Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
(TPA)
mengetahui
jumlah
kebutuhan
alat
berat
pada
Tempat
banyak
hal
yang
berhubungan
dengan
masalah
pengoperasian TPA sampah, maka dalam penulisan ini perlu dibatasi ruang
lingkup pembahasan yang akan dibahas yaitu Merencanakan jumlah
kebutuhan alat berat berdasarkan tahun perencanaan selama 10 tahun.
1.4. Metode Penulisan
Metode penulisan berdasarkan pada :
a.
b.
c.
d.
Bab ini terdiri dari pendahuluan berupa latar belakang masalah, Maksud dan
Tujuan penulisan, Batasan masalah, Metode penulisan dan Sistematika
penulisan.
AB II :
AB III :
AB IV :
AB V :
Penutup
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI DAN DATA-DATA DAERAH STUDI
2.1.
Gambaran Umum
Utara
2.
Timur
Selatan :
2.2.
Barat
Letak Geografis
Selat Makassar.
Luas Wilayah
Kabupaten Mamuju dengan luas wilayah 8014,06 km, secara
administrasi pemerintahan terbagi atas 16 Kecamatan, terdiri dari 143 Desa, 10
Kelurahan, dan 2 UPT. Kecamatan Kalumpang adalah kecamatan terluas
dengan luas 1.731,99 km2 atau 21,81 persen dari seluruh wilayah Kabupaten
Mamuju. Kecamatan Balabalakang luas wilayahnya 21,86 km 2 atau 0,28 persen
merupakan kecamatan terkecil di Kabupaten Mamuju. Kota Mamuju sebagai
ibu kota dari Kabupaten Mamju terletak di Propinsi Sulawesi Barat yang
mempunyai jumlah penduduk 486.580 jiwa (Data BPS, 2003 hal 4).
Hampir seluruh kecamatan di Kabupaten Mamuju dilintasi oleh
sungai. Kecamatan yang paling banyak dilintasi sungai adalah Kecamatan
Bonehau dengan 12 sungai yang melintasinya. Kabupaten Mamuju memiliki
wilayah yang berbukit-bukit. Sedangkan untuk gunung, di Kabupaten Mamuju
hanya terdapat di dua kecamatan yaitu Kecamatan Kalumpang dan Kecamatan
Budong Budong.
Diantara 16 kecamatan di Kabupaten Mamuju, ibukota kecamatan
yang letaknya terjauh dari ibukota kabupaten adalah ibukota Kecamatan
Balabalakang yaitu sejauh 202 km sementara ibukota kecamatan yang terdekat
No
Kecamatan
District
Desa/Kelurahan/UP
T
Village/Ward/TRU
(1)
(2)
(3)
Luas
(Km2)
Area
(Km2)
(4)
Tapalang
283,31
3,57
Tapalang Barat
131,72
1,66
Mamuju
206,64
2,60
111,94
1,41
Simboro
Persentase
(%)
Percentage
(%)
(5)
Balabalakang
21,86
0,28
Kalukku
13
470,26
5,92
Papalang
197,60
2,49
Sampaga
119,40
1,50
Tommo
14
827,35
10,42
1 731,99
21,81
10
13
Kalumpang
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
11
Bonehau
962,12
12,11
12
BudongBudong
11
222,39
2,80
13
Pangale
111,70
1,41
14
Topoyo
15
869,89
10,95
15
Karossa
13
1138,30
14,33
16
Tobadak
536,29
6,75
155
7 942,76
100,00
Jumlah
2.4.
Iklim
Grafik 2.1
CURAH HUJAN PER BULAN DI KABUPATEN MAMUJU TAHUN 2009
Penduduk
Penduduk merupakan faktor yang sangat mempengaruhi pola
kehidupan kota, baik yang menyangkut penggunaan lahan, kegiatan ekonomi,
kehidupan sosial maupun fasilitas-fasilitas pelayanan ekonomi. Begitu pula
halnya dengan banyaknya sampah yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh
jumlah penduduk.
