Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Identitas pasien
Nama
: Ny. I
Umur
: 28 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan
: Cleanning service
Alamat
: Jalan Petamburan 2
Tanggal masuk RS : 9 April 2015
Keluhan utama
Benjolan pada leher kiri semakin
membesar
Kebiasaan
Pasien tidak memiliki kebiasaan
Riwayat operasi
sebelumnya
Riwayat operasi amandel sewaktu
kelas 6 SD
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang
Hb
: 13,7 gr/dL
Ht
: 40,9%
Leukosit :
7920/mm3
Eritrosit : 4,86
juta/uL
Trombosit :
257.000/mm3
GDS : 88 mg/dL
INR
: 1,01
PT : 14,7 detik
PT ctr : 14,8 detik
APTT: 35,2 detik
APTT ctr : 40,4
detik
Pre-operatif
Anamnesis :
Pasien tidak memiliki riwayat alergi obat-obatan
maupun makanan.
Pasien memiliki riwayat penyakit tuberkulosis
kelenjar limfe di leher.
Pasien tidak memiliki penyakit penyerta seperti
asma, DM, hipertensi, jantung, dan penyakit
ginjal.
Pasien tidak menggunakan obat terlarang.
Pasien tidak memiliki kebiasaan olahraga,
merokok, atau minum alkohol.
Pre-operatif
Pemeriksaan fisik :
Airway paten, nafas spontan, tidak ada ronki,
tidak ada wheezing
Malampati 2 (uvula dan palatum molle
terlihat)
Leher ekstensi maksimal
Membuka mulut >2 jari dan tidak ada
kelainan pada lidah
Tidak ada gigi goyang atau gigi palsu pada
gigi atas dan bawah
Tindakan anestesi
Prosedur :
Mempersiapkan mesin anestesi, monitor, dan
ventilator
Persiapkan STATICS
Menyiapkan obat-obatan anestesi umum seperti
fentanil, midazolam untuk premedikasi dan
propofol intravena dan sevofluran inhalasi induksi.
Pasien dipersiapkan diruang operasi dengan tidur
terlentang pada meja operasi
Pasien dipasang manset, oxymeter pulse, EKG
lead, dan kateter urin
Jam : 11.30
TD : 109/60 mmHg
Kesadaran : compos mentis
Sat O2 : 100%
Suhu : 36,50C
Nadi : 73 x/menit
BB : 48 kg
RR : 15 x/menit
Intraopratif
Lama operasi
: 20 menit (11.45
12.05)
Lama anestesi
: 50 menit (11.30
12.20)
Teknik anestesi : anestesi umum
Post operatif
Pasca bedah pasien dibawa ke ruangan PACU dengan nafas spontan
dan kesadaran belum sadar pulih
Aldrete score :
Kesadaran : 2 (pasien bangun dan memberi respon bila dipanggil)
Respirasi : 2 (sanggup diminta bernafas dan batuk)
Sirkulasi : 2 (tekanan darah naik berkisar 20%)
Aktivitas : 2 (anggota gerak dapat bergerak dengan baik dan dapat
diperintah)
Warna kulit : 2 (merah muda, CRT <2 detik)
Tanda-tanda vital :
TD : 90/59 mmHg
RR : 11 x/menit
Nadi : 62 x/menit
SpO2 : 100%
Skala nyeri : 3
Anestesi Umum
Penilaian prabedah
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan laboratorium
Kebugaran untuk anestesia
Klasifikasi ASA
Masukan oral
Premedikasi
Mesin anestesi
Mesin yang aman dan ideal ialah mesin
yang memenuhi persyaratan berikut:
- Dapat menyalurkan gas anestetik dengan
dosis tepat
- Ruang rugi (dead space) minimal
- Mengeluarkan CO2 dengan efisien
- Bertekanan rendah
- Kelembaban terjaga dengan baik
- Penggunaannya sangat mudah dan aman
Sirkuit anestesi
Sirkuit anestesi umum
terdiri dari:
Sungkup muka, sungkup
laring, atau pipa trakea
Katup ekspirasi dengan per
atau pegas (APL, adjustable
pressure limiting valve)
Plastic transparent anti
static, anti tertekuk
(corrugated tube, reservoir
tube)
LMA
Untuk pembedahan yang singkat
KI : abses, obstruksi faring, perut penuh seperti
hamil atau komplians paru rendah seperti
penyakit jalan nafas restriktif.
Induksi anestesi
Untuk persiapan induksi anestesi,
sebaiknya diingat kata STATICS:
S : Scope
T : Tubes
A : Airway
T : Tape
I : Introducer
C : Connector
S : Suction
Induksi anestesi
Induksi anestesi dapat dikerjakan
secara intravena,
intramuscular,
inhalasi atau rectal.
Induksi intravena
Induksi cara ini dikerjakan pada
pasien
yang
kooperatif
dng
kecepatan 30-60 detik.
Propofol IV :
dosis 2-2,5 mg/kgBB, onset 30-45
detik, durasi 4-7 menit.
Ketamin IV :
dosis 1-2 mg/kgBB, onset 50-70 detik
Induksi intramuskular
Ketamin (ketalar)
dapat diberikan
secara IM dengan dosis 5-7 mg/kgBB
dan setelah 3-5 menit pasien tidur.
Induksi inhalasi
Sevofluran
Isofluran
Kecepatan induksi
2-3 menit
2-3 menit
Konsentrasi induksi
6-7%
5%
Konsentrasi
pemerliharaan
2-3%
1-1,5%
Warna
Kuning
Ungu
Induksi rectal
Untuk anak atau bayi menggunakan
thiopental atau midazolam
Tanda-tanda induksi berhasil adalah
hilangnya refleks bulu mata. Jika bulu
mata disentuh, tidak ada gerakan
pada kelopak mata.
Pasca bedah
Pasien
harus
diobservasi
(pernafasan, tekanan darah, dan
nadi) sesudah operasi dan anestesi
selesai sewaktu masih dikamar
bedah dan kamar pulih.
Aldrete score
Activity
Voluntary movement of all limbs
to command -- 2 points
Voluntary movement of 2
extremities to command -- 1 point
Unable to move -- 0 points
Apneic -- 0 points
Respiration
Breath deeply and cough -- 2
points
Dyspnea, hypoventilation -- 1
point
Circulation
BP 20 mm Hg of preanesthesia
level -- 2 points
BP > 20-50 mm Hg of
preanesthesia level -- 1 point
BP > 50 mm Hg of preanesthesia
level -- 0 points
Consciousness
Fully awake -- 2 points
Arousable -- 1 point
Unresponsive -- 0 points
Color
Pink -- 2 points
Pale, blotchy -- 1 point
Cyanotic -- 0 points
Total score must be > 8 at
conclusion of monitoring.
VAS
VAS
VAS
VAS
0
: tidak nyeri
1-3
: nyeri ringan
4-6
: nyeri sedang
7-10
: nyeri berat
Kesimpulan
Anestesi umum stadium anestesi umum meliputi,
analgesia,
amnesia,
hilangnya
kesadaran,
terhambatnya sensorik dan reflex otonom, dan
relaksasi otot rangka. Untuk menimbulkan efek
ini, setiap obat anestesi mempunyai variasi
tersendiri bergantung pada jenis obat, dosis yang
diberikan, dan keadaan secara klinis. Anestetik
yang ideal akan bekerja secara tepat dan baik
serta mengembalikan kesadaran dengan cepat
segera sesudah pemberian dihentikan.