Você está na página 1de 28

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK


RW 04 KELURAHANBARENG
Puskesmas Bareng berdiri sejak tahun 1982, berdasarkan Inpres tahun
1975 yang terletak di Jl. Bareng Tenes gang IVA / 639 Malang, sedangkan
wilayah kerja Puskesmas Bareng meliputi 5 kelurahan, yaitu Kelurahan Bareng,
Kelurahan Gading Kasri, Kelurahan Kasin, Kelurahan Sukoharjo, Kelurahan
Pisang Candi dan KelurahanKarang Besuki. Pada Tahun 1988, Wilayah tersebut
mengalami perubahan karena adanya

pemekaran wilayah Kota Malang

sehingga meliputi 4 kelurahan yaitu Kelurahan Bareng, Kelurahan Gading Kasri,


Kelurahan Kasin dan Kelurahan Sukoharjo, semuanya terletak di wilayah
Kecamatan Klojen hingga sekarang. Dalam hal jumlah penduduk yang berada di
wilayah kerja Puskesmas Bareng pada tahun 2011 mengalami penurunan
dibanding pada tahun 2010, yaitu dari 49.488 orang menjadi 46.005 orang.
Dalam konteks penelitian ini yang menjadi sasaran pengkajian keperawatan
adalah RW 4 Kelurahan Bareng. RW 4 terdiri dari 9 RT dengan total populasi
lansiasebanyak172 orang yang tersebardalam 9 RT yaitu 19 orang lansia di RT
1, 23 orang lansia di RT 2, 32 ornglansia di RT 3, 8 orang lansia di RT 4, 20
orang lansia di RT 5, 24 orang di RT 6, 10 orang lansia di RT 7, 22 orang di RT 8,
dansebanyak 14 orang di RT 9.
Pada Tanggal

18 Agustus

2015

mahasiswa

profesi

keperawatan

Universitas Brawijaya tiba di Puskesmas Bareng pada pukul 07.00 WIB.


Mahasiswa mendapatkan pengarahan dari pembimbing klinik Puskesmas Bareng
yaitu Ibu Susilowati S.Kep tentang kontrak belajar selama menjalani profesi
departemen gerontik di Puskesmas Bareng. Pada pukul 09.00 WIB mahasiswa
menemui koordinator kader posyandulansiaRW 4 kelurahan Bareng Ibu
Yudidanmendapatkaninformasibahwapenyakit yang banyakdideritaolehlansia di
RW 4 adalahhipertensi. Pada hari Rabu, 19 agustus 2015 mahasiswa melakukan
observasi kegiatan posyandu lansia dan pengkajian awal guna mendapatkan
data tentang masalah utama yang dialami oleh lansia yaitu hipertensi.Sehingga,
ditentukanbahwasasaranpopulasiuntukdilakukanasuhankeperawatan
adalahlansiadenganhipertensi.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia di RW 4 kelurahan
Bareng yang menderita hipertensi. Teknik pengambilan sampling yang digunakan

adalah purposive sampling dimana teknik pengambilan sampel tidak memberi


peluang atau kesempatan sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih
dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki
peneliti (Nursalam, 2008). Dengan kriteria inklusi sebagai berikut:

Bersediamengisikuesioner

Menderita penyakit hipertensi ( Tekanan darah > 140/90 mmHg)

