Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
ARTIKEL ILMIAH
Oleh:
Laili Munawarah
NIM. A1C211015
tambah dan nilai jual sehingga bisa bersaing, bersanding, bahkan bertanding
dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan global. Hal ini dimungkinkan
apabila implementasi Kurikulum 2013 betul-betul dapat menghasilkan insan yang
produktif, kreatif, inovatif, dan berkarakter (Mulyasa, 2014).
Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam
pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah meliputi
mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan
mencipta untuk semua mata pelajaran (Permendikbud, 2013). Berdasarkan
Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses, model
pembelajaran yang diutamakan dalam implementasi Kurikulum 2013 adalah
model pembelajaran Inkuiri (Inquiry Based Learning), model pembelajaran
Discovery (Discovery Learning), model pembelajaran berbasis proyek (Project
Based Learning), model pembelajaran berbasis permasalahan (Problem Based
Learning), dan model pembelajaran pemecahan masalah (Problem Solving).
Model pembelajaran Problem Solving belum diterapkan pada siswa kelas
X Matematika Sains (MS) oleh guru yang mengajar. Pembelajaran pada
konsep Perubahan Lingkungan/ Iklim dan Daur Ulang Limbah
seringkali hanya diajarkan dengan metode ceramah dan diskusi
kelompok, sehingga siswa mempunyai permasalahan dalam
pembelajaran
yaitu
mereka
sulit
memahami
materi
yang
lebih memahami materi melalui pemecahan masalah secara langsung serta dapat
mengeksplorasikan pemikiran dan keterampilannya dalam pembelajaran
Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian dengan menerapkan salah
satu model pembelajaran yang menitikberatkan pada partisipasi siswa. Salah satu
model tersebut yaitu Problem Solving. Pembelajaran ini bertujuan menguji
pengaruh penerapan model pembelajaran Problem Solving pada subkonsep
Keseimbangan Lingkungan terhadap hasil belajar kognitif siswa, serta
menentukan hasil belajar afektif dan psikomotor siswa. Menurut Hamdani (2011),
Problem Solving adalah suatu cara menyajikan pelajaran dengan mendorong siswa
untuk mencari dan memecahkan suatu masalah atau persoalan dalam rangka
pencapaian tujuan pembelajaran.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman belajar yang
lebih bermakna sekaligus meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu juga dapat
menambah pengalaman guru tentang penerapan model pembelajaran Problem
Solving sebagai bentuk inovasi pembelajaran guna meningkatkan pemahaman
siswa serta agar menjadi guru yang dapat memahami dan mendidik siswa dengan
benar.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang dilakukan didasarkan dari tujuan penelitian yang
menggunakan penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono (2013), metode
penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan
untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
terkendalikan.
Rancangan
penelitian
adalah
kuasi
eksperimen
dengan
Pretes
Postes
59,28
69,71
Kelas Perlakuan
Pretes
Postes
60
70,55
Berdasarkan data pada Tabel 1, ada selisih nilai pretes dan postes antara kelas
perlakuan dan kelas kontrol.
Tabel 2. Ringkasan Analisis Kovarian Hasil Belajar Kognitif Kelas Kontrol dan
Kelas Perlakuan
Source
Model
Error
Corrected
Total
Keterangan:
2
68
Sum of
Squares
1076.836418
1871.755131
70
2948.591549
DF
R-square = 0,36
Mean
Squares
538.418209
27.525811
F Value
Pr > F
19.56
0.0001
Keterangan
Signifikan
C.V = 7,47
Berdasarkan data Tabel 2, ada perbedaan signifikan antara kelas eksperimen dan
kelas kontrol dengan nilai F (F value) sebesar 19,56, koefisien varian (C.V.)
sebesar 7,47 dan nilai R-square yaitu 0,36. Dari nilai R-square tersebut dapat
dikatakan bahwa pengaruh penggunaan model pembelajaran Problem Solving
terhadap hasil belajar kognitif siswa sebesar 36%.
Hasil Belajar Afektif
Perilaku Berkarakter
Tabel 3. Ringkasan Perilaku Berkarakter
Nilai
Kriteria
Pertemuan
C
%
%
Tanggung
1
33,33
18
50
6
16,67
Jawab
2
50
18
50
0
0
Rata-rata (%)
41,66
50
16,67
Keterangan: A = Baik, B = Cukup Baik, C = Kurang Baik, D = Buruk
12
18
0
0
%
0
0
0
Berdasarkan data Tabel 3, sikap yang dinilai yaitu tanggung jawab. Pada
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Solving, ratarata sikap siswa pada setiap pertemuan dominan cukup baik.
