Você está na página 1de 7

ANALISA BIAYA PROYEK KONSTRUKSI DITINJAU DARI

UPAH DAN HARGA BAHAN


Isnarno
Abstrak
Estimasi biaya merupakan unsur penting dalam pengehlaan biaya proyek secara keseluruhan,
Estimasi biaya adalah proses perhitungan volume pekerjaan dan harga satuan dari beberapa jenis
pekerjaan, Harga satuan pekerjaan terdiri dari analisa tenaga kerja dan analisa bahan yang akan
terjadi pada suatu kontruksi. Sesuai tidaknya suatu estimasi biaya dengan biaya sebenarnya, sangat
tergantung dari kepandaian dan keputusan yang diambil oleh si penaksir atau si estimator
berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya.
Kajian ini bertujuan menganalisa harga satuan pekerjaan, sehingga diperoleh ketepatan pada
saat menghitung biaya Untuk memperoleh ketepatan pada saat menghitung biaya proyek diperlukan
beberapa ketentuan: estimator Hants mempunyai kualifikasi yang baik; dalam menentukan upah
tenaga berdasarkan pada indek biaya hidup dan tingkat kehidupan; serta memperhitungkan halhalyang mempengaruhi harga satuan upah; koejisien tenaga kerja dan koefisien bahan pada suatu
jenis pekerjaan dihitung sesuai dengan spesifikasi pekerjaan.
Kata kunci: estimasi, upah, tenaga,bahan
1. PENDAHULUAN
Estimasi biaya merupakan unsur penting
dalam pengelolaan biaya proyek secara
keseluruhan. Bagi pemilik, jumlah perkiraan
biaya akan menjadi salah satu patokan untuk
menentukan kelayakan investasi. Bagi
kontraktor, keuntungan fmansial yang akan
diperoleh tergantung kepada seberapa jauh
kecakapan membuat perkiraan biaya proyek.
Bila penawaran harga yang diajukan di dalam
proses lelang terlalu tinggi, kemungkinan
besar kontraktor yang bersangkutan akan
mengalami kekalahan. Sebaliknya bila
memenangkan lelang dengan harga terlalu
rendah akan menimbulkan berbagai masalah
pada waktu pelaksanaan. Estimasi biaya
proyek bila dilakukan dengan teliti, dapat
dijadikan dasar bagi pengendalian manajemen.
Secara ideal, perkiraan itu haruslah didasarkan
atas spesifikasi proyek yang dirumuskan
dengan baik.
Tingkat ketelitian dalam perkiraan itu
akan menentukan unsur risiko yang akan
diambil pada waktu mengambil keputusan
tentang harga, disamping itu juga akan
menentukan efektifitas anggaran biaya.
Estimasi biaya adalah proses perhitungan
volume pekerjaan dan harga satuan dari
beberapa jenis pekerjaan. Harga satuan
pekerjaan terdiri dari analisa tenaga kerja dan

analisa bahan yang akan terjadi pada suatu


konstruksi. Sesuai tidaknya suatu estimasi
biaya dengan biaya sebenamya, sangat
tergantung dari kepandaian dan keputusan
yang diambil oleh si penaksir atau si estimator
berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya.
Berdasarkan
uraian
yang
telah
dikemukakan di atas, timbul permasalahan
bagaimana estimator menganalisa harga satuan
pekerjaan, sehingga diperoleh ketepatan pada
saat menghitung biaya ?
2. KUALIFIKASI ESTIMATOR
a. Mempunyai pengetahuan / pengalaman
yang cukup mengenai detail dari cara
pelaksanaan pekerjaan.
b. Pengalaman dalam bidang konstruksi.
c. Mempunyai sumber-sumber informasi
untuk mengetahui harga bahan dan
dimana dapat diperoleh, jam kerja buruh
yang diperlukan, jenis peralatan yang
diperlukan, overhead dan segala macam
biaya tambahan.
d. Pengambilan kesimpulan yang tepat
mengenai
harga
untuk
berbagai
daerah/lokasi yang berlainan, dan jenis
pekerjaan serta buruh/tenaga yang
berlainan pula.
e. Memilih metode pelaksanaan yang tepat.

41

f.

