Você está na página 1de 8

Pengaruh Teknologi Informasi Dalam Bidang Perbankan

1.

Pendahuluan

Perkembangan Teknologi Informasi (TI) Yang berkembang dewasa ini memberikan banyak
manfaat kepada peradaban manusia di era modern ini. Setiap orang merasakan dampak
dari perkembangan Teknologi Informasi (TI) dari masa ke masa. Perkembangan Teknologi
Informasi (TI) sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia di masa ini maupun di
masa mendatang. Karena Teknologi Informasi (TI) dapat ditemui di manapun dalam
kehidupan sehari-hari manusia contohnya computer, televisi, telepon seluler, dan lain-lain.
Oleh karena itu manusia di era modern seperti saat ini dituntut untuk mengetahui dan
mengikuti perkembangan Teknologi Informasi (TI) agar dapat bersaing dalam persaingan
yang ketat di era globalisasi seperti saat ini maupun di masa mendatang.
Dalam dunia bisnis saat ini Teknologi Informasi (TI) sangat bermanfaat karena
semakin memudahkan orang dalam melakukan bisnis. Perkembangan Teknologi Informasi
(TI) sekarang ini sangat berpengaruh dalam dunia bisnis, perkembangan dunia Teknologi
Informasi (TI) yang sangat cepat seperti yang kita rasakan sekarang ini, membuat dunia
bisnis juga berkembang pesat karena keduanya saling ber-relasi dan saling membutuhkan
satu sama lain. Bahkan sekarang ini hampir setiap orang yang melakukan bisnis tidak lepas
dari Teknologi Informasi (TI). Dan sekarang semakin banyak dibutuhkan orang-orang yang
ahli dalam bidang Teknologi Informasi (TI) untuk kegiatan bisnis.
Bisnis perbankan sangat mempengaruhi ekonomi dunia saat ini. semenjak
ditemukannya computer pada tahun 1955, Teknologi Informasi (TI) berkembang sangat
cepat, perkembangan Teknologi Informasi (TI) sangat bermanfaat dalam dunia perbankan.
Semenjak itu dunia perbankan berkembang sangat cepat dengan memanfaatkan Teknologi
Informasi (TI). Pada awalnya dunia perbankan hanya sebagai jasa tempat penukaran uang
(money changer). Lalu kemudian berkembang lagi menjadi tempat penitipan uang, yang
saat ini dikenal sebagai kegiatan simpanan (tabungan). Kemudian berkembang lagi sebagai
tempat peminjaman uang. Dan masih terus berkembang hingga saati ini. Sekarang dunia
perbankan telah berkembang bersama Teknologi Informasi (TI) dan hasilnya adalah seperti
yang kita lihat sekarang ini, contohnya adalah E-banking dan lain-lain.

2.

Perkembangan Teknologi Informasi (TI) Dalam Dunia Perbankan

Seperti yang kita lihat sekarang ini Teknologi Informasi (TI) sangat cepat berkembang dan
semakin dibutuhkan oleh semua kalangan masyarakat. Dalam hal ini perbankan, pada
awalnya Bank di bentuk bukan seperti sekarang ini yang seperti kita lihat sekarang. Pada
awalnya bank hanya sebuah jasa yang melayani penukaran uang, kemudian berkembang
lagi menjadi tempat penitipan uang (tabungan), lalu berkembang lagi menjadi tempat
peminjaman uang. Awal kegiatan perbankan dimulai dari zaman babylonia kemudian terus
berkembang ke zaman yunani kuno dan romawi. Hingga akhirnya terus berkembang sampai
ke daratan eropa, dan akhirnya berkembang sampai ke Asia Barat yang dibawa oleh para
pedagang Eropa, dan terus berkembang hingga kegiatan perbankan ini menyebar ke
seluruh dunia, terutama daerah jajahan Eropa.
Dewasa ini bank bukan hanya sebagai tempat penukaran, penitipan, maupun
peminjaman uang. Saat ini bank berkembang menjadi lebih besar lagi bahkan sekarang ini
mempengaruhi ekonomi masyarakat dalam tingkat nasional, maupus dalam tingkat
internasional. Dalam skala yang sangat besar ini tentu bank sangat membutuhkan
Teknologi Informasi (TI) untuk pengelolaanya karena bank sudah mencakup lingkup yang
sangat besar hingga dunia internasional. Penggunaan Teknologi Informasi (TI) dalam
bidang perbankan diharapkan dapat memudahkan pihak bank maupun pengguna jasa bank.
Penerapan Teknologi Informasi (TI) dalam dunia perbankan sangat membantu bank
dalam

mempermudah

dan

meningkatkan

fasilitasnya,

Contohnya

mesin

ATM.