Untuk Dinas Tata Ruang, permukiman dan kebersihan kota Mamuju
melayani 16 kecamatan. Permukiman dan kebersihan dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 2.2
Jumlah penduduk 16 kecamatan di Kota Mamuju
No
Jumlah Penduduk
2008
2009
Nama
Kecamatan
2006
2007
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
14736
15210
Tapalang
Tapalang
6992
3
4
5
Barat
Mamuju
Simboro
Balabakang
37851
19484
-
2010
2011
(6)
(7)
(8)
15653
16143
18083
18965
7213
7424
7656
9129
9611
20454
40246
-
41418
21050
-
42714
19715
1995
55105
23200
2347
66673
27684
-
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Kalukku
Papalang
Sampaga
Tommo
Kalumpang
Bonehau
Budong-
39849
200491
3143
16881
12789
8756
42566
20507
13689
17506
13153
8997
43805
21105
14088
18016
13636
9257
45179
21765
14528
18583
13960
9550
49250
21395
13986
19407
10800
8622
56782
22433
14608
21192
10864
9271
19600
20257
20847
21499
22823
23991
Budong
Pangale
Topoyo
12742
21757
13063
22838
13444
23503
13867
24239
11418
25767
22004
13470
28231
Karossak
19594
20376
20969
21628
Tobadak
Jumlah
19803
20753
29682
21358
30557
454468
22032
22996
2
3637
51501
315053
25089
371860
Persampahan
Proyeksi timbulan sampah untuk 10 tahun rencana dapat dilihat pada
tabel 2.3. dibawah ini :
No
.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Tahun
Rencana
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
Jumlah
Timbulan Sampah
Penduduk (Jiwa )
(m3/Hari)
379678
387661
395811
404133
412629
421304
430162
439206
448440
457868
169,500
173,064
176,702
180,417
184,210
188,083
192,038
196,075
200,197
204,406
No
.
1
2
Volume Sampah
Volume Sampah
Tahun
Terangkut
Pemadatan
2012
2013
(m3/hari)
127,125
129,798
m3/hari
63,563
64,899
m3/Tahun
23200,313
23688,083
3
4
5
6
7
8
9
10
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
132,527
135,313
138,158
141,062
144,028
147,056
150,148
153,305
66,263
67,656
69,079
70,531
72,014
73,528
75,074
76,652
24186,109
24694,605
25213,792
25743,895
26285,143
26837,770
27402,016
27978,125
Vol. Sampah
Umur
Ketinggian
Kebutuha
n
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
Pemadatan
(m3/Thn)
23200
23688
24186
24695
25214
25744
26285
26838
27402
27978
Total
Pakai TPA
Sampah
n Lahan
(Tahun)
(m)
(Ha)
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
-
0,385
0,395
0,405
0,412
0,420
0,430
0,440
0,450
0,460
0,470
4,267
Untuk luasan sel perharinya pada tahun 2012 adalah 17,00 m 2/hari.
Untuk Perhitungan Zona, Blok dan Sel untuk tahun selanjutnya dapat dilihat
pada tabel dibawah ini :
0,385
0,395
0,405
0,412
0,420
0,430
0,440
0,450
0,460
0,470
2012
3850
351
21,188
2013
3950
323
21,633
2014
4050
331
22,088
2015
4120
337
22,552
2016
4200
343
23,026
2017
4300
351
23,510
2018
4400
360
24,005
2019
4500
368
24,509
2020
4600
376
25,025
2021
4700
384
25,551
2.7.
a.
Lokasi TPA
Lokasi TPA yang ada sekarang terdapat pada kampung adi-adi
Desa
Lokasi TPA
Botteng
ADI-ADI
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
penggali, juga dapat difungsikan sebagai alat muat, atau bahkan sebagai alat
angkut untuk jarak tertentu.
Desain alat sendiri selalu dikembangkan kemampuannya, dan bahkan
dalam pengembangan teknologi alat berat, terkadang diciptakan alat baru
yang semula belum ada, dalam upaya manusia untuk dapat melakukan
kegiatan konstruksi dengan lebih mudah, lebih cepat, lebih hemat, dan lebih
aman. Dengan demikian pelaksanaan proyek konstruksi dapat dilaksanakan
lebih efektif dan lebih efisien.
Pengembangan jumlah alat konstruksi yang dimiliki oleh perusahaan
konstruksi (kontraktor) umumnya di peroleh dari investasi awal dan investasi
baru dengan sumber dana dari hasil kegiatan kegiatan perusahaan tersebut
dimasa dahulu.
