Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Obat-obat anestesi :
Obat-obat premedikasi
SA 0,001-0,002 mg/KgBB
Midazolam 0,1-0,2 mg/KgBB
Fentanyl 1-2 mcg/KgBB
Pethidin 1 mg/KgBB
Obat antiemetik
Ondansetron 4mg/2mL
Sotatic 10mg/2 mL
Obat induksi
Propofol 1,5-2,5 mg/Kg/BB
Obat musculorelaksan
Recorium bromide 0,5-1 mg/Kg/BB
Sucynil Colin 1 mg/KgBB
Roculax 0,5-1 mg/KgBB
Obat emergency
Adrenalin injeksi
Epidrin injeksi
Dexamethason injeksi
Aminophilin injeksi
Obat analgetik
Ketorolac 30 mg/ 1 mL
Torasix 30mg/1 mL
Oat antidotum
Prostigmin dan narkan
Cairan yang diperlukan
Kristaloid seperto ringer laktat, aquadest 25 CC untuk larutan obat, assering
Koloid seperti fimahest atau gelofusion
just read it!!
Minggu, 06 Desember 2009
PROPOFOL
Anestetik
Anestetika umum adalah obat yang dapat menimbulkan anesthesia atau narkosa, yakni suatu
keadaan depresi umum dari pelbagai pusat di SSP yang bersifat reversible, dimana seluruh
perasaan dan kesadaran ditiadakan sehingga agak mirip keadaan pingsan. Berdasarkan
penggunaannya, anestetika umum dapat dibagi menjadi dua kelompok, yakni :
1. Anestetika inhalasi : gas tertawa, halotan, enfluran, isofluran, dan sevofluran
2. Anestesi intravena : thiopental, diazepam dan midazolam, ketamin dan propofol.
Sifat Fisik dan Kimia Propofol
Propofol sedikit larut dalam air, memiliki pKa 11, serta memiliki koefisien partisi 6761:1 pada
pH 6-8,5.Propofol memiliki nama kimia 2,6-diisopropilfenol dengan bobot molekul 178,27 dan
struktur kimia sebagai berikut :
Propofol biasa tersedia dalam sediaan emulsi injeksi steril dan bebas pirogen (DIPRIVAN).
Propofol injeksi biasa digunakan secara intravena
Farmakologi
Propofol merupakan obat sedative-hipnotik yang digunakan dalam induksi dan pemeliharaan
anestesi maupun sedasi. Injeksi secara intravena pada dosis terapetik memberikan efek hipnotik
dengan cepat, biasanya dalam waktu 40 detik dari awal pemberian injeksi. Serupa dengan obat
anestesi dengan aksi cepat yang lain, waktu paruh dalam darah otak 1-3 menit, dihitung untuk
induksi cepat pada anestesi.
Farmakokinetik
Propofol dengan cepat diabsorbsi tubuh dan didistribusikan dari darah ke jaringan. Distribusi
propofol melalui 2 fase, dengan fase kedua merupakan fase yang lebih lambat karena terjadi
metabolisme di hati yang signifikan (konjugasi) sebelum diekskresi lewat urin. Konjugat inaktif
dari profopol terbentuk dan berhubungan dengan quinol. Senyawa yang juga terdeteksi dalam
urin antara lain adalah obat utuh, propofol glukoronid, 1- glucoronid, 4- glukoronid, dan
konjugat 4-sulfat dari 2,6-diisopropil-1,4-quinol. Lebih kurang 2 % dari dosis yang diberikan
diekskresi lewat feses. Propofol dapat menembus plasenta dan diekskresi melalui susu.
Profil farmakokinetik propofol digambarkan dengan modek kompartemen 3. Setelah dosis bolus
diberikan, terjadi keseimbangan dengan cepat antara plasma dan otak yang menggambarkan
kecepatan onset pada anestesi.Distribusi propofol tidak konstan, tetapi menurun jika terjadi
keseimbangan antara jaringan tubuh dengan plasma dan menjadi jenuh. Tingkat dimana
keseimbangan terjadi merupakan tingkat dan durasi infus.
Pemutusan dosis setelah pemeliharaan anestesi selama lebih kurang 1 jam atau untuk sedasi
pasien ICU selama 1 hari, menyebabkan penurunan cepat konsentrasi propofol dalam darah.
Pemberian infuse jangka panjang (10 hari pada sedasi pasien ICU) menyebabkan akumulasi
signifikan propofol dalam jaringan, maka sedasi propofol menjadi lambat dan waktu untuk sadar
kembali menjadi meningkat.
Dewasa : klirens propofol antara 23-50 mL/kg/ml (1,6-3,4 L/menit pada 70 kg manusia dewasa).
Eliminasi obat utama terjadi melalui konjugasi hepar menjadi metabolit inaktof yang kemudian
diekskresi lewat ginjal. Konjugat glukoronid sebanyak 50 % dari dosis yang diberikan .
