Você está na página 1de 17

PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL VS

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE


INTEGRATED AND READING COMPOSITION (CIRC) DAN
MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU
PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)
NUGRAHENI
Abstrak: Penelitian ini memiliki tujuan: 1) untuk mengetahui perbedaan hasil
belajar IPS siswa kelas VII di SMPN 4 Tulungagung antara yang diajar
menggunakan pembelajaran kontekstual dan pembelajaran kooperatif tipe
CIRC, 2) Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar IPS siswa kelas VII antara
yang memiliki motivasi belajar tinggi dan rendah, dan 3) Untuk mengetahui
pengaruh interaksi antara pembelajaran kontekstual vs pembelajaran kooperatif
tipe cooperative integrated and reading composition (CIRC) dan motivasi
belajar terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Penelitian ini
merupakan penelitian eksperimen. Adapun hasil penelitiannya: 1) Ada
perbedaan hasil belajar IPS siswa kelas VII antara yang diajar menggunakan
pembelajaran kontekstual dan pembelajaran kooperatif tipe CIRC, dimana
pembelajaran kontekstual memiliki hasil lebih tinggi dibandingkan kelas yang
diterapkan pembelajaran kooperatif tipe CIRC, 2) Ada perbedaan hasil belajar
IPS siswa kelas VII antara yang memiliki motivasi belajar tinggi dan rendah, 3)
Ada pengaruh interaksi antara pembelajaran kontekstual vs pembelajaran
koperatif tipe cooperative integrated and reading composition (CIRC) dan
motivasi belajar terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) .
Kata Kunci: kontekstual, CIRC, motivasi, hasil belajar

Bidang studi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) termasuk salah satu pelajaran

yang sampai sekarang dianggap membosankan dan sulit oleh siswa. Salah satu
yang menyebabkan IPS dianggap sulit adalah karena banyak terdapat konsep yang
bersifat abstrak dan berjenjang. Atau IPS yang penuh dengan konsep sehingga
mengharuskan siswa banyak menghafal. Ketuntasan klasikal yang masih di bawah
kriteria ketuntasan minimal (KKM) juga merupakan salah satu indikator masih
perlu ditingkatkannya hasil belajar IPS.
Observasi awal yang dilakukan peneliti di SMPN 4 Tulungagung
ditemukan: pertama masih rendahnya partisipasi siswa dalam proses belajar

mengajar yang ditandai dengan minimnya jumlah pertanyaan yang diajukan atau
siswa mau menjawab prtanyaan guru, kedua motivasi siswa yang masih rendah,
ditandai dengan masih banyaknya siswa yang tidak mengerjakan tugas-tugas yang
diberikan oleh guru dan masih banyak siswa yang kurang berkonsentrasi untuk
mengikuti kegiatan belajar, ketiga masih banyak siswa yang memiliki hasil belajar
IPS kurang memuaskan bahkan hampir 30% siswa memiliki nilai kurang dari
KKM. Keadaan tersebut menunjukkan bahwa kualitas proses pembelajaran IPS
masih perlu dioptimalkan, sehingga motivasi dan prestasi hasil belajar siswa dapat
maksimal.
Pembelajaran kooperatif tidak hanya unggul dalam membantu siswa
memahami konsep-konsep yang sulit, tetapi juga sangat berguna untuk
menumbuhkan kerjasama, berfikir kritis, kemauan membantu teman dan
sebagainya.
Pembelajaran kontekstual vs pembelajaran kooperatif tipe Cooperative
Integrated and Reading Composition (CIRC) dapat menjadi salah satu alternatif
yang dapat diterapkan oleh guru, yang akan mendorong siswa memahami IPS
dengan mengkaitkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari dan semangat
kerjasama. Yang terpenting siswa mengetahui proses yang terkandung di
dalamnya sehingga siswa mudah memahami materi yang disampaikan
Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut: (1) Untuk mengetahui
perbedaan hasil belajar IPS siswa kelas VII antara yang diajar menggunakan
pembelajaran kontekstual dan pembelajaran kooperatif tipe CIRC di SMPN 4
Tulungagung tahun pelajaran 2014/2015, (2) Untuk mengetahui perbedaan hasil

