Você está na página 1de 19

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM
STUDI PENGARUH PHOTOPERIODE TERHADAP TINGKAT
KONSUMSI JUVENIL ABALON (H.ASININA) DI HATCHERY

BIDANG KEGIATAN :
PKM-PENELITIAN

Diusulkan oleh :

ANDI LELA PANCA WARDANI M.


KARIMATUL FAJRIAH
LA ODE ARHUM

I1A3 11 008
I1A3 12 009
I1A3 12 041

2011
2012
2012

UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2012

ii

DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN JUDUL....................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................
DAFTAR ISI ................................................................................................
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................
A. LATAR BELAKANG MASALAH .......................................................
B. PERUMUSAN MASALAH ..................................................................
C. TUJUAN ................................................................................................
D. LUARAN YANG DIHARAPKAN .......................................................
E. KEGUNAAN .........................................................................................
F. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................
G. METODE PELAKSANAAN ................................................................
1) WAKTU DAN TEMPAT ................................................................
2) ALAT DAN BAHAN ......................................................................
3) PROSEDUR .....................................................................................
4) VARIABEL YANG DI AMATI......................................................
5) RANCANGAN PERCOBAAN .......................................................
6) ANALISIS DATA ...........................................................................
H. JADWAL KEGIATAN ..........................................................................
I. RANCANGAN BIAYA ........................................................................
1. ALAT YANG DIBUTUHKAN .......................................................
2. BAHAN YANG DIBUTUHKAN ...................................................
3. AKOMODASI .................................................................................
4. ATK .................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

i
ii
iii
iv
1
2
2
2
3
3
5
5
5
6
7
9
9
9
10
10
10
10
10

iii

DAFTAR GAMBAR
Gambar
Teks
Halaman
1. Morfologi haliotis asinina ............................................................
4
2. Bahan yang digunakan dalam penelitian ......................................
6

iv

STUDI PENGARUH PHOTOPERIODE TERHADAP TINGKAT


KONSUMSI PAKAN PADA JUVENIL ABALON (H. ASININA) DI
HATCHERY
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Abalon Haliotis asinina adalah salah satu jenis gastropoda/siput,
bentuknya mirip telinga sehingga biasa disebut donkey ear. Abalon Haliotis
asinina Linnaeus, merupakan jenis abalon tropis yang tersebar di perairan
berkarang sepanjang pesisir Asia Tenggara (Jarayabhand et al., 1998). China
merupakan penghasil abalon (jenis Haliotis supertexta) terbesar di dunia dari
usaha budidaya dengan total produksi sekitar 3.500 tons per tahun. Sejak tahun
1960-an telah terjadi penurunan pasokan abalon ke pasar dunia, dan sampai saat
ini pasokan abalon ke pasar dunia belum bisa mencukupi permintaan yang terus
meningkat. Oleh karena itu, peluang untuk mengembangkan usaha budidaya
abalon masih sangat besar. Selain itu, secara umum disampaikan bahwa abalon
hasil budidaya mempunyai nilai jual terbaik (tertinggi) di pasar dunia.
Abalon merupakan organisme herbivora yang mempunyai sifat nokturnal
(Sales, 2004). Abalon secara umum bersifat herbivor dan memakan berbagai
macam makroalga tetapi mereka menampakkan perbedaan pilihan jika diberikan
suatu pilihan (Umar, 2000). Organisme nokturnal adalah organisme yang
melakukan aktifitas di malam hari sedangkan organisme yang beraktifitas pada
kondisi terang atau siang hari disebut organisme diurnal. Nokturnalisasi (perilaku
nokturnal) yang dilakukan hewan mempunyai tujuan sebagai adaptasi untuk
menghindari dan meningkatkan predasi atau proses mangsa memangsa.
Aktifitas abalon seperti pergerakan dan pemanfaatan pakan lebih banyak
terjadi pada suasana gelap khususnya pada malam hari. Berdasarkan penelitian
sebelumnya oleh Sekarwatiningsih (2004) dan Farida (2006) mengenai kondisi
gelap terang atau biasa dikenal dengan istilah photoperiode menerangkan dengan
sangat jelas bahwa photoperiode sangat mempengaruhi tingkat kematangan gonad
pada abalon jenis H. asinina. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk
melihat apakah abalon aktif pada malam hari atau pada kondisi gelap dan juga
dapat melihat pengaruh photoperiode yang berbeda terhadap konsumsi pakan
harian dalam menunjang pertumbuhan, sintasan bahkan mempercepat
pertumbuhan abalon. Pada penelitian ini kombinasi tiga fotoperiode (0:24, 12:12
dan 24:00 jam terang : gelap) digunakan untuk menentukan efek dari faktor
tersebut terhadap fisiologi abalon (konsumsi, rasio konversi pakan, sintasan) yang
dipelihara pada kondisi terkontrol. Kunci sukses yang utama untuk hatchery
abalon adalah untuk menghasilkan benih yang baik. Photoperiode dipercaya
merupakan salah satu faktor mempengaruhi tingkat sintasan dan pertumbuhan
abalon muda menjadi abalon dewasa.
Oleh karena itu, tujuan utama penelitian studi ini adalah untuk mengetahui
pengaruh photoperiode terhadap tingkat konsumsi pakan abalon muda H. asinina
yang dipelihara dalam hatchery.