Usia > 60 tahun


Mahasiswa kemudian membagikan kuesioner tentang hipertensi kepada

lansia yang hadir di Posyandu yang menderita hipertensi. Dikarenakan


keterbatasan jumlah lansia yang menghadiri kegiatan posyandu lansia maka
pada pukul 11.00 WIB mahasiswa mendatangi seluruh RT yang terdapat di RW 4
untuk membagikan kuesioner kepada Lansia yang tidak hadir dalam kegiatan
posyandu. Dari total populasi didapatkan jumlah sampel sebanyak 50 orang
lansia yang memenuhi kriteria inklusi serta bersedia menjadi responden.
Sedangkan, pengkajianpadakaderdilakukandenganpenyebarankuisionerpada 9
kaderlansia.
Asuhan keperawatan pada lansia di RW 4 Kelurahan Bareng dilakukan
dalam 5 tahapan asuhan keperawatan meliputi pengkajian, memprioritaskan
masalah, perencanaan kegiatan, implementasi dan evaluasi. Berikut ini kami
sampaikan hasil penerapan asuhan keperawatan pada lansia dan kader
posyandu lansia di RW 4 Kelurahan Bareng.
3.1 PENGKAJIAN
Pengkajian terhadap lansia dilakukan dengan menggunakan kuisioner,
observasi dan wawancara. Berdasarkan hasil angket diberikan pada lansia pada
tanggal 19 Agustus 2015 di RW 4 KelurahanBareng maka didapatkan data
pengkajian 5M sebagai berikut:
3.1.1 Man ( Sumber Daya Manusia)
A. Data PopulasiLansia
1.

Jenis Kelamin

Lansia merupakan kelompok masyarakat yang berusia 60 tahun


ke atas yang rentan terhadap kesehatan fisik dan mental. Jumlah lansia di
kelurahan Bareng RW 04 berjumlah 172 orang. Menurut hasil pengkajian
dengan menggunakan instrumen, didapatkan data jumlah lansia perempuan
lebih banyak daripada laki-laki dengan prosentase perempuan 78% dan lakilaki 22%.
2. Riwayat Pendidikan

Masyarakat lansia di kelurahan Bareng RW 04 mayoritas lulusan


SD (52%), 20% lulusan SMA, 22% lulusan SMP, 4% tidak sekolah dan hanya
2% yang lulus perguruan tinggi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat
pendidikan masyarakat lansia di kelurahan Bareng masih rendah.
3. Pekerjaan

Lansia merupakan kelompok usia lanjut yang mengalami


penurunan fisik maupun psikologis. Akibat adanya penurunan fungsi fisik
maka produktivitas lansia juga menurun. Diagram di atas menunjukkan
bahwa sebagian besar lansia bekerja sebagai ibu rumah tangga (70%),
sedangkan 8% lansia bekerja wiraswasta dan 22% tidak bekerja.

4. Agama

Berdasarkan diagram di atasmenunjukkanbahwasebagianbesarlansia di


kelurahanBareng RW 04 menganut agama islam (94%) sedangkan yang
menganut agama nasranisebesar 6%.
5. Kegiatan Masyarakat

Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa lansia di kelurahan


Bareng RW 04 sebagian besar mengikuti kegiatan pengajian (94%) bagi
yang beragama islam. Sedangkan bagi lansia beragama nasrani mengikuti
acara doa. Jadi dapat disimpulkan bahwa kelompok lansia di kelurahan
Bareng ini aktif mengikuti kegiatan keagamaan.
6. Olah Raga

Sebagian besar lansia di kelurahan Bareng aktif melakukan olah raga


(jalan-jalan di pagi hari dan mengikuti senam lansia di posyandu). Namun

sebagian lagi masih belum melakukan olahraga (42%). Sebagian lansia


mengatakan malas berolahraga.

DESKRIPSI TABULASI DATA RIWAYAT HIPERTENSI


a. Merasa Pusing Saat Tensi Tinggi

Diagram di atas menggambarkan bahwa dari instrumen yang disebar


kepada warga kelurahan Bareng menunjukkan bahwa Lansia yang merasa
pusing saat Tekanan darahnya tinggi sejumlah 56% (28 responden) dan yang
tidak merasa pusing saat tensinya tinggi yaitu 44% (22 responden).

b. Sulit Tidur

Diagram di atas menggambarkan bahwa dari instrumen yang disebar


kepada warga kelurahan Bareng menunjukkan bahwa Lansia yang mengalami
kesulitan tidur sejumlah 48% (24 responden) dan yang tidak kesulitan tidur yaitu
52% (26 responden).
c. Telinga Berdengung

