Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
disusun oleh
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan karunia-Nya makalah yang berjudul Hubungan Komplementaris
Undang-Undang Jasa Konstruksi dan Undang-Undang Kamar Dagang dan
Industri dapat diselesaikan. Makalah ini membahas dan menganalisa pasal-pasal
tertentu pada Undang-Undang tentang Jasa Konstruksi yang ada kaitannya dengan
pasal-pasal tertentu pada Undang-Undang tentang Kamar Dagang dan Industri
secara eksplisit maupun implisit.
Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak,
makalah ini tidak akan dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Yusuf Latief M.T selaku dosen mata kuliah Etika dan
Aspek Hukum yang telah memberi bimbingan dan masukan bagi saya
selama proses pembuatan tugas besar ini.
2. Orang tua dan keluarga yang telah memberi dukungan material dan
moral kepada saya; dan
3. Teman-teman yang banyak memberikan bantuan berupa saran atau ide
dalam penyusunan makalah ini.
Saya sangat menerima kritik dan saran yang membangun mengenai makalah
ini demi pencapaian kualitas yang lebih baik. Harapan saya sebagai penulis
makalah ini yaitu tulisan saya ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak yang
membaca.
Depok, Agustus 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
I.2 Identifikasi Masalah
I.3 Rumusan Masalah
I.4 Tujuan Penulisan
BAB II KAJIAN PUSTAKA
II.1 Undang-Undang Jasa Konstruksi (UU No. 18/1999)
II.2 Undang-Undang Kamar Dagang dan Industri (UU No. 1/1987)
BAB III METODE PENMECAHAN MASALAH
III.1 Metodologi Pembuatan Makalah
III.2 Metode Pengumpulan Data
III.3 Metode Analisa Data
BAB IV PEMBAHASAN
IV.1 Identifikasi Undang-Undang Nomor 18 tahun 1999 tentang Jasa
Konstruksi yang berhubungan komplementaris terhadap Undang-Undang
Kamar Dagang dan Industri
IV.2 Identifikasi Undang-Undang Nomor 1 tahun 1987 tentang Kamar
Dagang dan Industri yang berhubungan komplementaris terhadap
Undang-Undang Jasa Konstruksi
IV.3 Analisa Hubungan Komplementaris Undang-Undang Kamar Dagang dan
Industri dan Undang-Undang Jasa Konstruksi
BAB V KESIMPULAN
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Tantangan yang dihadapi oleh dunia usaha saat ini semakin kompleks,
termasuk pada sektor jasa konstruksi, perindustrian, dan perdagangan
nasional. Persaingan global antar perusahaan penyedia jasa konstruksi
semakin ketat diikuti pula dengan peningkatan harapan/permintaan
konsumen (pengguna jasa) terhadap hasil produk yang dihasilkan, sehingga
memaksa para penyedia jasa konstruksi untuk berupaya lebih keras dalam
meningkatkan kinerja operasi perusahaan.
Jumlah penyedia jasa (kontraktor) yang semakin bertambah dan
berbanding terbalik dengan jumlah proyek dapat menimbulkan kondisi yang
tidak berimbang. Kondisi ini dapat memicu persaingan yang sangat ketat
diantara
para
penyedia
jasa
konstruksi
dalam
mempertahankan
kemampuan
kedudukannya,
sebagai
profesi
wadah
pengusaha
penyaluran
Indonesia
aspirasi
dalam
dalam
rangka
hal-hal
yang
berkaitan
dengan
masalah
perdagangan,
Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang sudah dijabarkan, terdapat beberapa masalah
yang akan dibahas dalam kalah ini antara lain:
a. Dalam pembangunan nasional, salah satu aspek yang terpenting adalah
bidang ekonomi dimana badan usaha harus bisa bersaing di dunia
nasional maupun internasional
b. Perlu adanya tempat untuk mewadahi badan usaha untuk tumbuh dan
berkembang sehingga dapat menghasilkan kualitas untuk siap bersaing
dan menciptakan iklim persaingan yang sehat dan tertib
c. Perlu adanya peran pemerintah dalam melakukan pengawasan terhadap
usaha yang sedang tumbuh di Indonesia
I.3
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah :
a. Bagaimana hubungan antara peraturan perundang-undangan Kamar
Dagang dan Industri dengan peraturan perundang-undangan Jasa
Konstruksi?