belajar IPS siswa kelas VII antara yang memiliki motivasi belajar tinggi dan yang
memiliki motivasi belajar rendah di SMPN 4 Tulungagung tahun pelajaran
2014/2015, Untuk mengetahui pengaruh interaksi antara pembelajaran kontekstual
vs pembelajaran kooperatif tipe cooperative integrated and reading composition
(CIRC) dan motivasi belajar terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
pada siswa kelas VII di SMPN 4 Tulungagung tahun pelajaran 2014/2015.
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang memiliki konsep kerja
kelompok yang direncanakan dan diarahkan oleh guru dalam rangka mencapai
tujuan pembelajaran dengan anggota yang memiliki latar belakang kemampuan
akademik, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda (heterogen).
Motivasi belajar dapat dijelaskan bahwa terdiri dari kata motivasi dan
belajar. Motivasi merupakan dorongan dan belajar dapat diartikan sebagai
perubahan perilaku atau melakukan tindakan belajar. Terkait motivasi Uno (2010:
3) ungkapkan bahwa istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan
sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu
tersebut bertindak atau berbuat.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode rancangan eksperimen dengan
memberikan

perlakuan

yang

berbeda

pada

dua

kelompok

sampel,

mengkondisikannya homogen. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas


VII di SMPN 4 Tulungagung tahun pelajaran 2014/2015.
Variabel penelitian sangat penting dalam sebuah penelitian karena
variabel merupakan landasan mempersiapkan alat dan metode pengumpulan data

dan sebagai alat yang diuji dalam hipotesis. Jenis variabel yang menjadi topik
penelitian ini adalah: (1) Variabel Bebas, Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah pembelajaran kontekstual dan pembelajaran kooperatif tipe Cooperative
Integrated and Reading Composition (CIRC), (2) Variabel Moderator, Variabel
moderator dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa, Variabel Terikat,
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua unsur sebagai
berikut: peneliti, Instrumen pendukung yaitu: RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran).

Lembar observasi. Lembar observasi untuk guru/peneliti dan

siswa.
Menurut Sudikin dan Mundir (2005: 215).bahwa metode pengumpulan data
yang sering digunakan dalam penelitian sosial, termasuk pendidikan adalah: (1)
Metode kuesioner atau angket; (2) metode wawancara; (3) metode observasi; (4)
metode dokumenter; dan (5) metode tes.
Sedangkan dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan
adalah : Metode Kuesioner atau angket, Arikunto (2010: 124) mengatakan
angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis dan digunakan untuk mendapat
informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang
ia ketahui. Kuesioner atau angket motivasi belajar siswa diberikan pada awal
eksperimen terhadap seluruh sampel. Metode Tes, Menurut Arikunto (2010: 127)
tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk
mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang
dimiliki oleh individu atau kelompok.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan


menggunakan teknik analisis variansi dua jalur: Uji prasyarat analisis, Sebelum
data dianalisis perlu dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas dan uji
homogenitas diuraikan sebagai berikut, Uji normalitas, Uji normalitas dengan
tujuan mengetahui apakah data yang diperoleh tersebut terdistribusi normal atau
tidak. Uji yang digunakan adalah dengan menggunakan kolmogorov-Smirnov.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Angket atau kuisioner yang digunakan untuk mengetahui motivasi belajar
siswa. Sebelum diujicobakan, angket diuji kevalidannya, angket yang disebarkan
diuji dengan menggunakan uji validitas dan reliabilitas angket pada masingmasing responden di dua kelas tempat penelitian, yang dapat dijelaskan sebagai
berikut.
Berikut adalah hasil uji validitas angket.
Tabel 4.1
Hasil Uji Validitas angket
Kelas VII-A di SMP Negeri 4 Tulungagung
Item
r hitung r tabel keterangan
item 1
0.708 0,381
valid
Item 2
0.435 0,381
valid
item 3
0.650 0,381
valid
item 4
0.735 0,381
valid
item 5
0.566 0,381
valid
item 6
0.804 0,381
valid
item 7
0.713 0,381
valid
item 8
0.400 0,381
valid
item 9
0.743 0,381
valid
item 10
0.844 0,381
valid
item 11
0.818 0,381
valid
Item 12 0.690 0,381
valid
item 13
0.541 0,381
valid
item 14
0.714 0,381
valid

