Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu dari sekian banyak negara di dunia yang kaya akan
kebudayaan. Batik merupakan salah satu dari kebudayaan Indonesia yang berupa
kain bermotif. Hingga sekarang pesona batik disukai baik di dalam negeri maupun di
luar negeri.
banyaknya perubahan dan motif yang muncul dalam perbedaan kebudayaan. Batik
sebagai kekayaan Indonesia memiliki nilai seni yang tinggi. Jenis, corak, motif batik
tradisional maupun modern tergolong amat banyak, namun corak dan variasinya
sesuai dengan filosofi dan budaya masing-masing daerah yang amat beragam. Potensi
Industri batik secara ekonomi cukup memberikan pendapatan yang besar kepada
negara, baik dari segi penyerapan tenaga kerja maupun pemasukan devisa dan pajak.
Permintaan
pasar untuk konsumsi lokal dan luar negeri terbuka luas sehingga
akibat
semakin
banyaknya
permintaan terhadap
batik.
Sejak
dicanangkan hari batik nasional pada tanggal 2 Oktober 2009 omzet pengusaha
batik naik hingga 50% (Suhendra, 2009). Pada beberapa daerah mulai muncul
kampung batik sebagai sentra batik khas daerah masing masing. Hal ini dibuktikan
dengan meningkatnya jumlah penjualan Batik di Yogyakarta sebanyak 30% di
bulan Desember 2009 dibandingkan sebelumnya dan peminat Batik mulai meluas
dari orang tua hingga kaum remaja. Euforia Batik pun menjadi tampak sangat
jelas
di
masyarakat.
Semua sekolah
mewajibkan
siswa-siswinya
memakai
seragam Batik di hari tertentu. Karyawan bank, pegawai negeri, penyiar televisi,
hingga instansi-instansi swasta pun memakai Batik. Peminat batik pun tidak lagi
orang-orang tua, namun juga remaja kini mulai memakai batik. Ditambah lagi baju
Batik tidak hanya dipakai disaat acara resmi, bahkan waktu santai pun menggunakan
batik.
1
kimia
ini
biasanya
digunakan pada proses pewarnaan atau pencelupan. Pada umumnya polutan yang
terkandung dalam limbah industri batik dapat berupa logam berat, padatan
tersuspensi, atau zat organik.
ditetapkan
maka
harus
dilakukan pengolahan terhadap limbah ini sebelum dibuang ke sungai. Salah satu
alternatif
pengolahan
elektrolisis dengan anoda dan katoda platinum (Pt). Pt merupakan logam inert yang
sangat baik sebagai elektrokatalis dan tahan terhadap kondisi larutan. Metode ini
merupakan metode yang efektif, selektif, ekonomis, bebas polutan dan sangat sesuai
untuk menghancurkan senyawa-senyawa organik.
Sehingga limbah yang di buang ke saluran air adalah limbah yang aman bagi
lingkungan dan adanya perbaikan sistem drainase
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Industri batik
Industri batik dan tekstil merupakan salah satu penghasil limbah cair yang
berasal dari proses pewarnaan. Selain kandungan zat warnanya tinggi, limbah
industri batik dan tekstil juga mengandung bahan-bahan sintetik yang sukar larut
atau sukar diuraikan. Setelah proses pewarnaan selesai, akan dihasilkan limbah
cair yang berwarna keruh dan pekat. Biasanya warna air limbah tergantung pada
zat warna yang digunakan. Limbah air yang berwarna-warni ini yang
menyebabkan masalah terhadap lingkungan. Limbah zat warna yang dihasilkan
dari industri tekstil umumnya merupakan senyawa organik non-biodegradable,
yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan terutama lingkungan perairan.
Senyawa zat warna di lingkungan perairan sebenarnya dapat mengalami
dekomposisi secara alami oleh adanya cahaya matahari, namun reaksi ini
berlangsung relatif lambat, karena intensitas cahaya UV yang sampai ke
permukaan bumi relatif rendah sehingga akumulasi zat warna ke dasar perairan
atau tanah lebih cepat daripada fotodegradasinya (Dae-Hee et al. 1999 dan Alkdasi 2004)
B. Pengertian Limbah Cair
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri
maupun domestik (rumah tangga), yang lebih dikenal sebagai sampah, yang
kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan
karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini
terdiri dari bahan kimia Senyawa organik dan Senyawa anorganik. Dengan
konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif
terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan
penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh
limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah. Karakteristik limbah
adalah berukuran mikro, dinamis, penyebarannya berdampak luas dan antar
generasi akan berdampak dalam jangka panjang. Faktor yang mempengaruhi
kualitas limbah adalah volume limbah, kandungan bahan pencemar, dan
frekuensi pembuangan limbah (Anonim,2009)
2. Karakteristik
Oleh
karena
itu,
mikoorganisme
kemudian
penting
untuk
mengevluasi
kualitas
air
(Purwaningsih,2008 ).
