Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
NAMA KELOMPOK :
Arum Rachmawati
Tiara Cataleya
Ummi Sarofah
Yuhanis Yuliana M.
MODERATOR
PENGERTIAN KALA II
Kala II persalinan adalah proses pengeluaran buah
kehamilan
sebagai
hasil
pengenalan
proses dan
Kontraksi
Dorongan Otot-otot Dinding Uterus
Ekspulsi Janin
Mekanisme Persalinan Normal
KONTRAKSI
Pada kala II, kontraksi uterus menjadi lebih kuat dan cepat yaitu
setiap 2 menit sekali dengan durasi > 40 detik, dan intensitas
semakin lama dan semakin kuat.
Pada tahap ini kepala janin sudah masuk dalam ruang panggul,
maka pada his di rasakan adanya tekanan pada otot- otot dasar
panggul yang secara reflex menimbulkan rasa ingin meneran.
Pasien merasakan adanya tekanan pada rectum dan merasa ingin
seperti BAB.
EKSPULSI JANIN
Bila dasar panggul sudah lebih berelaksasi, kepala janin sudah tidak masuk lagi di
luar his. Dengan his serta kekuatan meneran maksimal, kepala janin di lahirkan
dengan suboksiput di bawah simfisis, kemudian dahi, muka, dan dagu dan
anggota tubuh bayi.
(Mochtar, 2002)
Primi
Multi
Kala II 2 jam
Kala II 1 jam
Kelahiran ini untuk kepala dengan posisi oksiput posterior. Proses ini
terjadi karena gaya tahanan dari dasar panggul, dimana gaya tersebut
membentuk lengkungan carus, yang mengarahkan kepala ke atas
menuju lorong vulva.
6. Restitusi.
Putaran ini terjadi secara bersamaan degan putaran internal dari bahu.
Akan mengalami perputaran dalam arah yang sama dengan kepala janin
terletak dalam diameter rongga panggul
2. Posisi berdiri
Membantu dalam
menurunkan janin dengan
kerja gravitasi, menurunkan
janin kepanggul , dan terus
kedasar panggul.
4. Posisi merangkak
5. Posisi terlentang
Posisi ini juga menyebabkan
waktu persalinan menjadi lebih
lama, besar kemungkinan
terjadinya laserasi perineum dan
dapat mengakibatkan kerusakan
pada syaraf kaki dan punggung.
ASUHAN KALA II
Pemantauan Ibu
a. Kontraksi
Beberapa criteria dalam pemantauan kontraksi uterus pada kala II.
b.
Perineum menonjol.
c. Keadaan Umum
Pemantauan Kesejahteraan Ibu
a. Tanda tanda vital :
Tekanan darah : tekanan darah dapat meningkat 15 25 mmHg selama
kontraksi kala II.
Suhu : mengalami peningkatan 0,50C 100C merupakan hal yang normal
dan fisiologis.
Nadi : Frekuensi denyut nadi ibu bervariasi setiap kali kontraksi. Secara
keseluruhan, frekuensi nadi meningkat selama kala II disertai dengan
takikardi ketika mencapai puncak persalinan.
Pernapasan : pernapasan mengalami sedikit peningkatan. Hal ini
mencerminkan adanya peningkatan metabolisme.
c. Kandung kemih : Kandung kemih pada saat persalinan perlu diperhatikan. Bila
perlu dikosongkan untuk mencegah terjadinya fistula vesiko vaginal.
d. Urine : protein dan keton
e. Hidrasi : Pada saat persalinan, tubuh ibu mengeluarkan cairan berupa keringat
dimana input dan output itu harus seimbang agar tidak menyebabkan
dehidrasi sehingga pada proses persalinan ibu diperbolehkan minum.
f. Kondisi umum : kelemahan dan keletihan fisik ibu, tingkah laku dan respon
terhadap persalinan serta nyeri.
g. Upaya ibu meneran
h. Kontraksi : Sangat kuat dengan durasi 60 70 detik, 2 3 menit sekali. Sangat
sakit dan akan berkurang jika meneran. Kontraksi mendorong kepala ke ruang
panggul yang menimbulkan tekanan pada otot dasar panggul sehingga timbul
reflek dorong meneran
d. Kemajuan Persalinan
Kriteria kemajuan persalinan hasil dari upaya mendorong pasien yang
efektif adalah sebgai berikut:
Penonjolan perineum.
Pembukaan anus.
Mekanisme persalinan.
Pemantauan Janin
PENGERTIAN AMNIOTOMI
Amniotomi adalah indikasi yang di lakukan jika ketuban belum pecah tetapi
serviks sudah membuka.
Amniotomi adalah sebuah irisan bedah melalui perineum yang dilakukan unuk
memperlebar vagina dengan maksud untuk membantu proses kelahiran bayi.