Diagram di atas menggambarkan bahwa dari instrumen yang disebar


kepada warga kelurahan Bareng menunjukkan bahwa Lansia yang menderita
Hipertensi dan merasa telinganya berdengung sejumlah 10% (5 responden) dan
yang tidak merasa telinganya berdengung sejumlah 90% (45 responden).
d. Tengkuk Terasa Kaku

Diagram di atas menggambarkan bahwa dari instrumen yang disebar


kepada warga kelurahan Bareng menunjukkan bahwa Lansia yang menderita
Hipertensi dan tengkuk terasa kaku sejumlah 38% (19 responden) dan tengkuk
tidak terasa kaku sejumlah 62% (31 responden).
e. Penglihatan Kabur

Diagram di atas menggambarkan bahwa dari instrumen yang disebar


kepada warga kelurahan Bareng menunjukkan bahwa Lansia yang menderita

Hipertensi dan mengalami penglihatan kabur sejumlah 36% (18 responden) dan
yang tidak mengalami penglihatan kabur yaitu 64% (32 responden).
f.

Cepat Lelah

Diagram di atas menggambarkan bahwa dari instrumen yang disebar


kepada warga kelurahan Bareng menunjukkan bahwa Lansia yang menderita
Hipertensi dan merasa cepat lelah sejumlah 52% (26 responden) dan yang tidak
merasa jantung berdebar-debar yaitu 48% (24 responden).
g. Jantung Berdebar-debar

Diagram di atas menggambarkan bahwa dari instrumen yang disebar


kepada warga kelurahan Bareng menunjukkan bahwa Lansia yang menderita
Hipertensi dan merasa jantung berdebar-debar sejumlah 20% (10 responden)
dan yang tidak merasa jantung berdebar-debar yaitu 80% (40 responden).
h. Riwayat Anggota Keluarga Menderita Hipertensi

Berdasarkan diagram 8, dapat diketahui bahwa lansia kelurahan Bareng


RW 04 yang memiliki riwayat anggota keluarga menderita hipertensi sebanyak
19 lansia (38%) dan yang tidak memiliki riwayat sebanyak 31 lansia (62%)
i.

Mimisan

Berdasarkan diagram 9, dapat diketahui bahwa lansia kelurahan Bareng


RW 04 yang pernah mengalami perdarahan hidung atau mimisan saat tekanan
darah tinggi sebanyak 0 lansia (0%) dan yang tidak pernah mengalami mimisan
sebanyak 50 lansia (100%)
j.

Penyakit Ginjal

Berdasarkan diagram 10, dapat diketahui bahwa lansia kelurahan Bareng


RW 04 yang mengalami penyakit ginjal karena darah tinggi sebanyak 1 lansia
(2%) dan yang tidak mengalami penyakit ginjal sebanyak 49 lansia (98%)
k. Mual

Berdasarkan diagram 11, dapat diketahui bahwa lansia kelurahan Bareng


RW 04 yang merasakan mual saat tekanan darah tinggi sebanyak 1 orang (2%)
dan yang tidak merasakan mual sebanyak 49 orang (98%)

1. KomplikasiPenyakit / Komplikasi Yang Pernah Dialami


a. Penyakit Jantung

Berdasarkan diagram 12, dapat diketahui bahwa lansia kelurahan


Bareng RW 04 yang mengalami penyakit jantung karena darah tinggi
sebanyak 3 lansia (6%) dan yang tidak mengalami penyakit jantung
sebanyak 47 lansia (94%).
b. Stroke

Berdasarkan diagram 13, dapat diketahui bahwa lansia kelurahan


Bareng RW 04 yang pernah mengalami stroke sebanyak 7 lansia (14%)
dan yang tidak mengalami stroke sebanyak 43 lansia (86%).