Item
r hitung r tabel keterangan
item 15
0.844 0,381
valid
Sumber: data primer diolah
Hasil pengujian instrumen pada siswa di SMP Negeri 4 Tulungagung untuk Kelas
VII-A menunjukkan bahwa pada tingkat signifikan 5% sejumlah instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini diperoleh nilai koefisien korelasi lebih besar dari
nilai r-tabel Product Moment sebesar 0,381 untuk N = 27.
Tabel 4.2
Hasil Uji Validitas angket
Kelas VII-D di SMP Negeri 4 Tulungagung
Item
r hitung
r tabel Keterangan
item 1
0.401 0,381
Valid
Item 2
0.484 0,381
Valid
item 3
0.401 0,381
Valid
item 4
0.566 0,381
Valid
item 5
0.584 0,381
Valid
item 6
0.413 0,381
Valid
item 7
0.494 0,381
Valid
item 8
0.373 0,381
Valid
item 9
0.631 0,381
Valid
item 10
0.423 0,381
Valid
item 11
0.630 0,381
Valid
Item 12
0.606 0,381
Valid
item 13
0.529 0,381
Valid
item 14
0.720 0,381
Valid
item 15
0.423 0,381
Valid
Sumber: data primer diolah
Hasil pengujian instrumen pada siswa di SMP Negeri 4 Tulungagung untuk
Kelas VII-D menunjukkan bahwa pada tingkat signifikan 5% sejumlah instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh nilai koefisien korelasi lebih besar
dari nilai r-tabel Product Moment sebesar 0,381 untuk N = 70, Dengan demikian

dapat dikatakan bahwa instrumen dalam penelitian ini adalah valid atau dapat
mengukur variabel yang diteliti.
Tabel 4.3
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel motivasi belajar
Kelas VII-A
Kelas VII-D
Sumber: Data primer diolah

R
0,909
0,797

Keterangan
Reliabel
Reliabel

Hasil pengujian reliabilitas pada tabel di atas menunjukkan bahwa nilai koefisien
reliabilitas variabel yang digunakan, dalam variabel di atas lebih besar dari nilai rtabel sebesar 0,6, maka hasil jawaban responden dapat diandalkan dengan kata
lain bahwa apabila dilakukan penelitian yang sama dalam waktu yang berbeda
maka responden akan memberikan jawaban yang sama.
ANALISIS DATA
Uji Prasyarat
Sebelum dilakukan uji Anava 2 faktor, untuk mengetahui pengaruh interaksi
antara pembelajaran kontekstual vs pembelajaran kooperatif tipe cooperative
integrated and reading composition (CIRC) dan motivasi belajar terhadap hasil
belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada siswa kelas VII di SMPN 4
Tulungagung tahun pelajaran 2014/2015, sebelumnya dilakukan uji prasyarat,
yaitu normalitas dan homogenitas.
Di samping itu, apabila dilihat dari perhitungan rata-rata yang dimiliki oleh siswa
pada tes awal adalah sebagai berikut.
Tabel 4.7
Nilai rata-rata tes Hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Descriptives
Nilai
Std. Deviation