ATM(Automated Teller Machine) pertama kali ditemukan oleh Donald C. Wetzel asal
amerika serikat pada tahun 1968. Penemuan ini berawal dari saat beliau lelah dan kesal
mengantre dalam antrian panjang bank. Ia lantas menemukan ide pengembangan mesin
untuk nasabah bertransaksi. Ide mesin ini ditujukan untuk menggantikan fungsi teller bank
untuk melayani nasabah dengan praktis. Mesin mulai digunakan secara komersil tepat pada
tanggal 2 september 1969, oleh Chemical bank, new York. Saat itulah industri perbankan di
dunia mengenal mesin ATM modern pertama yang menggunakan kartu plastik ber-strip
magnetik dan sukses diterima bank-bank di Amerika Serikat. Namun, mesin ATM Wetzel
bukanlah yang pertama saat itu. Cikal bakal ATM itu sudah diperkenalkan sejak 1939 oleh
Luther George Simjian. Sayangnya, pihak bank waktu itu masih tidak bisa menerima
pemikian bahwa sebuah mesin dapat menggantikan pekerjaan manusia melayani nasabah.
Bahkan, permintaan mesin ATM kala itu masih sangat kecil. Alhasil, ATM temuan Simjian itu
tidak sukses dipasaran. Karena faktor itulah, Smithsonians National Museum of American
History, lebih memilih mencatat nama Donald Wetzel sebagai penemu ATM. Apalagi, pada

1973, dari total 2.000 ATM yang beroperasi di Amerika Serikat, sebagian besar adalah
model buatan Docutelperusahaan tempat Wetzel bekerja.
Pada awal ditemukannya mesin ATM, ATM belum dapat terhubung secara online. Baru pada
1974, perusahaan bernama Diebold asal Amerika Serikat, berhasil mengaplikasikan ATM
yang langsung terhubung secara online dengan bank, sehingga mesin ini makin bisa
memenuhi permintaan industri perbankan.
Dalam perkembangannya, saat ini pengaplikasian Teknologi Informasi (TI) dalam
dunia perbankan bukan hanya mencakup ATM saja. Namun juga hal-hal lainnya seperti
Internet Banking. Dunia internet telah berkembank luas dan mendunia. Selama tahun 1980an programmer yang bekerja pada bidang perbankan mulai dating dengan ide-ide untuk
transaksi perbankan online. Perkembankan internet banking pada awalnya di motori oleh
organisasi perbankan dan keuangan di eropa dan amerika serikat pada saat itu disebut
Rumah perbankan. Pada awal 1980 saat computer dan internet belum banyak di kenal
oleh masyarakat dunia dan tidak berkembang baik, penggunaan perbankan rumah terbuat
dari mesin fax dan telepon unutk memudahkan orang yang menggunakan jasa bank. Lalu,
penyebaranfasilitas internet dan pemrogramman membuat peluang perbankan rumah
semakin besar. Tahun 1983, Nottingham building society (NBS) memelopori perbankan
online pertama di inggris. Layanan ini membentuk sebagian besar fasilitas internet
perbankan untuk diikuti. Fasilitas ini pada awalnya tidak berkembang dengan baik dan
membatasi jumlah transaksi untuk pemegang rekening. Fasilitas yang diambil ini merupakan
system yang diambil dari system prestel, system yang digunakan departemen pos inggris.
Sedangkan di amerika serikat layanan ini pertama kali dikenalkan pada oktober 1994. Yang
dikembankan oleh Stamford federal credit union , yang merupakan lembaga keuangan.
Sedangkan jika di Indonesia sendiri dikenalkan pada tahun 2001 yang pertama kali
dikenalkan oleh Bank Central Asia(BCA).
Saat ini online banking sudah sangat marak penggunaanya. Internet banking bukan
hanya menguntungkan pihak pelanggan pengguna jasa bank namun juga menguntungkan
bagi bank itu sendiri. Dengan Internet banking yang marak penggunaanya saat ini, sekarang
nasabah bank tidak perlu untuk datang ke bank untuk mengambil tabungan, menabung,
atau sekedar mengecek saldo mereka. Berbagai kemudahan yang ditawarkan online
banking sekarang ini sudah dapat di manfaatkan oleh sebagian besar nasabah, karena saat
ini Teknologi Informasi (TI) sudah dapat dinikmati oleh sebagian besar masyarakat baik
golongan masyarakat kelas atas hingga golongan masyarakat golongan bawah. Selain
kelebihan-kelebihan diatas yang ditawarkan oleh Internet banking, kelebihan lainnya yaitu
misalnya mentransfer uang ke rekening lain dengan Internet banking, membayar tagihan
listrik, membayar tagihan air, bahkan membeli pulsa secara Internet dari Internet banking.
Bahkan dewasa ini jual/beli barang/jasa dapat dilakukan secara online. Pelanggan dapat

