Você está na página 1de 10

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II

SEMESTER GANJIL 2015/2016


PENGENDAPAN TIMBAL BALIK SOL HIDROFOB

NAMA

: Shafira Nurhasanah

NIM

: 1137040064

KELAS

: 5/B

KELOMPOK

: 3 (Hijau)

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SGD BANDUNG
2015

Tanggal Praktikum

: 10 September 2015

Tanggal Laporan

: 17 September 2015

PERCOBAAN 1
PENGENDAPAN TIMBAL BALIK SOL HIDROFOB

A. TUJUAN
- Mengidentifikasi pengaruh timbal balik dari dua sol hidrofob yang berlawanan
muatan
- Menentukan konsentrasi relatif kedua sol hidrofob tersebut pada saat terjadi
pengendapan timbal-balik sempurna
B. DASAR TEORI
Sol adalah sebutan untuk sistem koloid dengan fasa terdispersi zat padat dan
medium pendispersi zat cair. Partikel partikel fasa terdispersi tidak menggumpal dan
mengendap, hal ini disebabkan karena sol mempunyai kestabilan tertentu. Berdasarkan
kestabilan ini, sol dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu sol liofob dan sol liofil.
Kestabilan sol hidrofob disebabkan oleh karena adanya lapisan rangkap listrik diantara
permukaan partikel dan medium pendispersinya. Permukaan partikel terdispersi
mengadsorpsi ion ion tertentu sehingga partikel tersebut memperoleh muatan listrik
tertentu. Partikel partikel koloid akan bermuatan sejenis sehingga satu sama lain saling
tolak menolak dan ion ion disekitarnya akan terdistribusi membentuk lapisan rangkap
listrik menyesuaikan dengan muatan pada permukaan partikel tersebut. Jadi adanya
sedikit elektrolit dapat menstabilkan ion.
Kestabilan sol hidrofil disebabkan oleh karena partikelpartikel terdispersi
memiliki afinitas yang besar terhadap molekulmolekul air sehingga menjadi partikel
partikel terhidrasi (terselubungi oleh molekulmolekul air). Sol hidrofob dapat
diendapkan dengan menambahkan elektrolit. Interaksi yang terjadi antara partikel sol
dengan ion yang berlawanan muatan akan mengakibatkan penetralan muatan partikel,
menghilangkan kestabilan sol tersebut karena hilangnya gaya tolak menolak antar partikel
dan sol tersebut akan terflokulasi, akhirnya partikelpartikel sol akan mengendap. Efek
yang sama dapat diperoleh apabila ke dalam suatu sol ditambahkan sol lain yang
berlawanan muatan. Proses ini disebut dengan pengendapan timbal balik. Dalam hal ini
akan terjadi pengendapan sempurna bila kedua sol dicampurkan dengan perbandingan

tertentu. Pada percobaan ini akan ditentukan perbandingan kedua sol hidrofob yang
berlawanan muatan untuk mengasilkan pengendapan sempurna.
C. ALAT DAN BAHAN
Alat

Ukuran

Jumlah

Tabung reaksi

20 buah

Rak tabung reaksi

2 buah

Pipet ukur 10 mL

10 mL

2 buah

Gelas kimia 150 mL

150 mL

4 buah

Filler

1 buah

Pipet tetes

2 buah

Botol semprot

2 buah

Bahan

Jumlah

Sol bermuatan positif (sol besi (III) oksida)

22,5 mL

Sol bermuatan negatif (sol arsen (III) sulfida)

22,5 mL

Aquades

secukupnya

D. PROSEDUR KERJA
Sebanyak 9 tabung reaksi ditambahkan larutan sol besi (III) oksida dan larutan sol
arsen (III) sulfida secara berurutan seperti dalam tabel di bawah.
Tabung Reaksi

Sol besi (III) oksida (mL)

Sol arsen (III) sulfida (mL)

1
0,5
4,5
2
1
4
3
1,5
3,5
4
2
3
5
2,5
2,5
6
3
2
7
3,5
1,5
8
4
1
9
4,5
0,5
Setelah kedua campuran berada di dalam tabung reaksi, campurkan kedua sol tersebut
dengan membalik-balikkan tabung reaksi yang telah ditutup oleh aluminium foil. Tunggu
selama 15 menit dan amati terbentuknya endapan di dalam tabung reaksi.
E. HASIL PENGAMATAN

Tabung
Reaksi

Sol besi (III) oksida


(mL)

Sol arsen (III) sulfida


(mL)

