Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
ABORTUS INKOMPLETUS
Penguji : dr. FX. Sunarto, Sp.OG
Disusun Oleh
Dimas Prasetyo Adi Prakoso
01.209.5873
ABORTUS INKOMPLETUS
A. DEFINISI
Abortus adalah ancaman/pengeluaran buah kehamilan pada umur kehamilan < 20
minggu atau berat janin <500 gram.
Sedangkan abortus incompletus adalah pengeluaran sebagian buah kehamilan pada
kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa jaringan yang tertinggal dalam
uterus.
B. ETIOLOGI
Secara umum, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan abortus yaitu:
1. Faktor janin
a. Berdasarkan hasil studi sekitar 50-60% dari abortus spontan mempunyai masalah
pada kromosom, seperti autosomal trisomy, monosomy X dan polyploidy.
b. Lingkungan sekitar tempat implantasi kurang sempurna.
c. Pengaruh dari luar akibat radiasi, virus, obat-obatan.
2. Faktor maternal
a. Usia ibu
b. Penyakit- penyakit ibu:
Penyakit infeksi yang menyebabkan demam tinggi seperti pneumonia,
anemi gravis.
c. Tidak sempurnanya persiapan uterus dalam menanti nidasi dari ovum yang sudah
dibuahi, seperti kurangnya progesteron atau estrogen, endometritis, dan mioma
submukosa.
d. Uterus terlalu cepat teregang (kehamilan ganda, mola hidatidosa).
e. Gangguan sirkulasi plasenta dijumpai pada ibu yang menderita penyakit nefritis,
hipertensi, toksemia gravidarum, anomali plasenta, dan endarteritis.
f. Antagonis rhesus
C. KLASIFIKASI ABORTUS
1. Abortus imminens (keguguran mengancam)
Peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu,
dimana buah kehamilan masih dalam uterus, dan tanpa adanya dilatasi serviks.
Diagnosis abortus imminens ditentukan karena pada wanita hamil terjadi perdarahan
melalui ostium uteri eksternum, disertai mules sedikit atau tidak sama sekali, uterus
membesar sebesar tuanya kehamilan, serviks belum membuka, dan tes kehamilan
positif. Pada beberapa wanita hamil dapat terjadi perdarahan sedikit pada saat haid
yang semestinya datang jika tidak terjadi pembuahan. Hal ini disebabkan oleh
penembusan villi koreales ke dalam desidua, pada saat implantasi ovum. Perdarahan
implantasi biasanya sedikit, warnanya merah, cepat berhenti, dan tidak disertai
mules-mules.
2. Abortus incipiene (keguguran berlangsung)
Peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan adanya
dilatasi serviks uteri yang meningkat, tetapi buah kehamilan masih dalam uterus.
Dalam hal ini rasa mules menjadi lebih sering dan kuat, perdarahan bertambah.
3. Abortus incompletus (keguguran tidak lengkap)
Pengeluaran sebagian buah kehamilan pada kehamilan sebelum 20 minggu
dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus. Pada pemeriksaan vaginal, kanalis
servikalis terbuka dan jaringan dapat diraba dalam kavum uteri atau kadang - kadang
sudah menonjol dari ostium uteri eksternum.
4. Abortus completus (keguguran lengkap)
Perdarahan pada kehamilan muda di mana seluruh hasil konsepsi telah di
keluarkan dari kavum uteri. Seluruh buah kehamilan telah dilahirkan dengan
lengkap. Pada penderita ditemukan perdarahan sedikit, ostium uteri telah menutup.
Diagnosis dapat di permudah apabila hasil konsepsi dapat diperiksa dan dapat
dinyatakan bahwa semuanya sudah keluar dengan lengkap.
5. Missed abortion (retensi janin mati)
Kematian buah kehamilan sebelum berusia 20 minggu, tetapi janin yang mati
tertahan di dalam kavum uteri tidak dikeluarkkan selama 8 minggu atau lebih.
Missed abortion biasanya didahului oleh tanda-tanda abortus imminens yang
kemudian menghilang secara spontan atau setelah pengobatan. Gejala subyektif
kehamilan menghilang, mammae agak mengendor lagi, uterus tidak membesar lagi
malah mengecil, dan tes kehamilan menjadi 12 negatif. Dengan ultrasonografi dapat
ditentukan segera apakah janin sudah mati dan besarnya sesuai dengan usia
kehamilan.
6. Abortus habitualis
Keadaan dimana penderita mengalami keguguran berturut - turut tiga kali atau
lebih.