b. Bagaimana bentuk hubungan peraturan perundang-undangan Kamar
Dagang dan Industri dengan peraturan perundang-undangan Jasa
Konstruksi?
I.4
Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
a. Memberikan pasal-pasal peraturan perundang-undangan Kamar Dagang
dan Industri yang berkaitan dengan peraturan perundang-undangan Jasa
Konstruksi.
b. Menjelaskan hubungan antara pasal-pasal tersebut
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
II.1 Undang-Undang Jasa Konstruksi
Jasa konstruksi mempunyai peranan penting dan strategis dalam
pencapaian berbagai sasaran guna menunjang terwujudnya tujuan
pembangunan nasional. Untuk itu, dirasakan perlu pengaturan secara rinci
dan jelas mengenai jasa konstruksi, yang kemudian dituangkan dalam di
dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi.
Jasa Konstruksi adalah layanan jasa konsultasi perencanaan pekerjaan
konstruksi, layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi, dan layanan jasa
konsultasi pengawasan pekerjaan konstruksi. Para pihak dalam suatu
pekerjaan konstruksi terdiri dari pengguna jasa dan penyedia jasa. Pengguna
jasa dan penyedia jasa dapat merupakan orang perseorangan atau badan
usaha baik yang berbentuk badan hukum maupun yang bukan berbentuk
badan hukum. Penyedia jasa konstruksi yang merupakan perseorangan
hanya dapat melaksanakan pekerjaan konstruksi yang berisiko kecil, yang
berteknologi sederhana, dan yang berbiaya kecil. Sedangkan pekerjaan
konstruksi yang berisiko besar dan/atau yang berteknologi tinggi dan/atau
yang berbiaya besar hanya dapat dilakukan oleh badan usaha yang
berbentuk perseroan terbatas atau badan usaha asing yang dipersamakan.
Penyedia jasa konstruksi yang berbentuk badan usaha harus
memenuhi ketentuan perizinan usaha di bidang jasa konstruksi dan memiliki
sertifikat, klasifikasi, dan kualifikasi perusahaan jasa konstruksi. Hanya
badan usaha yang memiliki sertifikat tersebut yang diizinkan untuk bekerja
di bidang usaha jasa konstruksi. Disamping itu, penyedia jasa mempunyai
hak dalam melaksanakan suatu pekerjaan konstruksi yang tertuang dalam
kontrak pelaksanaan proyek. Kontrak ini untuk menjamin agar tidak ada
satu pihak yang merasa dirugikan sehingga pelaksanaan pekerjaan proyek
dapat selesai tepat pada waktunya.
pembangunan
nasional
bertujuan
untuk
mewujudkan
dengan
karakteristiknya,
yang
mengakibatkan
kurang
Pasal 1
Poin 5
Penyedia jasa adalah orang perseorangan atau badan yang kegiatan
usahanya menyediakan layanan jasa konstruksi;
Poin 6
Kontrak kerja konstruksi adalah keseluruhan dokumen yang mengatur
hubungan hukum antara pengguna jasa dan penyedia jasa dalam
penyelenggaraan pekerjaan konstruksi;
Poin 10
Perencana konstruksi adalah penyedia jasa orang perseorangan atau
badan usaha yang dinyatakan ahli yang profesional di bidang perencanaan
jasa konstruksi yang mampu mewujudkan pekerjaan dalam bentuk dokumen
perencanaan bangunan atau bentuk fisik lain;
Poin 11
Pasal 13
Untuk mengembangkan usaha jasa konstruksi diperlukan dukungan
dari mitra usaha melalui:
a. perluasan dan peningkatan akses terhadap sumber pendanaan, serta
kemudahan persyaratan dalam pendanaan
b. pengembangan jenis usaha pertanggungan untuk mengatasi risiko
yang timbul dan tanggung jawab hukum kepada pihak lain dalam
pelaksanaan pekerjaan konstruksi atau akibat dari kegagalan
bangunan.
