Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
ARI CHRISTIANTI 1
Universitas Kristen Duta Wacana
ABSTRACT
This paper investigated the effect of the change in certain factors (assets
tangibility, growth, profitability, volatility, and flexibility) that are identified by capital
structure theories on the firm’s leverage (short term debt and long term debt). The
approach used in this paper is Structural Equation Modelling (SEM) with path
diagram.
The empirical results show that assets tangibility, growth, and, profitability
support POT but earning volatility does not support both STO and POT. This contradict
result is caused by agency cost equity and corporate control considerations. However it
can be concluded that the financing behaviour of manufacturing industries in JSX can
be explained by POT hypothesis.
Keyword: Static Trade Off Theory (STO), Pecking Order Theory (POT), and Path
Diagram
1
Universitas Kristen Duta Wacana, Jl. Dr. Wahidin S. No. 05-25, Yogyakarta 55224, Telp. (0274)
563929, Fax. (0274) 513235, e-mail ari@ukdw.ac.id.
B. LANDASAN TEORI
B.1. Pengukuran Leverage
Salah satu tolak ukur struktur modal perusahaan ditunjukkan oleh leverage
keuangan (Kim, 1992). Pengukuran leverage dalam penelitian ini menggunakan proksi
book value long term debt dan short term debt (LEVBL dan LEVBS).
B.2.4. Profitability
Myers & Majluf (1984) menyatakan bahwa terdapat hubungan negatif antara
profitability dengan leverage. Jensen (1986) menyatakan terdapat hubungan positif
antara leverage dengan profitability jika pasar dalam mengontrol perusahaan efektif.
Sebaliknya, jika pasar dalam mengontrol perusahaan tidak efektif terdapat hubungan
negatif antara profitability dengan leverage perusahaan. Penelitian ini mengganggap
bahwa terdapat pengaruh negatif antara profitability dengan leverage untuk POT.
Sebaliknya, berdasar pada STO tingkat profitabilitas berpengaruh negatif terhadap
leverage. Artinya, perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang rendah mempunyai
tingkat leverage yang tinggi.
B.2.5. Earning Volatility
Berdasar pada hipotesis STO dan POT, Chen & Jiang (2001) menyatakan terdapat
pengaruh yang negatif antara earning volatility dan tingkat leverage perusahaan.
Earning volatility perusahaan yang tinggi dianggap oleh pasar sebagai hasil kinerja
manajemen yang buruk, oleh karenanya perusahaan yang seperti ini sulit untuk
mendapatkan dana eksternal. Menurut Cools (1993) yang dikutip dari Chen, et al (1998)
dalam hubungannya dengan Agency theory, hubungan yang terjadi antara earning
volatility dan tingkat leverage perusahaan adalah positif. Hal ini dikarenakan masalah
investasi menurun ketika volatilitas return perusahaan meningkat.
B.2.6. Flexibility
Opler, et all, (1999) menyatakan bahwa jika pasar tidak efektif dalam mengontrol
perusahaan, manajemen akan mempertahankan kelebihan kas. Berdasar pada hipotesis
POT, fleksibilitas mempunyai hubungan negatif dengan leverage perusahaan. Berbeda
dFA/TA
dLnSAL
dLnMV
dTA
1
dLT-CAB Z1
dSales
dMBR
dEBIT/S 1
dST-CAB Z2
dROE
LnSdNI
LnSdEBIT
dC/CA
LT-CAB
ST-CAB
Tabel 1 & 2
D. HASIL ESTIMASI
D.1. Populasi Dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan Industri Manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Jakarta sejak Desember 1999 sampai dengan Desember 2003.
Selanjutnya diambil 120 perusahaan yang setelah melalui metode Purposive Sampling,
hasil investigasi menunjukkan jumlah sampel dalam penelitian sebesar 90 perusahaan.
Tabel 3
Secara umum hasil estimasi terhadap model path untuk struktur modal di atas
didapat nilai chy-squares 0,687 dengan probabilitas 0,709 yang jauh diatas 0,05.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model estimasi sudah fit. Jika dilihat dari
kriteria fit yang lain, nilai untuk GFI, AGFI, TLI, dan, CFI berada diatas nilai cut-off
sehingga menunjukkan fit yang lebih baik (a very good fit). Selain itu, untuk indeks The
Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) yang lebih kecil dari 0,08 juga
menunjukkan close fit dari model tersebut.