D. PATOGENESIS
Pada awal abortus terjadi perdarahan dalam desidua basalis, diikuti oleh nekrosis
jaringan di sekitarnya. Hal tersebut menyebabkan hasil konsepsi terlepas sebagian
atau seluruhnya, sehingga merupakan benda asing didalam uterus. Keadaan ini
menyebabkan uterus berkontraksi untuk mengeluarkan isinya. Pada kehamilan
kurang dari 8 minggu, hasil konsepsi biasanya dikeluarkan seluruhnya, karena vili
koreales belum menembus desidua terlalu dalam, sedangkan pada kehamilan 8
sampai 14 minggu, telah masuk agak dalam, karena plasenta tidak dikeluarkan secara
utuh sehingga banyak terjadi perdarahan. Pada kehamilan 14 minggu keatas, yang
umumnya bila kantong ketuban pecah maka disusul dengan pengeluaran janin dan
plasenta yang telah lengkap terbentuk. Perdarahan tidak banyak terjadi jika plasenta
terlepas dengan lengkap.
Apabila buah kehamilan yang mati tidak dikeluarkan dalam waktu singkat, maka
ovum akan dikelilingi oleh kapsul gumpalan darah, isi uterus dinamakan mola
kruenta. Bentuk ini menjadi mola karneosa apabila pigmen darah diserap sehingga
semuanya tampak seperti daging. Pada janin yang telah meninggal dan tidak
dikeluarkan dapat terjadi proses mumifikasi: janin mengering dan menjadi agak
gepeng atau fetus compressus karena cairan amnion yang diserap. Dalam tingkat
lebih lanjut janin menjadi tipis seperti kertas perkamen atau fetus papiraseus.
Kemungkinan lain yang terjadi apabila janin yang meninggal tidak dikeluarkan dari
uterus yaitu terjadinya maserasi, kulit terkupas, tengkorak menjadi lembek, dan
seluruh janin berwarna kemerah-merahan.
Hasil konsepsi pada abortus dikeluarkan dalam berbagai bentuk. Ada kalanya
janin tidak tampak didalam kantong ketuban yang disebut blighted ovum, mungkin
pula janin telah mati lama disebut missed abortion.
E. MANIFESTASI KLINIS ABORTUS INCOMPLETUS
1. Terlambat haid atau amenore kurang dari 20 minggu.
2. Pendarahan pervaginam, dengan disertai keluarnya jaringan hasil konsepsi.
3. Rasa mulas atau keram perut didaerah atas simfisis, sering disertai nyeri pinggang
akibat kontraksi uterus.
4. Pada pemeriksaan fisik: keadaan umum tampak lemah atau kesadaran menurun,
tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil, suhu
badan normal atau meningkat.
5. Pemeriksaan Ginekologi :
Inspeksi Vulva: Pendarahan pervaginaan ada atau tidaknya jaringan hasil
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium darah lengkap, hematokrit, golongan darah, serta reaksi
silang analisis gas darah, kultur darah, terresistensi.
2. Tes kehamilan: positif jika janin masih hidup, bahkan 3 hari 1 minggu setelah
abortus karena masih ada sisa HCG dalam sirkulasi darah.
3. Pemeriksaan dopler
4. USG untuk menentukan apakah janin masih hidup.
5. Pemeriksaan kadar fibrinogen.
G. PENATALAKSANAAN
Teknik bedah:
1. Kuretase , Dilatasi kuretase
2. Aspirasi vakum
3. Laparotomi histerektomi
Teknik medis:
1. Oksitosin IV
2. Prostaglandin E2
infus
cairan NaCl fisiologik dan transfusi, setelah syok diatasi dilakukan kerokan
(kuretase). Perlu diberi tambahan: anti biotik untuk mencegah infeksi, dan dapat
diberikan transfusi darah jika perlu.
H. KOMPLIKASI
1. Perdarahan
Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil konsepsi
dan jika perlu pemberian transfusi darah. Kematian karena perdarahan dapat terjadi
apabila pertolongan tidak diberikan pada waktunya.
2. Infeksi
Infeksi dalam uterus atau sekitarnya dapat terjadi pada tiap abortus, tetapi
biasanya ditemukan pada abortus inkompletus dan lebih sering pada abortus buatan
yang dikerjakan tanpa memperhatikan asepsis dan antisepsis. Apabila infeksi
menyebar lebih jauh, terjadilah peritonitis umum atau sepsis, dengan kemungkinan
diikuti oleh syok.
3. Syok
Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dan infeksi
berat (syok endoseptik).
I. DAFTAR PUSTAKA
1. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Bagian Kebidanan dan Kandungan.