B. PERUMUSAN MASALAH
Photoperiode merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat
pertumbuhan dan kebiasan makan abalon, sehingga dibutuhkan adanya suatu
pengkajian lebih lanjut untuk melihat sejauh mana pengaruh dari photoperiode
tersebut terhadap konsumsi pakan harian dan kebiasaan makan abalon dalam skala
Hatchery dengan harapan untuk memperoleh pertumbuhan maksimal juvenil
abalon dan dapat meningkatkan produksi abalon muda. Sebagaimana telah
dijelaskan sebelumnya, pakan merupakan salah satu faktor yang paling penting
untuk mendukung pertumbuhan juvenil abalon menjadi abalon muda, sehingga
menjadi sangat penting untuk menyediakan pakan yang tepat untuk memperoleh
pertumbuhan maksimal juvenil abalon menjadi abalon muda dan dapat
meningkatkan produksi. Sehubungan dengan hal tersebut, pada penelitian ini akan
dilihat apakah ada pengaruh antara photoperiode dengan tingkat konsumsi pakan
dan kebiasan makan abalon jenis H. asinina.
C. TUJUAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh photoperiode
terhadap tingkat konsumsi pakan pada juvenil abalon (H. asinina)
D. LUARAN YANG DIHARAPKAN
1. Bagi Mahasiswa
Dengan adanya penelitian ini diharapkan mahasiswa dapat termotivasi
untuk melakukan penelitian-penelitian selanjutnya mengenai budidaya perikanan
khususnya abalone. Mahasiswa diharapkan juga dapat berperan sebagai mediator
dalam melakukan sosialisasi tentang budidaya pada masyarakat pesisir.
2. Bagi Universitas
Dengan kecerdasan dan kreativitas yang dimiliki mahasiswa diharapkan
dapat membawa manfaat bagi universitas Haluoleo, dapat mengangkat nama
Universitas Haluoleo dan mensejajarkannya dengan universitas-universitas lain di
Indonesia bahkan universitas internasional.
3. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat melengkapi dan menjadi bahan
informasi bagi pembudidaya abalon terutama di Hatchery. Mengenai pengaruh
photoperiode terhadap tingkat konsumsi juvenil abalon (H. asinina), sehingga
dapat memaksimalkan kegiatan produksi abalon di Hatchery.
E. KEGUNAAN
penelitian ini adalah sebagai bahan informasi mengenai perbandingan
kondisi photoperiode yang baik pada pemeliharaan juvenil abalon (H. asinina)
dan sebagai bahan pembanding bagi penelitian selanjutnya yang berhubungan

