Você está na página 1de 4

1.

Analisa SWOT
a)

Strength :

Kekuatan KSP.Madani NTB antara lain terdapat pada : jumlah anggota cukup banyak,
pengalaman pengurus mengelola usaha yang bergerak dalam bidang keuangan cukup
memadai, kekuatan manajemen dan budaya perusahaan, produk dan jasa yang cukup dikenal
oleh anggota, teknik pelaporan sarana kerja sudah menggunakan komputer yang
dilengkapi software yang memadai, kualitas produk dan jasa, serta citra perusahaan yang
baik.
b)

Weakness :

Adapun dalam melaksanakan kegiatannya tidak terlepas dari berbagai kekurangan dan
Kelemahan antara lain terdapat pada :
kurangnya kemampuan pemupukan modal sendiri, kondisi ini disebabkan oleh masih
lemahnya pengetahuan dan sikap profesionalisme karyawan dalam menjalankan tugasnya
keterbatasan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan memadai dibidang
perkoperasian,
kemampuan menghasilkan rentabilitas masih kecil, yang disebabkan oleh cost of
money masih tinggi.
c)

Oppurtunities :

Peluang bagi KSP.Madani NTB antara lain : besarnya pasar yang belum tergarap, perluasan
usaha dengan membuka unit pelayanan baru masih terbuka. Di samping itu pula masih
banyaknya masyarakat NTB yang membutuhkan biaya untuk mencukupi kehidupannya
sehingga kehadiran koperasi tersebut dapat membantu mereka di dalam memenuhi
kebutuhannya.
d)

Threat:

Ancaman bagi KSP. Madani NTB antara lain :


masuknya pendatang baru, artinya
Usaha koperasi simpan pinjam merupakan usaha yang dinamik, menarik, multi aspek, dan
pelopor dalam dunia usaha. Di sisi lain berbagai bukti empirik secara tak langsung telah
membuktikan bahwa sektor usaha koperasi simpan pinjam adalah usaha yang cukup diminati
untuk dikembangkan, karena ijin pendirian koperasi, khususnya koperasi simpan pinjam ijin
pendiriannya sangat mudah, sehingga mengakibatkan pertumbuhan koperasi simpan pinjam
setiap tahun terus mengalami peningkatan, hal ini akan meningkatkan persaingan antar
koperasi simpan pinjam untuk mempertahankan eksistensi keanggotaan. Dengan kondisi ini
Pemerintah Provinsi NTB mengeluarkan kebijakan, melalui Dinas Koperasi dan UMKM
NTB akan memperketat pengeluaran ijin pendirian koperasi simpan pinjam (KSP), karena
jumlahnya dinilai sudah cukup banyak. (Dinas Koperasi dan UMKM NTB,2009). Juga

pembinaan koperasi simpan pinjam terus ditingkatkan, dengan mendorong masing-masing


