Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Tujuan: Membahas kasus presentasi bokong dengan riwayat perdarahan antepartum karena
plasenta previa totalis pada sekundigravida hamil aterm
Tempat : Bagian Obstetri dan Ginekologi RSUD Kabupaten Sragen
Bahan dan Cara Kerja: Laporan kasus, seorang wanita G2P1A0, 44 tahun, presentasi bokong
dengan riwayat perdarahan ante partum karena plasenta previa totalis pada sekundigravida hamil
38 minggu belum dalam persalinan
Tanggal 11-10-2011 jam 18.47 kiriman bidan dengan keterangan sekundigravida hamil aterm
dengan plasenta previa dan presentasi bokong
Inspekulo: pembukaan (-), KK (+) bagian bawah belum masuk panggul, air ketuban (-), Nitrasin
test (-)
USG
: tampak janin tunggal, intra uterin, punggung kanan, presentasi bokong, memanjang
DJJ (+), dengan FB:
BPD: 91, AC: 362, FL: 71, EFBW: 3300 gr. Plasenta insersi di segmen bawah rahim
menutupi OUI, air ketuban kesan cukup. Kelainan kongenital mayor tidak tampak.
Kesan saat ini janin dalam keadaan baik.
Kesimpulan : G2P1A0, 44 tahun, umur kehamilan 38 minggu, janin 1 hidup intra uterin, presentasi
bokong, puka, in partu.
Pada anamnesis didapatkan riwayat perdarahan pada usia kehamilan 32 minggu. Pada pemeriksaan
penunjang dengan USG didapatkan gambaran plasenta insersi di segmen bawah rahim menutupi
OUE grade III. Dari anamnesis dan pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada pasien ini,
diagnosis mengarah ke perdarahan ante partum karena plasenta previa totalis.
Lahir bayi laki-laki dengan persalinan sectio caesarea, panjang badan 50 cm, lingkar kepala
35cm,lingkar dada 32cm, berat badan 3350.gr, APGAR score 6-9-10.
BAB I
STATUS PASIEN
1.
2.
IDENTITAS PENDERITA
Nama
: Ny.S
Umur
: 44 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Pekerjaan
Pendidikan
: SMP
Agama
: Islam
Tanggal masuk
: 11 Oktober 2011
Nama suami
: Tn.T
Umur
: 39 tahun
Pekerjaan
: Buruh
Agama
: Islam
Alamat
ANAMNESIS
Tanggal 11 Oktober 2011, pukul 18.47 WIB
1. Keadaan Sekarang dan Alasan Dirawat
G2P1A0 merasa hamil 9 bulan, tidak haid
Tanggal 11 Oktober 2011 jam 18.47 kiriman bidan dengan hamil aterm
dan plasenta previa
Tanggal 11 Oktober 2011 jam 19.30 kenceng-kenceng 1x, gerak anak +
Tanggal 11 Oktober 2011 jam 23.45 kenceng-kenceng sering, gerak anak
+
2. Riwayat Menstruasi
Menarche
: 14 tahun
2
Lama menstruasi
: 5-7 hari
Siklus menstruasi
: 28 hari
Darah haid
Dismenorea
: disangkal
: disangkal
HPHT
: 20 Januari 2011
HPL
: 27 Oktober 2011
3. Riwayat Perkawinan
Menikah 1 kali. Dengan suami sekarang 9 tahun.
4. Riwayat Obstetrik
No
1.
2.
Keadaan Anak
7 tahun
Baik
: SMA
: SMP
Ingin anak
: 2 orang
Ingin KB
: ya
3.
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS PASIEN
1. Keadaan umum
: Baik
2. Kesadaran
: Kompos mentis
: 150 cm/61 kg
4. Gizi
: kesan cukup
5. Vital sign
Tekanan darah
: 100/70 mmHg
Nadi: 96x/menit
Frekuensi napas
: 20x/menit
Suhu: 36,50C
6. Kepala
: Bentuk mesocephal
7. Mata
8.