Pasal 17
Ayat (1)
Pengikatan dalam hubungan kerja jasa konstruksi dilakukan
berdasarkan prinsip persaingan yang sehat melalui pemilihan penyedia
jasa dengan cara pelelangan umum atau terbatas.
Ayat (2)
Pelelangan terbatas hanya boleh diikuti oleh penyedia jasa yang
dinyatakan telah lulus prakualifikasi.
Ayat (3)
Dalam keadaan tertentu, penetapan penyedia jasa dapat dilakukan
dengan cara pemilihan langsung atau penunjukan langsung.
Ayat (4)
Pemilihan penyedia jasa harus mempertimbangkan kesesuaian
bidang, keseimbangan antara kemampuan dan beban kerja, serta kinerja
penyedia jasa.
Pasal 18
Ayat (4)
Pengguna jasa dan penyedia jasa harus menindaklanjuti penetapan
tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dengan suatu kontrak
kerja konstruksi untuk menjamin terpenuhinya hak dan kewajiban para
pihak yang secara adil dan seimbang serta dilandasi dengan itikad baik
dalam penyelenggaraan pekerjaan konstruksi.
Pasal 22
Ayat (2), Poin e
Hak dan kewajiban, yang memuat hak pengguna jasa untuk
memperoleh hasil pekerjaan konstruksi serta kewajibannya untuk memenuhi
ketentuan yang diperjanjikan serta hak penyedia jasa untuk memperoleh
informasi dan imbalan jasa serta kewajibannya melaksanakan pekerjaan
konstruksi.
Pasal 35
Ayat (1)
Pemerintah melakukan pembinaan jasa konstruksi dalam bentuk
pengaturan, pemberdayaan, dan pengawasan.
Ayat (2)
Pengaturan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan
penerbitan peraturan perundang-undangan dan standar-standar teknis.
Ayat (3)
Pemberdayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
terhadap
usaha
jasa
konstruksi
dan
masyarakat
untuk
penyelenggaraan
pekerjaan
konstruksi
untuk
menjamin
pemersatu
bagi
perusahaan
yang
bergerak
dalam
bidang
kepentingan
pengusaha
Indonesia
serta
menciptakan
dan
usaha,
mengembangkan
dan
mendorong
pemerataan
untuk
pembangunan
di
bidang
ekonomi
berdasarkan
Pasal 1
Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan:
a. Kamar Dagang dan Industri adalah wadah bagi pengusaha
Indonesia dan bergerak dalam bidang perekonomian;
b. Pengusaha adalah setiap orang perseorangan atau persekutuan
atau badan hukum yang menjalankan sesuatu jenis perusahaan;
c. Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap
jenis usaha yang bersifat tetap dan terus-menerus, yang didirikan
dan bekerja serta berkedudukan dalam wilayah Negara Republik
Indonesia untuk tujuan memperoleh keuntungan dan/atau laba;
d. Usaha adalah setiap tindakan, perbuatan, atau kegiatan apapun
dalam bidang perekonomian, yang dilakukan oleh setiap
pengusaha untuk tujuan memperoleh keuntungan dan/atau laba;
e. Organisasi Pengusaha adalah wadah persatuan dan kesatuan
bagi pengusaha Indonesia yang didirikan secara sah atas dasar
kesamaan tujuan, aspirasi, strata kepengurusan, atau ciri-ciri
alamiah tertentu;
f. Organisasi Perusahaan adalah wadah persatuan dan kesatuan
bagi perusahaan Indonesia yang didirikan secara sah atas dasar
kesamaan jenis usaha, mata dagangan, atau jasa yang dihasilkan
ataupun yang diperdagangkan.
