Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Bidang studi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) termasuk salah satu pelajaran
yang sampai sekarang dianggap membosankan dan sulit oleh siswa. Salah satu
yang menyebabkan IPS dianggap sulit adalah karena banyak terdapat konsep yang
bersifat abstrak dan berjenjang. Atau IPS yang penuh dengan konsep sehingga
mengharuskan siswa banyak menghafal. Ketuntasan klasikal yang masih di bawah
kriteria ketuntasan minimal (KKM) juga merupakan salah satu indikator masih
perlu ditingkatkannya hasil belajar IPS.
Observasi awal yang dilakukan peneliti di SMPN 4 Tulungagung
ditemukan: pertama masih rendahnya partisipasi siswa dalam proses belajar
mengajar yang ditandai dengan minimnya jumlah pertanyaan yang diajukan atau
siswa mau menjawab prtanyaan guru, kedua motivasi siswa yang masih rendah,
ditandai dengan masih banyaknya siswa yang tidak mengerjakan tugas-tugas yang
diberikan oleh guru dan masih banyak siswa yang kurang berkonsentrasi untuk
mengikuti kegiatan belajar, ketiga masih banyak siswa yang memiliki hasil belajar
IPS kurang memuaskan bahkan hampir 30% siswa memiliki nilai kurang dari
KKM. Keadaan tersebut menunjukkan bahwa kualitas proses pembelajaran IPS
masih perlu dioptimalkan, sehingga motivasi dan prestasi hasil belajar siswa dapat
maksimal.
Pembelajaran kooperatif tidak hanya unggul dalam membantu siswa
memahami konsep-konsep yang sulit, tetapi juga sangat berguna untuk
menumbuhkan kerjasama, berfikir kritis, kemauan membantu teman dan
sebagainya.
Pembelajaran kontekstual vs pembelajaran kooperatif tipe Cooperative
Integrated and Reading Composition (CIRC) dapat menjadi salah satu alternatif
yang dapat diterapkan oleh guru, yang akan mendorong siswa memahami IPS
dengan mengkaitkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari dan semangat
kerjasama. Yang terpenting siswa mengetahui proses yang terkandung di
dalamnya sehingga siswa mudah memahami materi yang disampaikan
Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut: (1) Untuk mengetahui
perbedaan hasil belajar IPS siswa kelas VII antara yang diajar menggunakan
pembelajaran kontekstual dan pembelajaran kooperatif tipe CIRC di SMPN 4
Tulungagung tahun pelajaran 2014/2015, (2) Untuk mengetahui perbedaan hasil
belajar IPS siswa kelas VII antara yang memiliki motivasi belajar tinggi dan yang
memiliki motivasi belajar rendah di SMPN 4 Tulungagung tahun pelajaran
2014/2015, Untuk mengetahui pengaruh interaksi antara pembelajaran kontekstual
vs pembelajaran kooperatif tipe cooperative integrated and reading composition
(CIRC) dan motivasi belajar terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
pada siswa kelas VII di SMPN 4 Tulungagung tahun pelajaran 2014/2015.
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang memiliki konsep kerja
kelompok yang direncanakan dan diarahkan oleh guru dalam rangka mencapai
tujuan pembelajaran dengan anggota yang memiliki latar belakang kemampuan
akademik, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda (heterogen).
Motivasi belajar dapat dijelaskan bahwa terdiri dari kata motivasi dan
belajar. Motivasi merupakan dorongan dan belajar dapat diartikan sebagai
perubahan perilaku atau melakukan tindakan belajar. Terkait motivasi Uno (2010:
3) ungkapkan bahwa istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan
sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu
tersebut bertindak atau berbuat.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode rancangan eksperimen dengan
memberikan
perlakuan
yang
berbeda
pada
dua
kelompok
sampel,
dan sebagai alat yang diuji dalam hipotesis. Jenis variabel yang menjadi topik
penelitian ini adalah: (1) Variabel Bebas, Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah pembelajaran kontekstual dan pembelajaran kooperatif tipe Cooperative
Integrated and Reading Composition (CIRC), (2) Variabel Moderator, Variabel
moderator dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa, Variabel Terikat,
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua unsur sebagai
berikut: peneliti, Instrumen pendukung yaitu: RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran).
siswa.
Menurut Sudikin dan Mundir (2005: 215).bahwa metode pengumpulan data
yang sering digunakan dalam penelitian sosial, termasuk pendidikan adalah: (1)
Metode kuesioner atau angket; (2) metode wawancara; (3) metode observasi; (4)
metode dokumenter; dan (5) metode tes.
Sedangkan dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan
adalah : Metode Kuesioner atau angket, Arikunto (2010: 124) mengatakan
angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis dan digunakan untuk mendapat
informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang
ia ketahui. Kuesioner atau angket motivasi belajar siswa diberikan pada awal
eksperimen terhadap seluruh sampel. Metode Tes, Menurut Arikunto (2010: 127)
tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk
mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang
dimiliki oleh individu atau kelompok.