Jumlah alat berangsur angsur bertambah untuk melaksanakan
pekerjaan yang diperoleh dan akhirnya mencapai suatu jumlah paket alat yang
cukup banyak yang perlu dikelola dengan baik secara terpisah.
Peranan alat konstruksi dalam pelaksanaan pekerjaan tidak dapat
diabaikan terutama proyek proyek yang padat alat. Bahkan keberhasilan
suatu proyek bias sangat tergantung dari peranan alat.
Secara teori, biaya penyusutan alat dihitung berdasarkan atas umur
ekonomi alat, yang biasanya ditetapkan selama 5 (lima) tahun untuk alat alat
berat yang bergerak. Tetapi menurut kenyataan yang ada, umur ekonomi alat
biasanya lebih besar dari umur alat secara teori. Oleh karena ittu, bila
pengelolahan alat berlangsung dengan baik, biasanya umur alat akan menjadi
lebih lama dibanding pengelolaan alat yang kurang baik. Dengan demikian
kualitas pengelolaan alat (manajemen alat) sangat penting perannya dalam
meningkatkan daya saing suatu perusahaan.
Untuk dapat mengelola alat dengan baik, maka memang diperlukan
suatu divisi khusus (bila jumlah alat yang dimiliki cukup besar). Hanya saja
kelemahan kelemahan yang timbul seperti yang diuraikan di atas, harus
dapat diatur dengan sebaik baiknya.
3.2.
Bulldozer (120 300 HP) sangat efisien dalam operasi perataan dan
pemadatan tetapi kurang dalam kemampuan penggalian. Gunakan blade
Kedisiplinan pemanfaatan jalur track (traficability) pada lahan dan bidang kerja
TPA yang telah disiapkan, jalan operasional dan tanah penutup
Instruksi yang jelas dan training bagi operator untuk menggunakan dan
memelihara alat - alat berat.
3.3. Kegiatan Operasional Alat Berat
Berbagai
kegiatan
operasional
penimbunan
sampah
di
lahan
2.
3.
3.4.
jumlah dan kapasitas alat merupakan faktor faktor penentu. Tidak setiap alat
berat dapat dipakai untuk setiap proyek. Oleh karena itu pemilihan alat berat
yang tepat sangatlah diperlukan. Oleh karena itu pemilihan alat berat yang
tepat sangatlah diperlukan. Apabila terjadi kesalajan dalam pemilihan alat
berat maka akan terjadi keterlambatan di dalam pelaksanaan, biaya proyek
yang membengkak, dan hasil yang tidak sesuai dengan rencana.
Dalam pemilhan alat berat, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan.
Sehingga kesalahan dalam pemilihan alat dapat dihindari. Faktor faktor
tersebut antara lain :
1.
Fungsi yang harus dilaksanakan. Alat berat dikelompokan berdasarkan
fungsinya, seperti untuk menggali, mengangkut, meratakan permukaan dan
lain lain,
2.
Kapasitas peralatan. Pemilihan alat berat didasarkan pada volume total atau
berat material yang harus diangkut atau dikerjakan. Kapasitas alat yang dipilih
harus sesuai dengan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan pada waktu yang
3.
telah ditentukan,
Cara operasi. Alat berat dapt dipilih berdasarkan arah (horizontal maupun
4.
vertical) dan jarak gerakan, kecepatan, frekuensi gerakan, dan lain lain
Pembatasan dari metode yang dipakai. Pembatasan yang mempengaruhi
pemilihan
alat
berat
antara
lain
peraturan
lulu
lintas,
biaya,
dan
7.
8.
dataran rendah,
Jenis dan daya dukung tanah. Jenis tanah di lokasi proyek dan jenis material
yang dikerjakan dapat mempengaruhi alat berat yang akan dipakai. Tanah
selalu
dilakukan
pemeliharaan,
sehingga
perlu
diatur
waktu
Utilitas, yaitu alat selalu di upayakan agar tetap dapat beroperasi sehingga
b.
1.
Pengoperasian Alat
Dalam rangka mencapai dua hal tersebut diatas, maka penggunaan alat
perlu memperhatikan hal hal sebagai berikut :
a.
d.
Dipikirkan hambatan dari cuaca dan hambatan lain untuk dapat menekan idle
lingkungan sekitarnya,
Perlu dibuat jadwal
kerja
dari
masing
masing
alat
dengan
memang
sudah
layak
untuk
di
operasikan.