Std. Error

Minimum

Maximum

Kelas VII-A

N
27

73.2222

Mean

3.95487

.76112

65.00

80.00

Kelas VII-D

27

71.8889

3.59843

.69252

65.00

76.00

Total

54

72.5556

3.80500

.51779

65.00

80.00

Berdasarkan tabel deskriptif di atas diketahui bahwa nilai tes awal atau
kemampuan awal siswa kelas VII SMP Negeri 4 Tulungagung adalah cenderung
sama yaitu memiliki rata-rata untuk kelas VII-A adalah 73,22 dan untuk kelas VIID adalah 71,89 dimana perbedaan yang ada sangatlah kecil, dimana kedua kelas
memiliki rata-rata berkisar 72. Artinya perbedaan hasil belajar Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) yang dimiliki masing-masing siswa di empat kelas terbilang kecil,
sehingga dapat diabaikan.
Uji Hipotesis
Setelah dilakukan proses pembelajaran di masing-masing kelas, dimana Kelas
VII-A akan menggunakan pembelajaran kontekstual dan pembelajaran kooperatif
tipe CIRC yang diterapkan pada Kelas VII-D di SMP Negeri 4 Tulungagung.

Hasil Uji Deskriptif Penelitian

Descriptive Statistics
Dependent Variable: Hasil Belajar
Faktor A - Pembelajaran

Faktor B - Motivasi

Kontekstual

Motivasi Tinggi

84.5333

5.34344

15

Motivasi Rendah

78.1667

3.29830

12

Total

81.7037

5.51093

27

Motivasi Tinggi

78.3158

3.97286

19

Motivasi Rendah

77.7500

4.49603

Total

78.1481

4.05447

27

Motivasi Tinggi

81.0588

5.52647

34

Motivasi Rendah

78.0000

3.71342

20

Total

79.9259

5.11694

54

CIRC

Total

Mean

Std. Deviation

Adapun perbedaan dari metode pembelajan yang diterapkan di dalam kelas dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.9
Hasil Uji t Pembelajaran Kontekstual dan Pembelajaran Kooperatif Tipe
CIRC
Independent Samples Test
t-test for Equality of Means
t
Hasil Belajar

Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Equal variances assumed

2.700

df
52

.009

3.55556

Equal variances not assumed

2.700

47.769

.010

3.55556

10

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa perbedaan rata-rata antara


pembelajaran kontekstual dan pembelajaran kooperatif tipe CIRC adalah 3,55,
merupakan selisih yang cukup berbeda. Sedangkan perhitungan dengan uji t
didapatkan hasil bahwa t hitung adalah 2,700 sedangkan t tabel dengan df = 52
adalah 2,021 sehingga t hitung lebih besar t tabel (2,700 > 2,021). Ini memberikan
arti bahwa perbedaan antara keduanya adalah nyata atau berarti. Dengan kata lain,
perbedaan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ini tidak bisa diabaikan.
Selanjutnya pada Faktor kedua yaitu motivasi belajar siswa didapatkan hasil
sebagai berikut.

11

Tabel 4.10
Hasil Uji t Motivasi Belajar Siswa
Independent Sam ples Test
t-test for Equality of Means
t
Hasil Belajar

Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Equal variances assumed

2.197

df
52

.033

3.05882

Equal variances not assumed

2.428

50.958

.019

3.05882

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa perbedaan rata-rata antara siswa
yang memiliki motivasi belajar tinggi dan siswa yang memiliki motivasi belajar
rendah adalah 3,06, merupakan selisih yang cukup besar. Sedangkan perhitungan
dengan uji t didapatkan hasil bahwa t hitung adalah 3,197 sedangkan t tabel
dengan df = 52 adalah 2,021 sehingga t hitung lebih besar t tabel (3,197 > 2,021).
Ini memberikan arti bahwa perbedaan antara keduanya adalah nyata atau berarti.
Dengan kata lain.
Berkenaan dengan analisis variansi 2 faktor yang dilakukan dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 4.11
Hasil Uji Analisis Variansi 2 Faktor

12

Tests of Betw een-Subjects Effects


Dependent Variable: Hasil Belajar
Source
Corrected Model

Type III Sum


of Squares
442.698 a

df

Mean Square

Sig.

