Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Disusun oleh:
NAMA
NIM
: 2012-12-016
KELAS: VI A
PROGRAM STUDI SI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Seiring dengan semakin ketatnya persaingan sirkulasi ekonomi dalam kancah dunia
bisnis. Mau tidak mau kita dihadapkan pada persaingan peningkatan kredit point
kepercayaan. Ekonomi sistem ribawi yang mengambil porsi 93% kue ekonomi nasional
hingga seolah-olah manfaat, berkah ataupun masalah bahkan kehalalannya pun tidak pernah
dipertimbangkan. Bagaimana dengan ekonomi syariah? Karena tidak tahu, tidak kenal
dengan lembaga syari atau lainnya. Sehingga ekonomi sistem ribawi seolah jadi favorit
dalam menentukan langkah kerjasama bisnis.
Adanya hal tersebut didirikan lembaga keuangan syariah seperti KJKS BMT
YAUMMI FATIMAH yang mana lembaga ini merupakan sebuah lembaga yang profit
oriented (dengan Baitut Tamwil) sekaligus nirlaba-non profit oriented (dengan Baitul Maal).
Pepatah mengatakan Tak kenal maka tak sayang, maka dari itu dengan lembaga ini bisa
menjadi alternatif kita semua untuk bersama-sama mencari kemakmuran dan kesejahteraan
dengan penuh ridho dan rahmat Allah SWT.
1.2
Profil Perusahaan
Di era semangat keislaman yang sedang berkibar, tahun 1990an penggerak dakwah
dikalangan mahasiswa mulai menggeliat dan tumbuh gerakan ekonomi syariah, diantaranya
ada Ridlo Gusti di Jakarta dan Teknosa ITB Bandung.
Muhammad Jatmiko muda, mulai meneliti Teknosa ITB Bandung, dengan hasil luar
biasa, manager-manager lembaga keuangan syariahnya sudah ber-Mercy ria, dengan bisnis
sampai
ke pengeboran
minyak.
Dan konon
beberapa
tahun
kemudian
mereka
bangkrut.Pencarian pun berlanjut dan ketemu dengan BINAMA di Semarang, pengelolapengelola utamanya adalah orang-orang tawadlu. Ada Mas Kartiko yang sampai sekarang
masih membina BMT, ada Mas Basuki dan Mbak Nurhayati, semua aparat BINAMA. Pada
saat itu pada bulan Nopember 1994 telah diadakan perekrutan untuk pelatihan BMT
bekerjasama dengan Dompet Dhuafa Republika. Dan jadilah pelatihan angkatan kedua yang
dimotori oleh Mas Ery Sudewo dan Mas Jamil Azzaini, sebagai pelatihan BMT terbaik dan
akhirnya menetaskan Forum Ekonomi Syariah (FES). Dan hanya dengan rentang waktu satu
bulan setelah pelatihan , Bapak Muhammad Jatmiko Ch (yang sekarang menjadi Ketua
Pengurus KJKS BMT YAUmmi Fatimah) membentuk BMT dengan nama Koperasi
Karyawan BMT Ya Ummi dengan dibantu beberapa ustadz-dzah TPA (Taman Pendidikan AlQuran) Ya Ummi dan beberapa tenaga professional. Dan dari Forum Ekonomi Syariah hadir
juga BMT-BMT yang sekarang cukup bisa dibanggakan seperti BMT Beringharjo di Jogja,
BMT Binamas di Purworejo, BMT Bima di Muntilan dan tentu saja BMT Ya Ummi Fatimah
di Pati.
Saat bersamaan telah lahir undang-undang perbankan yang membolehkan untuk usaha
perbankan menentukan bunga sendiri sampai ke bunga nol, dan inspirasi ini ditangkap
sebagian ummat Islam untuk menetaskan BANK Muamalat Indonesia BMI sebagai pelopor
Bank Syariah pertama murni syariah di Indonesia.