Mampu menghitung secara teliti, berhatihati dan dapat menaksir / mcngestimatesi


biaya mendekati biaya sebenarnya.
g. Mampu
menghimpun,
memisahmisahkan dan memilih data yang
berbubungan dengan pekerjaan.
h. Mampu membayangkan segala langkah
untuk setiap jenis pekerjaan. Suatu petunjuk yang baik akan banya mem-bantu
seseorang menjadi estimator yang baik,
petunjuk-petunjuk tersebut antara lain:
- Petunjuk memakai metode mana
yang terbaik untuk digunakan.
- Petunjuk
bagaimana
harus
menghitung
yang
benar-benar
diperlukan.
- Petunjuk
lain
yang harus
dimasukkan/diperhatikan
ke
dalam taksiran/estimasi
harga /
biaya, dan peringatan-peringatan
akan
kesalahan-kesalahan yang
mungkin terjadi.
Seorang estimator harus menyimpan
data-data dari biaya proyek yang sudah selesai
dikerjakan sebanyak-banyaknya. Data itu
harus lengkap berisi harga-harga bahan,
keadaan buruh/tenaga setempat, tempat
bekerja, upah-upah, cuaca, keterlambatan dan
sebab-sebabnya, biaya-biaya ekstra yang
harus di-keluarkan
berhubungan
dengan
keadaan setempat. Semua data harus
diarsipkan dengan rapi untuk dipakai sebagai
petunjuk dalam membuat estimasi biaya.

3.

DASAR PEMBUATAN ESTIMASI


BIAYA

Estimasi biaya dibuat dan disusun dengan


secermat-cermatnya berdasarkan:
a. Harga yang ditetapkan dan diterbitkan secara berkala oleh instansi
resmi, dan atau yang berlaku di lokasi
pekerjaan yang akan dilaksanakan,
dan atau yang berlaku di lokasi
pekerjaan yang berdekatan dengan
lokasi
pekerjaan
yang
akan
dilaksanakan.
b. Kondisi Fisik Lingkungan/Lapangan
antara lain: kemungkinan penggunaan
alat-alat
besar/berat;
fasilitas
mobilisasi; keharusan menggunakan
cara
manual
karena
kendala

lingkungan; tersedianya tenaga kerja;


tersedianya bahan/material dasar.
c. Dokumen
Pekerjaan (umumnya
berupa dokumen tender). Spesifikasi
umum, spesifikasi teknik, volume
pekerjaan, gambar rencana, lampiranlampiran, dan rincian sesuai yang
termaktub dalam lelang berserta
Addendumnya (bila ada) yang
diterbitkan kemudian.
d. Bila estimasi biaya overhead dan
keuntungan
dipisahkan
dalam
pembuatan estimasi biaya, maka
perhitungan analisa harga satuan tidak
memperhitungkan kontingensi.
e. Hal-hal lain yang dianggap perlu.
4. URUTAN PROSES
ESTIMASI BUYA

PEMBUATAN

Menurut Ervianto,W.(2002), tahap-tahap


yang harus dilakukan untuk
menyusun
anggaran biaya adalah:
a. Pengumpulan data tentang jenis, harga
serta kemampuan pasar menyediakan
bahan/material konstruksi secara
kontinu.
b. Pengumpulan data tentang upah pekerja
yang berlaku di daerah lokasi proyek
dan atau upah pada umumnya jika
pekerja didatangkan dan luar daerah
lokasi proyek.
c. Perhitungan analisis bahan dan upah
dengan menggunakan analisis yang
diyakini baik oleh si pembuat
anggaran.
d. Perhitungan harga satuan pekerjaan
dengan memanfaatkan hasil analisa
bahan dan upah.
e. Perincian harga jenis pekerjaan dengan
mengalikan harga satuan pekerjaan
dengan kuantitas pekerjaan
f. Rekapitulasi
biaya
pekerjaan
(Summary),
5. ANALISA TENAGA KERJA
5.l. Penetapan Jenis Pekerja
Umumnya pada pelaksanaan setiap jenis
pekerjaan diatur/dipimpin oleh 1 (satu) atau
lebih mandor atau pelaksana, dan dibantu oleh
beberapa orang pekerja biasa/buruh. Adanya
tukang/pekerja
terlatih
dan
lain-lain,