2. Anggota Keluarga yang terkena Hipertensi


a. RiwayatAnggotaKeluargaMenderitaHipertensi

Berdasarkan diagram 8, dapat diketahui bahwa lansia kelurahan


Bareng RW 04 yang memiliki riwayat anggota keluarga menderita hipertensi
sebanyak 19 lansia (38%) dan yang tidak memiliki riwayat sebanyak 31
lansia (62%).
b. Anggota Keluarga Meninggal karena Hipertensi

Berdasarkan diagram 14, dapat diketahui bahwa lansia kelurahan


Bareng RW 04 yang ada riwayat anggota keluarga meninggal karena
hipertensi sebanyak 4 orang (8%) dan yang tidak ada riwayat sebanyak 46
lansia (92%).

A. PerawatanDiriHipertensi
1. Kontrol tekanan darah

Diagram diatas menggambarkan bahwa dari total 50 instrumen yang


disebarkan kepada warga kelurahan Bareng menununjukan bahwa sebagian
besar lansia sering mengontrol tekanan darah yaitu sekitar 23 orang (46%)
dan sisanya pernah mengontrol tekanan darah yaitu sebanyak 5 orang
(10%), jarang mengontrol tekanan darah 17 orang (34%) dan 5 orang (10%)
tidak pernah.

2. Merokok

Berdasarkan diagram diatas menunjukkan bahwa sebagian besar lansia


yang menderita hipertensi yaitu sebanyak 43 orang (86%) tidak pernah
merokok, sebanyak 5 orang (10%) lansia sering merokok dan pernah
merokok sebanyak 2 orang (4%)

3. Makan sayuran
Diagram berikut dibawah ini menunjukkan bahwa sebagian besar lansia
yang menderita hipertensi yaitu sebanyak 38 orang (76%) sering makan
sayuran dan sebanyak 12 orang (24%) lansia jarang mengkonsumsi
sayuran.

4. KonsumsiDaging Segar

Diagram diatas menunjukan bahwa sekitar 32 orang (65%) lansia yang


menderita hipertensi jarang mengkonsumsi daging segar sebagai lauknya,
11 orang (22%) sering, 4 orang (3%) pernah mengkonsumsi daging sebagai
lauknya dan 3 orang (6%) tidak pernah mengkonsumsi daging segar.

5. KonsumsiIkan Segar

Diagram diatas menunjukan bahwa sekitar 23 orang (46%) lansia yang


menderita hipertensi sering mengkonsumsi ikan segar sebagai lauknya, 23
orang (46%) jarang mengkonsumsi ikan sebagai lauknya, 3 orang (6%)
pernah mengkonsumsi ikan sebagai lauknya dan 1 orang (2%) tidak pernah.

6. Makananan berlemak

Diagram diatas menunjukan bahwa sekitar 14 orang (28%) lansia yang


menderita hipertensi sering mengkonsumsi makanan berlemak, 25 orang
(50%) jarang mengkonsumsi makanan berlemak, 7 orang (14%) pernah dan
4 orang (8%) tidak pernah.

7. Konsumsi makanan asin/mengandung garam

Diagram diatas menunjukan bahwa sekitar 10 orang (20%) lansia yang


menderita hipertensi sering mengkonsumsi makanan asin atau mengandung
garam, 7 orang (14%) tidak pernah mengkonsumsi makanan asin atau
mengandung garam, 6 orang (26%) pernah dan 20 orang (40%) jarang.

8. Makanan yang diawetkan

Diagram diatas menunjukan bahwa sekitar 6 orang (12%) lansia yang


menderita hipertensi sering mengkonsumsi makanan yang diawetkan seperti
nugget atau sosis, 17 orang (34%) tidak pernah, 11 orang (22%) pernah
mengkonsumsi dan 16 orang (32%) jarang mengkonsumsi.

9. Kopi

Diagram diatas menunjukan bahwa hanya 7 orang (14%) lansia yang


menderita hipertensi sering mengkonsumsi kopi dan sisanya 33 orang (66%)
tidak pernah mengkonsumsi kopi, 9 orang (18%) jarang dan 1 orang (2%)
pernah mengkonsumsi kopi.

