Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
I. PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan
Laporan Kerja Praktek ini adalah
mengetahui secara umum prinsip kerja,
dapat menganalisa kerusakan dan
perbaikan
pada
mesin
listrik,
khususnya motor induksi 3 fasa.
1.3 Pembatasan Masalah
Dalam melakukan penyusunan
laporan kerja praktik ini, agar
pembahasan menjadi terarah dan tidak
meluas maka penulis membatasi
permasalahan yang dibahas. Adapun
pembatasan masalahnya yaitu laporan
ini hanya dilakukan pada Divisi Utility
dan difokuskan pada analisa kerusakan
dan perbaikan motor induksi 3 fasa.
II. PT.KRAKATAU STEEL
2.1 Gambaran Umum PT.Krakatau
steel
PT. Krakatau Steel terletak
sekitar 110 Km dari Jakarta dengan
luas keseluruhannya 350 Ha. PT.
Krakatau Steel terletak di kawasan
industri Krakatau, tepatnya di jalan
Industri No.5 PO BOX 14 Cilegon
42435. Kantor pusat PT. Krakatau
Steel terletak di Wisma Baja, dan
Gatot Subroto Kav 54 Jakarta.
Secara umum PT Krakatau Steel
memiliki fasilitas produksi yang
mencakup 6 pabrik utama, yaitu Pabrik
Besi Spons (Direct Reduction Plant),
Pabrik Slab Baja (Slab Steel Plant),
Pabrik Billet Baja (Billet Steel Plant),
Pabrik Baja Lembaran Panas (Hot
Strip Mill), Pabrik Baja Lembaran
Dingin (Cold Rolling Mill), dan Pabrik
Baja Batang Kawat (Wire Rod Mill).
Rekondisi
Perbaikan
Planning
Dismantling
Cleaning
Assembling
Testing
Rekondisi motor biasanya hanya
dilakukan sebagai tindakan awal,
perawatan dan pencegahan kerusakan
motor agar motor terus dalam kondisi
yang
optimal
sehingga
tidak
mengurangi produksi.
2.Perbaikan
Proses perbaikan motor listrik induksi
yang dilakukan oleh Divisi Utility
melalui beberapa tahap yaitu :
Dismantling
(Evaluasi
kerusakan)
Rewinding
(Penggulungan
Ulang Motor)
Ns = 120.f/P
Dimana:
NS
= Kecepatan sinkron (rpm)
f
= Frekuensi Motor
P
= Jumlah Kutub
3.2 Slip dan Frekuensi Rotor
Kumparan stator motor induksi
tiga fasa bila dihubungkan dengan
suplai tegangan tiga fasa akan
mengasilkan medan magnet yang
berputar dengan kecepatan sinkron
sesuai
dengan
persamaan
.
Medan putar yang terjadi pada
stator ini akan memotong penghantarpenghantar yang ada pada bagian rotor,
sehingga terinduksi arus, dan sesuai
dengan dengan Hukum Lorentz,
sehingga rotor akan berputar mengikuti
putaran medan stator.
Perbedaan kecepatan medan
putar stator dengan putaran rotor biasa
disebut
slip.
Apabila
terjadi
penambahan beban, maka akan
mengakibatkan naiknya kopel motor
dan selanjutnya akan memperbesar arus
induksi pada bagian rotor.
Dimana:
NS= kecepatan sinkron (rpm)
NR= kecepatan rotor (rpm)
Kecepatan medan putar atau kecepatan
sinkron dari suatu motor dapat dicari
dengan menggunakan Persamaan :
A.Kumparan Jerat
B. Kumparan Sepusat
C.Kumparan Gelombang
Fungsi
dari
ketiga
jenis
kumparan tersebut adalah sebagai
berikut :
a.Kumparan jerat (spiral) banyak
digunakan untuk motor motor
(generator) dengan kapasitas yang
relatif besar. Umumnya untuk kelas
menengah keatas, walaupun secara
khusus ada mesin listrik dengan
kapasitas yang besar, kumparan
statornya
menggunakan
sistem
konsentris
b.Kumparan sepusat (concentric) pada
umumnya sistem ini banyak digunakan
untuk motor dan generator dengan
kapasitas kecil. Walaupun ada juga
secara khusus motor motor dengan
kapasitas kecil menggunakan kumparan
dengan tipe spiral.
c.Kumparan gelombang/wave winding
untuk motor dengan belitan sistem ini
banyak digunakan kapasitor besar
3.5 Gangguan pada Motor Listrik
Gangguan listrik adalah
kejadian yang tidak diinginkan dan
mengganggu kerja alat listrik. Akibat
gangguan, peralatan listrik tidak
berfungsi dan sangat merugikan.
