Você está na página 1de 11

HIDUP DI ERA GLOBALISASI

Saat ini kita telah memasuki era globalisasi. Era globalilsasi ini disebut juga dengan
zaman modernisasi dimana sudah terjadi banyak perubahan-perubahan, seperti pola pikir,
pakaian, pergaulan, kebiasaan, dan lain-lain. Globalisasi ini ditandai dengan adanya
kemajuan teknologi. Karena adanya kemajuan teknologi tersebut dapat memberi pengaruh
positif bagi kemajuan negara Indonesia.
Dampak positif globalisasi yaitu mudah melakukan komunikasi, mudah mendapatkan
informasi dan ilmu pengetahuan, masyarakat terpacu untuk meningkatkan kualitas diri, serta
mudah dalam memenuhi kebutuhan.
Namun, globalisasi juga membawa dampak negatif dimana berpengaruh terhadap
gaya hidup masyarakat dan mempengaruhi budaya bangsa. Segala hal mengacu pada budaya
barat yang tidak baik yang tidak sesuai dengan nilai pancasila dan tidak sesuai dengan
kepribadian bangsa, seperti pergaulan bebas dan perilaku konsumtif. Karena adanya dampak
negatif tersebut mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa diharapkan dapat membawa
perubahan ke arah yang lebih baik. Mahasiswa dituntut untuk menjadi manusia yang berilmu,
mempunyai nilai-nilai kritis dan berkompeten dibidangnya, tetapi mungkin ada beberapa hal
yang seiring waktu dan perkembangan zaman peran-peran seperti itu tidak melekat kuat pada
karakter mahasiswa itu sendiri.
Dapat kita lihat sekarang bagaimana menjadi seorang mahasiswa itu bukanlah seorang
intelektual-intelektual yang mengiringi kehidupan berbangsa ini, tetapi hanya sebagai
formalitas untuk mendapatkan gelar yang dijadikan syarat-syarat untuk mendapatkan sebuah
pekerjaan dan membentuk seorang mahasiswa yang individualis.

GLOBALISASI
Ditinjau dari kata "GLOBALISASI", kata ini diambil dari kata global, yang berarti
universal. Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang
bergerak terus dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses manusia global
itu. Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempercepat akselerasi proses
globalisasi ini. Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan. Globalisasi
menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang harus dijawab, dipecahkan
dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan kehidupan. Globalisasi sendiri
merupakan sebuah istilah yang muncul sekitar dua puluh tahun yang lalu, dan mulai begitu
populer sebagai ideologi baru sekitar lima atau sepuluh tahun terakhir. Sebagai istilah,
globalisasi begitu mudah diterima atau dikenal masyarakat seluruh dunia. Wacana globalisasi
sebagai sebuah proses ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi sehingga ia mampu mengubah dunia secara mendasar.
Pendidikan yang makin maju membuat manusia semakin cerdas sehingga makin
tinggi peradaban. Dengan begitu daya cerna manusia terhadap suatu informasi akan semakin
tinggi. Selain itu juga adanya perdagangan bebas (free trade). Dengan adanya perdagangan
bebas ini diharapkan dapat mengangkat perekonomian negara. Adanya globalisasi yang
melahirkan berbagai macam teknologi informasi ini menyatu membentuk karakter manusia
dan banyak dari mereka yang menjadi korban globalisasi termasuk mahasiswa. Inilah
mengapa kita sebagai mahasiswa harus memiliki ketahanan mental dan karakter yang kuat
agar sukses menghadapi kompetisi masa depan. Bagi seorang mahasiswa masa kuliah adalah
masa yang sangat penting dalam penemuan jati diri dan pembentukan karakter. Walau
demikian, masa kuliah terbatasi oleh waktu. Karena keterbatasan itulah banyak mahasiswa
berusaha memaksimalkan masa kuliah tidak hanya dengan aktivitas pelajaran dan
mengerjakan tugas tetapi juga dengan aktif berorganisasi.