147.566

7.808

.000

Intercept

310139.910

310139.910

16409.428

.000

Faktor_A

134.336

134.336

7.108

.010

Faktor_B

146.686

146.686

7.761

.008

Faktor_A * Faktor_B

102.707

102.707

5.434

.024

Error

945.005

50

18.900

Total

346348.000

54

1387.704

53

Corrected Total

a. R Squared = .319 (Adjusted R Squared = .278)

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan berkenaan dengan faktor 1


(pembelajaran kontekstual dan pembelajaran kooperatif tipe CIRC), faktor 2
(motivasi belajar) serta Faktor 1 dan Faktor 2 yang merupakan interaksi antara
penerapan pembelajaran kontekstual dan pembelajaran kooperatif tipe CIRC serta
motivasi.
Secara umum penerapan pembelajaran kontekstual dan pembelajaran
kooperatif tipe CIRC dapat memberikan gambaran akan motivasi belajar pada
siswa untuk belajar dan meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS)nya. Peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) siswa dapat
dikatakan signifikan karena dibuktikan dengan uji t dengan nilai signifikansinya
di bawah 0,05, sehingga perbedaan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
yang didapatkan oleh siswa di dua kelas adalah berarti (tidak dapat diabaikan
perbedaannya).

13

Dan terkait dengan pembelajaran kooperatif tipe CIRC pada dasarnya juga
mampu meningkatkan hasil belajar siswa, dimana siswa juga berperan secara aktif
dalam pembelajaran. Namun dalam

penelitian ini, pembelajaran kontekstual

memperoleh hasil lebih baik.


Dalam penelitian yang dilakukan berkenaan motivasi belajar siswa
didapatkan bahwa perbedaan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) siswa
kelas VII di SMP Negeri 4 Tulungagung yang terpecah menjadi dua kelompok,
antara yang memiliki motivasi belajar tinggi dibandingkan yang memiliki
motivasi rendah. Pada penerapan pembelajaran kontekstual didominasi oleh siswa
dengan motivasi belajar tinggi, motivasi belajar tinggi siswa ini tampak dari
aktifitas belajarnya dimana siswa memiliki keingingan untuk meningkatkan hasil
belajarnya dan terlibat aktif dalam pembelajaran, seperti bertanya, berdiskusi,
menyiapkan materi sebelum pelajaran, menyelesaikan tugas yang diberikan guru
dan belajar tidak hanya pada saat akan diadakan ulangan. Berdasarkan
perhitungan uji t diperoleh bahwa t hitung lebih besar t tabel sehingga dapat
dijelaskan bahwa hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) siswa berbeda
secara nyata antara yang memiliki motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar
rendah.
Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan bahwa hipotesis kedua dapat
diterima, artinya Ada perbedaan hasil belajar IPS siswa kelas VII antara yang
memiliki motivasi belajar tinggi dan yang memiliki motivasi belajar rendah di
SMPN 4 Tulungagung tahun pelajaran 2014/2015.
SIMPULAN DAN SARAN

14

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan di atas, maka dapat
ditarik beberapa simpulan sebagai berikut: (1) Ada perbedaan hasil belajar IPS
siswa kelas VII antara yang diajar menggunakan pembelajaran kontekstual dan
pembelajaran kooperatif tipe CIRC di SMPN 4 Tulungagung tahun pelajaran
2014/2015, yang ditunjukkan dengan rata-rata hasil belajar Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) siswa pada penerapan pembelajaran kontekstual dibandingkan
dengan pembelajaran kooperatif tipe CIRC, dimana pembelajaran kontekstual
memiliki hasil lebih tinggi dibandingkan kelas yang diterapkan pembelajaran
kooperatif tipe CIRC. Dan nilai t hitung lebih besar t tabel, (2) Ada perbedaan
hasil belajar IPS siswa kelas VII antara yang memiliki motivasi belajar tinggi dan
yang memiliki motivasi belajar rendah di SMPN 4 Tulungagung tahun pelajaran
2014/2015, dimana siswa dengan motivasi yang tinggi memiliki hasil belajar Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) yang lebih baik jika dibandingkan siswa dengan siswa
yang memiliki motivasi rendah. Di samping itu perbedaan ini signifikan yang
ditunjukkan dengan nilai t hitung lebih besar t tabel, (3) Ada pengaruh interaksi
antara pembelajaran kontekstual vs pembelajaran koperatif tipe cooperative
integrated and reading composition (CIRC) dan motivasi belajar terhadap hasil
belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada siswa kelas VII di SMPN 4
Tulungagung tahun pelajaran 2014/2015, yang ditunjukkan bahwa siswa yang
diajar dengan menggunakan pembelajaran kontekstual pada siswa dengan
motivasi belajar tinggi memiliki hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang
lebih baik jika dibandingkan siswa yang diajar menggunakan pembelajaran