D. Proses Produksi Pembuatan Batik
a. Pelekatan lilin yang pertama
Pelekatan lilin yang pertama adalah mengecap/membatik tulis motifmotifnya di atas mori dengan menggunakan canting/cap.
b. Pelekatan lilin kedua
Sebelum di celup dalam zat pewarna, bagian-bagian yang dikehendaki tetap
berwana putih harus di tutup dengan lilin. Ini dimaksudkan untuk menahan
zat pewarna agar jangan sampai merembes kebagian yang lain. Itulah
sebabnya mengapa pada proses ini malamnya harus kuat dan ulet, lain
dengan pelekatan lilin yang justru tidak boleh terlalu ulet agar mudah di
keluarkan.
c. Pencelupan pertama kedalam zat pewarna
Tujuannya ialah untuk memberi warna biru tua pada batik tulis sebagai
warna dasar kain. Jaman dahulu pekerjaan ini memakan waktu berhari-hari
karena masih menggunakan bahan alam dari tanaman indigo. Dimana zat
tersebut lambat sekali meresap pada mori, sehingga kain harus di celup
berulang kali. Kini dengan menggunakan zat pewarna impor maka proses
nya jauh lebih cepat dan pendek.
d. Menghilangkan lilin
Bagian yang akan disoga agar berwarna coklat direndam dengan air
panas untuk menghilangkan lilin.
e. Penggunaan lilin ke 3
Terdiri dari penutupan dengan lilin pada bagian kain yang dikehendaki tetap
berwarna biru, sedangkan bagian-bagian yang akan di soga tetap terbuka.
f. Pewarnaan ke 2
7
Merupakan proses yang paling banyak memakan waktu pada proses batik
tulis. Jika menggunakan soga alam tidak cukup dikerjakan satu dua kali
saja, harus berulang-ulang. Ditiap pencelupan harus di dahului dengan
pengeringan di udara. Dengan memakai soga sintetis, waktu dapat
diperpendek sampai paling lama setengah jam. Istilah meyoga berasal
dari soga yaitu jenis pohon yang kulitnya dapat memberi warna coklat jika
direndam dalam air.
g. Menghilangkan lilin
Merupakan pengerjaan yang terakhir, dimana malam yang masih tertinggal
pada mori, perlu di hilangkan sama sekali dengan cara merebusnya dalam air
mendidih atau yang sering di sebut lorot.
E. Pengelolaan Limbah Cair Produksi Batik
Untuk mengetahi seberapa jauh proses pengolahan limbah indutri batik
dilakukan dengan alur sebagai berikut :
a. Bahan berupa kali putih / Kain Mori
b. Penambahan bahan pewarna pakaian
c. Limbah cair dari produksi tekstik mengalir menuju bak penangkap minyak
dan lemak
d. Limbah cair selanjutnya masuk ke panampungan limbah
e. Dari bak penampungan limbah di pompa menuju bak netralisasi dan
koagulasi dengan debit kapur 40ml/det dan Fe SO4 80 ml/det.
f. Dari bak pencampur limbah masuk ke bak pencampur limbah dengan
cuagulasi polimer (kurifloc) dengan debit 20 ml/det.
g. Selanjutnya limbah cair dari proses netralisasi dan koagulasi masuk ke
dalam bak pengendap kimia (bak pengendap I)
h. Dari bak pengendap I bak dialirkan ke bak aerasi (kolam aerobic) dengan
penambahan nutrisi (Urea+SP) sesuai kondisi
i. Limbah dari bak aerasi menuju bak pengendap II (proses biologi)
j. Dari bak pengendap II limbah di buang kelingkungan dan sebagian lumpur
pengendap di kembalikan kebak biologi (kolam aerobic)
Untuk penyempurnaan dalam managemen pengelolaan limbah di atas maka
perlu di lakukan Pengolahan Limbah Cair dengan Coagulasi dan Penyaringan :
a. Penambahan bahan koagulan dengan dilanjutkan dengan proses penyaringan
menggunakan media saringan tunggal dan media saringan campuran. Bahan
media saringan tunggal adalah pasir, arang, ijuk dan bahan media campuran
adalah pasir arang dan pasir ijuk arang
b. Penambahan koagulan tawas dapat mengurangi konsentrasi total suspended
solids, kekeruhan, fenol dan warna limbah cair industri batik
c. Saringan arang efektif menurunkan fenol dan kekeruhan dari limbah cair
industri batik.
d. Saringan pasir arang efektif menurunkan warna dari limbah cair industri
batik
e. Saringan pasir ijuk arang memberikan hasil terbaik dalam menurunkan total
suspended solids dari limbah cair industri batik.
f. Setelah mengalami proses pengolahan secara koagulasi dan penyaringan,
kualitas limbah cair industri batik sesuai dengan.
