1,619 kg/cm2
Pada uji ini, sudut geser dalam () = 0 dan tidak ada tegangan sel (3 = 0), yang
ada hanya beban vertikal (1) menyebabkan tanah menjadi retak dibagi satuan
luas yang dikoreksi (A) disebut Unconfined Compression Strength (qu).
66
4.
Lingkaran Mohr :
=0
Cu = qu /2
(1 + 3)
: 15 16Oktober 2013
Jam
: 09.00 Selesai
Tempat
2.9.1 Tujuan
Untuk mengetahui nilai kohesi dan besar sudut geser.
2.9.2
Benda Uji
Tanah tidak terganggu yang dikeluarkan dari tabung dipotong menggunakan ring
Peralatan :
Mesin Direct Shear
Cetakan/ring pemotong contoh tanah
Kawat pemotong (trimmer)
Tabung percobaan
Batu Porous
Plat bergerigi
Dial Penurunan
Alat pengukur waktu (timer)
2.9.4 Pelaksanaan :
67
a.
buat
remolded
sample),
dan
potong
menggunakan
ring
(trimmer), agar ketebalan contoh tanah sama dengan ketebalan ring pemotong.
Pasang batu porous pada bagian bawah tabung percobaan, kemudian
percobaan.
Pasang beban N, dan segera jalankan mesin (T) bersamaan dengan stopwatch
h.
Catat besarnya gaya yang terjadi pada proving ring (T) dan dial
penurunan pada setiap interval tertentu
i. Percobaan dilanjutkan sampai contoh tanah hancur, yang ditunjukan dari gaya
pada proving ring yang konstan
j. Ulangi proses percobaan (langkah a sampai i) pada contoh tanah yang baru dan
beban normal (N) yang lebih bessar
k. Percobaan dilakukan minimal 3 kali dengan beban normal (N) yang berbeda-beda.
l. Hitung tekanan normal dan tegangan geser maksimum yang terjadi
m. Gambarkan grafik hubungan antara tekanan normal dan tegangan geser, kemudian
tentukan besarnya kohesi dan sudut geser- dalam tanah
2.9.3 Hasil Pemeriksaan
TABEL 2.17. UJI GESER LANGSUNG (DIRECT SHEAR)
LRC
: 0.87 N/ Div
Horiz.
Dial
Reading
(0.01
P1
Dial
Reading
8 kg
Gaya Geser
(N)
(Kg)
P2
Dial
Reading
16 kg
Gaya Geser
(N)
(Kg)
P3
Dial
Reading
24 kg
Gaya Geser
(N)
(Kg)
68
mm)
10
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
250
300
350
400
450
500
600
700
800
900
1000
1100
1200
1300
2
5
11
15
20
25
30
34
39
41
46
56
66
75
82
90
97
105
110
114
120
120
120
120
120
NO
TES
MASSA
RING
(gr)
MASSA
SAMPE
L+
RING
(gr)
1
2
3
57.6
57.6
57.6
180
184.9
178.2
P1*LRC
1.74
4.35
9.57
13.05
17.4
21.75
26.1
29.58
33.93
35.67
40.02
48.72
57.42
65.25
71.34
78.3
84.39
91.35
95.7
99.18
104.4
104.4
104.4
104.4
104.4
N/10
0.174
0.435
0.957
1.305
1.74
2.175
2.61
2.958
3.393
3.567
4.002
4.872
5.742
6.525
7.134
7.83
8.439
9.135
9.57
9.918
10.44
10.44
10.44
10.44
10.44
MASSA
(gr)
TINGGI
SAMPEL
(cm) h
DIA
METER
SAMPEL
(cm)
122.4
127.3
120.6
2.7
2.7
2.7
5.7
5.7
5.7
5
6
15
21
29
26
41
49
46
48
50
64
79
92
106
120
134
136
145
150
152
157
161
161
161
P2*LRC
4.35
5.22
13.05
18.27
25.23
22.62
35.67
42.63
40.02
41.76
43.5
55.68
68.73
80.04
92.22
104.4
116.58
118.32
126.15
130.5
132.24
136.59
140.07
140.07
140.07
N/10
0.435
0.522
1.305
1.827
2.523
2.262
3.567
4.263
4.002
4.176
4.35
5.568
6.873
8.004
9.222
10.44
11.658
11.832
12.615
13.05
13.224
13.659
14.007
14.007