Ditinjau
dari
keselamatan kerja, maka semua alat, terutama alat angkut, harus dinyatakan
kelayakan pakainya. Hal ini sering di abaikan, sehingga alat yang sebenarnya
tidak layak untuk di operasikan, tetapi digunakan jaga tanpa suatu
pengawasan yang ketat, sehingga sering menimbulkan kecelakaan kerja. Di
dalam Safety management semua alat berat yang akan digunakan harus ada
surat keterangan tentang kelayakan paka dari setiap alat yang digunakan. Di
dalam kegiatan Safety control, alat yang tidak memiliki surat keterangan layak
pakai, tidak diperbolehkan untuk digunakan.
Yang sering menjadi pertanyaan adalah siapa atau badan apa yang
mempunyai hak untuk mengelurkan surat keterangan kelayakan pakai dari
suatu alat. Di dalam praktik sering kita temui alat angkut/ angkat yang
sebenarnya sudah tidak layak digunakan, tetapi karena berbagai alasan lolos
juga untuk digunakan, sekalipun sudah sering terjadi kecelakaan.
Biasanya alat alat yang memiliki ukuran seperti timbangan berat, maka
ukuran tersebut dalam periode tertentu harus dikalibrasi ulang, untuk
meyakinkan apakah angka angka yang ditunjukan pada ukuran yang tertera,
masih benar atau tidak. Apabila dalam proses kalibrasi ternyata angka yang di
tunjukkan tidak sesuai dengan ukuran yang sebenarnya, maka dalam kalibrasi
tersebut harus dapat memberikan faktor tertentu. Sebagai misal ukuran berat
yang ada dalam alat menunjukan berat 10 kg, ternyata yang benar adalah 8 kg,
maka dalam hal ini semua pembacaan dalam ukuran alat tersebut harus
dikalikan dengan faktor sebesar : 8/10 atau 0,80. Surat keterangan tentang
kalibrasi biasanya memberi batasan waktu berlakunya. Oleh karena itu,
langkah pertama yang harus di lakukan adalah memeriksa apakah surat
keterangan kalibrasinya masih berlaku atau sudah kadaluwarsa. Dalam hal ini,
alat yang kalibrasinya sudah kadaluwarsa, maka alat tersebut tidak boleh
digunakan sebelum ditera ulang untuk memperoleh faktor koreksi yang baru.
Jadi dapat disimpulkan bahwa penggunaan alaat berat, memliki
a.
b.
layak pakai),
Surat keterangan kalibrasi yang masih berlaku, untuk ukuran ukuran yang
c.
diketahui,
maka
selebihnya
kita
akan
membahas
tentang
bagaimana
Maka dari itu kita perlu membuat perhitungan produksi peralatan secara
teoritis dengan memperhitungkan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Produksi didasarkan pada pelaksanaan volu-me yang dikerjakan per siklus
waktu dan jumlah siklus dalam satu jam. Secara teoritis produksi perelatan
berdasarkan rumus :
...........................
( 3.1 )
dimana :
Q
q
tanah lepas.
N
effisiensi kerja.
Cm
tanah
semula
Pasir
Tanah liat
berpasir/tanah biasa
Tanah liat
Tanah campur kerikil
(A)
(B)
(C)
(A)
(B)
(C)
(A)
(B)
(C)
(A)
(B)
Lepas
1,11
1,00
1,17
1,25
1,00
1,39
1,25
1,00
1,59
1,18
1,00
Padat
0,95
0,86
1,00
0,90
0,72
1,00
0,90
0,63
1,00
1,08
0,91
Kerikil
Kerikil Kasar
(C)
(A)
(B)
(C)
(A)
(B)
(C)
(A)
(B)
(C)
(A)
(B)
(C)
(A)
(B)
(C)
(A)
(B)
(C)
0,93
1,00
0,88
0,97
1,00
0,70
0,77
1,00
0,61
0,82
1,00
0,59
0,76
1,00
0,57
0,71
1,00
0,56
0,77
1,09
1,13
1,00
1,10
1,42
1,00
1,10
1,65
1,00
1,35
1,70
1,00
1,30
1,75
1,00
1,24
1,80
1,00
1,38
Produktivitas Bulldozer
Rumus umum produktivitas bulldozer adalah sebagai berikut :
Produktivitas = Pmt x f
Dimana
b.