9. Thorax
Cor: Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
10. Abdomen
Hepar
: tidak teraba
Lien
: tidak teraba
4
11. Ekstremitas
STATUS OBSTETRI
1. Inspeksi
Abdomen
2. Palpasi
Leopold I
Leopold II
Leopold III
Leopold IV
: konvergen
HIS (-)
3. Perkusi: pekak alih (-), pekak sisi (-), reflek patella (+)
4. Auskultasi
: (+) 140/140/144/reguler
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
WBC
: 7,47 x 103/l
RBC
: 3,98 x 106/l
HGB
: 11,7 gr/dl
HCT
: 32%
MCV
: 80,4 fl
5
MCH
: 29.4 pg
MCHC
: 36,5 g/dl
PLT
: 199 x 103/l
NEUTRO% : 56,3 %
LYMPH%
: 30,5 %
MONO
: 10,4 %
HbsAg
: (-)
Gol darah
:B
CT
: 2 menit
BT
: 2 menit
GDS
: 93 mg/dl
Ureum
: 16,8 mg/dl
Creatinin
: 0,72 mg/dl
SGOT
: 25 U/I
SGPT
: 15 U/I
DIAGNOSIS SEMENTARA
G2P1A0, 44 tahun, hamil 38 minggu
Janin 1 hidup intra uterin
Presentasi bokong,
punggung kanan
a. Pengawasan 10
b. Akhiri persalinan dengan sectio caesarea
Tanggal/
Nadi
jam
Tensi
11-10-
Suhu
TD:110/70
2011
mmHg
His
Detak
Jantung
(-)
Janin
(+) 12-11-12 VT = tidak dilakukan
Reguler
N: 80x/
DIAGNOSIS SEMENTARA
Rr: 20x/
t: 36,50
19.00
19.30
20.00
20.30
21.00
21.30
22.00
11-12-12
12-12-11
11-12-11
12-12-12
12-11-12
11-12-11
12-11-11
23.00
23.30
24.00
00.30
01.00
01.30
02.00
02.30
03.00
03.30
04.00
04.30
05.00
11-11-12
12-12-12
11-12-12
11-12-12
11-12-12
12-12-12
12-11-11
11-12-11
12-12-11
11-11-12
12-11-11
12-12-12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PRESENTASI BOKONG
1. Definisi
Presentasi bokong (Breech presentation) merupakan keadaan
dimana janin terletak memanjang atau membujur dengan kepala di fundus
uteri dan bokong di bagian bawah kavum uteri 1. Letak sungsang terjadi
dalam 3-4% persalinan dan jumlahnya berkurang sesuai dengan
bertambahnya umur kehamilan. Sebelum umur kehamilan 28 minggu,
letak sungsang terjadi pada 25% persalinan dan hanya sekitar 1-3% yang
terjadi pada kehamilan aterm.2,3
2. Patofisiologi
Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin
terhadap ruangan dalam uterus. Pada kehamilan preterm, jumlah air
ketuban relatif lebih banyak sehingga memungkinkan janin bergerak
leluasa dan menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak sungsang
atau letak lintang4.
Sementara itu, pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh
dengan cepat dan jumlah air ketuban relatif berkurang. Karena bokong
dengan kedua tungkai terlipat lebih besar daripada kepala, maka bokong
dipaksa untuk menempati ruang yang lebih luas di daerah fundus uteri dan
kepala berada di ruangan yang lebih kecil di segmen bawah rahim4.
Sayangnya, beberapa fetus berada dalam posisi sungsang yang
dibagi menjadi beberapa jenis, yakni1,2,3,4,5,6:
a. Presentasi bokong (Frank breech)
Pada presentasi bokong akibat ekstensi kedua sendi lutut, kedua kaki
janin terangkat ke atas sehingga ujungnya terdapat setinggi bahu atau
10
12
eklamsia),
ketuban
pecah
sebelum
waktunya,
kepala
Keterangan
Paritas
Umur kehamilan
Taksiran
berat
Nulipara
>39 minggu
>3630 g
Multipara
38 minggu
3629 3176 g
<37 minggu
<3175 g
janin
Pernah presentasi
Belum pernah
Pernah 1 kali
Pernah 2 kali
bokong
Penurunan
<-3
-2
(station)
Pembukaan
<2 cm
3 cm
> 4 cm
- Skore 5 : Pervaginam
13
Predisposisi
Grande
Multipara.