dengan penelitian ini. Sehingga berdasarkan dari hasil penelitian ini diharapkan
dapat memberikan informasi mengenai kondisi photoperiode yang terbaik dalam
memaksimalkan tingkat konsumsi yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
sintasan abalon serta mempercepat tingkat kematangan gonad abalon.
F. TINJAUAN PUSTAKA
1) Klasifikasi Abalon (H. asinina)
Abalon H. asinina merupakan organisme laut yang termasuk dalam filum
moluska. Berdasarkan Vought (1989) dalam Mgaya (1995) dalam Wahyu (2010)
klasifikasi abalon H. asinina adalah :
Phylum : Mollusca, Linneaeus 1758
Class : Gastropoda, Cuvier, 1797
Sub Class : Prosobranchia, H.M. Edwards, 1848
Ordo : Archeogastropoda, Thielle, 1929
Super Family : Pleurotomarioidea, Swainson, 1840
Family : Haliotidae, Rafinesque, 1815
Genus : Haliotis Linnaeus, 1758
Species : H. asinina Linnaeus, 1758
2) Morfologi dan Anatomi
Abalon mempunyai bentuk yang hampir menggulung, gulungannya
meluas dengan sangat cepat sehingga cangkangnya lebih kelihatan seperti
mangkuk atau mirip telinga. Cangkang abalon dapat diidentifikasi lebih lanjut
melalui urutan lubang kecil mengikuti tepi bagian sisi kiri cangkang. Cangkang
berwarna khas hijau lurik dan merah hingga kekuningan, warna yang bagus untuk
melindungi diri bagi binatang yang hidup di batu (Shiemack, 2001).
Abalon memiliki cangkang yang berbentuk seperti telinga. Pada bagian
kiri cangkang terdapat rangkaian lubang pernafasan. Pada umumnya, terdapat
tujuh buah lubang yang dapat terlihat, namun hanya 4-5 buah lubang yang tidak
tertutup (Setyono, 2003).
Abalon memiliki kepala yang terletak pada bagian atas di depan badan dan
berbentuk simetris. Kapala terdiri dari mulut dan organ sensori yang menjadi ciri
khas dari organisme lainnya. Pada bagian kepala terdapat sepasang tentakel dan
dua mata pada bagian ujung yang bersatu dengan tentakel tersebut. Kaki dari
abalon merupakan suatu organ yang digunakan untuk merambat yang merupakan
jaringan otot yang terletak pada bagian atas. Kaki berkembang baik yang
membentuk suatu tapak kaki yang membuat organisme dapat bertahan pada
substrat lain. Epipodia terletak pada bagian yang lebih rendah dari kaki yang
membentuk suatu struktur broad-plate.
Untuk mengetahui secara lebih jelas tentang morfologi juvenil abalon jenis
H. asinina dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Morfologi Abalon jenis H. asinina (Sumber : Dokumen Pribadi, 2011)


3) Makanan dan Kebiasaan Makan
Abalon merupakan organisme herbivora yang mempunyai sifat nokturnal
(Sales, 2004). Untuk abalon muda sampai dewasa memakan makroalga. Pada
penelitian yang dilakukan oleh Mardin (2005), telah diuji cobakan penggunaan
beberapa jenis pakan rumput laut yang berbeda pada abalon muda (H. asinina).
Hasilnya makanan berupa rumput laut jenis G. arcuata sangat mendukung
pertumbuhan abalon muda. Komposisi pakan (kandungan nutrisi) yang diberikan
dalam pemeliharaan induk abalon di hatchery sangat mempengaruhi tingkat
kematangan gonad abalon. Sesuai dengan sifatnya rumput laut merupakan
makanan yang disukai abalon. Khususnya di Sulawesi Tenggara, terdapat
berbagai jenis rumput laut yang merupakan pakan alami dari organisme abalon
seperti Gracillaria verrucosa, G.arcuata, Euchema cotonni, Ulva dan beberapa
jenis rumput laut yang lainnya. Dimana setiap jenis rumput laut memiliki
kandungan nutrisi yang berbeda-beda. Hasil Analisa Laboratorium oleh Male
(2010) terhadap Kandungan Proksimat Pakan G. arcuata, memperlihatkan bahwa
kandungan proksimat G. arcuata terdiri dari protein 6,11 %, lemak 0,9650 %,
kabar air 27,3553 %, kadar abu 2,8780 %, dan serat kasar 8,3734 %.
4) Photoperiode
Pencahayaan (photoperiode) memberikan pengaruh terhadap waktu
kematangan gonad dari induk abalon, sehingga sifatnya yang nokturnal sangat
berhubungan dengan waktu untuk melakukan proses pemijahan pada malam hari
(Caunihan et al., 2001).
Photoperiode berfungsi sebagai modulator respon terhadap temperatur.
Temperatur adalah salah satu faktor kunci dalam pembentukan proses fisiologi
semua organisme. Pengaruhnya pada bagian seluler adalah dengan meningkatkan
atau menurunkan aktivitas katalisis dari metabolik dan enzim pencernaan. Hal ini
juga berhubungan secara langsung dengan laju pertumbuhan dan fungsi-fungsi
tubuh lainnya yang berkaitan dengan energi metabolisme (pernapasan, konsumsi
pakan, eksresi, dll) dari invertebrata (Ezquivel et al., 2007).
Laju konsumsi pakan dan pertumbuhan juvenil H. discus hannai (panjang
cangkang 30 mm) meningkat 20% dan 160% ketika dipelihara dalam kondisi
gelap total dibandingkan dalam kondisi terang dan dampak yang sama juga terjadi
pada H. discus dan H. sieboldi. Untuk H. rufescens (panjang cangkang 40 mm)
laju konsumsi pakan dan pertumbuhan meningkat 24% sampai 26% ketika

