Você está na página 1de 11

ANALISA KUALITATIF TERHADAP KARBOHIDRAT

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA


DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH PRAKTIKUM BIOKIMIA

Oleh

Nur Sadrina Ghaisani R

1147020047

BIOLOGI 3B
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
JURUSAN BIOLOGI
2015

Hasil
Perlakuan
1. Tes umum karbohidrat
Uji Molisch
-

Hasil
-

2ml larutan karbohidrat

berwarna kuning kental

dipipet dalam tabung reaksi


-

Ditambahkan 2 tetes

tidak berwarna (fasa atas)

tidak berwarna)
Dimiringkan tabung reaksi

dalam tabung reaksi


Dua fasa larutan berwarna
kuning (fasa bawah) dan

pereaksi molisch (cairan

2ml larutan karbohidrat

Larutan berwarna ungu (+


karbohidrat)

dan ditambahkan 2ml


H2SO4 pekat (cairan tidak
berwarna) hingga berada
dibagian bawah
2. Tes Oksidasi Gula
a. Tes Benedict
- 5 ml pereaksi benedict

(cairan berwarna biru)


-

dipipet pada tabung reaksi


Ditambahkan 8 tetes larutan

5ml benedict berwarna


biru pada tabung reaksi

karbohidrat berwarna kuning

2 fasa laruta, larutan biru


pada bagian atas dan
kuning pada bagian bawah

Diaduk dan dimasukkan

2 fasa, merah bata


(positive karbohidrat) fasa

kedalam penangas air

atas dan kuning fasa

mendidih selama 3 menit

bawah
b. Tes Barfoed
- 2ml larutan karbohidrat

2ml larutan berwarna

berwarna kuning dipipet

kuning kental dalam

pada tabung reaksi

tabung reaksi

Ditambahkan 3ml pereaksi

2 fasa, fasa atas biru dan

barfoed segar berwarna biru

fasa bawah berwarna


kuning

Campuran diletakkan dalam

3 fasa, fasa atas biru,


tengah merah, bawah

penangas air mendididh

kuning. Semakin lama fasa

selama 12 menit dan diamati

merah semakin jelas. 0-5

selama selang waktu 0-5

menit lapisan merah

menit, 5-7 menit, dan 7-12

sedikit, 5-7 menit lapisan

menit

merah bertambah, 7-12


menit lapisan semakin
jelas (warna merah
menunjukkan positif
karbohidrat)
3. Tes untuk ketosa
Tes Seliwanoff resolsinol
- 3 tetes larutan karbohidrat

3 tetes larutan karbohidrat

(kuning kental) dipipet

kuning kental dalam

dalam tabung reaksi


Ditambahkan 2 ml pereaksi

tabung reaksi
Dua fasa larutan berwarna

seliwanoff berwarna kuning


Dimasukkan kedalam

kuning
Larutan berwarna merah

penangas air mendidih

bata dengan dua fasa


semakin atas semakin
merah

4. Tes Iodium Untuk Kanji


- 3 ml larutan kanji 1%

berwarna putih dipipet

berwarna putih dalam 3

kedalam 3 buah tabung

tabung reaksi

reaksi
Pada tabung 1 ditambahkan

berwarna) dan dikocok


Ditambahkan 2 tetes larutan
HCL iodium0,01 M tidak

Larutan homogen tidak


berwarna

2 tetes air ( cairan tidak


-

3 ml larutan kanji 1%

Larutan homogenberwarna
putih namun ketika

berwarna

penetasan terdapat warna


biru yang hilang dengan
sekejap
-

Pada tabung ke 2

Larutan homogen
berwarna putih

ditambahkan 2 tetes larutan


HCl 6M tidak berwarna

Ditambahkan 2 tetes larutan

putih namun ketika

HCL iodium0,01 M tidak

penetasan terdapat warna

berwarna

biru yang hilang dengan


-

Larutan homogenberwarna

Pada tabung ke 3

sekejap
Larutan homogen
berwarna putih

ditambahkan 2 tetes
larutanNaOH 6M tidak
-

berwarna
Ditambahkan 2 tetes larutan

Larutan homogenberwarna
putih namun ketika

HCL iodium0,01 M tidak

penetasan terdapat warna

berwarna

biru yang hilang dengan


sekejap

5. Hidrolisis kanji
- 10 ml larutan kanji 1%

10 ml larutan kanji 1%

dipipet dalam tabung reaksi

baerwarna putih dalam

(Cairan berwarna putih)