42

tergantung pada jenis pekerjaan dan


cara/metode pelaksanaannya, antaea lain:
a. Pelaksanaan
dengan manual Jenis
pekerjaan yang dilaksanakan secara
manual adalah pekerjaan yang seluruhnya
atau
sebagian besar mengandalkan
pada tenaga orang. Jenis pekerja dalam
Analisa BOW ( Burgelijke Openbare
Werken) masih dapat digunakan, selama
jenis pekerjaan tersebut masih sesuai
dengan apa yang dipersyaratkan dalam
spesifikasi dan cara pelaksanaannya
dengan manual. Namun masih diperlukan
penyesuaian dalam istilah dan perhitungan
koefisiennya.
Umumnya terdiri dari:
- Mandor (Foreman)
- Pekerja Terlatih (Skilled Labour)
Pekerja Biasa (General Labour)
Jenis pekerja seperti tukang batu, tukang
kayu, tukang besi, tukang cat dan tukang
ahli
lainnya
dikelompokkan sebagai
pekerja terlatih.
b. Pelaksanaan dengan semi mekanis
Jenis pekerjaan yang dilaksanakan secara
semi mekanis adalah pekerjaan yang
sebagian besar mengandalkan pada tenaga
orang dan alat mekanis yang digunakan
hanya mengganti kerja dari pekerja untuk
satu atau beberapa kegiatan pada jenis
pekerjaan tersebut. Misalnya: Pekerjaan
beton.
Terdiri dari beberapa kegiatan, antara ain:
- Memasukkan material ke dalam
Concrete Mixer ->Manual.
- Pencampuran beton di dalam
Concrete Mixer -> Mekanis.
- Pengangkutan campuran beton ke
lokasi pengecoran -> Manual.
- Pemadatan dengan vibrator dan
finishing dll. -> Manual &
Mekanis.
Maka jenis pekerja, umumnya sama
dengan pelaksanaan cara manual,
c. Pelaksanaan dengan mekanis
Jenis pekerjaan yang dilaksanakan
secara mekanis adalah pekerjaan yang
seluruhnya
atau
sebagian
besar
mengandalkan pada peralatan mekanis,
sedangkan tenaga orang hanya untuk
pengoperasian peralatan,
pengaturan
pelaksanaan
dan
sebagai
tenaga
penunjang.

Tenaga orang yang terlibat dalam


pengoperasian dan perbaikan peralatan
seperti Operator, Sopir, Mekanik,
Pembantu Operator, Pembantu Sopir,
Pembantu
Mekanik,
Petugas
Bengkel/Gudang dan lain-lain, sudah
termasuk dalam biaya operasi peralatan.
Maka yang digunakan sebagai Jenis
Pekerja, umumnya adalah sebagai berikut:
- Mandor
(Foremen)
- Pekerja Bi&sa(General Labour)
- Pekerja Terlatih (Skilled Labour)
dapat digunakan, bila benar-benar
diperlukan dalam pekerjaan tersebut.
5.2.

Satuan Nilai Upah = A

Upah kerja hanya dihitung dengan satu


standar ukuran, yaitu hari orang standar atau
standard man-day (h.o atau m.d). Umumnya
dikenal dengan satuan hari-orang (h.o).
Untuk tenaga-tenaga yang bekerja dengan
mempergunakaii/menghadapi
mesin-mesin
yang bekerja, umumnya tidak menggunakan
satuan hari orang melainkan satuan jam orang
(j.o) atau man-hour (m.h). Upah 1 hari
kerja ( 8 jam kerja termasuk istirahat 1 jam )
ini hakekatnya tergantung
upah pasaran
tenaga kerja setempat.
Ada 2 macam pengaruh utama yang
bersifat umum yang mempengaruhi harga
pasaran tenaga kerja ialah:
a. Indek biaya hidup
Indek biaya hidup sehari-hari sangat
dipengaruhi oleh indek harga bahan
pokok. Satu hari kerja untuk pekerja
dihitung senilai harga 4 a 6 kg atau sekitar
5 kg beras (kualitas sedang), sedangkaa
satu jam kerja (yang dimaksud adalah jam
efektif) dihitung minimum senilai harga 1
% kg beras.
b. Tingkat kehidupan
Tingkat kehidupan atau kemakmuran ini
biasanya diukur berdasarkan pendapatan
rata-rata perkapita tiap tahun ialah
pendapatan kotor nasional atau Gross
National Product ( G.N.P) tiap tahun
dibagi jumlah penduduk. Saat ini
pemerintah telah menentukan upah
minimal kabupaten/kota sebagai dasar
standar upah tenaga kerja setempat yang
nilainya tiap daerah berlainan.