10. Teh

Diagram diatas menunjukan bahwa hanya 18 orang (36%) lansia yang


menderita hipertensi sering mengkonsumsi teh dan sisanya 19 orang (38%)

jarang mengkonsumsi, 11 orang (22%) tidak pernah mengkonsumsi dan 2


orang (4%) pernah mengkonsumsi.

11. Air putih


Diagram dibawahh ini menunjukan bahwa sebanyak 44 orang (88%)
lansia yang menderita hipertensi sering mengkonsumsi air putih dan sisanya
4 orang (8%) jarang mengkonsumsi air putih, 1 orang (2%) pernah
mengkonsumsi air putih dan 1 orang (2%) tidak pernah mengkonsumsi air
putih.

12. Minuman Bersoda

Berdasarkan diagram 12, dapat diketahui bahwa lansia kelurahan bareng


RW 4 yang sering minum minuman bersoda (Cocacola, sprite, fanta) setiap
hari sebanyak 0 lansia (0%), yang jarang sebanyak 4 lansia (8%), yang
pernah sebanyak 6 lansia (12%) dan yang tidak pernah sebanyak 40 lansia
(80%)
13. Alkohol

Berdasarkan diagram 13, dapat diketahui bahwa lansia kelurahan


bareng RW 4 yang sering minum alkohol sebanyak 0 lansia (0%), yang
jarang sebanyak 1 lansia (2%), yang pernah sebanyak 0 lansia (0%) dan
yang tidak pernah sebanyak 49 lansia (98%)
14. Olahraga

Berdasarkan diagram 14, dapat diketahui bahwa lansia kelurahan


bareng RW 4 yang sering berolahraga setiap hari sebanyak 17 lansia
(34%), yang jarang sebanyak 11 lansia (22%), yang pernah sebanyak 1
lansia (2%) dan yang tidak pernah sebanyak 21 lansia (42%)
15. Marah-marah Saat Stres

Berdasarkan diagram 15, dapat diketahui bahwa lansia kelurahan bareng


RW 4 yang sering marah-marah saat stres sebanyak 1 lansia (2%), yang
jarang sebanyak 18 lansia (36%), yang pernah sebanyak 16 lansia (32%)
dan yang tidak pernah sebanyak 15 lansia (30%)

16. Bercerita Saat Stres


Berdasarkan diagram 16 di bawah ini, dapat diketahui bahwa lansia
kelurahan bareng RW 4 yang sering bercerita pada keluarga atau teman
saat stres sebanyak 29 lansia

(58%), yang jarang sebanyak 11 lansia

(22%), yang pernah sebanyak 7 lansia (14%) dan yang tidak pernah
sebanyak 3 lansia (6%)

B. Data Kader PosyanduLansia


a. Umur Kader Lansia

Umur Kader
40-55
56%

44%

56-65

Dari diagram tersebut didapatkan data bahwa sebanyak 4 kader (44%)


berumur 40-55 tahun sedangkan yang berumur 56-65 tahun sebanyai 5
orang (56%).
b. Tingkat Pendidikan Kader Lansia

Pendidikan Kader
SMP
11% 11%

SMA
PT

78%

Dari diagram tersebut didapatkan data bahwa sebanyak 1 kader (11%)


berpendidikan SMP, 7 kader (78%) berpendidikan SMA, dan 1 orang
kader (11%)berpendidikan sarjana.
c. Pekerjaan Kader Lansia

Dari diagram diatasdidapatkan data sebanyak 4 kader (44%)


adalahiburumahtanggadan 5 orang kader (56) bekerjaswasta.

Agama Kader
Islam
33%

Kristen
67%

d.

Agama Kader

Dari diagram di atas didapatkan data sebanyak 6 orang (67%) kader


beragama islam dan sebanyak 3 orang (33%) kader beragama kristen.

Lama Menjadi Kader


<5 tahun
5-10 tahun

22%
11%

44%

11-15 tahun
>15 tahun

22%

e.

Lama Menjadi Kader

Dari diagram di atas menunjukkan data sebanyak 4 orang (45%)


telahmenjadikaderselamakrangdari 5 tahun, sebanyak 2 orang (22%)
selama 5 sampai 10 tahun, sebanyak 1 orang (11%) selama 11-15 tahun,
dansebnyak 2 orang (22%) selamalebihdari 15 tahun.
f.