:
Pmt
: Faktor koreksi
= Kb x T
Dimana
1,00
1,03
0,91
1,00
1,29
0,91
1,00
1,22
0,74
1,00
1,31
0,77
1,00
1,40
0,80
1,00
1,30
0,72
1,00
c.
d.
Kb
3.6.2.
Produktivitas Excavator
Prod
= f x Kb x 60 / Ct m3 / jam
berikut :
Kondisi kekerasan tanah
Ukuran bucket
Cycle time
Untuk cycle time, ditentukan oleh kecepatan dari 4 (empat) gerakan
dasar yaitu :
Excavating time
Swing time dengan muatan
Dumping time
Swing time, tanpa muatan (kosong)
Sedangkan cycle time itu sendiri, nilainya di pengaruhi oleh :
Metode kerja (sudut swing di upayakan sekecil mungkin)
Ketrampilan dan motivasi dari operator
Kondisi tanah
Kondisi alat
Cycle time tersebut dapat dihitung secara teoritis, tetapi lebih realisitk
diperoleh dari pengamatan langsung pada waktu kerja, hal ini disebabkan oleh
ketidak pastian dari faktor yang mempengaruhinya.
Dimana
:
Kp
F
Kbu
Ct
: kapasitas produksi
: faktor koreksi dari bucket
: Kapasitas Bucket
: cycle time dalam detik
1.
effisiensi kerja.
xK
Produksi per siklus ( q )
.....................................................( 3.3 )
dimana :
q1
3.
Waktu siklus ( Cm )
.........(3.4 )
Waktu menggali biasanya tergantung pada kedalaman galian dan kondisi
galian.
4.
5.
7.
Perapian Tebing
A = (lebar bucket 0,3 m) x panjang perapian x x E .....(3.5)
Dimana :
A = produksi per jam (m2/jam).
Cm = waktu siklus (detik).
E = effisiensi kerja.
Wakti siklus (Cm)
Waktu siklus
=
waktu perapian + waktu travel ...... (3.6)
Waktu perapian
= ..................
(3.7)
6.
Effisiensi kerja
Effisiensi kerja berkisar 0,2 0,4.
Pemadatan
A = (lebar bucket 0,3 m) x panjang bucket x x E ......
(3.8)
Dimana :
A = produksi per jam (m2/jam).
Cm = waktu siklus (detik).
8.
E = effisiensi kerja.
Waktu siklus (Cm)
Waktu siklus = w. pemedatan x jum. pemedatan + w. travel....(3.9)
Waktu pemedatan
=
4 7 detik.
Jumlah pemedatan
=
2 3.
Waktu travel
=
8 12 detik.
Untuk menghitung pruduksi per jam kombinasi pekerjaan perapian dan
pemedatan, maka waktu travel tidak ditambahkan pada waktu siklus. Produksi
trimming (m2/jam)
=
9. Effisiensi kerja.
Effisensi kerja berkisat antara 0,2 0,4
Tabel 3.2. Faktor Perapian
Panjang Tebing (m)
-0,5
0,2
-0,5 - 1
0,1
12
0,08
2-4
0,05
4 - lebih
0,02
ng tidak mebutuhkan gaya gali dan dapat dimuat menunjang dalam bucket.
g, pasir yang telah memadat dan sebagainya, atau menggali dan memuat gravel langsung dari bukit-gravel-asli.
erpasir, tanah kloidal liat, tanah liat, dengan kadar air tinggi, yang telah di stockpileoleh ekskavator lain. Sulit untuk
sil ledakan, batu bundar, pasir campur batu-batu bundar, tanah berpasir, tanah campur tanah liat, tanah liat yang
Baik
Sedang
Buruk
Baik Sekali
0,84
0,81
0,75
0,70
Baik
0,78
0,75
0,71
0,65
Sedang
0,72
0,69
0,65
0,60
Buruk
0,63
0,61
0,57
0,52
Sudut putar
45 - 90 derajat
4 -7
90 - 180 derajat
5-8
Dalam Galian
(m)
Mudah
Biasa
Agak sukar
sukar
02
15
26
04
11
17
28
4 lebih
13
19
30
3.6.3.1
dimana :
Cm = waktu siklus (menit)
D = jarak gusur (meter)
F = kecepatan maju (meter/menit)
R = kecepatan mundur (meter/menit)
Z = waktu tetap (menit)
CARA KERJA LOADER
Loader bekerja dengan gerakan dasar pada bucket dan cara membawa
muatan untuk dimuatkan ke alat angkut atau alat yang lain. Gerakan bucket
yang penting ialah menurunkan bucket diatas permukaan tanah, mendorong
ke
depan
(memuat /menggusur),
mengangkat bucket,
membawa dan
V
W
=
laboratorium
=
effisiensi kerja dari pas-pas yang dilalui.