43

5.3. Macam-macam Tenaga Kerja = B


Untuk upah dasar diperguuakan upah
pekerja trampil sebagai indeks. Bila upah kerja
trampil sama dengan 1,00 (1 oh atau 1 jam),
maka upah tenaga-tenaga lainnya adalah

seperti digambarkan dalam Tabel 1.


Hal-hal yang mempengaruhi Harga Satuan
Upah:
1. Pengaruh Lamanya Bekerja = C
Makin lama jangka waktu pelaksanaan
makin kecil risiko menganggur, sehingga
tuntutan terhadap biaya risiko semakin
kecil. Adapun standart upah untuk pekerja
trampil sama dengan sekitar 5 kg beras =
100% dihitung untuk pekeija yang jangka
waktu pelaksanaan sekitar 1/2 tahun. Jadi
standar upah berlaku untuk pekeija
bulanan. Pengaruh jangka waktu kerja
terhadap upah, dapat diperhitungkan
seperti Tabel 2.

2. Pengaruh Lokasi Pekerjaan = D


Lokasi pekeijaan sangat berpengaruh
terhadap upah. Pekerja-pekerja yang
bekerja di kota seluruh biaya hidup setiap
ban termasuk rumah dan pakaian hainpir

100% tergantung dari upah kerja tiap


harinya. Sedangkan pekerja-pekerja di
pinggiran kota umumnya mempunyai
tempat tinggal sendiri dan di samping itu
standar hidup lebih rendah daripada di
dalam kota sehingga mereka cukup

dengan upah yang lebih rendah. Untuk


pekerja-pekerja yang hidup jauh di luar
kota atau di pelosok-pelosok umumnya
mereka mempunyai tempat tinggal dan
sebidang sawah / ladang tau setidaktidaknya dapat menggerjakan sawah /
lading kepunyaan orang lain. Pada saat
pekerjaan di sawah / ladang sedang luang /
berkurang mereka memanfaatkan waktu
luang tersebut untuk mencari tambahan
penghasilan dengan bekeija sebagai buruh
/ pekerja di tempat pembangunan atau
lainnya. Pada musim kemarau upah tenaga
kerja mencapai yang termurah sebaliknya
di waktu musim menggarap sawah /
ladang mereka kembali turun bekeija di
sawah / ladang sebagai pekerjaan
pokoknya. Pada saat ini sulit untuk

mencari tenaga kerja sehingga nilai upah


menjadi naik. Jenis pekerja semacam ini
di sebut pekerja musiman. Pengaruh
lokasi
terhadap
upah,
dapat
diperhitungkan seperti Tabel 3.

44

3. Pengaruh adanya persaingan tenaga


kerja = E
Bila di suatu tempat ada
pembangunan relatif besar sehingga
tenaga kerja di daerah tersebut tidak
mencukupi maka akan terjadi persaingan
tenaga kerja. Persaingan tenaga kerja ini
menjadi
besar
bila
tempat
tersebut
letaknya angat terpencil sehingga sukar untuk
mendatangkan tenaga. Akibatnya adanya
persaingan tenaga ini upah kerja akan naik dan

Dalam suatu pronyek pembangunan


kadang-kadang sangat di butuhkan tenaga
terlatih yang mempunyai keahlian khusus,
misalnya : tukang las konstruksi besi,
tukang listrik dan sebagainya, yang
dipekerjakan untuk jamgka waktu tertentu.
Tenaga khusus ini sukar di can karena
umumnya sudah menggerjakan suatu
ikatan kerja pada suatu pekerjaan. Bila
suatu pronyek membutuhkan tenaga ini*
maka dapat meminjam nya dari

kenaikan ini sukar di taksir, tetapi umumnya


tidak lebih dari 200 %. Pengaruh adanya
persaingan tenaga kerja terhadap upah, dapat
diperhitungkan seperti Tabel 4.

perusahaan yang bersangkutan dcngan


membcrikan suatu ganti rugi kepada
penisahaan tersebut, karena dengan
dipinjamnya tenaga ini berarti produksi
perusahaan yang bersangkutan berkurang
dan ini berarti mengurangi keuntungan.
Jika pihak yang meminjam kecuali
membayar untuk si tenaga kerja, masih
perlu membayar ganti rugi kepada
perusahaan yang mempunyai ( mengadakan ikatan kerja ) tenaga tersebut.
Index perhitungan upah tenaga kerja
seperti di atas ( upah + ganti rugi kira-kira
1,50 @ 2,00.
b. Pekerja Pendatang/Mendatangkan dari

4. Pengaruh Kepadatan Penduduk = F


Tingkat kepadatan penduduk di suatu
daerah akan menciptakan persaingan
tenaga kerja yang sifat nya lebih tetap /
stabil dibandingkan dengan persaingan
tenaga yang disebabkan karena timbulnya
banyak
pembangunan-pembangunan.
Pengaruh adanya kepadatan penduduk
terhadap upaya dapat diperhitungkan
seperti Tabel 5.

