Você está na página 1de 13

NECK STIFFNESS

1.

Pengertian
Leher kaku (neck stiffness) adalah gejala yang disebabkan oleh tekanan (stress) pada

jaringan-jaringan lunak, tulang-tulang, atau sendi-sendi dari cervical spine (tulang belakang
servikal) atau struktur struktur yang berdekatan
Nyeri leher, bahu, lengan dan tangan yang berasal dari protusi diskus intervertebralis
terjadi karena adanya penekanan pada dural sleeve, dan apabila terjadi juga penekanan pada
serabut sarafnya maka akan disertai gejala paresthesia. Mekanisme nyeri yang berasal dari
regio cervicalis dikarenakan adanya gangguan ruang atau kesalahan gerak / posisi. Gerak
leher mengakibatkan gliding movement antara vertebra satu dengan yang lain, sehingga
terjadi distorsi pada diskus intervertebralis. Diskus yang normal memungkinkan terjadinya
distorsi secara fisiologis dan pemulihannya tanpa adanya distorsi yang berlebihan dari diskus
atau pembukaan pada kolumna vertebralis.Ligamen cervicalis membantu menjaga bentuk
diskus ketika terjadi distorsi yang berlebihan. Gangguan pada diskus dapat mempengaruhi
hubungan antar komponen tulang belakang dan mengubah ukuran serta bentuk foramen
intervertebralis, baik dalam keadaan statis maupun dinamis. Isi dari foramen intervertebralis,
saraf dan pembuluh darah, mengalami iritasi akibat tekanan, traksi, angulasi dan peradangan,
sehingga gangguan pada foramen intervertebralis menyebabkan nyeri dan disfungsi.
Vertebra cervicalis merupakan bagian dari columna vertebralis, yang paling banyak
pergerakannya serta paling rentan terhadap cidera.15 Normalnya, leher bergerak 600 kali per
jam di saat aktivitas atau tidur, tidak ada bagian dari sistem musculoskeletal lainnya yang
mempunyai gerakan konstan seperti leher. Vertebra cervicalis rentan terhadap tekanan dan
regangan saat aktivitas seharihari, berbicara, gesture, duduk, berjalan, menengok bahkan saat
tidur.(Kapandji,1977)
Kemajuan teknologi membuat pola aktivitas manusia berubah, mulai dari anak-anak
hingga orang dewasa menghabiskan lebih banyak waktunya untuk duduk di depan komputer
ataupun layar smartphone. Dan duduk memberikan tekanan yang berlebihan pada diskus
intervertrebalis (White, 1990). Disain furnitur yang tidak ergonomis serta postur yang salah
dan statik dalam beraktivitas mengakibatkan perubahan alignment columna vertebralis,
terutama cervical, sehinggaengakibatkan forward head posture. Dalam jangka panjang
abnormalitas postur leher ini akan menimbulkan ketegangan otot, strain otot, bahkan

discogenic problem (protusi atau hernia nucleus pulposus). Protusi diskus dapat juga terjadi
karena trauma (whiplash injury) dan degenerasi diskus.Discogenic problem inilah yang oleh
McKenzie disebut sebagai cervical derangement syndrome.
Protusi diskusintervertebralis biasanya ke arah posterior atau posterolateral, dan
hampir tidak pernah ke arah anterior. Protusi akan menyebabkan nyeri radikuler. Penyebab
radikuler pain antara lain karena patologi pada diskusnya atau karena adanya penekanan saraf
oleh diskus. Inervasi saraf pada diskus intervertebralis hanya pada bagian luar dari annulus
fibrosus. Robekan dan celah pada annulus fibrosus memicu difusi proinflammatory
cytokine.Proinflammatory cytokines dan substansi lain, berdifusi keluar dari diskus dan
merangsang nociceptor di bagian luar annulus, sehingga terjadilah nyeri (Boos, 2008)
Kompresi oleh diskus akan menyebabkan nyeri neurogenik maupun myalgia, tergantung dari
akar saraf mana yang mengalami iritasi. Iritasi pada akar saraf bagian ventral akan
menyebabkan myalgia, dimana nyeri terjadi pada deep tissue (otot, tendon dan fascia),
sedangkan iritasi pada akar saraf bagian dorsal menyebabkan nyeri neurogenik (Calliet,
1981). Iritasi akar saraf juga akan menyebabkan refleks spasme otot, dan spasme otot akan
menyebabkan nyeri (Ibid., hal. 62.). Tarikan dan regangan pada saraf menyebabkan regangan
pada dura sheath dan akan mengganggu suplai darah, ischemic pada saraf akan menimbulkan
nyeri. Tonjolan annulus fibrosus juga akan menyebabkan penekanan yang kuat pada
ligamenlongitudinal posterior, sehingga menimbulkan nyeri diskogenik akut.
Produksi nyeri bukanlah semata-mata akibat fenomena mekanik, tetapi cidera
jaringan lunak juga dapat menghasilkan berbagai macam substansi serta algogenic potential.
Ruptur pada annulus fibrosus akan memprovokasi pelepasan mediator utama nyeri,
phospholipase A2, yang berfungsi membatasi produksi prostaglandin dan leukotriene
(Maigne, 2006).

