Você está na página 1de 10

PROYEK ANATOMI DAN FISIOLOGI HEWAN

MODUL 1: PENGENALAN MIKROSKOP, BAHASA ANATOMI, DAN ANATOMI


HEWAN IMVERTEBRATA
Rabu, 2 September 2015

MODUL 1A: PENGENALAN MIKROSKOP


1.1 Tujuan
Untuk mempelajari penggunaan mikroskop cahaya dan mikroskop bedah.
1.2 Pendahuluan
Penemuan mikroskop merupakan suatu titik awal berkembangnya biologi. Mikroskop
memungkinkan penemuan yang menunjukkan bahwa seluruh organisme hidup dibangun oleh
sel dan adanya penemuan berbagai tipe sel yang membangun suatu organisme multiseluler.
Dengan menggunakan mikroskop, kita dapat memperbesar suatu specimen sampai
perbesaran yang cukup besar, seperti misalnya dengan mikroskop cahaya, suatu spesimen
dapat diamati dengan perbesaran 1500x. Saat ini perkembangan fisika di bidang optik dan
gelombang elektromagnetik semakin pesat, sehingga hal ini memungkinkan pula
perkembangan mikroskop yang semakin baik. Perkembangan mikroskop ini ditunjang pula
dengan perkembangan berbagai metode yang memanfaatkan reaksi-reaksi kimiawi di dalam
sel. Hal ini memungkinkan para ahli untuk mengamati komponen sel dan proses-proses yang
terjadi di dalam sel. Terdapat berbagai mikroskop yang sudah dikembangkan mulai dari yang
paling sederhana sampai mikroskop yang kompleks, misalnya mikroskop cahaya, mikroskop
stereo, mikroskop fase kontras, mikroskop epifluoresens, mikroskop electron.
1. Mikroskop cahaya
Mikroskop cahaya menggunakan cahaya matahari atau cahaya dari lampu sebagai
sumber cahaya (Gambar 1). Cahaya dari lampu/matahari difokuskan oleh lensa
kondenser dan akan diterima oleh lensa objektif, okuler. Di antara kondensor dengan
lensa objektif terdapat meja preparat tempat peletakan spesimen yang akan diamati.
Akibatnya lensa objektif akan membentuk suatu bayangan dari spesimen tersebut.
Bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif diterima dan diperbesar oleh lensa okuler
sehingga akan terbentuk bayangan yang dapat kita lihat.

Gambar 1. Mikroskop cahaya dan bagian-bagiannya.


Seperti ditunjukkan oleh gambar di atas, mikroskop cahaya terdiri atas:
No
.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

Komponen

Fungsi

Lensa okuler
Lensa objektif (2)
Makrometer (pengatur
fokus kasar)
Mikrometer (pengatur
fokus halus)
Meja Preparat
Penjepit Preparat
Diafragma/kondensor

Untuk mengamati objek pengamatan


Untuk memperbesar bayangan
Untuk mengatur jarak lensa dengan meja preparat agar
diperoleh bayangan yang jelas
Untuk mengatur fokus bayangan agar diperoleh
gambar yang tajam
Tempat meletakkan kaca preparat
Untuk menahan agar kaca preparat tidak bergeser
Untuk mengatur agar cahaya terpusat pada objek yang
akan diamati
Untuk menampilkan bayangan
Untuk mengatur lensa perbesaran yang akan digunakan
Menghubungkan lensa okuler dan objektif