membeli sesuatu hanya dengan mengakses internet dan menggunakan Internet banking
dari bank masing-masing. Internet banking sekarang juga menawarkan kartu kredit online,
pinjaman personal, dan akun tabungan. Dan semua itu dilakukan secara online. Selain
nasabah pihak bank sendiri juga diuntungkan. Bank akan lebih praktis dalam melayani
nasabah dalam melakukan transaksi karena jika nasabah melakukan transaksi denan
menggunakan fasilitas online banking maka teller bank tidak perlu melayani nasabah secara
manual. sehingga ini akan memudahkan teller karena jumlah nasabah yang dating langsung
ke bank akan berkurang dan ini akan membuat bank mendapatkan keuntungan yang lebih .
sehingga kesimpulannya semakin banyak nasabah yang menggunakan online banking
maka keuntungan yang di dapat bank akan semakin bertambah besar. Pada akhirnya, jika
bank mendapat keuntungan maka bisa saja bank menawarkan tingkat suku bunga yang
lebih tinggi sehingga kembali dapat menguntungkan pelanggan.
Menilai dari popularitas yang sekarang, online banking akan terus popular dan digunakan di
masa yang akan datang. Individual dan pelaku bisnis yang sebelumnya menolak untuk
mengadopsi online banking sebagai alat komersial, sekarang tidak akan mempunyai banyak
pilihan lagi. Kecepatan sistem online dalam melakukan transaksi akan mengalahkan metode
tradisional sepenuhnya. Bagaimanapun juga, perkembangan dari online banking akan
tergantung dari seberapa user-friendly nya fasilitas yang ada, penambahan fasilitas yang
baru yang akan ditambahkan dan bagaimana konsep dari online banking dikemas
sedemikian rupa untuk digunakan secara umum. Sayangnya sampai sekarang bank dan
pelanggan masih jarang sepakat dalam hal fasilitas mana saja yang berguna dan tidak
berguna. Sejumlah riset pasar dan polling pelanggan diperlukan untuk menjembatani jarak
antara apa yang diperlukan dalam perbankan dan apa yang tersedia.
Salah satu penggunaan online banking di masa yang akan datang, menurut Bank of
America, harus menyediakan kesempatan untuk mengembangkan perbankan di dalam
cara-cara inovatif yang mengutamakan kecenderungan kelakuan pelanggan, pilihan yang
ada, dan trend. Ide-ide baru yang dikembangkan harus menerapkan teknologi yang
mengungkap wawasan yang mencakup skala sosial dan fisik yang luas, dari interaksi
dengan pelanggan secara individu menuju kepada transaksi secara global. Perlu dilakukan
riset guna menemukan inovasi untuk mengubah dunia perbankan secara menyeluruh.
Peneliti akan menanyakan pertanyaan seperti : Bagaimana caranya sehingga semua
pelanggan dapat memiliki pengetahuan dan alat yang dibutuhkan untuk mengontrol
keuangan mereka secara lebih baik di masa yang akan datang?, Bagaimana interaksi
perbankan ber-evolusi ketika dunia pelanggan secara fisik dan virtual terjalin?, dan
Bagaimana jaringan sosial mengubah pengalaman pelanggan menjadi lebih mudah,
nyaman, dan lebih terintegrasi dengan kehidupan sehari-hari?

3.