Pelatihan yang Pernah Diikuti Kader Lansia

Dari diagram diatas didapatkan data sebanyak 4 orang (22%) pernah


mengikuti pelatihan tentang lansia, 2 orang

(11%) penah mengikuti

pelatihan balita, 2 orang (11%) pernah mengikuti pelatihan keluarga


berencana, 3 orang (17%) pernah mengikuti pelatihan ibu hamil, 2 orang

(11%) pernah mengikuti pelatihan jumantik dan 3 orang (17%) pernah


mengikuti pelatihan lainya yaitu: posyandu dan stroke.
g. Motivasi Mengikuti Posyandu Lansia

Dari diagram diatas didapatkan data sebanyak 6 orang (67%) menjadi


kader karena ingin aktif dalam kegiatan sosial, sebanyak 1 orang (11%)
untuk mengisi waktu luang, dan 1 orang (11%) mnyukseskan program
pemerintah,

dan

orang

(11%)

memiliki

alasan

menyemangati lansia.

h. Kepuasan Terhadap Sarana Dan Prasarana Posyandu

Kepuasan Terhadap Sarana dan Prasarana Posyandu


Puas
22%

Tidak puas
78%

lainnya

yaitu

Dari diagram diatassebanyak7 orang (78%)


mengatakanpuasdansebanyak 2 orang (22%) mengatakantidakpuas.
i.

Metode Penyebaran Informasi Agar Lansia Datang Ke Posyandu

Metode Penyebaran Informasi Posyandu Lansia


Penyuluhan
Mulut ke mulut

22%
44%

Siaran melalui
masjid/musholla
Lain-lain

33%

Dari diagram diatasdidapatkan data sebanyak 4 orang (45%)


melakukanpenyuluhanpadalansia, sebanyak 3 orang (33%)
dengancaramulutkemulut, dansebanyak 2 orang (22%)
menggunakancara lain.

3.1.2

Money
Kegiatan masyarakat di RW 4 kelurahan Bareng dalam rangka

meningkatkan derajat kesehatan lansia adalah dengan mengadakan posyandu


lansia setiap bulan. Dari hasil wawancara didapatkan bahwa sumber dana
operasional

posyanduberasal

inidisampaikanoleh 100% kader.

dari

iuranpribadidandaridonatur.

Data

3.1.3

Material
Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan lansia adalah dengan

mengadakan posyandu lansia setiap bulan.Adapun fasilitas yang digunakan


dalam menunjang posyandu lansia adalah Terdapat satu gedung balai RW di
RW 4 yang digunakan oleh para kader setiap bulan untuk mengadakan
posyandu lansia gedung balai RW dilengkapi dengan meja panjang, serta kursi,
papan, MIC serta LCD yang dapat digunakan untuk kegiatan warga..
Sedangkan peralatan

yang dimiliki oleh kader lansia yang menunjang

posyandu lansia antara lain: 1 buah tensi, 1 stetoskop, timbangan berat badan,
buku absen tamu, absen kader, absen lansia, buku

rekap lansia, buku

administrasi lansia, buku pencatatan data lansia bulanan. Terdapat juga


Glukotest serta stick asam urat, glukosa dan kolesterol namun berdasarkan
wawancara dengan kader, alat tidak berfungsi dengan baik sehinnga tidak
dapat digunakan untuk posyandu lansia.
3.1.4

Metode
Berdasarkan

hasil

wawancara

dengan

kader,

Posyandu

lansia

tidakmenggunakan sistem 5 meja. Hal ini dikarenakan beberapa alasan yakni


Posyandu lansia diadakan secara bersamaan dengan posyandu balita hari
Rabu pada minggu ketiga setiap bulannya pada waktu dan tempat yang sama
sehingga fasilitas yang ada di balai RW tidak mencukupi seperti meja yang
kurang karena lebih diutamakan untuk digunakan pada posyandu balita. Selain
itu fungsi kader yang belum optimal dan tercampur antara balita dan Lansia.
Cara menyebarkan informasi atau mengundang lansia untuk menghadiri
kegiatan posyandu adalah melalui mulutkemulut disampaikan oleh 100 %
kader. Dari hasil wawancara kepada 8 orang kader, 75% kader kader
mengatakan

cara

tersebut

belumefektif,

sedangkan25%

menyatakan

penyampaian informasi dari mulut ke mulut tidak efektif.