Geriatri : dengan semakin tingginya usia pasien, dosis propofol yang dibutuhkan untuk mencapai
efek anestesi semakin turun. Tidak nampak adanya hubungan usia dengan perubahan
farmakodinamik dan sensitifitas, melainkan tampak pada adanya perubahan farmakokinetik.
Pada pemberian dosis bolus IV, terjadi konsentrasi puncak plasma yang lebih tinggi, maka
dibutuhkan penurunan dosis. Konsentrasi plasma yang tinggi dapat menyebabkan pasien
mengalami efek kardiorespiratori meliputi hipotensi, apnea, obstruksi saluran nafas, dan atau
desaturasi oksigen. Dosis yang lebih rendah direkomendasikan untuk inisiasi dan pemeliharaan
sedasi/anestesi pada geriatric.
Pediatri : Distribusi dan klirens propofol pada anak sama dengan dewasa.
Kegagalan organ : Tidak ada perbedaan farmakokinetik propofol pada pasien dengan serosis
hapatik kronik atau gagal ginjal kronik maupun dengan orang normal.
Konsentrasi terapetik sedasi dapat dipelihara pada konsentrasi serum 0,001-0,009 mgL
Toksisitas konsentrasi toksik dalam darah adalah 0,22 mg/L
Waktu paruh propofol 2-4 menit (Fase I), 30-60 menit (Fase II), 3-12 jam (waktu paruh)
Volume distribusi : steadi state 171-349 L, elimination 209-1008 L. Juga dilaporkan dengan Vd
2-11 L/kg dan 60 L/kg
Klirens total 94-139 Lh
Ikatan protein > 95% (hemoglobin, eritrosit, serum protein yang lain), hipoalbumin dapat
meningkatkan fraksi bebas.
Indikasi dan Penggunaan
Propofol merupakan obat injeksi IV sedative dan hipnotik yang dapat digunakan pada induksi
maupun pemeliharaan pada anestesi. Propofol tidak direkomendasikan untuk induksi anestesi
pasien dibawah usia 3 tahun maupun pemeliharaan anestesi pada usia dibawah 2 bulan karena
keamanan dan efektifitasnya tidak dipastikan.
Pada pasien dewasa, propofol yang diberikan secara intravena dapat digunakan cepat untuk
menginisiasi atau pemeliharaan sedasi Monitoring Anesthesia Care (MAC) selama diagnostic.
Propofol bias digunakan untuk sedasi MAC bersama anestetik local pada pasien yang mengalami
pembedahan.
Propofol tidak diindikasikan untuk pasien pediatric ICU sedasi, orang yang baru melahirkan
terutama yang melalui operasi cesar, ibu menyusui.
Efek Samping
Antara lain sesak nafas (apnea) dan depresi system kardiovaskular (hipotensi, bradikardi),
eksitasi ringan dan tromboflebitis. Setelah siuman timbul mual, muntah dan nyeri kepala.
Overdosis
Jika terjadi overdosis, pemberian injeksi harus segera dihentikan karena kemungkinan besar
dapat menyebabkan depresi kardiorespiratori. Depresi respiratori harus ditangani dengan
ventilasi menggunakan oksigen. Depresi kardiovaskular mungkin memerlukan pengubahan
posisi pasien dengan menaikkan kaki pasien, meningkatkan laju aliran infuse, dan pemberian
obat antikolinergik.
Kontraindikasi
Propofol dikontraindikasikan bagi pasien dengan hipersensitivitas pada obat atau bahan
penyusun obat. Propofol injeksi juga dikontraindikasikan bagi pasien yang alergi terhadap telur,
produk telur, kedelai atau produk kedelai.
Dosis
Dosis dan laju/kecepatan pemberian harus ditetapkan secara individual dan harus
berdasarkan respon klinis. Persyaratan keselamatan dan dosis untuk induksi anestesi pada pasien
pediatrik hanya ditetapkan untuk anak-anak usia 3 tahun atau lebih. Persyaratan keselamatan dan
dosis pemeliharaan anestesi hanya ditetapan untuk anak-anak usia 2 bulan lebih atau lebih.
INDIKASI
Induksi Anestesi
Umum
1 komentar:
Rahmad Arief mengatakan...
Boleh kasih tau sumber nyaa
...
Bagus nih
21 Juni 2015 22.32
Poskan Komentar
Glitter Graphics
RESKI ARNERS
WELCOME TO MY BLOG
- Terhadap Kehamilan :
Kategori C : Dapat digunakan jika potensi manfaat lebih besar daripada resiko thd
janin
- Terhadap Ibu Menyusui :
Hati-hati pemakaiannya pada ibu menyusui
- Terhadap Anak-anak :
Keamanan & efikasi pada anak-anak belum diketahui
- Terhadap Hasil Laboratorium : Parameter Monitoring
Status sistem pernapasan & status mental, tekanan darah
Bentuk Sediaan
Injeksi Ampul 50 mcg/ml, Transdermal 25 mcg/jam, 50 mcg/jam
Peringatan
Hati-hati pada pasien dengan disfungsi hati & ginjal krn akan memperlama kerja &
efek kumulasi opiod, pasien usia lanjut, pada depresi system saraf pusat yg parah,
anoreksia, hiperkapnia, depresi pernapasan, aritmia, kejang, cedera kepala, tumor
otak, asma bronkial.