Ditambahkan 3m larutan Hcl

tabung reaksi
Larutan homogen tidak

tidak berwarna
5 tetes campuran diletakkan

berwarna
5 tetes campuran pada plat

pada plat tetes dan sisanya

tetes sebelum dipanaskan

dimasukkan pada penangas

pada plat tetes (cairan tiak

air mendidih

berwarna)

Tiap 3 menit selama 15

menit teteskan 5 tetes larutan


-

pada plat tetes


Diteteskan I2 0,01 M pada

tetes (cairan tidak


-

masing masing plat


-

Diteteskan Na2Co3 untuk


masing masing sampel

6 sampel larutan pada plat


berwarna)
Larutan menjadi ungu
semakin lama pemanasan

semakin pucat
Larutan berwarna biru,
semakin lama pemanasan,
semakin pucat

Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan penelitian mengenai analalisa
kualitatif terhadap karbohidrat. Uji karbohidrat dilakukan dengan
menggunakan pereaksi molisch dan perubahan warna sebagai indikatornya.
Pereaksi molisch dipilih sebagai pereaksi dalam uji karbohidrat dikarenakan
dapat menhidrasi senyawa karbohidrat. Selain itu dilakukan pula tes oksidasi
gula dengan tes benedict, dan barfoed, tes ketosa yang dilakukan dengan
tes seliwanoff rosolsinol, tes iodium untuk kanji dan tes hidrolisis kanji.
Percobaan pertama yang dilakukan yaitutes umum karbohidrat dengan
tes molisch. Pelarut molisch merupakan pelarut bagi berbagai jenis
karbohidrat, baik itu monosakarida, disakarida, ataupun polisakarida akan
memberikan hasil positif atas tes ini oleh karena itu pereaksi molish dipilih
sebagai pereaksi dalam uji karbohidrat dikarenakan karbohidrat merupakan
polisakarida. Pada uji ini, 2 ml larutan karbohidrat berwarna kuning dan
bertekstur kental (madu) ditambahkan dengan 2 tetes pereaksi molisch
berupa cairan tidak berwarna dan menghasilkan dua fasa , dimana madu
berada pada lapisan bawah dan pereaksi molisch brada dilapisan atas.
Kemudian tabung dimiringkan dan ditambahkan H 2SO4 pekat berupa larutan
tidak berwarna. Penambahan H2SO4 pekat adalah agar larutan berada dalam
keadaan asam. Pada saat pereaksian, tabung dimiringkan bertujuan agar
pencampuran lebih aman. Uji tersebut menghasilkan warna ungu pada
larutan, dan menunjukkan hasil yang didapat adalah positif. Hal tersebut
dapat terjadi dikarenakan karena prinsip percobaanuji molisch yang
bedasarkan senyawa karbohidrat dengan adanya asam pekat H 2SO4 akan
membentuk senyawa hidroksi metifurfural yang kemudian dengan adanya
alfa naftol (pereaksi molisch) akan membentuk senyawa kompleks berwarna
ungu. Karbohidrat memiliki sifat mereduksi dikarenakan bentuk molekunya.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sakinah (2013), bahwa sebagaimana
yang dikemukakan dalam teori pereaksi molisch, pereaksi tersebut terdiri
dari larutan alfa-naftol dalam alcohol. Apabila pereaksi ditambahkan asam
sulfat pekat maka akan terbentuk dua lapis zat, pada batas antara kedua
lapisan akan terbentuk warna ungu karena reaksi kondensasi antara furfural
dengan alfa-naftol. Dehidrasi heksosa menghasilkan senyawa hidroksi metal
fulfural sedangkan dehidrasi pentose akan menghasilkan senyawa fulfural.
Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa hasil praktikum telah sesuai dengan
literature dan menunjukkan positif karbohidrat. Reaksinya :