15

kooperatif tipe CIRC, baik pada siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan
rendah. Di samping itu juga ditunjukkan nilai F hitung lebih besar dari F tabel.
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas peneliti menyarankan sebagai
berikut: (1) Mengacu pada hasil penelitian, diperlukan sebuah upaya agar guru
tidak ragu untuk menggunakan pembelajaran kontekstual dan pembelajaran
kooperatif tipe CIRC karena terbukti mampu meningkatkan hasil belajar, (2)
Diperlukan

upaya

untuk

selalu

mengembangkan

pengetahuan

tentang

pembelajaran kontekstual dan pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan


mengkolaborasikannya dengan pembelajaran

yang tepat sehingga dapat

melaksanakan proses pembelajaran dengan lebih efektif, (3) Diperlukan upaya


untuk mengembangkan media pembelajaran yang bisa mendorong siswa untuk
tertarik dalam proses pembelajaran, (4) Diperlukan upaya agar sekolah
memfasilitasi guru yang berpotensi untuk melakukan pengembangan media
pembelajaran, metode, model dan strategi pembelajaran sehingga tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara optimal.
DAFTAR RUJUKAN
Arends, 2001, Learning To Teach, New York: McGrawHill
Arikunto, Suharsimi. 2010, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek (Edisi
Revisi). Jakarta: Bina Aksara
Carin, A. 2004. Teaching Modern Science. New York: Macmillan Publishing
Company.
Darmawan, Didit. 2006. Metodologi Penelitian Sebuah Pengantar, Metromedia
Mandiri Pustaka: Surabaya.

16

Ginting, Abdorrakhman. 2013. Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran.


Yogyakarta: Humaniora.
Hamalik, Oemar. 2010. Proses Belajar Mengajar. PT Bumi Aksara: Jakarta
Hamzah, Uno B. 2010. Teori Motivasi & Pengukurannya. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
Ibrahim, Dkk. 2000, Pembelajaran Kooperatif, Surabaya: University Press
Irwanto. 2007. Psikologi Umum. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Isjoni. 2010. Cooperative Learning, Efektifitas, Pembelajaran Kelompok.
Bandung: Alfabeta.
Majid, Abdul. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Munawaroh. 2013. Panduan Memahami Metodologi Penelitian. Malang:
Intimedia.
Nurhadi dan Agus. G Senduk. 2004. Pembelajaran Kontekstual dan
Penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang Press.
Robbins, Stephen P., 2003, Perilaku Organisasi, Edisi Ketujuh, Jilid 1 dan 2,
Terjemahan, PT. Prenhallindo, Jakarta
Sagala, Syaiful. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung; Alfabeta
Sani, Abdullah Ridwan. 2013. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Sanjaya, Wina. 2014. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar
Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Proses

Santoso, Gempur. 2007. Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta:


Prestasi Pustaka Publisher.
Sardiman, A.M. 2000. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Slameto. 2010. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta
Slavin, R. 2005. Cooperatif Learning, Allyn and Bacon Publisher
Sudikin & Mundir. 2005. Metode Penelitian: Membimbing dan Mengantar
Kesuksesan Anda dalam Dunia Penelitian. Insan Cendikia: Surabaya.

17

Sudjana, Nana. 2002. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Cetakan ketujuh.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Sudjana. 2006. Statistika II. Bina Aksara. Jakarta
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta
Supriyono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi
Yogyakarta. Pustaka Pelajar

Paikem.

Você também pode gostar