DAMPAK TEKNOLOGI INFORMASI DALAM DUNIA PERBANKAN

Peran teknologi dalam dunia perbankan sangatlah mutlak, dimana kemajuan suatu sistem
perbankan sudah barang tentu ditopang oleh peran teknologi informasi. Semakin
berkembang dan kompleksnya fasilitas yang diterapkan perbankan untuk memudahkan
pelayanan, itu berarti semakin beragam dan kompleks adopsi teknologi yang dimiliki oleh
suatu bank. Tidak dapat dipungkiri, dalam setiap bidang termasuk perbankan penerapan
teknologi bertujuan selain untuk memudahkan operasional intern perusahaan, juga
bertujuan untuk semakin memudahkan pelayanan terhadap customers. Apalagi untuk saat
ini, khususnya dalam dunia perbankan hampir semua produk yang ditawarkan kepada
customers serupa, sehingga persaingan yang terjadi dalam dunia perbankan adalah
bagaimana memberikan produk yang serba mudah dan serba cepat.
Salah satu bank yang paling mutakhir dengan teknologi hi-end nya adalah BCA, dimana
dengan asset teknologi mutakhir yang dimilikinya BCA mampu menjadi leader dalam hal
pelayanan e-banking. Dengan jumlah ATM terbesar yang dimilikinya, fasilitas internet
banking,dll. Padahal ukuran kecanggihan sebuah teknologi perbankan tidak hanya dilihat
dari coverage ATM-nya semata, tapi seharusnya dilihat pada data centernya, khususnya di
aplikasi core bankingnya.
Memang kendala yang dihadapi oleh dunia perbankan adalah kompleks dan mahalnya
teknologi informasi, karena sebagian besar teknologi ini masih disuplay oleh vendor-vendor
luar negeri. Tetapi kita lihat sekarang, banyak vendor vendor pribumi yang berani bersaing
dalam teknologi informasi ini. Jadi kenapa kita tidak memakai vendor-vendor pribumi untuk
menanamkan teknologi informasi tersebut dalam dunia perbankan. Hal ini manjadi tuntutan
bagi perbankan karena mau tidak mau suatu korporasi yang mempunyai ruang lingkup kerja
yang luas ditambah dengan operasional-operasional yang sangat banyak harus ditunjang
dengan suatu teknologi untuk memudahkan, mengefisienkan dan mengefektifkan kinerja
tersebut. Apalagi dalam dunia perbankan dibutuhkan suatu informasi yang up to date bagi
pihak manajemen menengah ke atas untuk memprediksikan langkah bisnis yang akan
diambil sehingga berbagai kendala yang mungkin muncul dapat teratasi.
Sebagai contoh, dibangunnya suatu sistem informasi Biro Kredit Nasional oleh Bank
Indonesia, hal itu dilakukan tidak lain adalah untuk mengantisipasi resiko kredit yang
mungkin muncul apabila salah seorang debitur mengajukan pinjaman di salah satu bank

padahal pinjaman di bank lain belum lunas. Hal ini dibutuhkan kesinergian dan up to datenya informasi antar bank sehingga hal tersebut dapat terhindarkan.
Operasional yang real time antar bank juga telah menjadi tuntutan bagi dunia perbankan,
karena hal ini menjadi salah satu materi bagi pelayanan yang berkompetisi dalam
memasarkan produk perbankan. Pengiriman uang transfer antar bank, outlet-outlet otomasi
(ATM), hal ini menjadi patokan penilaian bagi para nasabah umumnya dalam melakukan
transaksi dalam segi pelayanan. Jadi memang mau tidak mau bisnis perbankan harus
ditunjang keefisienan operasional jika ingin bersaing di dalam dunianya, dan hal ini harus
ditunjang dengan suatu sistem yang terintegrasi yang termuat dalam suatu teknologi
informasi.
Penerapan suatu teknologi informasi menuntut diantaranya sumber daya manusia yang
memadai. Jika sumber daya manusia yang ada tidak menguasai teknologi tersebut hal ini
menjadi suatu pemborosan semata, karena mahalnya teknologi yang telah dibeli jika tidak
terpakai merupakan suatu hal yang sia-sia. Oleh karena itu sebelum teknologi tersebut
diterapkan, sudah seharusnyalah kita instropeksi terhadap kemampuan korporasi, apakah
cocok teknologi tersebut diterapkan, apakah sumber daya manusianya memadai, dan
apakah teknologi tersebut mempunyai features yang dapat digunakan dalam jangka waktu
yang lama. Karena penerapan suatu sistem teknologi informasi merupakan salah satu
aktivitas investasi jangka panjang bagi korporasi. Hal ini sudah sepatutnya menjadi hal yang
diperhitungkan dalam dunia perbankan, sebagai lembaga intermediasi bagi masyarakat,
sudah seharusnya perbankan menjadi pelayan yang setia dengan selalu merealisasikan
bentuk-bentuk pelayanan dengan menggunakan teknologi informasi.
Namun masyarakat sering salah kaprah. Internet banking sering dikatakan canggih karena
memungkinkan akses perbankan dari manapun. Padahal jika dilihat dari arsitektur sistem
perbankannya, E-Banking hanyalah salah satu channel dari banyak channel untuk transaksi
perbankan semisal EDC (electronic data capture) yang banyak terdapat di merchant
belanja. Ataupun mesin ATM itu sendiri
Mudahnya sebuah sistem yang mengelola data hingga 140 juta customer base yang hanya
digunakan untuk pencatatan saja semisal KPU-Pemilu, tentunya tidak lebih canggih
dibandingkan BRI dengan 30 juta customer yang menggunakan aplikasinya untuk
menghitung kelipatan bunga dan kredit. Dan tentunya tidak berarti BRI kalah canggih
dengan aplikasi Bank Niaga yang mampu dengan akses banyak channel-nya bila
pelanggannya hanya 10juta.
Pengembangan lokasi layanan perbankan saat ini nyaris sudah tidak mungkin, penambahan
produk baru juga tidak akan beranjak jauh dari inovasi sekitar mobile-banking dan
ekstensifikasi layanan private banking, yang semula diarahkan ke nasabah-nasabah kelas
kakap saja. Layanan financial planning yang semula sangat terbatas, kini semakin marak