Percobaan yang kedua yaitu tes oksidasi gula. Pada tes oksidasi gula
terdapat dua jenis tes yang menggunakan dua jenis pereaksi yang berbeda,
yaitu tes benedict dan tes barfoed. Tes benedict dilakukan dengan
menggunakan pereaksi benedict. Pereaksi benedict dipilih kareana benedict
merupakan pereaksi yang digunakan untuk mengetahui kandungan gula
(karbohidrat) pereduksi (yang memliliki gugus aldehid atau keton bebas).
Karbohidrat beupa zat pekat berwarna kuning direaksikan dengan peeaksi
benedict berwarna biru menghasilkan dua fasa larutan yaitu larutan biru
sebagai fasa atas dan karbohidrat (madu) sebagaii fasa bawah. Kemudian
larutan tersebut diaduk dan dipanaskan sehingga menghasilkan fasa merah
dan sedikit fasa kuning . Hal tersebut terjadi karena kandungan gula dalam
karbohidrat yang mempunyai gugus keton bebas atau aldehid mereduksi ion
Cu2+ dalam suasana alkalis menjadi Cu+ yang mengendap sebagai Cu2O
warna merah bata. Pemanasan tersebut dilakukan agar endapan dapat
terbentuk dan memicu Cu2O terbentuk. Hal tersebut sesuai dengan pendapat
Putri (2013), bahwa gula yang memiliki gugus aldehid atau keton bebas akan
mereuksi ion Cu2+ dalam suasana alkalis menjadi Cu + yang mengendap
sebagai Cu2O berwarna merah bata. Warna merah bata tersebut
menunjukkan bahwa sampel positif mengandung karbohidrat dan dapat
dikatakan percobaan telah sesuai dengan literature. Uji oksidasi gula
selanjutnya yaitu dengan menggunakan pereaksi Barfoed. Uji barfoed
dilakukan dengan mereaksikan karbohidrat berwarna kuning dengan
pereaksi barfoed berwarna biru yang menghasilkan dua fasa yaitu fasa atas
berwarna biru dan fasa bawah berwarna kuning, selanjutnya campuran
diletakkan dalam penangas air selama 12 menit, dan pengamatan
difokuskan pada selang waktu 0-5 menit, 5-7 menit, dan 7-12 menit. Pada
dua menit pertama terbentuk lapisan merah bata yang lama kelamaan
semakin memerah dan bertambah pada lapisan tengah. Hal tersebut terjadi
karenga ion Cu2+ (dari pereaksi barfoed) diredduksi lebih cepat dan
menghasilkan endapan Cu2O berwarna merah bata. Pemanasan dilakukan
agar disakaridda dapat mamberikan hasil positif karena terjadi hidrolisis
saat pembakaran. Reaksinya,

O
Cu2+ asetat

RCH + RCOH + Cu2O+ CH3COOH


n-glukosa
monosakarida

E.merah
bata

Tes selanjutnya yaitu tes untuk ketosa dengan tes seliwanoof. Larutan
karbohidrat (madu) berwarna kuning yang direaksikan dengan pereaksi
seliwanoff berwarna kuning menghasilkan dua fasa dan kemudian
dipanaskan dan dua fasa tersebut menjadi fasa kuning dibagian bawah dan
merah bata dibagian atas. Hal tersebut terjadi karena karbohidrat yang
mengandung gugus keton akan menghasilkan warna merah pada larutannya
apabila dipanaskan, oleh karena itu proses pemanasan dilakukan. Hal
tersebut sesuai dengan pendapat Desyanti (2013), bahwa uji seliwanoff
glukosa dan fruktosa di dehidrasi oleh HCl (pada pereaksi seliwanoff) yang
mendidih menghasilkan hidrosi metilfurfural dan dengan penambahan
resolsinol akan mengalami kondensasi membentuk senyawa kompleks
berwarna merah . Hal tersebut menunjukkan percobaan yang dilakukan telah
sesuai dengan literature. Dalam hal ini karbohidrat (madu) memiliki
kandungan fruktosa yang menghasilkan warna yang spesifik yaitu merah dan
mengidentifikasi adanya ketosa. Reaksinya,