Item
r hitung r tabel keterangan
item 15
0.844 0,381
valid
Sumber: data primer diolah
Hasil pengujian instrumen pada siswa di SMP Negeri 4 Tulungagung untuk Kelas
VII-A menunjukkan bahwa pada tingkat signifikan 5% sejumlah instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini diperoleh nilai koefisien korelasi lebih besar dari
nilai r-tabel Product Moment sebesar 0,381 untuk N = 27.
Tabel 4.2
Hasil Uji Validitas angket
Kelas VII-D di SMP Negeri 4 Tulungagung
Item
r hitung
r tabel Keterangan
item 1
0.401 0,381
Valid
Item 2
0.484 0,381
Valid
item 3
0.401 0,381
Valid
item 4
0.566 0,381
Valid
item 5
0.584 0,381
Valid
item 6
0.413 0,381
Valid
item 7
0.494 0,381
Valid
item 8
0.373 0,381
Valid
item 9
0.631 0,381
Valid
item 10
0.423 0,381
Valid
item 11
0.630 0,381
Valid
Item 12
0.606 0,381
Valid
item 13
0.529 0,381
Valid
item 14
0.720 0,381
Valid
item 15
0.423 0,381
Valid
Sumber: data primer diolah
Hasil pengujian instrumen pada siswa di SMP Negeri 4 Tulungagung untuk
Kelas VII-D menunjukkan bahwa pada tingkat signifikan 5% sejumlah instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh nilai koefisien korelasi lebih besar
dari nilai r-tabel Product Moment sebesar 0,381 untuk N = 70, Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa instrumen dalam penelitian ini adalah valid atau dapat
mengukur variabel yang diteliti.
Tabel 4.3
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel motivasi belajar
Kelas VII-A
Kelas VII-D
Sumber: Data primer diolah
R
0,909
0,797
Keterangan
Reliabel
Reliabel
Hasil pengujian reliabilitas pada tabel di atas menunjukkan bahwa nilai koefisien
reliabilitas variabel yang digunakan, dalam variabel di atas lebih besar dari nilai rtabel sebesar 0,6, maka hasil jawaban responden dapat diandalkan dengan kata
lain bahwa apabila dilakukan penelitian yang sama dalam waktu yang berbeda
maka responden akan memberikan jawaban yang sama.
ANALISIS DATA
Uji Prasyarat
Sebelum dilakukan uji Anava 2 faktor, untuk mengetahui pengaruh interaksi
antara pembelajaran kontekstual vs pembelajaran kooperatif tipe cooperative
integrated and reading composition (CIRC) dan motivasi belajar terhadap hasil
belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada siswa kelas VII di SMPN 4
Tulungagung tahun pelajaran 2014/2015, sebelumnya dilakukan uji prasyarat,
yaitu normalitas dan homogenitas.
Di samping itu, apabila dilihat dari perhitungan rata-rata yang dimiliki oleh siswa
pada tes awal adalah sebagai berikut.
Tabel 4.7
Nilai rata-rata tes Hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Descriptives
Nilai
Std. Deviation
Std. Error
Minimum
Maximum
Kelas VII-A
N
27
73.2222
Mean
3.95487
.76112
65.00
80.00
Kelas VII-D
27
71.8889
3.59843
.69252
65.00
76.00
Total
54
72.5556
3.80500
.51779
65.00
80.00
Berdasarkan tabel deskriptif di atas diketahui bahwa nilai tes awal atau
kemampuan awal siswa kelas VII SMP Negeri 4 Tulungagung adalah cenderung
sama yaitu memiliki rata-rata untuk kelas VII-A adalah 73,22 dan untuk kelas VIID adalah 71,89 dimana perbedaan yang ada sangatlah kecil, dimana kedua kelas
memiliki rata-rata berkisar 72. Artinya perbedaan hasil belajar Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) yang dimiliki masing-masing siswa di empat kelas terbilang kecil,
sehingga dapat diabaikan.
Uji Hipotesis
Setelah dilakukan proses pembelajaran di masing-masing kelas, dimana Kelas
VII-A akan menggunakan pembelajaran kontekstual dan pembelajaran kooperatif
tipe CIRC yang diterapkan pada Kelas VII-D di SMP Negeri 4 Tulungagung.