Kasus Temuan Dalam Keadaan Khusus
Informasi Pasien
Hindari pemakaian alkohol. Menyebabkan ngantuk (hati-hati mengendarai mobil
atau menjalankan mesin), gangguan koordinasi, pada penggunaan jangka panjang
menyebabkan ketergantungan fisik dan psikologi.
Mekanisme Aksi
Berikatan dengan reseptor di sistem saraf pusat, mempengaruhi persepsi dan
respon thd nyeri.
Monitoring Penggunaan Obat
Status sistem pernapasan & status mental, tekanan darah
Morfin
Deskripsi
- Nama & Struktur Morfin. 7,8 Didehydro-4-5-epoxy-17-methylmorphinan-3,6 diol
:
Kimia
- Sifat Fisikokimia
- MST Continus
- Morfin (Generik)
Indikasi
Nyeri akut yg berat, nyeri kronis sedang sampai berat, sebagai suplemen anestesi
sebelum operasi, sebagai obat pilihan untuk nyeri pada infark miokard, untuk
menghilangkan ansietas pada pasien dgn dispnea karena acute pulmonary edema
& acute left ventricula
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
Morfin harus diberikan dalam dosis efektif terkecil dan frekuensi minimal untuk
mengurangi timbulnya toleran dan ketergantungan fisik. Dosis harus diturunkan
pada pasien beresiko, gangguan hati, pasien yang menggunakan antidepresan
saraf, gangguan ginjal, pasien sangat muda atau sangat tua. Pada pasien dengan
nyeri yang parah & kronis, dosis harus disesuaikan dengan tingkat keparahan nyeri,
respon dan toleransi pasien.
Dewasa :
Dosis lazim SK/IM 10 mg setiap 4 jam jika perlu, (520 mg setiap 4 jam jika perlu
tergantung kebutuhan & respon pasien).
Dewasa IV 2.515 mg dilarutkan dlm 4-5 mL air steril, disuntik perlahan selama 4-5
menit.
Epidural :
Dosis awal 5 mg berselang.
Intratekal :
Kira-kira 1/10 dosis epidural.
Oral :
Tablet/larutan 1030 mg setiap 4 jam, jika perlu.
Rektal :
10-20 mg setiap 4 jam, jika perlu.
Anak-anak :
SK/IM 0.1-0.2 mg/kg setiap 4 jam jika perlu (dosis tunggal maksimum 15 mg).
Anak-anak IV :
0.05-0.1 mg/kg disuntikkan perlahan
Farmakologi
Metabolisme terutama dalam hati. Ekskresi melalui urin sebagai metabolit tidak
aktif dan obat utuh 2-12%. Pada kerusakan ginjal terjadi akumulasi morfin-6glukoronid yg dpt memperpanjang aktivitas opioid. Kira-kira 7-10% melalui feses.
Stabilitas Penyimpanan
Sediaan injeksi simpan pada 15-30C, terlindung cahaya, tidak boleh dibekukan.
Sediaan oral simpan dalam wadah tertutup, terlindung cahaya, 15-30C, jangan
dibekukan
Kontraindikasi
Oral jangan diberikan pasien dengan paralytic ileus. Pasien dengan
hipersensitivitas, depresi pernapasan yg parah. Injeksi intratekal & epidural tidak
boleh digunakan pada kasus pemberian yg kontraindikasi dengan rute ini, seperti
infeksi pada tempat penyuntikan, perdarahan diatesis yg tidak terkontrol,
penggunaan antikoagulan atau penggunaan kortikosteroid injeksi dalam 2 minggu.
Efek Samping
Depresi pernapasan
Sistem saraf : sakit kepala, gangguan penglihatan, vertigo, depresi, rasa
mengantuk, koma, eforia, disforia, lemah, agitasi, ketegangan, kejang
Pencernaan : mual, muntah, konstipasi
Kardiovaskular : aritmia, hipotensi postural
Reproduksi, ekskresi & endokrin : retensi urin, oliguria
Efek kolinergik : bradikardia, mulut kering, palpitasi, takikardia, tremor otot,
pergerakan yang tidak terkoordinasi, delirium atau disorientasi, halusinasi
Lain-lain : Berkeringat, muka merah, pruritus, urtikaria, ruam kulit
Interaksi
- Dengan Obat Lain :
Antidepresan (MAOi & trisklik) : Potensiasi efek antidepresan. Agonis opiod lainnya,
anestetik umum, trankuilizer, sedative, hipnotik : Potensiasi efek depresi sistem
saraf pusat.
Relaksan otot : Opioid dpt meningkatkan kerja penghambatan neuromuscular.
Kumarin antikoagulan : Potensiasi aktivitas antikoagulan.
Diuretik : Opioid menurunkan efek diuretic pada pasien dengan kongestif jantung.
