Você está na página 1de 3

PRODI ARSITEKTUR UNS | ARSITEKTUR CINA| SEMESTER AGUSTUS-DESEMBER 2015

Nama : Rizkia Rahmani Maulana


Nim
: I0214081
Tajuk : Arsitektur Eropa

Arsitektur Renaisans : Gereja Santo Petrus Basilika di


Vatikan
Pengantar
Bangsa Eropa merupakan bangsa dengan peradapan yang maju. Dalam
bidang arsitektur, Eropa telah menjadi pengantar peradapan arsitektur di masa
sekarang. Arsitektur eropa pun telah menjadi latar belakang berdirinya gereja di
beberapa tempat. Salah satunya adalah Gereja St. Petrus Basilika yang
merupakan gereja dan pedoman umat Katholik di dunia. Gereja ini berada di
Vatikan, Roma dengan gaya arsitektur Eropa Medieval yaitu Arsitektur
Renaisans. Dengan Arsitektur Eropa Renaisans mengesankan kemegahan dan
keagungan gereja tersebut.
Pemahaman Mengenai Arsitektur Eropa
Arsitektur eropa muncul sejak 3050 sebelum masehi. Arsitektur eropa pra
modern terbagi menjadi beberapa waktu yaitu arsitektur pra peradaban,
arsitektur klasik, dan arsitektur medieval. Salah satu langgam arsitektur
medieval adalah arsitektur Renaisans.
Arsitektur Renaisans merupakan gaya arsitektur eropa yang berkembang
pada tahun 1400-1600 AD. Renaisans berarti pencerahan, yaitu menghidupkan
kembali budaya klasik yang dipengaruhi oleh filsuf yunani dan romawi. Selain itu
Renaisans merupakan kritik terhadap arsitektur gothik yang berciri khas
bangunan menjulang. Gaya ini diinovatori oleh Fillipo Brunelleschi di Florence.
Reinasans dipengaruhi teori dan falsafah dari teori Plato mengenai keindahan
alami, teori Phytagoras mengenai perhitungan matematis untuk membentuk
sesuatu yang estetis dan teori Aristoteles mengenai teori ruang.
Arsitektur Renaisans biasanya diterapkan pada bangunan gereja, istana,
bangunan pemerintahan dan lainnya. Ciri-ciri yang dominan dalam langgam ini
adalah kesimetrisan, proporsi, penggunaan warna monokrom, dekorasi berupa
makhluk hidup,flora, dan fauna, penggunaan atap kubah dan deretan kolom
berbudaya klasik pada fasad bangunan. Setelah abad 17, arsitektur renaisans
mulai meninggalkan gaya klasik yunani dan romawi yang kemudian berlanjut
menjadi gaya baroque dan rococo.
Pembahasan
Gereja St. Petrus Basilika merupakan gereja umat Katholik yang berada di
Vatikan. Pembangunan gereja Basilika ini mulai tahun 1506, menggantikan
sebuah gereja yang sudah berumur 1200 tahun, yang berdiri diatas makam St.
Petrus (Zaman Kristen Awal). Gereja ini mengadopsi bentuk basilika, yaitu
bangunan yang biasanya dipakai sebagai tempat perniagaan atau pengadilan
oleh bangsa romawi. Basilika diadopsi melalui susunan ruang, barisan tiang dan
peninggian lantai.
Gereja St. Basilika merupakan gereja dengan gaya Renaisans yang
terlihat dari fasad bangunan maupun interior bangunan. Hal yang menonjol dari
gaya Renaisans adalah penggunaan kolom bertipe Ionik dan Korintian

PRODI ARSITEKTUR UNS | ARSITEKTUR CINA| SEMESTER AGUSTUS-DESEMBER 2015

(composite). Ditambah pula adanya entablure atau bagian horizontal yang


disangga oleh pilar dan menghubungkan beberapa pilar sekaligus yang menjadi
penopang pediment yaitu bentuk segitiga pada muka bangunan (Gambar 1.0).
Penggunaan kubah sebagai atap merupakan gaya renaisans. Selain fasad
bangunan, terlihat dari denah bangunan gereja utama yang simetris (Gambar
2.0). Lebar muka gereja ini mencapai 117 meter dengan tinggi 50 meter diatas
lahan seluas 21.000 m.

Gambar 1.0
Tampak depan Gereja St.
Basilika
Sumber: Google.com

Gambar 2.0
Denah Gereja St. Basilika
Sumber:
Kompasiana.com

Gereja ini mempunyai pintu dan sebuah atrium yang memiliki 5 pintu
masuk kedalam bangunan. Pada bagian atrium terdapat mozaik Navicele yang
yang dibangun tahun 1305-1313. Mozaik itu melukiskan Santo Petrus tengah
berjalan diatas air . Pada interior bagian dalam gereja banyak terdapat patungpatung figure Alkitab, lukisan dan hiasan mosaik serta disominasi warna putih
yang melambangkan keagungan Tuhan. Dibagian Altar terdapat 4 buah pilar
yang dindingnya dihiasi fresko tokoh penting gereja. Sedangkan pada penutup
atap bagian dalam bangunan menggunakan gaya lengkung khas arsitektur
romawi berat dan tebal yang memberi kesan kekuatan pada bangunan gereja
tersebut.
Kesimpulan
Bangunan Gereja St. Petrus Basilika merupakan salah satu gereja
berlanggam arsitektur Renaisans dengan mengadopsi bangunan basilika yang
biasa digunakan sebagai tempat perniagaan. Hal ini terlihat dari penggunaan
kolom ionik dan kornitian serta penggunaan atap berbentuk kubah yang biasa
digunakan pada arsitektur klasik. Sedangkan pada plafon bagian dalam gereja
menerapkan gaya khas romawi yaitu gaya lengkung. Selain itu, penerapan
denah yang simetris ditambah pula bentuk bangunan yang cenderung
horizontal yang berkesan megah merupakan ciri arsitektur dimasa Renaisans.
Pada interior bangunan digunakan dominasi warna putih yang memberi kesan
keagungan Tuhan. Dekorasi dalam gereja berupa patung dan mosaik yang
berupa figure Alkitab dan flora fauna
Daftar Pustaka
Ching, Francis D.K. 1987. Arsitektur: Bentuk, Ruang dan Tatanan. Erlangga.
http://ilmupengetahuan.org/arsitektur-basilika-santo-petrus/ diakses pada 26
September 2015

PRODI ARSITEKTUR UNS | ARSITEKTUR CINA| SEMESTER AGUSTUS-DESEMBER 2015

http://www.kompasiana.com/christiesuharto/basilica-st-pieter-vatican-gerejaterbesar-dalam-sebuah-negara-terkecil-di-dunia diakses pada 26 September


2015
http://rurucoret.blogspot.co.id/2009/01/arsitektur-renaissance.html - 26
September 2015
http://cercerit.blogspot.co.id/makalah/arsitektur_renaisans/ diakses pada 26
September 2015
http://labsky2012.blogspot.co.id/2012/09/tugas-5-perkembangan-arsitekturdunia.html diakses pada 26 September 2015
http://srimulyani-arch.blogspot.co.id/2014/07/bangunan-masa-renaissance.html
- 26 September 2015

Você também pode gostar