Bahkan gangguan yang luas dapat
mengganggu keseluruhan kerja sistem
produksi
dan
akan
merugikan
perusahaan sekaligus pelanggan. Jenis
gangguan listrik terjadi karena berbagai
penyebab, salah satunya kerusakan
isolasi kabel.
Tipe-tipe gangguan elektrik
dalam motor-motor adalah serupa
dengan tipe-tipe gangguan elektrik dari
generator-generator. Oleh karena itu,
motor-motor secara umum diproteksi
dari gangguan-gangguan berikut:
a.
Gangguan-gangguan stator.
b.
Gangguan-gangguan rotor.
c.
d.
e.
Tegangan
voltage).
f.
Starting
terbalik.
g.
kurang
fasa
terbuka
(under
atau
relatif
kehandalannya tinggi.
murah
dan
3. Effesiensi
3.
1.
4.2.2 Evaluasi
Kondisi
yang
menyebabkan overheat adalah
sering
4.2.3
Pencabutan gulungan
stator
Pada tahap ini gulungan yang
terbakar dicabut dan didata, dalam
berapa alur terdapat berapa grup dan
dalam satu grup terdapat berapa koil,
dan dalam satu koil terdapat berapa
lilitan yang akan dimasukan dala
proses pendataan untuk tahap
rewinding.
Gambar 11. Pengecatan Stator
Pertama-tama
dilakukan
pembersihan
alur
dengan
penyemprotan
udara
untuk
menyingkirkan debu yang tertinggal
dan sisa kotoran yang ada akibat
pencabutan lilitan. Lalu setelah itu
stator yang sudah bersih diberi cat
isolator pada kern agar tidah terjadi
short pada saat penggunaan kembali.
4.2.5
Pendataan Kerusakan
Motor
Setelah perbaiki dan tahu
kerusakan motor, motor tersebut
akan didata dan ditulis dalam WO
(Work
Order)
sehingga
memudahkan pada proses perbaikan
selanjutnya yaitu rewinding.
Sebelum merewinding , pastikan
nilai hambatan yang sesuai dengan
karakteristik motor menggunakan
perhitungan, karena nilai dari
hambatan tidak bisa di ukur dengan
alat ukur
seperti multimeter karena lilitan
yang sudah terbakar.
Tahap selanjutnya pada evaluasi
yaitu menentukan jumlah langkah,
jumlah kutub, jumlah grup , jenis
sambungan , nilai RPM , Kumparan
/ coil dan sistem kumparan.
4.3 Rewinding
Setelah WO selesai, maka proses
selanjutnya ada pada tahap
rewinding /mengulung ulang lilitan
atau kumparan stator motor listrik
yang terbakar. Lilitan yang terbakar
tidak bisa dipakai kembali sehingga
harus
ditopong
pada
tahap
dismantling dan dibuat susunan
kawat yang baru pada tahap
rewinding ini. Pada tahap ini
diperlukan ketelitian dan kesabaran
agar tidak terjadi kesalahan, karena
jika itu terjadi maka yang
dihasilkan tidak sesuai dengan
karakteristik motor listrik sebelum
terjadi kerusakan.
rewinding :
Gambar 11. Alur kerja rewinding
4.3.1
Cek
Dismantling
Data
dari
dan
4.3.3
Membuat
lilitan
dan
memasukan gulungan pada slot
Dalam Pembuatan lilitan pada
motor, kita perlu menyesuaikan
kawat tembaga sesuai spesifikasi
awal motor yang sudah di cek oleh
bagian dismantling. Kemudian kawat
diputar dengan alat pemutar, agar
jumlah lilitan sesuai alat pemutar
berbentuk
persegi
untuk
memudahkan pemasangan lilitan.