3.1.5

Market
Total Jumlah lansia di Rw 4 kelurahan Bareng adalah sebanyak 172

lansia,dengan berbagai permasalahan yang secara rinci telah dijelaskan diatas


yakni pada 5 M yang pertama (man).

PENGKAJIAN KEPERAWATAN GERONTIK


Analisa SWOT
Strength:

Weakness:

a. Sebagianlansiajarangkeposyandukarenamereka

Sebanyak 46%
lansiaseringmengontr

memilikiPersepsibahwakeposyandutidakadamanf

oltekanandarah

aatnyakarenatidakmendapatpengobatan

Sebagianbesarlansia

b. Sebagianbesartingkatpendidikanlansiamasihkura

melakukanaktivitasse

ngyaknisebesar 52% berpendidikan SD.

caramandiri/

c. Program yang dimilikiposyandukuranginovatif

tidakmenggunakanal

d. Jumlahlansia yang hadirkeposyandukurangdari

at bantu
3

Sebanyak 76%

50% darijumlahkeseluruhanlansia
e. Kurangnyasosialisasiterhadapwargamengenaikeb

lansiamakansayuran
4

Sebanyak 34%

eradaanposyandulansia
f.

lansiaberolahragasec

Kurangnyamotivasilansiauntukmengikutikegiatan
posyandu

ararutin
5

Posyandusudahmem
ilikitempat yang tetap
di balai RW 4

Opportunities:

Treath:

Adanyadukungandari
Pemerintah

Adanyakesempatank

nlahtempatuntukberobat
2

aderuntukmengikutip

rumahdanpekerjaan di luarkegiatanPosyandu.
3

AdanyapraktekkesehatanumumselainPosyandu

as

Kurangnyadukungankeluargabagilansiauntukmen

Adanyamahasiswa
Mudahnyamahasisw
amenjalinkerjasamad
engankaderlansia

Waktu yangdimilikilansiaterbatasolehaktivitas di

elatihandariPuskesm

PSIK
4

Adanyaperaturanpemerintahbahwaposyandubuka

Adanyadukungandari
puskesmas

gikutiposyandu

Sumbu X

Strength
1
2
3
4
5
Total
Weakness
1
2
3
4
5
6
Total

SkalaPriorita
s
1
3
5
4
2

SkalaPriorita
s
1
3
4
2
5
6

Faktor Internal (Sumbu X)