dan dimungkinkan dengan terbukanya peluang untuk memadukan produk-produk asuransi,


pasar-modal dan dana-pensiun ke dalam layanan perbankan. Teknologi yang diperlukan
sifatnya menjadi sangat individual dan tergantung pada profil dan kebutuhan masing-masing
nasabah. Yang penting adalah bahwa perkembangan saat ini menunjukkan bahwa layanan
jasa-keuangan sedang bergerak ke arah konvergensi di antara keempat jenis produk
tersebut.
Lalu, bagaimana penerapan teknologi informasi untuk kebutuhan seperti ini? Tidak mungkin
melakukan integrasi dari semua sistem aplikasi yang terkait, karena masing-masing aplikasi
hampir pasti dioperasikan oleh perusahaan-perusahaan yang berbeda. Beberapa bank
tampak mengoperasikan service desk terpisah untuk masing-masing jenis layanan jasa
keuangan. Insurance desk misalnya, ada di sudut khusus untuk jenis layanan itu. Capital
market instruments relatip lebih mudah diintegrasikan ke dalam layanan jasa perbankan,
itupun kalau konfigurasi produknya simpel-simpel saja. Pola ini primordial sifatnya dan
sudah dilakukan lebih dari 10 tahun yang lalu. Tantangannya adalah dukungan teknologi
perbankan di meja service representative yang dapat digunakan untuk memadukan semua
layanan jasa perbankan ini dan meraciknya secara individual untuk para nasabah yang
memerlukan.
Berbagai kasus di atas membantu menunjukkan bahwa teknologi yang diterapkan dengan
baik memberikan competitive advantage kepada sebuah bank. Setiap bank mempunyai
akses yang sama atas teknologi yang ada, namun yang mampu memanfaatkannya dengan
benar adalah mereka yang berhasil meraciknya ke dalam sebuah konfigurasi yang
fungsional dan efisien, yang diimplementasikan dengan seksama, yang mendukung produk
dan layanan yang ciamik serta dioperasikan dengan tepat-guna. Membeli teknologi adalah
kegiatan yang paling mudah dan tidak memerlukan keahlian tinggi. Namun, semuanya
kembali memerlukan perancangan, penerapan teknologi yang baik, Good IT Governance,
yang berdasarkan keseuaian target korporasi dari perbankan itu sendiri.

4.

KESIMPULAN

Kesimpulannya yaitu Teknologi Informasi (TI) sangat banyak berpengaruh terhadap bidang
perbankan sejak ditemukannya komputer. Pengaruh yang diberikan oleh Teknologi
Informasi (TI) kedalam dunia perbankan dapat meluputi pengaruh baik maupun pengaruh
buruk bagi perbankan itu sendiri. Namun, setelah Teknologi Informasi (TI) mulai ditemukan
dan dikenalkan ke dunia perbankan, dunia perbankan semakin maju dan lebih efisien dalam

system pelayanan, administrasi, dan lain-lain. Oleh karena itu perkembangan dunia
perbankan sekarang ini tidak bias lepas oleh peran Teknologi Informasi (TI).

Daftar Pustaka
http://www.infobanknews.com/2010/01/sejarah-singkat-kehadiran-atm/
http://www.ehacorner.com/2008/08/sejarah-perbankan.html
http://lutfiyahita.blogspot.com/2007/11/perbankan-indonesia.html
http://karyudha.blogspot.com/2010/10/penerapan-teknologi-informasi-dalam.html
http://dantryaputri.blogspot.com/2011/05/sejarah-internet-banking.html

Você também pode gostar