Amfetamin : Dekstroamfetamin dapat meningkatkan efek analgetik agonis opioid
- Dengan Makanan : -
Pengaruh
- Terhadap Kehamilan : Kategori C : Dapat digunakan jika potensi manfaat lebih
besar daripada resiko thd janin
- Terhadap Ibu Menyusui : Hati-hati pemakaiannya pada ibu menyusui
- Terhadap Anak-anak : Keamanan & efikasi pada anak-anak belum diketahui
- Terhadap Hasil Laboratorium : Parameter Monitoring
Status sistem pernapasan & status mental, tekanan darah
Bentuk Sediaan
Oral : tablet (10,15,30,100 mg). Injeksi : ampul 10 mg/ml. Rektal (5,10,20,30 mg)
Peringatan
Hati-hati pada pasien dengan disfungsi hati & ginjal krn akan memperlama lama
kerja & efek kumulasi opiod, pasien usia lanjut, hati-hati pada psikosis toksik, infark
miokard, alergi thd sulfit, depresi sistem saraf pusat yg parah, anoksia, hiperkapnia,
depresi
Kasus Temuan Dalam Keadaan Khusus
Informasi Pasien
Hindari pemakaian alkohol. Menyebabkan ngantuk (hati-hati mengendarai mobil
atau menjalankan mesin), gangguan koordinasi, pada penggunaan jangka panjang
menyebabkan ketergantungan fisik dan psikologi
Mekanisme Aksi
Berikatan dengan reseptor di sistem saraf pusat, mempengaruhi persepsi dan
respon thd nyeri
Monitoring Penggunaan Obat
Status sistem pernapasan & status mental, tekanan darah
Pethidin
Deskripsi
Peringatan
Hati-hati pada pasien dengan disfungsi hati & ginjal krn akan memperlama kerja &
efek kumulasi opiod, pasien usia lanjut, pada depresi sistem saraf pusat yg parah,
anoreksia, hiperkapnia, depresi pernapasan, aritmia, kejang, cedera kepala, tumor
otak, asma bronkial
Kasus Temuan Dalam Keadaan Khusus
Informasi Pasien
Hindari pemakaian alkohol. Menyebabkan ngantuk (hati-hati mengendarai mobil
atau menjalankan mesin), gangguan koordinasi, pada penggunaan jangka panjang
menyebabkan ketergantungan fisik dan psikologi
Mekanisme Aksi
Berikatan dengan reseptor di sistem saraf pusat, mempengaruhi persepsi dan
respon thd nyeri
Monitoring Penggunaan Obat
Status sistem pernapasan & status mental, tekanan darah
Tramadol
Deskripsi
- Nama & Struktur 2-Dimethylaminomethyl-I-(3-methoxyphenyl)cyclohexanol
:
Kimia
hydrochloride
- Sifat Fisikokimia Serbuk kristal berwarna putih, mudah larut dalam air dan metil
:
alkohol, sukar larut dalam aseton.
- Keterangan
:Golongan/Kelas Terapi Analgesik Narkotik Nama Dagang
- Centrasic
- Dolocap
- Miradol
- Radol
- Tradonal
- Trasidan
- Trunal DX
- Bellatram
Indikasi
Nyeri sedang sampai
Contram
Dolsic
Nonalges
Seminac
Tradosik
Traumasik
Tugesal
Dolana
Forgesic
Nufotram
Simatral
Tradyl
Trazodon HCl
Zephanal
Dolgesik
Intradol
Orasic
Thramad
Tramal
Trazone
Zumatram
berat
50mg setiap 3 hari hingga 50mg 4 x sehari. Untuk efek yg cepat : 50 100 mg
setiap 4 6 jam, jika perlu ( maksimum 400 mg/hari). Pasien dengan gangguan
ginjal dan hati dosis disesuaikan dengan mengurangi frekuensi pemberian.
Farmakologi
Aktivitas analgetik yg bekerja di pusat
Stabilitas Penyimpanan
Simpan dalam wadah tertutup, 15 30 C
Kontraindikasi
Pasien dengan hipersensitivitas,depresi napas akut,peningkatan tekanan kranial
atau cedera kepala.
Efek Samping
Sistem saraf : pusing, vertigo (paling sering terjadi, > 26% pasien), stimulasi SSP:
anxietas, agitasi, tremor, gangguan, koordinasi, gangguan tidur, eforia dll (>7%
pasien),
Pencernaan : konstipasi, mual (>24% pasien), muntah (>9% pasien), nyeri perut,
anore
Interaksi
- Dengan Obat Lain :
Karbamazepin : Meningkatkan metabolisme tramadol shg menurunkan efek
analgesik scr signifikan.
SSRIs & MAO inhibitor : Tramadol dapat meningkatkan resiko terjadi efek samping,
seperti serotonin sindrom (nyeri dada, takikardia, tremor, bingung) & kejang.
Warfarin oral : Efek warfarin meningkat.