Pasal 3
Kamar Dagang dan Industri bertujuan:
a. Membina dan mengembangkan kemampuan, kegiatan, dan
kepentingan pengusaha Indonesia di bidang usaha negara, usaha
koperasi, dan usaha swasta dalam kedudukannya sebagai pelakupelaku ekonomi nasional dalam rangka mewujudkan kehidupan
ekonomi dan dunia usaha nasional yang sehat dan tertib
berdasarkan Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945;
b. Menciptakan dan mengembangkan iklim dunia usaha yang
memungkinkan keikutsertaan yang seluas- luasnya secara efektif
dalam Pembangunan Nasional.
Pasal 4
Dengan Undang-undang ini ditetapkan adanya satu Kamar Dagang
dan Industri yang merupakan wadah bagi pengusaha Indonesia, baik yang
tidak bergabung maupun yang bergabung dalam organisasi pengusaha
dan/atau organisasi perusahaan.
Pasal 6
Kamar Dagang dan Industri merupakan wadah komunikasi dan
konsultasi antar pengusaha Indonesia dan antara pengusaha Indonesia dan
Pemerintah
mengenai
hal-hal
yang
berkaitan
dengan
masalah
dan
perindustrian,
dan
jasa
dalam
rangka
Pasal 8
Selain kegiatan-kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7,
dalam rangka pembinaan pengusaha Indonesia dan penciptaan iklim usaha
yang sehat dan tertib, Kamar Dagang dan Industri dapat pula melakukan:
a. Jasa-jasa baik dalam bentuk pemberian surat keterangan,
penengahan, arbitrasi dan rekomendasi mengenai usaha
pengusaha Indonesia, termasuk legalisasi surat-surat yang
diperlukan bagi kelancaran usahanya;
b. Tugas-tugas lain yang diberikan oleh Pemerintah
Pasal 11
Pemerintah melakukan pengawasan terhadap Kamar Dagang dan
Industri mengenai pelaksanaan ketentuan dalam Undang-undang ini,
ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya, dan kebijaksanaan
Pemerintah di bidang pembangunan ekonomi
BAB III
METODE PEMECAHAN MASALAH
III.1 Metodologi Pembuatan Makalah
Identifikasi
Masalah
Penentuan
Judul
Pembuatan
Landasan
Teori
Pencarian
Data Terkait
Penganalisaan
terhadap Data
Kesimpulan
yaitu
membaca
literatur-literatur
tersebut.
Kemudian
mengidentifikasi per pasal dan per ayat pada UU Nomor 1 Tahun 1987
tentang Kamar Dagang dan Industri apakah di dalamnya terdapat hubungan
dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi.
Langkah berikutnya dilakukan pemilihan data dan pendataan mengenai
penjelasan dari peraturan yang diterangkan atau menerangkan, lalu
menganalisa bagaimana hubungan komplementasi antara keduanya.
BAB IV
PEMBAHASAN
IV.1 Identifikasi
Konstruksi yang Berhubungan Komplementaris terhadap UndangUndang Kamar Dagang dan Industri
konstruksi,
pelaksana
konstruksi
dan
pengawan
berlaku.
Bab III Usaha Jasa Konstruksi Pasal 13
Pengembangan usaha jasa konstruksi melalui mitra usaha seperti
perluasan dan peningkatan akses terhadap sumber pendanaan, dan
proses pelelangan.
Bab IV Pengikatan Pekerjaan Konstruksi Pasal 18 ayat (4)
Kontrak kerja konstruksi sangat diperlukan untuk menjamin
terpenuhinya hak dan kewajiban para pihak yang secara adil dan
(penerbitan
peraturan
perundang-undangan),
pemberdayaan
(menumbuhkembangkan
kesadaran
akan
hak,
berlaku).