dipelihara dalam kondisi gelap. Hal yang sama juga ditemukan pada H. iris
(Searcy-Bernal and Gorrostieta-Hurtado, 2007).
Setyono (2005) menyatakan bahwa beberapa penelitian telah menunjukkan
bahwa photoperiode memainkan peranan penting pada regulasi siklus reproduksi
pada beberapa gastropoda. Setyono (2005) menyatakan bahwa suatu signal
photoperiode diterima oleh photoreceptor yang berlokasi di ganglia otak. Signal
tersebut kemudian aktivitas sel-sel neurosecretory dalam ganglia otak untuk
melepaskan hormon yang menstimulasi perkembangan organ reproduksi.
G. METODE PELAKSANAAN
1) Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 44 hari setelah dana cair yang
bertempat di Hatchery Abalon Desa Tapulaga Kecamatan Soropia Kebupaten
Konawe Sulawesi Tenggara.
2) Alat dan Bahan Penelitian
Alat-alat dan bahan yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Alat dan Bahan dalam Penelitian
No. Alat/Bahan
Satuan
Kegunaan
A. Alat
1. Container
L
Wadah pemeliharaan
2. Keranjang
Cm
Wadah penyaring sisa pakan
3. Selang aerasi
Buah
Menyuplai oksigen
4. Blower
Buah
Memompa oksigen
5. pH meter
Mengukur Ph
O
6. Thermometer
c
Mengukur suhu
7. Pipa inci
Inci
Menyuplai oksigen dan air
8. Filter bag
m
Menyaring air laut
9. Spatula plastik
Buah
Alat bantu mengambil abalon
10. Alat tulis menulis
Mencatat pengamatan
11. Kamera digital
Media dokumentasi
12. Timbangan digital
Gram
Menimbang abalone
13. Caliper
Mm
Mengukur abalone
14. Balon lampu 18 watt
watt
Media penerangan
B. Bahan
Abalon betina jenis H. Asinina
Ind
Hewan uji
Makroalga jenis G. Arcuata
Pakan abalone
air laut
L
Media hidup pemeliharaan
3) Prosedur Penelitian
a. Tahap Persiapan
Pada tahap ini akan dilakukan persiapan wadah berupa kointainer
bervolume 15 l, kemudian wadah tersebut dibersihkan dan diatur tata letaknya.
Setiap wadah yang akan digunakan dilakukan pemasangan aerasi dan pengisian

air yang telah disaring. Selain itu juga dilakukan pengadaan hewan uji yakni
juvenil abalon jenis H. asinina serta menyediakan pakan berupa rumput laut jenis
Gracillaria arcuata. Setiap wadah container 15 l berisi 3 individu juvenil abalon
yang diperoleh dari produksi Fasilitas Budidaya Hatchery Abalon. Sebanyak 36
abalon muda kisaran ukuran panjang cangkang 31.238.2 mm dan memiliki ratarata berat awal 5.45 gram/individu atau 16.36 gram per wadah. Abalon diberikan
masa aklimasi selama 1 minggu pada sistem sebelum dimulainya penelitian untuk
mengamati kondisi dan tingkah laku abalon pada masing-masing perlakuan.
A

Gambar 2. Bahan yang digunakan dalam penelitian (a. Haliotis asinina;


