Você está na página 1de 1

Kepulauan Riau khususnya pulau Bintan merupakan salah satu habitat dugong dan

juga merupakan kawasan penyebaran lamun yang cukup tinggi di Indonesia, dari 13 jenis
lamun yang ada di Indonesia 10 jenis lamun berada di Pulau Bintan. Sabtu 15 November
2014 pukul 22.00 seekor anak Dugong berukuran 1,45 meter tersangkut jaring nelayan di
Pantai Gorah, Desa Busung, Kecamatan Sri Lobam, Kabupaten Bintan, Indonesia bagian
barat. Pada saat itu nelayan sedang menebar jaring untuk menangkap ikan, aktivitas yang
dilakukan nelayan ini tidak jauh berbeda dengan aktivitas yang sering dilakukan setiap
harinya, tetapi ada yang berbeda pada malam itu, jaring yang akan ditariknya terasa berat
sekali, dia merasa mendapatkan ikan besar atau banyak ikan yang terjerat pada jaringnya,
dengan semangat nelayan tersebut terus menarik jaringnya dan dibantu oleh anaknya yang
ikut menemaninya. Malam itu kondisi laut cukup tenang dan cukup gelap karena tidak ada
penerangan yang dibawanya, ketika jaringya ditarik semakin mendekati kapal, terlihat ada
sesosok ikan besar yang berontak-rontak pada jaringnya dan ternyata yang tersangkut pada
jaringnya bukanlah ikan, melainkan seekor yaitu Dugong dugon atau Duyung.
Dari hasil pengamatan morfologi dugong yang dilakukan, panjang total tubuhnya 1,45
meter, lingkar perut 1,0 meter, lebar ekor 0,41 meter dan panjang sirip kiri kanan 0,22 meter.
Dugong ini berjenis kelamin jantan dan masih tergolong bayi. Kondisi hewan ini pada saat
terjerat, terdapat luka dibagian ekor dan luka pada mulut bagian bawah.
Kejadian tertangkap dugong di desa ini bukan merupakan hal yang baru, dari 3 tahun
terakhir ada 5 kejadian kemunculan dugong pada desa busung ini. Dari hasil wawancara yang
dilakukan 2 diantaranya mati terdampar di beting depan kampung nelayan, lalu 2 lagi mati
pada saat terkenang jaring dan 1 yang hidup dan bisa diselamatakan oleh warga.
Dikarenakan tempat ini sering dijumpai dugong baik dalam keadaan mati ataupun
hidup, maka kami melakukan penelitian mengenai keragaman jenis lamun pada areal padang
lamun yang menjadi tempat aktivitas mereka. Hasil yang didapatkan terdapat 7 jenis lamun
yang ditemukan, diantaranya (Enhalus acroides, Thalasia hemprichi, Cymodocea rotundata,
Cymodoceae serrulata, Halophila ovalis, Halophila minor, Halophila spinulosa, Halodule
uninervis dan Syringodium isoetifolium). Setelah dilakukan analisis jenis lamun Halodule
uninervis dan Halophila ovalis memiliki kepadatan yang paling tinggi 52 ind/m 2 dan 46
ind/m2.
Hal ini menunjukan bahwa lamun pada daerah tersebut memang menjadi daya tarik
dugong untuk sering melakukan aktivitas pada kawasan tersebut. Dugong merupakan hewan
yang tidak terlalu memilih urusan makan tetapi, dugongs prefer seagrasses that are lower
seral or pioneer species (Preen and Marsh 1995), especially species of the genera Halophila
and Halodule. Selection for species that are highly digestible (Halophila) and have high
nutrients (Halodule) means that dugongs maximize the intake of nutrients rather than bulk
(Aragones 1996).

Você também pode gostar