14.007
5
10
19
27
39
46
55
60
69
76
87
108
126
144
155
165
172
128
180
182
185
186
187
188
188
P3*LRC
4.35
8.7
16.53
23.49
33.93
40.02
47.85
52.2
60.03
66.12
75.69
93.96
109.62
125.28
134.85
143.55
149.64
111.36
156.6
158.34
160.95
161.82
162.69
163.56
163.56
LUAS
(cm2)
A0
MASSA
VOL
BASAH
(gr/cc)
TEGANGAN
NORMAL
(kg/cm2)
TEGANGAN
GESER
(kg/cm2)
25.51
25.51
25.51
1,777
1,848
1,750
4.704
6.311
7.369
0,407
0,549
0,641
N/10
0.435
0.87
1.653
2.349
3.393
4.002
4.785
5.22
6.003
6.612
7.569
9.396
10.962
12.528
13.485
14.355
14.964
11.136
15.66
15.834
16.095
16.182
16.269
16.356
16.356
KOHESI
(kg/cm2)
c
SUDUT
GESER
(...)
0,261
200
69
2.9.3
Kesimpulan
Nilai kohesi (c) = 0,261 diperoleh pada saat nilai x = 0 pada
persamaan y = 11,383x + 0,0686. Besar sudut geser () adalah sudut yang
dibentuk oleh gradient persamaan y = 11,383x + 0,0686 dengan garis
horizontal, yaitu sebesar 20o (berdasarkan persamaan geometri).
Kesimpulan ini tidak dapat diterima jika disesuaikan dengan teori
yang ada karena pemeriksaan yang dilakukan salah.
70
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan data dan hasil perhitungan praktikum yang diperoleh, maka
dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
71
= 1,619kg/cm2
1
qu = 0,8095 kg/cm2
2
Batas Cair
: LL = 44,3 %
3.2 Saran
Berdasarkan segala hal yang didapatkan dalam pelaksanaan praktikum
penyelidikan tanah yang telah dilaksanakan, maka kami dapat menyampaikan
beberapa saran antara lain:
a. Pelaksanaan Uji Bor pada tanah di lapangan hendaknya dilaksanakan lebih
seksama guna mendapatkan hasil yang lebih baik.
b. Pada saat pengujian berat jenis tanah hendaknya dilaksanakan lebih teliti
agar hasil yang diperoleh lebih maksimal dan juga perlu diperhatikan
pengaruh-pengaruh dari luar.
c. Pemeriksaan analisa saringan hendaknya dilaksanakan lebih teliti agar
hasil yang diperoleh lebih maksimal juga saat penimbangannya.
d. Dalam penyiapan sampel tanah untuk uji tekan bebas (Unconfined),
diharapkan tanah yang diambil tidak mendapatkan perlakuan dari luar.
Hal tersebut dimaksudkan untuk menjaga kualitas tanah agar tetap sama
pada saat proses pengujian sampel.
e. Dalam proses pratikum disarankan hany diikuti 2 kelompok maksimal 10
orang mahasiswa dan ditemani lebih dari 1 pembimbing setiap
kelompokagar proses praktikum berjalan kondusif
PDAFTAR PUSTAKA
Das, Braja M 1998. Mekanika Tanah (Prinsip Prinsip Rekayasa Geoteknis) Jilid I.
Jakarta : Erlangga
LH,
Shirley.
1987.
Penuntun
Praktis
Geoteknik
dan
Mekanika
Tanah
74
Hardiyatmo, Christiady. 2002. Teknik Fondasi 1 Edisi Kedua. Yogyakarta : Beta Offset
Swijana, I Ketut. Maria Hidayati, Annisa. Dodik Wirya Ardana, Made. Reti Adnyana,
Wayan. 2005. Buku Ajar Teknik Pondasi. Jurusan / Program Studi Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Udayana.
Buku Panduan Praktikum Mekanika Tanah Laboratorium Mekanika Tanah Program Studi
Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana.
75