b. Rumput laut Gracillaria arcuata
b. Tahap pengukuran panjang berat
Sebanyak 36 ekor abalon diukur panjang cangkangnya menggunakan
kaliper dengan tingkat ketelitian 0.05 mm dan ditimbang beratnya menggunakan
timbangan digital dengan tingkat ketelitian 0.01 g.
c. Tahap Pemeliharaan
Pada tahap pemeliharaan ini air laut di masukkan ke dalam wadah
pemeliharaan yang telah diberi aerasi. Setiap wadah di isi dengan 3 hewan uji,
sedangkan untuk pergantian air dilakukan 2 kali setiap hari dengan mengeluarkan
100 % dari total volume air dalam wadah pemeliharaan sehingga terjadi
pergantian air sebesar 200 % per 24 jam. Hal ini dikarenakan karena pengukuran
pakan dilakukan sebanyak 2 kali setiap hari (pagi dan malam).
d. Tahap Pemberian Pakan
Saat pemberian pakan, perlu diperhatikan kebersihan dan kesegaran pakan.
Hal ini bertujuan untuk menghindari adanya predator-predator yang terbawa dan
menghindari pakan yang hampir/telah mati yang nantinya akan membusuk dan
menimbulkan racun bagi kerang abalon. Pakan rumput laut jenis G. arcuata
diberikan secara ad libitum sebanyak 5 gram setiap waktu pengamatan (12 jam
siang dan 12 jam malam) per wadah disetiap perlakuan dan diganti setiap harinya.
Jadi selama 24 jam pengamatan abalon diberikan pakan G. arcuata sebanyak 10
gram. Itulah jumlah gram pakan yang diberikan selama 44 hari penelitian.

e. Photoperiode
Sumber cahaya yang digunakan pada penelitian ini adalah berasal dari
sinar balon lampu 18 Watt dengan intensitas pencahayaan 300 lux dengan jarak
lampu ke permukaan air 25 cm.
Tabel 2. Sistematika photoperiode berdasarkan masing-masing penelitian.
No Perlakuan
12 jam siang
12 jam malam
1

A (24 Jam Gelap)


B (24 Jam Terang)

C (12 Jam Terang 12 Jam


Gelap)

D (12 Jam Gelap 12 Jam


Terang)

Ket : 12 jam siang (07.00-19.00); 12 jam malam (19.00-07.00)


() lampu menyala/terang; (-) lampu dimatikan/gelap
4) Variabel yang Diamati
a. Konsumsi Pakan Harian
Konsumsi pakan harian tiap abalon dihitung dengan menggunakan rumus
yang direkomendasikan oleh Pereira et al. (2007) sebagai berikut :
FC = F1 F2(g)
dimana :
F1 = Berat pakan awal (g)
F2 = Berat pakan akhir (g)
Perhitungan ini dilakukan untuk masing-masing wadah penelitian.
Perhitungan konsumsi pakan tiap abalon dilakukan dengan menggunakan rumus
berikut :

Setelah nilai tersebut diperoleh, selanjutnya ditentukan rata-rata konsumsi


pakan pada masing-masing wadah penelitian.
b. Laju Pertumbuhan Mutlak
Pertumbuhan mutlak diukur dengan dua cara (Effendy, 1997) yaitu
perhitungan pertumbuhan berdasarkan perubahan cangkang dan perhitungan
pertumbuhan berdasarkan perubahan berat tubuh dengan menggunakan rumus :
a. Pertumbuhan mutlak berdasarkan perubahan panjang cangkang yaitu :
Li = Lt Lo
dimana :
Li = pertumbuhan mutlak panjang rata-rata interval (mm)
Lt = panjang rata-rata pada waktu-t (mm)
Lo= panjang rata-rata pada awal penelitian (mm)
b. Pertumbuhan mutlak berdasarkan perubahan bobot tubuh yaitu :
Wi = Wt Wo

dimana :
Wi = Pertumbuhan mutlak bobot tubuh rata-rata interval (g).
Wt = Bobot tubuh rata-rata pada waktu-t (g)
Wo = Berat tubuh rata-rata pada awal penelitian (g)
c. Sintasan
Sintasan abalon menurut Effendy (1997)
menggunakan rumus :

dapat dihitung dengan

dimana :
SR = Sintasan (%)
Nt = Jumlah individu pada akhir penelitian
No = Jumlah individu pada awal penelitian
d. Kualitas Air
Parameter kualitas air yang diamati dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Parameter kualitas air
Parameter
Waktu Pengamatan
Alat/Metode
Suhu
Tiap hari
Thermometer
Salinitas
Awal dan akhir penelitian
Hand Refraktometer
pH
Awal dan akhir penelitian
pH meter
5) Rancangan Percobaan
Penelitian ini merupakan percobaan dengan rancangan dasar Rancangan
Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan photoperiode. Photoperiode terdiri dari
empat taraf yaitu 24 jam gelap, 24 jam terang, 12 jam terang : 12 jam gelap dan 12
jam gelap : 12 jam terang, dengan masing-masing perlakuan dilakukan
pengulangan sebanyak tiga kali sehingga terdapat 12 unit percobaan.
Metode statistik RAL menurut Gasperz (1991) sebagai berikut :
Yijk = + i + ij ; i = 1,2,3
j = 1,2
dimana :
Yijk
= Konsumsi pakan harian dan waktu kematangan gonad dari abalon ke-j
yang dipengaruhi oleh photoperiode ke-i