Waktu berlanjut, semangat berekonomi syariah semakin menyala maka jadilah BMT
Ya Ummi menjadi tempat study banding, tempat magang dan pelatihan. Sampai sekitar tahun
2000an, puluhan BMT mulai berkembang di pulau Jawa bahkan sampai di Lampung. Dan
alhamdulillah sekarang ada yang membesar di sekitar Pati misalnya BMT Fastabiq di Pati,
BMT Bus di Lasem, BMT Alfath di Gunung Wungkal yang semuanya bisa dikatakan MuridMurid BMT Ya Ummi.
Ketika dirasa tidak kondusif untuk sekedar menjadi ajang belajar, maka sejak tahun
2000an BMT Ya Ummi menutup diri sebagai tempat belajar dan mulai menjadi BMT Kerja,
dan dengan meluasnya keanggotaan maka Badan Hukum pun dirubah menjadi Koperasi
Pesantren-Kopontren BMT Ya Ummi dengan visi pokok:
1. Membuktikan bahwa syariat Islam bisa dibumikan, dan
2. Mencari keuntungan, untuk :
Penyimpan dana
Dan alhamdulillah, BMT Ya Ummi semakin membesar, baik asset, keuntungan dan
akhirnya SHU Sisa Hasil Usaha yang dibagikan. Setelah diadakan perintisan pembukaan
BMT BMT di jaringan Lembaga Pendidikan Bina Anak Sholeh (BIAS ) tahun 2010an
dengan :
1. Andil modal 50%
2. Mendidik dan melatih calon karyawan, dan
3. Mengendalikan manajemen.
Berdirilah BMT-BMT dijaringan BIAS dengan nama seragam BMT Bina Martabat
Insani (BMT BMI) di Tegal, Cilacap, Gombong, Magelang dan Klaten dengan Badan Hukum
masing-masing daerah sendiri-sendiri, selain di Jogja sendiri sebagai pusat kegiatan BIAS
dengan Badan Hukum DIY. Dan seiring dengan bergulirnya waktu maka dirasa efektif
seluruh jaringan BMT disatukan didalam Badan Hukum Koperasi Jasa Keuangan Syariah
KJKS BMT Ya Ummi Fatimah tingkat Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2012.
Alhamdulillah mulai Januari 2012, penyatuan Badan Hukum dan tentu saja penyatuan
kegiatan usaha sudah berhasil dilaksanakan, maka sekarang dengan anggota sekitar 750 orang
di Jawa Tengah, BMT Ya Ummi siap mengembangkan usahanya diseluruh kota di Jawa
Tengah, dan sekarang sudah berkibar bendera BMT Ya Ummi di Klaten, Magelang,
Gombong, Cilacap, Tegal dan di Pati sendiri sebagai pusat kegiatannya dengan 13 cabang
dikecamatan-kecamatan.
Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, KJKS BMT Ya Ummi
juga terus berbenah diri, selain mengembangkan cabang di kota lain seperti Kudus dan
Rembang juga menyusul daerah-daerah di Jawa Tengah lainnya, yang semuanya terkordinasi
melalui jaringan internet sehingga nantinya sampai kearah SMS BANKING SISTEM untuk
jaringan KJKS BMT Ya Ummi se Jawa Tengah.
BMT YAUMMI FATIMAH mempunyai satu kantor pusat dan sebelas kantor cabang
yang masing-masing berbeda lokasi. Berikut adalah alamat dari masing-masing kantor :
1. Kantor pusat
Jl. KH. Ah. Dahlan 23B Pati, Telp.0295-384888 dan 15 cabang di kab.pati.