Jakarta : balai penerbit FK UI
2. Obstetri Williams, Edisi 20. Jakarta: EGC. Cunningham G.F et.al. 2005
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
2013
A. IDENTITAS
1. Nama penderita : Ny. S
2. Umur
: 27 tahun
3. Jenis kelamin
: Perempuan
4. No. RM :120.40.84
5. Agama : Islam
6. Pendidikan
: SMA
7. Pekerjaan
8. Status
: Menikah
: 22.00 WIB
Pasien tidak menstruasi sejak bulan Mei 2012 dan sudah melakukan tes kehamilan
dengan tes pack kehamilan dan hasilnya positif.
4. Riwayat ANC
ANC dilakukan 2 kali di bidan, tidak ada pesan-pesan khusus.
5. Riwayat Obstetri
G2P1A0 hamil 12 minggu
G1 : laki-laki, 4 tahun, 2600 gr, spontan, bidan
G2 : hamil sekarang
6. Riwayat Menstruasi
Dismenore : (-)
7. Riwayat KB
KB suntik 3 bulan selama 2 tahun
8. Riwayat Perkawinan
Pasien menikah yang pertama kali dengan suami sekarang.
Usia pernikahan 5 tahun.
9. Riwayat Penyakit Dahulu
-
Riwayat Hipertensi
: disangkal
Riwayat DM
: disangkal
: disangkal
Riwayat Hipertensi
: disangkal
Riwayat DM
: disangkal
: disangkal
: Compos mentis
Vital Sign
TD
: 100/60 mmHg
Nadi
: 80 x/menit
TB
: 152 cm
RR
: 22 x/menit
BB
: 58 Kg
Suhu : 36,5 0C
b. Status Internus
- Mata
- Mulut
- Kulit
Mamae
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
- PF Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
PF Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Perkusi
Palpasi
:
: Datar pembesaran uterus tidak terlihat, striae gravidarum
(-), linea nigra (-), bekas operasi (-).
: bising usus (+) normal, DJJ (-)
: Timpani (+)
: Nyeri tekan perut bawah (+),
TFU belum dapat ditentukan
leopold tidak dilakukan.
- Genitalia
VT
Inspikulo
: tidak dilakukan
- Extremitas
:
Superior
Inferior
Oedem
-/-
-/-
Varises
-/-
-/-
Reflek fisiologis
+/+
+/+
Reflek patologis
-/-
-/-
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Pemeriksaan Laboratorium Darah (tanggal 18 Agustus 2013)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Hb
: 12,4 g/dL
Hematokrit
: 40.0%
Leukosit
: 9.150 /uL
Trombosit
: 225.000 /uL
Waktu Perdarahan/BT 2:00
Waktu Pembekuan/CT 4:10
GDS
: 98
HbsAg
: (-)
B. Pemeriksaan USG
Tampak GS (+) , Janin (+) tidak ada tanda-tanda kehidupan
E. RESUME
Pasien G2P1A0 hamil 15 minggu, datang dengan keluhan keluar darah merah segar (+) dari
jalan lahir pada tanggal 18 Agustus 2013. Pasien merasa keluar flek-flek, sejak 2 hari yang
lalu.
Riwayat Kehamilan
HPHT
: 05-05-2013
Umur Kehamilan
: 15 minggu
Tanggal kedatangan ke RS
: 18-08-2013
Status Present :
Keadaan Umum : lemah dan tampak pucat
Abdomen
Genitalia
Terlihat darah merah segar disekitar vulva, sedikit dan sudah tidak keluar, pada
USG
F. DIAGNOSA AWAL
Pasien usia 27 tahun G2P1A0 , hamil 15 minggu dengan abortus incompletus
G. SIKAP
1. Pasien di rawat inap
2. Pengawasan: KU, Vital Sign, PPV
3. Lengkapi Laborat dan konsul radiologi USG
4. Keluarkan sisa hasil konsepsi dengan kurettage.
5. Terapi medicamentosa
Infuse RL+D5+Oksitosin
Ciprofloxacin 3x1
Metil ergometrin 3x1
Ferofort 1x1
As Mefenamat 3x1
H. PROGNOSA
Kehamilan
: ad malam
I. EDUKASI
1. Memberi tahu untuk kontrol satu minggu setelah keluar dari RS.
2. Diharapkan untuk tidak hamil dalam waktu 3 bulan sehingga perlu memakai
kontrasepsi.
J. DIAGNOSA AKHIR
P1A1 post curettage dengan abortus incompletes
K. FOLLOW UP
18 Agustus 2013
Jam 22.30
perut bawah
Hb: 12,4
Pro curretage
S: 36,5 C
Kel: PPV (+)
Curretage
Transfusi WB 3 kolf
Jam 18.00
Hb: 7,6
20 Agustus 2013
Jam 08.00
As mefenamat 3x1
lemas
Ceproflocacin 3x1
Feroford 3x1
APS
21 agustus 2013
ppv (-)
Hb: 8,4
Feroford 3x1
Transfusi PRC 2 kolf
Hb: 9,9