= Nilai tengah populasi rata-rata yang sesungguhnya


i
= Pengaruh aditif dan taraf photoperiode ke-i
ij
= Pengaruh galat percobaan dari abalon ke-j yang dipengaruhi oleh
photoperiode ke-i.
Perlakuan dalam penelitian ini dapat dilihat dibawah ini :
1. 4 taraf perlakuan dengan sistem photoperiode yang berbeda, yaitu :
a) 24 jam gelap
b) 24 jam terang
c) 12 jam terang 12 jam gelap
d) 12 jam gelap 12 jam terang
2. 3 kali ulangan, dengan 12 unit percobaan

6) Analisis Data
Untuk mengetahui pengaruh photoperiode terhadap konsumsi pakan harian
abalon muda jenis H. asinina dilakukan analisis sidik ragam (ANOVA) dan bila
terdapat perbedaan antara perlakuan maka dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata
Terkecil (BNT) pada taraf kepercayaan 95%.
H. JADWAL KEGIATAN
Jadwal kegiatan dalam penelitian dapat dilihat pada tabel 4 berikut
Tabel 4. Jadwal kegiatan penelitian
No. Jenis kegiatan
Bulan keI
II
1.
Tahap persiapan
Survey lapangan
Perizinan
2.
Tahap Pelaksanaan
3.
Evaluasi
4.
Penyusunan laporan
Laporan kemajuan
Laporan akhir

III

I. RANCANGAN BIAYA
1. Alat yang dibutuhkan
Tabel 5. Alat-alat yang dibutuhkan dalam penelitian
No.
Alat
Jumlah
Satuan harga (Rp) Total (Rp)
1
Container
12 buah
35.000
420.000
2
Keranjang
12 buah
30.000
360.000
3
Selang aerasi
24 buah
10.000
240.000
4
Blower
2 buah
200.000
400.000
5
pH meter
1 buah
25.000
25.000
6
Thermometer
12 buah
25.000
300.000
7
Pipa inci
4 buah
20.000
80.000
8
Filter bag
12 buah
15.000
180.000
9
Spatula plastic
5 buah
10.000
50.000
10 Timbangan digital
1 buah
150.000
150.000
11 Kamera digital
1 buah
2.200.000
2.200.000
12 Caliper
1 buah
70.000
70.000
13 Balon lampu
12 buah
25.000
300.000
Jumlah
7.115.000

10

2. Bahan yang dibutuhkan


Tabel 6. Bahan-bahan yang dibutuhkan dalam penelitian
No.
Bahan
jumlah
Satuan harga (Rp) Total (Rp)
1
Abalon H.asinina
36 individu
10.000
360.000
2
Makroalga G.arcuata
30 kg
5.000
150.000
jumlah
510.000
3. Akomodasi
Tabel 7. Akomodasi dalam penelitian
No.
Perihal
jumlah
1
Transportasi
44 hari
2
Konsumsi
44 hari
3
Sewa hatchery
44 hari
4
Listrik
44 hari
Jumlah

Satuan harga (Rp)


20.000
15.000
11.363
10.000

Total (Rp)
880.000
660.000
500.000
308.000
2.348.000

4. ATK
Tabel 8. ATK yang dibutuhkan dalam penelitian
No.
ATK
Jumlah
Satuan Harga (Rp)
1
Kertas Kwarto
3 rim
35,000.00
2
Papan nama
1 buah
50,000.00
3
Spanduk
1 buah
100,000.00
3
Tinta Printer
2 buah
30,000.00
4
Foto Copy dan Jilid
1 paket
300,000.00
5
Buku panduan belajar
1 buah
100,000.00
6
Buku tulis
10 buah
5.000
7
Pulpen/ spidol
1 dos
50,000.00
Jumlah