SP
Konstanta
4
4
4
4
4

Konstanta
4
4
4
4
4
4

x
K
4
12
20
16
8
60
SP
x
K
4
12
16
8
20
24
84

Bobot

Rating

SkorPembobotan

(1-4)
0.06
0.2
0.3
0.26
0.13

Bobot

3
4
4
4
3
Rating

0.03
0.08
0.13
0.11
0.05
0.4
SkorPembobotan

(1-4)
0.04
0.14
0.19
0.09
0.23
0.28

Sumbu X = strength weakness = 0.40 0.55 = -0.15

2
2
3
2
3
4

0.02
0.08
0.11
0.05
0.13
0.16
0.55

Sumbu Y
FaktorEksternal (Sumbu Y)
S
Ratin
Opportu

SkalaPriorita

Konstant

Bobo

-nities

1
2
3
4
5
Total

Threat

1
2
3
4
Jumlah

5
1
2
4
3

4
4
4
4
4

K
20
4
8
16
12
60
S

0.33
0.07
0.13
0.27
0.20

(1-4)
2
3
4
4
3

SkorPembobota
n
1.333
0.2
0. 267
0.8
0.6
3.2

Ratin

SkalaPriorita

Konstant

Bobo

4
4
4
4

K
8
16
12
4
40

0.20
0.40
0.30
0.10

2
4
3
1

Sumbu Y = opportunities threat = 3.20 3.10 = 0.10

g
(1-4)
2
3
4
4

SkorPembobota
n
0.40
1.20
1.20
0.30
3.10

Grafik SWOT

Sumbu X = strength weakness = 0.40 0.55 = -0.15


Sumbu Y = opportunities threat = 3.20 3.10 = 0.10

0.15

Strategi SO (Comparative
Advantages)

0.10

Dari sudutkurvamenunjukkanbahwa SWOT masukpadakuadran ke-1,


makastrategi yang dapatdigunakanadalahmenggunakan kekuatan

internal

sebagai peluang untuk mengatasi masalah eksternal. Dalam hal ini, mahasiswa
PSIK sebagai faktor internal dan agregat lansia merupakan faktor eksternal.
Sehingga faktor internal dapat menggunakan berbagai potensi dan skilll yang
dimilikinya untuk membantu mengatasi masalah yang terjadi pada agregat
lansia.
Adapunstrategi yang dapat dilakukanadalah:
1

Memberikan pendidikan kesehatan terkait penyakit serta pelatihan


mengenai tindakan pencegahan yang dapat dilakukan.

Melakukan kunjungan rumah pada para lansia sebagai salah satu strategi
mengatasi masalah lansia dan memberikan informasi mengenai masalah
kesehatan yang dihadapi lansia serta solusi yang dapat dilakukan

Melakukan pelatihan kepada kader lansia sebagai strategi jangka panjang


yang bertujuan meningkatkan pemahaman kader mengenai pelaksanaan
posyandu

lansia

sehingga

dapat

menunjang

tujuan

umum

dilaksanakannya asuhan keperawatan lansia di RW 4 kelurahan Bareng


yakni meningkatkan derajat kesehatan lansia

Analisa Data
No

Data

Etiologi

Masalah

.
1

a. Hasil pengkajian menunjukka 66% lansia faktor


tidak paham dengan kondisinya
b.

tingkat

pengetahuan

Hasil pengkajian menunjukkan 52% lansia


tingkat pendidikannya rendah (SD)

rendah

dan

yang

Defisiensi
Pengetahuan

kurang

pajanan informasi

c. Hasil pengkajian menunjukkan 83% lansia


tidak rutin datang ke posyandu
d. Hasil pengkajian menunjukkan 22% lansia
sering makan makanan berlemak, 15%
lansia sering makan makanan asin, 10%
sering mengkonsumsi kopi dan 50% lansia
tidak pernah olahraga
e. Hasil pengkajian menunjukkan 54% lansia
2

tidak rutin kontrol tekanan darah setiap bulan


a. Sebanyak 4 orang kader (22%) pernah
mengikuti pelatihan tentang lansia, 2 orang
(11%) penah mengikuti pelatihan balita, 2 orang
(11%) pernah mengikuti pelatihan KB, 3 (17%)
orang pernah mengikuti pelatihan ibu hamil, 2
orang

(11%)

pernah

mengikuti

pelatihan

jumantik dan 3 orang (17%) pernah mengikuti


pelatihan lainnya yaitu posyandu dan stroke
b. Pemberian

informasi

tentang

posyandu

dilakukan dengan sebanyak 4 orang (45%)


melakukan penyuluhan pada lansia, sebanyak
3 orang (33%) dengan cara mulut ke mulut, dan
sebanyak 2 orang (22%) menggunakan cara
lain.
c. Hasil observasi pelaksaan kegiatan posyandu
menunjukkan bahwa pelaksanaan 5 meja
posyandu belum berjalan (pengisian KMS tidak
dilakukan)

Ketidakadekuatan

Ketidakefektifan

Persiapan Peran

Performa Peran

Você também pode gostar