Keterampilan Sosial
Tabel 4. Ringkasan Keterampilan Sosial
Nilai
Kriteria
Pertemuan
6
21
B
%
16,67
58,33
21
15
%
Menyumbangkan
1
58,33
ide/pendapat
2
41,67
Rata-rata (%)
75
50
Keterangan: A = Baik, B = Cukup Baik, C = Kurang Baik, D = Buruk
9
0
D
%
25
0
0
0
25
%
0
0
0
Pertemuan
Rata-rata
Rata-rata dua
pertemuan
Keterangan
1
2
80
91,43
83,08
Baik
Pembahasan
Hasil Belajar Kognitif
Hasil belajar kognitif merupakan gambaran hasil belajar siswa dalam
menjawab soal-soal yang diberikan sebelum dan setelah proses pembelajaran
berlangsung. Ada perbedaan yang signifikan antara hasil pretes dan postes kelas
perlakuan dan kelas kontrol. Kelas perlakuan yang menggunakan Problem
Solving memiliki nilai yang lebih tinggi dibanding kelas kontrol yang tidak
menggunakan Problem Solving,
Hasil belajar kognitif kemudian dianalisis menggunakan analisis
kovarian untuk menguji adanya pengaruh penerapan Problem Solving dalam
proses pembelajaran. Diketahui bahwa hasil analisis kovarian menggunakan
program SAS 6.04 memperlihatkan nilai F (F value) sebesar 19,56, koefisien
varian (C.V.) sebesar 7,47 dan R-square sebesar 0,36. Hasil perhitungan data
menunjukkan adanya signifikansi. Nilai R-square menunjukkan pengaruh
penggunaan Problem Solving terhadap hasil belajar kognitif siswa yaitu sebesar
36%. Sedangkan sisanya 64% merupakan faktor yang tidak terlacak dan belum
diketahui.
Adanya pengaruh penggunaan Problem Solving terhadap hasil belajar
kognitif siswa karena setelah kelas eksperimen diberikan perlakuan model
Problem Solving pada setiap pertemuan terdapat peningkatan rata-rata nilai postes
dan lebih tinggi jika dibandingkan dengan nilai postes pada kelas kontrol.
Pengaruh pemberian Problem Solving hanya sebesar 36%, sisanya 64% yang tidak
terpengaruh diduga karena beberapa faktor, diantaranya siswa masih belum
waktu
untuk
beradaptasi
atau
menyesuaikan
pembelajaran
upaya
pembentukan
kemampuan
dasar
sesuai
indikator
Hal ini sesuai dengan pernyataan Trianto (2011) bahwa interaksi sosial
dengan teman sebaya, khususnya berargumentasi dan berdiskusi membantu
memperjelas pemikiran yang pada akhirnya memuat pemikiran itu menjadi lebih
logis. Selain itu, salah satu dari kelebihan Problem Solving dapat membantu siswa
dalam mengembangkan kemampuan lisannya dan masing-masing siswa diberi
kesempatan yang sama dalam mengeluarkan pendapatnya sehingga para siswa
merasa lebih dihargai dan nantinya akan menumbuhkan rasa percaya diri
(Hamiyah dan Jauhar, 2014).
Hasil Belajar Psikomotor
Pembelajaran dengan model Problem Solving pada setiap pertemuan
didapatkan nilai rata-rata psikomotorik yang cukup tinggi. Hal ini sudah dapat
dikatakan bahwa psikomotorik siswa saat proses pembelajaran berlangsung
tergolong baik (A) karena semua tugas kinerja yang diamati hampir dapat
dipenuhi siswa dengan baik dan benar. Siswa dapat membawa alat dengan benar,
kemudian merangkainya menjadi alat percobaan menguji pengaruh deterjen pada
ikan, serta dapat membersihkan dan merapikan kembali alat-alat dengan benar.
Sejalan dengan pendapat Kunandar (2013) hasil belajar psikomotor
tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu.
Salah satu cara guru dalam menilai kompetensi keterampilan siswa yaitu dengan
penilaian kinerja. Penilaian kinerja yaitu penilaian yang menuntut siswa
mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu menggunakan tes praktik (unjuk
kerja) dengan menggunakan instrumen lembar pengamatan.
hasil
penelitian
dalam
pengaruh
penerapan
model
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta, Jakarta.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Pustaka Setia, Bandung.
Hamiyah dan Jauhar. 2014. Strategi Belajar-Mengajar di Kelas. Prestasi Pustaka,
Jakarta.
Kunandar. 2013. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik
Berdasarkan Kurikulum 2013), Suatu Pendekatan Praktis disertai dengan
Contoh. Rajawali Pers, Jakarta.
Mulyasa, Enco. 2014. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013.
ROSDA, Bandung.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Manajemen: Pendekatan, Kuantitatif,
Kualitatif, Kombinasi (Mixed Methods), Penelitian Tindakan (Action
Research), Penelitian Evaluasi. Alfabeta, Bandung.
Tim Penyusun. 2013. Petunjuk Penulisan Karya Ilmiah. PMIPA UNLAM,
Banjarmasin.
Trianto. 2008. Mendesain Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and
Learning) di Kelas. Cerdas Pustaka, Jakarta.
Trianto. 2011. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.
Prestasi Pustaka, Jakarta.