D.4.2. Analisis Stuctural Equation Model (SEM)
Berdasarkan proses pengolahan data dengan menggunakan AMOS, gambar hasil
model SEM yang sudah diolah dapat dilihat pada halaman lampiran:
Gambar 3
Pada gambar model path tersebut menunjukkan bahwa hanya beberapa variabel
eksogen yang secara signifikan berpengaruh terhadap variabel endogen. Hal ini dapat
dijelaskan pada tabel perhitungan AMOS yaitu Regression Weights yang dapat dilihat
pada tabel 5 di bawah ini.
Berdasar pada tabel Regression Weight di atas, hanya beberapa variabel yang secara
signifikan berpengaruh terhadap leverage yakni atribut tangibility yang dicerminkan
oleh variabel dFA/TA, atribut growth yang dicerminkan oleh dLnMBR, atribut
profitability yang dicerminkan oleh dEBIT/S dan dROE, dan atribut earning volatility
yang dicerminkan oleh LnSdNI dengan koefisien regresi untuk masing-masing variabel
berturut-turut adalah –2,074 (α=5%); -0,190 (α=10%); -4,227 (α=1%); -0,197 (α=5%);
0,229 (α=1%); dan 0,115 (α=10%).
1. Assets Tangibility
Koefisien regresi untuk dTA sebesar –2,074 yang signifikan pada alpha 5%
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh negatif antara assets tangibility dengan tingkat
leverage. Hasil ini mendukung hipotesis POT yang menjelaskan bahwa semakin tinggi
assets tangibility perusahaan, maka perusahaan akan lebih memilih untuk mendanai
perusahaan dengan menggunakan modal internal yang berasal dari earning yang
diperolehnya. Dengan demikian hipotesis POT (Myers dan Maijluf, 1984) untuk atribut
assets tangibility terbukti atau dalam hal ini berlaku hipotesis POT. Hasil penemuan ini
konsisten dengan Harris dan Raviv (1991) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh
negatif antara assets tangibility terhadap leverage.
2. Growth
Koefisien regresi untuk dLnMBR sebesar –0,190 yang signifikan pada alpha 10%
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh negatif antara tingkat pertumbuhan perusahaan
dengan rendah penggunaan leverage. Hal ini mendukung hipotesis POT (Myers dan
E. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengolahan path diagram dengan menggunakan AMOS,
atribut assets tangibility, growth, dan profitability berpengaruh negatif terhadap
leverage perusahaan. Hasil ini menunjukkan bahwa baik atribut tangibility, growth,
profitability mendukung hipotesis POT. Namun, untuk atribut earning volatility
menunjukkan hasil yang tidak mendukung baik hipotesis STO maupun POT.
Hal ini menunjukkan bahwa dalam hubungannya dengan volatilitas laba,
perusahaan manufaktur di BEJ masih cenderung menggunakan leverage yang tinggi
ketika earning volatility tinggi. Kemungkinan hal ini terjadi karena adanya perbedaan
kepentingan antara insider dengan outsider yang menyebabkan terjadinya agency cost
equity. Agency cost equity terjadi karena manajer cenderung menggunakan hutang yang
tinggi bukan atas dasar maksimisasi nilai perusahaan tetapi untuk kepentingan
F. SIMPULAN
1. Atribut assets tangibility, growth, profitability mempunyai pengaruh terhadap
leverage perusahaan mendukung hipotesis POT dalam penentuan keputusan
pendanaan untuk perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta.
2. Atribut earning volatility mempunyai pengaruh terhadap leverage perusahaan
yang tidak mendukung baik hipotesis STO atau POT dalam penentuan keputusan
pendanaan untuk perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta.
3. Adanya perbedaan kepentingan antara outsider dengan insider menyebabkan
terjadinya agency cost equity dimana manajer cenderung menggunakan hutang
yang tinggi bukan atas dasar maksimisasi nilai perusahaan tetapi untuk
kepentingan opportunistik.
4. Perilaku struktur modal untuk perusahaan manufaktur di BEJ mendukung teori
struktur modal POT.
Booth, Laurance, et. all. 2001. Capital Stucture in Developing Countries. The Journal of
Finance. V.I. No. LVI. February.
Bowen, R. M., Daley, L. A. & Charles C. Huber, J. 1982. Evidence on The Existance
and Determinats of Inter-Industry Differences in Leverage. Financial
Management 11, 10-20.