Descriptive Statistics
Dependent Variable: Hasil Belajar
Faktor A - Pembelajaran
Faktor B - Motivasi
Kontekstual
Motivasi Tinggi
84.5333
5.34344
15
Motivasi Rendah
78.1667
3.29830
12
Total
81.7037
5.51093
27
Motivasi Tinggi
78.3158
3.97286
19
Motivasi Rendah
77.7500
4.49603
Total
78.1481
4.05447
27
Motivasi Tinggi
81.0588
5.52647
34
Motivasi Rendah
78.0000
3.71342
20
Total
79.9259
5.11694
54
CIRC
Total
Mean
Std. Deviation
Adapun perbedaan dari metode pembelajan yang diterapkan di dalam kelas dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.9
Hasil Uji t Pembelajaran Kontekstual dan Pembelajaran Kooperatif Tipe
CIRC
Independent Samples Test
t-test for Equality of Means
t
Hasil Belajar
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
2.700
df
52
.009
3.55556
2.700
47.769
.010
3.55556
10
11
Tabel 4.10
Hasil Uji t Motivasi Belajar Siswa
Independent Sam ples Test
t-test for Equality of Means
t
Hasil Belajar
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
2.197
df
52
.033
3.05882
2.428
50.958
.019
3.05882
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa perbedaan rata-rata antara siswa
yang memiliki motivasi belajar tinggi dan siswa yang memiliki motivasi belajar
rendah adalah 3,06, merupakan selisih yang cukup besar. Sedangkan perhitungan
dengan uji t didapatkan hasil bahwa t hitung adalah 3,197 sedangkan t tabel
dengan df = 52 adalah 2,021 sehingga t hitung lebih besar t tabel (3,197 > 2,021).
Ini memberikan arti bahwa perbedaan antara keduanya adalah nyata atau berarti.
Dengan kata lain.
Berkenaan dengan analisis variansi 2 faktor yang dilakukan dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 4.11
Hasil Uji Analisis Variansi 2 Faktor
12
df
Mean Square
Sig.
147.566
7.808
.000
Intercept
310139.910
310139.910
16409.428
.000
Faktor_A
134.336
134.336
7.108
.010
Faktor_B
146.686
146.686
7.761
.008
Faktor_A * Faktor_B
102.707
102.707
5.434
.024
Error
945.005
50
18.900
Total
346348.000
54
1387.704
53
Corrected Total
13
Dan terkait dengan pembelajaran kooperatif tipe CIRC pada dasarnya juga
mampu meningkatkan hasil belajar siswa, dimana siswa juga berperan secara aktif
dalam pembelajaran. Namun dalam
14
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan di atas, maka dapat
ditarik beberapa simpulan sebagai berikut: (1) Ada perbedaan hasil belajar IPS
siswa kelas VII antara yang diajar menggunakan pembelajaran kontekstual dan
pembelajaran kooperatif tipe CIRC di SMPN 4 Tulungagung tahun pelajaran
2014/2015, yang ditunjukkan dengan rata-rata hasil belajar Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) siswa pada penerapan pembelajaran kontekstual dibandingkan
dengan pembelajaran kooperatif tipe CIRC, dimana pembelajaran kontekstual
memiliki hasil lebih tinggi dibandingkan kelas yang diterapkan pembelajaran
kooperatif tipe CIRC. Dan nilai t hitung lebih besar t tabel, (2) Ada perbedaan
hasil belajar IPS siswa kelas VII antara yang memiliki motivasi belajar tinggi dan
yang memiliki motivasi belajar rendah di SMPN 4 Tulungagung tahun pelajaran
2014/2015, dimana siswa dengan motivasi yang tinggi memiliki hasil belajar Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) yang lebih baik jika dibandingkan siswa dengan siswa
yang memiliki motivasi rendah. Di samping itu perbedaan ini signifikan yang
ditunjukkan dengan nilai t hitung lebih besar t tabel, (3) Ada pengaruh interaksi
antara pembelajaran kontekstual vs pembelajaran koperatif tipe cooperative
integrated and reading composition (CIRC) dan motivasi belajar terhadap hasil
belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada siswa kelas VII di SMPN 4
Tulungagung tahun pelajaran 2014/2015, yang ditunjukkan bahwa siswa yang
diajar dengan menggunakan pembelajaran kontekstual pada siswa dengan
motivasi belajar tinggi memiliki hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang
lebih baik jika dibandingkan siswa yang diajar menggunakan pembelajaran
15
kooperatif tipe CIRC, baik pada siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan
rendah. Di samping itu juga ditunjukkan nilai F hitung lebih besar dari F tabel.
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas peneliti menyarankan sebagai
berikut: (1) Mengacu pada hasil penelitian, diperlukan sebuah upaya agar guru
tidak ragu untuk menggunakan pembelajaran kontekstual dan pembelajaran
kooperatif tipe CIRC karena terbukti mampu meningkatkan hasil belajar, (2)
Diperlukan
upaya
untuk
selalu
mengembangkan
pengetahuan
tentang
16
Proses
17
Sudjana, Nana. 2002. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Cetakan ketujuh.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Sudjana. 2006. Statistika II. Bina Aksara. Jakarta
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta
Supriyono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi
Yogyakarta. Pustaka Pelajar
Paikem.