Você está na página 1de 6

Alergi atau hipersensitivitas tipe I adalah kegagalan kekebalan tubuh di mana

tubuh seseorang menjadi hipersensitif dalam bereaksi secara imunologi terhadap


bahan-bahan yang umumnya imunogenik (antigenik)atau dikatakan orang yang
bersangkutan bersifat atopik. Dengan kata lain, tubuh manusia berkasi berlebihan
terhadap lingkungan atau bahan-bahan yang oleh tubuh dianggap asing dan
berbahaya, padahal sebenarnya tidak untuk orang-orang yang tidak bersifat atopik.
Bahan-bahan yang menyebabkan hipersensitivitas tersebut disebut alergen.
Wikipedia

Info & Tips

Alergi Kulit
Posted on Sep 16, 2008 15:40:44

Sebagian besar orang pernah mengalami peradangan kulit atau dermatitis. biasanya kulit
berwarna kemerahan, bengkak, lecet, muncul rasa gatal yang amat sangat di area kulit.
Dermatitis kontak merupakan hasil kontak langsung dengan alergen (hal-hal lain yang
menyebabkan terjadinya alergi pada kulit). Terdapat dua jenis dermatitis kontak, yaitu iritan dan
alergik. Dermatitis kontak iritan disebabkan oleh efek kimiawi langsung dari zat tertentu pada
kulit. Tingkat keparahan dermatitis ini tergantung pada berapa lama zat tersebut kontak dengan
kulit, tingkat konsentrasi zat, dan kerentanan kulit. Sedangkan dermatitis kontak alergik biasanya
mengenai orang yang sensitif terhadap zat sehari-hari. Penyebab umum dari dermatitis ini adalah
nikel (biasanya mempengaruhi wanita). Zat ini terdapat pada metal yang dikenakan atau
menempel pada kulit, contohnya seperti perhiasan imitasi, dan lainnya. Beberapa jenis alergen
lainnya adalah karet, krim, salep, dan lainnya. Cobalah untuk menemukan penyebabnya. Jika
memungkinkan hentikanlah kontak dengan zat penyebab. Mencari penyebab lebih mudah
dilakukan pada dermatitis kontak iritan, karena masalah kulit yang timbul terbatas pada area
yang benar-benar berkontak dengan iritan tersebut.Penyebab dermatitis kontak alergik bisa lebih
luas sehingga pengidentifikasiannya juga lebih sulit. Perawatan dermatitis kontak biasanya
melibatkan pengolesan salep, krim kortikosteroid (untuk waktu yang terbatas) dan antibiotik
untuk infeksi sekunder. Dermatitis atopik atau eksim mempengaruhi banyak orang, khusunya
anak-anak. Gejala utamanya adalah kulit berwarna kemerahan, bengkak, gatal, dan kulit bersisik.
Eksim biasanya terjadi pada area lipatan kulit, misalnya di lutut, bagian depan siku, belakang
telinga. Pada anak kecil, eksim seringkali terjadi pada wajah dan kulit kepala. Penyebab eksim
tidak dapat dipastikan. Pada beberapa kasus, eksim merupakan sejenis reaksi alergi, dan sering
timbul pada mereka yang menderita asma. Eksim juga dapat terjadi pada beberapa orang dalam 1
keluarga. Pemicu utamanya beragam, seperti: 1. Perubahan suhu yang terlalu ekstrim 2. Iritasi
produk

Alergi
Alergi dan Penyebabnya Alergi merupakan suatu reaksi abnormal dalam tubuh yang disebabkan zat-zat yang tidak berbahaya.
Alergi timbul bila ada kontak terhadap zat tertentu yang biasanya, pada orang normal tidak menimbulkan reaksi. Zat penyebab
alergi ini disebut allergen. Allergen bisa berasal dari berbagai jenis dan masuk ke tubuh dengan berbagai cara. Bisa saja melalui
saluran pernapasan, berasal dari makanan, melalui suntikan atau bisa juga timbul akibat adanya kontak dengan kulit seperti;
kosmetik, logam perhiasan atau jam tangan, dll. Zat yang paling sering menyebabkan alergi: Serbuk tanaman; jenis rumput
tertentu; jenis pohon yang berkulit halus dan tipis; serbuk spora; penisilin; seafood; telur; kacang panjang, kacang tanah, kacang
kedelai dan kacang-kacangan lainnya; susu; jagung dan tepung jagung;sengatan insekta; bulu binatang; kecoa; debu dan kutu.
Yang juga tidak kalah sering adalah zat aditif pada makanan, penyedap, pewarna dan pengawet. Menentukan penyebab alergi
dapat dilakukan dengan cara berikut :