Sebelum membuat gulungan data
tentang
type
gulungan
harus
diketahui untuk membuat kumparan
dimana terdapat beberapa macam
kumparan yaitu kumparan blok atau
sirip. Selain itu harus menentukan
sambungannya baik sambungan seri,
parallel, seri parallel dan dahlander.
Setelah semua peralatan dan data
siap, pertama membuat cetakan
bentuk (panjang dan lebar) dari
kumparan yang akan dibuat dengan
cara meletakkan kawat tembaga ke
slot alur motor. Kemudian cetakan
yang sudah dibuat digunakan untuk
mengatur panjang dan lebar.
4.4
Testing
Tahap testing ini merupakan
tahap terakhir untuk proses perbaikan
motor, dimana setiap motor listrik yang
sudah dipasang perlengkapannya pada
bagian assembling harus ditest sesuai
dengan karakteristiknya.
Setelah di assembling motor yang sudah
siap pakai di test di bagian testing, pada
bagian ini motor ditentukan sudah atau
belom layak untuk dikembalikan pada
pabrik.
Dalam testing hal hal yang perlu
diperhatikan dan diukur antara
lain :
1. Tahanan isolasi masing masing fasa
dengan ground
2. Tahanan isolasi antar fasa dengan
fasa
3. Tahanan dalam
4. Tahanan dalam thermis gulungan dan
bearing.
5. Tes tanpa beban
Apabila peralatan yang sudah di
testing ternyata tidak sesuai dengan
motor yang diminta oleh pabrik
pengirim maka motor harus dibongkar
kembali dan dilihat kesalahan kesalahan
bagian mana, apabila pada rangkaian,
maka rangkaian harus dimodifikasi atau
dibongkar kembali jika kesalahannya
fatal
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Proses perbaikan motor yang
dilakukan di Bengkel Mesin Listrik
dimulai dari proses Planning,
Dismantling,
Rewinding,
Assembling,dan Testing
2. Dibutuhkan ketelitian dalam evaluasi
atau pendataan kumparan stator guna
mendapatkan hasil rewinding yang
sesuai dengan kumparan stator yang
sudah terbakar .
3. Nilai hambatan ( R ) yang di pakai
pada motor tersebut setelah dilakukan
perhitungan
dan
pengukuran
didapatkan hasil yang tidak jauh
DAFTAR PUSTAKA
1. Hagendorn,JJ,M.
1992.
Konstruksi Mesin. Bandung:
Remaja Rosda Karya Offset.
2. Pusdiklat, 2007, Materi Repair
Motor Listrik , Cilegon : PT.
Krakatau Steel
3. Sumanto,1993. Motor Listrik
Arus Bolak-balik. Yogyakarta:
Andi Offset.
4. Toha,
Muhammad
dan
Noehasan,
1973,
Sejarah
Berdirinya PT. Krakatau Steel,
Cilegon
:
Humas
PT.
KRAKATAU STEEL
5. Wijaya, Mochtar Ir., 2001,
Dasar-Dasar Mesin Listrik,
Jakarta: Djambatan
6. Lister, Eugene C, 1988, Mesin
dan rangkaian Listrik, Jakarta :
Edisi keenam Erlangga.
7. http://krakatausteel.com.html (27
Januari 2012)
8. Fitzgerald A.E., Charles kingsley
Jr. Stephen D Umans, 1992,
Mesin-Mesin
Listrik,
Erlangga, Jakarta.
9. US Department of Energy (US
DOE). Fact Sheet:Determining
Motor Load and Efficiency.
Developed as part of: Motor
Challenge, a program of US
DOE
BIODATA PENULIS
Rino Adi Putra
(21060110141036)
lahir di Semarang,
pada tanggal 5
Maret 1992. Telah
menempuh studi
mulai dari TK AlFajar, SDN 04
Pagi, SMP Negeri
172 Jakarta, dan SMA Negeri 103
Jakarta. Dan saat ini sedang
melanjutkan studi di Jurusan Teknik
Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Diponegoro.
Menyetujui
Dosen Pembimbing