Total (Rp)
105.000
50.000
100.000
60.000
300.000
500.000
50.000
50.000
1.215.000

Total biaya : 1 + 2 + 3 + 4 = Rp. 7.115.000 + Rp. 510.000 + Rp. 2.348.000 +


Rp. 1.215.000 = Rp. 11.188.000

11

DAFTAR PUSTAKA

Caunihan, R.T., D.C. Mc Namara., D.C. Souter., E.J. Jebreen., N.P. Preston.,
C.R. Johnson., and B.M. Degnan. 2001. Pattern, synchrony and
predictablity of spawning of the tropical abalons (Haliotis asinina) from
Heron Reff. Australia. Marine Ecology Progress Series. 213 : 193202.
Effendy I.J. 1997. A report on biology and culture of abalon. Institute of
Aquaculture. College of Fisheries. University of Philippines in the
Visayas. Miag-ao, Iloilo. Philippines. 45pp.
Esquivel, Z. G., S. M. Magalln, and M. A. Gonzlez-Gmez. 2007. Effect of
temperature and photoperiod on the growth, feed consumption, and
biochemical content of juvenile green abalone, Haliotis fulgens, fed on a
balanced diet. Aquaculture 262 : 129141.
Farida, S, 2006. Pengaruh Photoperiode dan Jenis Rumput Laut yang Berbeda
terhadap Waktu Tingkat Kematangan Gonad Induk Abalon (Haliotis
asinina) Betina di Hatchery. Skripsi. Program Studi Budidaya Perairan.
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Haluoleo Kendari. 39
hal.
Jarayabhand P., Upatham U., Sawatpeera S., Kruatrachue M., Chitramvong Y. P.,
Singhagraiwan, Pumthong T. 1998. Food utilization by Haliotis asinina
Linnaeus. Department of Marine Science. Bangkok, Thailand. 771-776pp.
Leighton, P. 2008. Abalone hatchery manual. BIM Aquaculture Explained. No.
25 November 2008. 79 pp.
Litaay, M dan De Silva, S.S. 2002. Spawning Season, Fecundity and Proximate
Composition of The Gonads of Wild-Caught Blacklip Abalon (Haliotis
rubra) from Port Fairy Waters South Eastern Australia. Aquat. Living
Resour. 16 (2003) 353361.
Male, Idul. 2010. Pengaruh Kombinasi Makroalga Terhadap Pertumbuhan Dan
Sintasan Juvenil Abalon Haliotis asinina Di Karamba Jaring Apung.
Budidaya Perairan. Skripsi. Skripsi Fakultas Perikanan Dan Ilmu
Kelautan. Universitas Haluoleo. Kendari. 54 hal.
Mardin, 2005. Penggunaan Jenis Pakan Rumput Laut yang Berbeda Terhadap
Laju Pertumbuhan dan Sintasan Abalon Muda (Haliotis asinina) di
Hatchery. Perbandingan Tingkat Konsumsi Pakan Yang Berbeda (G.
verrucossa dan G. arcuata) Untuk Juvenil, Induk, Dan Abalon Dewasa.
Jurusan Perikanan. Skripsi. Skripsi Fakultas Perikanan Dan Ilmu
Kelautan. Universitas Haluoleo. Kendari. 51 hal.
Pereira, L., T. Riquelme and H. Hosokawa. 2007. Effect of Three Photoperiod
Regimes on The Growth and Mortality of The Japanese Abalon Haliotis
Discus Hannai Ino. Journal of Shellsh Research. 26 : 763767.
Sales, J., 2004. Abalon. departement of animal and avian sciences. University of
Maryland Collage Park 20742, MD, USA. jsales@umd.edu. Aqua feed :
Formuation and beyond. Volume 1 Issue 3. 4pp

12

Searcy-Bernal, R. and E. Gorrostieta-Hurtado. 2007. Effect of darkness and


water flow rate on survival, grazing and growth rates of abalone Haliotis
rufescens postlarvae. Journal of Shellsh Research. 26 : 789794.
Sekarwatiningsih, S. 2004. Studi Tentang Hubungan Photoperiod Terhadap
Kematangan Gonad Induk Abalon (Haliotis asinina) Di Hatchery.
Skripsi. Jurusan Perikanan. Fakultas Pertanian. Universitas Haluoleo.
Kendari.
Setyono, D.E.D. 2003. Reproductive biology and seed production techniques for
tropical abalon (Haliotis asinina L.) in eastern Indonesia. Otago
University, New Zealand. PhD thesis, 274 p.
Shiemack, 2001. A report on biologi and culture abalon. Institute of Aquaculture
1997. http://www.jul.default.asp. 5pp.
Umar, S.B.A., 2000. Food and growth in haliotis (review). Jurnal Perikanan
UGM (GMU J. Sci.) II (1): 01-12 ISSN: 0853-6384.