Depresan sistem saraf pusat (alkohol, anestetik, fenotiazin, agonis opioid, sedatif,
hipnotik, analgesik yg bekerja di pusat) : potensiasi efek depresi pernapasan &
depresi saraf pusat.
Digoksin : Dilaporkan terjadi toksisitas digoksin (jarang)
- Dengan Makanan : Pengaruh
- Terhadap Kehamilan : Kategori C : Penggunaan pada kehamilan hanya jika
potensi manfaat lebih besar dari resiko thd janin, karena dapat menyebabkan
ketergantungan fisik dan gejala putus obat pada bayi
- Aptor
- Astika
- Procardin
- Aspilets
- Bodrexin
- Restor
- Aspimec
- Cardio Aspirin
- Thrombo Aspilets
- Aspirin Bayer
- Farmasal
- Ascardia
Indikasi
Nyeri :
Sakit kepala, nyeri-nyeri ringan lain yang berhubungan dengan adanya inflamasi.
Nyeri ringan sampai sedang setelah operasi, melahirkan, sakit gigi, dismenore.
Demam Penyakit Inflamasi, Rheumatoid arthritis, juvenile arthritis, osteo atrhritis,
SLE, kondisi poli arthritis, psoriatic arthritis/Reiter's syndrome, Demam Rematik
Mencegah terjadinya Tromboemboli TIA & AIS, Menurunkan risiko Transient Ischemic
Attacks & menurunkan risiko stroke yang lebih parah dari Acute Ischemic Stroke,
CAD & MI, Pencegahan Sekunder Coronary Artery Disease & Myocardial Infarction,
Emboli yang berhubungan dengan Atrial Fibrilation & atau Mitral Valve Disease,
Trombosis pada Arteri lain, Trombosis Mikrosirkular, Prostthetic Heart Valves,
Trombosis Vena, Kondisi trombosis lain, Perikarditis, Kawasaki Disease, Komplikasi
pada kehamilan (menurunkan faktor resiko preeklamsia, dll), Pencegahan kanker
colorectal, Penggunaan lain.
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
Nyeri & Demam :
Dewasa : 650mg-1,3g setiap 8 jam, tidak lebih dari 3,9g/hari.
Swa-medikasi :
Migrain/sakit kepala ringan sampai berat : 500mg/hari. Hentikan jika telinga
berdenging atau tidak mendengar, atau alergi
Penyakit Inflamasi :
Dosis awal : 2,4-3,6g/hari dalam dosis terbagi dapat ditingkatkan 325mg-1,2g/hari.
Dosis pemeliharaan : 3,6-5,4g/hari.
Gejala Juvenile Arthritis :
Dosis awal :
Anak-anak dengan BB <>
Anak-anak dengan BB > 25kg : 2,4-3,6g/hari dalam dosis terbagi
Dosis pemeliharaan : 80-100mg/kg BB/hari dapat ditingkatkan hingga 130mg/kg
BB/hari disesuaikan dengan respon Pasien, toleransi & konsentrasi salisilat dalam
serum.
Demam Rematik :
Dosis awal :
Dewasa : 4,9-7,8g/hari
Anak-anak : 90-130mg/kg BB/hari setiap 4-6 jam (dalam dosis terbagi) selama 1-2
minggu. Kemudian dosis diturunkan menjadi 60 - 70mg/kg BB/hari
Penyesuaian dosis tergantung pada respon, toleransi & konsentrasi salisilat dalam
serum.
Transient Ischemic Attacks & Acute Ischemic Stroke :
Untuk mengurangi resiko berulangnya TIA, stroke, kematian : 50 - 325mg/hari
AIS : 160-325mg/hari dimulai dalam waktu 48 jam setelah stroke terjadi, dilanjutkan
hingga 2-4 minggu. Pencegahan AIS sekunder adalah dengan dosis rendah.
CAD & MI :
Pencegahan : 160-325mg/hari, dimulai paling lama 24 jam setelah MI terjadi
kemudian diteruskan selama 30 hari paling sedikit
Angina stabil kronis :
Dosis : 75-325mg/hari segera setelah didiagnosa (kecuali ada kontraindikasi aspirin)
Perikarditis :
Dosis 160-325mg/hari kadang-kadang lebih
Batu ginjal Kalsium Oksalat : 200-300mg/hari
Farmakologi
Aspirin bekerja dengan mengasetilasi enzim prostaglandin H2 endoperoxide
synthase (PGHS) & menghambat kerja enzim COX secara permanen. COX-1
umumnya ada di semua sel termasuk platelet. Aspirin relatif selektif menghambat
COX-1 & sedikit COX-2. PGH2 dala platelet & endotel vaskular memproduksi
tromboxan A2 (bertanggung jawab dalam agregasi platelet dan vasokonstriksi) &
prostacyclin (bertanggung jawab dalam menghambat agregasi platelet &
vasodilatasi) sehingga dosis sangat bervariasi.
Efek pada darah : Menghambat fase kedua agregasi platelet & mencegah pelepasan
adenosin diphosphate (ADP) dari platelet & faktor 4 platelet.