* Menghindari zat yang dicurigai sebagai allergen, kemudian setelah gejala hilang
mencoba kembali zat tersebut. Misalnya saja, bila yang dicurigai sebagai allergen
adalah makanan, maka sebaiknya berhenti memakan makanan tersebut. Setelah
gejalanya hilang, coba kembali memakannya dan melihat apakah terjadi reaksi yang
sama.
* Melakukan tes alergi dan melihat riwayat keluarga serta riwayat frekuensi serangan
terjadi. Bila salah satu dari orang tua menderita alergi, maka kemungkinan risiko
penyakit tersebut diturunkan pada anak sekitar 25%-30%. Sementara itu, bila kedua
orang tua adalah penderita, maka risiko meningkat menjadi 60%-70%. Selain itu
perlu dilakukan pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang antara lain tes alergi
pada kulit, foto rontgen, pemeriksaan laboratorium, dan pemeriksaan lebih lanjut
bila dibutuhkan. Tes pada kulit merupakan pemeriksaan yang sangat sederhana
untuk mendiagnosa alergi. Dengan memberikan zat-zat tertentu pada kulit
seseorang, dapat diketahui zat yang merupakan allergen pada orang tersebut. Zat
dalam jumlah kecil disuntikkan. Bila terjadi pembengkakan pada bagian yang diberi
suntikan, maka zat tersebut adalah merupakan allergen. Mengatasi Alergi Beberapa
hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya alergi.
* Menjaga kelembaban ruangan dengan mengatur sirkulasi angin dan udara.
* Menjaga kebersihan pakaian dan mengganti sprei sedikitnya seminggu sekali.
* mebersihkan pekarangan dan memastikan tidak ada tumpukan sampah dan
genangan air yang akan menjadi tempat timbulnya jamur.
* Konsultasi dengan dokter dan melakukan tes alergi untuk mengetahui allergen-
allergen yang harus dihindari. Gejala yang mungkin terjadi akibat alergi adalah: rasa
gatal pada tenggorokan; gatal pada mulut; gatal pada mata; gatal pada kulit atau
bagian tubuh lainnya; sakit kepala; hidung tersumbat atau hidung meler; sesak
napas; bengek; kesulitan menelan; mendadak pilek dan bersin-bersin, dll.
Pengobatan alergi tergantung pada jenis dan berat gejalanya. Tujuan pengobatannya
bukanlah menyembuhkan melainkan mengurangi gejala dan menghindari serangan
yang lebih berat di masa yang akan datang. Gejala yang ringan biasanya tidak
memerlukan pengobatan khusus. Gejala akan menghilang beberapa saat kemudian.
Pemberian Antihistamin dapat membantu meringankan berbagai gejala. High-Desert
Aller Bee-Gone Penanganan alergi yang paling tepat bukanlah dengan obat-obatan
melainkan dengan cara menghindari allergen. Secara teoritis, alergi memang tidak
bisa dihilangkan, tetapi dapat dikurangi frekuensi dan berat serangannya. Namun
sering sekali dalam keseharian, allergen sulit dihindari. Untuk itu, diperlukan sistem
kekebalan tubuh untuk mencegah alergi.
JACI APAPARI
Menyiasati Alergi Susu Sapi pada Anak
SIMPOSIA - Edisi Juni 2006 (Vol.5 No.11)

Manajemen alergi yang keliru bisa membawa keparahan yang berujung pada kematian

Alergi dapat menjadi masalah sederhana atau rumit bergantung pada manajemen yang dipilih.
Angka kejadian alergi sendiri realtif kecil jika dilihat dari catatan statistiknya. "Hanya sekitar 2
hingga 3 % kasus alergi pada anak," tutur Dr. Zakiudin Munasir SpA dari Divisi Alergi
Imunologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSCM yang merangkum data kasus yang masuk
di RSCM .

"Namun, meski kasus alergi terbilang jarang, dapat


menjadi kejadian serius yang berakhir dengan
kematian," tambah Dr. Iris Rengganis SpPD-KAI dari
Divisi Alergi dan Imunologi Departemen Penyakit
Dalam FKUI/RSCM dalam acara Jakarta Alleergy and
Clinical Immunology Asia Pacific Association of
Pediatric Allergy, Respirology and Immunology (JACI
APAPARI) yang berlangsung di Hotel Borobudur, 21-
23 April 2006.

