Você está na página 1de 2

Teori medan ligan adalah satu dari teori yang paling bermanfaat untuk

menjelaskan struktur elektronik kompleks. Awalnya teori ini adalah aplikasi


teori medan kristal pada sistem kompleks. Setiap ligan, entah itu suatu molekul
netral atau ion negatif, menyumbang sepasang elektron untuk membentuk
sebuah ikatan dengan ion atau atom pusat. Gaya yang diadakan terhadap ion
atau atom pusat oleh electron-elektron ini, dan oleh muatan netto ligan-ligan,
disebut medan ligan. (Kleinfelter, 1999)
eori

Medan

Kristal

Teori medan kristal ini dikembangkan oleh Bethe dan Van Vieck. Teori ini
mengasumsikan bahwa interaksi antara ion pusat dan ligan hanya merupakan
interaksi elektrostatik. Ion atau atom pusat dipandang sebagai partikel
bermuatan positif, sedangkan ligan sebagai partikel bermuatan negatif, karena
pada umumnya ligan bermuatan negatif atau molekul polar. (Nuryono,1999)
Bila pada ion kompleks diberikan energi dalam bentuk cahaya, maka
elektron pada orbital yang lebih rendah energinya dapat tereksitasi ke orbital
yang lebih tinggi energinya. Dengan menyerap cahaya yang energinya
sama(Vogel, 1990).
Suatu larutan memiliki warna tertentu karena menyerap sebagian dari
komponen cahaya tampak. Makin kecil panjang gelombang cahaya yang diserap
(makin besar energinya) maka makin besar harga absorbansinya atau makin
kuat ikatan antara ion logam dan ligan. Ditinjau dari muatan ligannya, maka ion
logam dengan muatan yang lebih besar akan menghasilkan harga absorbansi
yang lebih besar pula karena lebih mudah mempolarisasikan elektron yang
terdapat dalam ligan (Nuryono, 2003).
(buku)
Medan listrik yang ditimbulkan oleh ligan akan mempengaruhi elektronelektron pada ion pusat dan medan listrik yang ditimbulkan ion pusat juga
mempengaruhi electron pada ligan-ligan yang mengelilinginya. Electronelektron pada ion pusat yang paling dipengaruhi oleh medan listrik yang
ditimbulkan oleh ligan adalah electron pada orbital d, karena electron d tersebut
yang sangat berperan dalam membentuk ion kompleks.(Nuraini S,1994)

Kedua orbital d yang terkonsentrasi sepanjang sumbu-sumbu koordinat yaitu


dx2 dan dx2-y2 dan mengarah langsung pada muatan ligan, akan memiliki
tenaga lebih tinggi dibandingkan dengan ketiga orbital d yang terkonsentrasi
diantara sumbu-sumbu koordinat yaitu dxy,dxz,dyz. Dengan perkataan lain,
electron yang menduduki orbital d akan mengalami tolakan kebih besar dari
pada electron yang menduduki orbital d, karena yang disebut pertama
mengarah langsung pada muatan negatif, sedangkan yang disebut kemudian
mengarah pada ruangan diantara muatan-muatan ligan. Dari segi aras tenaga
dapat dikatakan bahwa degenerasi asli orbital d dalam ion atau atom bebas
medan menjadi lenyap dan terpecah menjadi dua bagian untuk kasus senyawa
yang mempunyai bentuk oktahedral.(M. Clyde Day. 1993)
Kelompok dxy,dxz,dyz disebut kelompok t2g dan kelompok dx2 dan dx2-y2
disebut kelompok eg. Pemisahan kelompok orbital t2g dan eg dapat dilihat pada
gambar 1. Perbedaan energi kelompok t2g dan eg yang dinyatakan dalam
lambang atau 10 Dq disebut energi pemisahan medan kristal yang juga
merupakan ukuran kekuatan medan Kristal. Menurut mekanika
kuantum,pemisahan kelima orbital d tersebut tidak disertai perubahan energi,
sehingga berkurangnya energi orbital pada kelompok yang terdapat pada
kelompok yang tingkat yang rendah harus diimbangi dengan kelebihan energy
pada kelompok yang terdapat pada tingkat yang lebih tinggi. ( Nuraini S,1994)
eg

Ada dua faktor yang mempengaruhi harga 10 Dq. Pertama adalah muatan ion
logam. Makin banyak muatan ion, makin besar pula harga 10 Dq-nya. Kedua
adalah sifat ligan. Seiring dengan meningkatnya kekuatan ligan maka
meningkat pula harga 10 Dq-nya. Meskipun tidak dapat dibandingkan dengan
membuat kompleks dengan satu jenis ion logam, urutan kekuatan medan ligan
dapat dinyatakan sebagai berikut
I- < Br- < S2- < SCN- < Cl- < NO3- < F- < OH- < C2O42- < H2O < NCS- <
CH3CN < NH3 < en < dpy < phen < NO2- < fos < CN-

Você também pode gostar