Antitrombotik : Menghambat sintesa prostaglandin di vena. Aspirin dosis rendah
dapat mencegah trombosis dengan cara menghambat secara selektif sintesa PGHS
& tromboxan A2.
Stabilitas Penyimpanan
Stabil pada udara kering. Lembab, panas & perubahan pH dapat menghidrolisis
Aspirin. Asprin stabil pada pH rendah (2-3). Simpan pada suhu 2-15C & jauhkan
dari jangkauan anak-anak.
Kontraindikasi
Efek Samping
Gangguan saluran cerna : dispepsia, heartburn, mual, muntah, diare, konstipasi,
anoreksia dll.
Gangguan sistem saraf : sakit kepala, pusing,
Gangguan pendengaran & penglihatan : tinitus, penurunan pendengaran, gangguan
penglihatan sakit kuning, kenaikan SGOT & SGPT.
Lain-lain : retensi cairan, gagal jantung kongestif, tekanan darah meningkat,
hipotensi, aritmia, reaksi hipersenstivitas, mulut kering
Interaksi
- Dengan Obat Lain :
Antikoagulan & antitrombotik : Meningkatkan efek samping perdarahan saluran
cerna.
Aspirin : Meningkatkan efek samping & menurunkan efek kardioprotektif dari
aspirin.
Litium : Meningkatkan konsentrasi litium dalam plasma & serum dan dapat
menurunkan klirens
- Dengan Makanan : Pengaruh
- Terhadap Kehamilan : Tidak direkomendasikan selama kehamilan
- Terhadap Ibu Menyusui : Tidak direkomendasikan untuk ibu menyusui
- Terhadap Anak-anak : Tidak direkomendasikan pada pemakaian swamedikasi
untuk anak-anak <>
- Terhadap Hasil Laboratorium : Parameter Monitoring
Fungsi hati & ginjal
Bentuk Sediaan
Tablet, Suspensi
Peringatan
Hati-hati pada pasien usia lanjut, gangguan ginjal, gangguan jantung atau
gangguan hati, gangguan saluran cerna
Kasus Temuan Dalam Keadaan Khusus
Reaksi anafilaktik karena overdosis dilaporkan ~ 60% pd orang dewasa
asimtomatik, 30-40% simtom ringan sampai sedang & <3%>
Informasi Pasien
Jika terjadi ruam kulit, ulser saluran cerna, perdarahan, gangguan penglihatan,
peningkatan berat badan, udem, feses hitam, atau sakit kepala yang persisten,
hubungi dokter
Mekanisme Aksi
Menghambat sintesis prostaglandin dgn menghambat COX-1 & COX-2
Monitoring Penggunaan Obat
Na Diklofenak
Deskripsi
- Nama & Struktur C14H10Cl2N2O2
:
Kimia
- Sifat Fisikokimia : Warna kekuningan, serbuk kristal, sedikit higroskopis
- Keterangan
:Golongan/Kelas Terapi Analgesik Non Narkotik Nama Dagang
- Alflam
- Atranac
- Berifen SR
- Cataflam
- Cataflam D
- Catanac
- Deflamat
- Dicloflam
- Diclomec
- Diclomec Gel
- Exaflam
- Fenaren
- Fenavel
- Flamenac
- Kadiflam
- Kaditic
- Kalium Diklofenak
- Klotaren
- Laflanac
- Matsunaflam
- Megatic
- Merflam
- Nadifen
- Neuorofenac
- Nichoflam
- Nilaren
- Potazen
- Prostanac
- Provoltar
- Reclofen
- Renadinac
- Renvol
- Scanaflam
- Scanteran
- Tirmaclo
- Valto
- Volmatik
- Voltadex
- Voltadex SR
- Voltaren
- Voren
- X-flam
- Xepathritis
- Zegren
- Adiflam
Indikasi
Nyeri paska bedah, nyeri & radang pada penyakit artritis & gangguan otot kerangka
lainnya, nyeri pada gout akut dan dismenorea.
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
Artritis :
Peringatan
Hati-hati pada pasien usia lanjut, gangguan ginjal, gangguan jantung atau
gangguan hati, penyakit gangguan pencernaan, penggunaan bersamaan
kortikosteroid, kondisi yg berhubungan dgn retensi cairan (hipertensi, gagal
jantung)
Kasus Temuan Dalam Keadaan Khusus
Informasi Pasien
Jika terjadi ruam kulit, ulser saluran cerna, perdarahan, gangguan penglihatan,
peningkatan berat badan, udem, eses hitam, atau sakit kepala yang persisten,
hubungi dokter. Jika ada gangguan pencernaan, gunakan obat sesudah makan.