Bab IX Penyelesaian Sengketa Pasal 37 ayat (1) (2) (3)
Penjelasan mengenai penyelesaian sengketa jasa konstruksi di luar
pengadilan dengan cara menggunakan pihak ketiga yang disepakati
oleh para pihak.
yang
sehat
mengembangkan
keikutsertaan
iklim
yang
dan
tertib
dunia
seluas-
serta
usaha
luasnya
menciptakan
yang
secara
dan
memungkinkan
efektif
dalam
Pembangunan Nasional.
Bab III Bentuk dan Sifat Pasal 4
Menetapkan adanya satu Kamar Dagang dan Industri yang
merupakan wadah bagi pengusaha Indonesia, baik yang tidak
bergabung maupun yang bergabung dalam organisasi pengusaha
dagang
sebagai
wadah
Indonesia,
permasalahan
dan
perkembangan
pembangunan
nasional
bertujuan
untuk
mewujudkan
dengan
karakteristiknya,
yang
mengakibatkan
kurang
yang
merupakan
wadah
pembinaan
untuk
meningkatkan
pelaksanaan
pekerjaan
konstruksi
sampai
selesai
dan
diserahterimakan.
Pada poin-poin tersebut menjelaskan pengertian dari penyedia jasa,
perencana konstruksi, dan pelaksana konstruksi, pengawasan konstruksi dan
kontrak kerja konstruksi. Penyedia jasa dimana mempunyai andil yang besar
dalam pekerjaan konstruksi dijelaskan pula dalam Bab I Ketentuan Umum
Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 tahun 1987 termasuk sebagai pengusaha
atau perusahaan yang bergerak di bidang jasa yang diwadahi oleh Kamar
Dagang dan Industri.
Dalam Undang-Undang Jasa Konstruksi Bab II Asas dan Tujuan Pasal
3 disebutkan bahwa:
Pengaturan jasa konstruksi bertujuan untuk:
c. Memberikan arah pertumbuhan dan perkembangan jasa konstruksi
untuk mewujudkan struktur usaha yang kokoh, andal, berdaya saing
tinggi, dan hasil pekerjaan konstruksi yang berkualitas;
d. Mewujudkan tertib penyelenggaraan pekerjaan konstruksi yang
menjamin kesetaraan kedudukan antara pengguna jasa dan
penyedia jasa dalam hak dan kewajiban, serta meningkatkan
kepatuhan pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku
Pasal tersebut menjabarkan tujuan dari pengaturan jasa konstruksi
dalam
pertumbuhan
dan
perkembangan
jasa
konstruksi
sehingga
terwujudnya struktur usaha yang kokoh, andal, berdaya saing tinggi, dan
hasil
pekerjaan
konstruksi
yang
berkualitas
serta
mewujudkan
mewujudkan kehidupan ekonomi dan dunia usaha nasional yang sehat dan
tertib serta mengembangkan iklim dunia usaha yang memungkinkan
keikutsertaan yang seluas- luasnya secara efektif dalam Pembangunan
Nasional.
Dalam Bab III Usaha Jasa Konstruksi Pasal 13 Undang-Undang Jasa
Konstruksi menyebutkan:
Untuk mengembangkan usaha jasa konstruksi diperlukan dukungan
dari mitra usaha melalui:
a. perluasan dan peningkatan akses terhadap sumber pendanaan, serta
kemudahan persyaratan dalam pendanaan
b. pengembangan jenis usaha pertanggungan untuk mengatasi risiko
yang timbul dan tanggung jawab hukum kepada pihak lain dalam
pelaksanaan pekerjaan konstruksi atau akibat dari kegagalan
bangunan.