Data dari sebuah penelitian yang dilakukan peneliti


Universitas Nasional Singapura memperlihatkan peningkatan kejadian alergi di tiga kota besar,
yakni Jakarta, Bandung dan Singapura sendiri. Peneliti mendapatkan data dengan melakukan
wawancara dengan orangtua anak penderita alergi. Usia rata-rata responden 2 tahun. Penilaian
utama penelitian ini ditekankan pada prevalensi kumulatif dan gejala alergi. Total partisipan
berjumlah 2.575 dengan rincian Jakarta 800, Bandung 749 dan Singapura sebanyak 1.026. (Lihat
Tabel)

No Gejala Jakarta Bandung Singapura


1. Nafas berbunyi 11,6 % 9,3 % 22,9 %
2. Ruam 19,3 % 10,9 % 22,1 %
3. Eksim 2,0 % 1,6 % 10,4 %

Dari data di atas, terlihat bahwa angka kejadian alergi di Singapura lebih besar jika dibandingkan
angka kejadian di Jakarta dan di Bandung (p< 0,0001).

Berbagai Faktor

Potensi alergi dapat disebabkan oleh faktor keturunan dan lingkungan yang meliputi alergen,
polutan, infeksi, dan aktivitas fisik. Alergen yang sering dijumpai dalam kasus alergi adalah
paparan debu atau serbuk dan makanan. Dan makanan yang kerap menimbulkan alergi adalah
jenis makanan laut semisal kerang atau udang, dapat juga berasal dari daging, susu, telur, dan
kacang.

"Sensitivitas terhadap makanan dapat diurai menjadi empat sebab, yakni, alergi sejati terhadap
makanan, intoleransi terhadap makanan, toksisitas makanan dan tidak selera terhadap makanan,"
tambah Iris. Dari kasus yang disebabkan oleh alergi sejati terhadap makanan, memperlihatkan
bahwa pada diri seseorang memang memiliki kepekaan berlebih jika terpapar oleh makanan
tertentu dan produk turunannya. Reaksinya dapat dipilah menjadi beberapa tipe, tipe I (IgE
mediated-immediated reaction). Tipe II, III dan IV merupakan alergi dengan kejadian delay
reaction. Sementara pada kasus yang disebabkan oleh intoleransi, bisanya disebabkan oleh
defisiensi enzim, pelepasan histamin non imunologikal, iritasi, dan efek farmakologi. Toksisitas
makanan terkadang menimbulkan efek alergi. Dan jenis terakhir, yakni rendahnya selera
terhadap makanan tertentu akan menimbulkan anoreksia nervosa dan bulimia.

Alergi Pada Bayi dan Anak

"Alergi pada bayi dan anak dapat disebabkan oleh mekanisme dalam tubuh yang belum
sempurna, seperti immaturasi pada saluran cerna, defisiensi sementara terhadap IgA, kondisi
atopik, paparan lingkungan (asap, tembakau, polusi air), paparan antigen di usus yang
berlebihan, hingga efek penekanan imunitas pada infeksi virus," jelas Zakiudin.

Mekanisme alergi didominasi oleh sel mast yang mendapat paparan dari alergen kemudian akan
melepaskan enzim antibodi IgE. Pelepasan IgE akan memicu degranulasi dan mengakibatkan
ledakan histamin, leukotrien dan mediator lainnya. Dari sinilah muncul reaksi alergi.

Reaksi alergi berbeda-beda, tergantung pada tempat terjadinya reaksi. Pada saluran cerna, akan
menyebabkan peningkatan sekresi cairan dan gerak peristaltik yang berakibat terjadinya mual,
muntah dan diare. Pada saluran pernafasan, aktivasi sel mast ini menyebabkan penurunan
diameter saluran napas, dan peningkatan sekresi mukus yang berakibat produksi lendir dan
munculnya batuk. Di pembuluh darah, reaksi alergi menimbulkan kenaikan aliran darah dan
permeabilitas. Dari perubahan ini akan didapati edema, inflamasi, peningkatan aliran limpa.
Diagnosa terhadap alergi ditegakkan melalui Skin Prick Test, RAST (Radio Allergosorbent Test),
Elimination and Provocation Test, setelah sebelumnya mengetahui riwayat alergi dari keluarga
dan catatan pola makan pasien.

Pada anak dan bayi, alergi susu sapi merupakan kasus yang sering dijumpai. Alergi susu sapi
dapat disebabkan oleh sensitivitas terhadap komponen susu sapi atau pada prosesnya. Proses
pengendapan susu pada ph 4,6 menghasilkan casein sekitar 76%-86%. "Beberapa protein susu
diperoleh dengan denaturasi melalui pemanasan luar. Proses pasteurisasi biasa pada susu tidak
memilah secara sempurna protein pada susu, yang dapat menimbulkan reaksi alergi, misalnya
oleh β-lactoglobulin," sambung Zakiudin.

