Você está na página 1de 18

HADIST MANAJEMEN

PERENCANANAAN : DASAR,
LEGALITAS DAN TUJUAN
PENDIDIKAN
OLEH M YUSUF ISMATULLAH

PERENCANAAN PENDIDIKAN
Perencanaan pendidikan suatu penerapan yang rasional dianalisis
sistematis proses perkembangan pendidikan dengan tujuan agar
pendidikan itu lebih efektif dan efisien dan efisien serta sesuai
dengan kebutuhan dan tujuan para peserta didik dan masyarakat.
Pendidikan di bangun oleh 3 aspek

Landasan dasar

Legalitas (asas)

Tujuan

PERENCANAAN PENDIDIKAN :
DASAR, LEGALITAS, DAN TUJUAN
PENDIDIKAN
DASAR PENDIDIKAN
DalamKamus Umum Bahasa Indonesiakata dasar memiliki banyak
arti diantaranya alas atau fondasi, pokok atau pangka
Menurut Abudin Nata dasar pendidikan adalah segala sesuatu yang
bersifat konsep, pemikiran dan gagasan yang mendasari, melandasi
dan mengasasi pendidkan
Tujuan pendidikan
dikaji secara filosofis adalah agar manusia dapat lebih mengenal
dirinya dalam artian memanusiakan manusia, agar ia benar-benar
mampu menjadi khalifah di muka bumi

DASAR PENDIDIKAN
, , , ,
" , " ,
" ). , , ,
(.
Artinya : menceritakan kepada kami ali ibn abdullah, menceritakan
kepada kami sufyan, ia berkata, aku bertanya kepada Amasyi, ia
berkata,dari zaid ibn wahab, aku mendengar huzaifat, ia berkata,
menceritakan kepada kami rasulullah SAW, bahwa amanah turun
dari langit pada hati seseorang, dan di turunkan al-quran, maka
bacalah al-quran dan pelajari sunnah. (HR. Bukhari).

LEGALITAS PENDIDIKAN

Barangsiapa yang menghendaki kebaikan di dunia maka dengan


ilmu. Barangsipa yang menghendaki kebaikan di akhirat maka
dengan ilmu.Barangsiapa yang menghendaki keduanya maka
dengan ilmu (HR. Bukhori dan Muslim)

HADIST TENTANG LEGALITAS


PENDIDIKAN

Terjemahannya:
Dari Anas bin Malik beliau berkata: Rasulullah Saw bersabda:
Menuntut ilmu adalah kewjiban bagi setiap individu muslim. (H.R
Ibnu Majah)

TUJUAN PENDIDIKAN

.(

Artinya :

Dari Abu Hurairah ra. Ia berkata Rasulullah SAW bersabda : Barang siapa
yang mempelajari ilmu pengetahuan yang semistinya bertujuan untuk mencari
ridho Allah Azza wa Jalla. Kemudian ia mempelajarinya dengan tujuan hanya
untuk mendapatkan kedudukan / kekayaan duniawi, maka ia tidak akan
mendapatkan baunya syurga kelak pada hari kiamat.(HR. Abu Daud) Sanad
Hadist ini Shohih.[1]

TUJUAN PENDIDIKAN















Terjemahannya:
Dan barangsiapa yang meniti jalan untuk menuntut ilmu, maka
Allah Swt akan memudhkan baginya jalan menuju surga.

Redaksi dariShahihMuslim











... :








Terjemahannya:
Telah disampaikan kepada kami oleh Yahya bin Yahya al-Tamimy dan Abu
Bakar bin Aby Shaibah dan Muhammad bin al-Ala al-Hamadany dan
lafadh milik Yahya, Yahya berkata telah diberitahukan kepada kami, dan
dua lainnya (Ibn Aby Shaibah dan al-Hamadany) berkata telah
disampaikan kepada kami oleh Muawiyah dari al-Amasy dari Abu
Shalih, dari Abu Hurairah dia berkata: Rasulullah Saw bersabda:
.Barangsiapa yang meniti jalan untuk mendapatkan ilmu, Allah akan
memudahan baginya jalan menuju surga

Redaksi dariSunan Abu Dawud















...










Terjemahannya:
Telah disampaikan kepada kami oleh Ahmad bin Yunus,
telah disampaikan kepada kami oleh Zaidah dari alAmash dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah dia berkata:
Tidak sesorang yang meniti jalan untuk menuntut ilmu
kecuali Allah Swt akan memudahkan baginya jalan
menuju surga

Redaksi dari Sunan al-Tirmidhy


No. Hadis; 2945

:





... :

[9]...