2. Kantor cabang
Kudus : Jl. Raya Pati-Kudus KM 18 Pasar Jekulo Kios no2
Rembang : Komplek Ruko eks Stasiun Rembang No.5
Jepara : Jl. Raya Pati jepara KM 36 kelet RT.25 RW.04 kec.keling
Tegal : Jl. Teuku Umar No. 143, HP 08282605856
Cilacap : jl. Tidar No. 40B, HP 082892878960
Gombong : pasar panokriyo blok M No.3,
Magelang :pasar gotong royong kios No.2
Semarang : Panca Karya Blok 3 No.14 Kelurahan Rejosari Semarang Timur
Karanganyar :Jl. Nusa Indah 4 no. 3A Ngrengo jaten
Yogyakarta : Komplek Ruko Tri Tunggal No. T-2 Jotawang,
Klaten : Jl. Melati No.26 Mlinjo Tonggalan
Setiap organisasi atau perusahaan mana pun pasti memiliki tujuan sertavisi dan misi,
sehingga dengan tujuan, visi dan misi yang dimiliki, makaperkembangan dapat terarah.
Begitu juga dengan BMT Ya Ummi Fatimah, mempunyai tujuan dalam menentukan arah
dan perkembanganBMT Ya Ummi Fatimah itu sendiri. Ada pun yang menjadi tujuannya,
yaitu : Meningkatkan kesejahteraan anggota dan mengelola dengan mengedepankan nilainilai syariah, menjunjung tinggi akhlaqul karimah serta mengutamakan kepuasan anggota.
Kemudian visi dan misi dari BMT Ya Ummi Fatimah adalah visi, Menjadi lembaga
keuangan yang mengedepankan profit dengan berdasarkan syariah. Kemudian Misi dari
BMT Ya Ummi Fatimah adalah:
a) Mengedepankan dan membudayakan transaksi ekonomi sesuai dengan nilai-nilai
syariah.
b) Menjunjung tinggi akhlaqul karimah dalam mengelola amanah ummat
c) Mengutamakan kepuasan dalam melayani anggota
d) Menjadikan BMT Yaummi Fatimah tumbuh berkembang secara sehat dengan tolok
ukur kewajaran lembaga keuangan pada umumnya
e) Meningkatkan kesejahteraan anggota dan melakukan pembinaan kaum dhuafa.
BAB II
2.1
2.3
FATIMAH memberikan bonus kepada nasabah. Di BMT Yaummi Fatimah, akad yang
digunakan dalam tabungan Sidik amal menggunakan akad wadiah yad dhamanah maka
tabungan ini mendapatkan bonus. Bonus dalam akad wadiah yad dhamanah tidak boleh
diperjanjikan dan bonus tersebut merupakan hak progresif dari BMT Yaummi Fatimah. Akan
tetapi dalam praktek implementasinya, tabungan ini menggunakan akad Mudharabah, yang
mana anggotanya akan mendapatkan pembagian hasil setiap bulan.
Tabungan Sidik amal merupakan titipan dari anggota yang dapat ditarik pada saat
pembiayaan pendidikan. Secara teori, tabungan sidik amal dapat dikatakan sudah benar
dalam menggunakan akad wadiah karena merupakan titipan murni yang harus di jaga
sepenuhnya oleh BMT dan titipan harus dikembalikan sepenuhnya kepada anggota yang
menghendaki.
Tabungan sidik amal bisa dimanfaatkan oleh BMT asalkan dari pihak BMT
bertanggungjawab terhadap keutuhan harta titipan tersebut serta mengembalikannya kapan
saja kepada anggota. Risiko yang dimiliki oleh akad wadiah dalam tabungan sidik amal kecil
karena BMT menjaga harta titipan anggota dan hanya melakukan pemeliharaan. Beda dengan
akad yang mana akad ini adalah akad simpanan investasi yang bisa dimanfaatkan untuk
dikelola pihak BMT, jadi dalam akad mudharabah BMT bertindak sebagai mudharib
(pengelola) dan anggota sebagai shahibul maal (pemilik dana).
Karena akad mudharabah ini mengandung risiko yang lebih besar, maka BMT harus
memberikan nisbah bagi hasil, sesuai dengan nisbah yangdisepakati antara shahibul maal
dengan mudharib. Nisbah yang disepakati sudah dipatok dengan ketentuan 70 : 30, yaitu 70%
untuk BMT dan 30%untuk anggota.
Akad Mudharabah yaitu penyimpan dana bertindak sebagai pemilik modal (shahibul
maal) dan BMT sebagai pengelola (mudharib).Apabila mendapatkan keuntungan maka
dibagi kepada anggota dan BMT, begitu pula sebaliknya, apabila rugi juga ditanggung dari
kedua belah pihak tersebut. Mudharabah mempunyai dua bentuk yaitu mudharabah
mutlaqah dan mudharabah muqayyadah. Perbedaan utama di antara keduanya terletak pada
ada atau tidaknya persyaratan yang diberikan pemilik dana kepada pihak BMT dalam
mengelola hartanya. Tetapi BMT YAUMMI FATIMAH lebih menggunakan akad
mudharabah yang mudharabah mutlaqah bahwa shahibul maal tidak memberikan batasanbatasan atas dana yang diinvestasikan. Mudharib diberikan wewenang penuh mengelola dana
tanpa terikat waktu, tempat, jenis usaha dan jenis pelayanannya.
2.4
1. pada saat penyerahan barang (menerima tanda terima penitipan barang) dan
membayar biaya penitipan (menerima tanda terima pembayaran)
jurnal :
beban wadiah
xxx
kas
xxx
jika biaya penitipan belum dibayar
jurna:
beban wadiah
xxx
utang
xxx
2. pada saat mengambil barang dan membayar kekurangan biaya penitipan
jurnal:
utang
xxx
kas
xxx
bagi pihak penyimpan barang
1. pada saat menerima barang (mengeluarkan tanda terima barang ) dan penerimaan
pendapatan penitipan (pembuat tanda terima pembayaran)
jurnal :
kas
xxx
pendapatan wadiah
xxx
xxx
BAB III
PEMBAHASAN
4.1 pengertian produk sidik amal
adalah simpanan pendidikan yang terencana untuk persiapan biaya pendidikan
putra putri tercinta.
4.2 Pengertian akad wadiah
Wadiah merupakan simpanan (deposit) barang atau dan kepada pihak lain
yang bukan pemiliknya untuk tujuan keamanan. Wadiah adalah akad penitipan dari
pihak yang mempunyai uang atau barang kepada pihak yang menerima titipan dengan
catatan kepanpun titipan diambil pihak penerima titipan wajib menerapkan kembali
uang atau barang titipan tersebut dan yang dititipkan menjadi penjamin pengembalian
barang titipan.
Jenis Akad wadiah sebagai berikut :
1. Wadiah amanah yaitu wadiah dimana uang atau barang yang dititipkan hanya boleh
disimpan dan tidak boleh didayagunakan.
2. Wadiah yad dhamanah yaitu wadiah dimana si penerima titipan dapat memanfaatkan
barang
titipan
tersebut
dengan
seizing
pemiliknya
dan
menjamin
untuk
:Artinya
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang
berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di
antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah
Hadits
Dari Ibnu Umar berkata bahwa Rasulullah SAW telah bersabda: Tiada
kesempurnaan iman bagi setiap orang yang tidak beramanah, tiada shalat bagi
yang tiada bersuci. (H.R Thabrani).
c
Ijma
para tokoh ulama islam sepanjang zaman telah melakukan ijma (consensus)
terhadap legitimasi al-wadiah karena kebutuhan manusia terhadap hal ini jelas
terlihat, seperti dikutip oleh Dr.Azzuhaily dalam all-fiqh al-islami wa adillatuhu dari
kitab al-mughni wa syarh kabir li ibni qudhamah dan mubsuth li imam sarakhsy.
4.4 Rukun dan ketentuan syariah
Rukun wadiah ada empat , yaitu :
a. Pelaku yang terdiri atas : pemilik barang/pihak yang menitip (muwaddi ) dan pihak
yang menyimpan (mustawda)
b. Objek wadiah berupa barang yang dititipkan (wadiah)
c. Ijab Kabul/serah terima
Ketentuan syariah , yaitu :
a. Pelaku harus cakap hokum, baligh serta mampu menjaga serta memelihara barang
titipan.
b. Objek wadiah, benda yang dititipkan tersebut jelas dan diketahui spesifikasinya oleh
pemilik dan penyimpan
c. Ijab qabul/ serah terima , adalah pernyataan dan ekspresi saling rida/rela di antara
pihak-pihak pelaku akad yang dilakukan secara verbal, tertulis , melalui
korespondensi atau menggunakan cara-cara komunikasi modern.
4.5 Aplikasi perbankan
Aplikasi tersebut
mengacu
pada
wadiah
yad
adhamanah
sebagai
konsekuensinya bahwa semua keuntungan yang dihasilkan dari dana titipan tersebut
menjadi milik bank(bank adalah penanggung seluruh kemungkinan kerugian).
Sebagai imbalan, si penyimpan mendapat jaminan keamanan terhadap hartanya. Bank
1. Titip Dana
Bank
mustawda
4 Beri Bonus
(penyimpan)
3 bagi hasil
pemanfaatan dana
USERS OF FUND
(nasabah
pengguna dana)
Keterangan :
Dengan konsep alwadiah yad adh-dhamanah, pihak yang menerima titipan boleh
menggunakan dan memanfaatkan uang atau barang yang dititipkan. Tentu, pihak bank dalam
hal ini mendapatkan hasil dari pengguna dana. Bank dapat memberikan insetif kepada penitip
dalam bentuk bonus.
4.6 Pencatatan Akuntansi Wadiah
Pencatatan akuntansi wadiah bagi pihak pemilik barang dan bagi pihak penyimpan
barang sebagai berikut :
bagi pihak pemilik barang
pada saat penyerahan barang (menerima tanda terima penitipan barang) dan
membayar biaya penitipan (menerima tanda terima pembayaran)
jurnal :
beban wadiah
xxx
kas
xxx
jika biaya penitipan belum dibayar
jurna:
beban wadiah
xxx
utang
xxx
pada saat mengambil barang dan membayar kekurangan biaya penitipan
jurnal:
utang
xxx
kas
xxx
bagi pihak penyimpan barang
pada saat menerima barang (mengeluarkan tanda terima barang ) dan penerimaan
pendapatan penitipan (pembuat tanda terima pembayaran)
jurnal :
kas
xxx
pendapatan wadiah
xxx
xxx
tidak ada nominal dalam pencatatan jurnal akad wadiah ini dalam BMT tersebut
karena sifatnya sangat rahasia. BMT hanya menunjukkan produk-produknya saja serta
akad dalam produk BMT YAUMMI FATIMAH tersebut.
BAB IV
KESIMPULAN
4.7 Simpulan
Bahwa BMT YAUMMI FATIMAH menggunakan akad wadiah yang merupakan
simpanan (deposit) barang atau dan kepada pihak lain yang bukan pemiliknya untuk
tujuan keamanan. Wadiah adalah akad penitipan dari pihak yang mempunyai uang
atau barang kepada pihak yang menerima titipan dengan catatan kepanpun titipan
diambil pihak penerima titipan wajib menerapkan kembali uang atau barang titipan
tersebut dan yang dititipkan menjadi penjamin pengembalian barang titipan.
4.8 Saran
Dalam menjalankan kegiatan , hendaknya BMT menanamkan sebagai lembaga yang
strategis untuk memberdayakan nasabah , baik dari segi ekonomi, pola pikir. Dan BMT harus
konsisten dalam menjalankan tugas sesuai dengan hokum syariah.