Gejala & tanda hepatotoksis,
Mekanisme Aksi
Menghambat sintesis prostaglandin dgn menghambat COX-1 & COX-2
Monitoring Penggunaan Obat
Parasetamol
Deskripsi
- Nama & Struktur
4'Hydroxyacetanilide
:
Kimia
- Sifat Fisikokimia : Warna putih, serbuk kristal, agak pahit
- Keterangan
:Golongan/Kelas Terapi Analgesik Non Narkotik Nama Dagang
- Analpim
- Calapol
- Erphamol
- Farmadol
- Mirasik
- Nalgesik
- Omegrip
- Ottopan
- Paracetol
- Paradyn
- Propyretic
- Pyrexin
- Samconal
- Sanmol
- Termagon
- Tropigesic
- Varsemol
- Xepamol
- Alphamol
Indikasi
Nyeri ringan sampai sedang dan demam
Citamol
Fasidol
Nasamol
Pacetik
Procet
Pyrexin
Sumagesic
Turpan
Xepamol
Cymacold
Hufagesic
Novagesic
Panadol
Progesic
Pyridol
Tempra
Uni Cetamol
Zetamol
Oral :
Anak utk tiap 4-6 jam (maksimum 5 dosis per 24 jam) :
<>
4-11 bln (5-8 kg) 80 mg,
12-23 bln (8-11 kg)120 mg,
2-3 thn (11-16 kg)160
Farmakologi
Memiliki aktifitas sebagai analgetik dan antipiretik
Stabilitas Penyimpanan
Sediaan harus disimpan pada suhu 15-30 C. Sediaan bentuk larutan atau suspensi
tidak boleh dibekukan
Kontraindikasi
Hipersensitivitas
Efek Samping
Efek samping dalam dosis terapi jarang; kecuali ruam kulit, kelainan darah,
pankreatitis akut pernah dilaporkan setelah penggunaan jangka panjang
Interaksi
- Dengan Obat Lain :
Alkohol, antikonvulsan, isoniazid : Meningkatkan resiko hepatotoksis,
Antikoagulan oral : Dapat meningkatkan efek warfarin,
Fenotiazin : Kemungkinan terjadi hipotermia parah
- Dengan Makanan : Pengaruh
- Terhadap Kehamilan : Kategori B : Aman jika digunakan dalam dosis terapi
selama kehamilan
- Terhadap Ibu Menyusui : Diekskresikan dalam air susu ibu dalam konsentrasi
rendah
Arsip Blog
2010 (8)
o
April (7)
Fisioterapi Dada
koreksi hipoksia
mempertahankan sirkulasi spontan pada kondisi tekanan darah (TD) yang adekuat
membantu optimalisasi fungsi jantung
menghilangkan nyeri
koreksi asidosis
mengatasi gagal jantung kongestif
I.
II.
oksigen
meningkatkan TD : epinefrin/adrenalin, vasopresin, dopamin
meningkatkan denyut jantung/nadi (HR : Heart Rate) : atropin
menurunkan/mengatasi aritmia ventrikel : amiodaron, lidokain/lignokain,
prokainamid, magnesium sulfat
menurunkan/mengatasi aritmia supraventrikel : adenosin, diltiazem, amiodaron
obat-obat untuk IMA : morfin, nitrogliserin, aspirin, fibrinolitik
Lain-lain
Indikasi
Epinefrin/adrenali
n
Amiodaron
Sediaa
n
Dosis dewasa
dan cara
pemberian
Perhatian
Henti jantung :
Ampul IV/IO : 1 mg
1 ml = 1 diberikan/diulang
fibrilasi ventrikel (VF),
setiap 3 5 menit
takikardi ventrikel tanpa mg
Endotrakeal : 2
denyut nadi
2,5 mg (2 2,5
(pulselessVT), asistol,
kali dosis IV/IO),
PEA (Pulseless Electrical
dilarutkan dalam
Activity)
10 ml PZ/NS
bradikardia
Infus kontinyu :
simtomatis
1 mg dilarutkan
hipotensi berat
dalam 500 ml NS
anafilaksis, reaksi
atau D5%,
alergi berat : kombinasi
kecepatan inisial
bersama sejumlah besar
1 g/menit
cairan, kortikosteroid,
dititrasi sampai
antihistamin
mencapai efek
peningkata
n tekanan darah
dan frekuensi
nadi dapat
menyebabkan
iskemia
miokard,
angina, dan
peningkatan
kebutuhan
oksigen
miokard
dosis besar
tidak
meningkatkan
perbaikan
kesudahan
(outcome)
status
neurologis,
bahkan bisa
menyebabkan
disfungsi
miokard postresusitasi
waktu
paruh sangat
panjang
(sampai 40
hari)
interaksi
obat yang
kompleks dan
multipel
hipotensi
(pada
pemberian
berulang)
henti
jantung : 300
mg (dalam 20
ml 30 ml
D5%) IV/IO
bolus,
diikutiSATU
KALI150 mg
IV bolus
dalam 3
sampai 5
menit
aritmia
ventrikel :150
mg IV dalam
10 menit (15