5.

Pengaruh Tenaga Pinjaman dan Tenaga


dari Luar (Pendatang) = G
a. Tenaga Pinjaman

Daerah Lain
Bila suatu tempat timbul pembangunan ,
sedangkan tenaga kerja di daerah itu tidak
mencukupi maka ada gejala-gejala upah
akan naik. Bila terjadi demikian maka

45

akan menarik tenaga dari dacrah lain yang


upahnya relatif Icbih rendah. Beberapa
jenis tenaga import akan datang /
didatangkan dari dacrah lain adalah
sebagai berikut :
Tenaga
kerja yang datang sendiri
Tenaga kerja yang datang atas
kemauan sendiri atau didatangkan atas
inisiatif pemborong sendiri. Upah
tenaga kerja semacam ini maksimum
saraa dengan standar upah tenaga kerja
setempat
dimana
pembangunan
diadakan.
Tenaga kerja yang didatangkan Tenaga
kerja yang sengaja didatangkan oleh
pronyek/pemborong dengan persetujuan
proyek karena tenaga kerja yang
tersedia tidak mencukupi. Upah tenaga
kerja semacam ini sama dengan standar
upah tempat lokasi proyek ditambah
ongkos angkut pulang pergi dan biaya
penampungan sementara / penginapan.
Pengaruh adanya tenaga pinjaman dan
dari luar terhadap upah, dapat
diperhitungkan seperti Tabel 6.

6. Pengaruh Lain-Lain
Pengaruh-pengaruh lain seperti hal-hal
dibawah ini :
Pengaruh
bekerja
dibawah
tanah,
pengaruh ketinggian, pengaruh lembur
malam,
dan
lainlain.
Perlu
diperhitungkan tersendiri sesuai dengan
perjanjian kerja dan peraturan yang
bcrlaku di daerah yang bersangkutan.
Upah seorang tenaga kerja dalam 1 hari
kerja = A x B x C x D x E x F x G
6.

PERHITUNGAN
TENAGA KERJA

KOEFISIEN

Koefisien tenaga kerja pada suatu jenis


pekerjaan, dihitung dari hasil produksi per ban

kerja efektif atau per-jam kerja cfektif dibagi


dengan jumlah tenaga kerja per-jenis pekerja
baik untuk pekerjaan yang dJdfa&oafaff
d&2ganm&nja) waupw tetoris, Komposisi dan
jumlah tenaga kerja pada suatu jenis
pekerjaan, juga tergantung pada hal-hal
sebagai berikut:
- Cara pelaksanaan (manual atau
mekanis).
- Lokasi pekerjaan.
- Jenis pekerjaan.
Perbandingan antara koefisien mandor dan
pekerja = 1 : 20, sedangkan perbandingan
antara koefisien kepala tukang dan tukang = 1:
10, angka ini menunjukan bahwa J orang
mandor mengawasi 20 orang pekerja dan 1
orang kepala tukang memimpin 10 orang
tukang (Analisa Cipta karya DPU).
8. ANALISA BAHAN
8.1. Penetapan Jenis Bahan
Jenis bahan yang digunakan dalam suatu
jenis pekerjaan, didasarkan pada ketentuan
dalam Spesifikasi teknik. Namun demikian

jenis bahan, juga didasarkan pada status bahan


sebagai berikut:
1. Bahan dasar/alam (seperti batu kali,
pasir, tanah, dan lain-lain).
2. Bahan olahan /produk hasil kegiatan
dari suatu jenis pekerjaan (seperti
Agregat Base, Beton Ready MX, dan
lain-lain).
3. Bahan produksi pabrik yang standar
(seperti semen, aspal, dan lain-lain).
8.2. Penetapan dan Perhitungan Harga
Satuan Bahan
Harga satuan bahan dapat langsung
ditetapkan bila status bahan tersebut adalah
termasuk bahan dasar olahan yang dibeli dari
luar atau bahan produksi yang standar.
Namun perlu diperhitungkan cara
mendapatkannya, seperti: biaya pengangkutan