MENUMBUHKAN JIWA NASIONALISME TERHADAP PENGARUH


GLOBALISASI PADA GENERASI MUDA MELALUI PENDIDIKAN KARAKTER

a. Dampak Negatif

Pola Hidup Konsumtif

Sikap Individualistik

Gaya Hidup Kebarat-baratan (pakaian dan gaya rambut)

Kesenjangan Sosial

b. Dampak Positif :

Perubahan Tata Nilai dan Sikap

Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi

Tingkat Kehidupan yang lebih Baik

Adanya globalisasi yang dapat mempengaruhi kalangan remaja atau generasi muda
dapat memberikan dampak positif maupun negatif. Salah satu cara untuk meminimalisir
dampak negatif tersebut yaitu dengan memberikan pendidikan karakter. Pendidikan karakter
ini sudah mulai diberikan sejak kecil, berawal dari pendidikian karakter melalui keluarga
yang kemudian dilanjutkan sampai jenjang sekolah. Pendidikan ini dapat diberikan atau
dimasukkan ke dalam pelajaran pancasila ataupun kewarganegaraan dan agama. Tentunya
pendidikan pancasila ini tidak hanya sampai bangku sekolah saja namun juga samapi masa
perkuliahan. Salah satu contohnya yaitu bersikap disiplin. Landasan pendidikan karakter
yaitu memberikan orientasi sehingga individu dapat memebntuk karakter yang baik.

MEMBANGUN NEGARA BERADAB

Hubungan agama dan negara-negara modern secara teoritis dalam 3 pandangan :


1. Paradigma Simbiotik
Menurut paradigma ini hubungan agama dan negara berada dalam posisi
saling membutuhkan dan bersifat timbal balik.Agama mebutuhkan negara sebagai
instrumen dalam melestarikan dan mengembangkan agama, sedangkan negara
memerlukan agama karena agama juga membantu negara dalam pembinaan moral,
etika dan spiritualitas warga negaranya.
2. Paradigma Simbiotik
Menurut paradigma ini hubungan agama dan negara berada dalam posisi
saling membutuhkan dan bersifat timbal balik. Agama dan negara merupakan dua
bentuk yang berbeda dan satu sama lain memeiliki garapan masing-masing sehingga
keberadaannya harus dipisahkan dan tidak boleh satu sama lain melakukan campur
tangan. Negara adalah urusan publik sementara merupakan wilayah pribadi masingmasing individu warga negara.
Agama dapat mencegah ancaman disintegrasi bangsa sepanjang pemeluknya
mampu

bersikap

inklusif

dan

toleran

terhadap

kodrat

kemajemukan

di

Indonesia.Sebaliknya, jika masyarakat bersikap ekslusif dan cenderung memaksakan


kehendak, dengan alasan mayoritas, maka dapat terjadi ancaman disintegrasi daripada
kekuatan integratif bangsa.
3. Paradigma Integralistik

Paradigma ini menganuut paham dan konsep agama dan negara merupakan suatu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.Paham ini juga memberikan penegasan bahwa
negara merupakan suatu lembaga politik dan sekaligus lembaga agama.

PERSIAPAN MAHASISWA DALAM MENYONGSONG


PERDAGANGAN BEBAS 2015
AFTA merupakan kepanjangan dari ASEAN Free Trade Area.Lahirnya AFTA diawali
pada pertemuan tingkat Kepala Negara ASEAN ke-4 di Singapura tahun 1992 kesepakatan
itu telah disetujui oleh 6 negara anggota.
Tujuan pendirian AFTA merupakan kerjasama ekonomi regional ASEAN dalam
rangka untuk

tercapainya cita-cita perdagangan dunia yang adil, seimbang, transparan,


bebas hambatan tarif dan non-tarif serta mendukung pemulihan ekonomi dan

dinamika bisnis negara-negara anggota.


menjadikan kawasan ASEAN sebagai tempat produksi yang kompetitif
sehingga produk ASEAN memiliki daya saing kuat di pasar global, menarik

lebih banyak Foreign Direct Investment (FDI), dan


meningkatkan perdagangan antar negara anggota ASEAN. Indonesia adalah
salah satu Negara yang melakukan kegiatan perdagangan bebas, contohnya

AFTA (Asean Free Trade Area).


Tentunya dalam melaksanakan kegiatan ini terdapat dampak dampak yang
mempengaruhi perekonomian Negara. Untuk menghadapi ini maka semua pihak harus
mempersiapkan diri termasuk mahasiswa.