Bradley, M., Jarrell, G. & Kim, E. (1984). On The Existence of An Optimal Capital
Structure: Theory and Evidence. Journal of Finance 39, 857-878.
Chen, Linda H and Jiang, George J. 2001. The Determinants of Dutch Capital Structure
Choice. SOM-theme E. www.ub.rug.nl/eldoc/som/e/01E55/01e55.pdf
Chen, Linda H, Robert Lansink, Elmer Sterken. 1998. The Determinants of Capital
Structure: Evidence From Dutch Panel Data. Presented of The European
Economic Association Annual Congress. Berlin. September 2-5.
Fama, E.F. & French, K.R. 2002. Testing Trade Off and Pecking Order Predictions
About Dividend and Debt. Review of Financial Studies.15. 1-33.
Friend, I. & Hasbrouck, J. 1988. Determinant of Capital Structure. JAI Press Inc., New
York, pp. 1-19.
Friend, I. & Lang, H. P. 1988. An Empirical Test of The Impact of managerial Self-
Interest on Corporate Capital Structure. Journal of Finance 43, 271-281.
Halomoan, Gina & Djakman, C. D. 2000. Pengujian Pecking Order Hypothesis Pada
Emiten di Bursa Efek Jakarta Tahun 1994-1995. Simposium Nasional
Akuntansi III, 958-970.
Harris, Milton and Raviv, Athur. 1991. The Theory of Capital Structure. The Journal of
Finance. 46. 297-355.
Jensen, Michael. 1986. Agency Cost of Free Cash Flow, Corporate Finance and Take
Over. American Economic Review. 76. 323-39
Kim, E. Han. 1982. Miller’s Equillibrium, Shareholder Leverage Clienteles, and
Optimal Capital Structure. The Journal of Finance. Vol. XXXVII. No. 2.
301-319.
Modeiros, Otavio. R. De and Daher. Cecilio. E. 2004. Testing Static Tradeoff Againts
Pecking Models of Capital Structure in Brazilian Firms. Persented of The 4th
USP Congress of Management Control and Accounting, Sau Poule, Brazil,
October 7-8.
McClave, James T & Sincich, Terry. 2003. Statistics. International Edition. Prentice
Hall. New Jersey.
Myers, Steward C. & Nicholas S. Majluf. 1984. Corporate Financing and Investment
Decision When Firms Have Information Investors Do Not Have. Journal of
Financial Economics. 13. 187-221.
Opler, T., Pinkowitz, N. S. 1984. The Dterminant and Implications of Corporate Cash
Holdings. Journal of Finance 52, 3-46.
Rajan, Rashuram G. and Luigi, Zingales. 1995. What Do We Know About Capital
Structure? Some Evidence From Internatioanl Data. Journal of Finance. 50.
1421-1460.
Titman, S. 1984. The Effect of Capital Structure on The Firm’s Liquidation Decision.
Journal of Financial Economics 13. 137-152.
LAMPIRAN:
Descriptive Statistics
.01
dFA/TA
.06
.00
dLnSAL
Model SEM Untuk Book Value
.01
-.01 .00 .33 -2.07
.01 .00 dLnMV .29
.01 -.02 -.02 .15 .19
.00 .02 .01 dTA -.24
.47 .36
1
-.02 .01 .09 .17 .35 .33 -.17 dLT-CAB Z1
.00 -.01 -.01-.11 dSales -.09 .07
.01 .01 -.05 .00 -.10 .81 -.27 -.10
.00 .00 -.05 -.03 -.01 dMBR -.20 -.03 .27
.00 .00 .15 -.02 -.04 .00 .01 .11 -.19
-.01 -.02 .00 -.07 -.05 -.16 -.07 -4.23 .44
dEBIT/S 1
-.02 -.07 .00 .02 dST-CAB Z2
-.10 .39 -.02 -1.28
.97
-.05 -.01 .00 .25
.02 dROE .03
.23 Chi-squares=.687
.10 .01 .01 -.01
.12 .06 .00
.03 2.35 -.14 df=2
-.03 .00
-.03 LnSdNI
1.65
1.57 CMIN/DF=.344
-.01 1.28
-.01 .11
.02 LnSdEBIT -.09 p=.709
.01 .24 -.01 .01 GFI=.999
.04 .15 dC/CA
.55
AGFI=.927
.01 .00
.01 LT-CAB
TLI=1.261
.22 .37 CFI=1.000
ST-CAB
RMSEA=.000