Você está na página 1de 3

SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN TERHADAP LIMBAH DAN B3 RUMAH

TANGGA SEBAGAI UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air, suatu limbah digolongkan sebagai limbah B3 bila mengandung bahan
berbahaya atau beracun yang sifat dan konsentrasinya, baik langsung maupun tidak langsung, dapat
merusak atau mencemarkan lingkungan hidup atau membahayakan kesehatan manusia.

Pemanfaatan limbah B3 yang mencakup kegiatan penggunaan kembali (reuse), daur ulang (recycle),
dan perolehan kembali (recovery) merupakan satu mata rantai penting dalam pengelolaan limbah
B3. Dengan teknologi pemanfaatan limbah B3 di satu pihak dapat dikurangi jumlah limbah B3
sehingga biaya pengolahan limbah B3 juga dapat ditekan dan di lain pihak akan dapat meningkatkan
kemanfaatan bahan baku. Hal ini pada gilirannya akan mengurangi kecepatan pengurasan sumber
daya alam. Untuk menghilangkan atau mengurangi risiko yang dapat ditimbulkan dari limbah B3
yang dihasilkan maka limbah B3 yang telah dihasilkan perlu dikelola secara khusus.

Kebijakan pengelolaan limbah B3 yang ada saat ini perlu dilakukan dalam bentuk pengelolaan yang
terpadu karena dapat menimbulkan kerugian terhadap kesehatan manusia, mahluk hidup lainnya
dan lingkungan hidup apabila tidak dilakukan pengelolaan dengan benar. Oleh karena itu, maka
semakin disadari perlunya Peraturan Pemerintah tentang Pengelolaan Limbah B3 yang secara
terpadu mengatur keterkaitan setiap simpul pengelolaan limbah B3.

Berdasarkan data PROPER 2013, target pengelolaan limbah B3 sebesar 50 juta ton dalam tahun
2012- 2014 telah tercapai. Namun, hal ini tidak berarti bahwa upaya pengelolaan limbah B3 menjadi
lebih longgar, bahkan akan terus ditingkatkan, dilakukan perbaikan dan pengawasan yang lebih
ketat. Salah satu upayanya adalah pemberlakuan Sistem BARCODE Manifes Limbah B3 yang akan
dipublikasikan pada kegiatan Bintek ini. Sistem BARCODE ini adalah untuk manifes pengangkutan
limbah B3. Diharapkan dengan diberlakukannya sistem BARCODE ini tidak akan ada lagi
penyimpangan dalam pengangkutan limbah B3.
PROPER (Program Penilaian Kinerja Pengelolaan Lingkungan oleh Industri).

Jenis limbah B3 menurut sumbernya meliputi limbah B3 dari sumber tidak spesifik, limbah B3 dari
sumber spesifik dan limbah B3 dari bahan kimia kadaluarsa, tumpahan, bekas kemasan dan buangan
produk yang tidak memenuhi spesifikasi. Limbah B3 dari sumber tidak spesifik adalah limbah
B3 yang pada umumnya berasal bukan dari proses utamanya, tetapi berasal dari kegiatan
pemeliharaan alat, pencuciaan, pencegahan korosi, pelarutan kerak, pengemasan dan lain-lain,
sedangkan yang dimaksud dengan limbah B3 dari kegiatan spesifik adalah limbah B3 sisa proses

suatu industri atau kegiatan yang secara spesifik dapat ditentukan berdasarkan kajian ilmiah. Limbah
B3 yang dibuang langsung ke lingkungan dapat menimbulkan bahaya terhadap lingkungan dan
kesehatan manusia serta makhluk hidup lainnya. Mengingat resiko tersebut, maka perlu diupayakan
agar setiap kegiatan usaha dapat menghasilkan limbah B3 seminimal mungkin dan perlunya
pengelolaan limbah B3 secara baik. Pengelolaan limbah B3 dimaksudkan agar limbah B3 yang
dihasilkan oleh setiap kegiatan usaha sesedikit mungkin bahkan diusahakan sampai nol, dengan
mengupayakan reduksi pada sumber dengan pengolahan bahan, substitusi bahan, pengaturan
operasi kegiatan dan penerapan teknologi bersih. Bilamana masih dihasilkan limbah B3 maka
diupayakan pemanfaatan limbah B3.

Pemanfaatan limbah B3 mencakup kegiatan daur ulang (recycling), perolehan kembali (recovery)
dan penggunaan kembali (reuse). Dengan teknologi pemanfaatan limbah B3 akan mengurangi
jumlah limbah B3 sehingga biaya pengolahan limbah B3 juga dapat ditekan dan dapat meningkatkan
kemanfaatan bahan baku. Pengelolaan limbah B3 merupakan suatu rangkaian kegiatan yang
mencakup penyimpanan, pengumpulan, pemanfaatan, pengangkutan dan pengolahan termasuk
penimbunan hasil pengolahan tersebut.

B3 yang dihasilkan dan/atau dipergunakan di berbagai sektor kegiatan yang telah menjadi limbah
wajib dilakukan pengelolaan sesuai kaidah dan prinsip pengelolaan limbah B3 yaitu melakukan
minimisasi limbah B3, melakukan pengelolaan sedekat mungkin dengan sumber limbah B3, setiap
orang yang menghasilkan limbah B3 bertanggung jawab terhadap limbah B3, dan pengelolaan
limbah B3 dilakukan dari sumber sampai ke penimbunan (from cradle to grave).

Dengan teknologi pemanfaatan limbah B3 di satu pihak dapat dikurangi jumlah limbah B3 sehingga
biaya pengolahan limbah B3 juga dapat ditekan dan di lain pihak akan dapat meningkatkan
kemanfaatan bahan baku. Hal ini pada gilirannya akan mengurangi kecepatan pengurasan sumber
daya alam.

Kebijakan pengelolaan B3 yang ada saat ini masih diselenggarakan secara parsial oleh berbagai
instansi terkait, sehingga dalam penerapannya masih banyak menemukan kendala.

Menteri Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya mendorong pembentukan pusat pengelolaan limbah
terpadu di seluruh Indonesia terutama untuk mengelola limbah bahan berbahaya dan beracun (B3).
Hingga kini, Indonesia baru memiliki satu pengelolaan limbah terpadu.

Saat ini PT PPLI merupakan satu-satunya pusat pengelolaan limbah terpadu di Indonesia
yang sudah berdiri sejak 1994.

Jumlah limbah ke depan diperkirakan semakin meningkat karena faktor pertumbuhan


ekonomi Indonesia yang terus meningkat. "Maka implikasi langsung dari pertumbuhan
ekonomi yang dirasakan adalah jumlah timbulan sampah dan limbah terus meningkat,"
ujarnya.

Dengan hadirnya pusat pengelolaan limbah di setiap daerah dimaksudkan prinsip pengelolaan
limbah dekat dengan sumber sehingga biaya dapat dikurangi.(ANTARA)

http://www.djpp.kemenkumham.go.id/pembahasan-ruu/63-rancangan-peraturanpemerintah/2347-rancangan-peraturan-pemerintah-republik-indonesia-tentang-pengelolaan-bahanberbahaya-dan-beracun-pengelolaan-limbah-bahan-berbahaya-dan-beracun-dan-dumping-limbahbahan-berbahaya-dan-beracun.html
http://geotimes.co.id/kebijakan/lingkungan/9989-indonesia-hanya-punya-satu-pengelolaan-limbahterpadu.html

Você também pode gostar