Você está na página 1de 1

ANTE MORTEM DAN POST MORTEM

Dilakukan embatasan area dengan menggunakan garis batas polisi sehingga area TKP tidak
terganggu dan dapat dilakukan labelling pada korban dan dokumen misalnya dengan
menggunakan nomor. (fase scene of incident)
Ante mortem adalah data-data fisik khas korban sebelum meninggal misalnya dari akaian
atau aksesoris yang terakhir kali di gunakan, barang bawaan, tanda lahir, tato, bekas lukka,
cacat tubuh, foto iri, berat badan, tinggi badan, serta sempel DNA. Data ini biasanya di dapat
dari keluarga, ataupun dari instansi dimana korban pernah berhubungan selama hidup,
misalnya keluarga memberikan data fisik korban yang meliputi umur, warna kulit, ciri fisik,
seperti sidik jari, tanda lahir atau susunan gigi berdasarkan data dari dokter gigi jika yang
bersangkutan pernah melakukakan pemeriksaan gigi . semua data ini akan di bandingkan
dengan data pos mortem.
Data pos mortem adalah data data fisik yang di peroleh melalui personal identifikasi setelah
korban meninggal misalnya sidik jari, golongan darah, konstruksi gigi, dan foto diri korban
pada saat di temukan lengkap dengan barang-barang yang melekat di tubuhnya dan
sekitarnya termasuk isi kantong. Selain foto diri ada juga foto rontgen ini untuk mengetahui
apakah ada ciri khusus misalnya berupa pen penyambung tulang . ciri fisik yang spesifik
akan sangat membantu identifikasi korban.
Kemudian data data dari ante dan post mortem di cocokan, apabila data yang dibandingkan
ternyata tidak cocok maka identifikasi dianggap negatif dan data post mortem jenazah tetap
disimpan sampai di temukan data ante mortem yang sesuai, sebaliknya bila data yang
dibandingkan cocok maka identifikasi dikatakan positif ( reconcilliation) selanjutnya jenazah
deserahkan pada pihak keluarga untuk segera dimakamkan.( returning to the family)

Você também pode gostar