Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
I. PENDAHULUAN
Kebutuhan minyak bumi yang
semakin besar merupakan tantangan yang
perlu diantisipasi dengan pencarian alternatif
sumber energi. Minyak bumi merupakan
sumber energi yang tidak dapat diperbaharui
dan membutuhkan waktu yang cukup lama
untuk mengkonversi bahan baku minyak
bumi menjadi minyak bumi. Berbagai produk
olahan minyak bumi sebagai bahan bakar, di
antaranya adalah bahan bakar diesel yang
banyak
digunakan
pada
peralatan
transportasi, pertanian, mesin-mesin di
II. METODE
A. Proses Penghilangan Air dan Kotoran
pada Minyak Jelantah
Minyak goreng bekas ditimbang
seberat 250 gram kemudian ditambahkan air
dengan
komposisi
minyak:air
(1:1),
masukkan ke dalam beaker glass 500 mL.
Selanjutnya dipanaskan sampai air dalam
beaker
glass
tinggal
setengahnya.
Diendapkan dalam corong pemisah selama 1
jam, kemudian fraksi air pada bagian bawah
dipisahkan sehingga diperoleh minyak bebas
air, setelah itu dilakukan penyaringan dengan
kertas saring untuk memisahkan kotoran
yang tersisa sehingga diperoleh minyak
goreng bekas yang cukup bersih dari sisa
masakan.
B. Pertukaran Ion
Na-ZSM-5
mesopori
ditimbang
seberat 2,5 gram kemudian dimasukkan ke
dalam labu bundar ukuran 50 mL, sesudah
itu, ditambah ammonium asetat 0.5 M
sebanyak 25 mL. Selanjutnya, campuran
yang terletak di dalam labu bundar
disambungkan
dengan
refluks
dan
o
dipanaskan dengan suhu 60 C, distirer
selama 3 jam dengan kecepatan 300 rpm.
Setelah selesai, disaring campuran yang ada
di dalam labu bundar dengan kertas saring
untuk memperoleh endapan. Endapan
tersebut dioven terlebih dahulu sampai kering
o
kemudian dikalsinasi pada suhu 550 C
selama 10 jam sehingga diperoleh H-ZSM-5.
C. Uji Keasaman
Analisis
keasaman
permukaan
dilakukan dengan menggunakan adsorpsi
piridin. Sampel sebanyak 20 mg dihaluskan
terlebih dahulu kemudian diletakkan pada
pemegang sampel, dan dimasukkan ke
dalam sel kaca yang terbuat dari pirex yang
mempunyai jendela terbuat dari kalsium
florida, CaF2. Selanjutnya, sel kaca
dimasukkan ke dalam
Quantachrome
Instruments untuk adsorpsi N2 dan
o
dipanaskan pada suhu 400 C selama 3 jam.
Setelah itu, suhu turun hingga mencapai
BL3
Jumlahsiamsmol/g
10
Keterangan :
Koefisien asam Lewis (k) = 1.42
-1
cm.mmol
Koefisien asam Brnsted (k) = 1.88
-1
cm.mmol
B
= Luas puncak pita
-1
Bronsted atau Lewis (cm )
2
= Luas disk sampel (cm )
L
g
= Berat disk sampel (g)
Spektrum
inframerah
direkam
menggunakan
spektrofotometer
Fourier
Transform
Infrared
(FTIR),
dengan
1
pemisahan spektrum 2 cm , pada suhu 20
o
C dengan metoda pelet KBr. Spektrum
direkam pada daerah 4000-400 dan 1400
1
400 cm .
Tekanan
Aliran helium
Oven
Temperatur awal
Hold time
Temperatur akhir
Rate
Detector
Jenis detektor
AliranH2
Diameter kolom (id)
320
: 15,26 psi :
D. Reaksi Esterifikasi
Reaksi
Esterifikasi
dilakukan
menggunakan reactor labu bundar 50 mL
dilengkapi dengan stirrer dan reflux
condenser untuk menghindari penguapan
alkohol. Magnetik stirrer digunakan untuk
mengontrol laju gerakan campuran reaksi.
Untuk mengeliminasi efek transfer massa
eksternal, kecepatan pengadukan (stirrer)
300 rpm. Reaktor berupa labu ukur 50 mL
diletakkan diatas (didalam) minyak suhu
konstan yang dilengkapi dengan pengontrol
temperatur. Reaksi Esterifikasi dilakukan
0
pada temperatur 60 C.
Reaktan terdiri dari metil alkohol dan
minyak goreng sisa yang diperoleh dari
Catering Chamima. Rasio molar minyak
goreng sisa dan metil alkohol 1:30. Reaktan
dan 1 gram katalis yang telah dimasukkan ke
dalam reaktor, dan distirer. Waktu reaksi
o
selama 1 jam dengan suhu 60 C.
dalam
1 ml/min
: 90 C :
2 menit :
280C
: 15C/mi
: FID
: 40 ml/min
Prosentase asam lemak bebas (FFA)
ditentukan menggunakan metode titrasi
asam basa. Langkah pertama dilakukan
pembuatan larutan standard primer, yaitu
asam oksalat (standard primer) ditimbang
seberat 0.63035 gram kemudian ditambah
dengan aqua DM sampai tanda batas yag
dicampur di dalam labu ukur 100 mL (
didapatkan konsentrasi 0,1 N), setelah itu
diencerkan kembali menjadi 0,001 N dengan
dimasukkannya larutan asam oksalat 0,1 ke
dalam labu ukur 100 mL lalu diencerkan
dengan aquades sampai tanda batas yang
mana diperoleh normalitas dari asam oksalat
0.001N.
100 %
A. Pertukaran Ion
Sebelum dilakukan pertukaran ion,
sampel Na-ZSM-5 harus dikalsinasi terlebih
o
dahulu pada suhu 550 C selama 10 jam
untuk menghilangkan templat atau surfaktan,
sehingga terbentuk struktur dengan pori yang
terbuka, yaitu Na-ZSM-5 mesopori Gonzales
dkk, (2008). Pertukaran ion ini berfungsi
B. Uji Keasaman
Uji keasaman dilakukan untuk
mengetahui jumlah dan jenis sisi asam Lewis
dan Brnsted pada katalis H-ZSM-5
mesopori dengan variasi waktu aging 6 jam
(A6), 12 jam (A12), dan 24 jam (A24).
Penentuan jumlah sisi asam Lewis dan
Brnsted dilakukan dengan menggunakan
adsorpsi piridin dan dianalisis menggunakan
teknik spektroskopi inframerah. Sisi asam
Lewis dan Brnsted dapat diketahui jika
muncul puncak pada bilangan gelombang
-1
-1
-1
antara 1440 cm -1460 cm dan 1545 cm -1
1600 cm (Selli dkk., 1999).
Metode adsorpsi piridin dilakukan
dengan cara menimbang katalis H-ZSM-5
kemudian dibentuk pelet lalu ditempatkan
pada holder. Tahapan berikutnya adalah
proses adsorpsi piridin pada suhu kamar
dilanjutkan proses desorpsi pada suhu 150C
selama 3 jam dengan dialiri gas nitrogen
untuk menghilangkan piridin yang telah
teradsorp secara fisik.
Pita absorpsi yang muncul pada
spektra FTIR untuk bilangan gelombang di
-1
sekitar 1450 cm
menunjukkan adanya
piridin yang terkoordinasi dengan sisi asam
Lewis, piridin menggunakan pasangan
elektron bebas untuk berikatan dengan
orbital kosong sampel. Pita absorpsi pada
-1
bilangan gelombang di sekitar 1540 cm
menunjukkan vibrasi C-C, C-N dan N-H dari
+
ion piridinium (C5H5NH ) yang terbentuk
pada sisi asam Brnsted. Ion piridinium
terbentuk dari ikatan piridin dengan proton
A6
1442
1492
1550
A12
1550
1442
1492
A24
%
T
r
a
n
s
m
i
t
a
n
1442
1492
1550
1700
1600
1500
1400
-1
Bilangan Gelombang, cm
Sampel
HZSM-5 A6
HZSM-5 A12
HZSM-5 A24
Jumlah asam
(mmol piridin/gr sampel)
Lewis
Brnsted
0,046
0,048
0,077
0,053
0,040
0,065
141,80
0,040
HZSM-5 A24
303,03
0,065
320
0,065
mo l/ g )
280
0,060
240
0,055(m
s a m B ron s t e d
(
m
260
e
u
r
a
L a s P m uk a n
/
g
)
300
0,050
220
200
0,045
180
ah
0,040A
160
0,035ml
Ju
140
120
0,030
A6
A12
A24
B. Uji Katalitik
Aktivitas
katalitik
dilakukan
menggunakan metode Chung dkk, (2008)
yaitu reaksi esterifikasi minyak jelantah pada
0
suhu 60 C, pengadukan konstan 300 rpm
selama 3 jam dengan menggunakan katalis
H-ZSM- 5 mesopori variasi waktu aging 6, 12
dan 24 jam. Pada hasil reaksi esterifikasi
tersebut
ditentukan
jumlah
FFA
menggunakan
metode
titrasi,
yang
selanjutnya hasil jumlah FFA ini dapat
digunakan untuk menghitung konversi FFA
yang diperoleh serta penentuan produk
reaksi esterifikasi yang berupa metil ester
menggunakan kromatografi gas (KG).
Tahapan reaksi esterifikasi asam lemak
bebas dalam minyak jelantah dapat
digambarkan sebagai berikut:
1. Pengaruh Waktu
Pengaruh waktu reaksi pada reaksi
esterifikasi FFA dengan menggunakan HZSM-5
mesopori
dipelajari
dengan
melakukan variasi waktu reaksi selama 0.5,
1, 2, dan 3 jam. Pengaruh waktu pada reaksi
esterifikasi
ini
dipelajari
dengan
menggunakan katalis yang memiliki jumlah
asam tertinggi yaitu H-ZSM-5 dengan waktu
aging 24 jam. Jumlah FFA dihitung
menggunakan metode titrasi. Titrasi ini
dilakukan, dengan menambahkan sampel
pada larutan isopropanol yang telah
dinetralkan menggunakan NaOH.
2. Pengaruh Katalis
Pengaruh
katalis
pada
reaksi
esterifikasi minyak jelantah dilakukan dengan
menggunakan variasi katalis H-ZSM-5
dengan waktu aging 6, 12 dan 24 jam. Hasil
prosentase konversi FFA yang dipengaruhi
oleh variasi katalis ditunjukkan pada Gambar
6.
94
0,065
0,060
93
0,055
92
0,050
0,045
91
0,040
90
A6
A12
A24
IV. KESIMPULAN
1. Katalis yang paling aktif pada
esterifikasi asam lemak bebas dalam minyak
jelantah adalah katalis H-ZSM-5 A24.
2. Aktivitas paling tinggi dimiliki oleh
katalis H-ZSM-5 dengan pemeraman selama
24 jam dengan menghasilkan prosentase
konversi FFA tertinggi sebesar 93,22%.