Penyulit Lain
Syok
Perdarahan
Diagnosa
Placenta
Previa.
setelah koitus.
Tidak ada
kontraksi uterus.
14
kebekuan.
Perdarahan dapat
Bagian terendah
janin, tidak
defekasi, aktivitas
panggul.
Kondisi janin
Koitus.
normal atau
gawat janin.
15
C. PLASENTA PREVIA
1. Definisi
Plasenta previa adalah keadaan dimana implantasi terletak pada atau di
dekat serviks (ostium internum)
1,3,5,6,7,8,9
hubungan anatomik antara letak plasenta dan segmen bawah uterus 10.
2. Faktor Predisposisi :
Faktor predisposisi plasenta previa yaitu multiparitas dan umur lanjut
(> 35 tahun), defek vaskularisasi desicua oleh peradangan dan atrofi,
cacat/jaringan parut pada endometrium oleh bekas-bekas pembedahan
(SC, kuret, dan lain-lain), khorion leve persistens, korpus luteum bereaksi
terlambat, konsepsi dan nidasi terlambat, plasenta besar pada hamil ganda
dan eritropblastosis atau hidrops fetalis.1
3. Klasifikasi Klinis
Klasifikasi klinis dari plasenta previa antara lain (a) Plasenta previa
totalis, dimana ostium internum servisis tertutup sama sekali oleh jaringan
plasenta; (b) Plasenta Previa parsialis, dimana ostium internum tertutup
sebagian oleh jaringan plasenta; (c) plasenta marginalis, dimana tepi
placenta terletak pada bagian bagian pinggir ostium internum; (d) plasenta
letak rendah : placenta tertanam dalam segmen bawah uterus, sehingga
tepi placenta sebenarnya tidak mencapai ositum internum tetapi terletak
sangat berdekatan dengan ostium tersebut (3-4 diatas pembukaan). 1,5,7
Karena klasifikasi ini tidak didasarkan pada keadaan anatomik melainkan
fisiologik, maka klasifikasinya akan berubah setiap waktu 7.
4. Insidens
Satu di antara 125 persalinan terdaftar (0,8%) di RSCM Jakarta pada
tahun 1971 - 1975, sedangkan di RS Dr. Pirngadi Medan 2,64% atau 1
diantara 38 persalinan1.
16
5. Gejala Klinis
Gejala utama plasenta previa adalah perdarahan tanpa sebab, tanpa rasa
nyeri dan biasanya berulang (painless, causeless, recurrent bleeding),
darahnya berwarna merah segar; bagian terdepan janin tinggi (floating),
sering dijumpai kelainan letak janin; perdarahan pertama (first bleeding)
biasanya tidak banyak dan tidak fatal, kecuali bila dilakukan periksa dalam
sebelumnya, sehingga pasien sempat dikirim ke rumah sakit, perdarahan
berikutnya (recurrent bleeding) biasanya lebih banyak; janin biasanya
masih baik.1,7,10
6. Diagnosis
Diagnosis didasarkan atas, gejala klinis, pemeriksaan ultrasonografi
(USG), serta periksa dalam di atas meja operasi3.
7. Pengaruh Plasenta Previa terhadap Kehamilan dan Partus
Pada plasenta previa karena dihalangi oleh plasenta maka bagian
terbawah janin tidak terfiksir kedalam pintu atas panggul sehingga dapat
terjadi kesalahan letak janin (letak sungsang, letak lintang dan lain-lain).
