Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Studi Kasus
Mengendalikan Stabilitas di Deere & Co.
Deere & Co. merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang produksi
alat-alat pertanian di tahun 1911. Deere & Co. menjadi sebuah penggerak besar
di Amerika Serikat yang mentransformasikan penggunaan hewan menjadi
sepenuhnya berbasis mesin. Pada tahun 1980-an banyak petani di Amerika yang
tebelit hutang dan terpaksa menjual lahan garapannya kepada agen perumahan.
Pada saat ini Deere & Co. menderita kerugian yang cukup besar akibat anjloknya
permintaan. Pada tahun 1990-an ekonomi dan industri mulai pulih dan petani
memulai lagi kegiatan bercocok tanam. Hal ini membuat usaha Deere & Co. yang
semula surut mulai menunjukan angin segar. Fluktuasi kegiatan usaha Deere &
Co juga ditunjukan dengan pemasukan perusahaan setiap tahunnya. Pada tahun
1990 Deere & Co memperoleh laba $ 441.000.000, terbaik sepanjang sejarah
Deere & Co. Namu pada 1991 Deere & Co tercatat mrugi $37.000.000. Kegiatan
produksi Deere & Co amat dipengaruhi oleh musim. Saat musim
bertanam(musim semi dan panas) permintaan dapat melonjak sedangkan saat
musim dingin permintaan turun drastic. Bagaimanakah usaha Deere & Co dapat
dipertahankan? Deere & Co memilih untuk memberikan insentif dan prabot
rumah tangga gratis bagi para distributor yang mampu melebihi target yang
diberikan. Saat permintaan benar-benar rendah Deere & Co memilih untuk
menghentikan produksi pabrik selama 1 minggu penuh untuk mempertahankan
efisiensi pabrik tetap konsisten ketimbang merumahkan karyawan.
Definisi Pengendalian
Pengendalian menejemen merupakan proses untuk memastikan aktivitas
sebenarnya sesuai dengan yang sudah direncanakan. Pengendalian membantu
manajer memonitor keefektifan perencanaan, pengorganisasian, dan
kepemimpinan mereka. Bagian penting dari pengendalian adalah tindakan
korektif yang diperlukan.
Langkah-langkah Pengendalian
Robert J. Mockler membagi pengendalian menjadi 4 langkah sebagai berikut:
Tetapkan
Standard dan
Metode
Mengukur
Prestasi Pekerja
Keterangan :
Mengukur
Prestasi Kerja
= ya
= tidak
Ambil
Tindakan
Korektif
Tidak
melakukan
apa-apa
1
Juga disebut bidang hasil pokok (BHP) adalah aspek-aspek unit atau organisasi
yang harus berfungsi secara efektif agar unit atau organisasi secara keseluruan
dapat berhasil. Berikut BHP untuk beberapa bidang:
Produksi
Pemasaran
Manajemen
Personalia
Mutu
Volume penjualan
Jumlah
Pengeluaran
penjualan
Biaya
pengiklanan
Prestasi kerja
wiraniaga
individual
Hubungan tenaga
kerja
Pergantian tenaga
kerja
Tingkat absensi
tenaga kerja
Biaya
Prestasi kerja
individual
Keuangan dan
Akunting
Pengeluaran
model
Sediaan
Arus modal
Likuiditas
Neraca keuangan terdiri atas aset, utang, dan kekayaan bersih. Aset atau harta
atau aktiva sebuah perusahaan terdiri dari uang tunai yang disimpan di bank.
Sisi kiri neraca mendaftar aset berdasar urutan likuiditasnya. Dibedakan atas
harta lancar dan harta tetap. Harta lancar meliputi pos-pos seperti uang tunai,
piutang dagang, surat berharga dimana dapat diperjual belikan dan dapat
diubah menjadi uang tunai dalam jangka waktu 1 tahun. Harta tetap terdiri atas
pabrik, mesin, bangunan, paten serta alat yang digunakan untuk menghasilkan
barang dan jasa.
Utang dibagi menjadi 2 yaitu utang lancar dan utang jangka panjang. Utang
lancar adalah utang yang harus dilunasi dalam periode fiskal tersebut. Utang
jangka panjang adalah utang-utang lain yang dibayar secara bertahap dalam
kurun waktu lebih dari satu tahun.
Kekayaan bersih atau modal perusahaan adalah nilai sisa setelah total harta
dikurangi total utang
Laporan Rugi Laba
Meringkas prestasi kerja keuangan perusahaan selama suatu interval tertentu.
Laporan rugi laba mengatakan inilah besarnya uang yang diperoleh
perusahaan dalam periode tertentu.
Arus Kas: Laporan Sumber dan Penggunaan Dana
Laporan yang menunjukan dari mana datangnya uang tunai atau dana selama
tahun yang bersangkutan. Laporan ini hanya menunjukan bagaimana dana atau
uang tunai dipergunakan.
Metode pengendalian anggaran
Anggaran adalah laporan kuantitatif formal mengenai sumber daya yang
disisihkan untuk melaksanakan aktivitas yang telah direncanakan selama jangka
waktu tertentu.
Output
Dibandingkan
Pusat
Pusat
Pusat Laba
Pusat
dengan Harta
Pendapata
Pengeluara
Investasi
n
n
Metode Pengendalian Anggaran
Anggaran adalah laporan kuantitatif formal mengenai sumber daya yang
disisihkan untuk melaksanakan aktivitas yang telah direncanakan selama jangka
waktu tertentu.
Alasan mengapa anggaran dipakai secara luas :
1 Anggaran dinyatakan dalam bentuk uang ,digunakan untuk berbagai aktivitas
organisasi seperti pelatihan karyawan baru,pembelian
peralatan,manufaktur,periklanan dan penjualan.
2 Aspek keuangan anggaran yaitu anggaran menyatakan informasi mengenai
sumber daya organisasi (modal) dan tujuan organisasi (laba).
3 Anggaran menetapkan standar prestasi kerja yang jelas dan tidak meragukan
untuk jangka waktu tertentu,biasanya satu tahun. Prestasi kerja dibandingkan
dengan anggaran itu. Tujuannya mendeteksi penyimpangan agar
penyimpangan dapat diperbaiki.
Peran Anggaran dalam Sistem Pengendalian dan Proses Penganggaran
Itu Sendiri
1 Pusat tanggung jawab : unit organisasi atau fungsional yang dikepalai oleh
seorang manajer yang bertanggung jawab atas aktivitas unit tersebut.
Pengendalian dimaksudkan untuk memastikan bahwa aktivitas tertentu
(produksi atau penjualan) dilaksanakan dengan benar dan tepat. pengendalian
proyek sampai dipastikan tercapainya hasil akhir. Semua pusat tanggung
jawab menggunakan sumber daya (input atau biaya) untuk menghasilkan
sesuatu yang lain (output atau penghasilan)
2 Pusat penerimaan : unit organisasi yang outputnya diukur dalam bentuk uang
tetapi tidak dibandingkan secara langsung dengan biaya output. Contoh:
departemen penjualan. Efektivitas pusat ini tidak dinilai berapa besar
penghasilan melebihi biaya pusat tersebut.
3 Pusat pengeluaran (pusat biaya) : input diukur oleh sistem pengendalian
dalam bentuk uang tetapi outputnya tidak. Contohnya adalah
pemeliharaan,administrasi,pelayanan, dan bagian penelitian.
4 Pusat laba : prestasi kerja diukur dengan angka selisih antara penghasilan
(output) dan pengeluaran (input).
5 Pusat investasi : sistem pengendalian akan mengukur nilai uang input dan
output, tetapi juga menilai perbandingan output dengan aset yang
dipergunakan untuk menghasilkan output tersebut.
OUTPUT
Barang
Jasa
Lain-lain
UMPAN BALIK
Input merupakan sumber daya yang akan diubah menjadi output yang
mencerminkan sasaran organisasi.
Proses transformasi dari input menjadi
output untuk tiap organisasi bervariasi, diantaranya :
1 Transformasi fisik
Transformasi fisik merupakan transformasi dari bahan baku menjadi barang
jadi terjadi di banyak organisasi produksi, walaupun organisasi jasa juga
melakukan transformasi material menjadi barang jadi.
2 Transformasi lokasi
Contoh transformasi ini adalah transportasi.
3 Transformasi pertukaran
Contoh transformasi ini adalah pedagang eceran dimana uang ditukar dengan
barang.
4 Transformasi Informasi
Contoh transformasi ini adalah kantor pengacara dan akuntan yang mengubah
informasi dari satu bentuk ke bentuk lain.
Umpan balik menggambarkan informasi yang didapat oleh orang di organisasi
selama proses keseluruhan yang mana dapat digunakan untuk memonitor
prestasi kerja sistem dan memutuskan apakah tindakan korektif perlu dilakukan.
Umpan balik merupakan kunci dari fungsi pengendalian.
Karakteristik Produk dan Jasa
Output
Konsumsi output
Sifat pekerjaan
Kontak pelanggan
Partisipasi pelanggan
PRODUK
Berwujud
Perlahan-lahan,
dapat
disimpan
Intensif produsen
Minimal, tidak langsung
Sedikit atau tidak ada
JASA
Tidak berwujud
Segera,
tidak
dapat
disimpan
Intensif tenaga kerja
Langsung
Amat perlu
9
10
Perkiraa
n
Produksi agregat :
Penetapan rencana
Kapasitas jangka
pendek
Faktor-faktor lingkungan
yang mempengaruhi
permintaan
11
Umpan balik
informasi
mengenai
kemajuan
Input :
Tenaga
Kerja
Material
Mesin
Energi
Proses Produktif
Output
berupa
barang
dan jasa
Monitor mutu,jumlah,
dan biaya output
Proses penyesuaian
untuk memenuhi
standar
Intreprestasi Hasil
Standar untuk
mutu,jumlah dan
biaya
Sistem Pengendalian
tingkat Luas
Manajemen Sediaan
Sediaan dapat disebut juga bahan baku. Barang setengah jadi adalah barang
yang baru setengah selesai atau masih memerlukan proses untuk menjadi
barang jadi. Dan barang jadi merupakan barang yang dapat dijual untuk
keberlangsungan operasi perusahaan. Sehingga, dari sediaan, barang setengah
jadi, dan barang jadi perlu dikendalikan dengan cermat karena dapat menjadi
sumber yang potensial untuk terjadinya pemborosan.
Jika tidak dikendalikan, maka akan ada bahan baku yang terlalu lama disimpan
sehingga kemungkinan akan rusak atau hilang menjadi lebih tinggi. Atau proses
akan dihentikan sementara karena menunggu bahan sediaan yang akan
digunakan tersedia.
Sehingga,langkah-langkah dalam manajemen sediaan ini adalah :
1. Perencanaan Kebutuhan Material (MRP, Materials Requirement Planning)
2. Perencanaan Sumber Daya Material (MRP II, Materials Resource Planning)
3. Sediaan Tepat Waktu (JIT, Just in Time)
SISTEM INFORMASI
12
informasi mengenai masa lalu, masa kini, dan proyeksi masa depan serta
mengetahui peristiwa yang terjadi di dalam dan di luar organisasi. Pada masa
lampau, system ini sangat tidak formal dalam penetapannya dan
pemanfaatannya. Setelah terjadi kemajuan computer, dengan kemampuannya
memroses dan memampatkan data dalam jumlah besar, baru di desain system
informasi menjadi proses formal dan menjadi bidang studi.
1 EDP (Electronic Data Processing)
Komputer umumnya digunakan untuk memroses data yang berkaitan dengan
accounting dan penagihan, karena diperlukan keterampilan khusus untuk
mengoperasikan peralatan yang mahal, kompleks, dan kadang-kadang
temperamental, komputer diletakkan di dalam departemen EDP. Ketika
kecepatan dan kemudahan pemrosesan data berkembang, tugas memroses
data dan manajemen informasi yang lain juga menggunakan komputer. Untuk
menghadapi tugas yang baru ini, departemen EDP mengembangkan laporan
standar untuk dipergunakan oleh manajer.
2 CBIS (computer-based information systems)
Pertumbuhan departemen EDP membuat manajer lebih memfokuskan pada
merencanakan sistem informasi organisasi. Usaha ini menyebabkan
munculnya CBIS, yang lebih dikenal dengan SIM yang menggunakan
computer. Ketika fungsi departemen EDP diperluas di luar pemrosesan data
standar massal yang rutin, mereka itu mulai disebut departemen SIM.
3 DSS (Decision Support System)
DSS adalah sistem computer yang interaktif yang mudah diakses dan
dipergunakan oleh orang yang bukan ahli computer yang menggunakan DSS
untuk membantu mereka merencanakan dan membuat keputusan. Walaupun
laporan SIM masih diperlukan untuk memonitor operasi yang sedang
berlangsung, DSS memungkinkan penggunaan database yang tidak terlalu
terstruktur kalau harus membuat keputusan khusus.
INFORMASI BERDASARKAN TINGKAT MANAJEMEN YANG BERBEDA
G. Anthony Gorry dan M.S. Scott Morton telah menunjukkan bahwa system
informasi sebuah organisasi harus menyediakan informasi kepada manajer
dengan 3 tingkat tanggung jawab yaitu:
1 Pengendalian Operasional (Tingkat Lini Pertama)
Sebuah SIM untuk pengendalian operasional harus menyediakan informasi
harian atau mingguan yang sangat akurat dan rinci. SIM harus menyediakan
informasi dalam jumlah banyak yang tepat waktu dan rinci yang diambil dari
operasi sehari-hari. Contohnya, seorang supervisor produksi harus mengetahui
kalau sisa material berlebihan atau bila jam jalan mesin untuk suatu pekerjaan
sudah terlewati.
2 Pengendalian Manajemen (Manajemen Menengah)
Manajemen tingkat menengah adalah kepala divisi. Mereka memerlukan
informasi yang terdiri dari data agregat (sudah diringkas) dari dalam
organisasi disamping dari sumber di luar organisasi. Sebuah contoh yang
mungkin perlu diperhatikan dari manajer tingkat menengah dari suatu
perusahaan penerbangan adalah lalu lintas penumpang bulanan yang
seringkali disebut informasi factor muatan (load factor). Informasi tersebut
dapat disajikan dalam perbandingan dengan factor muatan dari perusahaan
lain.
3 Perencanaan Strategis (Manajemen Puncak)
SIM harus menyediakan informasi untuk membuat rencana strategis dan
pengendalian manajemen. Untuk membuat rencana strategis, sumber
informasi eksternal mengenai kondisi ekonomi, perkembangan teknologi,
14
15
Daftar Pustaka
A.F. Stoner James, dkk, 1996, Manajemen, Edisi Bahas Indonesia, Penerbit P.T
Prenhallindo, Jakarta.
17