mg/menit)
Maintenance :
1 mg/menit IV
dalam 6 jam,
kemudian
0,5 mg/menit
IV dalam 18 jam
Lidokain
multipel
multifokal
bigemini
salvo/run
R on T
VT stabil dengan
ventrikel kiri yang baik
dosis
maksimal : 2,2
g/hari
Henti jantung
karena
VF/VT :dosis
inisial 1 1,5
mg/kg IV/IO
bolus
VF refrakter :
0,5 0,75 mg/kg
IV bolus, diulang
tiap 5 10 menit;
maksimal 3 kali
pemberian (3
mg/kg)
Endotrakeal : 2
4 mg/kg
Hati-hati
pada penderita :
syok
kardiogenik
dekompensa
si kordis
usia > 70
tahun
penyakit
liver
Stop
pemberian jika
ada efek
samping :
somnolen
gatal-gatal
konvulsi
bicara
kabur/tak jelas
Atropin
bradikardia
simtomatis
blok AV node selagi
menunggu
pemasanganpacemaker
Ampul Asistol/PEA : 1
1 ml = mg IV/IO bolus,
0,25 mg diulang tiap 3 5
menit; maksimal
3 kali pemberian
memperbur
uk iskemia
miokard
menyebabk
an bradikardia
(3 mg)
Bradikardia : 0,
5 mg IV/IO tiap 3
5 menit;
maksimal 3 mg
Endotrakeal : 2
3 mg dilarutkan
dalam 10 ml NS
Dibutuhkandosi
s yang sangat
besar untuk
intoksikasi
organofosfat
paradoksal
pada dosis <
0,5 mg
tidak
berguna untuk
blok AV node
derajat 2 tipe II
dan derajat 3
Indikasi
obat pilihan
kedua untuk
bradikardia
simtomatis
(setelah atropin)
hipotensi
(TDS 70 100
mmHg)
Sediaan
Perhatian
Dobutamin
Dipertimban Ampul
10 ml =
gkan untuk
250 mg
kasuspump
problems(gagal
jantung kongestif,
sembab
paru/congestive
Laju pemberian
yang lazim 2 20 g/kg
per menit, titrasi
sehingga HR tidak
sampai meningkat 10 %
daribaseline
Untuk penggunaan
Turunkan bertahap
(tapering)
Janganmencampur/melar
utkan dengan natrium
bikarbonat, lakukan
pengenceran dengan D5%, D5
1/2 NS, D10 0,18 NS; RL
Diberikan dengansyringe
pump atauinfusion pump,
harusselalu drip, bukan IV
bolus
Bisa menyebabkan
takiaritmia, vasokonstriksi
yang eksesif
pulmonum)
dengan TDS 70
100
mmHg dantidak
ada tanda-tanda
syok
Noradrenalin
Syok
Ampul
4 ml = 4
kardiogenik
berat dan secara mg
hemodinamik :
hipotensi
signifikan (TDS
< 70 mmHg)
dengan resistensi
perifer
keseluruhan
rendah
yang optimal,
disarankan memonitor
hemodinamik
respon untuk pasien
usia tua menurun
signifikan
Cegah pemberian
pada TDS < 100 mmHg
dan ada tanda-tanda
syok
Menyebabkan
takiaritmia
Tidak
bolehmencampur
dengan natrium
bikarbonat
Diberikanhanya m
elalui jalur IV
Campurkan 4 mg
atau 8 mg noradrenalin
ke dalam 250 ml D5%,
D5NS (bukan
NS), janganmemasuka
n pada jalur yang sama
dengan larutan alkalis
Dibutuhkan dosis
yang lebih besar untuk
meningkatkan perfusi
yang adekuat pada
kasus drug-induced
hypotension
Meningkatkanoxyg
en demand miocard, TD
dan HR
Bisa menginduksi
aritimia. Hati-hati
penggunaan pada pasien
iskemia akut;
monitor cardiac output
Ekstravasasi obat
menimbulkan nekrosis
jaringan, jika terjadi :
campur phentolamin 5
10 mg ke dalam 10 15
ml NS, infiltrasikan ke
area ekstravasasi
LAIN-LAIN
Obat
Furosemid
Indikasi
Morfin
Sediaan
Chest
Ampul
paindengan Acut 1 ml =
10 mg
e Coronary
Syndrome (ACS)
yang tak respon
dengan nitrat
Edema paru
akut kardiogenik
(bila TD adekuat)
Dosis inisial : 2 4
mg IV dalam 1 5
menit, setiap 5 sampai
30 menit
Dosis ulangan : 2
8 mg pada interval 5
sampai 15 menit
Masukkan pelanpelan dan titrasi sampai
tercapai efek
Bisa menyebabkan
depresi napas
Menyebabkan
hipotensi (pada pasien
dengan deplesi volume
cairan)
Gunakan dengan
hati-hati/perhatian
penuh pada kasus infark
ventrikel kanan
Antidotum :
nalokson (0,4 2 mg
Perhatian
Dehidrasi
Hipovolemia
Hipotensi
Hipokalemia atau
gangguan keseimbangan
elektrolit lainnya
IV)
Nitrogliserin
Digoksin
Aminofilin
About these ads