Perlebaran ini dapat dilakukan di garis tengah (midline) atau dari sebuah
sudut dari ujung belakang dari vulva, dilakukan di bawah bius lokal (local
anaesthetic) dan dijahit kembali setelah melahirkan. Ini merupakan suatu
prosedur umum dalam kedokteran yang dilakukan kepada wanita.
INDIKASI AMNIOTOMI
1. Pembukaan lengkap
2. Pada kasus solutio plasenta
3. Jika ketuban belum pecah dan serviks telah
membuka sepenuhnya
2.
3.
4.
5.
KERUGIAN AMNIOTOMI
1. Dapat menimbulkan trauma pada kepala janin yang mengakibatkan
kecacatan pada tulang kepala akibat dari tekanan deferensial meningkat
2. Dapat menambah kompresi tali pusat akibat jumlah cairan amniotic
berkurang.
2. Persiapan Pasien:
3. Persiapan Pelaksanaan:
1. Memberitahukan tindakan
2. Mendekatkan alat
3. Dengarkan dan periksa denyut jantung janin (DJJ) dan catat pada
partograf
4. Cuci kedua tangan dan keringkan
5. Pakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril pada dua tangan
6. Diantara kontraksi lakukan pemeriksaan dalam dengan hati-hati. Raba
dengan hati-hati selaput ketuban untuk memastikan bahwa kepala telah
masuk dengan baik (masuk ke dalam panggul) dan bahwa tali pusat
dan/atau bagian-bagian tubuh yang kecil dari bayi bisa dipalpasi, jangan
pecahkan selaput ketuban
11.
12.
13.
VIDEO AMNIOTOMI
Pengertian Episiotomi
Episiotomi adalah insisi perineum yang dimulai dari cincin vulva
ke bawah, menghindari anus dan muskulus spingter serta
memotong fasia pervis, muskulus konstrikter vagina, muskulus
transversus perinei dan terkadang ikut terpotong serat dari
muskulus levator ani.
Episiotomi adalah suatu sayatan di dinding belakang vagina agar
bukaan lebih lebar sehingga bayi dapat keluar dengan lebih
mudah
Indikasi Episiotomi
a. Gawat janin
b. Persalinan pervaginam dengan penyulit, misalnya presbo, distoksia
bahu, akan dilakukan ekstraksi forcep, ekstraksi vacuum
c. Jaringan parut pada perineum ataupun pada vagina
d. Perineum kaku dan pendek
e. Adanya rupture yang membakat pada perineum
f. Premature untuk mengurangi tekanan
Kontraindikasi Episiotomi
Bukan persalinan pervaginam
Kecenderungan perdarahan yang tidak terkontrol
Pasien menolak dilakukan intervensi operatif
Penatalaksanaan Episiotomi
1. Persiapan :
a. Persiapan alat:
. Bak steril berisi kasa
. Gunting episiotomy
. Betadin
. Spuit 10 ml dengan jarum ukuran minimal 22 dan panjang 4 cm
. Lidokain 1% tanpa epineprin.
2. Prosedur
a. Tunda tindakan episiotomi sampai perineum menipis dan pucat, dan 3-4
cm kepala bayi sudah terlihat pada saat kontraksi.
b. Masukkan dua jari ke dalam vagina di antara kepala bayi dan perineum.
Kedua jari agak direnggangkan dan berikan sedikit tekanan lembut ke arah
luar pada perineum
c. Gunakan gunting tajam disinfeksi tingkat tinggi atau steril, tempatkan
gunting di tengah tengah fourchette posterior dan gunting mengarah ke
sudut yang diinginkan untuk me-lakukan episiotomi mediolateral (jika
anda bukan kidal, episiotomi mediolateral yang dilakukan di sisi kiri lebih
mudah dijahit). Pastikan untuk melakukan palpasi/ mengidentifikasi
sfingter ani eksternal dan mengarahkan gunting cukup jauh kearah
samping untuk rnenghindari sfingter.
d.
e.
f.
Jika kepala bayi belum juga lahir, lakukan tekanan pada luka episiotomi dengan
di lapisi kain atau kasa disinfeksi tingkat tinggi atau steril di antara kontraksi
untuk membantu mengurangi perdarahan. Alasan: Melakukan tekanan pada
luka episiotomi akan menurunkan perdarahan.
g.
Kendalikan kelahiran kepala, bahu dan badan bayi untuk mencegah perluasan
episio-tomi.
h.
Setelah bayi dan plasenta lahir, periksa dengan hati-hati apakah episiotomi,
perineum dan vagina mengalami perluasan atau laserasi, lakukan penjahitan
jika terjadi perluasan episiotomi atau laserasi tambahan.
VIDEO EPISIOTOMI
TERIMA KASIH