Sumber Cahaya
Revolver Lensa
Tabung/badan
mikroskop
Lengan mikroskop

Untuk mengangkat/memindahkan mikroskop

Pengamatan suatu materi biologis dengan menggunakan mikroskop cahaya


dioptimalisasi dengan menggunakan zat-zat pewarna yang dapat bereaksi dengan
molekul-molekul biologis yang terdapat di dalam sel atau suatu jaringan. Kualitas lensa
suatu mikroskop menentukan hasil pengamatan dari suatu objek, hal ini disebabkan
karena adanya perbedaan resolusi yang dihasilkan (atau kemampuan suatu mikroskop
untuk mengamati 2 titik bersebelahan pada bidang pengamatan sebagai titik yang
berbeda).
2. Stereomikroskop (Mikroskop Bedah)
Stereomikroskop (mikroskop bedah) memiliki bagian yang hampir sama dengan
mikroskop cahaya biasa, akan tetapi tidak memiliki kondensor dan diafragma (Gambar
5). Mikroskop ini memiliki lensa objektif, lensa okuler, meja preparat, makrometer, dan
dengan sumber cahaya adalah sinar lampu. Terdapat dua sumber cahaya, yaitu lampu di
bawah spesimen dan di atas spesimen. Perbesaran mikroskop ini antara 4 x sampai 10 x.
Dengan menggunakan mikroskop ini, spesimen yang diamati merupakan spesimen yang
cukup besar. Prinsip kerja mikroskop bedah ini sama dengan mikroskop cahaya biasa.

Gambar 5. Mikroskop bedah dan bagian-bagiannya


Bagian-bagian yang ada pada mikroskop bedah tidak jauh berbeda dari mikroskop bedah,
yaitu:

No
.

Kompone
n

Fungsi

1.

Eyepiece

2.

Diopter

3.

Objective lens

4.

Focus knob

5.

Lighting

6.

Penjepit preparat

7.

Papan preparat

Bagian yang digunakan untuk melihat bayangan


perbesaran objek
Mengatur perbedaan fokus antara mata kanan dan kiri
sehingga terbentuk bayangan perbesaran yang jelas
lensa yang memperbesar bayangan objek yang
terbentuk
Untuk menggerakkan lensa naik dan turun untuk
memperoleh gambar yang tajam
Sumber cahaya untuk menerangi objek. Beberapa
mikroskop memiliki sumber cahaya atas dan bawah,
sedangkan beberapa hanya memiliki salah satu saja.
Untuk menjepit objek pengamatan agar tidak bergeser
dari tempatnya selama pengamatan
Tempat meletakkan objek yang akan diamati

1.3 Metode kerja


1.3.1 Mikroskop cahaya
Cara menggunakan mikroskop cahaya:
1. Nyalakan lampu mikroskop dan gunakan perbesaran lensa objektif terkecil dulu.
2. Letakkan preparat di atas meja objek dan mulai mengamati preparat dengan
menggunakan perbesaran lensa objektif terkecil dahulu. Turunkan lensa objektif
sampai ke dekat permukaan preparat tersebut.
3. Naikkan lensa objektif pelan-pelan dengan menggerakkan makrometer, sambil anda
mengamati preparat melalui lensa okuler. Jika anda sudah dapat melihat bayangan
preparat anda, fokuskan bayangan tersebut dengan menggunakan mikrometer.
4. Bukalah diafragma sampai pembukaan besar, kemudian tutup pelan-pelan sambil
anda mengamati preparat dari lensa okuler. Bagaimana efeknya terhadap pengamatan
preparatanda?
Pada umumnya anda memerlukan pembukaan diafragma seminimal mungkin apabila
anda menggunakan perbesaran lensa objektif yang kecil. Pembukaan diafragma
semaksimal mungkin diperlukan apabila anda menggunakan perbesaran lensa objektif
terbesar (100x) dan menggunakan minyak imersi untuk pengamatan preparat anda.
Akan tetapi, tipe spesimen juga mempengaruhi berapa besar intensitas cahaya yang
diperlukan, sehingga diperoleh hasil pengamatan yang paling baik.
Buka kembali diafragma sampai pembukaan besar, kemudian perkecil pelan-pelan
sampai anda menemukan bayangan yang paling kontras dari objek anda.
1.3.2 Mikroskop Bedah (Stereomikroskop)
Cara menggunakan mikroskop bedah:

1. Sambungkan mikroskop bedah ke sumber tegangan


2. Nyalakan sumber cahaya. Jika objek berupa preparat tipis, gunakan cahaya dari bawah
preparat. Jika objek berupa benda padat (cahaya tidak dapat menembusnya), gunakan
cahaya dari atas preparat.
3. Letakkan objek pengamatan di atas papan preparat dan jika diperlukan, gunakan
penjepit untuk menahan objek agar tidak bergeser
4. Atur posisi lensa okuler agar mata dapat mengamati melalui mikroskop dengan nyaman
tanpa harus tegang memfokuskan mata pada bayangan
Sambil melihat melalui lensa, gunakan focus knob untuk mempertajam gambar hingga
objek terlihat fokus. Jika tidak terlihat apapun, geser objek hingga tampak dalam lingkaran
terang.
Hal-hal yang harus diperhatikan, jika anda bekerja dengan mikroskop:
1. Bawalah mikroskop dengan dua tangan. Satu tangan memegang mikroskop dan satu tangan
menahan mikroskop dari bagian bawah.
2. Mikroskop harus dipertahankan kering. Jika ada tetesan air, anda harus segera
menghapusnya.
3. Jika lensa harus dibersikahkan, bersihkan lensa dengan kertas lensa, jangan menggunakan
kertas tissue biasa atau lap, karena lensa akan tergores.
4. Jika anda selesai menggunakan mikroskop, anda harus mengambil semua preparat dan
mengembalikan perbesaran lensa objektif ke perbesaran terendah.
MODUL 1B: BAHASA ANATOMI
1.1 Tujuan
1. Menentukan nama-nama bagian tubuh manusia pada bagian permukaan (superficial
anatomy)
2. Menentukan posisi anatomi dan bidang pembelahan pada hewan bipedal dan quaripedal
3. Menentukan tipe rongga-rongga tubuh
1.2 Teori Dasar

1.2.1

Anatomi Permukaan (Superficial Anatomy)

1.2.2

Arah Posisi Anatomi dan Bidang Pembelahan


Arah posisi anatomi digunakan untuk membandingkan posisi suatu organ dengan
organ yang lain. Posisi anatomi umumnya dibagi menjadi dua arah yang saling
berlawanan satu dengan yang lain. Posisi anatomi bersifat relatif, artinya posisi suatu
organ harus dibadingkan dengan organ lain untuk penentuan posisi, misalnya mata
terletak lebih superior dibanding mulut. Berbagai macam posisi anatomi yang sering
digunakan adalah sebagai berikut:

Posisi organ-organ tubuh juga dapat dilihat dari segi bidang pembelahan. Bidang
pembelahan (sectional planes) adalah bidang yang membagi tubuh yang berbeda posisi
anatominya menjadi dua bagian yang terpisah.

1.2.3

Tipe-tipe Rongga Tubuh


Organ-organ tubuh terletak di lingkupi dalam suatu rongga tubuh. Rongga tubuh
ini berfungsi sebagai pekindung, penyokong (support) dan pemisah organ. Pada bagian
cranial, terdapat rongga cranial (cranial cavities) yang berisi organ otak yang dilindungi
oleh tiga lapisan meninges (durameter, arachnoid, piameter), cairan serebrospinal dan
tulang tengkorak. Pembagian rongga tubuh jelas terlihat pada bagian anterior tubuh.
Terdapat dua bagian utama rongga tubuh yaitu rongga dada (thoracic cavities) dan rongga
abdominopelvis (abdominopelvic cavities) yang dipisahkan oleh diafragma. Organ-organ
yang dilingkupi rongga disebut organ visceral. Rongga rongga tubuh dilapisi oleh dua
lapis membran serosa (serous membrane) yang dipisahkan oleh suatu cairan. Membran
yang terletak lebih di dalam (deep) yang melingkupi organ disebut lapisan visceral dan
yang terletak di luar disebut lapisan parietal. Rongga dada dibagi menjadi 3 subrongga,
yaitu rongga pleural kanan, mediastinum dan rongga pleural kiri. Rongga pleura
merupakan rongga pelindung paru-paru, lapisan pelindungnya disebut pleura.
Mediastinum adalah jaringan ikat yang memisahkan antar rongga pleural. Di dalam