Terjemahannya:
Telah disampaikan kepada kami oleh Mahmud bin Ghaylan, Telah disampaikan kepada
kami oleh Abu Usamah, Telah disampaikan kepada kami oleh al-Amash dari Abu Salih,
dari Abu Hurairah dia berkata: Rasulullah Saw bersabda: .Barangsiapa yang meniti
jalan untuk mendapatkan ilmu, Allah akan memudahan baginya jalan menuju surga
No. Hadis; 2682.

:








[10].

.

Terjemahannya:
Telah disampaikan kepada kami oleh Mahmud bin Ghaylan, Telah disampaikan kepada
kami oleh Abu Usamah, Telah disampaikan kepada kami oleh al-Amash dari Abu Salih,
dari Abu Hurairah dia berkata: Rasulullah Saw bersabda: Barangsiapa yang meniti
jalan untuk mendapatkan ilmu, Allah akan memudahan baginya jalan menuju surga.

Redaksi dari Sunan Ibn Majah


No. Hadis; 223.










: :
: :
:
[11]...


Terjemahannya:
Telah disampaikan kepada kami oleh Nas}r bin Aly al-Jahd}amy, Telah disampaikan kepada
kami oleh Abd Allah bin Dawud, dari Asim bin Raja bin Haywah, dari Dawud bin Jamil, dari Kathir
bin Qays, dia berkata suatu ketika aku duduk bersama Abu al-Darda di Masjid Damaskus, Sesorang
datang kepadanya dan berkata: wahai Abu al-Darda aku datang kepadamu dari Madinah kota Nabi
Saw untuk (mendaptkan) sebuah hadis yang kamu dengarkan dari Rasulullah Saw, Abu al-Darada
berkata : Jadi kamu datang bukan untuk berdagang? Orang itu menjawab: Bukan, Abu al-Darda
berkata: dan bukan pula selain itu ?, orang itu menjawab: bukan, Abu al-Darda berkata:
Sesungguhnya kau pernah mendengar Rasulullah Saw bersabda: Barangsiapa yang meniti jalan
untuk mendapatkan ilmu, Allah akan memudahan baginya jalan menuju surga

Study sanad dan Matan


Hadits
DARI SELURUH RIWAYAT YANG TELAH DISEBUTKAN TERDAHULU,
TAMPAK BAHWA HADIS YANG DIKAJI MAYORITASNYA BERMUARA
PADA SATU SAHABAT YAKNI ABU HURAIRAH DAN SATU KEPADA ABU
AL-DARDA, SEMENTARA RIWAYAT AL-BUKHARY MERUPAKAN
BAGIAN DARI RIWAYAT YANG MUALLAQ(YAKNI RIWAYAT TANPA
SANAD) DARI AL-BUKHARY ADAPUN SANAD YANG AKAN DITELITI
ADALAH SANAD IBN MAJAH DENGA NO. HADIS 223. SEBAGAI
BERIKU

1.Ibn Majah: dia bernama lengkap Muhammad bin Yazid al-Ruby Abu
Abd Allah bin Majah al-Qazwiny al-Hafidh, pemilik karyaal-Sunandan
memiliki banyak karya tulis dia mendengarkan dan mengambil hadis
dari banyak guru di berbagai kota seperti Khurasan, Iraq, Hijaz, Mesir,
Sham dan sebagainya diantara salah satu gurunya yang banyak
tersebut adalahNashr bin Aly al-Jahdamy, dia lahir pada tahun 209
H. dan wafat pada tahun 273 H pada umur 97 tahun.[
2.Nashr bin Aly al-Jahdhamy: dia bernama lengkap Nashr bin Aly
bin Shubhan al-Azdy al-Jahdhamy Abu Amr al-Bashry. Wafat tahun 250
H. Para kritikus hadis menilainya sebaggai periwayat yangtsiqah
3.Abd Allah bin Dawud: dia bernama lengkap Abd Allah bin
Dawud bin Amir al-Hamadany Abu Abd al-Rahman al-Khariby al-Kufy.
Wafat tahun 213 H pada umur . par kritikus hadis menilainya sebagai
periwayat yangtsiqahdan seorangabid(ahli ibadah), dia berhenti
meriwayatkan hadis pada sisa umurnya. Imam al-Bukhary tidak pernah
menerima hadis darinya, menurut Ibn Hajar, al-Bukhary pernah
mendengarkan darinya ketika berada di kota Wasith.