Pada percobaan selanjutnya yaitu uji iodium untuk kanji. Kanji (berupa
larutan berwarna putih cair) dibagi menjadi tiga bagian untuk kemudian
direaksikan dengan air (cairan tidak berwarna), HCl 6M (cairan tidak
berwarna), dan NaOH (Cairan tidak berwarna), yang kemudian ketiganya
membentuk larutan homogeny dan masing masing ditetesi larutan iodium
0,01M dan ketiganya menghasilkan warna biru yang menghilang dalam
sekejap saat penetesan. Hal tersebut terjadi karena kanji (polisakarida)
dengan penambahan iodium akan membentuk komples adsorbsi warna yang
spesifik. Amilum dan pati akan menghasilkan warna biru. Menurut Yazid

(2006), uji iod bertujuan untuk mengidentifikasi polisakarida dan dapat


membedakan amilum dengan nitrogen. Reaksi antara polisakarida dengan
oidin membentuk rantai poliiodida dan terbentuk warna biru yang spesifik.
Oleh karena itu dapat dikatakan hasil percobaan telah sesuai dengan
literature.
Percobaan yang terrakhir yaitu hidrolisis kanji1% (larutan cair berwarna
putih) ditambahkan dengan HCl 3M (cairan tidak berwarna) akan
menghasilkan lerutan homogen tidak berwarna. Kemudian sampel disimpan
dalam plat tetes sebagai pembanding dan sisanya dipanaskan selama 15
menit. Setiap 3 menit sampel diambil dan diteteskan pada plat tetes. Enam
sampel yang didapat keuadian diteteskan I2 0,01 M dan terjadi perubahan
warna menjadi ungu, namun semakin lama sampel yang mengalami
pemanasan maka warna yang dihasilkan akan semakin pucat. Hal tersebut
terjadi karena pada saat proses pemasanan HCl menguap sehingga kadarnya
dalam larutan berkurang. Kemudian ditambahkan dengan tetesan Na 2CO3
untuk masing masing sampel untuk menetralkan dan tercipta warna biru. Hal
tersebut terjadi karena hidrolisis yang menyebabkan warna biru sampai tak
berwarna . Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sudarmaji (2012), bahwa
kanji merupakan polisakarida yang terjadi menjadi dua faksi yaitu amilosa
dan amilopektin yang dengan iodium member warna biru serta larut dengan
air. Penambahan HCl dan pemanasan dilakukan agar hidrolisis terjadi, karena
hidrolisis pati hanya terjaddi pada pemanasan dengan asam. Hal tersebut
menungjukkan hasil dari percobaan telah sesuai dengan literatur.
Kesimpulan
Dari percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa pada sampel yang
diuji terdapat kandungan karbohidrat yang ditandai dengan cirri positif
kandungan karbohidrat pada setiap uji dan terdapat berbagai cara untuk
mengidentifikasi karbohidrat dalam suatu zat diantaranya dengan uji
molisch, benedict, barfoed, seliwanoff dan tes iodium untuk kanji serta
hidrolisis kanji.

Daftar Pustaka
Desyani, N.2013 .Metode Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Karbohidrat.
Denpasar : Poltekkes Denpasar.
Putri, Cici.2013.Analisis Karbohidrat. Semarang : Universitas Muhammadiyah.
Sakinah.2013. Uji Kandungan Makanan. Surabaya : UNESA.
Sudarmaji.2012. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Liberty : Yogyakarta.
Yazid, E.2006.Penuntun Praktikum Biokimia Untuk Mahasiswa Analis. Andi
Offset : Yogyakarta.

Você também pode gostar