mediastinum terdapat rongga pericardial yang berisi jantung, lapisan pelindungnya


disebut pericardium.
Pada rongga abdominopelvis dilingkupi oleh rongga peritoneal yang memiliki
lapisan pelindung peritoneum,Rongga peritoneal terbagi menjadi dua subrongga yaitu
rongga abdominal dan rongga pelvis. Rongga abdominal melingkupi lambung, liver,
pancreas, usus halus dan sebgaian besar usus besar. Rongga pelvis melingkupi kandung
kemih, usus besar bagian distal dan organ reproduktif.

MODUL 1C: ANATOMI HEWAN INVERTEBRATA


1.1 Tujuan
Mengetahui dan menentukan morfologi, lokasi dan nama-nama organ penyusun pada hewan
invertebrata yang mewakili kelompok Arthropoda (jangkrik), Crustacea (udang), Oligochaeta
(cacing), dan Cephalopoda (cumi).
1.2 Alat dan Bahan
1. Scalpel
2. Gunting Bedah
3. Jarum Pentul
4. Pinset
5. Jarum jara
6. Baki dan papan styrofoam
1.3 Teori Dasar
Anatomi merupakan ilmu yang mempelajari struktur suatu organ. Selain struktur,
parameter penting lainnya adalah lokasi, asosiasi dengan organ lain serta fungsi organ itu
sendiri, Pada praktikum kali ini akan digunakan berbagai macam hewan invertebrata untuk
melihat morfologi, struktur anatomi, lokasi serta fungsi organ-organ tertentu.
1.4 Cara Kerja
1.4.1 Prosedur Pembedahan Jangkrik
1. Amati anatomi eksternal jangkrik
2. Tempatkan jangkrik dengan bagian dorsal menghadap ke atas
3. Putuskan semua kaki jangkrik dengan memutarnya atau menggunakan gunting
4. Sisipkan gunting bedah pada segmen terkhir abdomen
5. Potong eksoskeleton dari segmen terakhir abdomen hingga kepala sepanjang sisi
dorsal
6. Buka potongan tersebut dan tahan dengan jarum pentul hingga anatomi internal
jangkrik terlihat.
7. Amati anatomi internal jangkrik
1.4.2

Prosedur Pembedahan Udang


1. Amati anatomi eksternal udang
2. Tempatkan udang dengan bagian dorsal menghadap ke atas

3. Sisipkan gunting bedah pada segmen terkhir abdomen


4. Potong eksoskeleton dari segmen terakhir abdomen hingga kepala sepanjang sisi
dorsal
5. Buka potongan tersebut hingga anatomi internal udang terlihat
6. Amati anatomi internal udang
1.4.3

Prosedur Pembedahan Cumi-cumi


1. Amati anatomi eksternal cumi-cumi
2. Tempatkan cumi-cumi di atas papan styrofoam dengan bagian ventral menghadap ke
atas
3. Potong bagian posterior mantel, yang lebih ventral dari sifon, hingga bagian paling
anterior secara lurus.
4. Buka mantel yang telah dipotong dan ditahan menggunakan jarum pentul hingga
anatomi internal cumi-cumi terlihat
6. Amati anatomi internal cumi-cumi

1.4.4

Prosedur Pembedahan Cacing Tanah


1. Amati anatomi eksternal cacing tanah
2. Tempatkan cacing tanah di atas papan styrofoam dengan bagian dorsal menghadap ke
atas
3. Buat potongan kecil pada klitelum, sekitar segemen ke-33
4. Dari potongan kecil tersebut, potong bagian dorsal cacing tanah hingga segmen ke-1
(anterior)
4. Buka potongan tersebut dan ditahan menggunakan jarum pentul hingga anatomi
internal cacing tanah terlihat
6. Amati anatomi internal cacing tanah

Você também pode gostar