koperasi untuk menjadi koperasi yang berkualitas.
Ancaman peningkatan kekuatan posisi tawar pemasok.
Koperasi simpan pinjam dalam mengadakan pelayanan terhadap anggota disamping
mempunyai tugas menarik dana dari angggota, juga menyalurkan kembali kepada anggota
dalam bentuk pinjaman. Dalam hal pemenuhan kebutuhan anggota dalam bentuk pinjaman
koperasi membutuhkan sumber dana untuk membiayai kebutuhan anggota. Sumber dana
koperasi (pemasok dana) adalah bersumber dari : anggota, pemerintah (dalam hal ini dikelola
oleh LPDB), dan lembaga lain seperti bank. Permasalahan koperasi pada umumnya dalam hal
pemupukan modal, untuk kebutuhan ini biasanya mengadakan kerjasama dengan bank, untuk
dapat mengadakan kerjasama dengan bank sangat sulit, karena terbentur masalah jaminan,
sehingga posisi tawar koperasi terhadap bank sangat lemah, sebaliknya bank sebagai
pemasok dana mempunyai posisi tawar yang kuat. Untuk mengantisipasi hal ini pemerintah
mengeluarkan kebijakan kredit usaha rakyat (KUR), dimana pemerintah menjamin agunan
sebesar 70 % dari persyaratan agunan yang ditentukan oleh bank, kalau ini bisa terlaksana
akan merupakan peluang bagi koperasi.
Ancaman produk substitusi.
Koperasi simpan pinjam mempunyai fungsi pokok adalah menarik dana anggota yang
mempunyai dana berlebih dan kemudian menyalurkan kembali dalam bentuk pinjaman
kepada anggota, sesuai dengan fungsinya tersebut maka jika kita identifikasikan ada beberapa
jasa pengganti yang dapat mengambil alih fungsi tersebut dari jasa koperasi simpan pinjam,
misalnya: jasa perbankan, jasa pegadaian, jasa lembaga pembiayaan non bank. Dari beberapa
macam jasa pengganti, berdasarkan kelebihan dan kelemahannya, maka kecendrungan
anggota akan tetap menggunakan jasa koperasi, karena sistem pelayanan yang dianut dalam
koperasi dengan sistem kekeluargaan, sedangkan jasa pengganti biasanya agakrigit (kaku).
Ancaman persaingan segmen yang ketat.
Koperasi telah memiliki segmen pasar yang jelas, yakni para anggotanya sendiri (captive
market) yang mana kebanyakan usaha anggota adalah usaha mikro dan kecil, Segmen
pelayanan KSP/USP-Koperasi yang menjadi domain utama adalah Usaha Mikro dan Kecil,
kalaupun menyentuh usaha menengah, jumlahnya relatif sangat kecil. Namun domain segmen
pasar yang dimiliki oleh KSP/USP-Koperasi tidak menjadi monopoli KSP/USP-Koperasi
semata, ada banyak perusahaan non koperasi juga menjadi pangsa pasar perusahaan lain.
2. Grand Strategy
Adaptasi pada perubahan lingkungan dalam usaha koperasi simpan pinjam telah
menjadi critical factor bagi KSP.Madani NTB. Peningkatan kompetisi, perubahan teknologi
akan membentuk pasar usaha koperasi simpan pinjam yang akan datang. Dalam menanggapi
tantangan-tantangan baru tersebut KSP.Madani NTB telah membangun strategi pertumbuhan,
yaitu Grand Strategy KSP.Madani NTB 2010 :

Aktivitas usaha harus berjalan dan ketaatan terhadap peraturan perundangan yang
berlaku.

Memiliki prinsip kohesivitas, yaitu menumbuhkan rasa keterikatan anggota terhadap


koperasi.

Menciptakan partisipasi kuat dari anggota.

Menunjukkan kinerja yang semakin sehat, yang ditandai dengan membaiknya struktur
permodalan, kemampuan penyediaan dana, penambahan asset, dan peningkatan
volume usaha.

Berorientasi pelayanan.

Berkontribusi terhadap pembangunan daerah.

1. Growth Strategy
KSP.Madani NTB berusaha mempertahankan keberadaannya sebagai koperasi berkualitas
untuk usaha jasa koperasi simpan pinjam di Indonesia, dan menjadi pemain baik regional
maupun nasional dalam industri perkoperasian. Hal ini dicapai melalui Strategi Bisnis,
sebagai berikut :

Strategi pertumbuhan kredit dan strategi pelayanan anggota, dengan tujuan dapat
meningkatnya pembagian sisa hasil usaha kepada anggota dan promosi ekonomi
anggota, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja usaha yang ditunjukkan oleh
meningkatnya jumlah anggota dan nilai tambah ekonomis.

Mengikuti proposisi penting dalam manajemen strategik yang berpijak pada


paradigma lingkungan-strategi-kinerja, maka strategi yang dipilih untuk menghasilkan
kinerja yang baik, harus menyesuaikan dengan lingkungannya, baik eksternal maupun
internal, yaitu :
o Selalu meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelayanan secara ekonomis.
o Menerapkan kebijakan likuiditas yang berhati-hati.

1. TUJUAN JANGKA PANJANG


Adapun tujuan jangka panjang dari Koperasi Simpan Pinjam Madani NTB yaitu:
1. meningkatkan kesejahteraan anggota dan mendukung terwujudnya masyarakta NTB
yang maju dan mandiri serta Ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam
rangka mewujudkan masyarakat yang maju,adil dan makmur berdasarkan Pancasila
2. Meningkatnya kualitas kesejahteraan anggota melalui pemenuhan kebutuhan anggota
yang adil dan proporsional
3. Tumbuh dan berkembangnya kepercayaan anggota melalui pengelolan koperasi yang
profesional dan akuntabel di NTB

4. Meningkatnya kualitas usaha Koperasi dengan memaksimalkan usaha simpan pinjam,


penyediaan barang dan jasa, dan usaha lainnya
5. Meningkatnya kualitas tata kelola organisasi dengan mensinergikan fungsi
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan melalui pemanfaatan kelengkapan
organisasi, SDM, sarana prasarana, dan anggaran sehingga kedepannya pelayanan
yang di berikan koperasi tersebut dapat memuaskan semua konsumennya.

Você também pode gostar