PERAN MAHASISWA DALAM PENGHAMBATAN PENYEBARAN DAN


PENANGGULANGAN HIV/AIDS
Globalisasi dalam suatu negara mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, khususnya
dalam perubahan budaya di masyarakat. Perubahan budaya dapat mengubah perilaku
masyarakat, khususnya mahasiswa. Mahasiswa adalah bagian dari generasi muda yang
berinteraksi langsung dengan perkembangan zaman. Tuntutan akan keahlian di bidang
IPTEK menjadikan alasan mengapa mahasiswa adalah faktor resiko yang terpengaruh akan
budaya asing.
Budaya asing yang masuk tidak sepenuhnya sesuai dengan budaya bangsa Indonesia.
Salah satu contoh budaya asing itu seperti adanya free sex atau pergaulan bebas. Pergaulan
bebas yang masuk berbanding lurus dengan adanya peningkatan penyebaran penyakit
HIV/AIDS. Hal ini memungkinkan faktor adanya globalisasi dan kurangnya pertahanan
individu generasi muda terhadap budaya asing, dapat meningkatkan prevalensi penyakit ini
di Indonesia. Penyebaran HIV/AIDS sebagai akibat budaya asing berkembang pesat di era
globalisasi. Peran mahasiswa karenanya menjadi sangat dibutuhkan untuk menghentikan
penyebaran HIV/AIDS di Indonesia.

PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP PENDIDIKAN DAN MORAL REMAJA


Arus globalisasi yang sedang melanda seluruh penjuru dunia terutama Indonesia,
telah memberikan banyak perubahan terhadap kehidupan masyarakat. Globalisasi dapat
diartikan sebagai proses penyebaran unsur-unsur baru khususnya yang menyangkut informasi
secara mendunia melalui media cetak maupun elektronik.
Globalisasi yang memiliki dua sisi mata uang (positif dan negatif) juga menjadi
penyebab infiltrasi budaya tidak terbendung. Budaya-budaya sedemikian cepat dan mudah
saling bertukar tempat dan saling memengaruhi satu sama lain. Termasuk budaya hidup barat
yang liberan dan bebas merasuki budaya ketimuran yang lebih cenderung teratur dan
terpelihara oleh nilai-nilai agama.
Dampak negatif dari arus globalisasi yang terlihat miris adalah perubahan yang
cenderung mengarah pada krisis moral dan akhlak, sehingga menimbulkan sejumlah
permasalahan kompleks melanda negeri ini akibat moral.
Generasi muda saat ini juga bersifat anarkisme dalam menyuarakan kepentingan
rakyat, bahkan banyak masyarakat yang menganggap generasi muda sekarang disibukkan
oleh tawuran dan bentrokan. Jika dilihat dari segi sistem pendidikan yang ada di Indonesia,
sistem pendidikan kita selama ini masih lebih menitikberatkan dan menjejalkan pada
penguasaan kognitif akademis. Sementara segi afektif dan segi psikomotorik seolah-olah
dinomorduakan. Sehingga yang terjadi adalah terbentuknya pribadi yang miskin tata krama,
sopan santun, dan etika moral.

PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER BAGI GENERASI MUDA DI ERA


GLOBALISASI
Sesuai dengan fungsi pendidikan nasional, pendidikan karakter dimaksudkan untuk
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan karakter memiliki
tiga fungsi utama, yaitu :
1.

Pembentukan dan pengembangan.

2.

Perbaikan dan Penguatan.

3.

Penyaring
Dalam menghadapi arus globalisasi yang semakin pesat, karakter bangsa yang kuat

sangat diperlukan, maka dituntut peran penting generasi muda, khususnya perannya sebagai
character enabler (pemberdaya karakter), character buliders (pembangun kembali karakter
bangsa) dan character engineer (perekayasa karakter)

PERAN PENDIDIK DALAM MEMBIMBING GENERASI MUDA MENGHADAPI


ERA GLOBALISASI
Globalisasi membawa banyak perubahan, contohnya perilaku manusia. Mereka
mudah terpengaruh dengan adanya perubahan di lingkungannya dan tidak semua pengaruh
tersebut merupakan hal yang postif, namun dapat pula membawa pengaruh negatif.
Dampak positif dapat berupa mudahnya dalam mengakses informasi, membentuk
sumber daya manusia yang profesional dan kualitas tinggi sehingga dapat bersaing.
Dampak negatifnya yaitu dengan adanya kemajuan teknologi dapat mempengaruhi
dunia pendidikan, segala sesuatunya menjadi serba instan dan terjadi kesenjangan sosial serta
lunturnya budaya bangsa.
Dalam era globalisasi juga sangat berhubungan dengan edukasi. Edukasi merupakan
bentuk dari proses pembelajaran seseorang dan keterampilan yang diberikan kepada yang
lainnya. Komponen edukasi ada tiga, yaitu educator (pelajar), learner (pengajar), dan goal
(tujuan). Globalisasi yang bersifat universal dapat mempengaruhi generasi muda (young
generation).
Generasi muda merupakan kumpulan orang yang memiliki semangat (spirit) dan soul
yang diharapkan dapat membawa perubahan negaranya menuju arah yang lebih baik.
Ada dua macam perspektif dalam menghadapi globalisasi :
a. Curricular perspective
b. Reform perspective