F. Baku mutu air limbah industri batik
Menurut Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 10 Tahun 2004
Tentang Baku Mutu Air Limbah
makhluk
hidup,
termasuk
manusia
dan
perilakunya,
yang
tidak
berlebihan.
Usaha-usaha
untuk
melestarikan
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Data Umum
Nama Perusahaan
Nama Pemilik
No. telp
Alamat
Tahun Berdiri
Jenis industri
Produk
Merk dagang
Asal bahan baku
Bahan baku
Bahan tambahan
Luas lahan
Jumlah karyawan
: Batik R
: Pekalongan
: Kain,malam, obat (indigo dan naptol), garam
: Canting, cetakan, cap
: 700 m2
: 12 orang
lilin
Kain yang sudah di lukis kemudian dilakukan pewarnaan pertama
Setelah itu kain di tutup dengan menggunakan lilin untuk warna pertama
Kemudian dilakukan proses pewarnaan kedua
Untuk menghilangkan lilin yang tersisa di lakukan proses perendaman ke
dalam air mendidih atau yang di sebut lorot.
BAK PEWARNA 1
BAK PEWARNA 2
Dialirkan
sebagai berikut :
12
SUNGAI
BAK PEWARNA 3
BAK PEWARNA 4
Keterangan :
Pada jarak 5 m dari pengolahan limbah terdapat sumur sebagai air baku untuk
produksi.
: 30 C
: 31 C
:7
: 3,34 ppm
Dan setelah kami bandingkan dengan baku mutu limbah cair menurut Peraturan
Daerah Jawa Tengah No 10 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Limbah untuk
pH, suhu memenuhi syarat sedangkat untuk TDS tidak tercantum baku mutunya.
E. Permasalahan
1. Air limbah industri batik belum di olah secara baik karena pengolahan masih
menggunakan bak penampung sederhana.
2. Air sisa perendaman yang digunakan untuk menghilangkan lilin pada tahap
terakhir langsung di buang ke sungai.
3. Terdapat sumur sebagai air baku produksi pada jarak 5 m, air baku dapat
4.
5.
6.
7.
8.
9.
F. Pemecahan Masalah
1. Seharusnya air limbah diolah dengan benar, dengan cara membuat instalasi
pengolaha limbah secara lengkap dengan melalui tahap pengolahan fisik,
pengolahan kimia dan pengolahan biologi.
13
BAB IV
14
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Pada industry batik R memproduksi 2 jenis batik yaitu batik cap dan batik tulis.
Setiap hari limbah yang di hasilkan kurang lebih sebanyak 40 liter perhari.
2. Pengolahan pengolahan air limbah pada industry batik R menggunakan bak
penampung yang di dalamnya terdapat saringan pasir dan saringan ijuk untuk
penyaringan.
3. Hasil pemeriksaan air limbah untuk parameter fisik seperti pH, suhu dan TDS
setelah di bandingkan dengan baku mutu hasilnya memenuhi syarat.
B. SARAN
1. Psebaiknya perusahaan mempunyai IPAL yang lebih lengkap agar limbah dapat
terolah dengan baik
2. Sebaiknya ada petugass untuk mengolah air limbah agar limbah tertangani dengan
baik
3. Sebaiknya perusahaan mempunyai dokumen perijinan untuk membuang limbah ke
badan air
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2009). Batik. Didownload dari http://id.wikipedia.org/wiki/Batik
15
Setyaningsih, H. 2007. Pengolahan limbah batik dengan proses kimia dan adsorpsi karbon
aktif.Tesis Program Pasca Sarjana UI. Jakarta.
Wardhana, W. A., 2004, Dampak Pencemaran Lingkungan, Yogyakarta : Penerbit Andi
Limbah Cair Industri Batik.http://elibrary.ub.ac.id/bitstream/123456789/29480/2/PemetaanLimbah-Cair-Industri-Batik-(kandungan-Logam)-di-Kabupaten-Bangkalan-denganSistem-Informasi-Geografis-(SIG).pdf. Online, 29 September 2015.
http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2011/02/20/137468/Limbah-Sablon-danBatik-Mengkhawatirkan
Penemuan
Teknik
baru
Untuk
pengolahan
Limbah
Batik,
di
download
http://bappeda.slemankab.go.id/wp-content/uploads/2012/03/PENEMUAN-TEKNIKBARU-UNTUK-PENGOLAHAN-LIMBAH-BATIK.
Peraturan daerah jawa tengah no 10 tahun 2004 tentang baku mutu air limbah
16
di