Baik pada jenis total maupun parsial, pelepasan spontan plasenta dengan
derajat tertentu merupakan konskuensi yang tidak dapat dihindari akibat
pembentukan segmen bawah uterus dan dilatasi serviks. Pelepasan
plasenta akan disertai dengan pendarahan akibat pembuluh darah yang
pecah11. Pengaruh plasenta previa terhadap partus yaitu, letak janin yang
tidak normal, menyebabkan partus akan menjadi patologik; bila pada
plasenta previa parsialis, ketuban pecah atau dipecahkan dapat terjadi
prolaps funikuli; sering di jumpai inersia primer; perdarahan 6.
8. Penanganan
Semua pasien dengan perdarahan pervaginam pada kehamilan
trimester ke tiga, dirawat di rumah sakit tanpa dilakukan periksa dalam
(toucher vagina). Bila pasien dalam keadaan syok karena perdarahan yang
17
menentukan
tindakan
selanjutnya,
SC
atau
partus
18
19
BAB III
ANALISIS KASUS
Kasus Ny. S, seorang sekundigravida hamil aterm umur 44 tahun dan
dengan usia kehamilan 38 minggu. Pasien datang sendiri ke Rumah Sakit setelah
kontrol ke dokter kandungan dan dinyatakan plasenta previa. Pada saat anamnesis
didapatkan riwayat perdarahan pada umur kehamilan 32 minggu. Kemudian
dilakukan USG, pada USG tampak janin tunggal, intra uterine, punggung kanan,
presentasi bokong, memanjang, denyut jantung janin (+) dengan FB: BPD 91, AC
362, FL 71, EFBW 3300 gr. Plasenta insersi di segmen bawah rahim menutupi
OUI grade III, air ketuban kesan cukup. Kelainan kongenital mayor tidak tampak.
Kesan saat ini janin dalam keadaan baik. Dari anamnesis dan pemeriksaan
penunjang, dapat ditegakkan diagnosis sebagai plasenta previa.
Penyebab terjadinya plasenta previa belum diketahui secara pasti, namun
kerusakan dari endometrium dan gangguan vaskularisasi desidua yang terjadi
pada tindakan sectio caesarea pada pasien Ny. S 7 tahun yang lalu dianggap
sebagai mekanisme yang mungkin menjadi faktor penyebab terjadinya plasenta
previa pada kehamilan berikutnya. Plasenta previa yang terjadi dapat mengurangi
luas ruangan dalam rahim sehingga menghalangi turunnya kepala ke dalam pintu
atas panggul sehingga terjadi presentasi bokong pada kasus ini.
Pada pasien Ny. S diketahui adanya presentasi bokong dengan
pemeriksaan Leopold, di mana pada pemeriksaan Leopold I ditemukan bagian
besar dan keras janin (kepala) sedangkan di Leopold III teraba bagian besar lunak
(bokong). Hal ini menjadi petunjuk bahwa janin terletak memanjang atau
membujur dengan kepala di fundus uteri dan bokong di bagian bawah kavum
uteri.
Pada kehamilan presentasi bokong, persalinan dilakukan perabdominal
apabila ada penyulit yang menyertai. Penyulit yang dimaksud antara lain adalah
riwayat obstetri ibu yang jelek, primigravida tua, adanya riwayat infertilitas,
kepala janin yang defleksi, ketuban pecah dini, serta sebab letak sungsang adalah
karena kelainan pada jalan lahir (tumor jalan lahir, panggul sempit, plasenta
20
previa dan sebagainya). Pada kasus ini, penyulit presentasi bokong yang
merupakan indikasi untuk dilakukan tindakan seksio sesaria adalah adanya
plasenta previa dan riwayat seksio sesaria 7 tahun yang lalu.
Pada kasus ini, penatalaksanaan dilakukan secara aktif, yaitu dilakukan
sectio caecarea dengan pertimbangan umur kehamilan > 37 minggu dan berat
badan janin > 2500 gr, serta adanya presentasi bokong serta riwayat seksio sesaria
7 tahun yang lalu.
21
DAFTAR PUSTAKA
22