PERKEMBANGAN DUNIA PENDIDIKAN DALAM ERA GLOBALISASI

Pendidikan adalah gerbang menuju kehidupan yang lebih baik dengan


memperjuangkan hal-hal terkecil hingga hal-hal terbesar yang normalnya akan dilewati
oleh setiap manusia. Pendidikan adalah bekal untuk mengejar semua yang ditargetkan
oleh seseorang dalam kehidupannya sehingga tanpa pendidikan, maka logikanya semua
yang diimpikannya akan menjadi sangat sulit untuk dapat diwujudkan. Dalam dunia
pendidikan, pengaruh gelombang globalisasi yang ditandai dengan menguatnya paham
pasar bebas juga begitu terasa. Pada era ini tradisi umat manusia untuk mempertahankan
eksistensi mereka melalui pendidikan mendapat tantangan serius, karena pendidikan
ternyata bagi sebagian manusia dapat digunakan untuk mengakumulasi kapital dan
mengeruk keuntungan sebagaimana disebutkan di atas. Bagaimana mungkin tradisi
manusia tentang visi pendidikan sebagai strategi untuk eksistensi manusia yang telah
direproduksi selama berabad-abad ini, diganti oleh suatu visi yang meletakkan pendidikan
sebagai komoditi, yang pada gilirannya menjadikan pendidikan sebagai komoditas
perekenomian. Pada kondisi ini pendidikan yang layak akan menjadi barang mahal, yang
tidak semua orang mampu menjangkaunya.
Seperti dikemukakan di atas, bahwa globalisalsi menghadirkan sejumlah peluang
positif untuk hidup lebih mudah, nyaman, murah, indah dan maju; juga dapat
menghadirkan peluang negatif sekaligus, yaitu menimbulkan keresahan, penderitaan dan
penyesatan. Globalisai bekerja selama 24 jam dengan menawarkan banyak pilihan dan
kebebasan yang bersifat pribadi. Pendek kata dewasa ini telah terjadi banjir pilihan dan
banjir peluang. Terserah kemampuan seseorang untuk memilihnya. U Thant, mantan
Sekjen PBB pada tahun 1970-an, mengatakan bahwa saat ini sumber daya tidak lagi
membatasi keputusan, tetapi keputusanlah yang menciptakan sumber daya.
Dalam persepektif pendidikan, mampukah kita menciptakan dan mengembangkan
sistem pendidikan yang menghasilkan lulusan yang mampu memilih tanpa kehilangan

peluang dan jati dirinya. Karena kecenderungan globalisasi tersebut merupakan suatu
gejala yang tidak dapat dihindari, oleh karena itu banyak gagasan dalam menghadapi
globalisasi ini yang menekankan perlunya berfikir dan berwawasan global namun harus
tetap menyesuaikan keputusan dan tindakan dengan kenyataan nyata di depannya. Dalam
hal ini Muchtar Buchori sebagaimana yang dikutip Umar Tirtaraharja dan S. L. La Sulo,
berpendapat think globally but act locally. Untuk latar Indonesia yang menganut
semboyan Bhineka Tunggal Ika, hal itu tidak hanya mempertimbangkan aspek nasional
tetapi juga aspek lokal di daerah yang bersangkutan.
Dengan pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dan informasi sebagai
akibat dari gelombang globalisasi, maka sebenarnya hal ini merupakan peluang bagi
pendidikan untuk mengembangkan dirinya secara lebih baik dan merata. Paling tidak,
dengan persediaan dan pengembangan teknologi pembelajaran yang tiada henti akan lebih
memacu kualitas pembejaran yang berbasiskan teknologi agar semakin ditingkatkan.
Dalam hal pemerataan pendidikan, dengan pesatnya perkembangan teknologi
komunikasi dan informasi paling tidak mampu menyelenggarakan pendidikan di daerahdaerah terpencil, misalnya dengan model pendidikan jarak jauh. Hal ini merupakan
peluang untuk lebih meningkatkan kualitas dan pemerataan pendidikan di Indonesia.
Sehingga diharapkan terjadi peningkatan baik dari segi kualitas maupun kuantitas peserta
didik yang mengikuti pendidikan.
Disinilah kemampuan dan ketajaman strategi manusia-manusia pendidikan
Indonesia diuji. Oleh karena itu diperlukan suatu pengembangan strategi baru dalam
menghadapi gelombang globaliasasi ini.

Você também pode gostar