46

dan biaya bongkar muat Bila status bahan


tersebut adalah bahan olahan yang harus
diproduksi sendiri, maka harga satuan bahan
perlu
dihitung
dulu sebelum ditetapkan
sebagai dasar perhitungan analisa
harga
satuan
pekerjaan. Misalnyabahan agregat
base, agregat kasar dan agregat halus, yang
diproduksi sendiri. Karena bahan-bahan
tersebut adalah hasil produk dari stone crusher
dan bila perlu masih dicampur dcngan bahan
lain yang merupakan bahan dasar seperti pasir
atau tanah.
Maka
perhiXungan harga
satuan tersebut adalah seperti menghitung
jenis pekerjaan yang meliputi adanya unsur
tenaga kerja, bahan dan biaya operasi
peralatan.
8.3. Perhitungan Koefisien Bahan
Koefisien bahan dihitung berdasarkan :
a. Ketentuan dalam Spesifikasi Teknik.
b. Kondisi bahan tersebut (Kondisi lepas
atau padat).
c. Komposisi masing masing bahan
dalam suatu
campuran,
yang
masing-masing
bahan
tersebut
mempunyai nilai/besaran volume
maupun berat isi yang berbeda.
d. Faktor kehilangan bahan, dari proses
sebagai bahan dasar sampai menjadi
produk suatu jenis pekerjaan.
Misal menentukan
koefisien bahan
untuk 1m3 pasangan batu belah dengan
perekat campuran 1 semen : 4 Pasir
Dibutuhkan bahan pokok batu kali 1,2 m3
dengan perekat 0,45 m3 (Tabel 8)
1 m3 semen didapat =1 x 0,760 (tabel 7) =
0,76 m3 semen basah.
4 m3 pasir didapat = 4 x 0,675 (tabel 7) =
2.70 m3 pasir basah
Jumlah
=
3,46 m3 spesi basah
Kebutuhan spesi hanya 0,45 m3, sehingga
koefisien bahan didapat
045 xlm*semen = 0,130m3 ?
3,466
130 x 1,25 = 3,26 sak semen
50
045 x4m3pasir = 0,52/w3 pasir
3,466

9. KESIMPULAN
Untuk
menganalisa
harga
satuan
pekerjaan agar diperoleh ketepatan pada saat

menghitung biaya proyek, diperlukan beberapa


ketentuan:
1. Estimator harus mempunyai kualifikasi
yang baik
2. Dalam menentukan upah tenaga, harus
berdasar pada indek biaya hidup dan
tingkat kehidupan serta memperhitungkan
hal-hal yang mempengaruhi harga satuan
upah yaitu pengaruh lamanya bekerja,
pengaruh lokasi pekerjaan, pengaruh
adanya persaingan tenaga kerja, pengaruh
kepadatan penduduk, pengaruh tenaga
pinjaman
dan
tenaga
dan
luar
(pendatang), dan pengaruh lain-lain.
3. Koefisien tenaga kerja pada suatu jenis
pekerjaan, dihitung dari basil produksi per
hah kerja efektif dengan perbandingan
tenaga kerja sesuai jenis pekerjaan.
4. Koefisien bahan pada suatu jenis pekerjaan
dihitung sesuai dengan spesifikasi pekerj
aan dengan mempertimbangkan sifat
bahan,
komposisi
campuran,
dan
kehilangan volume bahan.
10. DAFTAR PUSTAKA
----------------------- 1973 Standarisasi Analisa
Biaya
Pembangunan
jalan
&
Jembatan, Direktorat Jenderal Bina
Marga Departeman Pekerjaan Umum
dan Tenaga Listrik, Jakarta,
-----------------------, Analisa Harga Satuan
Pekerjaan Jalan dan Jembatan,
Departemen Pekerjaan Umum Pusbinlat
Jasa Konstruksi, Jakarta.
Ervianto
Wulfram I, 2002, Manajemen
Proyek Konstruksi, Andi Yogyakarta
Mukomoko
Jun Achmadi, 1987, Dasar
Penyusunan
Anggaran
Biaya
Bangunan, Gaya Media Pratama,
Jakarta.
Biodata Penulis:
Isnarno. Alumni SI Teknik Sipil
Universitas Sebelas Maret Surakarta (1985).
Pasca Sarjana (S2) Program Magister Teknik
Universitas Atmajaya Yogjakarta (2004).
Dosen program studi Teknik Sipil UTP
Surakarta

47

Você também pode gostar