Poin a dari pasal tersebut berkaitan dengan Bab III Bentuk dan Sifat
Pasal 4, Bab IV Fungsi dan Kegiatan Pasal 6 dan 7 Undang-Undang Kamar
Dagang dan Industri yang menyebutkan:
Pasal 6
Kamar Dagang dan Industri merupakan wadah komunikasi dan
konsultasi antar pengusaha Indonesia dan antara pengusaha Indonesia dan
Pemerintah
mengenai
hal-hal
yang
berkaitan
dengan
masalah
dan
perindustrian,
dan
jasa
dalam
rangka
Pasal 17
Ayat (1)
Pengikatan dalam hubungan kerja jasa konstruksi dilakukan
berdasarkan prinsip persaingan yang sehat melalui pemilihan penyedia
jasa dengan cara pelelangan umum atau terbatas.
Ayat (2)
Pelelangan terbatas hanya boleh diikuti oleh penyedia jasa yang
dinyatakan telah lulus prakualifikasi.
Ayat (3)
Dalam keadaan tertentu, penetapan penyedia jasa dapat dilakukan
dengan cara pemilihan langsung atau penunjukan langsung.
Ayat (4)
Pemilihan penyedia jasa harus mempertimbangkan kesesuaian
bidang, keseimbangan antara kemampuan dan beban kerja, serta kinerja
penyedia jasa.
Pasal 18
Ayat (4)
Pengguna jasa dan penyedia jasa harus menindaklanjuti penetapan
tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dengan suatu kontrak
kerja konstruksi untuk menjamin terpenuhinya hak dan kewajiban para
pihak yang secara adil dan seimbang serta dilandasi dengan itikad baik
dalam penyelenggaraan pekerjaan konstruksi.
Pasal 22
Ayat (2), Poin e
Hak dan kewajiban, yang memuat hak pengguna jasa untuk
memperoleh hasil pekerjaan konstruksi serta kewajibannya untuk memenuhi
ketentuan yang diperjanjikan serta hak penyedia jasa untuk memperoleh
informasi dan imbalan jasa serta kewajibannya melaksanakan pekerjaan
konstruksi.
Pasal-pasal tersebut berhubungan secara implisit dengan UndangUndang Nomor 1 tahun 1987 tentang Kamar Dagang dan Industri. Dimana
Pasal 17 menjelaskan tata cara pemilihan penyedia jasa dalam hubungan
usaha
jasa
konstruksi
dan
masyarakat
untuk
penyelenggaraan
pekerjaan
konstruksi
untuk
menjamin
BAB V
KESIMPULAN
Hubungan Komplementaris antara Undang-Undang Nomor 18 Tahun
1999 tentang Jasa Konstruksi dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1987
tentang Kamar Dagang dan Industri, terletak di beberapa aspek, yaitu:
adanya
Kamar
Dagang
dan
Industri
yang
dapat
usaha,
mengembangkan
dan
mendorong
pemerataan
Industri.
Kamar Dagang dan Industri bertujuan membina dan mengembangkan
kemampuan bidang usaha di Indonesia salah satunya usaha jasa
konstruksi sehingga terwujudnya struktur usaha yang kokoh, andal,
jasa.
Penyelesaian sengketa di luar pengadilan atau menggunakan jasa
konstruksi.
Pemerintah melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap usaha
jasa konstruksi yang berada dalam Kamar Dagang dan Industri
sebagai wadah dari badan usaha di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Pusat Komunikasi Publik. Penataan kelembagaan dan perluasan jasa konstruksi
Indonesia. Sumber:
http://www1.pu.go.id/uploads/berita/ppw030311bpkons.htm. Diakses pada 10
Agustus 2014.
Ansyari, Hafiz, S,Psi. Perlindungan Konsumen Cerdas Usaha Jasa Konstruksi,
Sumber: http://hearticlelist.blogspot.com/2013/03/perlindungan-konsumencerdas-usaha-jasa.html. Diakses pada 10 Agustus 2014.
Efendi,
Taufik.
Sengketa
Dalam
Kontrak
Konstruksi.
Sumber: