Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................................................... 1
1.1
LATAR BELAKANG..................................................................................................................... 1
1.1.1
1.1.2
Alasan mengapa rencana usaha atau kegiatan wajib amdal dan pendekatan studi yang
digunakan.......................................................................................................................................... 1
1.1.3
1.2
1.2.1
1.2.2
1.2.3
1.3
PELAKSANAAN STUDI............................................................................................................... 3
1.3.1
Pemrakarsa........................................................................................................................ 3
1.3.2
BAB 2 PELINGKUPAN......................................................................................................................... 5
2.1
2.1.1
2.1.2
2.1.3
2.1.3.1
2.1.3.2
2.1.3.3
2.1.4
2.2
2.2.1
2.2.2
Komponen Hidrooceanografi........................................................................................... 10
2.2.3
Komponen Biologi............................................................................................................ 11
2.2.4
2.2.5
2.2.6
Usaha dan/ atau Kegiatan yang Ada di Sekitar Lokasi Rencana Usaha dan/ atau
Kegiatan 15
2.3
2.4
2.4.1
2.4.2
2.4.3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
1.1.1
Latar belakang
Justifikasi dilaksanakan rencana usaha atau kegiatan
Alasan mengapa rencana usaha atau kegiatan wajib amdal dan pendekatan
studi yang digunakan
Rencana kegiatan atau usaha yang wajib amdal berdasarkan Undang Undang
Republik Indonesia No. 32 tahun 2009 adalah usaha yang berdampak penting terhadap
lingkungan hidup. Dampak tersebut meliputi besarnya jumlah penduduk yang terkena
dampak, luas wilayah penyebaran dampak, intensitas dan lamanya dampak, banyaknya
komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak, sifat kumulatif dampak, berbalik
atau tidak berbaliknya dampak, serta kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Pembangunan perusahaan galangan kapal oleh PT. Daiva Dakara Samudera di Kota
Semarang ini diperkirakan akan menimbulkan dampak positif dan negatif bagi lingkungan.
Pembangunan ini berpotensi berdampak terhadap perubahan bentuk lahan atau bentang
alam seperti pesisir ataupun lahan mangrove karena diperlukan lokasi yang luas dan dekat
dengan laut . selain itu, dampak yang ditimbulkan dari pembangunan ini meliputi potensi
menimbulkan pencemaran lingkungan dari hasil kegiatan produksi kapal ataupun perawatan
kapal,
daya alam dan/atau perlindungan cagar budaya; jenis tumbuh-tumbuhan, hewan, dan jasad
renik.oleh karena itu usaha pembangunan galangan kapal ini harus memiliki analisis
mengenai dampak lingkungan (AMDAL) yang sesuai dengan Undang Undang No. 32 tahun
2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, dan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia No. 27 tahun 2012 tentang izin lingkungan, serta Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup No. 5 Tahun 2012 tentang jenis dan atau usahayang wajib memiliki
AMDAL.
Pendekatan studi AMDAL pada pembangunan galangan kapal adalah studi AMDAL
kegiatan tunggal. Hal ini dikarenakan penyusunan atau pembuatan studi AMDAL
diperuntukkan bagi satu jenis usaha
dinilai oleh KPA (Komisi Penilai AMDAL ) agar dapat ditentukan kelayakan realisasi
pembangunan sebuah proyek tersebut. Sehingga untuk proyek galangan kapal ini
kewenangan pembinaan dan pengawasan Direktorat Perhubungan Laut Kota Semarang.
Sedangkan untuk penilaian kelayakan lingkungannya dilakukan oleh KPA Kota Semarang
karena lokasi pembangunan terletak di daerah administrasi Pemerintah Kota Semarang.
1.2
1.2.1
poros maritim dunia adalah salah satunya dengan meningkatkan iklim usaha galangan
kapal. Dengan ini Indonesia tidak hanya mampu mengimpor kapal melainkan mampu
menambah produksi kapal yang bertaraf internasional. Maka selaras dengan kebijakan
pemerintah Indonesia, PT Daiva Dakara Samudera menjadi pemrakarsa salah satu
perusahaan galangan kapal yang diharapkan mampu bersaing dan mampu mendukung
strategi kemaritiman Indonesia.
1.2.2
1.3
1.3.1
Pelaksanaan Studi
Pemrakarsa
Pemrakarsa proyek galangan kapal adalah sebagai berikut :
Nama
Alamat
: DDSamudera@gmail.com
Tempat Kegiatan
: Jl. Deli
Kelurahan
: Tanjung Emas
Kecamatan
: Semarang Utara
Kota
: Semarang
Penanggung jawab
Nama
Alamat Rumah
: Jl.
Telepon
: 085735534566
: abusonu@gmail.com
1.3.2
penyusunan dokumen AMDAL dibantu oleh tim penyusun yang ditunjuk oleh pemrakarsa.
Dalam proyek pembangunan Galangan kapal Mangkoe melibatkan tenaga ahli pada
penyusunan dokumen AMDAL
Nama
Nomor registrasi
Alamat
Tempat Kegiatan
Penanggung jawab
Nama
Jabatan
Alamat Rumah
BAB 2
PELINGKUPAN
2.1
2.1.1
Pelabuhan Tanjung Emas dilaksanakan setelah studi kelayakan teknis dan ekonomis. Sebab
yang dimaksud dengan status studi AMDAL disini adalah waktu pelaksanaannya terhadap
studi kelayakan (Feasibility Study). Studi AMDAL ini dilakukan setelah studi kelayakan
karena data yang dikumpulkan pada studi AMDAL berasal dari studi kelayakan. Sehingga
memungkinkan data yang digunakan lebih akurat. Penyusunan studi AMDAL ini dilakukan
pada tahap perencanaan, sehingga kegiatan konstruksi belum dimulai yaitu pada bulan
Oktober 2015 hingga Maret 2016.
2.1.2
rencana
tata
ruang
wilayah
kota
Semarang
tahun
2011-2031,
merencanakan
Barat
Timur
Kondisi eksisting lahan yang direncanakan sebagai lokasi pembangunan saat ini
merupakan lahan kosong yang ditunjukkan pada Gambar 2.2. Berdasarkan perencanaan,
lahan yang dibutuhkan dalam pembangunan Galangan Kapal Mangkoe seluas (1903x527).
2.1.3
No
1
Klasifikasi
Dock
Sarana
Graving Dock, Dry Dock, Wet Dock, Slipway
Bengkel Mesin, Bengkel Listrik, Bengkel Pipa, Bengkel Kayu,
Bengkel
2
Kolam
Fabrikasi, assembly, gudang outfitting, kantor, lahan parkir,
Penunjang
3
toilet umum, pos keamanan
Alat-alat
4
Winch, mesin roll pelat, mesin las, mesin potong pelat
Sumber: Hasil Olah Data
Pembangunan Mangkoe Shipyard direncanakan memiliki luas lahan 16,3 ha dengan
luas bangunan 10,3 ha, yang berlokasi di Jalan Coaster, Kelurahan Tanjung Mas,
Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang. Penentuan lokasi yang digunakan untuk
pembangunan galangan kapal ini sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor
14 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang Tahun 2011-2031.
Selain itu rencana pembangunan galangan kapal ini juga sesuai dengan rencana
pengembangan pelabuhan Tanjung Emas tahap 3. Dimana rencanaya industri galangan
kapal ini berlokasi di zona industri barat.
Rencana pengembangan pelabuhan dan peruntukan lahan Mangkoe Shipyard dapat
dilihat dalam gambar denah pada Lampiran x.
Pembagian kebutuhan lahan Mangkoe Shipyard serta kapasitas galangan kapal
dapat dilihat pada tabel xx
Gedung ini dilengkapi dengan beberapa sarana dan prasarana seperti lahan parkir,
masjid, cafetaria dan juga IPAL. Setiap sarana dan prasana memerlukan sumber daya
utama seperti air bersih dan listrik. Selain itu proyek pembangunan Mangkoe Shipyard ini
menggunakan pekerja yang sesuai dengan bidangnya masing-masing. Pembangunan
Mangkoe Shipyard juga menghasilkan limbah cair dan timbulan sampah yang perlu dihitung
kuantitasnya. Adapun perhitungan kebutuhan listrik, kebutuhan air bersih, limbah cair yang
dihasilkan, dan timbulan sampah pada tahap pra-konstruksi sampai dengan operasi
Mangkoe Shipyard dapat dilihat di bawah ini.
A. Kebutuhan Pekerja dan Kualifikasinya
Pegawai diperlukan untuk mendukung kegiatan kantor dan kegiatan bengkel. Tenaga
kerja kantoran berjumlah 27 orang dan tenaga teknisi bengkel berjumlah 54 orang.
Selain tenaga kerja saat tahap operasi terdapat tenaga kerja pada tahap konstruksi.
Pegawai dan tenaga kerja mempunyai kualifikasi dan kualitas masing-masing untuk
mendukung kelancaran dalam tahap pembangunan dan dalam masa operasi.
Jumlah pegawai dan kualifikasinya dapat dilihat pada Error: Reference source not
found .
Tabel 2.2 Jumlah Tenaga Kerja dan Kualifikasi Mangkoe Shipyard
No
Tahap
Pra-Konstruksi
Konstruksi
Operasi
Jumlah
20
12
12
132
1
1
1
3
6
8
54
3
4
= 144 orang
= 50 liter/orang.hari (SNI 03-7065-2005)
= 144 orang x 50 liter/orang.hari
= 7200 liter/hari
= 7,2 m3/hari
-Estimasi kebutuhan air untuk kebutuhan konstruksi = 2 m3/hari
-Total kebutuhan air = 7,2 m3/hari + 2 m3/hari = 9,2 m3/hari
Jumlah
(buah)
Bor Listrik
Pemotong
Keramik
Penerangan
Basecamp
Pompa Air
TOTAL
Tahap Operasi
Daya
(watt)
400
Total
(watt)
2000
Total
(KW)
860
4300
4,3
30
20
600
0,6
650
1950
8850
1,95
8,85
Tahap Operasi
Pada tahap operasi, air limbah yang dihasilkan dari kegiatan operasional gedung
perkantoran. Perhitungan debit air limbah pada tahap operasi adalah sebagai berikut:
Q limbah cair
= Q air bersih x 80%
= 504 m3/hari x 80%
= 403,2 m3/hari
E. Jumlah Sampah yang Dihasilkan
Perhitungan Sampah Tahap Konstruksi
Pada tahap konstruksi diperkirakan akan menghasilkan timbulan sampah konstruksi
atau sampah sisa material. Perhitungan jumlah timbulan sampah pada tahap
konstruksi dilakukan dengan prakiraan komposisi sampah (Tchobanoglous et al.,
1993). Adapun komposisi sampah yang terdapat dalam tahap konstruksi dapat dilihat
pada Error: Reference source not found.
Tabel 2.4 Komposisi Sampah Tahap Konstruksi
Jumlah (%)
40-50
Komposisi
Rongsokan (beton, batu bata, balok, tanah/debu)
Kayu dan produk lainnya (pasak, cabang, kayu pembentuk
20-30
dan
pembingkai, dan lain-lain)
Sampah lainnya (kaca, asbestos, besi, perekat dan sisa
20-30
bahan
elektrikal)
Sumber : Tchobanoglous et al., 1993
Sampah pada tahap kontruksi diangkut menggunakan dump truck dengan kapasitas
6 m3. Pengangkutan sampah dilakukan setiap 2 hari sekali karena belum tentu
dalam satu hari terdapat banyak sampah. Selain itu sampah pada tahap konstruksi
merupakan sampah kering sehingga walaupun diangkut setiap 2 hari sekali tidak
akan mengalami pembusukan yang dapat menyebabkan bau.
Perhitungan Sampah tahap Operasi
Dalam tahap operasi akan menimbulkan sampah dalam aktivitasnya. Jumlah
timbulan sampah yang dihasilkan dihitung menggunakan rumus:
Jumlah timbulan sampah = Timbulan/pekerja/hari x jumlah karyawan
9
Dalam perencanaan ini diasumsikan jumlah timbulan sampah yang dihasilkan adalah
sebesar 0,3 kg/orang.hari.
- Estimasi jumlah pegawai : 81 orang
- Jumlah timbulan sampah : 81 orang x 0,3 kg/orang.hari
: 24,3 kg/hari
Diperkirakan jumlah timbulan sampah ini merupakan campuran dari:
- Sampah sisa makanan yang dihasilkan diasumsikan sebesar 50%
(Specific Weight = 490 lb/yd3 = 490 x 0,5933 = 290,717 kg/ m3). Sehingga,
sebesar 39 liter/hari
Sampah kering berasal dari kertas-kertas dan plastik yaitu sebesar 127
liter/hari
Sampah bengkel berupa baja sebesar 25 liter/hari
11
Asumsi 1 fire hose reel tersebut dipakai apabila terjadi kebakaran. Peletakan fire
hose
reel berada di dekat pintu masuk. Asumsi unit fire hose reel digunakan selama 45
menit, karena jika terjadi kebakaran harus tersedia pasokan air selama 45 menit.,
debit dan volume untuk fire hose reel dapat dihitung sebagai berikut:
a) Debit yang dialirkan tiap alat
Q
=Ax V
=(
1
4
x x (0,06352)) x 2,5
= 0,475 m3/menit
b) Kebutuhan air untuk Fire Hydrant jenis fire hose reel bila terjadi kebakaran:
VFHR
= jumlah alat x 0,475 m3/menit x waktu kebakaran
= 1 x 0,475 m3/menit x 45 menit
= 21,375 m3
Berdasarkan perhitungan jumlah volume air yang dibutuhkan untuk operasi unit fire
hose reel, dan unit post hydrant dapat ditentukan kapasitas ground reservoar yakni
sebagai berikut:
VTOTAL
= Vpost hydrant + VFHR
= 207,9 m3 + 21,375 m3
= 229,275 m3
2.1.3.2 Uraian Rencana Kegiatan
Pembangunan Galangan Mangkoe Shipyard terdiri atas tahap pra konstruksi, tahap
konstruksi, dan tahap operasi.Setiap tahap dilaksanakan sesuai dengan jadwal proyek yang
telah ditetapkan. Jadwal pelaksanaan proyek dapat dilihat pada Tabel 2.6.
13
N
o
Waktu Kegiatan
2016
2015
Komponen Kegiatan
9
1
0
1
1
1
2
1
0
1
1
2017
1
2
ds
t
Tahap Pra-Konstruksi
1
2
3
4
5
Survey
Perijinan
Sosialisasi
Pembebasan Lahan
Pengukuran dan Pemasangan Patok
6
7
8
9
1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
Tahap Konstruksi
N
o
Waktu Kegiatan
2016
2015
Komponen Kegiatan
9
1
0
1
1
1
2
1
0
1
1
2017
1
2
ds
t
Tahap Operasi
1
Mobilisasi Karyawan
8
1 Pengoperasian Jaringan Jalan, Area Parkir, dan Saluran
9 Drainase
2
Pengoperasian Galangan Kapal
0
Sumber: CV. Daksa Aptana
Setiap
tahapan
mempunyai
beberapa
komponen
yang
diperkirakan
akan
19.00-20.30
WIB.
Sebelum
dilakukan
sosialisasi,
telah
dibuat
No.
Nama Alat
1
Excavator
2
Buldozer
3
Tandem roller
4
Grader
5
Pile driver
6
Generator set
7
Compactor
8
Concrete pump
9
Concrete mixer
10
Crawler crane
11
Truck crane
Sumber: CV. Daksa Aptana
Jumlah
Kebutuhan
6
3
2
2
1
4
3
3
3
3
3
Untuk
menjaga
ekosistem
lingkungan
yang
berada
di
sekitar
lokasi
jalannya
pengoperasian
gedung mulai dioperasikan.
6. Pemeliharaan Jaringan Jalan, Ar ea Parkir dan Saluran Drainase
Pemeliharaan pada kegiatan ini mencakup pengecekan fungsi dan juga
perbaikan
apabila terdapat kerusakan. Pada pemeliharaan saluran drainase, diperiksa pula
apakah ada penyumbatan terhadap saluran tersebut. Pada pemeliharaan jalan
dan area parkir dilihat jika terdapat jalan yang berlubang atau terdapat marka
jalan yang sudah rusak maka akan segera diperbaiki.
7. Pemeliharaan Bangunan Perkantoran, Dock, Bengkel, dan Fasum
4
2.1.4
tidak terdapat alternatif-alternatif yang dikaji dalam ANDAL. Alternatif dilakukan jika
penyusunan dokumen pada saat setelah studi kelayakan. Sehingga dalam dokumen ini
tidak dicantumkan alternatif-alternatif.
2.2
lingkungan hidup saat ini berupa data primer maupun sekunder. Data awal diperoleh dari
hasil studi pustaka dan kunjungan lapangan oleh tim penyusun. Uraian yang disajikan
berupa komponen lingkungan terkena dampak dan kegiatan lain di sekitar lokasi rencana
kegiatan. Rona lingkungan awal di lokasi proyek pembangunan galangan kapal mencakup
beberapa komponen lingkungan hidup yang akan terkena dampak apabila proyek
dijalankan, yaitu sebagai berikut:
2.2.1
a. Geologi
Berdasarkan
mempunyai
struktur
porositas
geologi Daerah
tinggi,
struktur
patahan
lapisan
tanah bersifat
batuan
erosif
dan
teratur), heterogen, sehingga mudah bergerak atau longsor. Memiliki jenis tanah
berupa struktur pelapukan, endapan, dan lanauyang dalam. Jenis Tanah meliputi
kelompok mediteran coklat tua, latosol coklat tua kemerahan, asosiai alluvial
kelabu, Alluvial Hidromorf, Grumosol Kelabu Tua, Latosol Coklat dan Komplek
Regosol Kelabu Tua dan Grumosol Kelabu Tua. Kurang lebih sebesar 25 %
wilayah Kota Semarang memiliki jenis tanah mediteranian coklat tua. Sedangkan
kurang lebih 30 % lainnya memiliki jenis tanah latosol coklat tua.
b. Iklim
iklim tropik basah yang dipengaruhi oleh angin monsun barat dan monsun
timur. Dari bulan November hingga Mei, angin bertiup dari arah Utara Barat Laut
(NW) menciptakan musim hujan dengan membawa banyak uap air dan hujan. Sifat
periode ini adalah curah hujan sering dan berat, kelembaban relatif tinggi dan
mendung. Lebih dari 80% dari curah hujan tahunan turun di periode ini. Dari Juni hingga
Oktober angin bertiup dari Selatan Tenggara (SE) menciptakan musim kemarau,
karena membawa sedikit uap air. Sifat periode ini adalah sedikit jumlah curah hujan,
kelembaban lebih rendah, dan jarang mendung. Suhu minimum rata-rata yang diukur di
Stasiun Klimatologi Semarang berubah-ubah dari 21,1 C pada September ke 24,6 C
7
pada bulan Mei, dan suhu maksimum rata-rata berubah-ubah dari 29,9 C ke 32,9 C.
Kelembaban relatif bulanan rata-rata berubah-ubah dari minimum 61% pada bulan
September ke maksimum 83% pada bulan Januari.
No
Parameter
Satuan
.
1
Sulfur Dioksida (SO2)
ppm
2
Karbon Monoksida (CO)
ppm
3
Oksida Nitrogen (NOx)
ppm
4
Oksigen (O2)
mg/m3
5
Debu
mg/m3
6
Timah Hitam (Pb)
mg/m3
7
Hidrogen sulfida (H2S)
ppm
8
Ammonia (NH3)
ppm
Sumber : Kota Semarang dalam Angka 2014
Titik 1
Hasil
Titik 2
Titik 3
0,0036
0,0068
0,0078
0,0007
0,156
0
0,0033
0,0084
0,0048
0,0087
0,0064
0,0003
0,154
0
0,0024
0,0055
0,0045
0,0085
0,0079
0,0001
0,27
0
0,0001
0,004
Parameter
Hasil Analisis
Kebisingan
64 db (A)
Sumber : Kota Semarang dalam Angka 2014
d. Hidrologi
Kompoen hidrologi meliputi kondisi air tanah dan air permukaan dimana air
permukaan di derah ini adalah air laut sehingga untuk air permukaan akan dibahas di
komponen hidrooceanografi.
Air tanah pada derah ini adalah air tanah bebas yaitu air tanah yang terdapat pada
lapisan pembawa air (aquifer) dan tidak tertutup oleh lapisan kedap air. Permukaan air tanah
bebas ini sangat dipengaruhi oleh musim dan keadaan lingkungan sekitarnya. Air Tanah
Tertekan adalah air yang terkandung di dalam suatu lapisan pembawa air yang berada
diantara 2 lapisan batuan kedap air sehingga hampir tetap debitnya disamping
kualitasnya juga memenuhi syarat sebagai air bersih. Debit air ini sedikit sekali dipengaruhi
8
oleh musim dan keadaan di sekelilingnya. Menurut wawancara dengan masyarakat air
tanah dapat diperoleh melalui sumur pompa dengan kedalaman 4 12 meter. Kondisi air
tanah yang ada secara fisik adalah agak keruh dan sedikit asin sehingga dimanfaatkan
untuk kegiatan domestik seperti mandi cuci kakus. Sedangkan untuk minum dan untuk
kegiatan yang membutuhkan air dengan kualitas yang baik dan dalam jumlah yang besar,
air yang dibutuhkan disuplai dari PDAM Kota Semarang.
2.2.2
Komponen Hidrooceanografi
a. pasang surut
jenis pasang surut dari data yang didapat adalah diurnal dengan lunggang air (tidal
range) saat neap tide adalah 0,9 m dan saat spring tide adalah 2,1 m. Kondisi pasang surut
dapat dilihat pada Gambar 2. 1 Kondisi Pasang Surut
Gambar 2. 2
b. arus
Terdapat dua arus yang dominan yaitu arah timur ke barat dan arah barat ke timur
dimana arah pergantian terjadi setiap 6 (enam) jam sekali dengan kecepatan maksimum 6
knots.
c. Gelombang
Kondisi gelombang dipengaruhi oleh fetch (jarak hebusan angin). Fetch di daerah ini
pendek sehingga mengakibatkan tinggi gelombang yang rendah di perairan ini.
d. Morfologi Pantai
Di daerah ini tidak terdapat sungai yang merupakan sumber sedimentasi maka di
derah ini tidak terjadi sedimentasi maupun erosi. Selain itu tidak adanya sedimentasi juga
disebabkan oleh keadaan arus dan gelombang yang cukup tenang di perairan.
2.2.3
Komponen Biologi
a. Fauna
Data fauna diperoleh dari observasi lapangan, pada area proyek terdapat beberapa
macam ekosistem yang dijumpai. Sehingga fauna yang ada di lokasi proyek diuraikan
berdasarkan ekosistem fauna tersebut hidup.
10
b. Vegetasi
Data vegetasi yang disajikan diperoleh dari data sekunder dan hasil kegiatan
observasi lapangan tim penyusun. Vegetasi darat yang dijumpai pada lokasi tapak rencana
kegiatan merupakan vegetasi alami, Vegetasi pantai merupakan kelompok tumbuhan yang
menempati daerah intertidal mulai dari daerah pasang surut hingga daerah di bagian dalam
pulau atau daratan dimana masih terdapat pengaruh laut. Pada dasarnya, perkembangan
vegetasi yang ada di daerah pantai (litoral), dijumpai dua formasi vegetasi, yaitu
formasi Pescaprae dan formasi Barringtonia sebagai berikut
Formasi pescaprae
Di daerah pasang surut, vegetasi didominasi oleh tumbuhan perintis yang menjalar
atau rumput-rumputan tertentu dan dikenal sebagai Formasi Pes-Caprae Formasi
ini terdapat pada tumpukan-tumpukan pasir yang mengalami proses peninggian di
sepanjang pantai. Komposisi spesies tumbuhan pada formasi pescaprae di lokasi
didominasi oleh Ipomoea pescaprae (katang-katang) salah satu spesies tumbuhan
menjalar, herba rendah yang akamya mampu mengikat pasir. Sebetulnya nama
fomlasipescaprae diambil dari nama spesies tumbuhan yang dominan itu. Akan
tetapi,
ada
spesies-spesies
tumbuhan
lainnya
terdapat
pada
11
Formasi Barringtonia
Disebut formasi Barringtonia karena spesies tumbuhan yang dominan di daerah ini
adalah spesies pohon Barringtonia asiatica. Beberapa spesies pohon yang tumbuh
di pantai dan menyusun ekosistem hutan pantai antara lain Barringtonia asiatica,
Casuarina equisetifolia, Terminalia catappa (Ketapang), Hibiscus tiliaceus (Waru),
Calophyllum inophyllum (Nyamplung), Hernandia peltata (Kampis Cina), Sterculia
foetida (Kepuh), Manilkara kauki, Cocos nucifera (Kelapa), Crinum asiaticum, Cycas
rumphii (Pakis Haji), Desmodium umbellatum, Dodonaea viscesa, Sophora
tomentosa, Erythrina variegata, Guettarda speciosa (Jati pasir), Pandanus bidur,
Pandanus tectorius, dan Nephrolepis biserrata. Contoh tumbuhan pada formasi ini
dapat dilihat pada Gambar 2. 5 Formasi Barringtonia di bawah ini.
12
2.2.4
a.
Sosial Ekonomi
c.
Petani sendiri
Buruh tani
Nelayan
Pengusaha
Buruh industri
Buruh bangunan
Pedagang
Angkutan
PNS dan TNI /POLRI
= 0 jiwa
= 0 jiwa
= 1875 jiwa
= 12371 jiwa
= 8702 jiwa
= 1975 jiwa
= 4513 jiwa
= 1245 jiwa
= 2275 jiwa
Budaya
Sumber daya kesehatan yang terdapat di wilayah studi terdiri dari sarana kesehatan
dan tenaga kerja kesehatan. Adapun saran kesehatan yang terdapat dilokasi studi yang
merupakan salah satu rona awal lingkungan yang disajikan pada Tabel 2. 3 Prasarana
Kesehatan di bawah ini.
Tabel 2. 3 Prasarana Kesehatan Kecamatan Semarang Utar
Prasarana kesehatan
Rumah sakit
Rumah bersalin
Puskesmas
Puskesmas pembantu
Balai pengobatan swasta
BKIA swasta / ABRI
Jumlah
jumlah
0
0
1
5
1
1
8
13
Sedangkan tenaga kerja kesehatan yang terdapat di wilayah studi terdiri dari dokter
praktek, bidan, mantri, dan apoteker yang membantu masyarakat di bidang kesehatan.
Tenaga kerja kesehatan dapat dilihat pada Tabel 2. 4 Jenis Tenaga Kesehatan di bawah ini.
Tabel 2. 4 Jenis Tenaga Kesehatan
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
jumlah
6
3
1
6
6
1
2
3
1
1
1
1
35
Usaha dan/ atau Kegiatan yang Ada di Sekitar Lokasi Rencana Usaha dan/ atau
Kegiatan
Proyek pembangunan Galangan Kapal Mangkoe ini berbatasan dengan. Sehingga
Usaha dan/ atau Kegiatan yang Ada di Sekitar Lokasi Rencana Usaha dan/ atau Kegiatan
dapat dilihat atau diuraikan pada masing masing batas yang meliputi di bawah ini.
2.3
2.4
2.4.1
ANDAL. Proses penentuan DPH harus dilengkapi dengan informasi rencana kegiatan
(sumber dampak) dan rona lingkungan hidup (penerima dampak), serta hasil pelibatan
masyarakat. Dari ketiga informasi tersebut, dilakukan identifikasi dampak yang kemudian
perlu dikaji dalam ANDAL. Proses identifikasi DPH terdiri dari beberapa langkah, yaitu:
1. Identifikasi dampak potensial
14
2.4.2
kegiatan proyek ini, maka perlu dilakukan identifikasi dampak primer dan sekunder. Dampak
primer merupakan interaksi antara sumber dampak (komponen kegiatan) dengan penerima
15
beberapa
warga
yang
mengambil
tindakan
sendiri
tanpa
proyek,
proyek,
menggunakan
material
seng
yang
cenderung
menimbulkan
kebisingan.
Dampak sekunder:
-
Kenyamanan
masyarakat
sekitar
terganggu,
disebabkan
karena
Dampak primer:
-
Peningkatan
intensitas
kebisingan,
disebabkan
karena
kegiatan
ini
Kenyamanan
masyarakat
sekitar
terganggu,
disebabkan
karena
kesempatan
kerja
yang
secara
tidak
langsung
akan
karena
penggunaan
meningkat.
Peningkatan
kerusakan
jalan
dan
sarana
lain,
disebabkan
karena
disebabkan
karena
adanya peningkatan tingkat kemacetan lalu lintas akibat dari kegiatan ini.
Peningkatan angka kecelakaan lalu lintas, disebabkan karena kerusakan
kegiatan
ini
Dampak sekunder:
-
Kenyamanan
masyarakat
sekitar
terganggu,
disebabkan
karena
karena
kegiatan
19
pribadi.
Dampak sekunder:
- Terjadi retakan pada bangunan sekitar, disebabkan karena adanya getaran
-
terganggu,
disebabkan
karena
kegiatan
ini
pribadi.
Dampak sekunder:
- Kenyamanan masyarakat
sekitar
terganggu,
disebabkan
karena
karena
mobilisasi
menimbulkan kebisingan.
Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara, disebabkan karena proses
pengangkutan peralatan.
Peningkatan kerusakan
jalan
dan
sarana
lain,
disebabkan
karena
Dampak sekunder:
- Kenyamanan masyarakat
sekitar
terganggu,
disebabkan
karena
8. Pembangunan workshop, kantor, toilet, gudang, genset room, dan pos satpam
Dampak primer:
- Peningkatan intensitas kebisingan, disebabkan karena alat berat yang
-
pribadi.
Dampak sekunder:
- Kenyamanan masyarakat
sekitar
terganggu,
disebabkan
karena
pribadi.
Dampak sekunder:
- Kenyamanan masyarakat
-
sekitar
terganggu,
disebabkan
disebabkan
karena
karena
adanya
Dampak primer:
- Peningkatan intensitas kebisingan, disebabkan karena penggunaan alat
-
pribadi.
Dampak sekunder:
- Kenyamanan masyarakat
sekitar
terganggu,
disebabkan
karena
kebisingan,
disebabkan
karena
penggunaan
sekitar
terganggu,
disebabkan
karena
adanya peningkatan tingkat kemacetan lalu lintas akibat dari kegiatan ini.
Peningkatan angka kecelakaan lalu lintas, disebabkan karena kerusakan
22
Asli
Daerah
(PAD),
disebabkan
karena
kesempatan
kerja
yang
secara
tidak
langsung
akan
disebabkan
karena
23
limbah cair yang berbanding lurus dengan menurunnya kualitas badan air.
Penurunan estetika lingkungan sekitar, disebabkan karena adanya
peningkatan timbulan limbah padat hasil dari kegiatan operasional galangan
kapal.
3. Pemeliharaan fasilitas penunjang di galangan kapal.
Dampak primer:
- Peningkatan kebutuhan air bersih, disebabkan karena adanya aktivitas
-
jumlah
terganggu,
disebabkan
karena
24
Tahap
Pra Konstruksi
Komponen Kegiatan
Dampak Primer
Timbulnya keresahan
masyarakat
Perijinan proyek
Timbulnya keresahan
masyarakat
Sosialisasi proyek
Timbulnya keresahan
masyarakat
Peningkatan intensitas
kebisingan
Peningkatan intensitas
kebisingan
Timbulnya debu dan penurunan
kualitas udara
Pembebasan lahan
Perubahan fungsi lahan
25
tan
Dampak Primer
Dampak Sekunder
kerja
Peningkatan kes
Peningkatan keg
-
Peningkatan tim
Peningkatan keb
Peningkatan keb
Tahap
Komponen Kegiatan
Dampak Primer
26
Peningkatan intensitas
kebisingan
Timbulnya debu dan penurunan
kualitas udara
Mobilisasi peralatan kerja dan bahan
material
Peningkatan intensitas
kebisingan
Timbulnya debu dan penurunan
kualitas udara
Tahap
Komponen Kegiatan
Dampak Primer
27
Peningkatan intensitas
kebisingan
Timbulnya debu dan penurunan
kualitas udara
Timbulnya getaran
Peningkatan intensitas
kebisingan
Timbulnya debu dan penurunan
kualitas udara
Peningkatan timbulan limbah
padat (sisa material)
Adanya risiko kecelakaan kerja
Tahap
Komponen Kegiatan
Dampak Primer
Peningkatan intensitas
28
kebisingan
Timbulnya debu dan penurunan
kualitas udara
beton fasilitas di galangan kapal
Peningkatan intensitas
kebisingan
Timbulnya debu dan penurunan
kualitas udara
Konstruksi
Pemasangan rel dan mesin penunjang
di slipway
Peningkatan intensitas
kebisingan
Tahap
Komponen Kegiatan
Pekerjaan mechanical dan electrical,
pengecatan fasilitas di galangan kapal
Dampak Primer
Peningkatan intensitas
kebisingan
29
dan finishing
Peningkatan intensitas
kebisingan
Konstruksi
Adanya risiko kecelakaan kerja
Peningkatan intensitas
kebisingan
Timbulnya debu dan penurunan
kualitas udara
Demobilisasi peralatan kerja
Peningkatan kemacetan lalu
lintas
Peningkatan kerusakan jalan dan
sarana lain
Tahap
Komponen Kegiatan
Dampak Primer
30
Peningkatan intensitas
kebisingan
Operasional
Tahap
Komponen Kegiatan
Dampak Primer
domestik
Peningkatan timbulan sampah
Operasional
Peningkatan kebutuhan listrik
Peningkatan intensitas
kebisingan
Peningkatan angka kecelakaan
lalu lintas
32
gan
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
Pembebasan lahan
Sosialisasi Proyek
Perijinan Proyek
Tahap Konstruksi
10
11
12
13
33
14
15
1
V
V
t sekitar
V
V
6
7
8
9
V
V
V
V
V
V
V
34
14
15
Tahap Konstruksi
10
11
12
13
Pekerjaan mechanical dan electrical, pengecatan fasilitas dan finishing
V
V
V
V
V
V
Pembebasan lahan
Sosialisasi Proyek
Perijinan Proyek
V
V
V
V
V
V
V
)
8
9
V
V
V
V
V
Pembebasan lahan
Sosialisasi Proyek
Perijinan Proyek
35
15
V
V
14
Tahap Konstruksi
10
11
12
13
V
V
V
V
V
V
V
2.4.3
berdasarkan dampak potensial yang telah dibahas sebelumnya. Penentuan DPH dilakukan
dengan melakukan evaluasi terhadap dampak potensial, sehingga diperoleh DPH yang
dirasa perlu dan relevan untuk dikaji secara mendalam dalam ANDAL. Dalam melakukan
evaluasi terhadap dampak potensial, digunakan 4 (empat) pertanyaan sebagai berikut:
6. Apakah komponen lingkungan tersebut memegang peranan penting dalam
kehidupan sehari-hari masyarakat sekitar? Hal ini dapat dilihat dari hasil kunjungan
lapangan.
7. Apakah beban terhadap komponen lingkungan tertentu sudah tinggi? Hal ini dapat
dilihat dari data sekunder dan kunjungan lapangan.
8. Apakah ada kekhawatiran masyarakat yang tinggi tentang komponen lingkungan
tersebut? Hal ini dapat dilihat dari hasil konsultasi masyarakat.
9. Apakah ada aturan atau kebijakan yang akan dilanggar dan atau dilampaui oleh
kegiatan tersebut? Hal ini dapat dijawab dengan mempelajari peraturan-peraturan
yang menetapkan baku mutu lingkungan, emisi, limbah, tata/ruang, dan lain
sebagainya.
Setiap dampak potensial yang telah ditentukan sebelumnya, diseleksi dengan
menggunakan 4 (empat) pertanyaan di atas dan hanya dijawab dengan Ya atau Tidak.
Apabila terdapat minimal salah satu pertanyaan dengan jawaban Ya atau Tidak tahu,
maka dampak potensial tersebut dikategorikan sebagai dampak penting hipotetik yang
kemudian harus dikaji dalam ANDAL. Hasil evaluasi dampak potensial tersebut dapat dilihat
pada Tabel 2. 6 Hasil Evaluasi Dampak Penting di bawah ini.
No
Komponen Kegiatan
Peninjauan (survei)
awal lokasi
Perijinan Proyek
Sosialisasi Proyek
Pengukuran,
pemasangan patok, dan
pemagaran area proyek
Pembebasan lahan
Mobilisasi peralatan
kerja dan bahan
Penerima
Dampak
Dampak Potensial
Kriteria Evaluasi
2
3
Tahap Pra Konstruksi
Alasan
Masyarakat
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Masyarakat
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Masyarakat
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Masyarakat
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Masyarakat
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Masyarakat
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Masyarakat
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Intensitas yang ditimbulkan tidak terlalu tinggi dan tidak berlangsung lama
Masyarakat
Masyarakat
Masyarakat
Lingkungan
Masyarakat
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Lingkungan
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Perubahan fungsi lahan yang terjadi tidak berlangsung lama, karena lahan akan
segera dibangun kembali
Lingkungan
Lingkungan
Lingkungan
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tahap Konstruksi
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Masyarakat
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Masyarakat
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Masyarakat
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Masyarakat
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Lingkungan
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Ya
Lingkungan
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Masyarakat
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Masyarakat
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Masyarakat
Ya
Tidak
Tidak
Ya
Ya
No
Komponen Kegiatan
material
Pembersihan,
pengurugan lahan dan
pengerukan untuk dock
Pembangunan dan
pengoperasian
basecamp dan gudang
Penerima
Dampak
Dampak Potensial
Kriteria Evaluasi
2
3
Alasan
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Dampak yang ditimbulkan ini tidak berlangsung kontinyu dan akan berakhir
seiring dengan berakhirnya kegiatan tersebut
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Mobilisasi peralatan kerja dan bahan material dilakukan dengan bantuan truk
besar sehingga akan banyak debu yang dihasilkan
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Gangguan kesehatan yang ditimbulkan pada kegiatan ini tidak perlu dikaji
karena tidak berdampak terlalu besar
Lingkungan
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tercecernya bahan material tidak perlu dikaji dalam ANDAL karena dapat
diminimisasi dengan pengepakan yang aman
Lingkungan
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Masyarakat
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Masyarakat
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Masyarakat
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Masyarakat
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Masyarakat
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Masyarakat
Lingkungan
Tidak
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Masyarakat
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Lingkungan
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Lingkungan
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Lingkungan
Tidak
Ya
Tidak
Tidak
Ya
Timbulan sampah yang dihasilkan pada kegiatan terlalu besar, karena adanya
kegiatan pengerukan lahan graving dock
Lingkungan
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Lingkungan
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Lahan proyek yang digunakan merupakan lahan kosong yang sebelumnya hanya
ditumbuhi rumput liar dan kemungkinan terdapat hewan darat dalam jumlah
yang tidak terlalu banyak
Masyarakat
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Masyarakat
Lingkungan
Tidak
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Masyarakat
Masyarakat
Masyarakat
Angka kecelakaan lalu lintas mengalami peningkatan yang tidak terlalu besar
sehingga tidak perlu dikaji dalam ANDAL
Intensitas kebisingan cukup tinggi karena kegiatan dilakukan dengan
menggunakan bantuan alat berat
Dampak yang ditimbulkan tidak kontinyu
Debu yang dihasilkan pada kegiatan ini diprediksi cukup banyak
Gangguan kesehatan yang ditimbulkan pada kegiatan ini tidak perlu dikaji
karena tidak berdampak terlalu besar
Perubahan fungsi lahan tidak perlu dikaji dalam ANDAL karena tidak
berdampak terlalu besar
Dampak yang ditimbulkan tidak terlalu besar, karena proyek ini juga
direncanakan akan adanya taman sebagai wujud pemrakarsa untuk menjaga
keseimbangan lingkungan
No
Komponen Kegiatan
Penerima
Dampak
10
Kriteria Evaluasi
2
3
Alasan
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Gangguan kesehatan yang ditimbulkan pada kegiatan ini tidak perlu dikaji
karena tidak berdampak terlalu besar
Lingkungan
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Timbulan sampah yang dihasilkan pada kegiatan ini tidak terlalu besar, karena
pekerja tidak berada 24 jam di basecamp
Lingkungan
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Masyarakat
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Lingkungan
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Volume limbah cair domestik akibat kegiatan ini bersifat tidak kontinyu
Lingkungan
Tidak
Ya
Ya
Ya
Ya
Masyarakat
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Masyarakat
Timbulnya getaran
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Masyarakat
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Dampak yang ditimbulkan ini tidak terlalu besar karena pekerjaan pondasi yang
dilakukan merupakan pekerjaan pondasi rumah pompa
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Dampak yang ditimbulkan ini tidak terlalu besar karena pekerjaan pondasi yang
dilakukan merupakan pekerjaan pondasi rumah pompa
Ya
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Intensitas kebisingan dari pekerjaan pondasi ini cukup tinggi, sehingga perlu
dikaji dalam ANDAL
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Dampak yang ditimbulkan ini tidak berlangsung kontinyu dan akan berakhir
seiring dengan berakhirnya kegiatan tersebut
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Badan air yang dimaksud merupakan badan air yang digunakan sebagai sumber
air baku IPAM, sehingga apanila kualitasnya menurun, perlu dilakukan kajian
ANDAL pada dampak ini
Peningkatan kebutuhan listrik akibat kegiatan ini tidak menimbulkan dampak
besar yang perlu dikaji dalam ANDAL
Getaran yang diakibatkan oleh kegiatan ini cukup mengganggu kegiatan
masyarakat yang ada di sekitar lokasi proyek
Masyarakat
Masyarakat
Lingkungan
Masyarakat
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Gangguan kesehatan yang ditimbulkan pada kegiatan ini tidak perlu dikaji
karena tidak berdampak terlalu besar
Lingkungan
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Timbulan limbah padat berupa bahan material sisa tidak perlu dikaji dalam
ANDAL karena jumlahnya tidak terlalu banyak
Lingkungan
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Ya
Ya
Pekerja
11
Masyarakat
Pemilik
proyek
Pekerjaan struktur
bagian bawah galangan
kapal
Dampak Potensial
Masyarakat
Kegiatan ini menggunakan alat berat sehingga menghasilkan debu yang cukup
banyak yang dapat berdampak pada penurunan kualitas udara di sekitar proyek
Intensitas kebisingan dari kegiatan ini cukup tinggi, sehingga perlu dikaji dalam
ANDAL
No
Komponen Kegiatan
fasilitas di galangal
kapal
Penerima
Dampak
Masyarakat
Lingkungan
Masyarakat
12
13
Pembangunan
workshop, kantor,
toilet, gudang, genset
room, dan pos satpam
Kriteria Evaluasi
2
3
Alasan
Dampak yang ditimbulkan ini tidak berlangsung kontinyu dan akan berakhir
seiring dengan berakhirnya kegiatan tersebut
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Gangguan kesehatan yang ditimbulkan pada kegiatan ini tidak perlu dikaji
karena tidak berdampak terlalu besar
Lingkungan
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Sisa material dari kegiatan ini tidak terlalu banyak dan dapat dimanfaatkan
sehingga tidak berdampak besar dan tidak perlu dikaji dalam ANDAL
Lingkungan
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Pekerja
Dampak Potensial
Kegiatan ini menggunakan alat berat sehingga menghasilkan debu yang cukup
banyak yang dapat berdampak pada penurunan kualitas udara di sekitar proyek
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Ya
Ya
Intensitas kebisingan dari kegiatan ini cukup tinggi, sehingga perlu dikaji dalam
ANDAL
Masyarakat
Masyarakat
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Dampak yang ditimbulkan ini tidak berlangsung kontinyu dan akan berakhir
seiring dengan berakhirnya kegiatan tersebut
Lingkungan
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Timbulan limbah padat berupa bahan material sisa dari kegiatan ini tidak terlalu
banyak, sehingga tidak perlu dikaji dalam ANDAL
Masyarakat
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Lingkungan
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Masyarakat
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Masyarakat
Ya
Tidak
Ya
Ya
Ya
Intensitas kebisingan dari kegiatan ini cukup tinggi, sehingga perlu dikaji dalam
ANDAL
Masyarakat
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Lingkungan
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Kegiatan ini menggunakan alat berat sehingga menghasilkan debu yang cukup
banyak yang dapat berdampak pada penurunan kualitas udara di sekitar proyek
Masyarakat
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Lingkungan
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Sisa material dari kegiatan ini tidak terlalu banyak dan dapat dimanfaatkan
sehingga tidak berdampak besar dan tidak perlu dikaji dalam ANDAL
Lingkungan
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
No
Komponen Kegiatan
Penerima
Dampak
Pekerja
14
Pekerjaan mechanical
dan electrical,
pengecatan fasilitas di
galangan kapal dan
finishing
Pembangunan jaringan
jalan, area parkir, dan
sistem drainase
Demobilisasi peralatan
kerja
Kriteria Evaluasi
2
3
Alasan
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Ya
Ya
Intensitas kebisingan dari kegiatan ini cukup tinggi, sehingga perlu dikaji dalam
ANDAL
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Ya
Ya
Masyarakat
Lingkungan
Lingkungan
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Sisa material dari kegiatan ini tidak terlalu banyak dan dapat dimanfaatkan
sehingga tidak berdampak besar dan tidak perlu dikaji dalam ANDAL
Lingkungan
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Masyarakat
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Masyarakat
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Lingkungan
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Kegiatan ini menggunakan alat berat sehingga menghasilkan debu yang cukup
banyak yang dapat berdampak pada penurunan kualitas udara di sekitar proyek
Masyarakat
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Lingkungan
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Lingkungan
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Intensitas kebisingan dari kegiatan ini cukup tinggi, sehingga perlu dikaji dalam
ANDAL
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Pekerja
16
Masyarakat
Pekerja
15
Dampak Potensial
Masyarakat
Masyarakat
Lingkungan
Masyarakat
Masyarakat
Masyarakat
No
17
Komponen Kegiatan
Demobilisasi tenaga
kerja
Penerima
Dampak
Dampak Potensial
Kriteria Evaluasi
2
3
Alasan
Masyarakat
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Kerusakan jalan dan sarana lain terjadi akibat seringnya truk besar yang
melewati jalan menuju atau meninggalkan proyek. Hal ini dapat diatasi dengan
mengefektifitaskan setiap mobilitas
Masyarakat
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Angka kecelakaan lalu lintas mengalami peningkatan yang tidak terlalu besar
sehingga tidak perlu dikaji dalam ANDAL
Masyarakat
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Masyarakat
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Penurunan PAD tidak terlalu besar, sehingga tidak perlu dikaji dalam ANDAL
Tahap Operasional
18
19
20
Pengoperasian
galangan kapal
Pemeliharaan fasilitas
penunjang di galangan
kapal
Masyarakat
Masyarakat
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Peningkatan PAD dari kegiatan ini tidak terlalu besar, sehingga tidak perlu
dikaji dalam ANDAL
Masyarakat
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Masyarakat
Ya
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Masyarakat
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Lingkungan
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Debu yang dihasilkan dari kegiatan ini tidak cukup banyak, sehingga tidak perlu
dikaji dalam ANDAL
Masyarakat
Masyarakat
Masyarakat
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Masyarakat
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Masyarakat
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Intensitas kebisingan dari kegiatan ini cukup tinggi dan diperkirakan akan
mempengaruhi sebagian besar aktifitas masyarakat sekitar
Jumlah PAD mengalami peningkatan yang besar dari kegiatan ini, sehingga
akan mempengaruhi aktifitas masyarakat sekitar, maka perlu dilakukan kajian
ANDAL
Taraf ekonomi meningkat tidak terlalu besar
Badan air yang dimaksud merupakan badan air yang digunakan sebagai tempat
air buangan dari dock, sehingga apanila kualitasnya menurun, perlu dilakukan
kajian ANDAL pada dampak ini
Lingkungan
Tidak
Ya
Ya
Ya
Ya
Lingkungan
Lingkungan
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Masyarakat
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Masyarakat
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Lingkungan
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Lingkungan
Tidak
Ya
Ya
Ya
Ya
Limbah cair domestik dari kegiatan ini tidak terlalu besar dan akan diolah dalam
septictank
Badan air yang dimaksud merupakan badan air yang digunakan sebagai tempat
buangan dari aktivitas bengkel dan perkantoran sehingga apabila kualitasnya
menurun, perlu dilakukan kajian ANDAL pada dampak ini
6
No
21
Komponen Kegiatan
Pengoperasian jaringan
jalan, area parkir, dan
sistem drainase
Penerima
Dampak
Dampak Potensial
Kriteria Evaluasi
2
3
Alasan
Dampak yang ditimbulkan perlu dikaji dalam ANDAL karena beban terhadap
komponen lingkungan sudah tinggi
Lingkungan
Tidak
Ya
Ya
Ya
Ya
Lingkungan
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Masyarakat
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Lingkungan
Tidak
Ya
Ya
Ya
Ya
Masyarakat
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Masyarakat
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Peningkatan intensitas kebisingan tidak terlalu besar dan hanya pada jam
tertentu saja
Masyarakat
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Masyarakat
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Peningkatan angka kecelakaan akibat kegiatan ini tidak terlalu besar, sehingga
tidak perlu dikaji dalam ANDAL
Tahap
Komponen Kegiatan
Dampak Potensial
Tahap
Komponen Kegiatan
Dampak Potensial
Konstruksi
Tahap
Komponen Kegiatan
Dampak Potensial
Konstruksi
Timbulnya getaran
- Terjadi retakan pada bangunan sekitar
- Permohonan ganti rugi
Peningkatan intensitas kebisingan
- Kenyamanan masyarakat sekitar terganggu
Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara
- Gangguan kesehatan masyarakat sekitar
Peningkatan timbulan limbah padat (sisa material)
- Penurunan estetika lingkungan sekitar
Adanya risiko kecelakaan kerja
- Timbulnya getaran
- Peningkatan intensitas kebisingan
- Timbulnya debu dan penurunan kualitas udara
10
Tahap
Komponen Kegiatan
Konstruksi
Pemasangan rel dan mesin penunjang
di slipway
Dampak Potensial
11
Tahap
Komponen Kegiatan
Konstruksi
Dampak Potensial
12
Tahap
Komponen Kegiatan
Mobilisasi tenaga kerja
Operasional
Dampak Potensial
Peningkatan kesempatan kerja
- Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
- Peningkatan kemacetan lalu lintas
13
Tahap
Operasional
Komponen Kegiatan
Dampak Potensial
14
Dari bagan alir tersebut dapat dibuat daftar kesimpulan dampak penting hipotetik.
Daftar tersebut dapat dilihat pada Tabel 2. 7 Kesimpulan Dampak Penting Hipotetik di
bawah ini.
Tabel 2. 7 Kesimpulan Dampak Penting Hipotetik
Tahap
Pra Konstruksi