Hasil Pengamatan

1
2
3
4
5
6
7
8
9

0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
4,5

4,5
4
3,5
3
2,5
2
1,5
1
0,5

+++++++++
++++++++
+++++++
++++++
+++++
++++
+++
++
+

F. PENGOLAHAN DATA

Keterangan : Mpengendapan sol besi (III) oksida = 9,19

Mpengendapan sol arsen (III) sulfida = 3,33


Tabung 1

Tabung 2

Tabung 3

Tabung 4

Tabung 5

Tabung 6

Tabung 7

Tabung 8

Tabung 9

G. PEMBAHASAN
Pada percobaan ini sol yang digunakan adalah sol besi (III) oksida (Fe 2O3) sebagai
sol bermuatan positif dan sol arsen (III) sulfida (As 2S3) sebagai sol bermuatan negatif.
Partikel-partikel koloid mendapat muatan listrik melalui dua cara, yaitu dengan proses
adsorpsi dan proses ionisasi gugus permukaan partikel. Sol Fe2O3 dan sol As2S3 dibuat
dengan cara adsorpsi.
Dalam sistem koloid terdapat muatan sejenis. Oleh karena sejenis, maka akan
terdapat gaya tolak-menolak antar partikel koloid. Hal ini menyebabkan partikel-partikel
tersebut tidak bergabung dan memberikan kestabilan pada sistem koloid (mencegah
partikel-partikel koloid bergabung dan mengendap karena adanya gaya gravitasi). Selain
itu, kestabilan koloid juga disebabkan adanya lapis rangkap listrik pada permukaan
partikel terdispersi dengan medium pendispersi. Sistem koloid bersifat netral karena
partikel-partikel koloid yang bermuatan berinteraksi dengan muatan berlawanan pada
medium pendispersi.
Partikel-partikel koloid stabil karena memiliki muatan listrik yang sejenis. Ketika
muatan listrik itu hilang, partikel-partikel koloid akan bergabung membentuk gumpalan.
Proses penggumpalan ini disebut flokulasi dan gumpalannya disebut flok. Gumpalan ini
akan mengendap disebabkan oleg gaya gravitasi. Peristiwa ini disebut dengan koagulasi.
Pengendapan terjadi pada penambahan sedikit sol positif (sol Fe2O3) dan penambahan
lebih banyak sol negatif (sol As2S3). Hal ini terjadi karena ion yang valensinya lebih besar
akan memiliki kekuatan koagulasi lebih besar bergantung pada muatan solnya. Arsen dan
besi sama-sama memiliki muatan +3, akan tetapi jika dalam air, arsen (III) sulfida akan
menarik anion sedangkan besi (III) oksida akan menarik kation. Akan tetapi, ukuran ion
As3+ lebih besar dibandingkan Fe3+ sehingga ikatan As2S3 lebih mudah untuk dilepaskan,
sedangkan ikatan Fe2O3 akan semakin kuat. Oleh karena itu, dibutuhkan jumlah As 2S3

yang lebih banyak untuk bisa memutuskan ikatan Fe 2O3 sehingga sol positifnya bisa
terkoagulasi oleh sol negatif. Teori tersebut sesuai dengan hasil dari percobaan ini,
dimana dari 9 tabung reaksi yang berisi sol positif dan sol negatif dengan variasi volume
yang berbeda, tabung reaksi 1 menghasilkan endapan yang lebih banyak dibandingkan
tabung reaksi 2 dan tabung reaksi lainnya. Konsentrasi relatif yang dihasilkan oleh tabung
reaksi 1 sampai 9 secara berurutan sebesar 0,3066; 0,6899; 1,1827; 1,8398; 2,7597;
4,1396; 6,4394; 11,0390; 24,8378. Dari 9 tabung reaksi tersebut, tabung 1 memiliki nilai
konsentrasi relatif pengendapan timbal balik sempurna sebesar 0,3066.
H. KESIMPULAN
Pengaruh timbal balik dari dua sol hidrofob yang berlawanan muatan akan
mengakibatkan penetralan muatan partikel, menghilangkan kestabilan sol tersebut
karena hilangnya gaya tolak menolak antar partikel dan sol tersebut terflokulasi,
akhirnya partikel-partikel sol tersebut akan mengendap.
Konsentrasi relatif sol hidrofob Fe2O3 dan sol As2S3 pada saat terjadi pengendapan
timbal balik sempurna adalah 0,3066 dengan Mp+ dan Mp- secara berturut-turut
sebesar

I. TUGAS
Tentukan konsentrasi relatif dari kedua sol pada saat terjadinya pengendapan sempurna
setelah campuran dibiarkan selama 15 menit.
Jawab
Konsentrasi relatif sol hidrofob Fe2O3 dan sol As2S3 pada saat terjadi pengendapan timbal
balik sempurna adalah 0,3066 dengan Mp+ dan Mp- secara berturut-turut sebesar
.

J. DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Pengendapan Timbal Balik Sol Hidrofob. Diakses pada 9 September 2015
pukul 19.05 wib melalui http://chemistryofdrizzle.blogspot.com
Atkins, PW. 1083. Kimia Fisika. Jakarta: Erlangga
Sukarjo. 1985. Kimia Fisika Universitas. Jakarta: Gramedia
Triana, Kartika. 2012. Pengendapan Timbal Balik Sol Hidrofob. Diakses pada 11
September 2015 pukul 13.45 wib melalui www.scribd.com
Tony, Brod. 1999. Kimia Fisika Universitas. Jakarta: Yudistira

LAMPIRAN

Você também pode gostar