Namun alergi terhadap susu sapi bisa diatasi dengan jalan memberikan ASI kepada bayi. ASI
adalah makanan terbaik bagi bayi yang akan berefek positif terhadap sistem ketahanan tubuh
bayi dan anak yang akan berarti juga pada peningkatan pengaturan imunitas. Bila ASI tak
memungkinkan atau tidak mencukupi, bisa menggunakan susu pengganti, misalnya susu
berbahan dasar nabati. Susu dari kedelai yang kaya akan fitoestrogen dan isoflavon adalah salah
satu alternatif pilihan. Isoflavon mengandung estrogen agonis, antagonis ataupun estrogen
selektif, tergantung pada kondisi pengolahan kedelai. Atau dapat juga menggunakan susu sapi
yang proses pengolahannya menggunakan metode khusus, yakni Extensive Hydrolisate
Formula.

Pengobatan dan Kondisi Urgensi

Pengobatan yang lazim digunakan pada banyak kasus alergi adalah dengan menggunakan anti
histamin, kortikosteroid dan imunomodulator. Antihistamin ini bekerja dengan jalan memblok
reseptor histamin, mengembalikan kestabilan komposisi pada sel Mast, mengurangi pelepasan
mediator, ekspresi ICAM-1, dan mengurangi pengumpulan eosinaphil. Dapat pula digunakan
kortikosteroid yang akan melebarkan pembuluh darah dan berpengaruh pada edema yang terjadi.
Kortikosteroid bekerja pada sekresi mukosa, pelepasan mediator, produksi sitokin, dan inflamasi.
Obat-obatan imunitas baik analog ataupun vaksinasi dan pemberian anti IgE juga bisa dilakukan.

"Alergi dapat berkembang menjadi lebih parah bahkan berakhir dengan kematian (anafilaksis),
jika pada reaksi awal tidak mendapat penanganan dengan baik. Tanda-tanda keparahan alergi
antara lain, perubahan suara, penyempitan kerongkongan, bengkak pada kerongkongan, nafas
berbunyi, penyempitan rongga dada, kesulitan bernafas, gatal pada tangan, kaki dan kulit
kepala," lanjut Dr. Iris.

Bila terjadi kondisi anafilaksis, maka diberikan injeksi ephinephrine/adrenalin yang efektif
menstabilkan kondisi pasien dalam hitungan 10 hingga 15 menit. Tindakan medical emergency
lainnya, setelah aplikasi dengan ephinephrine/ adrenalin adalah penyediaan oksigen untuk
kelancaran respirasi, support cairan untuk kestabilan hemodinamik, serta kontrol rutin terhadap
tekanan darah pasien. (Ani)
Alergi dan Hipersensitivitas
« pada: Juli 31, 2008, 08:40:00 »
Sebelumnya udah dibahas tentang sistem imun tubuh, sekarang kita bahas alergi. Alergi bisa
dibilang efek samping dari imunitas, yaitu hipersensitivitas. Setidaknya ada dua tipe alergi :

1. Alergi Tipe Lambat


Penyebabnya adalah sel T teraktivasi (bukan antibodi). Contohnya adalah alergi yang disebabkan
oleh obat-obatan, bahan kimia tertentu seperti kosmetik, dan tumbuh-tumbuhan. Pada kasus
terkena racun tumbuh-tumbuhan, misalnya, kontak yang terus menerus dengan antigen ini akan
memicu pembentukan sel T pembantu dan sel T sitotoksik yang teraktivasi. Setelah satu hari atau
lebih, sel T teraktivasi akan berdifusi ke dalam kulit utk merespon dan menimbulkan reaksi imun
yang diperantarai sel. Karena tipe imunitas seperti ini dapat menyebabkan terlepasnya banyak
bahan toksik dari sel T teraktivasi dan juga invasi jaringan oleh makrofag maka jelas dapat
menyebabkan kerusakan jaringan yang cukup parah. Bahkan edema paru dan serangan asma bila
ditularkan melalui udara.

2. Alergi Atopik
Nah di sini baru antibodi berperan. Beberapa orang memiliki kecenderungan alergi terhadap
suatu zat/antigen. Keadaan ini disebut alergi atopik karena respon imunnya tidak umum.
Beberapa penelitian mengatakan kecenderungan ini diturunkan secara genetis ditandai dengan
peningkatan antibodi IgE (disebut juga reagin atau antibodi tersensitisasi). Istilah alergen
digunakan untuk mendefinisikan semua antigen yang bereaksi secara spesifik dengan tipe
spesifik antibodi reagin IgE (reaksi alergen-reagin).

Yang lain silahkan ditambahin ya


Misalnya pengobatannya gimana, alergen yang dikenal apa aja, pokoknya semuanya deh

Você também pode gostar