a. Kecepatan operasi (V)
Kompaktor tanah
Temper
4 10 km/jam.
sekitar 1,0 kim/jam.
W
Lebar roda-gerak = 0,2 m.
Lebar roda-gerak = 0,2 m.
(lebar roda gerak x 2) = 0,2 m.
Jarak antara bagian paling luar
35
48
Mesin gilas-getar
48
Kompaktor tanah
4 10
bawah ini :
Jika pekerjaan relatif mudah dengan kondisi tanah yang mudah dipadatkan, E
= 0,4 0,6.
b.
Jika pemadatan dilakdanakan untuk lapisan sub-dasar (subbase) atau
pemadatan yang sulit, dan kondisi tanah yang kurang baik, E = 0,4 0,6.
2.
(3.11)
Cm3/
Satuan Metrik
Dimana
W
L
S
= 16,3
BAB IV
PERENCANAAN KEBUTUHAN ALAT BERAT
4.1.
EXCAVATOR
Bagian-bagian utama dari Excavator antara lain :
Bagian atas yang dapat berputar (Revolving unit)
Bagian bawah untuk berpindah tempat (Travelling unit)
Crane,
Shovel, Back Hoe, Dragline, dan Clam shell. Bagian bawah Excavator ada
yang menggunakan roda rantai (Crawler truck) ada yang dipasang di atas
truck (mounted truck).
Unit Operasional Excavator
melalui dua tuas utama yang ada di kanan-kiri sheat operator dalam kabin
Travelling dikontrol oleh dua tuas yang dilengkapi dengan dua pedal
4.2.
Bulldozer
Pada dasarnya merupakan traktor sebagai penggerak
utama , yang
komatsu SAA6D114E-3
Jumlah Silinder
6 Cyl
Tenaga
Rated RPM
1950 RPM
Undercarriage
4.3.
Pada dasarnya Loader sangat efisien dalam pemindahan baik tanah maupun
sampah tetapi kurang dalam kemampuan pemadatan.
Spesifiakasi Loader komatsu WA100 - 3 Avance
ENGINE
: KOMATSU 6D95L
POWER
( 6CYLINDER)
4.4.
TIRE SIZE
: 16.9-24
OPERATING WEIGHT
: 6735KG
LENGTH
: 5875 mm
WIDTH
: 2340 mm
HEIGHT
: 3075 mm
CAB
: ROPS/FOPS
Landfill compactor
Landfill Compactor (816F seri 2) yang berfungsi untuk meratakan dan
memadatkan permukaan tanah dan gumpalan sampah. Permukaan tanah yang
telah dipadatkan dengan tamping roller akan menjadi lebih licin dan rata jika
dipadatkan lagi dengan alat ini. Kedalaman efektif lapisan yang dipadatkan
dengan alat ini sekitar 10 cm sampai 20 cm.
spesifiakasi Landfill compactor Cat 816F seri 2
Model enggine
Cat C9 ACERT3
Tenaga
Rated RPM
2015 RPM
OPERATING WEIGHT
52364 lb
7854 mm
3801 mm
Wheelbase
3350 mm
Ground Clearance
456 mm
Max Speed
4.5.
10.6 km/h
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
Dari hasil perhitungan produktifitas alat berat pada pekerjaan TPA
sampah dengan metode sanitary landfill di Kampung Adi-Adi Desa Botteng
b.
= 2 Buah
c.
= 2 Buah
d.
= 1 Buah
e.
5.2.
= 2 Buah
Saran saran
Adapun saran saran yang penulis dapat berikan adalah
diantaranya :
1.
2.
lancar.
3.
Sebaiknya pemilihan lahan untuk pembangunan TPA jauh dari pemukiman
penduduk.