4.Ashim bin Raja bin Haywah al-Falasthiny. Para kritikus hadis menilainya
sebagai periwayat yangshaduq,al-Daruqutny menilainya sebagai periwayat
yangdhaif karena selalu meriwayatkan riwayat yangwahm(yang tidak jelas).[17]
5.Dawud bin Jamil dia bernama Asli al-Walid, Ibn Hajar dan al-Daruquthny
menilainya menilainya sebagai periwayat hadis yangdhaifkarena ke-majhulannya(tidak dikenali kapasitas intelektualnya).[18]
6.Kathir bin Qays al-Syamy, ada yang mengatakan bahwa namanya adalah
Qays bin Katsir, tetapi Katsir bin Qays adalah yang lebih benar, Ibn Qani telah
melakukan kesalahan dengan menempatkannya dalam deretan sahabat, Ibn Hajar
dan al-Daruqthny menilainya sebagai periwayat yangdhaifmeskipun Ibn Hibban
menyebutkannya dalam deretan periwayat yangtsiqah(al-Tsiqat).[19]
7.Abu al-Darda: dia bernama lengkap Uwaimir bin Zaid bin Qays al-Anshary,
para ulama berbeda pendapat tentang nama ayahnya, sementara dia lebih dikenal
dengankunyah-nya yakni Abu al-Darda, ada yang bependapat bahwa nama aslinya
adalah Amir, sementara Umair adalahlaqab(panggilan). Dia adalah salah seorang
sahabat Nabi Saw yang ikut pertama kali dalam perang Uh}ud, dia juga dikenal
sebagai salah seorang ssahabat yangabid(ahli ibadah). Wafat pada tahun 32 H
tepatnya pada akhir masa pemerintahan khalifah Utsman bin Affan dan hidup
terakhir di kota Syam

Setelah melakukan studi terhadap seluruh individu periwayat hadis


sebagaimana yang terdapat dalam sanad Ibn Majah sebagaiman
yang termaktub dalamsunan-nya dengan No. Hadis; 223 baik dari
sisiadalah(keadilan)
maupundhabth(kapasitas
intelektual),
tampak
bahwa
terdapat
tiga
orang
periwayat
dengan
predikatdhaif(lemah) mer Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa
sanad
Ibn
Majah
tersebut
adalah
sanad
yangdhaifdisebabkan karena ke-dhaif-an tiga periwayat dalam
sanadnnya eka adalah; Ashim bin Raja (periwayat 4), Dawud bin
Jamil (periwayat 5), dan Katsir bin Qays (periwayat 6) Tetapi apabila
seluruh sanad hadis dikumpulkan, maka sanad Ibn Majah dapat
naik tingkatan derajatnya menjadihasan li ghairihikarena
adanyasyahiddari riwayat Abu Hurairah dan adanyamutabidari
jalur sanad lainnya, terlebih lagi hadis tersebut diriwayatkan oleh
Muslim dari para periwayat dengan derajat periwayatan tertinggi
yaknitsiqat tsabt. Karena sanad hadis yang diteliti terangkat
derajatnya daridaifmenjadihasan li ghairihi, maka dapat
dilakukan studi terhadap matan (redaksi) hadis

Bila studi terhadap hadis diarahkan kepada redaksinya, maka


ditemukan adanya perbedaan lafadh dimana pada lafadh awal dari

riwayat Abu Dawud termaktub lafadh




sementara

pada lafadh dari riwayat lainnya termasuk pada lafadh dari redaksi

Ibn Majah yang telah diteliti sanadnya menampilkan lafal


,
pada bagian lain dari lafadh awal redaksi hadis dijumpai bahwa
(wawu) huruf tersebutmayoritas redaksi diawali dengan huruf
merupakan huruf antara (yakni huruf yang mengantarai dua kalimat
atau kata), karena sesungguhnya redaksi hadis tersebut tergolong
redaksi yang panjang Adapun kelengkapan redaksi dari hadis
tersebut
adalah:

:



Dari hasil studi baik sanad maupun matan di atas


penulis menyimpulkan bahwa hadis yang diteliti bila
ditinjau dari sisi sanadnya adalah sanad dengan
kualitashasan li ghairihi,sementara dari sisi matan
atau redaksinya adalah hadis dengan
kualitasshahihbaik lafadh maupun maknanya.

Você também pode gostar