2.

Penyebab
a) Ketegangan-ketegangan otot :

Kesalahan postural merupakan penyebab utama nyeri leher.

Terlalu lama bekerja pada komputer dengan menyondongkan leher ke depan dapat
memberikan beban pada otot- otot leher sehingga otot-otot leher menjadi spasme
( keras )

Membaca dengan posisi tengkurap akan menyebabkan otot- otot leher menjadi
tegang karenan mempertahankan posisi kepala agar tetep tegak
b) Trauma
Kecelakaan-kecelakaan automobile merobek jaringan-jaringan lunak
(seperti otot-otot dan ligamen-ligamen) dari leher, berakibat pada luka dan
nyeri.
Luka parah dapat menjurus pada patah tulang atau dislokasi dari leher, yang
mungkin merusak sumsum tulang belakang dan menyebabkan kelumpuhan.
c) Arthritis
Osteo arthritis. Terjadi pada orag-orang yang lebih tua akibat pengikisan
sendi-sendi antara tulang-tulang dari leher nyeri menyebar ke pundak atau

antara tulang-tulang belikat. Nyeri umumnya hadir pada pagi hari, berkurang
siang hari dan kemudian kembali lagi pada malam.
Rheumatoid arthritis. Penyakit kronis yang ditandai oleh kekakuan dan
peradangan dari sendi-sendi, kelemahan, kehilangan mobilitas (gerakan) dan
deformitas (kelainan bentuk). Ia dapat menyebabkan kehancuran dari sendisendi leher.
Ankylosing spondylitis. Tipe dari arthritis yang terutama mempengaruhi
spine. Secara khas ia mulai pada punggung bagian bawah namun dapat
berlanjut ke punggung bagian atas dan leher.
d) Penyakit-penyakit pada discus
Syaraf terjepit Ketika seseorang menua, discus intervertebral yang berfungsi
sebagai bantalan-bantalan antara vertebrae dari spine mulai mengering. Ini
menyempitkan ruang-ruang dalam kolom tulang belakang dimana syarafsyaraf keluar, dan memberikan tekanan pada syaraf-syaraf tulang belakang.
Penyakit degeneratif discus Discus memburuk dan menekan atas syarafsyaraf.
Herniated disc Discus intervertebral adakalanya robek, yang berarti pusat
saraf akan menonjol melalui lapisan discus yang kuat.
e) Meningitis.
Neck pain yang berhubungan dengan sakit kepala dan demam mungkin
adalah tanda dari meningitis, infeksi dari selaput-selaput yang mengelilingi
otak. Kekakuan yang ekstrim pada leher yang sulit atau tidak memungkinkan
untuk menyentuhkan dagu pada dada mungkin adalah tanda dari meningitis
dan menuntut perhatian medis yang segera.
f) Myofascial pain syndrome.
Kondisi musculoskeletal kronis yang seringkali dihubungkan dengan trauma,
postur yang buruk, duduk pada komputer atau melakukan tugas-tugas yang
berulang yang berhubungan dengan pekerjaan seseorang. Pasien-pasien
seringkali melaporkan merasakan nyeri pada berbagai bagian dari tubuh
termasuk leher dan mungkin mempunyai kesulitan tidur atau merasakan
istirahat meskipun tidur.
Osteoporosis.

Penyakit penipisan tulang paling umum pada wanita-wanita selama dan


setelah menopause. Tidak ada gejala-gejala pada stadium-stadium awal,
namun pada stadium-stadium kemudian osteoporosis dapat menyebabkan
patah-patah tulang spine yang mungkin menyebabkan nyeri punggung atau
leher.
3.

Pemeriksaan umum
1. Pemeriksaan klinis oleh Dokter:
a. Memastikan jenis nyeri dan faktor penyebab
b. Riwayat penyakit terdahulu
c. Pemeriksaan fisik
2. Pemeriksaan Radiologi
X Ray, MRI, CT-Scan, EMG

4.

Terapi obat-obatan
1. Anti Nyeri

2. Anti radang
3. Anti Deppresant
4. Sifatnya menghilangkan/mengurangi nyeri
5. Dibutuhkan obat-obat sesuai dengan penyebab
5.

fisioterapi
a) Diathermy

Rileksasi Otot
Perbaikan sirkulasi

b) TENS

Menghambat nyeri
Rileksasi Otot
c) Traksi

Mengulur tulang belakang dan otot

6.

Terapi latihan cervical spine

Latihan
Postural correction
Isometric contraction
Stretching

7.

Peregangan Leher
Terdapat 6 gerakan leher. Untuk hasil yang terbaik lakukan peregangan
selama 10-15 detik. Posisi tubuh duduk di kursi dan tangan berpegangan
pada kedua sis kursi.
Fleksi (dagu ke dada) secara perlahan turunkan leher dengan menurunkan
dagu ke arah dada.
Extensi - gerakan leher ke belakang kepala sebisa mungkin.
Fleksi Lateral (telingan ke bahu) gerakan telinga kanan ke arah bau kanan
begitu juga untuk sisi sebaliknya.
Rotasi (dagu ke bahu) perlahan putar kepala ke kanan sampai dagu kanan
menyentuh bahiu kanan. Begitu juga untuk sisi sebaliknya.

8.

Peregangan bahu
Angkat bahu sampai batas telinga dan tahan 2-3 detik, sambil terus ditahan putar
bahu ke belakang (rasakan peregangan pada otot-otot dada) lalu relaks sampai ke
posisi normal. Ulangi sampai 10 kali

9.

Peregangan punggung atas


Ulurkan lengan di depan tubuh dan putar tangan sampai kedua telapak
tangan saling bertemu. Anda bisa memodifikasi punggung tangan atau telapak
tangan sesuai dengan kenyamanan. Lalu bungkukan tubuh seperti akan meloncat.
Pastikan kepala fleksi pada saat bersamaan.

10.

Upaya pencegahan

1. Sering istirahat.
Orang-orang yang mengemudi jarak-jarak jauh atau bekerja pada komputer
berjam-jam adalah cenderung untuk menderita otot-otot leher yang menegang.
Mengambil istirahat-istirahat dari aktivitas-aktivitas ini dapat memberikan otototot leher kesempatan untuk mengendur.
1. Hindari menyelipkan phone antara telinga dan pundak gunakan headset sebagai
gantinya.
2. Lakukan peregangan dan latihan

Otot-otot leher dapat diregangkan dengan mengangakat pundak-pundak


(bahu-bahu) keatas dan kebawah. Juga membantu untuk menarik tulang-tulang
belikat bersama dan kemudian mengendurkannya.
4. Jaga berat terdistribusi secara merata.
Jangan membawa barang-barang pada satu pundak terlalu lama. Jika
mungkin,

bawa

barang-barang

dalam

backpack,

yang

secara

merata

mendistribusikan berat. Bagaimanapun, jangan membebankan backpack terlalu


berat.
5. Gunakan teknik-teknik mengangkat yang tepat.
Angkat dari lutut-lutut, bukan pinggang, untuk melindungi leher dan
punggung. Ketika mengangkat obyek-obyek yang berat, jaga punggung rata dan
beban dekat pada tubuh. Jangan memutar punggung ketika mengangkat. Jika
obyek berat atau canggung, jangan mengangkatnya tanpa batuan mitra.
6.

Stretching dan streghtening otot-otot leher yang dilakukan secara teratur.

7.

Pengaturan posisi ergonomi saat beraktivitas atau bekerja di depan komputer

Edukasi :

Lakukan latihan leher setiap 45 menit menatap layar komputer

10

Untuk mencegah nyeri leher, lakukan latihan dengan menjaga dagu tegak lurus
dengan badan dan tarik kepala perlahan ke belakang, tahan selama lima detik.
11.

Proper neck mechanic

Posisi tidur:
Gunakan bantal bagian tengah lebih tipis
Bila tidur terlentang .
Posisi tidur miring dengan sisi bantal agar leher tetap lurus.
Hindari tidur tengkurap.
Hindari membaca dgn posisi tengkurap.
12.

Proper neck mechanic

Posisi duduk.
Posisi leher tegak:

Disc problems cervical lordosis

Facet problems cervical flat

Koreksi posisi duduk dgn ganjal pd punggung bawah


Hindari memutar leher utk membunyikannya.
Neck collar utk menjaga leher tetap tegak.

13.

Proper neck mechanic

Posisi duduk saat bekerja.

11

Posisi kursi/meja memungkinkan leher menengok kanan-kiri secara


seimbang.
Didepan komputer leher tetap tegak, hindari posisi layar komputer terlalu
rendah.
Penempatan alat kerja yg tepat
Posisi kacamata lurus cervical spine tegak.

Lakukan latihan 4 fingers technique

14.

Proper Neck Mechanic

Posisi berdiri:
Hindari posisi dgn leher banyak menunduk (disc problem) atau tengadah
(facets problem)
Hindari penggunaan sepatu sol tinggi

12

DAFTAR PUSTAKA
Maigne R; Diagnosis and Treatment of Vertebral Origin, Second Edition; Taylor and Francis;
New York; 2006; hal 83.
Calliet R; Neck and Arm Pain, Second Edition; FA Davis Company; Philadelphia; 1981; hal
58.
White AA, Panjabi MM; Clinical Biomechanics of the Spine Second Edition; JB
Lippincott Company; Philadelphia; USA; 1990; hal 386.

13

Você também pode gostar