13

LAMPIRAN
1) Daftar Riwayat Hidup Ketua dan Anggota Pelaksana
a.Ketua Pelaksana Kegiatan
Nama lengkap
: Andi Lela Panca Wardani M.
Tempat/Tanggal lahir
: Kendari, 6 Mei 1992
Jenis kelamin
: Perempuan
Pekerjaan
: Mahasiswi
NIM
: I1A3 11 008
Alamat
: Jl. R.soeprapto No. 218 H Kendari
Sulawesi Tenggara kode pos
E-mail
: Andilelapancawardani@yahoo.com
Asal sekolah
: SMA Negeri 1Wundulako
b. Anggota Pelaksana
1. Nama lengkap
Tempat/Tanggal lahir
Jenis kelamin
Pekerjaan
NIM
Alamat

: La Ode Arhum
: Banggai, 2 Mei 1993
: Laki-Laki
: Mahasiswa
: I1A3 11 041
: Jl.HEA mokodompit Lrg Berlian kode pos
93232
: Arhum_LaOde@yahoo.com
: SMK Negeri 1 Raha
: Karimatul Fajriah
: Makassar, 25 Juli 1993
: perempuuan
: Mahasiswi
: I1A311026
:Kompleks Perumahan Dosen Blok Q8
Kendari Sulawesi Tenggara Kode Pos93232
: Karimaayu@ymail.com
: SMA Ummul Mukminin Makassar

E-mail
Asal sekolah
2. Nama lengkap
Tempat/Tanggal lahir
Jenis kelamin
Pekerjaan
NIM
Alamat
E-mail
Asal sekolah
2) Biodata Dosen Pendamping
Nama
Tempat Tanggal Lahir
NIP/NIDN
Pekerjaan
Jabatan
Jenis Kelamin
Pekerjaan
Bidang Keahlian
No Tlpn
E-mail

: Kadir Sabilu, S.Pi, M.Si


: Sumpuo, 28 Agustus 1978
: 19780828 200604 1 002/0028087806
: Dosen Tetap Program Studi Budidaya Perairan
: Ketua Program Studi Budidaya Perairan
: Laki-laki
: Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Haluoleo, Kendari Sulawesi Tenggara
: Ilmu Akuakultur
: 085241572429
: alyafadilah@yahoo.co.id

14

Pendidikan :
Tahun
1996 - 2002

2008 - 2010

No

Tempat
Universitas Haluoleo
Institut Pertanian
Bogor

Gelar
Program Studi
S.Pi
Budidaya Perairan
(BDP)
M.Si
Ilmu Akuakultur

Kegiatan Pekerjaan :
Tahun
Kegiatan/Penelitian
2002 2004
Pegawai Kontrak Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Provinsi Sulawesi Tenggara (TKS)
2004-2006
Dosen Kontrak pada Laboratorium Dasar Universitas
Haluoleo
2006-sekarang Dosen Tetap pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Haluoleo
Kegiatan Penelitian :
No
Tahun Kegiatan/Penelitian
1
2011
Aplikasi Pemberian Pakan Pellet Pada
Budidaya Ikan Kerapu
2
2011
Analisis Kandungan Logam Berat Nikel Pada
Thallus Kappaphycus alvarezii yang di
Budidayakan Perairan Barasangga
3
2012
Analisis Kandungan Logam Berat Nikel Pada
Ikan Bandeng yang di Budidayakan Di Sekitar
Kawasan Tambang Nikel Kab Kolaka
Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat :
Tahun
Jenis/Nama Kegiatan
2010
Penyuluhan dan Pelatihan Pembuatan Souvenir
Berbahan Dasar Limbah Kerang
2010
Penyuluhan Perlindungan Terumbu Karang
2010

Analisis Kelayakan Pelabuhan Perikanan Minaminanga Kabupaten Buton Utara

Kegiatan Pelatihan :
Tahun
Jenis Pelatihan (Dalam/Luar Negeri)
2011
Pelatihan Dosen Kewirausahaan (Dikti)
2011
2011

Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah Nasional (Dikti)


Pelatihan Pembelajaran Aktif dan Pemanfaatan IT

Status
Anggota
Anggota

Anggota

Tempat
Sampuabalo,
Kab. Buton
Sampuabalo,
Kab. Buton
Kab. Buton
Utara

Penyelenggara
Universitas
Haluoleo
Manado
Kendari

15

Você também pode gostar